Arumsari - 2018 - IOP - Conf. - Ser. - Earth - Environ. - Sci. - 195 - 012015-1
Arumsari - 2018 - IOP - Conf. - Ser. - Earth - Environ. - Sci. - 195 - 012015-1
Konten ini diunduh dari alamat IP 180.252.93.47 pada 06/09/2023 pukul 08:03
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
Abstrak. Mencari material alternatif yang terjangkau untuk menggantikan desain awal karya
arsitektur proyek gedung bertingkat komersial tanpa mengurangi nilai material itu sendiri.
Kemudian menganalisis biaya yang dihemat dari penerapan rekayasa nilai dalam pekerjaan
arsitektur gedung bertingkat tinggi. Perhitungan melalui proses rekayasa nilai dilakukan.
Sebuah bangunan tinggi komersial di Bali dipilih sebagai studi kasus untuk menerapkan proses
rekayasa nilai dalam tahap desain. Tahapan rekayasa nilai meliputi perhitungan fungsi biaya/
nilai, analisis melalui Teknik Sistem Analisis Fungsi (FAST), tahap inovasi dan kreativitas,
evaluasi biaya daur hidup, analisis keputusan dan terakhir pengambilan keputusan. Penelitian
ini menemukan bahwa dengan menerapkan rekayasa nilai melalui beberapa item pekerjaan
pada gedung bertingkat komersial dapat menghemat hingga 8% dari total biaya pekerjaan
arsitektur. Pekerjaan arsitektur yang dianalisis melalui rekayasa nilai adalah pekerjaan dinding,
pekerjaan pintu, pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi. Ini ditemukan sebagai hasil yang
paling berpengaruh dari perhitungan Pareto. Penerapan rekayasa nilai penelitian ini hanya
dilakukan pada satu gedung komersial bertingkat tinggi di Bali. Karya yang dianalisis juga
hanya karya arsitektur. Oleh karena itu jenis proyek konstruksi lainnya dapat menghasilkan
nilai penghematan biaya yang berbeda. Penelitian ini mengidentifikasi biaya yang dapat
dihemat melalui penerapan value engineering pada bangunan komersial bertingkat tinggi di
Bali yang menekankan pada material berkualitas tinggi dalam karya arsitekturnya. Penelitian
ini akan berkontribusi pada kajian literatur rekayasa nilai dengan studi kasus gedung bertingkat komersial.
Kata kunci: rekayasa nilai, karya arsitektur, penghematan biaya, gedung bertingkat, Bali,
konstruksi
1. Perkenalan
Dalam membangun suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek merupakan salah satu proses penting
dalam manajemen proyek. Salah satu teknik yang digunakan adalah melalui proses value engineering (VE) [1].
VE adalah suatu proses untuk membantu pengambilan keputusan berdasarkan multidisiplin yang sistematis dan diukur
dengan menganalisis fungsi untuk mencapai nilai terbaik dari suatu proyek. Nilai terbaik dari suatu proyek dicapai dengan
mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai nilai target yang diinginkan. VE juga menyediakan fungsi
tersebut dengan biaya optimal, konsistensi kualitas dan kinerja yang dibutuhkan [2].
Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
Kemampuan VE dalam meningkatkan daya saing industri konstruksi di beberapa negara dikarenakan banyaknya
manfaat yang dibawa VE pada proyek konstruksi. Kemampuan VE untuk membantu pengambilan keputusan pada tahap
desain merupakan salah satu keunggulannya sehingga hasil penghematan biaya lebih optimal [3]. Pekerjaan arsitektur dalam
suatu proyek menghabiskan biaya sekitar 28% – 43% dari total biaya proyek [4]. Sehingga VE dapat diterapkan pada
pekerjaan arsitektur suatu proyek konstruksi untuk mendapatkan biaya yang optimal.
Pada proyek konstruksi bangunan banyak ditemukan anggaran yang melebihi anggaran yang disebabkan oleh
penggunaan material yang berlebihan dan penyelesaian pekerjaan yang melebihi jadwal yang direncanakan [5]. VE dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas barang
pengganti. Sehingga total biaya proyek dapat lebih efisien. Semakin dini penerapan VE pada tahapan konstruksi, semakin
optimal hasil penghematan biaya [6].
Proyek Gereja GMIM Syaloom Karombasan di Manado, Indonesia, menerapkan analisis VE pada pekerjaan dinding dan
pekerjaan plafon. Biaya yang dihemat melalui analisis VE sebesar 24,5% dari biaya awal proyek [5]. Pekerjaan mekanikal &
elektrikal suatu proyek dianalisa melalui VE dan diperoleh hasil penghematan biaya sebesar 10,8% dari total biaya proyek,
dengan asumsi umur bangunan adalah 10 tahun [9]. Kendala penerapan VE di Indonesia adalah masih sedikitnya
pengetahuan tentang konsep VE, terutama dalam penggunaan diagram Function Analysis System Technique (FAST) [10].
Fungsi+ Nilai
Kualitas = ................................................. ............................................................... ..........(1)
Biaya
Situasi berikut adalah alternatif yang dapat dilakukan dalam rekayasa nilai berdasarkan
hubungan antara fungsi, kualitas, dan biaya: •
Mengurangi biaya, tetapi fungsi dan kualitas tetap terjaga; • Meningkatkan nilai
atau kualitas atau keduanya tetapi mempertahankan biaya; • Meningkatkan fungsi
dan kualitas, serta menurunkan biaya; • Meningkatkan fungsi dan kualitas dengan
meningkatkan biaya.
3.1. Nilai
Dalam rekayasa nilai, nilai ekonomi menjadi prioritas dan terdiri dari 4 kategori sebagai berikut: • Nilai biaya yang
merupakan total biaya untuk memproduksi suatu barang, terdiri dari jumlah total pekerja,
bahan, peralatan dan overhead;
• Nilai tukar adalah nilai yang dipertukarkan. Nilai adalah istilah yang digunakan untuk pembeli yang termotivasi
untuk membeli produk. Nilai ini didasarkan pada nilai pasar pada waktu tertentu;
• Nilai penghargaan adalah nilai yang menyebabkan pemilik atau pengguna bersedia membayar untuk suatu prestise. Ini
nilai terkait dengan kebutuhan dan keinginan pengguna;
2
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
• Nilai guna adalah nilai fungsional suatu produk/proses/sistem yang dibuat untuk memenuhi suatu tujuan tertentu
tujuan [12].
merupakan elemen utama dalam analisis value engineering (VE). Tujuan VE adalah untuk mencapai fungsi-fungsi yang dibutuhkan
dari suatu sistem dengan total biaya yang efisien. Fungsi-fungsi dalam VE penting karena fungsi merupakan objek utama yang
menghubungkannya dengan biaya. Fungsi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
adalah:
• Fungsi dasar adalah alasan utama suatu sistem tertentu ada, dasar atau alasan keberadaannya
suatu produk dan memiliki nilai guna;
• Fungsi sekunder adalah fungsi yang tidak secara langsung digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan dasar
diperlukan untuk mendukung kebutuhan dasar [1].
3.3. Biaya
Biaya adalah jumlah dari semua pendapatan dan hasil yang dibuat untuk mengembangkan dan menghasilkan proyek/produk.
Pendapatan suatu proyek/produk selalu menganalisis pengaruh keputusan yang dibuat terhadap kualitas, kehandalan dan pemeliharaan
proyek/produk karena hal ini akan mempengaruhi biaya proyek/produk.
Berdasarkan hubungan antara fungsi, kualitas dan biaya, salah satu penyebab rendahnya nilai adalah adanya biaya yang tidak perlu [11].
