0% found this document useful (0 votes)
26 views

2 A

This document summarizes a study on the relationship between healthcare workers' knowledge about exclusive breastfeeding and their ability to provide health education about exclusive breastfeeding to prenatal mothers. The study was conducted at Puskesmas II Kartasura health center in Sukoharjo, Central Java, Indonesia. Eighteen healthcare workers who work in the maternal and child health room were surveyed about their knowledge and ability to provide education. The results showed that 44.4% of healthcare workers had good knowledge about exclusive breastfeeding. Their ability to provide education was also good at 83.3%. Statistical analysis found a positive and significant correlation between healthcare workers' knowledge and their ability to educate prenatal mothers.

Uploaded by

Zakki Masruri
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
26 views

2 A

This document summarizes a study on the relationship between healthcare workers' knowledge about exclusive breastfeeding and their ability to provide health education about exclusive breastfeeding to prenatal mothers. The study was conducted at Puskesmas II Kartasura health center in Sukoharjo, Central Java, Indonesia. Eighteen healthcare workers who work in the maternal and child health room were surveyed about their knowledge and ability to provide education. The results showed that 44.4% of healthcare workers had good knowledge about exclusive breastfeeding. Their ability to provide education was also good at 83.3%. Statistical analysis found a positive and significant correlation between healthcare workers' knowledge and their ability to educate prenatal mothers.

Uploaded by

Zakki Masruri
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Hubungan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang ASI ( Exsi Setyowati dan Faizah Betty R) 51

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN TENTANG ASI


EKSKLUSIF DENGAN KEMAMPUAN MEMBERIKAN PENDIDIKAN
KESEHATAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRENATAL
DI PUSKESMAS II KARTASURA

Exsi Setyowati*
Faizah Betty Rahayu **

Abstract
There is a low understanding of prenatal mother about the important of giving exclusive breast feeding,
because medical education given by officers is all about the outline. It can be said that there is less scope in
doing medical education. This research is to know the relation of medical officers about exclusive breast
feeding and ability of giving education about exclusive breast feeding to prenatal mother on Puskesmas II
Kartasura.It is descriptive research with quantitative research in order to give description about
circumstance. Research place is on Puskesmas II Kartasura by taking 18 medical officers as samples work
in Kid and Mother Medical Room. Method of collecting data is using questionnaire prime method. It is gain
data of officers ability. Data collected then analyzed by using Kendall tau correlation. Result of the study
shows that : (1) The level of medical officers understanding about exclusive breast feeding on Puskesmas II
Kartasura is good (44,4%), so it is able to give medical education to prenatal mothers. (2) The ability of
medical officers in giving medical education about exclusive breast feeding on Puskesmas II Kartasura is
good (83,3%). (3) There is a positive and significant correlation between level officers understanding with
understanding ability about exclusive breast feeding to prenatal mother on Puskesmas II Kartasura. This is
proven from the analysis result of Kendall tau correlation (0,585), which is accepted on significant level 5%
(p<0,5).
Keywords : understanding, ability, education, medical officers.

* Exsi Setyowati : Perawat Puskesmas II Kartasura
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura, Sukoharjo Telp. (0271)723907.
Jl. Ceremai V/16 Karangasem RT 01 RW VI Laweyan, Surakarta 57145 Telp. (0271) 742530

** Faizah Betty R
Dosen Keperawatan FIK UMS Jln. A. Yani Tromol Post 1 Kartasura.

PENDAHULUAN
Hasil Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2002 - 2003 pemberian
ASI Eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya
64%. Persentase ini menurun dengan jelas
menjadi 46% pada bayi berumur 2 - 3 bulan dan
14% pada bayi berumur 4 - 5 bulan. Akibat
pemberian makanan tambahan yang terlalu dini,
tidak mengherankan bila angka kematian bayi
usia 9 - 11 bulan di negara - negara berkembang
lebih tinggi 40% dari bayi yang diberi ASI.
Sedangkan bayi usia kurang dari 2 bulan
mencapai lebih dari 48% lebih tinggi dari bayi
yang diberi ASI.
Hasil wawancara pada beberapa ibu
prenatal yang datang ke puskesmas menyatakan
bahwa ibu tidak tahu secara jelas dalam
memberikan ASI Eksklusif karena pendidikan
kesehatan hanya diberikan secara garis besar saja.
Kurang maksimalnya pendidikan kesehatan
tentang pemberian ASI Eksklusif pada ibu - ibu
prenatal ditunjukkan dengan adanya ibu yang
tidak tahu secara jelas dalam memberikan ASI
Eksklusif. Sehingga dapat dikatakan tenaga
kesehatan cakupannya kurang dalam melakukan
pendidikan kesehatan dan walaupun sudah ada
jadwal tersendiri untuk pendidikan kesehatan
oleh tenaga kesehatan (bidan dan perawat).
Berdasarkan masalah diatas peneliti
mengambil penelitian Hubungan Pengetahuan
Tenaga Kesehatan Tentang ASI Eksklusif
Dengan Kemampuan Memberikan Pendidikan
Kesehatan ASI Eksklusif Pada Ibu Prenatal di
Puskesmas II Kartasura.
Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan tenaga
kesehatan tentang ASI Eksklusif dengan
kemampuan memberikan pendidikan kesehatan
ASI Eksklusif pada ibu prenatal di Puskesmas II
Kartasura.

Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.2, Juni 2008, 51-57 52
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja,
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,
jeruk, madu, air teh, air putih, dan tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi dan tim, sejak bayi lahir
sampai usia sekitar 4-6 bulan (Roesli, 2000).
Pengluaran ASI merupakan suatu
interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan
mekanik, saraf, dan bermacam - macam hormon.
Pengaturan hormon terhadap pengeluaran ASI
dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu
pembentukan kelenjar payudara, pembentukan air
susu, pemeliharaan pengeluaran air susu.
b.Faktor yang meningkatkan ASI.
Melihat bayi,mendengarkan suara bayi mencium,
memikirkan untuk menyusui bayi, ibu dalam
keadaan tenang, dan peran serta ayah.
c. Faktor Menurunkan ASI
Ibu dalam keadaan stres seperti bingung / pikiran
kacau / takut / cemas, malu untuk menyusui dan
ayah tidak mendukung.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan ASI
Perubahan sosial budaya, ibu bekerja / sibuk,
merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya,
faktor psikologi, takut kehilangan daya tarik
sebagai seorang wanita, tekanan batin, fisik ibu,
kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya
promosi susu kaleng, penerapan salah justru
datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang
menganjurkan penggantian ASI dengan susu
kaleng.
e. Teknik Menyusui
Menurut Soetjiningsih, (1997) adalah bayi tampak
tenang, badan bayi menempel pada perut ibu,
mulut bayi terbuka lebar, dagu menempel pada
payudara ibu, sebagian besar kalang payudara
masuk ke dalam mulut bayi, puting susu ibu tidak
terasa nyei, telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus, kepala tidak menengadah.
f. Keuntungan ASI
Steril, tersedia dengan suhu optimal, produksi
disesuaikan kebutuhan bayi, mengandung
antibodi, alergi tidak ada, terjalin hubungan yang
lebih erat antara bayi dan ibunya, pengembalian
uterus lebih cepat, perdarahan setelah melahirkan
berkurang, mengurangi kemungkinan menderita
kanker payudara, kesuburan ibu berkurang
g. Komposisi ASI
Protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, air,
dan kalori.

4.Kemampuan Pendidikan Kesehatan
Menurut Goleman, (1998) kemampuan adalah
kecerdasan emosi yang artinya kemampuan
seseorang untuk mengenali dan merasakan emosi
yang dialaminya,mengelola emosi, melakukan
empati, membina hubungan dengan orang lain dan
memanfaatkan emosi secara produktif.
Definisi pendidikan kesehatan : Pendidikan
kesehatan menurut Notoatmodjo, (2003) adalah
suatu kegiatan pendidikan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada
masyarakat, kelompok, atau individu.
c. Komponen
Sasaran,materi/pesan, metode.
d. Faktor yang mempengaruhi
Faktor pendidik, sasaran, faktor proses dalam
pendidikan kesehatan.
Proses belajar: Belajar adalah usaha untuk
menguasai segala sesuatu yang berguna untuk
hidup (Notoatmojo, 2003).
5. Ibu prenatal
Menurut Depkes, (1997) definisi ibu prenatal
yaitu seorang ibu yang sedang dalam masa
kehamilan.

METODE PENELITIAN

Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rancangan non eksperimental
yang merupakan penelitian deskriptif analitik
dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan
rancangan penelitian cross sectional (potong
lintang).
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua tenaga kesehatan (bidan dan perawat) yang
bekerja di ruang kesehatan ibu dan anak di
Puskesmas II Kartasura. Teknik Pengambilan
sampel dengan total populasi.
Definisi operasiona variabell,
pengetahuan merupakan hasil tahu dari tenaga
kesehatan yang terjadi setelah melakukan
pengindraan melalui berbagai alat indra
penglihatan dan pendengaran. Alat ukur dengan
kuesioner. Hasil ukur : Baik (76%-100%), Cukup
baik (56%-75%), Kurang baik (49%-55%), Tidak
baik (<40%) dengan skala ordinal.
Kemampuan tenaga kesehatan dalam
memberikan pendidikan kesehatan yaitu
kesanggupan atau kecakapan tenaga kesehatan
untuk mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan. Alat ukur
: observasi, hasil ukur : Baik (76%-100%), Cukup
baik (56%-75%), Kurang baik (49%-55%), Tidak
baik (<40%), Skala : Ordinal.
Penelitian ini menggunakan kuesioner
dan observasi sebagai instrument penelitian. Skor
tingkat pengetahuan dan kemampuan kemudian

Hubungan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang ASI ( Exsi Setyowati dan Faizah Betty R) 53
dikategorikan ke dalam kategori baik, cukup baik,
kurang baik, tidak baik.
Hasil uji validitas terhadap kuesioner
tingkat pengetahuan diperoleh nilai rxy bergerak
dari 0,132 hingga 0,951, sehingga menunjukkan
tidak valid 1 item karena nilai rxy (0,132) < r
table (0,632) untuk responden 10 orang pada taraf
signifikansi ()= 5%.
Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner
tingkat pengetahuan diperoleh koefisien
reliabilitas (r11) sebesar 0,9891 yang lebih besar
dari r table pada taraf signifikansi ()=5%. Hal ini
menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini dinyatakan reliable (andal).
Analisa data meliputi pengolahan data
penelitian dengan cara klasifikasi data, pemberian
kode, pemberian skor dan analisa data penelitian
meliputi analisa univariat (untuk mendeskripsikan
variable dengan membuattabel distribusi frekuensi
menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, masa
kerja) dan analisa bivariat (dilakukan untuk
mengetahui hubungan kedua variable dengan
menggunakan uji statistic Kendall tau.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Karalteristik responden berdasar jenis
kelamin. Mayoritas dari 18 tenaga kesehatan di
Puskesmas II Kartasura terdiri atas perempuan
yaitu sebanyak 13 orang atau 72,2%, sedangkan
perawat laki-laki hanya 5 orang atau 27,8%.
Karakteristik responden berdasarkan
pendidikan.Mayoritas tenaga kesehatan di
Puskesmas II Kartasura memiliki tingkat
pendidikan Diploma I (DI) yaitu sebanyak 72,2%,
kemudian diikuti Diploma III (DIII) sebanyak
22,2%, dan sarjana SI sebanyak 5,6%.
Karakteristik responden menurut
umur, mayoritas tenaga kesehatan di Puskesmas
II Kartasura berumur antara 30 40 tahun yaitu
sebanyak 12 orang atau 66,7%, kemudian pasien
berumur kurang dari 30 tahun sebanyak
22,2%, dan responden yang berumur lebih
dari 40 tahun yaitu sebanyak 2 orang atau
11,1%.
Karakteristik responden berdasarkan masa
kerja. Mayoritas tenaga kesehatan di Puskesmas II
Kartasura memiliki pengalaman kerja lebih dari 3
tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau 61,1%, dan
sisanya berpengalaman kurang dari 3 tahun
sebanyak 38,9%. Dapat dilihat bahwa responden
terbanyak dengan masa kerja > 3 tahun yaitu 11
orang (61,1%).
Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan
tentang ASI Eksklusif, dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Pengetahuan Tenaga Kesehatan
Statistik
Pengetahuan %
Mean SD
Tidak baik 1 5,6
70,000 0,000
Kurang baik 4 22,2 77,000 6,831
Cukup baik 5 27,8 88,200 4,658
Baik 8 44,4 90,750 5,523
Jumlah 18 100,0

Mayoritas responden mempunyai
pengetahuan tentang ASI Eksklusif baik yaitu
sebesar 44,4%, 27,8% tingkat pengetahuan
responden termasuk kategori cukup baik, 22,2%
termasuk kurang baik, dan hanya 5,6% yang tidak
baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
tenaga kesehatan di Puskesmas II Kartasura
termasuk baik, sehingga dimungkinkan mampu
untuk memberikan pendidikan kesehatan bagi ibu-
ibu prenatal.
Kemampuan memberikan pendidikan
kesehatan ASI Eksklusif dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Kemampuan Tenaga Kesehatan
Statistik
Pengetahuan %
Mean SD
Tidak baik - - - -
Kurang baik - - - -
Cukup baik 3 16,7 12,000 3,000
Baik 15 83,3 18,133 3,796
Jumlah 18 100,0

Mayoritas responden memiliki
kemampuan yang baik dalam memberikan
pendidikan kesehatan khususnya tentang ASI
Eksklusif yaitu sebanyak 15 orang (83,3%),
sedangkan 3 orang (16,7%) termasuk kategori
cukup baik.
Analisa data hipotesis penelitian
menggunakan analisa korelasi Kendall tau.
Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Kendall Tau

r
xy
tau
p-
Value
Sig
Hubungan antara tingkat
pengetahuan tenaga
kesehatan dengan
kemampuan pendidikan
kesehatan
0,585 0,010 p<0,05

Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.2, Juni 2008, 51-57 54
Koefisien korelasi kendall tau antara
tingkat pengetahuan tenaga kesehatan dengan
kemampuan pendidikan kesehatan tentang ASI
Eksklusif adalah sebesar 0,585 dengan
signifikansi p< (0,010<0,05), maka Ho ditolak.
Artinya terdapat hubungan positif signifikan
antara tingkat pengetahuan tenaga kesehatan
dengan kemampuan memberikan pendidikan
kesehatan ASI Eksklusif. Nilai koefisien korelasi
Kendall tau adalah sebesar 0,585, berada pada
tingkat sedang (cukup).
Berdasarkan pengolahan data primer,
diperoleh tingkat pengetahuan tenaga kesehatan
tentang ASI Eksklusif adalah baik 8 orang
(44,4%). Hal tersebut sesuai dengan tingkat
pendidikan tenaga kesehatan di Puskesmas II
Kartasura di ruang KIA 1 orang SI (5,6%), DIII 4
orang (22,2%), DI 13 orang (72,2%). Menurut
Notoatmodjo, (2003) bahwa untuk merubah
pengetahuan sikap dan perilaku adalah dengan
pendidikan dan pelatihan.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Notoatmojo (2003) yang menyatakan bahwa
tindakan merupakan respon internal setelah
adanya pemikiran, tanggapan, sikap batin, dan
pengetahuan. Tindakan atau perilaku dipengaruhi
oleh keturunan, lingkungan, dan pengetahuan.
Dalam tahapan proses beraktivitas, setelah
individu melakukan pencarian dan pemrosesan
informasi, langkah berikutnya adalah menyikapi
informasi yang diterimanya. Apakah individu
akan meyakini informasi yang diterimanya, hal ini
berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Keyakinan-keyakinan atas suatu informasi
membentuk sikap individu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kemampuan dalam memberikan
pendidikan kesehatan ASI Eksklusif di Puskesmas
II Kartasura masuk dalam kategori baik. Data
menunjukkan 15 orang dengan kemampuan baik
(83,3%), 3 orang (16,7%) kemampuan cukup
baik.
Hipotesis tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang ASI Eksklusif berhubungan
dengan kemampuan dalam memberikan
pendidikan kesehatan ASI Eksklusif pada ibu
prenatal, hubungan antar kedua variabel cukup
kuat dan signifikan maka hipotesis ini diterima.
Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan
tentang ASI Eksklusif berhubungan signifikan
dengan kemampuan dalam memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu prenatal, namun
berdasarkan hasil wawancara pada ibu prenatal
yang datang ke Puskesmas II Kartasura
menyatakan bahwa ibu tidak tahu secara jelas
dalam memberikan ASI Eksklusif. Hal tersebut
disebabkan karena tingkat kemampuan dalam
memberikan pendidikan kesehatan tidak hanya
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan saja, tetapi
juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
Menurut Potter & Perry, (1993) proses
komunikasi dipengaruhi oleh 10 faktor
diantaranya adalah tatanan interaksi / lingkungan
yaitu situasi kondisi lingkungan pada saat
pemberian pendidikan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas II Kartasura tersebut. Komunikasi
interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan
dalam suatu lingkungan yang menunjang. Tempat
yang bising, kurang keleluasaan pribadi, dan
ruang sempit dapat menimbulkan kerancuan,
ketegangan, maupun ketidaknyamanan. Saat
penyuluhan sebagian bayi menangis sehingga ibu
tidak konsentrasi untuk mendengarkan tapi
konsentrasi ke bayinya yang menangis, jumlah
sasaran terlalu banyak yang memungkinkan saling
berbincang ikut mempengaruhi dalam
komunikasi.
Berkomunikasi dengan orang lain bisa
lebih rumit. Terlepas dari faktor - faktor
interpersonal, komunikasi berkaitan dengan
lingkungan sosial tempat komunikasi
berlangsung, dan dipengaruhi oleh identitas sosial
dari mereka yang terlibat meliputi usia, kelas
sosial, etnik, peran sosial, peraturan sosial,
kekuasaan, bahasa (Potter & Perry, 1993 ).
Dalam proses pendidikan kesehatan
terjadi proses belajar yang meliputi tiga persoalan
pokok, yakni masukan (input), proses, dan
keluaran (output). Persoalan masukan
menyangkut subyek atau sasaran belajar itu
sendiri dengan dengan berbagai latar
belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme
atau proses perubahan kemampuan pada diri
subyek belajar. Di dalam proses ini terjadi
pengaruh timbal balik antara berbagai faktor,
antara lain subyek belajar, pengajar atau fasilitator
belajar, metode, alat bantu belajar, dan materi atau
bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran
merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri
dari kemampuan baru atau perubahan baru pada
diri subjek belajar.
Beberapa ahli pendidikan, antara lain J.
Guilbert, mengelompokkan faktor yang
mempengaruhi proses belajar ini dalam 4
kelompok, yakni faktor materi, lingkungan,
instrumental, dan faktor individual subyek belajar.
Faktor yang pertama, materi atau hal
yang dipelajari ikut menentukan proses dan hasil
belajar. Faktor yang kedua adalah lingkungan
yang dikelompokkan menjadi dua, yakni

Hubungan Pengetahuan Tenaga Kesehatan Tentang ASI ( Exsi Setyowati dan Faizah Betty R) 55
lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu,
kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar.
Sedangkan faktor lingkungan yang kedua adalah
lingkungan sosial, yakni manusia dengan
interaksinya dan representasinya seperti
keramaian, lalu lintas, pasar, dan sebagainya.
Faktor yang ketiga, instrumental yang terdiri dari
perangkat keras (hard war ) seperti perlengkapan
belajar dan alat peraga, dan perangkat lunak (soft
ware) seperti kurikulum (dalam pendidikan
formal), pengajar atau fasilitator belajar serta
metode belajar mengajar. Untuk memperoleh
hasil belajar yang efektif, faktor instrumental ini
dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan materi dan subyek belajar. Faktor yang
keempat, kondisi individual subyek belajar yang
dibedakan ke dalam kondisi fisiologis dan kondisi
panca indera (terutama pendengaran dan
penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis, misal
intelegensi, pengamatan, ingatan, motivasi, dan
lain-lain

KESIMPULAN DAN SARAN

Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan dengan kemampuan memberikan
pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif pada
ibu prenatal di Puskesmas II Kartasura
Adanya monitor dari pimpinan instansi
terkait, instansi terkait perlu menyediakan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, perlu diadakan
koordinasi antar berbagai lembaga formal maupun
nonformal, bagi penelitian berikut hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan referensi untuk
melakukan penelitian sejenis dengan populasi
yang lebih luas, cara pengambilan data yang
berbeda, observasi juga dilakukan ke pihak ibu,
dan tanpa diketahui responden sehingga
menghindarkan ketidakobyektifan penilaian.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI).
http://www.dinkes-kotasemarang.go.id. Diakses : 24 Mei 2006.
Anonim. 2005. Pekan ASI Sedunia Membangun Kasih Sayang Lewat ASI. http://www.suarakarya-
online.com. Diakses : 21 Mei 2006.
Anonim. 2005. Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2005. http://www.Jombang.go.id. Diakses : 21 Mei
2006.
Anonim. 2005. http://www.stekpi.ac.id. Diakses : 24 Mei 2006.
Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV. Rineka Cipta : Jakarta.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Rineka Cipta : Jakarta.
Asosiasi Institusi Pendidikan DIII Keperawatan Jawa Tengah. 2006. SOP (Standar Operasional Prosedur).
Awam, Somi. 2003. Suplemen Peraturan. http://www.republika.co.id. Diakses : 24 Mei 2006.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Cetakan Keempat. Pustaka Pelajar
: Yogyakarta.
Depkes RI. 1994. Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar (Prenatal Care). Edisi 6.
Jakarta.
Depkes RI. 1997. Buku Perawatan Ibu Dan Anak di Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat,
Pedoman Bagi Para Petugas Kesehatan. Jakarta.
Dewi Rokhanawati. 2005. Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin dan Petugas Kesehatan dengan Praktik
Menyusui Dini di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM:
Yogyakarta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar - dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC : Jakarta.
Goleman, D. 1998. Kecerdasan Emosional : Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Terjemahan oleh
Hermaya. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Murray, Robert K, et.al. 1999. Biokimia Harper. Edisi 24. Alih bahasa : Andry Hartono. EGC : Jakarta.

Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.2, Juni 2008, 51-57 56
Neilson, Joan.1995. Cara Menyusui Yang Baik. Cetakan VI. Alih bahasa : Gianto Widianto&Yustina
Rostiawati. Arcan : Jakarta.
Nurmala. 2001. Hubungan Antara Penyuluhan Kesehatan Puskesmas Tegal Rejo Dengan Perilaku Ibu
Dalam Pemberian ASI Eksklusif. Skripsi. Fakultas Kedokteran UGM : Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Kedua. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta : Jakarta.
Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara : Jakarta
Roesli, U. 2005. Pemberian ASI: Menyehatkan Ibu. http://www.balita-anda.indoglobal.com. Diakses : 24
Mei 2006.
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. EGC: Jakarta.
Suradi, Rulina. 2004. Cermin Dunia Kedokteran. http://www.depkes.go.id. Diakses : 24 Mei 2006.
Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta : Bandung.
Welford, Heather. 2001. Menyusui Bayi Anda. Penerjemah : Diah Ayu Pitaloka.PT Dian Rakyat.
Widayatun, T. R. 1999. Ilmu Perilaku. CV Sagung Seto : Jakarta.
Wiknjosastro.1999.Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Cetakan kelima. Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo :

You might also like