Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan
AKSI NYATA
MERDEKA BELAJAR
Oleh : Ulises Ester Lina
Kab. Tapanuli Tengah
LATAR BELAKANG
Merdeka Belajar adalah sebuah kebijakan dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi yang ingin mewujudkan
kondisi belajar yang menyenangkan, baik itu untuk guru ataupun
siswa. Merdeka Belajar dapat dipahami sebagai penerapan kurikulum
yang mengedepankan situasi yang menyenangkan dalam proses
pembelajaran, serta adanya peningkatan berpikir guru yang inovatif
salah satunya adalah meningkatkan pendidikan karakter pada anak.
Karakter adalah salah satu hal krusial yang harus ditanamkan dalam
diri siswa sejak dini. Untuk itu perlu diterapkan kebiasaan-kebiasaan
baik yang terus dilakukan secara konsisten demi terwujudnya nuansa
positif yang berkembang dalam jiwa anak. Untuk menumbuhkan
karakter baik tersebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
melalui penanaman budaya positif. budaya positif di sekolah
merupakan nilai-nilai, keyakinan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan diyakini di Sekolah dengan
tetap berpihak pada anak.
LATAR BELAKANG
Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak adar mereka
dapat mencapai keselarasan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Upaya dalam menanamkan budaya positif di sekolah,
guru memiliki peran sentral yaitu posisi kontrol guru sebagai manajer
dalam menerapkan budaya positif. guru juga berperan sebagai
motivator dan inspirator dalam menumbuhkan budaya positif sehingga
nantinya guru akan menjadi 'ing ngarso sang tulado' dan menjadi
agen transformasi perubahan untuk mewujudkan murid yang memiliki
karakter profil pelajar pancasila. maka, guru tentunya harus
bekerjasama dengan warga sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah,
Rekan Sejawat, dan juga murid serta melibatkan orangtua dan
masyarakat, dengan kolaborasi tersebut diharpkan dapat
menciptakan karakter murid yang memiliki Nilai-Nilai Pelajar Pancasila
TUJUAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam tindakan nyata ini adalah sebagai
berikut:
Terwujudnya visi sekolah melalui penerapan budaya positif.
Terbentuknya karakter disiplin yang kuat.
Menumbuhkan dan menguatkan karakter positif melalui
pembiasaan-pembiasaan positif.
Menumbuhkembangkan karakter profil pelajar pancasila
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila.
Menguatkan peran sebagai guru penggerak melalui penerapan
restitusi dalam menanamkan disiplin positif pada siswa.
TOLAK UKUR
Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan dan
untuk mengontrol kegiatan agar tetap tearah pada tujuan yang sudah
ditetapkan, maka tolak ukur yang digunakan adalah sebagai berikut :
Terbentuknya keyakinan kelas sebagai landasan dalam
memecahkan permasalahan yang ada dikelas. Keyakinan kelas
ini dibentuk dan disepakati oleh peserta didik bersama guru
Konsistensi peserta didik dan guru dalam menjalankan keyakinan
kelas.
Minimal 75% peserta didik sudah menunjukkan menguatnya
karakter positif seperti religius, peduli, disiplin, toleransi, gotong
royong dan bertanggungjawab pada proses pembelajaran
maupun diluar proses pembelajaran.
TOLAK UKUR
Membudayanya 5S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
Munculnya karakter berdaya nalar kritis pada proses pembelajaran
yang terlihat dari keaktifan peserta didik dalam bertanya,
berpendapat/berargumen, dan menjawab pertanyaan dari guru.
Dokumentasi kegiatan pembentukan keyakinan kelas bersama peserta
didik dan guru, proses kegiatan restitusi, kegiatan kolaborasi dan
sharing dengan walikelas dan rekan sejawat, serta hasil pengumpulan
tugas.
Linimasa Tindakan yang akan dilakukan
Adapun rincian dari tindakan nyata yang akan dilakukan adalah :
III
I Pengenalan budaya positif dan
Membuat perencanaan aksi nyata Melakukan Kegiatan Pembentukan
dan mengkomunikasikannya kepada Keyakinan Kelas
kepala sekolah.
II IV
Mensosialisasikan kepada rekan- Mengevaluasi dan refleksi kegiatan
rekan guru tentang pengimbasan tindakan aksi nyata dalam rangka
budaya positif membudayakan kebiasaan positif di
sekolah.
Dukungan yang dibutuhkan.
Untuk menjalankan tindakan aksi nyata ini dibutuhkan dukungan:
Kepala Sekolah dan rekan sejawat.
Orang tua dan komite sekolah.
Peserta didik.
Masyarakat
Sarana dan prasarana sekolah yang memadai.
Terbentuknya keyakinan kelas yang dibuat dan
HASIL AKSI disepakati oleh peserta didik bersama
NYATA
Kegiatan aksi nyata melalui membangun keyakinan
kelas membuat murid lebih percaya diri dan
bertanggungung jawab karena merasa menjadi
bagian dalam pengambilan keputusan dikelasnya
Rekan guru disekolah juga antusias ingin
menerapkan budaya positif dan membuat
keyakinan kelas yang berpihak pada murdi
Adanya Poster Keyakinan kelas yang dipajang
dikelas.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
Pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan tindakan aksi nyata dalam
membangun budaya positif ini adalah:
Pentingnya membuat keyakinan kelas untuk menumbuhkan motivasi internal
pada diri peserta didik.
Adanya dukungan dari dari berbagai pihak terkait, sarana dan prasarana yang
memadai sangat berkontribusi dalam usaha membangun disiplin positif.
Layanan restitusi dalam menyelesaikan permasalahan memfokuskan peserta
didik untuk belajar dari kesalahan, menuntun untuk melihat ke dalam diri,
memperbaiki hubungan, fokus pada karakter dan solusi.
Untuk menerapkan disiplin restitusi, seorang guru harus mampu memposisikan
diri sebagai manajer agar dapat membimbing siswa sehingga siswa mampu
mengevaluasi diri bagaimana menjadi diri sendiri yang lebih baik.
TANTANGAN
Perbedaan karateristik murid yang beragam adaptasi
dari budaya lama ke budaya baru membutuhkan
proses, waktu serta hasil yang bertahap
Rencana Perbaikan Untuk Pelaksanaan di masa mendatang
Setiap 3 bulan, butir-butir keyakinan kelas dievaluasi dan diperbaiki. Jika
item butir-butir keyakinan kelas sudah membudaya, maka diganti dengan
item lainnya sehingga akan semakin banyak item-item budaya positif yang
dapat ditumbuhkan pada peserta didik.
Dokumentasi
Aksi Nyata
Komunikasi perencanaan tindakan dan revisi perencanaan
kepada kepala sekolah.
Pembentukan
Keyakinan
Kelas
Pembentukan
Keyakinan
Kelas
Penerapan Budaya Positif
sebagai wujud merdeka
belajar
Menerapkan Protokol Menjaga Ketertiban
Berdoa Kesehatan
Pengimbasan Budaya Positif dengan Rekan Sejawat
Pengimbasan Budaya Positif dengan Rekan Sejawat
Testimoni
Guru
Bu Ulina : "Dengan sosialisasi
Budaya Positif yang dilakukan
oleh CGP, saya lebih memahami
tentang bagaimana menjadi guru
yang sebenarnya ketika
menghadapi murid yang
bermasalah, menjadi posisi
manajer dikelas dan membuat
keyakinan kelas di kelas"
Murid
Tira : "Menurut saya, dengan adanya
keyakinan kelas membuat saya lebih
termotivasi dalam pembelajaran, saling
menghargai di dalam kelas dan bekerja
sama dengan baik di kelas"
Terima kasih
Guru Bergerak..
Indonesia Maju..