Biaya
Biaya ÿ hingga ÿ senilai = ............................................................... ............................................................... .............................. 2
Bernilai
Tingginya rasio cost-to-worth ratio menunjukkan area di mana penghematan biaya dalam suatu sistem bisa tinggi. Rasio biaya
terhadap nilai yang lebih besar dari 1 mengindikasikan potensi penghematan biaya [13].
3
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
4. Metodologi
Kecanggihan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini didasarkan pada studi kasus pada proyek hotel bintang 5
yang berlokasi di Bali. Hanya karya arsitektur yang akan dianalisis melalui analisis rekayasa nilai. Metodologi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.
AWAL
C
Studi Sastra
Fase informasi:
- Analisis Pareto
Fase kreativitas:
- Usulan alternatif
Tahap evaluasi:
- Biaya siklus hidup
Kesimpulan
AKHIR
4
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Arsitektur Hotel dan Analisis Pareto Persentase Kumulatif 27%
Persentase
TIDAK. Pekerjaan Detil Anggaran
Biaya
1 Pekerjaan Dinding Rp 10,616,900,040.00 Rp 27%
Analisis Pareto kedua dilakukan untuk setiap pekerjaan yang diidentifikasi dalam analisis Pareto pertama. Sub pekerjaan
dalam pekerjaan dinding, pekerjaan pintu, pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi dianalisa. Rekapitulasi analisis Pareto kedua
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Pareto Persentase Kumulatif Sub
Karya Kumulatif
TIDAK. Pekerjaan Detil TIDAK. Pekerjaan Detil
Persentase
Pekerjaan Dinding Pekerjaan Lantai
2 Pekerjaan plesteran bagian dalam 69% 2 60x60 pekerjaan lantai keramik 73%
3 Pekerjaan dinding kaca 78% 3 Bak Mandi & Pancuran Satu Tuas 52% 62%
Pekerjaan Lantai 4 Pancuran Tangan
5
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
Diagram FAST dibuat untuk mengidentifikasi fungsi dasar dan fungsi sekunder dari item tersebut
pekerjaan dianalisis melalui VE. Diagram FAST untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
6
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
3 bahan alternatif dipilih untuk dievaluasi untuk setiap item pekerjaan. Alternatif yang dipilih karena desain aslinya memiliki
kualitas yang sama tetapi beberapa memiliki dimensi atau bentuk yang berbeda.
Analisis LCC dilakukan hingga 35 tahun, dengan asumsi life span hotel adalah 35 tahun. Di sana
ada beberapa komponen yang perlu diperhitungkan dalam analisis LCC sebagai berikut: • Biaya awal
Biaya awal item
pekerjaan dihitung dengan menghitung analisis harga satuan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/2013.
Harga satuan tersebut selanjutnya akan dikalikan dengan volume barang sub pekerjaan sesuai dengan shop drawing yang
diberikan oleh pemilik. • Biaya penggantian Rencana pemeliharaan dan penggantian material/
komponen suatu bangunan
didasarkan pada rencana pemeliharaan dan penggantian dari Kirk (1995) [14]. Biaya penggantian kemudian dikonversi dalam
bentuk nilai sekarang. • Biaya penyelamatan Nilai sisa material setelah 35 tahun masa pakainya. • Biaya operasional dan biaya
perawatan
Biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 10% dari biaya awal berdasarkan Property, Operation, Maintenance, and Energy
Cost (POMEC) [15]. • Siklus hidup sekarang layak diselamatkan Nilai
sekarang layak disimpan dari bahan alternatif
yang digunakan untuk setiap item pekerjaan.
Persentase biaya yang dihemat dari analisis LCC untuk setiap alternatif material dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Biaya yang Dihemat dari Penghematan Bahan Alternatif (%)
Pekerjaan Dinding
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Sanitasi
7
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
2 Lemari 12
4 Pancuran Tangan 26 42 39
6 Wastafel 2 1 3
Pekerjaan Dinding
Pekerjaan Pintu
Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Sanitasi
1 Memperbaiki Kepala Pancuran Alternatif 3
2 Lemari Alternatif 1
6 Wastafel Alternatif 3
8
Machine Translated by Google
The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis rekayasa nilai pada pekerjaan arsitektur pada hotel di Bali, dapat disimpulkan bahwa
item pekerjaan yang dapat dioptimalkan dari analisis rekayasa nilai adalah pekerjaan dinding, pekerjaan pintu,
pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi. . Melalui analisis rekayasa nilai dari item-item pekerjaan yang
teridentifikasi, persentase penghematan biaya sebesar 8% dari pekerjaan arsitektur. Hal ini menghemat hingga
Rp 3.082.298.249,00 dari total biaya proyek. Material alternatif yang dipilih untuk menggantikan desain asli
adalah yang memberikan kontribusi paling besar dalam menghemat biaya setiap item pekerjaan.
7. Ucapan Terima
Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Bina Nusantara atas dukungan dana untuk
proyek penelitian ini.
Referensi
[1] Berawi, M. (2014). Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi Bangunan Gedung.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
[2] Hammersley, H. (2002). Manajemen Nilai dalam Konstruksi, Asosiasi Pemerintah Daerah
Konsultan Bisnis.
[3] Robinson, J. (2008). Strategi Nilai Tambah Untuk Mempertahankan Keberhasilan Program
Peningkatan Nilai. Volume Dunia, 19-25.
[4] Kementerian Pekerjaan Umum (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45 Tahun
2007 : Petunjuk Teknis Pembangunan Gedung Negara. Jakarta.
[5] Kembuan, A., & Walangitan, J. (2016). Penerapan Value Engineering pada Proyek
Pembangunan Gereja GMIM Syaloom Karombasan. Jurnal Sipil Statik, 95-103. [5]
[6] Chougule, A., Gupta, A., & Patil, S. (2014). Penerapan Teknik Rekayasa Nilai pada Bangunan
Rumah Tinggal. International Journal of Innovative Research in Advanced Engineering (IJIRAE),
115-118.
[7] Atabay, S., & Galipogullari, N. (2013). Penerapan Rekayasa Nilai dalam Proyek Konstruksi.
Jurnal Teknik Lalu Lintas dan Transportasi, 39-48.
[8] Wicaksono, A., & Utomo, C. (2012). Penerapan Value Engineering pada Pembangunan Proyek
Universitas Katolik Widya Mandala Pakuwon City. Jurnal Teknik Pomits, 1-6.
[9] Bertolini, V., Wisnumurti, & Zacoeb, A. (2016). Aplikasi Value Engineering Pada Proyek
Pembangunan Gedung (Studi Kasus Hotel Grand Banjarmasin). Jurnal IPTEK, 53-64.
[10] Berawi, M., Priyatno, H., Latief, Y., Sesmiwati, & Rahman, H. (2011). Penerapan Rekayasa Nilai pada
Tahap Desain di Industri Konstruksi Indonesia. Prosiding Konferensi Internasional ke-12
tentang QiR (Quality in Research), (hlm. 2121-2126).
[11] Dell'Isola, A. (1997). Rekayasa Nilai: Aplikasi Praktis... untuk Desain, Konstruksi,
Pemeliharaan dan Operasi. Kingston: Wiley.
[12] Kelly, J., Male, S., & Graham, D. (2004). Manajemen Nilai Proyek Konstruksi.
Oxford: Ilmu Blackwell.
[13] Standar ASTM (2010). Praktik Standar untuk Melakukan Analisis Nilai (VA) Bangunan dan Sistem
Bangunan.
[14] Kirk, S., & Dell'Isola, A. (1995). Biaya Siklus Hidup untuk Profesional Desain. New York:
McGraw-Hill.
[15] Budiawan, & Sukadana, I. (1995). Estimasi Biaya Operasi, Perawatan, dan Energi (POMEC) pada
Bangunan Hotel dengan Menggunakan Metode Regresi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.