0% found this document useful (0 votes)
127 views11 pages

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA Ariefudin - HTM

This document discusses a study on the relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of acute respiratory infections (ARI) in infants aged 0-12 months in Tegal Timur District, Tegal, Indonesia. The study found that among infants who were exclusively breastfed, 10.4% experienced frequent ARI and 36.4% experienced rare ARI. Among infants who were not exclusively breastfed, 32.4% experienced frequent ARI and 20.8% experienced rare ARI. Statistical analysis found a significant relationship between exclusive breastfeeding and lower incidence of ARI. The study concludes that exclusive breastfeeding can help reduce the occurrence of ARI in infants.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
127 views11 pages

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Kejadian ISPA Ariefudin - HTM

This document discusses a study on the relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of acute respiratory infections (ARI) in infants aged 0-12 months in Tegal Timur District, Tegal, Indonesia. The study found that among infants who were exclusively breastfed, 10.4% experienced frequent ARI and 36.4% experienced rare ARI. Among infants who were not exclusively breastfed, 32.4% experienced frequent ARI and 20.8% experienced rare ARI. Statistical analysis found a significant relationship between exclusive breastfeeding and lower incidence of ARI. The study concludes that exclusive breastfeeding can help reduce the occurrence of ARI in infants.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Terhadap

Kejadian ISPA
Maret 11, 2010 ariefudin Tinggalkan komentar Go to comments
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN INFEKSI
SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BAYI 0 12 BULAN
Studi Analitik Observasional di Posyandu Tegal Timur Kota Tegal
Yanuar Ariefudin* , Sri Priyantini^, Ophi Indria Desanti#

Medical Faculty of Sultan Agung Islamic University (Unissula) Semarang

Departement of Pediatric Medical Faculty of Sultan Agung Islamic University (Unissula)


Semarang.

Departement of Public Health Medical Faculty of Sultan Agung Islamic University


(Unissula) Semarang
ABSTRACT

Acute Respiratory Infections (ARI) is one of primary public health problem. The incidence of
ARI causes 4 of 15 million estimated death in children under 5 years old annually and as many
as two-thirds of these deaths occur in infants. Breastfeeding in Indonesia has not fully
implemented. Breastfeeding mother has a relatively poor knowledge on the importance of
exclusive breastfeeding. The purpose of this study is to determine the comparation of exclusive
breastfeeding against ARI incidence in infants aged 0-12 months in the posyandu East Tegal
District, Tegal.
This is an analytical observational study using cross sectional design. The study sample consisted
of 154 infants of 75 male and 79 female. The data on exclusive breastfeeding and ARI were
acquired using questionnair. Chi-Square test was applied to analyze the data.
The research showed that among 72 infants (46.8%) who were exclusively breastfed, there were
56 infants (36.4%) suffered from rare ARI and 16 infants (10.4%) suffered from frequent ARI.

While among the 82 infants (53.2%) who were not exclusively breastfed, 50 infants (32.4%)
suffered from frequent ARI, and only 32 infants (20.8%) suffered from rare ARI. The Chi-Square
test resulted in p-value of 0.000 (p <0.05) meaning significant comparation.
In conclusion, there is a significant comparation of exclusive breastfeeding against ARI in infants
aged 0-12 months in the posyandu East Tegal District, Tegal.
Keywords: exclusive breastfeeding, Acute Respiratory Infection, Infant.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Indonesia merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai
6 kali per tahun (Yamin dkk, 2007). WHO (2003) menuturkan, ISPA merupakan salah satu
penyebab kematian tersering pada anak di negara yang sedang berkembang. Infeksi saluran
pernafasan akut ini menyebabkan 4 dari 15 juta perkiraan kematian pada anak berusia di bawah 5
tahun pada setiap tahunnya dan sebanyak dua pertiga dari kematian tersebut terjadi pada bayi.
ISPA masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kematian karena ISPA, terutama pada bayi dan anak balita. Setiap
tahunnya 40% 60% dari kunjungan di Puskesmas ialah penderita penyakit ISPA. Seluruh
kematian balita, proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA ini mencapai 20 30%
(Purnomo, 2008). Angka kejadian ISPA di Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai 18,45%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2007).
Di Indonesia, pemberian ASI eksklusif belum dilaksanakan sepenuhnya. Permasalahan utama
yang dihadapi adalah kesadaran akan pentingnya ASI eksklusif. Dari data SDKI 1997 cakupan
ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama
52,7%. Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance
System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan

(Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar,
Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan
antara 4%-12%, sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di
perkotaan berkisar antara 1%-13%, sedangkan di pedesaan 2%-13% (Depkes, 2005).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Jawa Tengah (2006) menunjukkan
cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya sekitar 28,08%, terjadi sedikit peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2005 yang mencapai 27,49%.
Di negara-negara berkembang, bayi yang mendapat ASI eksklusif mempunyai angka kesakitan
dan kematian yang secara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan yang diberikan susu
formula (Suharyono, 2001). Terdapat pengaruh terhadap kejadian ISPA pada bayi, di mana lebih
tinggi pada bayi yang diberikan susu formula dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI. ASI
juga terbukti memberikan efek protektif 39,8% terhadap ISPA pada bayi umur 0 4 bulan
(Abdullah, 2003).
Melihat tingginya angka kejadian ISPA dan rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif, maka
perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA
pada bayi usia 0-12 bulan di kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Lokasi penelitian yang dipilih
ialah kecamatan Tegal Timur karena ibu-ibu di wilayah Tegal Timur sebagian besar ikut bekerja
mencari nafkah, mengingat data mata pencaharian kecamatan Tegal Timur Kota Tegal adalah
buruh, PNS dan swasta (Pemerintah Kota Tegal, 2009). Menurut harian Kompas (26/5/2009),
secara keseluruhan sebanyak 30.000 orang pekerja di Kota Tegal yang tersebar di 444
perusahaan, lebih dari 60% merupakan perempuan. Sedangkan mata pencaharian sebagian besar
laki-laki ialah buruh bangunan, PNS dan nelayan (Pemerintah Kota Tegal, 2009). Penelitian
dilakukan di perkotaan mengingat di sebagian besar wilayah perkotaan, ASI sudah diganti
dengan susu formula.
Tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui adanya hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap
kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada bayi usia 0-12 bulan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan ibu-ibu pada
khususnya tentang hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap penurunan kejadian infeksi

saluran pernapasan akut pada bayi usia 0-12 bulan. Selain itu hasil penelitian ini juga
diaharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan
pendekatan cross sectional.. Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik non parametrik ChiSquare.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi usia 13-24 bulan di kecamatan Tegal Timur
Kota Tegal. Dari populasi tersebut diambil sampel 154 bayi yang didapatkan dari perhitungan
menggunakan rumus dari Sastroasmoro (2002).
Alat pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kuesioner. Pengumpulan data pada saat penelitian dilakukan dengan teknik wawancara.
Kemudian kuesioner yang telah dikumpulkan dicek dan diperiksa kelengkapannya oleh peneliti
untuk diolah dan dianalisis.
Lokasi penelitian dilakukan di beberapa posyandu yang tersebar di Kecamatan Tegal Timur Kota
Tegal. Penelitian ini dilakukan 9 Desember 23 Desember 2009.
Hasil Penelitian
Tabel 1. Hasil Tabulasi Silang Antara Pemberian ASI eksklusif dengan Kejadian ISPA di
Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal

Pemberian ASI
ASI eksklusif
ASI non eksklusif
Jumlah

Kejadian ISPA
Sering
16 (10,4%)
50 (32,4%)
66 (42,8%)

Jarang
56 (36,4%)
32 (20,8%)
88 (57,2%)

Jumlah
72 (46,8%)
82 (53,2%)
154 (100%)

Hasil dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa keseluruhan sampel yang berjumlah 154 bayi
menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami ISPA sering sebanyak 16 bayi
(10,4%), sedangkan bayi yang mengalami ISPA jarang sebanyak 56 bayi (36,4%). Dan bayi yang

diberi ASI non eksklusif yang mengalami ISPA sering sebanyak 50 bayi (32,4%), dan yang
mengalami ISPA jarang sebanyak 32 bayi (20,8%).
Hasil Uji hubungan antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan
akut pada bayi 0-12 bulan dengan menggunakan uji Chi-Square Test menunjukkan ada hubungan
yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian infeksi saluran pernapasan
akut pada bayi 0-12 bulan p = 0,000 (p < 0,05). (Lihat Tabel 2)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada bayi 0-12 bulan di posyandu Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal, dapat diketahui dari 154 responden bayi menunjukkan bahwa bayi yang diberi
ASI eksklusif mengalami ISPA sering sebanyak 16 bayi (10,4%), sedangkan bayi yang
mengalami ISPA jarang sebanyak 56 bayi (36,4%). Dan bayi yang diberi ASI non eksklusif yang
mengalami ISPA sering sebanyak 50 bayi (32,4%), dan yang mengalami ISPA jarang sebanyak
32 bayi (20,8%). Sedangkan hasil penelitian Abdullah (2003) menunjukkan bahwa dari 328
responden bayi menunjukkan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami ISPA sering
sebanyak 28 bayi, sedangkan bayi yang mengalami ISPA jarang sebanyak 76 bayi. Dan bayi
yang diberi ASI non eksklusif yang mengalami ISPA sering sebanyak 236 bayi, dan yang
mengalami ISPA jarang sebanyak 88 bayi.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada bayi yang diberi ASI eksklusif ternyata
didapatkan pula bayi yang sering menderita ISPA. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor.
Misalnya adalah vitamin A, orang tua yang merokok dan status sosial ekonomi keluarga.
Disamping diberikan ASI yang memang mengandung vitamin A, harus dilakukan pula perbaikan
terhadap defisiensi vitamin A untuk mencegah ISPA pada bayi. Orang tua yang merokok juga
mampu memengaruhi kerentanan kejadian ISPA pada bayi. Begitu juga dengan status ekonomi
keluarga. Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah mempunyai
resiko lebih besar mengalami ISPA, karena meskipun diberikan secara eksklusif, namun
kandungan ASI yang diberikan kepada bayi kurang memenuhi syarat dikarenakan asupan nutrisi
ibu yang kurang pula sehingga imunitas yang terkandung di dalam ASI kurang optimal.

Demikian juga sebaliknya bahwa pada bayi yang diberi ASI non eksklusif didapatkan bayi yang
jarang menderita ISPA. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor. Misalnya adalah lingkungan
yang ditempati oleh bayi yang bersangkutan hanya ada sedikit polusi udara, gaya hidup orang tua
yang sehat dengan tidak merokok, pemenuhan gizi yang cukup dalam keluarga, dan imunitas
pada bayi itu sendiri (Wantania, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada bayi 0-12 bulan di posyandu Kecamatan Tegal
Timur Kota Tegal, terdapat hubungan di mana lebih tinggi kejadian ISPA pada bayi yang
diberikan ASI non eksklusif dibandingkan dengan bayi yang diberikan ASI eksklusif. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Abdullah (2003) di Kota Palu ibu kota propinsi
Sulawesi Tengah.
Menurut Hendarto dan Pringgadini (2009) tumbuh kembang dan daya tahan tubuh bayi lebih
baik jika mengonsumsi ASI. Vitamin A dan zinc, yang ada pada kolostrum ASI berfungsi untuk
kekebalan tubuh bayi. ASI tidak hanya mengandung vitamin A dalam jumlah tinggi, namun juga
bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan tumbuh kembang dan
daya tahan tubuh bayi lebih baik jika mengonsumsi ASI. Mineral zinc dalam ASI dibutuhkan
oleh bayi karena merupakan mineral yang banyak membantu berbagai proses metabolisme di
dalam tubuh. Kandungan zinc di dalam tubuh yang rendah akan menyebabkan sistem imun tubuh
terganggu sehingga tubuh tidak bisa mengenali dan memerangi penyakit infeksi tertentu (Depkes
RI, 2001; Tatar, 2008). Sedangkan Bronchus-Associated Lymphocyte Tissue (BALT) merupakan
antibodi saluran pernapasan, dan IgA sekretori di dalam ASI merupakan antibakterial dan
antivirus terhadap bakteri maupun virus yang dapat menginfeksi saluran pernapasan.
Imunoglobulin A (IgA) dalam kolostrum pada ASI kadarnya cukup tinggi. SIgA dapat
mengaktifkan sistem komplemen melalui jalan alternatif dan bersama-sama dengan makrofag
dapat memfagositosis berbagai kuman. Dengan rangsangan yang spesifik akan terbentuk
antibodi yang spesifik terhadap Streptococcus pneumonia, Stafilokokkus, Hemofilus influenza
dan berbagai eksotoksin lainnya. IgA sekretori tidak hanya sebagai antibakterial, tetapi juga
merupakan antivirus terhadap virus influenza dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) (Depkes
RI, 2001; Soetjiningsih, 1997). Pertumbuhan virus parotitis, influenza, vaksinia, rotavirus, dan

