0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan76 halaman

TM 10 PSDA Sedimentasi Waduk

Diunggah oleh

effendi najib
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan76 halaman

TM 10 PSDA Sedimentasi Waduk

Diunggah oleh

effendi najib
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 76

SEDIMENTASI WADUK

Tatap Muka ke 10
Mata Kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
Prodi S1 Teknik Sipil
Pendahuluan
• Selain menampung air, waduk juga menerima
sedimen yang ikut terbawa aliran dan
mengendapkannya di kolam tampungan.
• Sedimentasi waduk :
– Perencanaan : untuk menghitung kebutuhan
tampungan mati
– O&P : permasalahan yang dihadapi adalah
sedimentasi waduk
Sumber sedimen
 Erosi di DTA yang terangkut dan mengendap di
waduk
 Erosi merupakan proses terlepasnya butiran tanah
dari induknya di suatu tempat dan terangkutnya
material tersebut oleh gerakan air atau angina
 Sedimentasi pengendapan material hasil erosi yang
terangkut di tempat yang lain
Perencanaan : Prediksi Besarnya Sedimentasi
Waduk
1. Berdasarkan Erosi Lahan yang terjadi
2. Berdasarkan pengukuran sedimen layang

Operasional: Prediksi Besarnya Sedimentasi


Waduk
1. Berdasarkan Erosi Lahan yang terjadi
2. Berdasarkan pengukuran sedimen layang
3. Berdasarkan pengukuran bathimetri waduk
Pelajari dan presentasikan
• Room 1 : slide 5-10
• Room 2: slide 11-16
• Room 3: slide 17-19
• Room 4: slide 20 -26
• Room 5: slide 27-39
• Room 6: slide 43 - 51
• Room 7: slide 52-56
Prediksi Besarnya Sedimentasi
Waduk Berdasarkan Erosi Lahan
Yang Terjadi
Prediksi Erosi/ Yil Sedimen : USLE
E a  R.K.LS.C.P
• Ea = banyaknya tanah tererosi per satuan luas per
satuan waktu (ton/ha/tahun)
• R = faktor erosivitas hujan dan aliran permukaan
(KJ/ha)
• K = faktor erodibilitas tanah (ton/KJ)
• LS = faktor panjang-kemiringan lereng
• C = faktor tanaman penutup lahan dan manajemen
tanaman
• P = faktor tindakan konservasi praktis
R
• Nilai R oleh Wischmeier, 1959 (dalam Renard, et.al., 1996)
n
sebagai berikut: R   EI 30
i 1
n adalah jumlah kejadian hujan dalam setahun,
EI30 adalah interaksi energi dengan intensitas maksimum 30 menit,

• Curah hujan harian

Dimana:
Rh = erosivitas hujan harian
Hh = curah hujan harian (cm)
R
• Data curah hujan harian
EI 30  6,119 Pb1, 211 . N 0, 474 . Pmax
0 , 526

EI30 adalah indeks erosi hujan bulanan (KJ/ha);


Pb adalah curah hujan bulanan (cm);
N adalah jumlah hari hujan per bulan;
Pmax adalah hujan maksimum harian (24 jam) dalam bulan yang bersangkutan

• bila data hari hujan dan nilai maksimum hujan harian tidak tersedia
(khusus Pulau Jawa dengan Iklim Muson), maka:

Rb = erosivitas hujan bulanan


Hb = hujan bulanan
R
• Data curah hujan tahunan

Rt = erosivitas hujan tahunan


Ht / CH = curah hujan tahunan
Contoh hitungan erosivitas hujan bulanan
Tahun 2003
Pb(CH Bulanan) N (JML.hari Hujan) Curah Hujan Max Ei30
No Bulan
(cm) hari (cm) (KJ/Ha)
1 Jan 46.20 22 10.30 500.041
2 Feb 38.70 24 7.40 325.382 EI30
No Tahun
(Kj/Tahun)
3 Mar 35.80 20 6.80 308.777 1 2003 1837.70
4 Apr 10.90 11 4.50 78.158 2 2004 993.16
5 Mei 14.50 7 9.40 201.551 3 2005 1540.67
6 Jun 5.30 7 3.50 35.431 4 2006 2003.21
7 Jul 0.00 0 0.00 0.000 5 2007 2689.06
6 2008 2109.54
8 Agu 0.00 0 0.00 0.000
7 2009 1570.83
9 Sep 1.50 4 0.50 3.599 8 2010 4276.68
10 Okt 8.40 12 1.80 33.785 9 2011 2200.43
11 Nov 19.20 19 2.70 91.522 10 2012 2521.120
12 Des 38.10 23 4.80 259.450 Rata-rata 2174.239
R(Faktor Erosivitas Hujan KJ/Ha/Tahun) 1837.698
K

• monografi yang dikembangkan oleh Wischmeier, et.al.,


1971, atau dengan mempergunakan persamaan berikut.


