Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang Di Dki Jakarta: Oleh: Satmoko Yudo Dan P. Nugro Rahardjo
Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang Di Dki Jakarta: Oleh: Satmoko Yudo Dan P. Nugro Rahardjo
3 2005
1.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
kebutuhan/permintaan
minum.
masyarakat
akan
air
1.2
Permasalahan
Sejak awal tahun 1998 sampai saat ini
usaha air minum isi ulang terus berkembang
pesat, selain hanya membutuhkan investasi
yang relatif murah antara 20-70 juta, dan juga air
hasil olahannyapun layak diminum karena
sumber air bakunya dari pegunungan, serta
harga jual air yang terjangkau, yaitu sepertiga
dari harga jual air kemasan atau air mineral yang
bermerk.
Namun dengan maraknya isu terjadinya
pencemaran air minum isi ulang oleh bakteri
serta belum adanya standardisasi yang baku
dalam pemrosesan air minum isi ulang, maka
dipandang perlu untuk melakukan evaluasi
secara menyeluruh terhadap teknologi yang
digunakan dalam memproduksi air minum isi
ulang, maupun terhadap kualitas air yang
dihasilkan guna memberi jaminan perlindungan
dan kepercayaan masyarakat sebagai pemakai
air minum isi ulang tersebut.
1.3
Tujuan
251
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Manfaat
2.3
2.
METODOLOGI
2.1
Tahap Persiapan
3.
HASIL KEGIATAN
3.1
252
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Proses Sterilisasi
Proses ini untuk membunuh kuman dan
bakteri. Proses sterilisasi ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu dengan pemanasan
hingga titik didih air, atau dengan khlorinasi atau
dengan cara ozonisasi dan sinar ultraviolet. Cara
yang paling mudah dan murah adalah dengan
cara khlorinasi, yaitu mencampurkan kaporit ke
dalam air.
Namun pada depot air minum isi ulang,
cara yang paling banyak digunakan adalah
dengan memasang lampu ultraviolet. Air
dialirkan melalui tabung yang dipasang lampu
ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri
terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet. Intensitas
lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup, yang
efektif diperlukan intensitas sebesar 30.000 MW
sec/cm (Micro Watt detik per sentimeter
persegi). Proses yang relatif baru adalah
mencampur gas ozon kedalam air, dikenal
dengan nama ozonisasi. Ozon merupakan
oksidator kuat yang mampu membunuh bakteri
patogen, termasuk virus.
Keuntungan penggunaan ozon adalah
pipa, peralatan, dan kemasan akan ikut
disterilkan, sehingga produk yang dihasilkan
akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran
di kemasan ozon generator. Ozon merupakan
bahan yang efektif disamping sangat aman.
Akan tetapi karena ozon bersifat oksidator juga,
maka apabila air baku yang masih mengandung
Fe atau Mn melewati ozonisasi, maka air yang
diproses akan dapat berubah menjadi sedikit
berwarna kekuningan atau kecoklatan (karena
terbentuknya partikel Fe(OH)3). Jadi sebaiknya
air yang akan melewati proses ozonisasi harus
benar-benar bersih.
Dari 10 depot isi ulang seluruhnya telah
menggunakan
proses
sterilisasi
dengan
pemakaian ultraviolet, dan 5 depot telah
menggunakan
gabungan
antara
proses
ozonisasi dan ultraviolet. Jenis dan merk
ultraviolet yang dipasang di setiap depot tidak
sama, bahkan ada yang memasang lebih dari
satu unit alat.
Proses Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu filtrasi dengan pasir dan
filtrasi membran. Filtrasi pasir untuk memisahkan
partikel berukuran besar (> 3 mikrometer),
mikrofiltrasi membran dapat memisahkan partikel
yang berukuran lebih kecil hingga sekitar 0,08
mikrometer. Ultrafiltrasi dapat memisahkan
makromolekul
dan
nanofiltrasi
dapat
memisahkan mikromolekul. Sedangkan molekul
ion-ion dapat dipisahkan dengan membran
dengan prinsip dasar reverse osmosis. Dengan
demikian, penggunaan mikrofiltrasi dapat
memisahkan
bakteri,
dan
penggunaan
ultrafiltrasi dapat memisahkan selain bakteri juga
virus (ukuran virus setara dengan ukuran
molekul
protein,
yaitu
sekitar
0,02-0,1
mikrometer).
Dalam proses filtrasi, sebagian besar
depot isi ulang melakukan 3 tahap filtrasi.
Pertama filter berisi media pasir, kedua media
mangan zeolit dan ketiga berisi media karbon
aktif. Setiap filter yang berisi media ini
mempunyai masingmasing fungsi. Filter pasir
untuk menyaring partikel-partikel halus dari
tangki air baku. Filter mangan zeolit berfungsi
untuk menghilangkan zat besi atau mangan yang
belum sempat teroksidasi oleh khlorin atau
kaporit. Filter karbon aktif berfungsi untuk
menghilangkan
polutan mikro misalnya zat
organik, deterjen, bau, senyawa phenol serta
untuk menyerap logam berat dan lain-lain. Pada
filter karbon aktif ini terjadi proses adsorpsi
(proses penyerapan zat-zat yang akan
dihilangkan) oleh permukaan pori-pori karbon
aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif
sudah jenuh, atau sudah tidak mampu lagi
menyerap, maka proses penyerapan akan
berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus
diganti dengan karbon aktif yang baru.
Dari 10 depot yang ada terlihat bahwa
dalam proses filtrasi, terdapat 6 depot yang
sudah memasang 3 filter yang berisi mediamedia seperti yang telah disebutkan diatas.
Meskipun masing-masing depot tidak ada
keseragaman dalam ukuran, bentuk maupun
bahan filter.
Kemudian setelah itu air dialirkan ke filter
cartridge. Ukuran cartridge bermacam-macam
mulai dari 1 micron sampai 10 mikron dan
dipergunakan untuk menghilangkan sisa partikel
padatan yang ada di dalam air sehingga air
menjadi benar-benar jernih.
Dari jumlah filter cartridge yang terpasang,
setiap depot memasang dengan jumlah yang
beragam, bahkan terlihat ada yang memasang
secara berlebihan (16 cartridge terpasang seri).
3.2
253
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
3.4
Kualitas Air
4.
4.1
Kesimpulan
254
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
4.2
255
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Untuk
meningkatkan
keberdayaan
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan
air bersih atau air minum, dibutuhkan suatu
hubungan yang sehat antara pengelola unit
air minum isi ulang dan masyarakat umum
sebagai konsumen. Sedangkan untuk
meningkatkan penjualan diperlukan usaha
pemasaran dan manajemen usaha yang
baik. Sebaliknya dari pihak masyarakat
sebenarnya juga dibutuhkan masukanmasukan atau kritik membangun yang pasti
sangat berguna bagi pengelola atau
pengusaha air minum isi ulang tersebut.
Keberdayaan masyarakat dapat ditunjukkan
misalnya dengan mengetahui betul standar
atau tingkat kualitas air minum yang mereka
butuhkan,
sehingga
apabila
mereka
memperoleh air minum yang tidak
memenuhi syarat baku mutu air minum,
maka mereka segera dapat segera tergerak
untuk
menyampaikan
keluhan
atau
complaint paling tidak pada unit usaha yang
bersangkutan, atau bahkan mungkin ada
suatu wadah tertentu untuk melindungi
masyarakat sebagai konsumen.
Mengingat bahwa usaha air minum isi ulang
ini adalah industri skala kecil, jika diharuskan
pemeriksaan kualitas air secara rutin sesuai
dengan KepMen Kesehatan No. 907 Tahun
2002 akan sangat memberatkan. Untuk
mengatasi hal tersebut pemeriksaan lengkap
kualitas air dilakukan 1 tahun sekali
sedangkan pemeriksaan rutin hanya untuk
parameter
bakteriologis
(Coli)
yang
dilakukan setiap 3 bulan sekali. Hal ini
mengingat air baku yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Satmoko Yudo, Nusa Idaman Said, Masalah
Pencemaran Air Di Jakarta, Sumber dan
Alternatif
Penanggulangannya,
Jurnal
Teknologi Lingkungan, Vol. 2 No. 2, Mei,
2001. ISSN:1411-318x.
2. P. Nugro Rahardjo, Teknologi Pengolahan
Air , Buku Pelatihan Teknologi Pengelolaan
dan Pengolahan Air Bersih, Juni, 2003.
3. Tchobanoglous, G. & Schroeder, D.Edward,
Water Quality, Addison-Wesley Publishing
Company, United States of America, 1987.
4. Water Treatment Handbook, Lavoisier
Publishing, Sixth Edition, 1991.
LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
256
Pemilik
Bpk Rian
Ibu Ade Ernawati
PD SS Cab.
Rasban
Ayu Burhannudin
Mukti Ali
Ibu Ani
Mahdi
Subiyanto
Bpk. HM. Soleh
Bpk. Drs. Suharjo
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Nama Toko
Tahun Pembuatan
Airqu
No. 01
2004
Gambar 1 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Percetakan Negara II RT/RW 003/03 Kel.
Johar Baru, Kec. Johar Baru Jakarta Pusat
Nama Toko
Tahun Pembuatan
Tirta Sari
No. 02
2004
Gambar 2 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Johar Baru Utara III No. 20
Kel. Johar Baru, Kec. Johar Baru Jakarta Pusat
257
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Nama Toko
Ayu
Tahun Pembuatan
2003
No. 03
Gambar 3 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Sungai Tiram RT/RW 006/06
Kel. Marunda, Kec. Cilincing Jakarta Utara
Nama Toko
Tahun Pembuatan
Water One
No. 04
2001
Gambar 4 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Sungai Marunda Tiram RT/RW 002/04 Kel.
Marunda, Kec. Cilincing Jakarta Utara
258
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Nama Toko
Tahun Pembuatan
AM21
No. 05
2001
Gambar 5 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Kembang Kerep No. 18 RT/RW 005/06 Kel.
Meruya Utara, Kec. Kembangan Jakarta Barat
Nama Toko
AG22
Tahun Pembuatan
2002
No. 06
Gambar 6 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Kembang Kerep No. 99A RT/RW 002/02 Kel.
Meruya Utara, Kec. Kembangan Jakarta Barat
259
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Nama Toko
Citra Qua
Tahun Pembuatan
2002
No. 07
Gambar 7 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Mandor Hasan RT/RW 001/02
Kel. Cipayung, Kec. Cipayung Jakarta Timur
Nama Toko
Akua Fajri
Tahun Pembuatan
2003
No. 08
Gambar 8 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Raya Hankam No. 104A RT/RW 006/03 Kel.
Cipayung, Kec. Cipayung Jakarta Timur
260
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
Nama Toko
Kube Melati
Tahun Pembuatan
2001
No. 09
Gambar 9 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. Agung Raya 1A No. 30 RT/RW 009/02 Kel.
Lenteng Agung, Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan
Nama Toko
Karang Taruna
Tahun Pembuatan
2004
Gambar 10 : Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang di Jl. NIS Jeruk Purut RT/RW 003/03
Kel.Cilandak Timur, Kec.Pasar Minggu Jakarta Selatan
261
No. 10
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang JAI Vol. 1 , No.3 2005
14,89
Lainnya
2,13
8,51
6,38
68,09
10
20
30
40
%
262
50
60
70
Satmoko Yudo dan P. Nugro Rahardjo : Evaluasi Teknologi Air Minum Isi Ulang
2005
Tabel 2 : Hasil Analisa Lab. Depot Isi Ulang milik Fadjri yang berlokasi di
Jl. Hankam Cipayung, Jakarta Timur
NO.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
B
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
C.
1.
2.
3.
4.
PARAMETER
FISIKA
Bau
Rasa
Warna
Kekeruhan
Zat padat terlarut (TDS)
KIMIA
PH (268C)
Kesadahan total (CaC03)
Zat organik (KMn04)
Nitrat (N03-N)
Nitrit (N02-N)
Amonia (NH4)
Sulfat (S04)
Fluorida (F)
Fluorida (F)
Sianida (CN)
Besi (Fe)
Mangan (Mn)
C12 bebas
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
Kadmium (Cd)
Air Raksa (Hg)
Arsen (as)
SATUAN
BAKU *)
MUTU
HASIL
Pt-Co
NTU
Mg/l
Tdk berbau
Normal
5
5
500
Tdk berbau
Normal
<1
<1
144
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
Mg/l
6,5-8,5
150
1,0
45
0,005
0,15
200
250
1,0
0,05
0,3
0,05
0,1
0,005
0,5
0,005
0,001
0,05
7,0
86,4
< 0,2
< 0,1
< 0,002
< 0,01
5,7
14,6
0,14
< 0,005
< 0,06
<0,02
< 0,01
< 0,005
< 0,02
< 0.003
< 0,0005
< 0,005
0
<2
Negatif
Negatif
MIKROBIOLOGI
Angka Lempeng Total Awal
Koloni/ml
100
Koliform
MPN/100 ml
<2
C. Perfrigens
Negatif/100ml
Salmonelia
Negatif/100 ml
Keterangan : *) = Baku Mutu Air Kemasan SNI-01-3553-1996
<) = lebih kecil
METODE
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis fisika, kimia dan mikrobiologi diatas, air tersebut sudah memenuhi syarat air
minum kemasan sesuai Baku Mutu SNI 01-3553/1996
263