virus ensefalitis japanese B juga dihambat dengan bahan-bahan yang ada dalam ASI (Behrman,
2000).
KESIMPULAN
- Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA
pada bayi usia 0-12 bulan.
- Bayi yang diberi ASI eksklusif mengalami ISPA sering sebanyak 16 bayi (10,4%), sedangkan
bayi yang mengalami ISPA jarang sebanyak 56 bayi (36,4%).
- Bayi yang diberi ASI non eksklusif mengalami ISPA sering sebanyak 50 bayi (32,4%),
sedangkan yang mengalami ISPA jarang sebanyak 32 bayi (20,8%).
SARAN
- Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu masukan atau informasi
dalam meningkatkan program pemberian ASI eksklusif untuk menurunkan kejadian ISPA di
Kota Tegal, maupun di wilayah lain.
- Perlunya peningkatan publikasi program Peningkatan Penggunaan ASI (PP-ASI) secara
eksklusif kepada masyarakat terutama ibu-ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif kepada
bayi untuk mencegah kejadian ISPA, sekaligus guna mencapai target yang ditetapkan Dinkes
Povinsi Jawa Tengah, yaitu pencapaian ASI Eksklusif di Kota Tegal sebesar 80 % pada tahun
2010.
- Perlu dilakukan studi lanjutan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap
kejadian ISPA dengan menggunakan rancangan penelitian cohort.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2003. Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Kasus ISPA pada Bayi Umur 0 4 Bulan.
Perpustakaan Universitas Indonesia.
http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=77715. Dikutip tgl 06.05.2009
Baratawidjaja, K. G., 2004. Antigen dan Antibodi. Imunologi Dasar Edisi Keenam. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Behrman, K. & Arvin, N., 2000. Pemberian Makan Bayi dan Anak. Ilmu Kesehatan Anak, Vol.1,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 192
Dahlan, M. S., 2006. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan. PT. Arkans. Jakarta.
Dahlan, M. S., 2006. Besar Sampel Dalam Penelitia Kedokteran dan Kesehatan. PT. Arkans.
Jakarta.
Departemen

Kesehatan

RI,

2001.

Keunggulan

ASI

dan

Manfaat

Menyusui,

http://www.gizi.net/asi/down-load/-KEUNGGULAN-%20ASI%20DAN%20MANFAAT
%20MENYUSUI.doc. Dikutip tgl 06.05.2009
Departemen Kesehatan RI, 2005. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2006. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
Semarang.
Handayani, D. S. 2007. Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif
Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas Sukawarna Kota Bandung. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran.

Hendarto, A. & Pringgadini, K., 2009. Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
http://www.idai.or.id/asi.asp Dikutip tgl 13.10.2009
Ilmu Kesehatan Anak, 2000. Pengaturan Makan Untuk Bayi dan Anak Sehat. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 320
Indriasari,

L.

2007.

Imunisasi

Versus

Penyakit.

