0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan14 halaman

Pendidikan Anti Korupsi

Diunggah oleh

wanggesuari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
16 tayangan14 halaman

Pendidikan Anti Korupsi

Diunggah oleh

wanggesuari
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 14

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

DI PERGURUAN TINGGI

Oleh :
Nama Kelompok :
1. NI PUTU PANDE EMIYANTI (211080)
2. NI KOMANG SUPRIANI (211081)
3. I GEDE AGA JUNIANTARA (211092)
4. I GEDE ARISTANA (211095)
Ruang 2/Semester 4

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
AGAMA HINDU AMLAPURA
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Om Santih, Santih, Santih Om

Amlapura, 20 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................2
2.1 Pengertian Korupsi dan Pendidikan Antikorupsi.............................................................2
2.2 Faktor Penyebab serta Dampak Negatif Korupsi.............................................................3
2.3 Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi............5
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia salah satu negara di ASEAN dengan jumlah penduduk yang banyak, luas
wilayah yang besar dengan berbagai kekayaan sumber daya alam yang melimpah baik di ,
darat maupun laut. Akan tetapi, pada kenyataannya Negara Indonesia termasuk negara
termiskin di dunia, Sumber daya alam banyak dikuasai oleh banyak pihak asing serta
golongan-golongan konglomerat. Negara yang seharusnya mengelola sumber daya alam
tersebut untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat pada kenyataannya kalah dengan
kepentingan segelintir orang dan kelompok. Para penyelenggara negara seakan-akan sudah
tidak berorientasi lagi untuk memajukan bangsa ini, mereka lebih mengutamakan
kepentingan kelompok mereka.
Tingginya angka korupsi di negara ini menjadi masalah yang mendasar yang sudah sangat
mengkhawatirkan. Korupsi sudah mendarah daging di negeri ini, semua aspek kehidupan di
berbagai bidang apalagi dicermati secara detail tidak akan terlepas oleh tindakan korupsi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian korupsi dan pendidikan antikorupsi?
b. Apa saja faktor penyebab serta dampak negatif korupsi?
c. Bagaimana pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi serta peran mahasiswa dalam
gerakan anti korupsi?
1.3 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui pengertian korupsi dan pendidikan antikorupsi.
b. Untuk mengetahui faktor penyebab serta dampak negatif korupsi.
c. Untuk mengetahui pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi serta peran mahasiswa
dalam gerakan antikorupsi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korupsi dan Pendidikan Antikorupsi


A. Pengertian Korupsi

Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti
beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga diartikan kebusukan,
keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.

Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam bahasa
Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke dalam
perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi,
yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000, yaitu “korupsi
adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi". Definisi World Bank
ini menjadi standar internasional dalam merumuskan korupsi.

Pengertian korupsi juga disampaikan oleh Asian Development Bank (ADB), yaitu
kegiatan yang melibatkan perilaku tidak pantas dan melawan hukum dari pegawai sektor
publik dan swasta untuk memperkaya diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka. Orang-
orang ini, lanjut pengertian ADB, juga membujuk orang lain untuk melakukan hal-hal
tersebut dengan menyalahgunakan jabatan.

Indonesia sendiri melalui UU No. 31 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU No. 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi telah mengelompokkan korupsi
ke dalam 7 jenis utama. Ketujuh jenis tersebut adalah kerugian keuangan negara, suap-
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan
dalam pengadaan, dan gratifikasi.

B. Pendidikan Antikorupsi

Secara umum, pendidikan antikorupsi diartikan sebagai pendidikan koreksi budaya yang
bertujuan untuk mengenalkan cara berpikir dan nilai-nilai baru kepada peserta didik
(Suyanto, 2005: 43). Cara berpikir dan nilai-nilai baru penting disosialisasikan atau
ditanamkan kepada peserta didik karena gejala korupsi di masyarakat sudah membudaya dan
dikhawatirkan para generasi muda menganggap korupsi sebagai hal biasa.

Pendidikan antikorupsi dapat dipahami juga sebagai usaha sadar dan sistematis yang
diberikan kepada peserta didik berupa pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan keterampilan yang
dibutuhkan agar mereka mau dan mampu mencegah dan menghilangkan peluang

2
berkembangnya korupsi. Sasaran akhir bukan hanya menghilangkan peluang, tetapi juga
peserta didik sanggup menolak segala pengaruh yang mengarah pada perilaku koruptif.