K  2,713 x 10 12  O  M  3,25 S  2   2,5
4 1,14  P  3 

 100 
• M adalah persentase pasir sangat halus dan debu (diameter 0,05
– 0,1 dan 0,02 - 0,05 mm) x (100 – persentase tanah liat),
• O adalah persentase bahan organik,
• S adalah kode struktur tanah yang dipergunakan dalam klasifikasi
tanah
• P adalah kelas permeabilitas tanah
Nomograf Erodibilitas Tanah Untuk Satuan Metrik
Wischmeier (Suripin, 2004)
Kode Struktur Tanah
Kelas Struktur Tanah Ukuran diameter Kode
(mm)
Granuler sangat halus <1 1
Granuler halus 1-2 2
Granuler sedang sampai 2 - 10 3
kasar
Berbentuk block, blocky, > 10 4
plat, massif
Kode Permeabilitas Tanah
Kelas permeabilitas tanah Kecepatan (cm/jam) Kode
Cepat > 25,4 1
Sedang – Cepat 12,7 – 25,4 2
Sedang 6,3 – 12,7 3
Lambat – Sedang 2,0 – 6,3 4
Lambat 0,5 – 2,0 5
Sangat Lambat < 0,5 6
Nilai Faktor Erodibilitas Tanah
(Kironoto, 2000 dalam Tunas, 2008)

Jenis Tanah Nilai K


Latosol coklat dan kemerahan dan litosol 0,43
Latosol kuning kemerahan dan litosol 0,36
Komplek mediteran dan litosol 0,46
Latasol kuning kemerahan 0,56
Grumasal 0,20
Alluvial 0,47
Regasol 0,40
Latosol 0,31
Contoh: Peta Jenis Tanah di DTA Rawapening
LS
z
 L

LS    0,006541S  0,0456S  0,065
2

 22 
• L adalah panjang lereng (m) yang diukur dari tempat mulai
terjadinya aliran air di atas permukaan tanah sampai tempat mulai
terjadinya pengendapan disebabkan oleh berkurangnya kecuraman
lereng atau ke tempat aliran air di permukaan tanah masuk ke badan
air/saluran;
• S adalah kemiringan lereng,
• z adalah konstanta yang besarnya bervariasi tergantung besarnya S.
• z = 0,5 jika S > 5%; z = 0,4 jika 5% > S > 3%;
• z = 0,3 untuk 3% > S > 1%; dan z = 0,2 untuk s < 1.
LS
n
 L

LS    0,006541Sin 2  0,0456Sin  0,065 
 22 

 sudut kemiringan
n adalah konstanta yang besarnya bervariasi
tergantung besarnya sudut kemiringan
z = 0,5 jika kemiringan 3 derajat atau lebih;
z = 0,4 jika kemiringan 1,7 s/d 3 derajat;
z = 0,3 jika kemiringan 0,6 s/d 1,7 derajat;
z = 0,2 jika kemiringan kurang dari 0,6
Contoh peta
topografi untuk
menentukan
Panjang dan
kemiringan lereng
DTA Rawa Pening
C
• faktor tanaman penutup lahan dan
manajemen tanaman, yaitu nisbah antara
besarnya erosi dari suatu lahan dengan
penutup tanaman dan manajemen tanaman
tertentu terhadap lahan yang identik tanpa
tanaman, tidak berdimensi
Nilai C
Nilai faktor
No. Macam penggunaan lahan
C
1. Tanah terbuka, tanpa tanaman 1,0
2. Hutan atau semak belukar 0,001
3. Savannah dan prairie dalam kondisi baik 0,01

