Journal Soekartawi
Journal Soekartawi
No 2 Desember 2007)
31
ABSTRACT
The term of agro-industry has widely used as an umbrella to describe the business of food
producers, processors, sellers, and services. Briefly, the definitions of agro-industry can be
grouped into two different approaches. The first is an industry using agricultural products as its
main input material, thus, agro-industrial studies emphasize the food processing management
within agro-based enterprises that process mainly agricultural products. The second relates to a
development stage, placing agro-industry between agricultural and industrial development where
it is often used for sustainable agricultural development, sustainable agro-industrial development,
and sustainable development.
In order to gain maximum outcome effectively and efficiently, the implementation of the above
concepts is named Integrated Agro-industry System (IAS), i.e. the integration of the function and
role of agro-industry components for making better outcome in the relatively long period. IAS is
expected to contribute more significantly in (a) enhancing income and profitability for producers
or processors and ultimately increasing the welfare of society and (b) strengthening national
economy. Furthermore, IAS shall consider the following unfinished agendas, i.e. (a) rising
agricultural population and the declining role of agriculture; (b) rising of urban drift of rural
workers may affect the agro/rural industries; (c) if point (b) happened then accelerating growth
of the agro-industrial sector will face lack of un-trained personnel; (d) growing the negative
impacts of using natural and agricultural resources for industry; and (e) shrinking subsistence
farming versus increased cash cropping, coinciding with the depletion of forests, soil and a rise in
plant and animal diseases.
Keywords : Agribusiness, Integrated Agro-industry System and Agro-industrial Development
PENDAHULUAN
Dalam sejarah pembangunan ekonomi di
berbagai
negara,
diakui
bahwa
sektor
awalnya.
Karena
perkembangan
peran
perekonomian
digantikan
sektor
pertanian
nasional,
oleh
sektor
secara
terhadap
gradual,
agro-industri.
agribisnis
(2003). Di tingkat Asia Tenggara, peran agroindustri terhadap perekonomian nasional telah
dibahas oleh Agricultural Economics Society of
Soekartawi
dan
pendapatan
32
b.
dan
SDM,
pendidikannya,
Pinstrup-Andersen
dan
Pandya-Lorch
apakah
itu
Akses
ke
sumberdaya
ketenaga-kerjaan.
hendaknya
Degradation,
Environmental
mengemukakan
bahwa
sisi
terus ditingkatkan.
c.
Hunger,
and
dari
keterampilannya,
dilihat
produktif
Setiap
senantiasa
dan
kebijakan
diarahkan
pada
agro-
kemampuan
memperoleh
pekerjaan
kemiskinan,
kebutuhannya.
ketidak-cukupan
pangan
dan
masyarakat
akses
dan
untuk
ke
bisa
sumberdaya
dapat
mencukupi
Kebijakan
ini
penting
bersama
ahli-ahli
dari
International
Food
Akses
ke
pasar,
kelembagaan.
Food,
Agriculture
Environment.
kelembagaan,
prioritas
the
dan
menunjukkan
memberi
and
infrastruktur
Kenyataan
terhadap
pelaksanaan
e.
sehingga
diperlukan
penting
membangunan
pertanian
karena
diperlukan
peningkatan
yang
untuk
industri
berkelanjutan.
Peran
a.
Dynamic
ini
Energizing
hendaknya
diperhatikan
pengaruh
perubahan
globalisasi
dan
Organisasi
internasional
Trade
Organization
Agriculture
lainnya,
bisa
Export
teknologi.
World
(WTO),
Food
global,
(FAO)
atau
bekerja
sama
Initiatives for
Agro-industrial
seperti
Organization
diminta
Technological
penanggulangan
maka
Kualitas
produk
tersebut
produknya
baik
harus
dan
konsisten,
ketidak-
Produknya
khas
dan
mempunyai
Produknya
cepat
bisa
memenuhi
Produknya
mempunyai
karakter
Manajemen
sumberdaya
alam
(SDA).
sumberdaya
alam
h.
Sementara
transfer
teknologi
dan
(Anonymous,
kesediaan
pangan
atau
produk
agro-
pemerintah.
33
Kebijakan
ekonomi
2003;
Soekartawi,
2003)
makro
dan
good
agro-industri,
agar
produknya
bisa
governance, serta
agro-industri.
Mengapa
delapan
kebijakan
di
atas
Banyak
negara-negara
di
dunia
ini
amat
agro-
2002a).
penting
dalam pengembangan
pembangunan
berkembang.
Sebab
yang
berkembang
adalah
pertanian
komponennya
dan
berjalan
agro-industri
sendiri-sendiri
driven
adalah
market
knowledge
driven.
Negara
maju
pentingnya
memperhatikan
(memproduksi dan
pada
menjual)
produk
agro-
dasarnya
adalah
bagaimana
industri.
berjudul Pembangunan
bukunya
yang
berjudul
Agro-industri
Pengantar
yang
Agro-
Soekartawi
34
d.
e.
yang
melibatkan
pertanian
itu
pengolahannya
pembangunan
sejak
bagaimana
diproduksi
dan
sampai
dampaknya
khususnya
hasil
pada
terhadap
pembangunan
olahan
hasil
pertanian,
pengembangan
agro-industri
bagaimana
ini
industri
bisa
dimengerti
karena
adanya
maka
arah
terbatas
pada
suatu
hasil
mengembangkan
pertanian.
Sebagaimana
lazimnya
a.
b.
sederhana
saja
yaitu
industri
food
saja
industri
b.
Agribisnis
hulu
(penyediaan
Agribisnis usahatani,
c.
Soekartawi
sarana
yang
diarahkan
bagaimana
yang
diarahkan
bagaimana
industri
bagaimana
diarahkan
yaitu
lama);
yang
pasar,
penetrasi
Kebijakan
kebijakan
bahwa
permintaan
processing
adanya
dari
terlepas
sama
(produk
baru)
di
daerah
yang
diarahkan
bagaimana
sama
pemasaran
(produk
yang
baru)
baru
di
daerah
(pasar
baru).
sistem
agribisnis
b.
dalam
Humanware
35
(kemampuan/ketrampilan
tenaga kerja),
c.
d.
Orgaware (organisasi).
a.
d.
Industri
yang
sedang
berkembang
(factor driven).
(membeli
ekonomi
c.
rakyat
untuk
pengembangan
c.
bahan
baku,
memproses,
(membeli
lain
Terdesentralisasi,
pendayagunaan
yang
dicirikan
keragaman
oleh
SDA
d.
bahan
dengan
baku,
intensitas
memproses,
tinggi)
yang
lokal,
dicirikan oleh
sebagainya.
Untuk
intensifnya pemanfaatan
mengembangkan
produk
agro-
berbisnis.
Perkembangan
selanjutnya,
perpaduan
menonjol,
produksi
apakah
maka
hasil
pengusaha
menguasai
meningkatkan
itu
teknologi
agro-industri
teknologi
nilai
harus
tersebut
tambah
hasil
bisa
guna
olahan
Technoware
mesin),
(fasilitas
fisik,
misalnya
pertanian
dipengaruhi
oleh
pada
dasarnya
perubahan
sangat
preferensi
preferensi
konsumen,
maka
Soekartawi
36
agro-industri
didefinisikan
secara
dengan
Soekarto
kegiatan
(1997)
yang
dan
lain.
Soekartawi
(1991;1992a,b,c,d;1995a,b)
berpendapat
Karena
kegiatan
yang
saling
agribisnis
berkaitan.
lebih
banyak
Dalam
(pengolahan)
yang
mengalami
dalam
kesulitan
di
hilir
banyak
untuk
hal
menangani
terpadu
yang
menyambung
atau
pada
dan
agribisnis
dasarnya
menyatukan
adalah
pemikiran
suatu
konsep
yang
terpadu
activities
processing,
transport,
marketing
and
of
production,
storage,
distribution
financing,
of
specific
agricultural product...
Untuk menjelaskan fenomena ini, maka
dipakailah
tanaman
tebu
sebagai
bahan
pabrik
Soekartawi
gula
sangat
tergantung
dari
konsep
agro-industri
terpadu
Pellet
makanan
ternak
yang
bahan
berusahatani,
cara
yang lain.
banyak
lahan,
luas
dan
blotong
untuk
industri
kerajinan, dan
demikian,
melalui
konsep
dipakai
sebagai
bahan
menimbulkan
industri
lain
baku
yang
untuk
beragam
(Gambar 1).
Gambar 1 adalah contoh bagaimana dalam
konsep integrated agro-industry system (IAS)
diterapkan.
Ada
kegiatan
di
hulu
yaitu
lebih
lanjut
yang
di
pedesaan
perekonomian
maupun
di
tingkat
maka
pembangunan
agro-industri
pembangunan
berkelanjutan
nasional
(sustainable
secara
development).
37
pembangunan
dilaksanakan
(Saragih,
oleh
agribisnis
Departemen
2003),
dirumuskan
yang
Pertanian
bahwa
sustainable
dan
agro-industri,
agriculture
pertanian
development
dan
pembangunan
agro-industri
melibatkan
berikut:
ada
instrumen
didalamnya)
adalah
kebijakan
sebagai
Gambar 1. Diagram Pohon Industri dari Tebu (dimodifikasi dari Soekarto, 1997)
Soekartawi
38
a.
b.
berjudul Pembangunan
industri),
Berkelanjutan
perdagangan/pemasaran
bahwa
yang
agro-
c.
Kebijakan
kerjasama internasional,
dengan
d.
e.
Kebijakan
kelembagaan
pertanian,
pengembangan
(keuangan,
f.
g.
riset,
SDM
dan
Agro-industri
memperhatikan
aspek-aspek
organisasi petani),
perkembangan
(1994b),
Kebijakan
pengembangan
pusat-pusat
Kebijakan
pengembangan
lanjut,
dan
Soekartawi
Manalili
(1996),
ketahanan
pangan.
CGIAR
lebih
Soekartawi
(Anonymous,
2002b)
dalam
kebijakan
yang
fokal
sehingga
mampu
pedesaan.
Soekartawi
menyarankan
visi
produsen
baru.
kedepan
(forward
Karena
itu
linkages)
peran
kaitan
dan
kaitan
berkompetisi,
mampu
merespon
dinamika
perekonomian
lingkungan
bisnis
di
bidang
agro-industri
mampu
ikut
nasional,
dan
meningkatkan
seterusnya
kesejahteraan
masyarakat ...
kondisi infrastruktur.
Soekartawi
39
Soekartawi
40
industri berperan
besar
dalam
membantu
ditempuh
dan
kebijakan
dipakai
agar
sebagai
instrumen
agro-industri
mempunyai
penyesuaian
terhadap
kemampuan untuk:
1.
Melakukan
Meningkatkan
3.
Menghilangkan
melalui
faktor-faktor
yang
menghambat pertumbuhan,
mempunyai
mempengaruhi
kemampuan
untuk
perkembangan
agro-
2.
Dukungan kelembagaan,
3.
4.
5.
6.
Mampu
dengan
tidak
begitu
untuk
golongan
lemah
di
Investasi
pedesaan, serta
6.
5.
memperhatikan
pertumbuhan
4.
perlunya
perubahan global,
2.
menyarankan
Sedangkan
evaluasi
pengembangan
agro-industri
terhadap
atau
juga
Karena
begitu
pengembangan
strategisnya
agro-industri,
program
banyak
analisa
dengan
masyarakat
analisa
program-program
aksi
maka
dikaitkan
pedesaan.
Soekartawi
(2004)
Benefit/Cost
optimalisasi
ratio,
Incremenet
Linear
seperti
Multi-Objective
Linear
Programming,
dan
Said,
seperti
menggunakan
pelatihan-pelatihan.
FAO
(1998)
2002)
menyarankan
empat
cara
perlunya
yang
industri
untuk
Analisa finansial,
atau
Gabungan
dengan
memberdayakan
tujuan
mereka
khusus
yang
tidak
Development,
Soekartawi
for
dikemukakan
Rural
bahwa
Areas
agro-
analisa
finansial
perlu
dan
lingkungan, dan
(IAS)
didefinisikan
sebagai
komponen
agro-industri
(industri
berbasis
dilaksanakan
dengan
41
skala
ekonomi
yang
kuat
pada
masyarakat
dan
pada
2020
masyarakat
masyarakat,
Harapan
terutama
masyarakat
pedesaan,
pembangunan
regional
ini
bukan
menjadi
ekonomi
terangkat.
mengada-ada,
karena
perekono-
1.
yang
selanjutnya
mengurangi ketimpangan
pembangunan
ekonomi, dan
pemberdayaan
pedesaan
Meningkatkan
mian
diharapkan
Mempercepat
agraris
masyarakat
masyarakat
industrial
ke
(pedesaan)
tanpa
harus
2.
menimbulkan
nilai
tambah
meningkatkan
dan
selanjutnya
keuntungan
dan
pendapatan.
KASUS GERINDA 2020 DALAM KONTEKS IAS
3.
devisa negara.
4.
Semakin
meningkatnya
kegiatan
agro-
kurang dikenal.
Karena
agro-industri
berkembangnya
menjadi
Hal
industri tersebut.
disebabkan
GERINDA
2020
karena
pencanangan
merupakan
perwujudan
bawah.
kerakyatan
walaupun
menggunakan
berkualitas,
Soekartawi
bisa
tidak
Jadi
teknologi
padat
lebih
bersifat
pelaksanannya
tinggi,
modal,
SDM
kegiatan
komponen
lain
yang
pendukung
agro-
nanti
yang
2020
operasionalnya
diupayakan
perwujudan
dari
42
Kalau
pengembangan
mulai
unggul
dari
mengusahakan
dan
produksi
bersertifikat,
proses
benih
produksi
diperhatikan,
maka
program
sejalan
memang diperlukan.
panen,
seperti
pengolahan
dan
pemasaran.