Kompas

Cyber

Media.

http://202.146.5.33/ver1/Keluarga/0701/28/161134.htm Dikutip 09.11.2009


John, T. J., Cherian, T., Steinhoff, M. C., Simoes, E. A. F., and John, M., 1991. Etiology of Acute
Respiratory Infections in Children in Tropical Southern India. Reviews of Infectious Diseases,
Vol. 13, Supplement 6. Bellagio Conference on the Pathogenesis and Prevention of Pneumonia in
Children in Developing Regions. The University of Chicago Press.
Lisal, J. S., 2009. ASI dan Susu Buatan. Sub Bagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik. Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin, Makassar.
Maharani. 2008. ASI Berkah Tuhan Untuk Manusia. http://dr-anak.com/asi-berkah-tuhan-untukmanusia.html Dikutip tgl 14.10.2009
Manajemen Gizi Buruk, 2005. Pelatihan TOT Fasilitator PKD Bagi Fasilitator Gizi Kabupaten.
Markum, A.H., 1999, Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Matondang, C.S., Munasir, Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu. Buku Ajar
Alergi Imunologi Anak Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Nindya, T. S. & Sulistyorini, L., 2005. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Infeksi
Saluran

Pernafasan

Akut

(ISPA)

Pada

Anak

Balita.

Universitas

http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-05.pdf Dikutip tgl 26.10.2009

Airlangga.

Nurbiajanti,

S.

2009.

Buruh

Didominasi

Perempuan

di

Kota

Tegal.

http://www.kompas.com/read/xml/2009/05/26/20503396/buruh.didominasi.perempuan.di.tegal
Dikutip tgl 10.11.2009
Pardede, L. V. 2008. Breastfeeding and Food Security. WABA Activity Sheet 10.
http://www.gizi.net/makalah/ASI%20dan%20Ketahanan%20Pangan1.pdf Dikutip tgl 20.10.2009
Pemerintah Kota Tegal, 2009. Kecamatan Tegal Timur. http://www.tegalkota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=45:kecamatan-tegal-timur&catid=28:kecamatan Dikutip
tgl 09.11.2009
Purnomo, W. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Upaya Pencegahan
ISPA Pada Balita di Puskesmas Ngoresan Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Sastroasmoro, S. dan Sofyan I., 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-2.
Sagung Seto. Jakarta.
Sidi, I.P.S., Suradi, R., Masoara, S., Boedihardjo, S.D, Marmoto, W., 2004, Manfaat dan
Keunggulan ASI. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, cetakan ke 2, Perkumpulan Perinatologi
Indonesia, Jakarta, 11.
Soetjiningsih, 1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Suhandayani, I. 2007. Faktor faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di
Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Semarang, Semarang
Suharyono, 2001. Diare Akut, Klinik dan Laboratorik. PT Rineka Cipta, Jakarta, 38
Suradi, R. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta,
385

Tatar,

E.

2008.

Manfaat

Zink

Untuk

Kesehatan

Si

Kecil.

http://my.opera.com/tarndang/blog/index.dml/tag/manfaat%20zinc dikutip tgl 21.10.2009


Wahyono, D., Hapsari, I., Astuti, I. W. B., 2008. Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut Anak Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Rawat Jalan di Puskesmas I Purwareja Klampok
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2004. Majalah Farmasi Indonesia 19 (1).
Wantania, J.M., Naning, R., Wahani, A. 2008. Infeksi Respiratori Akut. Buku Ajar Respirologi
Anak Edisi Pertama. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
WHO. 2003. Penanganan ISPA Pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara Berkembang. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Yamin, A., Raini D. S.,Wida, S., 2007. Kebiasaan Ibu Dalam Pencegahan Primer Penyakit ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut) Pada Balita Keluarga Non Gakin Di Desa Nanjung Mekar
Wilayah Kerja Puskesmas Nanjung Mekar Kabupaten Bandung. Universitas Padjajaran.
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/07/kebiasaan_ibu.pdf. dikutip tgl 13.10.2009

Diakses dari :
http://yanuarariefudin.wordpress.com/2010/03/11/hubungan-pemberian-asi-eksklusif-terhadapkejadian-ispa/

You might also like