4. Savannah dan prairie yang rusak untuk 0,1


gembalaan
5. Sawah 0,01
6. Tegalan tidak dispesifikasi 0,7
7. Ubi kayu 0,8
8. Jagung 0,7
9. Kedelai 0,399
10. Kentang 0,4
11. Kacang tanah 0,2
12. Padi gogo 0,561
13. Tebu 0,2
14. Pisang 0,6
15. Akar wangi (sereh wangi) 0,4
16. Rumput Bede (tahun pertama) 0,287
17. Rumput Bede (tahun kedua) 0,002
18. Kopi dengan penutup tanah buruk 0,2
19. Talas 0,85
20. Kebun Campuran Kerapatan tinggi 0,1
  Kerapatan sedang 0,2
Kerapatan rendah 0,5
21. Perladangan 0,4
22. Hutan alam Serasah banyak 0,001
Serasah sedikit 0,005
23. Hutan produksi Tebang habis 0,5
Tebang pilih 0,2
24. Semak belukar, padang rumput 0,3
25. Ubi kayu + Kedelai 0,181
26. Ubi kayu + Kacang tanah 0,195
27. Padi – Sorghum 0,345
28. Padi – Kedelai 0,417
29. Kacang tanah + Gude 0,495
30. Kacang tanah + Kacang tunggak 0,571
31. Kacang tanah + mulsa jerami 4t/ha 0,049
32. Padi + mulsa jerami 4t/ha 0,096
33. Kacang tanah + mulsa Jagung 4t/ha 0,128
34. Kacang tanah + mulsa Crotalaria 3t/ha 0,136
35. Kacang tanah + mulsa kacang tunggak 0,259
36. Kacang tanah + mulsa jerami 2t/ha 0,377
37. Padi + mulsa Crotalaria 3t/ha 0,387
38. Pola tanaman tumpang gilir + mulsa 0,079
Jerami
39. Pola tanaman berurutan + mulsa sisa 0,357
tanaman
40. Alang-alang murni subur 0,001
41 Padang rumput (stepa) dan savana 0,001

Sumber : Dari berbagai sumber yang dihimpun dalam Sarief (1985), Arsyad (1989).
P
• faktor tindakan konservasi praktis, yaitu
nisbah antara besarnya dari lahan dengan
tindakan konservasi praktis dengan besarnya
erosi dari tanah yang diolah searah lereng
dalam keadaan yang identik, tidak berdimensi
Nilai P
No. Tindakan khusus konservasi tanah Nilai P
1. Tanpa tindakan pengendalian erosi 1,00
2. Terras bangku Konstruksi baik 0,04
Konstruksi sedang 0,15
Konstruksi kurang baik 0,35
Terras tradisional 0,40
3. Strip tanaman Rumput Bahia 0,40
Clotararia 0,64
Dengan kontur 0,20
4. Pengolahan tanah Kemiringan 0 – 8% 0,50
dan penanaman
menurut garis Kemiringan 8 – 20% 0,75
kontur Kemiringan > 20% 0,90

Sumber : - Arsyad, S. (1989)


- Seto, A.K. (1991)
Nilai Faktor P pada Beberapa Teknik
Konservasi Tanah (jica, 20017)
No Jenis Teknik Konservasi Nilai P
1 Tanpa Tindakan 0,80
2 Perbukitan 0,80
3 Komposit (tanah komposit dengan kondisi 0,80
  Perbukitan dan tanpa tindakan konservasi.  
4 Teras bangku:  
  a. Tradisional 0,50
  a. Konstruksi baik 0,04
  a. Konstruksi sedang 0,2
  a. Konstruksi rendah 0,4
5 Teras sawah irigasi 0,02
6 Perkebunan 0,4
7 Tegalan di permukiman 0,65
8 Hutan 1,00
9 Permukiman 1,00
Contoh: Peta Tata Guna Lahan DTA Rawa Pening
Ea Rawa Pening
No. Sub DAS Luas (Ha) K (Ton/KJ) LS C P R (KJ/Ha/thn) Ea
(Ton/Ha/thn)
1 Sraten 3,984.0 0.32 0.56 0.008 0.06 2,079.75 0.168
2 Parat 4,413.0 0.32 3.05 0.003 0.22 2,170.90 1.363
3 Legi 1,149.0 0.38 1.31 0.030 0.64 2,108.55 20.352
4 Ngreco 243.0 0.35 0.31 0.032 0.35 1,775.74 2.178
5 Malang 2 175.0 0.44 0.34 0.032 0.28 1,765.82 2.394
6 Malang 1 225.0 0.40 0.37 0.033 0.73 2,174.24 7.817
7 Klegung 1,461.0 0.42 1.64 0.054 0.51 1,887.16 35.930
8 Galeh 3,359.0 0.32 0.33 0.013 0.66 1,779.79 1.642
9 Torong 1,769.0 0.42 0.30 0.008 0.68 1,772.97 1.256
10 Panjang 4,354.0 0.33 0.59 0.012 0.12 1,802.96 0.497
11 Gajahbarong 908.0 0.35 0.14 0.010 0.02 1,786.83 0.018
12 Duranangsang 814.5 0.37 0.17 0.002 0.02 1,765.82 0.005
13 Praguman 2 85.0 0.31 0.19 0.002 0.02 1,765.82 0.005
14 Praguman 1 221.0 0.31 0.19 0.002 0.33 1,765.82 0.076
15 Jenggul 226.0 0.31 0.15 0.002 0.02 1,765.82 0.004
16 Tapen 326.0 0.31 0.15 0.009 0.02 1,765.82 0.015
17 Kedungringis 1,329.0 0.31 0.13 0.011 0.76 1,827.84 0.611
Batas Maksimum Laju Erosi yang Dapat Diterima
Untuk Berbagai Macam Kondisi Tanah
Laju Erosi
Kondisi Tanah
(kg/m2/th
Skala Makro (misal DAS) 0,2
Skala messo (misal lahan pertanian)  
a. Tanah berlempeng tebal dan subur (Mid-West, USA) 0,6 – 1,1
b. Tanah dangkal yang mudah tererosi 0,2 – 0,5
c. Tanah berlempeng tebal, yang berasal dari endapan vulkanik 1,3 – 1,5

Tanah yang mempunyai kedalaman  


a. 0 – 25 cm 0,2
b. 25 – 50 cm 0,2 – 0,5
c. 50 – 100 cm 0,5 – 0,7
d. 100 – 150 cm 0,7 – 0,9
e. > 150 cm 1,1
 

Tanah tropika yang sangat mudah tererosi 2,5


Skala mikro (misalnya daerah terbangun) 2,5
Tanah dangkal di atas batuan 0,112
Tanah dalam di atas batuan 0,224
Tanah lapisan dalam padat di atas batuan lunak 0, 448
Tanah dengan permeabilitas lambat di atas batuan lunak 1,121

Tanah yang permeabel di atas batuan lunak 1,341


Hasil Sedimen

SY = Ea x SDR
dimana:
SY = sediment Yield/ hasil sedimen (ton/ha/tahun).
SDR = sediment delivery ratio.
Ea = erosi total (ton/ha/tahun).
Sediment Delivery Ratio (SDR)
• Nisbah Pelepasan Sedimen
• dipengaruhi oleh faktor luas DAS, geomorfologi,
faktor lingkungan, lokasi sumber sedimen,
karakteristik relief dan kemiringan, pola drainase,
penutup lahan, tata guna lahan, dan tekstur tanah
(Dirjen Pengairan, 1982).
Nomograf Untuk Menghitung Nilai SDR
(Sumber : Dirjen Pengairan, 1982)
Daerah Tangkapan Air (km2)
0,026 0,26 2,6 26 260 2600
1000
Nisbah Pelepasan Sedimen (%)

100

10

0
0,01 0,1 1,0 10 100 1000

Daerah Tangkapan Air (miles)


SDR Menurut Boyce (1975)

− 0,3
 
𝑺𝑫𝑹 =0,41 . 𝑨

Dimana:
• SDR : Sediment Delivery Ratio
• A : luas DAS (ha)
Sub DAS di DTA Rawa Pening
SDR Rawa Pening
  Luas SDR
No Sub DAS
Km2 Ha
1 Sraten 39,81 3.981,0 0.29
2 Parat 44,13 4.413,0 0.26
3 Legi 11,49 1.149,0 0.46
4 Ngreco 2,43 243,0 0.51
5 Malang 2 1,75 175,0 0.59
6 Malang 1 2,25 225,0 0.51
7 Klegung 14,61 1.461,0 0.44
8 Galeh 33,59 3.359,0 0.31
9 Torong 17,69 1.769,0 0.38
10 Panjang 43,54 4.354,0 0.30
11 Gajah Barong 9,08 908,0 0.43
12 Duranangsang 8,15 814,5 0.41
13 Praguman 2 0,85 85,0 0.58
14 Praguman 1 2,21 221,0 0.50
15 Jenggul 2,26 226,0 0.51
16 Tapen 3,26 326,0 0.50
17 Kedungringis 13,29 1.329,0 0.43
Jumlah 250,39 25.038,5  
Hasil Sedimen Rawa Pening
Sediment
No. Sub DAS Ea Delivery Sediment Yield
(m3/tahun) Ratio (m3/tahun)
1 Sraten 557.27 0.29 161.61
2 Parat 5,011.08 0.26 1,302.88
3 Legi 19,486.71 0.46 8,963.89
4 Ngreco 441.03 0.51 222.72
5 Malang 2 349.15 0.59 206.00
6 Malang 1 1,465.69 0.51 747.50
7 Klegung 43,744.74 0.44 19,247.68
8 Galeh 4,595.53 0.31 1,424.61
9 Torong 1,851.31 0.38 703.50
10 Panjang 1,803.67 0.30 532.08
11 Gajahbarong 13.78 0.43 5.92
12 Duranangsang 3.60 0.41 1.47
13 Praguman 2 0.33 0.58 0.19
14 Praguman 1 13.98 0.50 6.99
15 Jenggul 0.69 0.51 0.35
16 Tapen 4.16 0.50 2.08
17 Kedungringis 676.70 0.43 290.98
Total 80,019.41   33,820.47
Rata - rata 0.44  
Efisiensi Tangkapan Sedimen (Trap Efficiency)

• ratio antara sedimen yang mengendap dalam


waduk dengan jumlah sedimen yang masuk
waduk
• mengestimasi jumlah endapan sedimen dalam
waduk
• tergantung pada kecepatan endap partikel yang
dipengaruhi oleh berat jenis, besar butir dan
bentuk sedimen, kekentalan dan komposisi
kimiawi air, tingkat pengaliran melewati waduk,
bentuk waduk, operasi waduk dan umur waduk
Metode Brune (1953)
cocok digunakan untuk waduk besar
Metode Churchill (1948)
mengestimasi efisiensi pelepasan sedimen pada kolam pengendap
(settling basins), waduk kecil, struktur penampung banjir, waduk semi
kering atau waduk yang digelontor secara kontinu
Volume sedimen = Sy x luas DTA x Trap efisiensi x umur rencana
Konversi satuan
• Sedimen hasil erosi merupakan partikel, salah satu sifat
partikel adalah kerapatan jenisnya (berat jenis/specific gravity)
dan kerapatan isi nya (berat volume/bulk density) relative
tetap.
• Untuk tanah nilai kerapatan jenis biasanya 2,65 g/cm3, untuk
sedimen melayang 1,6 g/cm3
• Kerapatan isi untuk tanah bervariasi antara 0,85 – 2 g/cm3,
tergantung dari beberapa sifat tanah seperti tekstur, struktur,
kandungan bahan organik dan kandungan mineral di dalam
tanah. Untuk tanah pertanian yang diolah nilai berat isinya 1,2
g/cm3
Konversi Satuan
• Kerapatan jenis = bobot padatan (M)/volume
padatan (V)
• Kerapatan isi = bobot padatan (M)/ Volume
total (Vt)
• Konversi yang menyangkut kehilangan tanah
dari lahan yang digunakan kerapatan isi
• Perhitungan sedimentasi digunakan kerapatan
jenis
Konversi satuan
• Contoh:
  ubahlah erosi 10 ton/ha/tahun ke
dalam satuan mm, berat isi tanah pertanian
1,2 g/cm3
• Berat isi = 1,2 g/cm3= 1,2 x 1000 kg/m3
• Tebal
Prediksi Besarnya
Sedimentasi Waduk
Berdasarkan Pengukuran
Sedimen Layang
KLASIFIKASI SEDIMEN
KARAKTERISTIK SEDIMEN
• ukuran sedimen (boulders, cobbles, gravel,
sand (pasir), silt, dan clay)
• bentuk butiran (particles shape and
roundness),
• rapat massa atau berat jenis,
• distrbusi ukuran sedimen (grain size
distribution
Klasifikasi ukuran butiran sedimen (grain size classification)
Diameter butir, mm Tertinggal pada saringan
Kelas ukuran
Min. Maks. Tyler US Standard
Boulders        
Sangat bbesar 2048 4096    
Besar 1024 2048    
Medium 512 1024    
Kecil 256 512    
Cobbles        
Besar 128 256    
Kecil 64 128    
Gravel        
Sangat kasar 32 64    
Kasar 16 32    
Mediun 8 16    
Halus 4 8 5 5
Sangat halus 2 4 9 10
Pasir        
Sangat kasar 1 2 16 18
Kasar 0,5 1 32 35
Mediun 0,25 0,5 60 60
Halus 0,125 0,25 115 120
Sangat halus 0,062 0,125 250 230
Silt        
Kasar 0,031 0,062    
Mediun 0,016 0,031    
Halus 0,008 0,016    
Sangat halus 0,004 0,008    
Clay        
Kasar 0,002 0,004    
Mediun 0,001 0,002    
Halus 0,0005 0,001    
Sangat halus 0,00024 0,0005    
Bentuk butiran
Bentuk Butiran
DISTRIBUSI UKURAN SEDIMEN
PENGUKURAN ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI

• Prinsip pengukuran dibedakan menurut cara


pergerakannya, yaitu sedimen layang, dan
sedimen dasar
Contoh: Data yang diperoleh
Pengukuran konsentrasi sedimen
Sungai : Lumajang
Tempat : Linggasari
Qw C
No. Tanggal
m3/dt mg/l
1 11-12-88 0.54 30.00
2 13-12-88 4.65 3,391.00
3 13-12-88 3.86 1,269.00
4 13-12-88 0.64 494.00
5 14-12-88 1.77 75.00
6 15-12-88 3.62 598.00
7 15-12-88 3.49 1,006.00
8 15-12-88 5.64 3,276.00
9 15-12-88 5.96 2,534.00
10 17-12-88 3.12 1,461.00
11 21-12-88 3.00 518.00
12 23-12-88 1.52 120.00
13 27-12-88 0.95 57.00
14 02-01-89 6.45 6,175.00
15 02-01-89 4.79 5,059.00
Rumus Qs dari pengukuran
Qs= 0,0864 * Qw * C ( ton / hari )

• Qs= debit sedimen harian ( ton/hari )


• Qw = debit aliran saat itu ( m3/ detik )
• C = konsentrasi sedimen di lapangan
(mg/liter)
Contoh
Pengukuran konsentrasi sedimen
Sungai : Lumajang
Tempat : Linggasari
Qw C Qs
No. Tanggal
m3/dt mg/l ton/hari
1 11-12-88 0.54 30.00 1.40
2 13-12-88 4.65 3,391.00 1,362.37
3 13-12-88 3.86 1,269.00 423.22
4 13-12-88 0.64 494.00 27.32
5 14-12-88 1.77 75.00 11.47
6 15-12-88 3.62 598.00 187.04
7 15-12-88 3.49 1,006.00 303.35
8 15-12-88 5.64 3,276.00 1,596.38
9 15-12-88 5.96 2,534.00 1,304.87
10 17-12-88 3.12 1,461.00 393.84
11 21-12-88 3.00 518.00 134.27
12 23-12-88 1.52 120.00 15.76
13 27-12-88 0.95 57.00 4.68
14 02-01-89 6.45 6,175.00 3,441.20
15 02-01-89 4.79 5,059.00 2,093.70
Lengkung Laju Sedimen
•  

• a = koefisien
• b = eksponen
SEDIMENT RATING CURVE (LENGKUNG LAJU SEDIMEN)

1.000,00
1,6705
y = 0,0019x
100,00 2
R = 0,8825
Qs (1.000 ton/hari)

10,00

1,00

0,10

0,01
1 10 100 1.000
3
Qw (m /dt)
debit bulan nop 1989 diurutkan dari besar ke kecil
urutan debit prosentase waktu sama atau lebih besar dari
1 130 3.33
2 97 6.67
3 60 10.00
4 59 13.33
5 56 16.67
6
7
52
51
20.00
23.33 Prosedur perhitungan:
8 48 26.67

10
9 46
40
30.00
33.33
- Urutkan debit dari
11 39 36.67
12
13
37.7
37
40.00
43.33
besar ke kecil
14
15
36
33
46.67
50.00 - Hitung prosentasenya
16 31 53.33
17
18
30
29
56.67
60.00
berdasarkan urutan
19 29 63.33
20 28 66.67
21 21 70.00
22 19.5 73.33
23 19 76.67
24 16.8 80.00
25 16.5 83.33
26 16 86.67
27 16.2 90.00
28 14.5 93.33
29 14 96.67
30 13.7 100.00
load interval flow duration
batas interval nilai tengah debit aliran debit sedimen total Qw Total Qs
% % % m3/dt ton/hari    
2
1 2 3 4 5 *4*0.01 2*5*0.01
0,00 - 0,02 0.02 0.01 130     
0,02 - 0,1 0.08 0.06 130     
0,1 - 0,5 0.4 0.3 130     
0.5 - 0,75 0.25 0.63 130     
0,75 - 1,5 0.75 1.13 130     
1,5 - 5,0 3.5 3.25 130   
- masukkan  
data debit ke tabel load interval
5,0 - 15 10 10 60   
flow duration  
15 - 25 10 20 52     
25 - 35 10 30 46 
- masukkan
 
data debit
 
aliran sesuai
35 - 45 10 40 37.7  prosentase
  nilai tengah
 
45 - 55 10 50 33  - masukkan
  debit  sedimen sesuai prosentase nilai
55 - 65 10 60 29  tengah nilai
  tengahnya
 
65 - 75 10 70 21  - hitung  Qw yang  merupakan perkalian dari interval x
75 - 85 10 80 16.8  debit aliran
   
85 - 95 10 90 16.2  - hitung  Qs yang merupakan
  perkalian dari interval x
95 - 98,5 3.5 96.75 13.7   
debit sedimen  
98,5 - 99,5 1 99 13.7     
99,5 - 99,9 0.4 99.7 13.7     
99,9 - 99,98 0.08 99.94 13.7     
99,98 - 100 0.02 99.99 13.7     
        jumlah    
Prosentasi muatan dasar terhadap muatan suspense total

Konsentrasi Jenis Bahan Dasar Tekstur dari Prosentase muatan


sedimen suspense Sungai material suspensi dasar terhadap
(mg/liter) muatan suspensi total
(%)
< 1.000 Pasir 20 % - 50 % pasir 25 – 150
1.000 – 7.500 Pasir 20 % - 50 % pasir 10 – 35
> 7.500 Bukan pasir termasuk < 20 % pasir 5 – 15
lempung padat,
kerikil, batubara

Sembarang Lempung dan lanau Tanpa pasir <2


konsentrasi
Estimasi sedimen yang mengendap di waduk
Contoh :
C/I = 0,06 maka TE = 80 %
Estimasi sedimen yang mengendap di waduk

Contoh :
• TE = 80 %
• Sedimen layang dari anak sungai = 2.000.000 ton
• Maka sedimen layang yang mengendap di waduk =
2.000.000 * 0,8 = 1.600.000 ton
• Prosentasi muatan dasar terhadap muatan suspense
total = 10 %
• Sedimen dasar = 2.000.000 * 0,1 = 200.000 ton
• Sedimen yang mengendap = 1.800.000 ton
• Tampungan mati =sedimen per tahun x umur
rencana
Prediksi Besarnya Sedimentasi
Waduk Berdasarkan data
pengukuran bathimetri waduk
Bathimetri Waduk Wonogiri

Tahun 1980 Tahun 2011


Data
• Berdasarkan data pengukuran kedalaman
dasar waduk antara 2 periode pengukuran
Contoh Gambar Penampang Lintang
Laju sedimentasi waduk

• kecepatan dari volume pengendapan sedimen


sungai di dalam waduk pertahun
Penanganan sedimentasi waduk
• Meminimalkan sedimen yang masuk ke
waduk,
• Meminimalkan jumlah sedimen yang
mengendap di waduk,
• Mengeluarkan endapan sedimen di waduk
Meminimalkan sedimen yang masuk ke
waduk
Dapat dilakukan dengan cara :
konservasi DAS, membuat bangunan
pengendali sedimen dengan kantong –
kantong sedimen (chekdam) atau dengan
tanaman penyaring (vegetation screen),
membuat sudetan (bypass channels) untuk
mengelakan aliran dengan konsentrasi
sedimen yang tinggi agar tidak masuk ke dalam
waduk
Meminimalkan jumlah sedimen yang
mengendap di waduk

• dilakukan dengan mengeluarkan sedimen dari


waduk sebelum sedimen mengendap dg :
– sluicing
– menyimpan air jernih dan mengeluarkan air
keruh” (Impounding the Clear and Discharging the
Turbids).
Mengeluarkan endapan sedimen di waduk

Ada dua metode yang dapat digunakan yaitu


secara hidrolis dengan menggunakan energi
potensial air (flushing) dan secara mekanik
dengan menggunakan bantuan alat – alat
mekanik (dredging)

Anda mungkin juga menyukai