0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan22 halaman

Laporan Kasus Stase Asuhan Kebidanan Pranikah Dan Prakonsepsi

Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada calon pengantin Nn. A yang menerima imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Klinik Suma Medika pada tahun 2024. Imunisasi TT penting untuk mencegah infeksi tetanus pada ibu dan bayi baru lahir, serta merupakan syarat pranikah di Indonesia. Laporan ini juga mencakup prosedur pelaksanaan imunisasi dan evaluasi hasilnya.

Diunggah oleh

Anyta Suhartina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan22 halaman

Laporan Kasus Stase Asuhan Kebidanan Pranikah Dan Prakonsepsi

Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada calon pengantin Nn. A yang menerima imunisasi Tetanus Toksoid (TT) di Klinik Suma Medika pada tahun 2024. Imunisasi TT penting untuk mencegah infeksi tetanus pada ibu dan bayi baru lahir, serta merupakan syarat pranikah di Indonesia. Laporan ini juga mencakup prosedur pelaksanaan imunisasi dan evaluasi hasilnya.

Diunggah oleh

Anyta Suhartina
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


PEMBERIAN IMUNISASI TT CALON PENGANTIN (CATIN) PADA Nn. A
DI KLINIK SUMA MEDIKA TAHUN 2024

Disusun Oleh:

Anyta Suhartina Suharja


(24159010069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2024/2025
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan Laporan Pendahuluan sebagai Salah Satu Persyaratan dalam


penyelenggaraan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Dan Prakonsepsi
Pemberian Imunisasi TT Calon Pengantin (Catin) Pada Nn. A di Klinik Suma Medika
Tahun 2024. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun 2024.

Tangerang, November 2024

Mengetahui :

Pembimbing Stase Pembimbing Lahan /CI

(Bdn. Jumi Herawati, SST)


(Ika Oktaviani, SST, Bd. MKM)

I
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus pada Asuhan Kebidanan
Pemberian Imunisasi TT Calon Pengantin (Catin) Pada Nn. A di Klinik Suma Medika
Tahun 2024. Penulisan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Pada Pranikah dan Prakonsepsi yang merupakan salah satu
mata kuliah yang harus dilalui dalam proses pendidikan Profesi Bidan. Dalam
penyusunan laporan kasus ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Imas Yoyoh, M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang

2. Bdn. Catur Erty Suksesty, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
3. Ika Oktaviani, SST, Bd. MKM Selaku Dosen Pembimbing Institusi
4. Jumi Herawati, SST.Bd, selaku Pembimbing Lahan Praktik
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk dan saran
serta kritik dari berbagai pihak. Akhir kata semoga hasil laporan ini memberikan
manfaat yang berguna bagi yang membutuhkannya.

Tangerang, November 2024

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR............................................Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................2

B. Rumusan Masalah............................................................................................3

C. Tujuan Penulisan..............................................................................................3

D. Manfaat..........................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN KASUS...................................................................................4

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................7

BAB IV KESIMPULAN

1. Kesimpulan.......................................................................................................8

2. Saran.................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

kekebalan dan menekan resiko kematian akibat penyakit. Imunisasi

berasal dari kata imun, kebal atau resisten, dengan diberikannya

imunisasi berarti kita akan terlindungi dari beberapa penyakit,

contohnya adalah imunisasi Tetanus Toksoid. Dengan diberikannya

imunisasi ini bayi yang akan lahir kecil kemungkinannya akan

terinfeksi tetanus. Menurut PERMENKES RI Nomor 12 Tahun 2017

Tentang Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi TT wajib

dilaksanakan. Manfaat Imunisasi TT bagi calon pengantin adalah

memberikan perlindungan dari penyakit tetanus neonatorum pada bayi

yang baru lahir, memberikan perlindungan pada ibu dari kemungkinan

terkena tetanus jika terluka, sebagai tindakan pencegahan agar wanita

tidak terkena penyakit tetanus saat hamil, bersalin, atau nifas, dan

memberikan kekebalan pasif pada ibu hamil agar terhindar dari

tetanus (Sari et al., 2023).

Di Indonesia, imunisasi TT merupakan salah satu yang wajib

bagi bagi calon pengantin (catin). Pasangan yang hendak menikah

sudah mulai akrab dengan premarital test atau tes kesehatan pranikah.

Salah satu yang harus dipenuhi dan merupakan aturan wajib dari

5
pemerintah adalah vaksin Tetanus Toksoid (TT). Menikah perlu

banyak persiapan dan yang terutama tentu kondisi kesehatan. Salah

satu persiapan fisik bagi kaum perempuan yang berkaitan dengan

administrasi adalah surat keterangan bebas tetanus toksoid (TT).

Meskipun suntikan TT pernah didapatkan masa kecil, perempuan yang

hendak menikah wajib mendapatkan vaksinasi TT lagi (Fitria, 2022).

Calon pasangan pengantin diwajibkan melakukan suntik Imunisasi

Tetanus Toksoid ketika akan melakukan perkawinan dengan melampirkan

bukti atau surat keterangan sudah melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid

bersama persyaratan yang lain ke Kantor Urusan Agama (KUA). Dengan

harapan setiap calon pasangan ataupun bayi yang akan dilahirkannya mampu

terbebas dari infeksi tetanus yang pernah menjadi momok yang menakutkan

di Indonesia

Pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin,

Kemenkes menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama. Hal

tersebut dilakukan karena sasaran dari program ini adalah calon

pengantin yang biasanya sudah mendaftarkan diri di kantor urusan

agama (KUA), baik Dinas Kesehatan maupun KUA setempat,

masing- masing saling membentuk divisi atau bagian yang

bertanggung jawab menangani program tersebut

Di Indonedia Pada tahun 2017, dilaporkan terdapat 25 kasus

dari 7 provinsi dengan jumlah meninggal 14 kasus atau CFR sebesar

56%. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2017 mengalami

penurunan dari tahun sebelumnya, yang sebanyak 33 kasus pada tahun

6
2016. Meski demikian, CFR pada tahun 2017 mengalami peningkatan

dari tahun sebelumnya yang sebesar 42,4%. Jumlah kasus TN

terbanyak tersebar sama rata di tiga provinsi, yaitu Provinsi Riau,

Banten, dan Kalimantan Barat. Provinsi dengan CFR 100% yaitu

Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, dan Papua. Pada tahun 2016,

dilaporkan terdapat 33 kasus dari 7 provinsi dengan jumlah meninggal

14 kasus atau CFR 42,4%. Kasus TN paling banyak terjadi di provinsi

Jawa Timur (19 kasus) (Fitria, 2022).

Imunisasi tetanus toksoid (TT) merupakan salah satu program

pemerintah yang diterapkan pada calon pengantin wanita untuk

mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor

resiko kematian ibu dan bayi (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2021).

Target pemberian vaksin ini tidak hanya pada perempuan yang

akan menikah saja, tetapi juga pada wanita usia subur calon ibu.

Imunisasi ini dahulu ditujukan bagi kaum wanita di daerah pedesaan

dan terpencil. Namun demikian di lapangan justru kaum wanita

pedesaan lebih banyak untuk melakukan imunisasi dibandingkan di

daerah perkotaan karena beberapa wanita tidak mendapat suntik

tetanus toksoid karena pernikahan yang terpaksa (sedang dalam

keadaan hamil) dan takut bahan berbahaya yang terdapat di dalam

vaksin tetanus toksoid tersebut (Tittha et al., 2024).

7
Pemberian imunisasi TT pada Catin tersebut dapat dilakukan

di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, rumah

sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. Oleh karenanya kunjungan ibu

hamil untuk memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan

kesehatan tentunya akan memberikan dampak positif terhadap

peningkatan cakupan pelayanan imunisasi Catin ibu hamil (Tittha et

al., 2024).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka rumusan masalah

makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Imunisasi Tetanus Toxoid?

2. Manfaat Imunisasi Tetanus Toxoid?

3. Tujuan Imunisasi Tetanus Toksoid?

4. Efek Samping Imunisasi Tetanus Toksoid?

5. Jadwal Imunisasi Tetanus Toksoid

C. Tujuan Penulisan

Untuk mempersiapkan proses reproduksi yang aman dan sehat.

Pemeriksaan kesehatan pranikah atau calon pengantin lebih

memfokuskan pada kesehatan reproduksi. Salah satu bentuk

pemeriksaan yang juga merupakan syarat yang harus dipenuhi adalah

imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

8
D. Manfaat

1. Bagi Institusi

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang kebidanan

khususnya Asuhan Kebidanan pada Pranikah dan Prakonsepsi

Pemberian Imunisasi TT pada Calon Pengantin (Catin).

2. Bagi Penulis

Menambah Pengetahuan dan Informasi bagi penulis tentang

pentingnya Suntik Imunisasi TT Pada Calon Pengantin (Catin)

pada Pranikah dan Prakonsepsi, selain itu diharapkan dapat

menjadi salah satu cara penulis dalam mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh dari Lembaga Pendidikan.

9
BAB II

LAPORAN KASUS

Nama pengkaji : Anyta Suhartina Suharja

Hari/Tanggal : Selasa, 12

November 2024

Waktu Pengkajian : 10:30 WIB

Tempat Pengkajian : Klinik Suma Medika

A. Pengkajian Data Subjektif

1. Identitas

Nama Klien : Nn. A

Asal/Suku : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Kp. Pasir Awi RT/RW 01/01, Ds. Suka Asih, kec.

Pasar Kemis

Umur : 23 Tahun

Pekerjaan : karyawan Swasta

Pendidikan Terakhir : SMA

2. Anamnesa

a. Keluhan : Tidak ada

b. Alasan Datang : Pasien ingin suntik TT catin karena akan menikah

3 minggu yang akan datang

10
c. Riwayat menstruasi :

1) Umur menarche : 12 Tahun

2) Lamanya haid : 7 hari

3) Ganti pembalut : 2-3 x sehari

4) Haid terakhir : 6 November 2024

5) Dismhenorea : Tidak Ada

6) Gangguan haid : Tidak Ada

d. Riwayat perkawinan : Belum Menikah

e. Riwayat penyakit lalu: Tidak Ada

f. Riwayat penyakit keluarga : Tidak Ada

g. Riwayat Ginekologi : Tidak Ada

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. BB/TB : 72 kg/ 162 cm

d. Lila : 31 cm

e. IMT : 27,6

11
f. Pemeriksaan Tanda Vital :

1) TD : 110/70 mmHg

2) Nadi : 83 kali/menit

3) Suhu : 36,80 C

4) Pernafasan : 21 kali/menit

2 Pemeriksaan Fisik

. a. Mata

1) Pandangan kabur : Tidak ada

2) Sclera : Tidak Icterus

3) Conjungtiva : tidak anemis

b. Dada dan Axila

1) Mamae : Simetris

2) Areola : Menonjol

3) Puting Susu : Menonjol

c. Ekstremitas

1) Tungkai : Simetris

2) Oedem : Tidak ada

3) Refleks : +/+

12
3. Pemeriksaan Laboratorium

a. HB : 12 gr/dl

b. Golongan Darah : B+

c. HIV : Non Reaktif

d. Sifilis : Non Reaktif

e. HBSag : Non Reaktif

C. Assesment

Nn. A Umur 23 Tahun dengan Suntik TT (Catin)

D. Penatalaksanaan

a. Melakukan informed consent

Evaluasi: informed consent sudah ditandatangani

b. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien

Evaluasi: pasien mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan

c. Melakukan konseling/edukasi pranikah

Evaluasi: pasien mengerti penjelasan tentang pranikah dari bidan

d. Menjelaskan tentang suntik TT dan manfaatnya

Evaluasi: pasien mengerti dan mau dilakukan penyuntikkan imunisasi TT

e. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

f. Menyiapkan alat dan bahan suntik

Evaluasi: alat-alat sudah didekatkan

g. Mengambil vaksin TT sebanyak 0,5 ml

Evaluasi: vaksin sudah didalam spuit 0,5 ml

h. Mempersilahkan pasien dengan posisi duduk yang nyaman

13
i. Menyuntikkan vaksin TT pada lengan kiri bagian atas secara IM

Evaluasi: vaksin TT sudah di suntikan

j. Mempersilahkan pasien menunggu 15 menit diluar dan jika tidak terjadi

efek samping pasien boleh pulang

k. Menganjurkan kompres hangat di lokasi suntikan jika terjadi bengkak

l. Merapikan alat-alat, alat sudah dirapihkan

m. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan

n. Menjadwalkan kunjungan ulang untuk imunisasi TT 4 minggu atau 1

bulan kemudian.

Evaluasi: pasien mengerti dan akan kunjungan ulang 1 bulan kemudian

o. Melakukan pendokumentasian

Evaluasi: dokumentasi telah dilakukan.

14
Standar Operasional Prosedur (SOP)

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Suatu upaya untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap


penyakit tetanus, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
Pengertian
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.

Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan imunisasi TT

Prosedur • Persiapan
1) Termos/vaksin carrier
2) Cool pack
3) Vaksin TT
4) Alat suntik
5) Safety Box
6) Kapas dan wadah
7) Bahan penyuluhan (poster, leaflet, dan lainnya)
8) Alat tulis
9) Kartu TT
10) Tempat sampah
11) Sabun untuk cuci tangan/hands wash

• Pelaksanaan
1) Lakukan identifikasi dan anamnesa dengan menanyakan pada
pasien:
- Nama, umur dan alamat
- Apakah ada alergi obat-obatan
2) Pastikan kondisi pasien dalam keadaan sehat
3) Siapkan bahan dan alat suntik
4) Ambil vaksin dengan jarum dan semprit disposible sebanyak 0,5
ml
5) Persilahkan pasien duduk
6) Oleskan kapas alkohol pada lengan kiri bagian atas
7) Suntik lengan kiri bagian atas secara IM
8) Buang jarum bekas suntikkan ke dalam kotak/safety bok
9) Persilahkan pasien menunggu 15 menit di luar, dan jika tidak
terjadi efek samping pasien boleh pulang

• Evaluasi
1) Jelaskan kepada pasien kapan untuk disuntik ulang TT dan masa
perlindungannya
2) Catat pada buku status/kartu TT /KMS.

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus

Nn. A datang ke klinik pada tanggal 12 November 2024 pukul

10.30 WIB mengatakan ingin melakukan imunisasi TT calon pengantin

rencana menikah 3 minggu yang akan akan datang. Riwayat kesehatan

klien: Klien tidak pernah menderita kanker payudara atau riwayat kanker

payudara, Diabetes Militus, penyakit hati akut, jantung, stroke, anemia,

Tuberculosis, hepatitis, Penyakit Menular Seksual, dan asma. Keadaan

umum klien: baik, kesadaran: composmentis. TD: 110/70 mmhg. BB: 72 kg,

TB:162, lila: 31 cm, IMT: 27,6, cm, S: 36,8oC, N: 78 kali/menit, Rr: 21

kali/menit, pemeriksaan Laboratorium HB: 12 gr/dl, golongan darah: B +,

HIV: Non Reaktif, Sifilis: Non Reaktif, dan HBSAG: Non Reaktif.

Pada saat edukasi penulis menjelaskan hasil pemeriksaan kepada

klien, bahwa pemeriksaan TTV normal. Menanyakan tentang kebutuhan,

pengetahuan, dan perasaan pasien tentang masalah yang dihadapi.

Menjelaskan informasi yang diinginkan klien tentang persiapan pranikah.

Membantu klien mengambil keputusan yang diinginkan, beri waktu dan

dorong pasien untuk berpendapat. Menjelaskan kepada pasien mengenai

konseling pranikah, dan cek laboratorium yang harus dilakukan sebelum

menikah. Dan klien memahami apa saja tindakan dan prosedur yang harus

dilakukan pada saat


16
pranikah

Upaya preventif yang dilakukan oleh pemerintah ialah penyuluhan

pelayanan imunisasi tetanus toksoid pada calon pengantin sebagai salah untuk

mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus

dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai

dengan standar, sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan

dapat memutus mata rantai penularan, yang dilakukan pada usia balita

maupun pada orang dewasa.(Tittha et al., 2024)

Nn. A melakukan skrining atau tes kesehatan pranikah, yang

merupakan program wajib dari pemerintah sebelum menikah, salah satu yang

harus dipenuhi dan merupakan aturan wajib dari pemerintah adalah vaksin

Tetanus Toxoid (TT).

Berdasarkan jurnal (Fitria, 2022) di Indonesia imunisasi TT

merupakan salah satu yang diwajibkan bagi calon pengantin (catin). Pasangan

yang hendak menikah sudah mulai akrab dengan premarital test atau tes

kesehatan pranikah. Salah satu yang harus dipenuhi dan merupakan aturan

wajib dari pemerintah adalah vaksin Tetanus Toksoid (TT). Menikah perlu

banyak persiapan dan yang terutama tentu kondisi kesehatan. Salah satu

persiapan fisik bagi kaum perempuan yang berkaitan dengan administrasi

adalah surat keterangan bebas tetanus toksoid (TT). Meskipun suntikan TT

pernah didapatkan masa kecil, perempuan yang hendak menikah wajib

mendapatkan vaksinasi TT lagi. Calon pasangan pengantin diwajibkan

melakukan suntik Imunisasi Tetanus Toksoid ketika akan melakukan

17
perkawinan dengan melampirkan bukti atau surat keterangan sudah

melakukan Imunisasi Tetanus Toksoid bersama persyaratan yang lain ke

Kantor Urusan Agama (KUA). Dengan harapan setiap calon pasangan

ataupun bayi yang akan dilahirkannya mampu terbebas dari infeksi tetanus

yang pernah menjadi momok yang menakutkan di Indonesia. (Fitria, 2022)

Pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin, Kemenkes

menjalin kerjasama dengan Kementerian Agama. Hal tersebut dilakukan

karena sasaran dari program ini adalah calon pengantin yang biasanya sudah

mendaftarkan diri di kantor urusan agama (KUA). Baik Dinas Kesehatan

maupun KUA setempat, masing-masing saling membentuk divisi atau bagian

yang bertanggung jawab menangani program tersebut.

18
BAB 1V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pranikah dan

prakonsepsi dalam pemberian Imunisasi TT calon pengantin Pada Nn. A dapat

disimpulkan:

1. Memberikan informed consent sebelum melakukan tindakan

2. Pemeriksaan fisik dan TTV dalam batas normal, pemeriksaan penunjang

HB: 12 gr/dl, golongan darah: B +, HIV: Non Reaktif, Sifilis: Non Reaktif,

dan HBSAG: Non Reaktif.

3. Melakukan pemberian imunisasi TT

4. Menunggu 15 menit setelah pemberian imunisasi TT, jika tidak ada keluhan

pasien di ijinkan untuk pulang

5. Menganjurkan mengompres hangat di daerah suntikan jika terjadi bengkak

6. Melakukan pendokumentasian.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Dapat sebagai bahan kajian terhadap materi asuhan kebidananranikah dan

prakonsepsi serta tambahan bacaan di perpustakaan dalam memahami

pelaksanaan asuhan kebidanan.

19
2. Bagi Penulis

Diharapkan agar di Klinik Suma Medika dapat meningkatkan kualitas

pemberian pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif terutama

dalam pelayanan konseling pranikah dan prakonsepsi .

20
DAFTAR PUSTAKA

Calon, P., Di, P., & Delicia, K. (2024). Jurnal Kesehatan Integratif PEMBERIAN

EDUKASI IMUNISASI TT ( TETANUS TOXOID ) Jurnal Kesehatan

Integratif. 6(2), 1–10.

Fitria, A. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Imunisasi Tetanus

Toxoid. V.

Sari, A. N. R., Yolandia, R. A., & Anggraeni, M. (2023). Hubungan Dukungan

Calon Suami, Pengetahuan Dan Kecemasan Calon Pengantin Terhadap

Imunisasi Tetanus Toksoid Di Desa Waringin Puskesmas Mancak Tahun

2023. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(4), 1079–1087.

https://doi.org/10.55681/sentri.v2i4.70

Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia. 2019. Standar Operasional Prosedur.

Jawa barat.

21

Anda mungkin juga menyukai