0% found this document useful (0 votes)
223 views17 pages

Nyeri Kepala Sefalgia: Definisi Epidemiologi

This document discusses various types of headaches including migraine, tension-type headache, and cluster headache. It provides definitions and classifications for primary headaches according to the International Headache Society. Migraine is classified into migraine without aura, migraine with aura, and several subtypes. Tension-type headache is classified as infrequent episodic, frequent episodic, or chronic, and may be associated with pericranial tenderness. Cluster headache is classified as episodic or chronic and belongs to the group of trigeminal autonomic cephalgias which also includes paroxysmal hemicrania and SUNCT. The document provides diagnostic criteria and characteristics for each headache type.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
223 views17 pages

Nyeri Kepala Sefalgia: Definisi Epidemiologi

This document discusses various types of headaches including migraine, tension-type headache, and cluster headache. It provides definitions and classifications for primary headaches according to the International Headache Society. Migraine is classified into migraine without aura, migraine with aura, and several subtypes. Tension-type headache is classified as infrequent episodic, frequent episodic, or chronic, and may be associated with pericranial tenderness. Cluster headache is classified as episodic or chronic and belongs to the group of trigeminal autonomic cephalgias which also includes paroxysmal hemicrania and SUNCT. The document provides diagnostic criteria and characteristics for each headache type.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOC, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 17

NYERI KEPALA = SEFALGIA

Definisi
Nyeri/rasa tidak enak sepanjang orbita sampai tengkuk

Epidemiologi
Penelitian epidemiologi internasional didapatkan prevalensi
life time dari nyeri kepala adalah 90% pria, 96% wanita

Skala Verbal Nyeri Kepala


0
1
2
3

=
=
=
=

No headache
Mild headache, ADL normal
Moderate headache, ADL terganggu sedikit (tidak perlu istirahat)
Severe headache, ADL terganggu banyak (perlu istirahat/opname)

Mekanisme Nyeri Kepala


I.

Organ Intra Kranial


Pain Sensitive

sinus venosus & vena

arteri/sirkulus willisii

duramater anterior & posterior

N. Kranialis V, IX, X
B.
Non Pain Sensitive

Parenkim otak

Duramater, tengkorak
Organ Ekstra Kranial
A.
Pain Sensitive

Scalp, kulit tendon

Gigi, mukosa paranasal & cavum nasal

Orbita

Telinga

Pembuluh darah
A.

II.

Peregangan (distensi & dilatasi) arteri/vena intra & ekstra


kranial dan sirkulus Willisii
Spasme pembuluh darah ekstra/intrakranial
Inflamasi struktur pain sensitive intra/ekstrakranial
Perubahan tekanan intrakranial & intrakavitas
Tekanan langsung terhadap saraf

Teori Yang Menyebabkan Timbulnya Nyeri Kepala


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sensitisasi
Teori vasodilatasi
Aktivasi trigeminovascular
Steril inflamasi neuron
Cortical spreading depression
Aktivasi rostral brainstem
Aktivitas yang imbalance antara
regulating antinoception dengan vascular control
8.
Dll.

brainstem

nuclei

Klasifikasi Baru Nyeri Kepala (IHS) 2004


I.

II.
III.

Nyeri Kepala Primer


1. Migraine
2. Tension type headache
3. Cluster headache and other trigeminal autonomic cephalgia
4. Other primary headache
Nyeri Kepala Sekunder
Cranial Neuralgias, central and primary facial pain and other headaches

KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

I.

1.

NYERI KEPALA PRIMER

Migraine
1.1
Migraine without aura
1.2
Migraine with aura
1.2.1
Typical aura with migraine headache
1.2.2
Typical aura with non migraine headache
1.2.3
Typical aura without headche
1.2.4
Familial Hemiplegic Migraine (FHM)
1.2.5
Sporadic Hemiplegic Migraine
1.2.6
Basilar Type Migraine
1.3
Childhood periodic syndromes that are commonly precursors of migraine
1.3.1
Cyclical vomiting
1.3.2
Abdominal migraine
1.3.3
Benign Paroxysmal Vertigo of childhood
1.4
Retinal migraine
1.5
Complications of Migraine
1.5.1
Chronic migraine
1.5.2
Status migrainosus
1.5.3
Persistent aura without infarction
1.5.4
Migrainous infarction
1.5.5
Migraine-triggered seizures
1.6
Probable Migraine
1.6.1
Probable migraine without aura
1.6.2
Probable migraine with aura
1.6.3
Probable chronic migraine
MIGRAINE WITHOUT AURA

Paling sedikit ada 5 serangan, 4-72 jam

Unilateral

Berdenyut
Moderate/severe intensity
Nausea/vomiting
Fonophobia/Fotophobia
Tidak ada hubungan dengan penyakit lain

PROBABLE MIGRAINE
MIGRAINE LIKE HEADACHE
(2nd HA medical overused)

MIGRAINE WITH AURA

Aura : visual, sensoris, speech, 5 menit-1 jam

Paling sedikit ada 2 serangan, 4-72 jam


Unilateral/homonim

Nyeri kepala sesuai dengan migraine without aura :


Berdenyut
Moderate/severe intensity
Nausea/vomiting
Fonofobia/fotofobia

FAMILIAL HEMIPLEGIC MIGRAINE

Genetik, kromosom 1&19

Kriteria sesuai dengan migraine with aura

Aura hemiparese 60 menit-1 jam

Cerebellar ataxia (20%)

Onset bisa tiba-tiba

60% pasien FHM mempunyai gejala basillar type

SPORADIC HEMIPLEGIC MIGRAINE

Kriteria idem FHM


KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

No family history

BASILAR TYPE MIGRAINE

Gambaran gejala gangguan fossa posterior

Disartria

Vertigo

Tinnitus, pendengaran berkurang

Diplopia

Ataxia

Bilateral parestesiapenurunan kesadaran

Nyeri kepala sesuai dengan kriteria migraine without aura


CYCLICAL VOMITING

2.5% schoolchildren

Recurrent unexplained nausea & vomiting 4x dalam 1 jam-5


hari

No sign of gastrointestinal disease


ABDOMINAL MIGRAINE

12% of schoolchildren

Abdominal pain, anorexia, nausea, vomiting

1-72 jam
BENIGN PAROXYSMAL VERTIGO

Paling tidak 5 serangan severe vertigo

Menghilang sendiri dalam beberapa menit-jam

No neurological deficit

Normal vestibular function

EEG normal

Multiple

Tiba-tiba dengan episode secara sporadik


keseimbangan, anxiety, nistagmus, muntah

gejala

gangguan

RETINAL MIGRAINE
Jarang

Paling tidak ada 2x serangan scintillating, scotoma, blindness


Hanya 1 mata saja
Diikuti serangan nyeri kepala migren
Tidak ada penyakit lain

COMPLICATIONS OF MIGRAINE
CHRONIC MIGRAINE

Migraine without aura

> 15 hari/bulannya

> 3 bulan

Tanpa ada tanda medication over used


STATUS MIGRAINOUS

Severe headache migraine > 72 jam

Tidak ada hubungan dengan penyakit lain


PERSISTENT AURA WITHOUT INFARCTION

Aura symptom menetap > 1 minggu

Pada pemeriksaan neuroimaging tidak ada infark


MIGRAINOUS INFARCTION

Jarang

Satu atau lebih aura typical yang menetap selama 1 jam

Pada neuroimaging nampak infark

Daerah infark sesuai dengan gejala aura


MIGRAINE TRIGGERED SEIZURE

Seizure yang timbul sesuai dengan kriteria epilepsi


muncul pada saat serangan atau 1 jam sesudah serangan migren

Migralepsy
KSY-183

yang

Mira Yulianti (01-107)

2.

Tension type headache


2.1
Infrequent episodic tension-type headache
2.1.1
Infrequent episodic tension-type headache associated with
pericranial tenderness
2.1.2
Infrequent episodic tension-type heache not associated with
pericranial tenderness
2.2
Frequent episodic tension-type headache
2.2.1
Frequent
episodic
tension-type
headache
associated
with
pericranial tenderness
2.2.2
Frequent episodic tension-type headache not associated with
pericranial tenderness
2.3
Chronic tension-type headache
2.3.1
Chronic tension type headache associated with pericranial
tenderness
2.3.2
Chronic tension-type headache not associated with pericranial
tenderness
2.4
Probable tension-type headache
2.4.1
Probable infrequent episodic tension-type headache
2.4.2
Probable frequent episodic tension-type headache
2.4.3
Probable chronic tension-type headache
INFREQUENT EPISODIC TENSION-TYPE HEADACHE

Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam < 1 hari/bulan


(atau < 12 hari/tahun)

Nyeri kepala berakhir dalam 30 menit-7 hari

Bilateral, menekan, mengikat, tidak berdenyut, mild or


moderate, tidak ada mual/muntah, mungkin ada fonofobia/fotofobia

Sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit nyeri kepala


lain
INFREQUENT
EPISODIC
TENSION-TYPE
HEADACHE
ASSOCIATED
PERICRANIAL TENDERNESS

Episoda sesuai dengan 2.1, ditambah dengan gejala nyeri


yang bertambah pada daerah perikranial terhadap palpasi manual

Infrequent episodic tension-type heache not associated


pericranial tenderness

Episoda sesuai dengan 2.1, tanpa ada gejala pertambahan


tekan pada daerah perikranial terhadap palpasi manual

WITH
tekan
with
nyeri

FREQUENT EPISODIC TENSION-TYPE HEADACHE

Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan dalam


waktu paling tidak selama 3 bulan (atau 12-180 hari per tahunnya)

Nyeri kepala berakhir dalam 30 menit-7 hari

Bilateral, menekan, mengikat, tidak berdenyut, mild or moderate


Tidak ada mual/muntah
Mungkin ada fonofobia/fotofobia
Sama sekali tidak ada hubungannya dengan penyakit nyeri kepala lain
FREQUENT EPISODIC TENSION-TYPE HEADACHE ASSOCIATED WITH PERICRANIAL
TENDERNESS

Episoda sesuai dengan 2.2 ditambah gejala nyeri tekan yang


bertambah pada daerah perikranial terhadap palpasi manual

FREQUENT EPISODIC TENSION-TYPE HEADACHE NOT ASSOCIATED WITH


PERICRANIAL TENDERNESS

Episoda sesuai dengan 2.2, tanpa adanya pertambahan pericranial


tenderness
CHRONIC TENSION TYPE HEADACHE

Nyeri kepala yang berasal dari ETH yang timbul > 15


hari/bulannya dalam waktu > 3 bulan (atau > 180 hari/tahun)
CHRONIC
TENDERNESS
KSY-183

TENSION-TYPE

HEADACHE

ASSOCIATED

WITH

PERICRANIAL

Mira Yulianti (01-107)

Nyeri kepala yang sesuai 2.3 tsb, disertai penambahan


pericranial tenderness pada palpasi manual

CHRONIC TENSION-TYPE HEADACHE NOT ASSOCIATED WITH PERICRANIAL


TENDERNESS

Nyeri kepala yang sesuai 2.3 tsb, tanpa disertai


penambahan pericranial tenderness pada palpasi manual
PROBABLE TENSION-TYPE HEADACHE

Dijumpai memenuhi kriteria TTH akan tetapi kurang


satu kriteria untuk TTH bercampur dengan salah satu kriteria probable
migraine
PROBABLE INFREQUENT EPISODIC TENSION-TYPE HEADACHE

Episode memenuhi kriteria ETTH akan tetapi


kurang satu kriteria saja dari 2.1 dan tidak memenuhi kriteria migraine
without aura, dan tidak ada hubungan dengan penyakit nyeri kepala lainnya
PROBABLE FREQUENT EPISODIC TENSION TYPE HEADACHE

Episode memenuhi kriteria ETTH akan tetapi


kurag satu kriteria saja dari 2.1 dan tidak memenuhi kriteria migraine
without aura, dan tidak ada hubungan dengan penyakit nyeri kepala lainnya
PROBABLE CHRONIC TENSION-TYPE HEADACHE

Nyeri kepala berlangsung > 15 hari/bulan


selama > 3 bulan (atau > 180 hari/tahun)

Nyeri kepala berlangsung selama sekian jam


atau terusmenerus kontinyu

Bilateral,
rasa
menekan/mengikat,
intensitas mild-moderate

Tidak ada severe nausea/vomiting

Mungkin ada fotofobia/fonofobia

Tidak
ada
hubungannya
dengan
penyakit
kepalalainnya, paling tidak masa 2 bulan terakhir
NYERI TEKAN MIOFASCIAL OTOT PERIKRANIAL

Otot frontal, temporal, masettter,


pterygoid, sternocleidomastoid, splenius, trapezius, oksipital dan insersi
tendon/fascia

Nyeri tekan/miofascial kontraksi


otot

Akumulasi metabolit, aktivitas otot,


trauma kontraksi otot
Epidemiologi TTH
Prevalence lifetime TTH 78%
Episodik TTH 63% pria 56%, wanita 71%
TTH kronik 3% pria 2%, wanita 5%
3.

Cluster Headache And Other Trigeminal Autonomic Cephalgia


3.1
Cluster Headache
3.1.1
Episodic Cluster Headache
3.1.2
Chronic Cluster Headache
3.2
Paroxysmal Hemicrania
3.2.1
Episodic Paroxysmal Hemicrania
3.2.2
Chronic Paroxysmal Hemicrania (CPH)
3.3
Short-lasting unilateral neuralgiform headache
injection and tearing (SUNCT)
3.4
Probable trigeminal autonomic cephalgia
3.4.1
Probable Cluster Headache
3.4.2
Probable Paroxysmal Hemicrania
3.4.3
Probable SUNCT

KSY-183

with

conjunctival

Mira Yulianti (01-107)

NYERI KEPALA KLASTER

Umur 20-45 tahun

1-250 pria
Pria : Wanita = 4 : 1
Intermittent, short lasting 15-180 menit, selalu pada waktu
sama/tahun/siklus
Nyeri sangat, sharp, boring, drilling, unilateral, periorbital

yang

Ipsilateral, rhinorrhea, lakrimasi, conjunctival hiperemia, kepala


berkeringat, Horners syndrome
CLUSTER HEADACHE

Episodic CH : serangan selama 7 hari-1 tahun dengan interval free 1


bulan atau lebih

Chronic CH : serangan selama > 1 tahun tanpa remisi, atau dengan


remisi yang berlangsung < 1 bulan
PAROXYSMAL HEMICRANIA

Serangan > 5x/hari

Setiap serangan berlangsung 2-30 menit


Severe headache, unilateral
Supraorbital or temporal pain
Gejala aktivasi parasimpatik ipsilateral dengan nyerinya
Mempunyai respon absolut terhadap indomethasin
Jenis episodik dan kronik

SHORT LASTING
UNILATERAL NEURALGIFORM
HEADACHE
CONJUNCTIVAL INJECTION AND TEARING (SUNCT) SYNDROME

Sangat jarang

High frequency attack (3-200x/hari)

ATTACTS

WITH

Unilateral, orbital, supraorbital, atau temporal, berdenyut 5-240


detik

4.

Ipsilateral conjunctival injection, lakrimasi


Severe pain & tearing

Other Primary Headache


4.1
Primary Stabbing Headache
4.2
Primary Cough Headache
4.3
Primary Exertional Headache
4.4
Primary Headache Associated With Sexual Activity
4.4.1
Preorgasmic Headache
4.4.2
Orgasmic Headache
4.5
Hypnic headache
4.6
Primary Thunderclap headache
4.7
Hemicrania Continua
4.8
New daily persistent headache (NDPH)
PRIMARY STABBING HEADACHE

Nyeri seperti ditikam di daerah trigeminal


parietal)

Beberapa detik yang rekuren/harinya

(orbital,

temporal,

penyakit

aneurisma

PRIMARY COUGH HEADACHE

Nyeri kepala timbul pada saat batuk, mengedan

Pada pemeriksaan imaging normal


serebri atau arnold chiari malformation)