Setiap upaya pendidikan memiliki tujuan tertentu, demikian pula pendidikan antikorupsi.
Tujuan pendidikan antikorupsi adalah: (1) pembentukan pengetahuan dan pemahaman
mengenai berbagai bentuk korupsi dan aspek-aspeknya, (2) perubahan persepsi dan sikap
terhadap korupsi, dan (3) pembentukan keterampilan dan kecakapan baru yang dibutuhkan
untuk melawan korupsi. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dicermati bahwa pendidikan
antikorupsi melibatkan 3 domain penting yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pertama,
aspek kognitif menekankan pada kemampuan mengingat dan mereproduksi informasi yang
telah dipelajari, bisa berupa mengkombinasikan cara-cara kreatif atau mensintesiskan ide-ide
dan materi baru. Kedua, domain afektif menekankan pada aspek emosi, sikap, apresiasi, nilai
atau pada level menerima atau menolak sesuatu. Ketiga, yaitu domain psikomotorik
menekankan pada tujuan melatih kecakapan dan keterampilaUntuk membekali peserta didik
agar terbiasa berperilaku antikorupsi, maka dalam penyelenggaraan pendidikan antikorupsi
ketiga domain di atas harus diselaraskan atau diintegrasikan dalam target kurikulum baik
yang eksplisit maupun implisit. Dengan demikian, arah pendidikan antikorupsi menjadi jelas
berdasarkan kriteria-kriteria yang dapat diukur.

2.2 Faktor Penyebab serta Dampak Negatif Korupsi


Beberapa kondisi yang menjadi faktor-faktor terjadinya korpsi di Indonesia diantaranya :
 Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung
kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.
 Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
 Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan
politik yang normal.
 Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
 Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".
 Lemahnya ketertiban hukum.
 Lemahnya profesi hukum
 Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
 Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
Sedangkan beberapa dampak yang ditimbulkan oleh korupsi sendiri antara lain sebagai
berikut :
1. Demokrasi
Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia
politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good
governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum
dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan

3
kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan
korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan
masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah,
karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau
dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit
legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.
2. Ekonomi
Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dan mengurangi kualitas Pelayanan
pemerintahan. Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan
ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena
kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan
risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa
korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru
muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat
aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga,
korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi
dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

Korupsi menimbulkan distorsi (kekacauan) di dalam sektor publik dengan


mengalihkan investasi publik ke proyek-proyek masyarakat yang mana sogokan dan
upah tersedia lebih banyak. Pejabat mungkin menambah kompleksitas proyek
masyarakat untuk menyembunyikan praktik korupsi, yang akhirnya menghasilkan lebih
banyak kekacauan. Korupsi juga mengurangi pemenuhan syarat-syarat keamanan
bangunan, lingkungan hidup, atau aturan-aturan lain. Korupsi juga mengurangi kualitas
pelayanan pemerintahan dan infrastruktur; dan menambahkan tekanan-tekanan terhadap
anggaran pemerintah.

Para pakar ekonomi memberikan pendapat bahwa salah satu faktor


keterbelakangan pembangunan ekonomi di Afrika dan Asia, terutama di Afrika, adalah
korupsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman
modal (capital investment) ke luar negeri, bukannya diinvestasikan ke dalam negeri
(maka adanya ejekan yang sering benar bahwa ada diktator Afrika yang memiliki
rekening bank di Swiss). Berbeda sekali dengan diktator Asia, seperti Soeharto yang
sering mengambil satu potongan dari semuanya (meminta sogok), namun lebih
memberikan kondisi untuk pembangunan, melalui investasi infrastruktur, ketertiban
hukum, dan lain-lain. Pakar dariUniversitas Massachussetts memperkirakan dari tahun

4
1970 sampai 1996, pelarian modal dari 30 negara sub-Sahara berjumlah US $187 triliun,
melebihi dari jumlah utang luar negeri mereka sendiri. [1] (Hasilnya, dalam artian
pembangunan (atau kurangnya pembangunan) telah dibuatkan modelnya dalam satu teori
oleh ekonomis Mancur Olson). Dalam kasus Afrika, salah satu faktornya adalah ketidak-
stabilan politik, dan juga kenyataan bahwa pemerintahan baru sering menyegel aset-aset
pemerintah lama yang sering didapat dari korupsi. Ini memberi dorongan bagi para
pejabat untuk menumpuk kekayaan mereka di luar negeri, di luar jangkauan
dari ekspropriasi pada masa depan.

3. Kesejahteraan umum negara

Korupsi politis ada di banyak negara, dan memberikan ancaman besar bagi warga
negaranya. Korupsi politis berarti kebijaksanaan pemerintah sering menguntungkan
pemberi sogok, bukannya rakyat luas. Satu contoh lagi adalah
bagaimana politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar, namun
merugikan perusahaan-perusahaan kecil (SME). Politikus-politikus "pro-bisnis" ini
hanya mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikan
sumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka.

2.3 Pendidikan Anti Korupsi Serta Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Anti Korupsi
Salah satu upaya dikti dalam membentuk karakter bangsa yaitu dengan melaksanakan
Pendidikan Anti Korupsi di seluruh perguruan tingi di Indonesia. Sesuai dengan PP 71 Th.
2000: “Peran serta masyarakat adalah peran aktif perorangan, Ormas, atau LSM dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.” Maka dari itulah mahasiswa harus
turut andil dalam upaya pencegahan serta pemberantasan tindak pidana korupsi.
Program Pendidikan Anti Korupsi mempunyai visi yaitu terwujudnya sarjana Indonesia
berkarakter bersih korupsi. Sedangkan misi dari Pendidikan Anti Korupsi diantaranya :
• Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa terhadap bahaya korupsi
• Meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi
• Meningkatkan peran mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
• Melakukan PENDIDIKAN & PENGAJARAN ANTI KORUPSI
Tujuan diadakannya Pendidikan Anti Korupsi di Indonesia adalah :

 Membangun budaya anti korupsi di kalangan mahasiswa dengan:


 Memberikan pengetahuan tentang korupsi dan pemberantasannya
 Menanamkan nilai-nilai anti korupsi

5
 Menyiapkan mahasiswa sebagai agent of change bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara yang bersih dan bebas dari korupsi.
Peran pokok mahasiswa dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi terbagi dalam 3
tahap yaitu :

a. Tahap Pencegahan
Pendidikan Anti Korupsi
• Mewajibkan Pemimpin Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Anti Korupsi
• Mendorong adanya Pendidikan Anti Korupsi di Kampus
• Mengadakan Seminar Anti-Korupsi
• Adanya Materi Pendidikan Anti-Korupsi di Kaderisasi Mahasiswa
Kampanye Ujian Bersih
• Pembuatan Media Prograganda (Baliho, Spanduk, dan Poster)
• Pembuatan Media On-line untuk mengkampanyekan Ujian Bersih
• Menanamkan Nilai Kejujuran/Ujian Bersih di Kaderisasi Mahasiswa
b. Tahap Opini
Gagasan / Ide
• Memperbanyak opini mengenai kasus korupsi ke media
• Membuat Bunga Rampai (buku) mengenai Anti-Korupsi
• Membuat audiovisual interaktif terkait anti-korupsi
Metode Pencegahan Korupsi
• Gagasan untuk pencegahan korupsi sejak dini (PAUD, SD, SMP, SMA)
• Membuat Korps Anti Korupsi di Tingkat Universitas
• Adanya Tata Etika dan Norma diantara Mahasiswa
Mengangkat Isu Korupsi Lokal-Nasional
• Mahasiswa diharapkan dapat lebih peka dan siaga menanggapi isu Korupsi
lokal yang terjadi
• Advokasi dan Pengawalan Penyusunan Anggaran serta pelaksanaan
pembangunan di daerah / nasional
c. Tahap Gerakan Moral
Gerakan moral untuk mendorong pemerintah menindaklanjuti kasus korupsi yang
terjadi
 Sebagai kelompok penyeimbang bagi gerakan yang mendukung koruptor.

6
 Mendorong Penguatan institusi KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi
yang kredibel, kokoh, dan transparan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk
luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem
perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan
tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Dilain pihak upaya pemberantasan korupsi yang
telah dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam berbagai
tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari kehidupan kita yang
bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini tetap kita biarkan berlangsung
maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan negeri ini. Ini dapat menjadi indikator
bahwa nilai-nilai dan prinsip anti korupsi seperti yang telah diterangkan diatas penerapannya
masih sangat jauh dari harapan. Banyak nilai-nilai yang terabaikan dan tidak dengan
sungguh-sungguh dijalani sehingga penyimpangannya menjadi hal yang biasa.

Pendidikan memang menjadi hal pokok untuk merubah keadaan ini. Akan tetapi, semua
itu tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung oleh lingkungan masyarakat
serta lingkungan keluarga. Oleh karena itulah tugas kita sebagai mahasisa untuk
membangkitkan lagi nilai-nilai serta prinsip-prinsip anti korupsi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

3.2 Saran
Mahasiswa sebagai calon penerus bangsa ini sudah selayaknya lebih peka dan peduli akan
kondisi bangsa dan negara. Pendidikan Anti Korupsi yang didapat dari bangku perkuliahan
harusnya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila sudah mengenali
dan memahami korupsi, alangkah baiknya kita dapat mencegahnya mulai dari diri kita sendiri
kemudian setelah itu baru mencegah orang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/44445/2/jiptummpp-gdl-triwahyuni-48677-2-babi.pdf

https://aclc.kpk.go.id/action-information/exploration/20220411-null

academia.edu/27358522/Makalah_Pendidikan_Anti_Korupsi_di_Perguruan_Tinggi

https://lp3.unnes.ac.id/v2/wp-content/uploads/2019/03/Pendidikan-Anti-Korupsi-Suplemen-
MKU-Pend.-Konservasi.pdf

http://r.search.yahoo.com/
_ylt=A0LEVoA685pXbgwAAHr3RQx.;_ylu=X3oDMTBya3R2ZmV1BHNlYwNzcgRwb3MDNARjb2xvA2Jm
MQR2dGlkAw--/RV=2/RE=1469801402/RO=10/RU=https%3a%2f%2fptop.only.wip.la%3a443%2fhttp%2facch.kpk.go.id%2fdocuments
%2f10180%2f11243%2fBuku-Pendidikan-Anti-Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi.pdf%2f540542da-
4060-4029-ae3e-5e7dedb36d26/RK=0/RS=TzyeMxv06mpXirC4qZstL.M.T30-

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai