0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan10 halaman

Arumsari - 2018 - IOP - Conf. - Ser. - Earth - Environ. - Sci. - 195 - 012015-1

Dokumen ini membahas penerapan rekayasa nilai pada proyek gedung bertingkat di Bali, yang bertujuan untuk menghemat biaya tanpa mengurangi kualitas. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan rekayasa nilai dapat menghemat hingga 8% dari total biaya arsitektur dengan fokus pada pekerjaan dinding, pintu, lantai, dan sanitasi. Metodologi yang digunakan mencakup analisis fungsi biaya, teknik sistem analisis fungsi, dan evaluasi biaya siklus hidup.

Diunggah oleh

Arya Ddp
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan10 halaman

Arumsari - 2018 - IOP - Conf. - Ser. - Earth - Environ. - Sci. - 195 - 012015-1

Dokumen ini membahas penerapan rekayasa nilai pada proyek gedung bertingkat di Bali, yang bertujuan untuk menghemat biaya tanpa mengurangi kualitas. Penelitian menunjukkan bahwa penerapan rekayasa nilai dapat menghemat hingga 8% dari total biaya arsitektur dengan fokus pada pekerjaan dinding, pintu, lantai, dan sanitasi. Metodologi yang digunakan mencakup analisis fungsi biaya, teknik sistem analisis fungsi, dan evaluasi biaya siklus hidup.

Diunggah oleh

Arya Ddp
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 10

Machine Translated by Google

Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS • AKSES TERBUKA


Anda mungkin juga suka
- Penelitian teknologi transfer floor pada
Penerapan Rekayasa Nilai pada Gedung konstruksi gedung bertingkat tinggi
Peng Zhang
Bertingkat (Studi Kasus di Bali) - Jaminan keandalan struktur gedung bertingkat
tinggi pada tahap desain seperti yang
dicontohkan oleh kompleks bangunan
Mengutip artikel ini: Putri Arumsari dan Ricco Tanachi 2018 012015 Konferensi TIO Ser.: Lingkungan Bumi. Sains. 195 tempat tinggal
di Yekaterinburg Vladimir Alekhin,
Liubov Avdonina, Aleksey Antipin dkk.

- Desain Keselamatan dalam Desain Kelistrikan Gedung


Bertingkat Tinggi dalam Distribusi Tegangan Rendah
Sistem
Lihat artikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan. Yuan Ling Ma

Konten ini diunduh dari alamat IP 180.252.93.47 pada 06/09/2023 pukul 08:03
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

Penerapan Rekayasa Nilai pada Gedung Bertingkat (Studi


Kasus di Bali)

Putri Arumsari*, Ricco Tanachi

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bina Nusantara


Jakarta, Indonesia 11480

Penulis koresponden: [email protected]

Abstrak. Mencari material alternatif yang terjangkau untuk menggantikan desain awal karya
arsitektur proyek gedung bertingkat komersial tanpa mengurangi nilai material itu sendiri.
Kemudian menganalisis biaya yang dihemat dari penerapan rekayasa nilai dalam pekerjaan
arsitektur gedung bertingkat tinggi. Perhitungan melalui proses rekayasa nilai dilakukan.
Sebuah bangunan tinggi komersial di Bali dipilih sebagai studi kasus untuk menerapkan proses
rekayasa nilai dalam tahap desain. Tahapan rekayasa nilai meliputi perhitungan fungsi biaya/
nilai, analisis melalui Teknik Sistem Analisis Fungsi (FAST), tahap inovasi dan kreativitas,
evaluasi biaya daur hidup, analisis keputusan dan terakhir pengambilan keputusan. Penelitian
ini menemukan bahwa dengan menerapkan rekayasa nilai melalui beberapa item pekerjaan
pada gedung bertingkat komersial dapat menghemat hingga 8% dari total biaya pekerjaan
arsitektur. Pekerjaan arsitektur yang dianalisis melalui rekayasa nilai adalah pekerjaan dinding,
pekerjaan pintu, pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi. Ini ditemukan sebagai hasil yang
paling berpengaruh dari perhitungan Pareto. Penerapan rekayasa nilai penelitian ini hanya
dilakukan pada satu gedung komersial bertingkat tinggi di Bali. Karya yang dianalisis juga
hanya karya arsitektur. Oleh karena itu jenis proyek konstruksi lainnya dapat menghasilkan
nilai penghematan biaya yang berbeda. Penelitian ini mengidentifikasi biaya yang dapat
dihemat melalui penerapan value engineering pada bangunan komersial bertingkat tinggi di
Bali yang menekankan pada material berkualitas tinggi dalam karya arsitekturnya. Penelitian
ini akan berkontribusi pada kajian literatur rekayasa nilai dengan studi kasus gedung bertingkat komersial.

Kata kunci: rekayasa nilai, karya arsitektur, penghematan biaya, gedung bertingkat, Bali,
konstruksi

1. Perkenalan

Dalam membangun suatu proyek konstruksi, pengendalian biaya proyek merupakan salah satu proses penting
dalam manajemen proyek. Salah satu teknik yang digunakan adalah melalui proses value engineering (VE) [1].
VE adalah suatu proses untuk membantu pengambilan keputusan berdasarkan multidisiplin yang sistematis dan diukur
dengan menganalisis fungsi untuk mencapai nilai terbaik dari suatu proyek. Nilai terbaik dari suatu proyek dicapai dengan
mendefinisikan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai nilai target yang diinginkan. VE juga menyediakan fungsi
tersebut dengan biaya optimal, konsistensi kualitas dan kinerja yang dibutuhkan [2].

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuan lisensi Creative Commons Attribution 3.0. Setiap distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

Kemampuan VE dalam meningkatkan daya saing industri konstruksi di beberapa negara dikarenakan banyaknya
manfaat yang dibawa VE pada proyek konstruksi. Kemampuan VE untuk membantu pengambilan keputusan pada tahap
desain merupakan salah satu keunggulannya sehingga hasil penghematan biaya lebih optimal [3]. Pekerjaan arsitektur dalam
suatu proyek menghabiskan biaya sekitar 28% – 43% dari total biaya proyek [4]. Sehingga VE dapat diterapkan pada
pekerjaan arsitektur suatu proyek konstruksi untuk mendapatkan biaya yang optimal.

Pada proyek konstruksi bangunan banyak ditemukan anggaran yang melebihi anggaran yang disebabkan oleh
penggunaan material yang berlebihan dan penyelesaian pekerjaan yang melebihi jadwal yang direncanakan [5]. VE dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan meminimalkan biaya tanpa mengurangi nilai dan kualitas barang
pengganti. Sehingga total biaya proyek dapat lebih efisien. Semakin dini penerapan VE pada tahapan konstruksi, semakin
optimal hasil penghematan biaya [6].

2. Gambaran Penerapan Rekayasa Nilai Rekayasa nilai (VE)


diterapkan pada pembangunan Jalan Tol Bregana-Zagreb-Dubrovnik di Kroasia dimana penghematan biaya mencapai
$43.000.000 dan waktu yang dihemat hingga 12 bulan [7]. Pada proyek Universitas Katolik Widya Mandala di Kota Pakuwon,
Indonesia, penghematan biaya melalui analisis VE sebesar 15,79% dari total biaya proyek [8].

Proyek Gereja GMIM Syaloom Karombasan di Manado, Indonesia, menerapkan analisis VE pada pekerjaan dinding dan
pekerjaan plafon. Biaya yang dihemat melalui analisis VE sebesar 24,5% dari biaya awal proyek [5]. Pekerjaan mekanikal &
elektrikal suatu proyek dianalisa melalui VE dan diperoleh hasil penghematan biaya sebesar 10,8% dari total biaya proyek,
dengan asumsi umur bangunan adalah 10 tahun [9]. Kendala penerapan VE di Indonesia adalah masih sedikitnya
pengetahuan tentang konsep VE, terutama dalam penggunaan diagram Function Analysis System Technique (FAST) [10].

3. Rekayasa Nilai Rekayasa


Nilai adalah suatu penerapan metodologi nilai dalam suatu proyek atau jasa yang merupakan rancangan atau konsep
untuk mencapai nilai tambah [1]. Ada 3 elemen dasar yang diperlukan untuk mengukur suatu nilai yaitu fungsi, kualitas dan
biaya [11]. Hubungan antar elemen dapat dilihat dari persamaan 1.

Fungsi+ Nilai
Kualitas = ................................................. ............................................................... ..........(1)
Biaya

Situasi berikut adalah alternatif yang dapat dilakukan dalam rekayasa nilai berdasarkan
hubungan antara fungsi, kualitas, dan biaya: •
Mengurangi biaya, tetapi fungsi dan kualitas tetap terjaga; • Meningkatkan nilai
atau kualitas atau keduanya tetapi mempertahankan biaya; • Meningkatkan fungsi
dan kualitas, serta menurunkan biaya; • Meningkatkan fungsi dan kualitas dengan
meningkatkan biaya.

3.1. Nilai
Dalam rekayasa nilai, nilai ekonomi menjadi prioritas dan terdiri dari 4 kategori sebagai berikut: • Nilai biaya yang
merupakan total biaya untuk memproduksi suatu barang, terdiri dari jumlah total pekerja,
bahan, peralatan dan overhead;
• Nilai tukar adalah nilai yang dipertukarkan. Nilai adalah istilah yang digunakan untuk pembeli yang termotivasi
untuk membeli produk. Nilai ini didasarkan pada nilai pasar pada waktu tertentu;
• Nilai penghargaan adalah nilai yang menyebabkan pemilik atau pengguna bersedia membayar untuk suatu prestise. Ini
nilai terkait dengan kebutuhan dan keinginan pengguna;

2
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

• Nilai guna adalah nilai fungsional suatu produk/proses/sistem yang dibuat untuk memenuhi suatu tujuan tertentu
tujuan [12].

3.2. Fungsi Fungsi

merupakan elemen utama dalam analisis value engineering (VE). Tujuan VE adalah untuk mencapai fungsi-fungsi yang dibutuhkan
dari suatu sistem dengan total biaya yang efisien. Fungsi-fungsi dalam VE penting karena fungsi merupakan objek utama yang
menghubungkannya dengan biaya. Fungsi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
adalah:

• Fungsi dasar adalah alasan utama suatu sistem tertentu ada, dasar atau alasan keberadaannya
suatu produk dan memiliki nilai guna;
• Fungsi sekunder adalah fungsi yang tidak secara langsung digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan dasar
diperlukan untuk mendukung kebutuhan dasar [1].

3.3. Biaya

Biaya adalah jumlah dari semua pendapatan dan hasil yang dibuat untuk mengembangkan dan menghasilkan proyek/produk.
Pendapatan suatu proyek/produk selalu menganalisis pengaruh keputusan yang dibuat terhadap kualitas, kehandalan dan pemeliharaan
proyek/produk karena hal ini akan mempengaruhi biaya proyek/produk.
Berdasarkan hubungan antara fungsi, kualitas dan biaya, salah satu penyebab rendahnya nilai adalah adanya biaya yang tidak perlu [11].

3.4. Hukum Pareto


Hukum Pareto hukum 80/20 ditemukan oleh seorang ekonom Itali, Vilfredo Pareto. Pareto menyatakan bahwa 80% hasil adalah
hasil dari 20% pendapatan. 80% reaksi disebabkan oleh 20% tindakan, atau 80% hasil berasal dari 20% usaha. Analisis pareto adalah
metode yang digunakan untuk menganalisis biaya tertinggi dari item pekerjaan yang berpotensi untuk dianalisis dalam rekayasa nilai.
Hanya biaya kumulatif sebesar 80% yang akan dianalisis lebih lanjut melalui rekayasa nilai.

3.5. Biaya-untuk-Layak (C/ W)


Cost-to-worth adalah teori dasar nilai yang merupakan hubungan antara biaya dan nilai [1]. Rasio cost-to-worth diperoleh dari
persamaan berikut:

Biaya
Biaya ÿ hingga ÿ senilai = ............................................................... ............................................................... .............................. 2
Bernilai

Tingginya rasio cost-to-worth ratio menunjukkan area di mana penghematan biaya dalam suatu sistem bisa tinggi. Rasio biaya
terhadap nilai yang lebih besar dari 1 mengindikasikan potensi penghematan biaya [13].

3.6. Biaya Siklus Hidup (LCC)


LCC adalah biaya keseluruhan mulai dari tahap perencanaan hingga fasilitas dimanfaatkan [11]. Unsur dalam perhitungan LCC
adalah biaya investasi, biaya pembiayaan, biaya operasional, biaya pemeliharaan, biaya penggantian/perbaikan, pajak dan nilai sisa.
Dalam menghitung LCC, semua nilai dari setiap elemen diubah menjadi nilai sekarang. LCC dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut:

Biaya Siklus Hidup (LCC)


= (Biaya Awal + Biaya Penggantian/ Perbaikan + Biaya Pemeliharaan + Biaya Operasional + Penyelamatan)...3

3
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

3.7. Diagram Function Analysis System Technique (FAST) Diagram


FAST adalah diagram yang berhubungan dengan semua fungsi dalam sistem komponen yang menunjukkan
hubungan spesifik antara setiap fungsi dan secara jelas menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram
FAST diperlukan untuk memodelkan suatu fungsi untuk menentukan area yang perlu diperbaiki. Peningkatan nilai
dapat menciptakan inovasi karena ide-ide kreatif dibuat selama proses ini. Pertanyaan “BAGAIMANA-MENGAPA” perlu
ditanyakan saat mengembangkan diagram CEPAT [1].

4. Metodologi
Kecanggihan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini didasarkan pada studi kasus pada proyek hotel bintang 5
yang berlokasi di Bali. Hanya karya arsitektur yang akan dianalisis melalui analisis rekayasa nilai. Metodologi penelitian
dapat dilihat pada Gambar 1.

AWAL
C

Studi Sastra

Fase informasi:
- Analisis Pareto

Fase analisis fungsi:


- Analisis biaya / nilai
- Diagram CEPAT

Fase kreativitas:
- Usulan alternatif

Tahap evaluasi:
- Biaya siklus hidup

Analisis keputusan & fase pengambilan keputusan:


- Alternatif yang dipilih

Kesimpulan

AKHIR

Gambar 1. Metodologi Kajian Penelitian

4
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

5. Penerapan Rekayasa Nilai Analisis pada


setiap tahapan proses rekayasa nilai dijelaskan pada Gambar di bawah ini [11]:

5.1. Fase informasi Fase


informasi adalah langkah pertama dalam rekayasa nilai. Informasi seperti desain proyek, latar belakang proyek, kendala dalam
proyek dan biaya proyek diperoleh.
Pekerjaan arsitektur objek studi yaitu proyek hotel bintang 5 memakan biaya 40% dari total biaya hotel. Berdasarkan hukum
Pareto yang menyatakan bahwa hanya biaya kumulatif sampai dengan 80% yang akan dianalisis lebih lanjut, pekerjaan yang dapat
dianalisis lebih lanjut dengan rekayasa nilai adalah pekerjaan dinding, pekerjaan pintu, pekerjaan lantai dan pekerjaan saniter.
Rincian anggaran arsitektur hotel dan analisis Pareto dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rekapitulasi Anggaran Arsitektur Hotel dan Analisis Pareto Persentase Kumulatif 27%
Persentase
TIDAK. Pekerjaan Detil Anggaran
Biaya
1 Pekerjaan Dinding Rp 10,616,900,040.00 Rp 27%

2 Pekerjaan Pintu 9,589,460,100.00 Rp 25% 52%

3 Pekerjaan Lantai 6,063,009,700.00 Rp 16% 68%

4 Peralatan Kerja 3,955,560,000.00 Rp 11% 79%

5 Sanitasi Kerja dan lain-lain. 3,834,051,000.00 Rp 10% 88%

6 Pekerjaan Cat 2,689,147,025.00 Rp 7% 95%

7 Pekerjaan Plafon 1,780,600,250.00 Rp 5% 100%

TOTAL 38,528,728,115.00 100,00%

Analisis Pareto kedua dilakukan untuk setiap pekerjaan yang diidentifikasi dalam analisis Pareto pertama. Sub pekerjaan
dalam pekerjaan dinding, pekerjaan pintu, pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi dianalisa. Rekapitulasi analisis Pareto kedua
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Pareto Persentase Kumulatif Sub
Karya Kumulatif
TIDAK. Pekerjaan Detil TIDAK. Pekerjaan Detil
Persentase
Pekerjaan Dinding Pekerjaan Lantai

1 Pekerjaan bata bagian dalam 39% 1 Pekerjaan lantai parket 40%

2 Pekerjaan plesteran bagian dalam 69% 2 60x60 pekerjaan lantai keramik 73%

3 Keramik dinding toilet berfungsi 93% 3 Pekerjaan parket skirting 83%

Pekerjaan Pintu Pekerjaan Sanitasi


Kaca pintu geser bekerja
1 38% 1 Memperbaiki Kepala Pancuran 20%

Pekerjaan kaca satu pintu


2 66% 2 Lemari 38%

3 Pekerjaan dinding kaca 78% 3 Bak Mandi & Pancuran Satu Tuas 52% 62%
Pekerjaan Lantai 4 Pancuran Tangan

1 Pekerjaan lantai parket 40% 5 Bilah handuk ganda 71%

2 Pekerjaan lantai keramik 60x60 73% 6 Wastafel 79%

3 Pekerjaan parket skirting 83%

5
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

5.2. Fase analisis fungsi


Fungsi dari setiap elemen pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi dianalisis untuk mengetahui pekerjaan mana yang
memiliki potensi paling tinggi untuk memberikan kontribusi paling besar terhadap total biaya proyek. Dalam menentukan item
pekerjaan mana yang memiliki potensi paling tinggi dalam memberikan kontribusi paling besar terhadap total biaya proyek, perlu
dilakukan analisis cost-to-worth untuk setiap item pekerjaan. Nilai C/W > 1 berarti item pekerjaan dapat dianalisis melalui rekayasa
nilai. Hasil C/W dari masing-masing item pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, 4 item pekerjaan yang
diidentifikasi sebelumnya melalui analisis Pareto juga memiliki hasil C/W lebih besar dari 1. Artinya item tersebut karya yang dapat
dianalisis melalui rekayasa nilai.

Tabel 3. Hasil Cost-to-Wort

TIDAK. Pekerjaan Detil C/W

1 Pekerjaan Dinding 2,33


2 Pekerjaan Pintu 1,07
3 Pekerjaan Lantai 1,26

4 Pekerjaan Sanitasi 1,28

Diagram FAST dibuat untuk mengidentifikasi fungsi dasar dan fungsi sekunder dari item tersebut
pekerjaan dianalisis melalui VE. Diagram FAST untuk penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram FAST Karya Arsitektur

5.3. Fase Kreativitas


Beberapa ide alternatif diusulkan pada langkah ini untuk menggantikan desain asli. Material alternatif yang diusulkan perlu
mengakomodir fungsi yang diidentifikasi melalui diagram FAST pada Gambar 2.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan alternatif adalah: • Biaya awal;
• Biaya
pemeliharaan; • Kualitas [1].

6
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

3 bahan alternatif dipilih untuk dievaluasi untuk setiap item pekerjaan. Alternatif yang dipilih karena desain aslinya memiliki
kualitas yang sama tetapi beberapa memiliki dimensi atau bentuk yang berbeda.

5.4. Tahap evaluasi Alternatif


ide yang terpilih akan dianalisis lebih lanjut melalui analisis life cycle cost (LCC) untuk menghitung nilai uang dari alternatif ide
yang terpilih berdasarkan estimasi suku bunga dan lamanya umur bangunan. Dalam LCC menganalisis total biaya proyek selama
masa hidupnya dan jumlah biaya yang dihemat karena material alternatif dihitung.

Analisis LCC dilakukan hingga 35 tahun, dengan asumsi life span hotel adalah 35 tahun. Di sana
ada beberapa komponen yang perlu diperhitungkan dalam analisis LCC sebagai berikut: • Biaya awal
Biaya awal item
pekerjaan dihitung dengan menghitung analisis harga satuan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/2013.
Harga satuan tersebut selanjutnya akan dikalikan dengan volume barang sub pekerjaan sesuai dengan shop drawing yang
diberikan oleh pemilik. • Biaya penggantian Rencana pemeliharaan dan penggantian material/
komponen suatu bangunan
didasarkan pada rencana pemeliharaan dan penggantian dari Kirk (1995) [14]. Biaya penggantian kemudian dikonversi dalam
bentuk nilai sekarang. • Biaya penyelamatan Nilai sisa material setelah 35 tahun masa pakainya. • Biaya operasional dan biaya
perawatan

Biaya operasional dan pemeliharaan sebesar 10% dari biaya awal berdasarkan Property, Operation, Maintenance, and Energy
Cost (POMEC) [15]. • Siklus hidup sekarang layak diselamatkan Nilai
sekarang layak disimpan dari bahan alternatif
yang digunakan untuk setiap item pekerjaan.

Persentase biaya yang dihemat dari analisis LCC untuk setiap alternatif material dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Persentase Biaya yang Dihemat dari Penghematan Bahan Alternatif (%)

TIDAK. Pekerjaan Detil Alternatif


Alternatif 1 Alternatif 3 2

Pekerjaan Dinding

1 Pekerjaan bata bagian dalam 7 10 13

2 Pekerjaan plesteran bagian dalam -1 0,354 0,149


3 Keramik dinding toilet berfungsi 9 18 23

Pekerjaan Pintu

1 Kaca pintu geser bekerja 11 9 13

2 Pekerjaan kaca satu pintu 3 2 6

3 Pekerjaan dinding kaca 15 11 19

Pekerjaan Lantai

1 Pekerjaan lantai parket 1 3,3 4,3


2 60x60 pekerjaan lantai keramik 3 9 12

3 Pekerjaan parket skirting 4 8 16

Pekerjaan Sanitasi

7
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

1 Memperbaiki Kepala Pancuran 10 13 14

2 Lemari 12

3 Bak Mandi & Pancuran Bawah Tunggal 15 23 20

4 Pancuran Tangan 26 42 39

5 Bilah Menara Ganda 19 31 11

6 Wastafel 2 1 3

5.5. Fase analisis keputusan


Proses dalam menganalisis ide-ide alternatif bertujuan untuk memilih ide-ide alternatif yang berpotensi menghemat biaya
dalam proyek. Bahan alternatif yang memberikan kontribusi penghematan biaya tertinggi berdasarkan analisis biaya siklus hidup
akan dipilih sebagai bahan alternatif pengganti desain asli. Berdasarkan Tabel IV dapat dilihat material mana yang menghasilkan
persentase penghematan biaya tertinggi.

5.6. Fase pengambilan keputusan


Sebuah keputusan dibuat dimana ide-ide alternatif menghemat lebih banyak biaya untuk menggantikan desain asli setelah
proses analisis. Alternatif yang dipilih adalah bahan alternatif yang memiliki persentase penghematan biaya tertinggi. Hasil pemilihan
alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Bahan Alternatif yang Dipilih

TIDAK. Pekerjaan Detil Alternatif Dipilih

Pekerjaan Dinding

1 Pekerjaan bata bagian dalam Alternatif 3

2 Pekerjaan plesteran bagian dalam Alternatif 2

3 Keramik dinding toilet berfungsi Alternatif 3

Pekerjaan Pintu

Kaca pintu geser bekerja


1 Alternatif 3

Pekerjaan kaca satu pintu


2 Alternatif 3

3 Pekerjaan dinding kaca Alternatif 3

Pekerjaan Lantai

1 Pekerjaan lantai parket Alternatif 3

2 60x60 pekerjaan lantai keramik Alternatif 3

3 Pekerjaan parket skirting Alternatif 3

Pekerjaan Sanitasi
1 Memperbaiki Kepala Pancuran Alternatif 3

2 Lemari Alternatif 1

Bak Mandi Bawah Tunggal &


3 Alternatif 2
Mandi
4 Pancuran Tangan Alternatif 2

5 Bilah Menara Ganda Alternatif 2

6 Wastafel Alternatif 3

8
Machine Translated by Google

The 2nd International Conference on Eco Engineering Development 2018 (ICEED 2018) IOP Publishing
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 195 (2018) 012015 doi:10.1088/1755-1315/195/1/012015

6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis rekayasa nilai pada pekerjaan arsitektur pada hotel di Bali, dapat disimpulkan bahwa
item pekerjaan yang dapat dioptimalkan dari analisis rekayasa nilai adalah pekerjaan dinding, pekerjaan pintu,
pekerjaan lantai dan pekerjaan sanitasi. . Melalui analisis rekayasa nilai dari item-item pekerjaan yang
teridentifikasi, persentase penghematan biaya sebesar 8% dari pekerjaan arsitektur. Hal ini menghemat hingga
Rp 3.082.298.249,00 dari total biaya proyek. Material alternatif yang dipilih untuk menggantikan desain asli
adalah yang memberikan kontribusi paling besar dalam menghemat biaya setiap item pekerjaan.

7. Ucapan Terima
Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Bina Nusantara atas dukungan dana untuk
proyek penelitian ini.

Referensi
[1] Berawi, M. (2014). Aplikasi Value Engineering Pada Industri Konstruksi Bangunan Gedung.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
[2] Hammersley, H. (2002). Manajemen Nilai dalam Konstruksi, Asosiasi Pemerintah Daerah
Konsultan Bisnis.
[3] Robinson, J. (2008). Strategi Nilai Tambah Untuk Mempertahankan Keberhasilan Program
Peningkatan Nilai. Volume Dunia, 19-25.
[4] Kementerian Pekerjaan Umum (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45 Tahun
2007 : Petunjuk Teknis Pembangunan Gedung Negara. Jakarta.
[5] Kembuan, A., & Walangitan, J. (2016). Penerapan Value Engineering pada Proyek
Pembangunan Gereja GMIM Syaloom Karombasan. Jurnal Sipil Statik, 95-103. [5]
[6] Chougule, A., Gupta, A., & Patil, S. (2014). Penerapan Teknik Rekayasa Nilai pada Bangunan
Rumah Tinggal. International Journal of Innovative Research in Advanced Engineering (IJIRAE),
115-118.
[7] Atabay, S., & Galipogullari, N. (2013). Penerapan Rekayasa Nilai dalam Proyek Konstruksi.
Jurnal Teknik Lalu Lintas dan Transportasi, 39-48.
[8] Wicaksono, A., & Utomo, C. (2012). Penerapan Value Engineering pada Pembangunan Proyek
Universitas Katolik Widya Mandala Pakuwon City. Jurnal Teknik Pomits, 1-6.
[9] Bertolini, V., Wisnumurti, & Zacoeb, A. (2016). Aplikasi Value Engineering Pada Proyek
Pembangunan Gedung (Studi Kasus Hotel Grand Banjarmasin). Jurnal IPTEK, 53-64.
[10] Berawi, M., Priyatno, H., Latief, Y., Sesmiwati, & Rahman, H. (2011). Penerapan Rekayasa Nilai pada
Tahap Desain di Industri Konstruksi Indonesia. Prosiding Konferensi Internasional ke-12
tentang QiR (Quality in Research), (hlm. 2121-2126).
[11] Dell'Isola, A. (1997). Rekayasa Nilai: Aplikasi Praktis... untuk Desain, Konstruksi,
Pemeliharaan dan Operasi. Kingston: Wiley.
[12] Kelly, J., Male, S., & Graham, D. (2004). Manajemen Nilai Proyek Konstruksi.
Oxford: Ilmu Blackwell.
[13] Standar ASTM (2010). Praktik Standar untuk Melakukan Analisis Nilai (VA) Bangunan dan Sistem
Bangunan.
[14] Kirk, S., & Dell'Isola, A. (1995). Biaya Siklus Hidup untuk Profesional Desain. New York:
McGraw-Hill.
[15] Budiawan, & Sukadana, I. (1995). Estimasi Biaya Operasi, Perawatan, dan Energi (POMEC) pada
Bangunan Hotel dengan Menggunakan Metode Regresi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai