3.4 Tugas 3 Pendidikan Agama Islam Mkwu4101
3.4 Tugas 3 Pendidikan Agama Islam Mkwu4101
Soal 1.
Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan manusia
cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan hati (tawadzu').
Jawab:
a. QS Al-Hajj (22): 54
َّو ِلَي ْع َلَم اَّلِذْي َن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َاَّن ُه اْلَح ُّق ِمْن َّر ِّب َك َف ُيْؤ ِم ُنْو ا ِبٖه َف ُتْخ ِبَت َلٗه ُقُلْو ُبُهْۗم َو ِاَّن َهّٰللا َلَهاِد اَّلِذْي َن ٰا َم ُنْٓو ا ِاٰل ى
Terjemah:
dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an) itu benar dari
Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya.
b. Ayat ini menjelaskan bahwa peran Rasulullah SAW bukan hanya sebagai pengajar, tetapi
juga sebagai pengingat. Ilmu pengetahuan yang diajarkan Rasulullah SAW berasal dari Allah
SWT, dan manusia hanya sebagai pengingat dan pembimbing. Hal ini menunjukkan bahwa
ilmu pengetahuan harus diiringi dengan iman dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ayat Al-Hajj 22:54 menunjukkan keterkaitan erat antara ilmu pengetahuan, iman, dan hati
yang tunduk. Ilmu pengetahuan tanpa iman bisa menjadi sombong dan arogan, sedangkan
iman tanpa ilmu pengetahuan bisa menjadi buta dan mudah dimanipulasi. Hati yang tunduk
kepada Allah SWT diperlukan untuk menyeimbangkan keduanya, sehingga ilmu pengetahuan
digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia.
Terjemah:
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi
atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu
jika kamu orang yang benar.”
d. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang sombong dan zalim tidak akan menerima
hidayah dari Allah SWT. Ilmu pengetahuan tanpa keimanan dan ketawadhu'an dapat
menjerumuskan seseorang ke dalam kesombongan dan kezaliman, sehingga mereka tidak
mampu menerima kebenaran dan hidayah Allah SWT.
Ayat Al-Baqarah 2:111 secara implisit memberikan gambaran tentang budaya akademik yang
ideal. Budaya akademik yang Islami tidak hanya fokus pada penguasaan ilmu pengetahuan,
tetapi juga menekankan pada akhlak mulia dan ketawadhu'an. Individu yang berbudaya
akademik Islam senantiasa mencari ilmu dengan penuh kerendahan hati, menerima kebenaran
dengan lapang dada, dan menggunakan ilmu pengetahuannya untuk kebaikan dan
kemaslahatan umat manusia.
Soal 2.
Jawab:
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil
Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.
1. Amanah: Pemimpin harus mengemban amanah dengan penuh tanggung jawab dan
kejujuran.
2. Keadilan: Pemimpin harus adil dalam menjalankan hukum dan kebijakan.
3. Musyawarah: Pemimpin harus melibatkan rakyat dalam pengambilan keputusan.
4. Syura (Syariah): Jika terjadi perbedaan pendapat, maka harus dikembalikan kepada
Allah dan Rasul-Nya melalui syariat Islam.
َك َم ٓا َاْر َس ْلَن ا ِفْي ُك ْم َر ُسْو اًل ِّم ْنُك ْم َي ْت ُلْو ا َع َلْي ُك ْم ٰا ٰي ِتَن ا َو ُيَز ِّك ْي ُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِك ٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َّما َلْم َت ُك ْو ُنْو ا
َت ْع َلُمْو َۗن
Terjemah:
Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan)
kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu
Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.
Soal 3.
Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS An-
Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah al-hanîf.
َو َم ْن َاْح َس ُن ِد ْيًنا ِّمَّم ْن َاْس َلَم َو ْج َهٗه ِهّٰلِل َو ُهَو ُم ْح ِس ٌن َّو اَّتَبَع ِم َّلَة ِاْبٰر ِهْيَم َح ِنْيًفاۗ َو اَّتَخ َذ ُهّٰللا ِاْبٰر ِهْيَم َخ ِلْياًل
Terjemahan:
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri
kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus?
Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
Ayat ini menjelaskan fitrah interaksi manusia dalam beberapa hal, yaitu:
Cinta kepada Allah: Manusia diciptakan dengan fitrah untuk mencintai Allah SWT
sebagai pencipta dan pemiliknya.
Cinta kepada sesama manusia: Manusia juga diciptakan dengan fitrah untuk saling
mencintai dan kasih sayang.
Larangan syirik: Fitrah manusia ternodai dengan syirik, yaitu menyamakan Allah
dengan makhluk ciptaan-Nya.
Kezaliman: Kezaliman terhadap diri sendiri dan orang lain merupakan penyimpangan
dari fitrah manusia.
َم ا َك اَن ِإْب َٰر ِهيُم َيُهوِد ًّي ا َو اَل َن ْص َر اِنًّي ا َو َٰل ِكن َك اَن َح ِنيًفا ُّمْس ِلًما َو َم ا َك اَن ِمَن ٱْل ُم ْش ِر ِكيَن
Terjemahan:
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik.
Murni dan lurus: Maksudnya adalah mengikuti agama yang murni dan lurus, yaitu
agama Islam.
Menyerah diri kepada Allah: Maksudnya adalah berserah diri sepenuhnya kepada
Allah SWT dan mengikuti perintah-Nya.
Meninggalkan kesyirikan: Maksudnya adalah meninggalkan segala bentuk syirik dan
penyembahan berhala.
Menyelisihi mayoritas: Maksudnya adalah teguh pendirian dalam memeluk agama
Islam meskipun berbeda dengan mayoritas.
Sumber Referensi: