0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan6 halaman

Review Journal MCDM Ahp, Topsis, Ahp-Topsis Methode

review jurnal Analisis Perbandingan Menggunakan Metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dalam Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Program Akselerasi

Diunggah oleh

Anisa Aulia
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan6 halaman

Review Journal MCDM Ahp, Topsis, Ahp-Topsis Methode

review jurnal Analisis Perbandingan Menggunakan Metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dalam Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Program Akselerasi

Diunggah oleh

Anisa Aulia
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 6

Judul Analisis Perbandingan Menggunakan Metode AHP, TOPSIS, dan AHP-

TOPSIS dalam Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan


Siswa Program Akselerasi
Jurnal JURNAL ITSMART
ISSN ISSN: 2301–7201
Volume dan Halaman Vol 2. Dan Hal. 16-23
Tahun 2013
Penulis Estining Nur Sejati Purnomo & Sari Widya Sihwi S.Kom., MTI.
& Rini Anggrainingsih
Reviewer Zaky Nur Fuad (16660007)
Anisa Aulia Majid(16660024)
Imam Sya’roni (16660043)
Tanggal 22 April 2018

Abstrak Penulis melakukan penelitian guna membandingkan tiga metode Sistem


Pendukung Keputusan (SPK) yaitu AHP (Analytical Hierarchy Process),
TOPSIS (Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
dan metode gabungan AHP-TOPSIS dengan mengambil studi kasus
mengenai seleksi penerimaan siswa program percepatan belajar
(akselerasi) di SMP Negeri 1 Wonogiri. Pelaksanaan penelitian dilakukan
berdasarkan empat kriteria, yaitu nilai TPA (Tes Potensi Akademik), nilai
prestasi berupa piagam.nilai ,UASBN (Ujian Akhir Sekolah Berstandar
Nasional) dan nilai tes psikotes (IQ).
Penulis melakukan analisis perbandingan dengan Hamming Distance dan
Euclidean Distance. Parameter yang dipakai yaitu hasil perangkingan
sekolah dan peringkat rapor siswa akselerasi (tujuan melihat kesesuaian
hasil dengan ketetapan sekolah) dan nilai rapor siswa akselerasi
(mengetahui tingkat keberhasilan dan juga sebagai parameter untuk
menentukan metode rekomendasi)
Hasil yang diperoleh dengan parameter Hamming Distance terhadap hasil
perangkingan sekolah didapatkan bahwa metode AHP-TOPSIS menjadi
urutan terbaik dengan persentase 96.02%. Sedangkan untuk parameter
Hamming Distance terhadap peringkat rapor siswa akselerasi diperoleh
bahwa metode TOPSIS menjadi metode terbaik dengan persentase
84.21%. Merujuk pada hasil Euclidean Distance terhadap nilai rapor,
metode AHP menjadi metode terbaik dengan nilai 0.47367. Berdasarkan
parameter nilai rapor yang melihat tingkat keberhasilan siswa akselerasi
dan juga sebagai parameter untuk menentukan metode rekomendasi, maka
metode AHP menjadi metode terbaik yang diberikan kepada pihak sekolah
dalam studi kasus penerimaan siswa program akselerasi.

Kata Kunci: AHP, akselerasi, penerimaan siswa, sistem pendukung


keputusan, TOPSIS
Pendahuluan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem berbasis komputer
interaktif yang membantu pengambil keputusan memanfaatkan data dan
model untuk menyelesaikan suatu masalah. Di dalam SPK terdapat
beberapa metode untuk mendukung pengambilan keputusan, diantaranya :
AHP ( digunakan sebagai alat bantunya yaitu penelitian) dan TOPSIS (
digunakan sebagai model pendukung keputusannya) serta Kombinasi AHP
dan TOPSIS (digunakan sebagai model pendukung keputusannya). Ketiga
metode tersebut digunakan untuk menetukan Analisis Perbandingan
Menggunakan Metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS dalam Studi
Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Program
Akselerasi
Pelaksanaan nya penulis melakukan studi kasus mengenai seleksi
penerimaan peserta didik program percepatan belajar (akselerasi) yang
berlokasi di SMP Negeri 1 Wonogiri. Dalam seleksi penerimaannya, pihak
sekolah menetapkan beberapa kriteria, yaitu nilai UASBN (Ujian Akhir
Sekolah Berstandar Nasional), nilai TPA (Tes Potensi Akademik), nilai tes
psikotes (IQ), dan nilai prestasi berupa piagam.
Analisis perbandingan dengan membandingkan Hamming Distance agar
dapat melihat tingkat kemiripan antara perhitungan sebelumnya dengan
perhitungan setelah menggunakan metode ditinjau dari jumlah perbedaan
posisinya dan Euclidean Distance agar dapat melihat seberapa jauh jarak
perbedaan tersebut.
Tujuan Dalam analisis perbandingannya, penulis akan membandingkan dengan
Hamming Distance dan Euclidean Distance. Tujuan diterapkannya
Hamming Distance guna melihat tingkat kemiripan antara perhitungan
sebelumnya dengan perhitungan setelah menggunakan metode ditinjau dari
jumlah perbedaan posisinya. Sedangkan tujuan Euclidean Distance yaitu
melihat seberapa jauh jarak perbedaan tersebut.
Metodologi Pelaksanaan penelitian ini, penulis merumuskan 4 tahap Metodologi, yaitu:

1. Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara
dan study literature. Observasi dan wawancara dilakukan untuk mencari
dan mengumpulkan data serta informasi langsung dari sekolah seperti data
siswa, kriteria- kriteria, dan bobot. Wawancara dilakukan dengan pihak
dari SMP Negeri 1 Wonogiri yang bertanggung jawab terhadap seleksi
penerimaan dan mengacu pada kriteria yang telah didapatkan sebelumnya.
Sedangkan untuk memahami konsep dan penerapan metode AHP,
TOPSIS, dan AHP-TOPSIS, penulis melakukan study literature melalui
internet, dan buku- buku yang relevan.

2. Tahap Analisa Awal


Setelah penulis melakukan pencarian dan pengumpulan data, penulis
melakukan analisa mengenai kriteria- kriteria dan penerapan metode dalam
studi kasus seleksi penerimaan siswa akselerasi. Terdapat tiga penerapan
metode dalam studi kasus ini yakni metode AHP, TOPSIS, dan AHP-
TOPSIS. Kemudian ketiganya akan dibandingkan, sehingga akan diketahui
metode yang tepat untuk mendapatkan peserta didik yang berkualitas.

3. Tahap Implementasi
Tahap implementasi melakukan pembuatan database menggunakan
MySQL, kemudian dilakukan kodifikasi program dengan menerapkan
bahasa pemrograman PHP, dan dilakukan juga debugging untuk mecari
error yang selanjutnya akan diperbaiki.
4. Tahap Pengujian
Pelaksanaan tahap pengujian dilakukan dengan analisa perbandingan hasil
menggunakan Hamming Distance untuk melihat perbedaan posisi dan
Euclidean Distance untuk melihat seberapa jauh jarak perbedaan tersebut
terhadap hasil dari ketiga metode berdasarkan parameter berikut:
1. Hasil sekolah, berupa urutan peringkat dari sekolah untuk semua
siswa.
2. Nilai rapor semester I hanya untuk kelas akselerasi. Diasumsikan
pada semester I, prestasi siswa akselerasi belum terpengaruh
dengan kondisi apapun.
Untuk rekomendasi, menggunakan parameter tingkat keberhasilan siswa
akselerasi yang dilihat dari nilai rata-rata rapornya sebagai prioritas utama,
dengan asumsi bahwa prestasi siswa belum terpengaruh dengan kondisi
apapun.
Hasil dan Pembahasan 4.1 Penyusunan Struktur Hirarki Kriteria
Kriteria – kriteria dalam seleksi penerimaan siswa program akselerasi ini
didapatkan dari pihak sekolah. Kriteria tersebut antara lain kriteria nilai tes
potensi akademik, kriteria nilai tes psikotes (IQ), kriteria nilai UASBN,
dan kriteria nilai prestasi Selanjutnya kriteria-kriteria tersebut diberikan
bobot yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung kepada pihak
sekolah yang bertanggung jawab terhadap proses seleksi penerimaan siswa
program akselerasi.
Tabel 3 merupakan nilai pembobotan yang diperoleh dari hasil wawancara.

Tabel 3 Bobot Hasil Wawancara


Kriteria Derajat Kriteria
kepentingan
TPA 3x IQ
TPA 5x UASBN
TPA 6x Piagam
IQ 5x UASBN
IQ 5x Piagam
UASBN 2x Piagam
Untuk bobot kriteria TPA tiga kali lebih penting dibandingkan dengan IQ,
sehingga bobot kriteria IQ dibandingkan dengan TPA merupakan
kebalikannya yaitu 1/3 kali lebih penting, begitu seterusnya.

Tabel 4 merupakan sampel data untuk dilakukan perhitungan dengan


metode AHP, TOPSIS, dan AHP-TOPSIS.
Tabel 4 Data sampel untuk perhitungan manual
No Nama TPA IQ UASBN Piagam
1A 89 123 9.6222 1
2B 88 131 9.5555 -
3C 86 135 9.5111 -
4D 82 129 8.6 1
5E 85 129 9.4 -
4.2 Perhitungan dengan AHP
Tahapan perhitungan :
1. Menyusun hirarki yang diawali dengan tujuan, kriteria, dan
alternatif siswa pada tingkat paling bawah.
2. Menetapkan perbandingan berpasangan antara kriteria-kriteria
dalam bentuk matriks. Nilai perbandingan berpasangan
berdasarkan pembobotan yang didapatkan dari hasil wawancara
dengan pihak dari SMP Negeri 1 Wonogiri yang bertanggung
jawab terhadap seleksi penerimaan dan mengacu pada kriteria yang
telah didapatkan sebelumnya.Nilai diagonal matriks sebagai
perbandingan elemen dengan elemen itu sendiri maupun
elemen lainnya diisi dengan nilai bobot di tabel 4 dan diisi
dengan nilai kebalikannya ketika kondisinya respirokal,
kemudian dijumlahkan perkolom.
3. Menghitung prioritas masing- masing kriteria, dengan cara
membagi isi matriks perbandingan berpasangan dengan
jumlah kolom yang bersesuaian, kemudian menjumlahkan
perbaris. Setelah itu hasil penjumlahan dibagi dengan
banyaknya kriteria sehingga ditemukan bobot prioritas.
4. Membuat matriks penjumlahan setiap baris dengan mengalikan
nilai prioritas pada tabel matriks nilai kriteria dengan matriks
perbandingan berpasangan.
5. Menghitung rasio konsistensi untuk memastikan bahwa nilai rasio
konsistensi (CR) <= 0.1, jika nilainya lebih besar dari 0.1 maka
matriks perbandingan berpasangan perlu diperbaiki. Kolom jumlah
per baris diperoleh dari kolom jumlah pada tabel penjumlahan tiap
baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari kolom prioritas
tabel matriks nilai criteria. Karena CR <= 0.1, berarti rasio
konsistensi perhitungan dapat diterima dan dapat ke tahap
selanjutnya, yaitu melakukan perhitungan alternatif masing-
masing kriteria untuk mendapatkan prioritas.
6.
Terakhir, melakukan perhitungan untuk mencari rangking
berdasarkan bobot setiap kriteria, dengan cara mengalikan prioritas
alternatif setiap kriteria dengan bobot prioritas kriteria lalu
menjumlahkannya.

4.3 Perhitungan dengan TOPSIS


Langkahnya :
1. Melakukan normalisasi matriks keputusan.
2. Melakukan perhitungan pembobotan padamatriks yang telah
dinormalisasikan.
3. Menentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-)
4. Lakukan perhitungan untuk mencari separation measure positif
(Si+) dan separation measure negatif (Si-).
5. Menghitung kedekatan relatif dari alternatif A+ dengan solusi ideal
A-.

4.4 Perhitungan dengan AHP-TOPSIS


Setelah mengambil inputan bobot dari metode AHP kemudian
mendapatkan urutannya dengan metode TOPSIS.
Langkahnya :
1. Diawali dengan menggunakan perhitungan AHP .
2. Memulai proses TOPSIS dengan melakukan normalisasi matriks
keputusan
3. menghitung pembobotan pada matriks yang telah
dinormalisasikan.
4. Menentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-).
5. Menghitung separation measure positif (Si+) dan separation
measure negatif (Si-).
6. menghitung kedekatan relatif dari alternatif A+ dengan solusi ideal
A-.

4.5 Pengujian
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan dua pengukuran, yaitu
Hamming Distance dan Euclidean Distance terhadap hasil dari tiga
metode, berdasarkan parameter :
1. Hasil sekolah berupa urutan peringkat untuk semua siswa.
2. Peringkat rapor siswa akselerasi
3. Nilai rapor semester I untuk kelas akselerasi, dengan asumsi prestasi
siswa tidak terpengaruh terhadap kondisi apapun.
Hasil wawancara menyebutkan antara hasil sekolah dan nilai rapor,
lebih dipertimbangkan nilai rapor sebagai prioritas utama karena
keberhasilan prestasi siswa akselerasi diukur dari parameter tersebut.

1. Hamming Distance ketidaksesuaian antara hasil tiga metode dengan


hasil perangkingan sekolah
Berdasarkan hasil rata-rata persentase Hamming Distance antara hasil
perangkingan sekolah dengan tiga metode seperti pada Tabel 4.20,
Rangking I : metode AHP-TOPSIS karena memiliki persentase terkecil
sehingga memiliki ketidaksesuaian yang paling kecil pula dengan hasil
menurut ketetapan dari sekolah.
Rangking II : AHP
Rangking III : TOPSIS

2. Hamming Distance ketidaksesuaian antara hasil tiga metode,


dengan peringkat rapor semester I untuk siswa akselerasi
Berdasarkan hasil rata-rata persentase Hamming Distance mengenai
ketidaksesuaiannya antara tiga metode dengan peringkat rapor akselerasi
pada Tabel 4.21,
Rangking I : metode TOPSI, karena memiliki persentase
ketidaksesuaian terkecil jika dibandingkan dengan hasil dari sekolah.
Rangking II : AHP-TOPSIS memperoleh urutan kedua
Rangking III : AHP

3. Euclidean Distance antara nilai rapor akselerasi dengan nilai rapor


berdasarkan urutan tiga metode
Menurut hasil dari keseluruhan angkatan yang dikatakan paling mirip
dengan hasil perangkingan sekolah adalah metode AHP, dikarenakan
jika dibandingkan dengan metode lain, metode AHP ini memiliki nilai
yang paling mendekati nol. Oleh karena itulah maka AHP menjadi
metode yang paling baik. Selanjutnya, melakukan perhitungan
pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasikan. Kemudian,
menentukan solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-).
Setelah itu, dilakukan perhitungan untuk mencari separation measure
positif (Si+) dan separation measure negatif (Si-). Tahap selanjutnya
kemudian menghitung kedekatan relatif dari alternatif A+ dengan solusi
ideal A-.
Kesimpulan Merujuk pada pengujian, analisis perbandingan diterapkan dengan
menggunakan Hamming Distance dan Euclidean Distance, dengan
menggunakan parameter nilai rapor,hasil perangkingan sekolah dan
peringkat nilai rapor. Hamming Distance digunakan untuk mengetahui
jumlah perbedaan urutan posisi Euclidean Distance digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh jarak perbedaan urutan prioritas tersebut.
Parameter nilai rapor siswa akselerasi digunakan untuk melihat tingkat
keberhasilan siswa program akselerasi dan sebagai metode rekomendasi.
Parameter hasil perangkingan sekolah dan peringkat nilai rapor
digunakan untuk melihat kesesuaian hasil dengan ketetapan sekolah.
Oleh karena itu, berdasarkan nilai rapor yang merupakan parameter
keberhasilan siswa akselerasi dan juga sebagai parameter untuk
menentukan metode rekomendasi, maka dalam penelitian ini metode
AHP menjadi metode rekomendasi terbaik yang diberikan kepada pihak
sekolah dalam studi kasus penerimaan siswa program akselerasi.
Saran dalam penelitian selanjutnya diharapkan dapat ditambahkan
kriteria penilaian lainnya sebagai bahan pengambilan keputusan
penerimaan siswa akselerasi. Untuk perbandingan dapat ditambahkan
dengan menggunakan metode SPK lainnya. Untuk menambah akurasi
hasil perbandingan, dapat disediakan data angkatan yang lebih banyak.

Kelebihan dan Kelebihan


Kekurangan Penelitian 1. Metodologi serta pembahasan sangat rinci dan tepat.
2. Terdapat Landasan Teori yang kuat.
3. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Kekurangan
1. Terdapat kata- kata yang rancu pada pendahuluan.
2. Terdapat beberapa kata-kata asing yang tidak ada penjelasannya.

Anda mungkin juga menyukai