Adi Jur Nal Automation Studio
Adi Jur Nal Automation Studio
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa pada program S1
maupun D3 Jurusan Teknik Elektronika FT UNY adalah menguasai teknologi terapan
pada dunia industri. Salah satu mata kuliah yang menunjang ketercapaian kompetensi
tersebut antara lain Fisika Teknik, yang segenap materinya diarahkan pada pemahaman
dasar mahasiswa mengenai sistem hidrolik dan pneumatik yang banyak digunakan dalam
rangka otomatisasi industri. Meskipun teknik pemberian materi pada mata kuliah ini telah
memadukan metode teori maupun praktek, masih saja terdapat hambatan penguasaan
materi yang nampak dari kurang mampunya mahasiswa menjelaskan dan memahami
prinsip kerja dari hidrolik dan pneumatik. Selain itu mahasiswa menemukan masalah
pada bagaimana mengetahui dan menjelaskan komponen, standar, simbol, dan rangkaian
dari sistem hidrolik dan pneumatik. Kurang optimalnya penguasaan pada dua aspek ini
saling berhubungan dan pada gilirannya mengakibatkan hambatan yang cukup signifikan
pada kemampuan mahasiswa dalam merancang suatu aplikasi dari sistem hidrolik dan
pneumatik.
Penulis sebagai pengajar pada mata kuliah bersangkutan mencoba menemukan
berbagai alternatif solusi agar mahasiswa seminimal mungkin mengalami hambatan
dalam proses pembelajaran Fisika Teknik. Salah Satu program yang telah
diimplementasikan sebagai instrumen pembelajaran Fisika Teknik dalam kurun 2
semester ini yaitu Automation Studio. Sebagai suatu paket aplikasi yang terdiri dari
berbagai macam modul di dalamnya, Automation Studio mampu berperan sebagai
pendamping alat praktek lainnya. Aplikasi ini dapat digunakan untuk merancang sistem
hidrolik dan pneumatik dan sekaligus memvisualisasikannya dalam bentuk animasi
(mensimulasikan rangkaian sistem hidrolik dan pneumatik) sehingga aliran fluida atau
udara bertekanan, gerakan-gerakan dari setiap katup yang teraktuasi, dan gerak yang
dihasilkan oleh sistem (gerak dari aktuator) akan dapat terlihat dengan jelas.
Melalui penggunaan Automation Studio pada pembelajaran Fisika Teknik
terbukti telah mampu membantu mahasiswa yang semula mengalami hambatan pada
imaginasi gerakan-gerakan pada rangkaian sistem hidrolik dan pneumatik yang setiap
peralatannya dinyatakan dengan simbol. Hal lain yang juga terasa berkembang adalah
dari sisi jalannya praktek perkuliahan, semula mahasiswa hanya dapat melihat gerak dari
aktuator saja,yaitu gerak yang dihasilkan oleh sistem hidrolik dan pneumatik tanpa
mengetahui gerak yang terjadi pada katup-katup kontrol. Melalui penggunaan
Automation Studio pada pembelajaran Fisika Teknik ini akan membuka kesempatan luas
bagi mahasiswa untuk melakukan hal yang semula sulit dilakukan tersebut. Terlebih,
bekerjanya sistem hidrolik dan pneumatik memang sangat tergantung pada pengaturan
aliran yang dilakukan katup-katup kontrol, sehingga alangkah sulitnya memahami materi
pembelajaran Fisika Teknik bila mereka mengalami kesulitan dalam mengamati pola
aliran fluida (hidrolik) maupun udara bertekanan (pneumatik) pada sistem.
Atas hambatan yang dialami mahasiswa dalam memahami teori dan merancang
aplikasi sistem hidrolik dan pneumatik, tulisan ini bermaksud memberikan gambaran
mengenai pemanfaatan program Automation Studio pada perkuliahan Fisika Teknik yang
membahas mengenai sistem hidrolik dan pneumatik.
Solusi Hambatan Belajar Mata Kuliah Fisika Teknik dari Sudut Teori
Pembelajaran
Berdasarkan kajian mengenai ranah fokus capaian pembelajaran Fisika Teknik,
mata kita akan tertuju pada dua ranah yang nampak lebih menonjol, yakni ranah kognitif,
dan yang kedua adalah ranah psikomotorik. Walaupun ranah afektif bukan berarti
diabaikan, namun rangkaian kompetensi mata kuliah ini secara eksplisit memang
mengarah pada suatu wujud kemampuan kognitif dan psikomotorik. Simak saja tiga
indikator ketercapaian kompetensi berikut ini :
1. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami prinsip kerja dari hidrolik dan
pneumatik.
2. Mahasiswa mengetahui dan menjelaskan komponen, standart, simbol dan sirkuit dari
sistem hidrolik dan pneumatik.
3. Mahasiswa mampu merancang suatu aplikasi dari sistem hidrolik dan pneumatik.
Masalah yang nampak melanda mahasiswa adalah pada dataran pemahaman dan
perancangan. Sangat dimungkinkan ada hubungan di antara keduanya yang menyebabkan
tidak tercapainya kompetensi mata kuliah sebagaimana diharapkan. Jika output nampak
mengalami gangguan, asumsi yang dapat dinyatakan secara luas dan tegas adalah besar
kemungkinan ada gangguan pada aspek proses.
Bruner dalam Nana Sudjana (1991: 145) mengemukakan bahwa pembelajaran
yang baik hendaknya memperhatikan dan mencakup pengalaman optimal dalam belajar
peserta didik, struktur pengetahuan yang dapat membentuk pengalaman optimal, urutan
penyajian bahan pelajaran, peranan sukses dan gagal, dan merangsang berpikir peserta
didik. Merril dalam Rufman I. Akbar (2005) lebih lanjut mengemukakan ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain pembelajaran, antara lain bahwa :
1. Learning is constructed; orang belajar dari pengalaman, dalam hal ini proses dimana
seseorang membentuk representasi internal berasal dari luar.
2. Interpretation is personal; realitas tidak dapat dibagi, apa yang dipelajari seseorang
didasarkan pada interpretasinya pada pengalamannya.
3. Learning is active; pembelajaran mengambil peran aktif dalam proses membangun
pengetahuan dari pengalaman.
4. Learning is Situated;
memberi peluang kepada peserta didik untuk meniru suatu kegiatan tertentu. Simulasi
dilakukan pengajar dengan membuat situasi buatan, dalam rangka menghindarkan peserta
didik dari resiko belajar yang terlalu besar, baik dari segi biaya, keselamatan jiwa, waktu,
dan lain sebagainya.
Automation Studio
Guna menjawab permasalahan mahasiswa dalam menguasai materi sistem
hidrolik dan pneumatik, salah satu media yang dapat digunakan pengajar baik sebagai alat
pemerjelas ceramah maupun simulasi adalah program Automation Studio. Sebagai
sebuah perangkat lunak, Automation Studio merupakan paket aplikasi yang terdiri dari
berbagai macam modul didalamnya. Setiap modul disebut dengan workshop. Dalam
workshop ini terdapat library yang menyediakan berbagai macam komponen yang dapat
dipakai untuk merancang bermacam-macam rangkaian otomatisasi mulai dari rangkaian
sistem hidrolik, sistem pneumatik, sistem elektrik sampai dengan PLC. Semua rangkaian
otomatisasi tersebut dapat dikombinasikan satu dengan yang lainnya, misalkan gabungan
antara sistem elektrik dan sistem pneumatik (sistem elektro-pneumatik). Rangkaian
tersebut kemudian dapat disimulasikan sehingga aliran fluida, aliran udara bertekanan,
arus listrik, dan gerakan-gerakan dari setiap katup yang teraktuasi dimana setiap
komponen dinyatakan dalam bentuk simbol, akan dapat diketahui.
Gambar 1 dibawah ini menunjukkan komponen-komponen yang terdapat pada
library (Gambar 1a) dan simbol dari katup 5/2 yang merupakan bagian dari komponen
pneumatik (Gambar 1b). Dengan Automation Studio setiap katup yang akan dipakai
diberi kebebasan dalam penggunaan metode aktuasinya sesuai dengan yang diinginkan.
Misalkan saja bila ingin memakai katup 3/2 Push Button Normally Close maka simbol
dari katup 3/2 NC harus ditambah dengan metode aktuasi Push Button dan Spring untuk
mengembalikan posisi katup ke posisi semua. Cara penambahan metode aktuasi ini
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 1a
Gambar 1b
Pada Gambar 2 terlihat bahwa metode aktuasi yang ingin digunakan untuk
mengontrol katup dapat dipilih pada bagian controls. Dengan demikian mahasiswa harus
diberi pengetahuan terlebih dahulu tentang jenis-jenis metode aktuasi yang ada.
Gambar 3a
Gambar 3b
Gambar 3c
Gambar 3. Simulasi Rangkaian Pneumatik
ini dilakukan dengan maksud untuk mengarahkan, mengatur tekanan, dan mengatur
aliran fluida (hidrolik) dan udara bertekanan (pneumatik) sehingga menghasilkan
kerja yang dimaksud. Disini mahasiswa dituntut mempunyai daya imajinasi agar
dapat membayangkan gerakan-gerakan tersebut.
2. Sedangkan pada kegiatan pembelajaran secara praktek, mahasiswa hanya dapat
melihat gerak dari aktuator saja, yaitu gerak yang dihasilkan oleh sistem hidrolik
maupun sistem pneumatik tanpa mengetahui gerak yang terjadi pada katup-katup
kontrol padahal baik sistem hidrolik maupun sistem pneumatik hanya bekerja karena
adanya pengaturan aliran yang dilakukan oleh katup-katup ini.
Untuk membantu mengatasi kesulitan mahasiswa ini maka dalam proses
pembelajaran dapat menggunakan aplikasi Automation Studio karena aplikasi ini dapat
digunakan
untuk
merancang
sistem
hidrolik
dan
pneumatik
dan
sekaligus
memberikan materi melalui aplikasi Automation Studio karena adanya alat penunjang
berupa LCD.
Evaluasi pada materi sistem hidrolik dan pneumatik yang bersifat menuntut
ketrampilan mahasiswa tentunya disesuaikan, dalam hal ini mengambil bentuk teori dan
praktek. Aplikasi Automation Studio belum dapat digunakan sebagai alat evaluasi
dikarenakan segala keterbatasan yang telah disebutkan dibagian sebelumnya.
Secara umum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan
aplikasi Automation Studio dalam pembelajaran Fisika Teknik, yaitu komponenkomponen yang berada di sekeliling pemanfaatan Automation Studio dalam
pembelajaran, antara lain :
1. hardware dan infrastruktur
2. perangkat lunak itu sendiri (dalam hal ini Automation Studio)
3. materi
4. kemampuan pengajar (baik dalam metode/pendekatan mengajar maupun, substansif
materi)
Kesimpulan
Meninjau kembali pengalaman Penulis dalam penggunaan aplikasi Automation
Studio pada pembelajaran sistem hidrolik dan pneumatik, terdapat implikasi antara lain
sebagai berikut :
1. Dalam penguasaan kompetensi teknis peserta didik memiliki ketertarikan pada
informasi yang dikemas secara visual karena lebih mempertegas materi. Oleh sebab
itu dimungkinkan pada perkuliahan lainnya untuk menggunakan media serupa
dengan tetap mempertimbangkan kompetensi mata kuliah dan karakter peserta didik.
Hal lain yang dapat ditangkap, gejala ini menimbulkan peluang sekaligus tantangan
bagi pengembang perangkat lunak untuk menemukan serta mengembangkan
program-program aplikasi yang relevan, terjangkau, dan user friendly bagi para
pembelajar.
2. Sebelum memutuskan penggunaan suatu program aplikasi, kondisi fisik seperti
kelengkapan dan kecukupan fasilitas menjadi hal mutlak yang diperhatikan.
3. Perlu juga meninjau kemampuan peserta didik pada operasionalisasi program aplikasi
tersebut. Jadi tidak hanya kemampuan teknis materi yang perlu diperhatikan namun
lebih awal dari itu perlu diyakinkan pula tentang kemampuan setiap peserta didik
dalam menjalankan program, dalam hal ini monitoring oleh pengajar senantiasa
dilakukan ketika program aplikasi digunakan peserta didik.
4. Dengan proses pembelajaran yang banyak melakukan simulasi, maka evaluasi hasil
belajar pun diharapkan sejalan. Jadi yang juga patut dipikirkan adalah apakah
evaluasi hasil belajar juga kelak menggunakan media simulasi tersebut, ataukah
menggunakan media lainnya. Jika yang digunakan adalah media lain (bukan media
perangkat lunak sebagaimana yang digunakan pada waktu pembelajaran) maka harus
diperhatikan sejauhmana bentuk, jenis dan alat evaluasi relevan dengan proses yang
peserta didik telah ikuti di saat PBM.
Daftar Pustaka
Akbar, Rufman I.. (2005). Penerapan Hypertext Teknologi dalam Pembelajaran;
Ringkasan
Rencana
Disertasi,
PPS
UNJ.
http://rufmania.multiply.com/tag/hypertext. Diakses pada 14 Maret 2007
Komara, Endang. (2003) Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi.
http://www.geocities.com/endang.komara/Strategi_Pembelajaran_Aktif.htm.Diak
ses pada 14 Maret 2007
Sujana, Nana . (1995). Teori Teori Pengajaran. Jakarta: Remaja Karya,
Suparman, Atwi. (ed.). 1997. Model-Model Pembelajaran Interaktif. Jakarta: STIA LAN
Press.
Tippelt, Rudolf & Amoros, Antonio. (2003). Pendidikan Kejuruan Berbasis
Kompetensi; Kumpulan Materi Seminar: Pemberlajaran bagi Para Pembelajar.
( http://www.inwent.org/imperia/md/content/bereich4-intranet/abteilung401/lehrbrief_01_-_indonesisch.pdf. Diakses pada 14 Mei 2007.
Zaini, Hisyam & Bermawy Munthe & Sekar ayu Aryani. (2002). Strategi Pembelajaran
Aktif di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CTSD.