Karena
diramalkan
pelaksanaan
memerlukan
GERINDA
2020
dana yang
cukup
maupun
di
negara-negara
lain.
Laporan
dengan
program
yang
lainnya,
misalnya
tentang
keunggulan,
kelemahan,
tentang
agro-industri
juga
telah
banyak
ada
karena
telah
UKM.
itu,
program-program
Dalam
konsepsinya,
yang
pengembangan
habis-habisnya.
Tahun
1991
Indonesia
khususnya
membahas
masalah
antara lain:
1.
2.
3.
dari
penulis
Jawa
pembangunan
Timur
agro-
Informasi Pasar,
soal-soal
agro-industri,
kurang
mampunya
Pemasaran,
keunggulan
4.
pembangunan
5.
Agro-industri di Daerah,
6.
Pengembangan
Laboratorium
Pengujian
Penguatan
dan
Pemberdayaan
8.
9.
Pengembangan
Sistem
Kemitraan
kelemahan
agro-industri
pendekatan
melalui
konsep
dan
(2003)
melaporkan
inkubator
Terpadu, dan
lain).
Soekartawi
2.
Pasar (Market),
3.
Keuangan (Financial),
4.
Infrastruktur (Infrastructure),
5.
strategi
pembangunan
agro-industri
43
yang
6.
Keterkaitan (linkages),
7.
8.
Lain-lain (Others).
Processing), dan
1):
1.
Kebijakan (Policy),
Soekartawi
44
seperti
kesempatan
dan
keunggulan,
tantangan
kelemahan,
dalam
agro-
lanjut
dari
pembangunan
pertanian
dan
istilah
sustainable
agro-industry
development.
Apakah agro-industri tersebut diartikan
secara parsial maupun terpadu (integrated),
tujuannya
pada
prinsipnya
sama,
yaitu
petaninya,
industri
sebagai
suatu
sistem,
di
pengusahanya
maupun
pelaku
mana
a.
Berdaya
saing
(mampu
meningkatnya
teknologi
(innovation
(skill
driven)
dan
mampu
mengandalkan
pada
limpahan
Berkerakyatan
(mampu
berkembang
dikuasai
rakyat,
mampu
pengembangan
bisnis,
dan
sebagainya).
c.
Berkelanjutan
(mampu
merespon
jangka
panjang,
mampu
hendaknya
dirinya
meningkatkan
masing-masing
dalam
dukungan
finansial,
45
DAFTAR PUSTAKA
Annevelink, E. et al 2003. Food Park: A Case
Study of an Integrated Sustainable Agro
Production Park System Designed with
Agro
Innovation
Framework.
EFITA
Conference, Debrecen, Hungary, 5-9 July
2003.
Anonymous 1997. Small Scale Agro-industry
and Agro-business Development Project in
West Java, Indonesia. Collaborative
Project between GFA-Asia and Ministry of
Agriculture, Jakarta.
Anonymous 2000. Towards an Associative
Model of Technological Innovation for the
Agri-Food and Agroindustrial System in
the Enlarged Mercosur. Global Forum on
Agriculture Research, Dresden, Germany.
Anonymous 2002a. Gerakan Industrialisasi
Pertanian di Pedesaan (GERINDA) 2020,
Direktorat Jendral Bina Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Pertanian Departemen
Pertanian, Jakarta.
Anonymous
2002b.
The
Context
for
Agroindustrial Development in Latin
America, CGIAR, Argentina.
Anonymous 2003. Public-Private Partnerships
for Agroindustrial Research. Briefing
Paper No. 61, ISNAR, the Netherlands.
Badan Agribisnis DEPTAN 1995, Sistem, Strategi
dan Program Pengembangan Agribisnis,
Departemen Pertanian, Jakarta.
Barichello, R., G. Kennedy and B. Skura 1966.
Concept of Agro-industry, Department of
Agricultural Economics, University of
British Columbia, Vancouver.
Baroroh, S. and Hanafiah, T.A.R 2004. RuralBased Food Processing Industry (Country
Paper, Indonesia). Asian Productivity
Organization, Japan.
FAO 1998. Strategies for the Rural Disabled:
Agriculture, Agro-Processing and Natural
Resources and Other Income Generating
Activities. FAO, Rome.
Hasler, B. et al 2002. Scenarios for Rural
Areas
Development---An
Integrated
Modelling
Approach.
(www.akf.dk/eng2002/rural_areas.htm).
sendiri tersebut.
Soekartawi
46
Soekartawi
47