Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 7, No.
3, September 2019
AKTIVITAS ANTIBAKTERI AIR REBUSAN DAUN
MANGROVE Sonneratia alba
(Antibacterial Activity of Water Mangrove Sonneratia alba Leaf)
Toar Waraney Senduk 1, Gisella Aisyah Linggama 1, Meiliana Sembiring Kembaren 2 ,
Lita A. D. Y. Montolalu 2
¹Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UNSRAT Manado.
²Staf Pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UNSRAT Manado.
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Mangrove plants have long been known to have properties as traditional medicines to treat
several diseases. The use of leaves, fruit, bark, stem, roots and fruit of several mangrove species and has
antibacterial compounds. The aim of the study was to determine the antibacterial activity of Sonneratia
alba mangrove leaf extract to inhibit S. aureus and E. coli bacteria. Using the infusion extraction method
by boiling it for 10, 20, and 30 minutes after that it is boiled again with small fire water then dried in an
oven with a temperature of 75–80ºC with an extract concentration of 50.000 and 10.000 ppm, positive
control (chloramphenicol) , and negative control (aquades). The antibacterial test results showed that
extracts of Sonneratia alba mangrove leaves boiled water had the greatest activity in the 30 minute
treatment with a concentration of 100,000 ppm on E. coli bacteria and obtained an average inhibition
zone of 11.7 mm. Whereas in S. aureus bacteria, the highest treatment at 30 minutes concentration of
50,000 gets an average inhibition zone of 7.5 mm.
Keyword: Mangrove Sonneratia alba, antibacterial, infusion.
Tanaman mangrove sejak lama sudah diketahui mempunyai khasiat sebagai obat -obatan
tradisional untuk mengobati beberapa penyakit. Penggunaan daun, buah, kulit kayu, batang, akar dan
buah dari beberapa spesies mangrove dan memiliki senyawa yang bersifat anti bakteri. Tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun mangrove
Sonneratia alba untuk menghambat bakteri S. aureus dan E. coli. Menggunakan metode ekstraksi infusa
dengan cara direbus selama 10, 20, dan 30 menit setelah itu direbus kembali dengan air api kecil
kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 75–80°C dengan konsentrasi ekstrak 50.000 ppm dan
10.000 ppm, kontrol positif (kloramfenikol), dan kontrol negatif (akuades). Hasil pengujian antibakter i
menunjukkan bahwa ekstrak air rebusan daun mangrove Sonneratia alba mempunyai aktivitas paling
besar pada perlakuan 30 menit konsentrasi 100.000 ppm terhadap bakteri E. coli didapatkan rata-rata
zona hambat sebesar 11,7 mm. Sedangkan pada bakteri S. aureus, paling besar pada perlakuan 30 menit
konsentrasi 50.000 mendapatkan rata-rata zona hambat sebesar 7,5 mm.
Kata kunci: Mangrove Sonneratia alba, infusa, antibakteri.
PENDAHULUAN famili Rhizophora, Avicennia, Sonneratia,
Xylocarpus, Ceriops dan Bruguiera.
Indonesia memiliki kawasan pesisir
Sonneratia alba (nama daerah bugis:
pantai sangat luas yang ditumbuhi berbagai
kayu Buli) merupakan salah satu spesies
jenis tumbuhan pantai. Salah satu contoh
tumbuhan mangrove yang telah lama
tumbuhan pantai yaitu bakau atau mangrove
dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut
Luas hutan mangrove di seluruh Indonesia
Sukardjo 1984, daun muda S. alba dapat dibuat
diperkirakan sekitar 4,25 juta hektar atau 3,98%
sayur atau dapat dimakan mentah sebagai lalap
dari seluruh luas hutan Indonesia. Namun luas
dan seduhan air buahnya dapat digunakan
tersebut terus mengalami penurunan karena
sebagai obat untuk menghaluskan kulit.
konversi (Berwick, 1989).
Dari penelitian Wonggo et.al. (2017),
Tanaman mangrove sejak lama sudah
bahwa pada daun mangrove S. alba terdapat
diketahui mempunyai khasiat sebagai obat-
senyawa bioaktif yaitu flavonoid, tannin,
obatan tradisional untuk mengobati beberapa
saponin, dan steroid. Menurut Kurniaji (2014),
penyakit. Penggunaan daun, buah, kulit kayu,
menyatakan bahwa ekstrak daun mangrove S.
batang, akar dan buah dari beberapa spesies
alba mampu menghambat pertumbuhan bakteri
mangrove (Bandaranayake, 1998). Secara
Vibrio harveyi secara in vitro. Berdasarkan
umum, mangrove diklasifikasikan ke dalam
68
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 7, No. 3, September 2019
fakta tersebut, maka diduga S. alba mengan- kemudian disterilkan dalam oven pada suhu
dung senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan 150°C selama 2 jam (sterilisasi kering). Media
bagi kebutuhan manusia. untuk pertumbuhan mikroorganisme disterilisa-
si dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 15
METODOLOGI PENELITIAN menit (sterilisasi basah).
Alat dan Bahan
Peremajaan Bakteri Uji
Alat yang digunakan dalam penelitian
Bakteri S. aureus dan E. coli diambil
adalah laminar air flow, autoclave,
sebanyak 1 ose dari stok bakteri dan
Spektrofotometri T60 UV-Vis 190-1100 nm,
dicampurkan ke media cair NB 5 ml dalam
magnetic stirrer, vortex, cawan petri, tabung
tabung reaksi, kemudian ditutup dengan kapas
reaksi, erlenmeyer, gelas ukur, spatula,
dan dibiarkan selama 24 jam.
mikropipet dan tip, pinset, jarum ose, lampu
bunsen, botol kaca, kompor, oven Yenaco
Penentuan Optical Density (OD)
YNC-OV30L, penggaris, panci, wadah,
Sediakan 3 kuvet, 1 kuvet dibuat blanko
saringan, gunting, timbangan, kertas cakram,
dengan cara masukkan 4 ml NB ke dalam kuvet
alumunium foil, wrapping, kertas label, tissue.
dan 2 kuvetnya lagi masukkan masing-masing
Bahan yang digunakan dalam penelitian
bakteri sebanyak 0,4 ml dan tambahkan NB
adalah daun muda mangrove S. alba,
sebanyak 3,6 ml (penghitungan dalam 10 kali
Staphylococcus aureus DSM (Deutsche
pengenceran yang diperkecil). Setelah itu
Sammlung Von Mikroorganisme und Zell diukur absorbansinya dengan menggunakan alat
kulturen GMBH), Escherichia coli DSM 498
Spektrofotometri UV-VIS dengan panjang
(Deutsche Sammlung Von Mikroorganisme und gelombang 600 nm.
Zell kulturen GMBH), akuades, NB (Nutrient
Broth), MHA (Mueller Hinton Agar), agar
Pembuatan Media Padat MHA
swallow, kloramfenikol 250 mg.
Pembuatan media ini menggunakan
metode tuang (pour plate). Ditimbang MHA
Metode Penelitian sebanyak 4,8 gram dan agar swallow 2 gram
Perlakuan yang diberikan dalam peneli-
kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing
tian ini adalah lama maserasi dalam air mendi-
erlenmeyer dan dilarutkan dalam akuades
dih yaitu 10, 20, 30 menit dengan dilakukan 3 sebanyak 200 ml dan diaduk dengan
kali pengulangan. Data dianalisis secara
menggunakan magnetic stirrer. Setelah itu
deskriptif. disterilisasi pada suhu 121°C selama 15 menit
kemudian campurkan bakteri S. aureus 24 µL di
Ekstraksi satu erlenmeyer dan bakteri E. coli 38 µL di
Daun dicuci bersih dengan air mengalir erlenmeyer yang satu lagi dan diaduk dengan
kemudian digunting kecil-kecil dan ditimbang
magnetic stirrer. Setelah itu dituangkan ke
sebanyak 1 kg (dalam satu perlakuan). Didihkan dalam cawan yang sudah diberi kode.
air sebanyak 4 liter (dalam satu perlakuan),
setelah air mendidih masukkan daun mangrove
Pembuatan Kontrol Positif dan Negatif
yang sudah digunting-gunting dan diirebus Sebagai tolak ukur untuk melihat ada
selama 10, 20 dan 30 menit dengan suhu 97°C.
atau tidaknya zona hambat atau aktivitas
Kemudian disaring dan air rebusannya
antibakteri dari sampel yaitu dengan
dimasukkan ke dalam panci untuk direbus
menggunakan obat kloramfenikol sebagai
kembali dengan menggunakan api kecil selama kontrol positif dengan melarutkan 250 mg obat
2 jam. Setelah itu dikeringkan di dalam oven
kloramfenikol ke dalam 250 mL akuades dan
selama 10–12 jam dengan suhu 80°C. Setelah akuades sebagai kontrol negatif.
mendapatkan ekstrak kering, dihitung
rendemennya dan kemudian dibuat larutan
Uji Aktivitas Antibakteri
konsentrasi untuk pengujian antibakteri. Pengujian antibakteri yang digunakan
adalah cara difusi Kirby–Bauer yang telah
Sterilisasi Alat dan Bahan dimodifikasi dan menggunakan konsentrasi 5%
Alat-alat yang digunakan dalam peneli-
dan 10%.
tian ini seperti cawan petri, tabung reaksi, dan
pinset dicuci bersih, dikeringkan, dibungkus
69
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 7, No. 3, September 2019
Teteskan ekstrak uji 10, 20, dan 30 dengan wrapping lalu diinkubasi selama 24 jam
menit, kontrol positif dan negatif sebanyak 50 pada suhu ruangan. Setelah itu dilakukan
µL di kertas cakram dan dibiarkan sampai pengamatan dan diukur zona beningnya dengan
meresap. Setelah meresap letakkan kertas menggunakan penggaris.
cakram di atas permukaan media yang sudah
dipadatkan dalam cawan. Kemudian dibungkus
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil diameter zona hambat bakteri Escherichia coli.
Konsentrasi 10% Konsentrasi 5%
Perlakuan
1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
10 menit 10,5 9,0 9,5 9,7 ± 0,8 8,5 8,0 8,0 8,2 ± 0,3
20 menit 10,5 8,5 8,0 9,3 ± 1,0 7,5 8,5 7,0 7,7 ± 0,8
30 menit 12,5 11,5 11,0 11,7 ± 0,8 9,5 8,0 9,0 8,8 ± 0,8
Kontrol (+) 27,0 28,5 27,5 27,7 ± 0,8 29,0 27,5 28,0 28,2 ± 0,8
Kontrol (-) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Tabel 2. Hasil diameter zona hambat bakteri Staphylococcus aureus.
Konsentrasi 5% Konsentrasi 10%
Perlakuan
1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata
10 menit 0,0 0,0 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
20 menit 0,0 0,0 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0
30 menit 8,0 7,0 7.5 7,5 ± 0,5 6,5 6,5 8,0 7,0 ± 0,9
Kontrol (+) 28,0 28,0 30,0 28,7 ± 1,2 28,5 29,5 28,5 28,8 ± 0,6
Kontrol (-) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Hasil pengukuran zona hambat pada uji Semakin besar diameter zona hambat
antibakeri air rebusan daun mangrove S. alba terbentuk maka semakin sedikit bakteri yang
terhadap bakteri S. aureus pada konsentrasi 5%, tumbuh. Hal ini, menunjukkan bahwa ekstrak
dan 10% bahwa pada perlakuan 10 dan 20 air rebusan mangrove S. alba dengan diameter
menit tidak mampu menghambat pertumbuhan zona hambat yang besar mempunyai aktivitas
bakteri, dan pada perlakuan 30 menit (5%) hambatan dengan merusak membran dan din-
didapatkan rata-rata zona hambat sebesar ding sel bakteri, denaturasi atau menghambat
7,5±0,5 mm.Sedangkan pada konsentrasi 10% sintesis protein, menghambat sintesa asam
perlakuan 30 menit didapatkan rata-rat zona nukleat dan mengubah permeabilitas membran
hambat sebesar 7,0±0,9 mm. (Widyasanti et.al., 2015).
Hasil pengukuran zona hambat pada uji Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
antibakeri air rebusan daun mangrove S. alba senyawa uji ekstrak air rebusan daun mangrove
terhadap bakteri E. coli pada konsentrasi 5% muda S. alba hanya mampu menghambat per-
pada perlakuan 10 menit didapatkan rata-rata tumbuhan bakteri yang disebut (bakteriostatik).
zona hambat sebesar 8,2±0,3 mm, perlakuan 20
menit didapatkan rata-rata zona hambat sebesar KESIMPULAN
7,7±0,8 mm, dan pada perlakuan 30 menit
Kedua ekstrak air rebusan daun
didapatkan rata-rata zona hambat sebesar
mangrove segar Sonneratia alba mempunyai
8,8±0,8mm. Sedangkan pada konsentrasi 10%
aktivitas terbesar pada bakteri Escherichia coli
pada perlakuan 10 menit rata-rata zona hambat
dengan konsentrasi 10% pada perlakuan 30
sebesar 9,7±0,8mm, perlakuan 20 menit rata-
menit 11,7±0,8 (tergolong kuat) dan aktivitas
rata zona hambat sebesar 9,3±1,0 mm, dan pada
terkecil ada pada bakteri Staphylococcus aureus
perlakuan 30 menit rata-rata zona hambat
dengan konsentrasi 10% pada perlakuan 30
sebesar 11,7±0,8 mm.
menit 7,0±0,9 (tergolong sedang). Ekstrak ini
Menurut Davis dan Stout, 1971 menje-
hanya mampu menghambat pertumbuhan
laskan bahwa klasifikasi respon hambatan
bakteri (bakteriostatik) dan senyawa tersebut
pertumbuhan bakteri terdiri atas 4 kelompok
berspektrum luas.
yaitu:
- Lemah ( diameter ≤5 mm)
DAFTAR PUSTAKA
- Sedang (diameter 5-10 mm)
- Kuat (diamater 10-20 mm) Bandaranayake, W.M. 1998. Traditional and medicinal
- Sangat kuat (diameter ≥20 mm) uses of mangroves. Mangroves and Salt Marshes.
Berwick, N.L. 1989. Guidelines for Analysis of
Biophysical Impact to Tropical Coastal Marine
70
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 7, No. 3, September 2019
Resources. The bombay natural history society harveyi secara In vitro. Skripsi. Fakultas Perikanan
centenary seminar conservation in developing dan Ilmu Kelautam. Universitas Halu Oleo, Kendari.
countries-problems and prospects, Bombay. Widyasanti, A. Hajar, S dan Rohdiana, D. 2015. Aktivitas
Davis, W. W dan Stout, T. R. 1971. Disc Plate Method of antibakteri ekstrak teh putih terhadap bakteri gram
Microbiological Antibiotic Assay. Applied positif dan negatif. Jurnal Penelitian Teh dan Kina,
Microbiology. 22 (4) : 659-665 18(1), 2015: 55-60.
Dirjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Wonggo, D., Berhimpon, S., Kurnia, D., Dotulong, V.
Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2017. Antioxidant Activities of Mangrove Fruit
Kurniaji, A. 2014. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun (Sonneratia alba) taken from Wori Village North
Mangrove Sonneratia alba pada Bakteri Vibrio Sulawesi, Indonesia International Journal of
ChemTech Research. Vol. 10. No. 12, pp.284-290.
71