(tanpa

ada

PRIMARY EXERTIONAL HEADACHE


KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

Nyeri kepala timbul dicetuskan oleh physical exercise


Berdenyut 5-48 menit
Pada imaging normal (tidak ada SAH atau diseksi arterial)

PRIMARY HEADACHE ASSOCIATED WITH SEXUAL ACTIVITY

Nyeri kepala dicetuskan oleh aktivitas seksual

Nyeri kepala bilateral pada saat nafsu seksual meninggi

Nyeri kepala lebih parah pada orgasmus


Ada 2 subtipe :
1. Pre-orgasmic headache : nyeri kepala & leher
2. Orgasmic headache : explosive & severe headache

HYPNIC HEADACHE (ALARM CLOCK HEADACHE)

Nyeri
saat
tidur

(nocturnal)

15 x sebulan

Umur > 50 tahun


Bilateral
Mild-moderate

15-30 menit

PRIMARY THUNDERCLAP HEADACHE

Severe headache tiba-tiba, seperti disambar


pecahnya aneurisma serebri

Nyeri 1 jam-10 hari, puncak nyeri 1 menit

Neuroimaging normal

petir

seperti

HEMICRANIA CONTINUA

Nyeri kepala unilateral terus-terusan

Respons baik terhadap indomethasin

Moderate pain

NEW DAILY PERSISTENT HEADACHE

Nyeri bilateral, menekan/berat

Mild moderate intensity


Tidak ada riwayat ETTH sebelumnya
Berlangsung seharian < 3 hari
Diagnosa confirm jika telah berlangsung > 3 bulan

II. NYERI KEPALA SEKUNDER


5.
Headache attributed to head and/or neck trauma
5.1 Acute Posttraumatic headache
5.1.1
Acute Posttraumatic headache attributed to moderate or severe head
injury
5.1.2
Acute Posttraumatic headache attributed to mild head injury
5.2 Chronic Posttraumatic headache
5.2.1
Chronic posttraumatic headache attributed to moderate or severe head
injury
5.2.2
Chronic posttraumatic headache attributed to mild head injury
5.3 Acute Headache attributed to whiplash injury headache
5.4 Chronic Headache attributed to whiplash injury headache
5.5 Headache attributed to traumatic intracranial hematoma
5.5.1
Headache attributed to epidural hematoma
5.5.2
Headache attributed to subdral hematoma
5.6 Headache attributed to other head and/or neck trauma
5.6.1
Acute headache attributed to other head and/or neck trauma
5.6.2
Chronic headache attributed to other head/or neck trauma
5.7 Post-craniotomy headache
5.7.1
Acute Post-craniotomy headache
5.7.2
Chronic Post-craniotomy headache
KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

ACUTE POSTTRAUMATIC HEADACHE ATTRIBUTED TO MODERATE OR SEVERE


HEAD INJURY

Ada riwayat pingsan/tidak sadar > 30 menit

Glasgow Coma Scale < 13

Post traumatic amnesia > 48 jam

Radiologi terdapat kelainan (SAH, ICH,


Kontusio, Fraktur)

Nyeri kepala timbul dalam 7 hari sesudah


trauma/sadar

Nyeri kepala menghilang dalam 3 bulan


sesudah trauma
ACUTE POSTTRAUMATIC HEADACHE ATTRIBUTED TO MILD HEAD INJURY

Nyeri kepala timbul dalam masa 7 hari post trauma

Nyeri kepala akan hilang dalam 3 bulan post trauma

Tidak/ada pingsan < 30 menit

GCS > 13

Tanda-tanda komosio serebri (+)


NYERI KEPALA POST TRAUMATIK KRONIK (POST TRAUMATIC SYNDROME)

Moderate severe idem

6.
7.
8.

Mild head injury idem


Nyeri kepala berlangsung > 3 bulan

Headache attributed to cranial and/or cervical vascular disorders


Headache attributed to non vascular disorder
Headache attributed to a substance or its withdrawal
8.1 Headache induced by acute substance use or exposure
8.2 Medication Overuse Headache
8.2.1
Ergotamine Overuse Headache
8.2.2
Triptane Overuse Headache
8.2.3
Analgesics Overuse Headache
8.2.4
Opioid Overuse Headache
8.2.5
Combination medication-overuse headache Other substance overuse
8.2.6
Headache attributed to other medication overuse (code to specify
substance)
8.2.7
Probable medication overuse headache (code to specify substance)
MEDICATION OVERUSE

Penggunaan obat : triptan, ergotamine, opioid, kombinasi analgetikum


> 10 hari per bulannya

Simple analgesic > 15 hari per bulannya

9.
Headache attributed to infection
10.
Headache attributed to disorder of homeostasis
11.
Headache or facial pain attributed to disorder of cranium, eyes, ears, nose,
sinuses, teeth, mouth or other facial or cranial structures
12.
Headache attributed to psychiatric disorder
13.
13.1

Cranial Neuralgias and central cause of fascial pain


Trigeminal Neuralgia
13.1.1
Classical Trigeminal Neuralgia
13.1.2
Symptomatic Trigeminal Neuralgia
13.2
Glossopharyngeal Neuralgia
13.3
N. Intermedius Neuralgia
13.4
Superior Laryngeal Neuralgia
13.5
Nasocilliary Neuralgia
13.6
Supraorbital Neuralgia
13.7
Other Trigeminal Neuralgia
13.8
Occipital Neuralgia
13.9
Neck Tongue Syndrome
13.10
External Compression Syndrome Headache
13.11
Cold Stimulus Headache

KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

13.12
Constant Pain Caused By Compression, Irritation or Distortion of
Cranial Nerve or Upper Cervical Roots by Structural Lesions
13.13
Optic Neuritis
13.14
Ocular Diabetic Neuropathy
13.15
Head or Facial Pain attributed to Herpes Zooster
13.15.1
Head or facial pain attributed to Acute Herpes Zooster
13.15.2
Post herpetic neuralgia
13.16
Tolosa-Hunt Syndrome
13.17
Opthalmoplegic Migraine
13.18
Central causes of Facial Pain
13.19
Other Cranial Neuralgia or Other centrally mediated facial pain (code
to specify aetiology)
14.
Other headache, cranial neuralga, central or primary facial
pain
CHRONIC DAILY HEADACHE

Without drug overused

With drug overused

Acute
antimigraine
drug/opioid/combination
analgesics
>
10
days/month, or simple analgesics > 15 days/month

Penanganan Nyeri Kepala


I.

TERAPI NON FARMAKOLOGIK


Penatalaksanaan Umum :
1. Cara hidup (listyle) yang baik dan teartur
2. Hindari faktor pencetus nyeri kepala
3. Olahraga
4. Relaksasi
5. Terapi alternatif

II.

TERAPI FARMAKOLOGIK
Pengobatan pada fase akut migraine
1.
Terapi non spesifik
Analgetika antara lain : parasetamol, asam asetil salisilat
Anti inflamasi non steroiid (AINS)
Anti emetika : domperidon, metoklopramid
2.
Terapi Spesifik

Ergotamin derivat : sudah jarang dipergunakan ;


ergotamin tartrat, dihidroergotamin

5HTI
(5-Hidroksi
Triptamin)
agonis
:
sumatriptan, naratriptan, zoimitriptan
Pengobatan Profilaksis Migraine
1.
2.
desipiramin, amitriptilin
3.
pizotifen
4.
5.
6.

Penyekat Beta : propanolol, timolol, dll


Antidepressan trisiklik : protriptilin,
Antagonis

serotonin

metisergid,

Antihistamin : siproheptadin
Antikonvulsan : asam valproat, topiramat
Antagonis kalsium : flunarizin, dll

MAKANAN SEBAGAI FAKTOR PENCETUS MIGREN


MAYOR
MINOR

MSG

Kacang-kacangan

Wine, vodka, bir

Fried foods

Keju,
coklat,
Popcorn
yoghurt

Chile peppers

Citrus fruits

Seafoods

Buttermilk, coklat
Pork/liver
susu

Terlampau

Yeast
asin/manis
KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

Preventif Migren
Kriteria :

Lebih dari 3 serangan moderate/severe headache/bulan


Kegagalan abortive medication
Adanya penurunan quality of life
Kemauan pasien : makan obat tiap hari

NYERI KEPALA TIPE TEGANG


Terapi Non Farmakologik : fisioterapi, psikoterapi
Terapi Farmakologik : analgetik & AINS, antidepressan
NYERI KEPALA REBOUND
Pengobatannya dengan cara penghentian obat secara bertahap dalam tenggang waktu 812 minggu secara rawat jalan/rawat inap
NYERI KEPALA KLASTER
A.
Terapi Abortif

Oksigen murni inhalasi dengan memakai


masker oksigen 8-10 L/menit selama 15 menit

Ergotamin tartrat

Kombinasi oksigen dan ergotamine tartrat

Tetes hidung Lidocaine 4%

Sumatriptan

Indomethasin
B.

Metisergid
Kortikosteroid
Ergotamin tartrat

C.

Terapi Preventif

Terapi

Operatif

:
Klorpromazin
Lithium karbonat
Verapamil
:

Bila

dengan

obat-obatan

gagal
NYERI KELAPA KLASTER MENAHUN : Obat pilihan Lithium Karbonat
HEMIKRANIA PAROKSISMAL MENAHUN : Indomethasin
SINDROMA NYERI KEPALA PASCA TRAUMA
Penanganan Umum :
1.
Istirahat fisik dan mental
2.
Hindari faktor pencetus

Pemeriksaan
I.

II.
III.

Pemeriksaan Klinis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik neurologik
Pemeriksaan Penunjang Laboratorium
Rutin : Kimiawi darah rutin lengkap, EEG
Khusus (bilamana diperlukan)
Foto sinus, tengkorak
Foto servikal, gigi geligi, sendi temporo mandibular
Darah khusus : metabolik, endokrin, serologis
Punksi lumbal
CT san otak/MRI, angiografi, USG karotis
THT/Mata

Substances Associated with Rebound Headache

Caffeine
KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

Over the counter combination medications : pseudoephedryne hidrochloride


or sulfate, acetaminophen, caffeine
Combination analgesics : aspirin, caffeine, butalbital, acetaminophen
Combination analgesics containing opioids : hydrocodone bitartrate,
acetaminophen, propoxyphene hydrochloride, aspirin, caffeine, acetaminophen,
butalbital, codeine phosphate
Antimigraine agents : ergotamine tartrat, caffeine, isometheptene
mucate, dichloralphenazone, acetaminophen, sumatriptan succinate

KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

VERTIGO
Definisi

Gangguan orientasi di ruangan dimana perasaan dirinya bergerak berputar


ataupun bergelombang terhadap ruangan sekitarnya (vertigo subjektif) atau
ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya (vertigo subjektif)
= Dizziness gangguan perasaan keseimbangan tubuh terhadap ruang
sekitarnya = giddiness
Vertigo berasal dari kata lain vertere yang artinya memutar
Keseimbangan, kemampuan untuk menyadari kedudukan kita terhadap ruang
sekitarnya diatur oleh integrasi :

Sistem vestibular (sistem statokinetik)

Sistem visual (sistem optokinetik = visio-okulomotorik)

Sistem proprioseptif

Serebelar

Sistemik-hemostatik

Psikogenik

Kausa : menurut urutan terbanyak


1.

Vertigo perifer

7.

paroksismal benigna
2.
3.
4.
5.
6.

Parese vestibular
bilateral

Stroke/TIA
Menieres syndrome
Migren
vertebrobasiler
Spasmofilia
Parese vestibular
unilateral

8.
9.
tengah
10.
basalis
11.
12.

Nistagmus
Disfungsi telinga
Disfungsi ganglia
Ataksia serebellar
Epilepsi

Sistem Vestibuler
A.

B.

Sistem Vestibuler Sentral


Inti-inti vestibuler di medula oblongata
Serebelum beserta connecting central pathway-nya
Sistem Vestibuler Perifer
End organ vestibuler

Saku-endolimpatikus
Kanalis semisirkularis

Ganglia vestibularis Scarpey


Utrikulus

Nervus Vestibuler
Sakulus

Sumber informasi yang terbesar


1.

Alat vestibuler beserta reseptor-reseptor di dalam labirin, mempunyai rambut (=


stereosilia, mikrosilia) terendam dalam membran gelatin (membran otolith yang
mangandung CaCO3 yang disebut otolith/otoconia/statolith) yang peka terhadap
gerakan percepatan linier gaya horizontal atau vertikal
2. Dari Visual
3. Dari Proprioseptif

Klasifikasi :
I.

A.

VESTIBULOGENIC DIZZINESS
Vertigo Sentral : Kelainan di batang otak, serebelum dan otak
= secunder vestibular disorders

Stroke batang otak atau TIA vertebrobasiler

Neoplasma (cerebellopontin angle tumor)

Migren basiler

Trauma

Perdarahan serebelum

Infark batang otak serebelum

KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

B.

II.

Vertigo Perifer : Kelainan di telinga dalam atau n.


Vestibular = primary vestibular disorders

Vertigo positional paroksismal benigna (kupulolithiasis)

Pasca trauma

Menieres disease

Labirinitis (viral, bacterial)

Toksik
obat-obatan
(aminoglikosid,
streptomisin,
gentamisin)

Neuronitis Vestibular

Tumor
di
fossa
postrerior
(neuroma
akustik)
serebelopontin tumor

Oklusi vaskular di labirin

Beuritis iskemik akibat DM, infeksi Lues, herpes

Fistula labirin

Fisiologis (mabuk kendaraan = motion sickness)

Otitis Media
NON VESTIBULAR CAUSES OF DIZZINESS
Cerebellar Disorders
Hyperventilation syndrome : anxiety
Psychogenic dizziness : hysterical
Postural hypotension, paroxysmal sinus tachycardi
Anemi, dehidrasi
Subclavian steal syndrome

A.
B.
C.
D.
E.
F.

NISTAGMUS

Suatu gerakan bola mata bersama dengan komponen cepat menunjuk satu arah
disertai komponen lambat ke arah berlawanan
Komponen cepatnya ke arah telinga yang sehat sedangkan komponen lambatnya
ke arah telinga yang sakit
Arah nistagmus dinamai sesuai dengan arah komponen cepatnya
Bersifat sentral (mis. Pada penyakit serebellar) tidak akan berkurang
bila dilakukan fiksasi visual, yaitu mata memandang kepada satu benda yang
bergerak
Nistagmus perifer pada neuritis vestibuler lebih meningkat bila pandangan
diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan berkurang bila dilakukan fiksasi
visual
Pada Nistagmus perifer, nistagmus akan berkurang bila kita memfiksasi
pandangan kita ke suatu benda

Nistagmus : hubungan inti vestibuler dengan inti saraf kranial III, IV,
VI

Gerak bola mata pada nistagmus : Ada 2 komponen yaitu gerakan lambat ke
satu arah kemudian diikuti gerak cepat ke arah yang berlawanan. Gerak cepat ini
dianggap sebagai nistagmus
Gerakan Nistagmus bisa bersifat :
1.
Horizontal
2.
Rotatoar kelainan perifer
3.
Vertikal kelainan sentral
4.
Campuran
Sedangkan ciri gerakan bisa berupa jerk atau pendular

Telinga Dalam/Labirin terletak di bagian petrosa os. Temporalis


2.

Labirin terdiri atas 2 bagian :


Labirin anterior : terdiri atas kokhlea (untuk pendengaran)

KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

3.

Labirin posterior : terdiri atas :

kanalis semisirkular
utrikulus & sakulus

Masing-masing mempunyai reseptor untuk mengatur keseimbangan yang


selanjutnya berpusat di ganglion vestibular Scarpey sebagai nervus vestibular
batang otak di batas pons-medula oblongata berakhir di inti vestibular, yaitu :
1.
Nukleus vestibularis lateral (Deiters)
2.
Nukleus Vestibularis medial (Schwalbe)
3.
Nukleus Vestibularis Superior (Bachterew)
Sel-sel di inti vestibular batang otak berhubungan dengan :
Serebelum ; dari nukleus vestibularis superior menuju serebelum
ipsilateral via traktus vestibulo serebelaris
2.
Bagian-bagian batang otak lainnya : inti N. III, IV, VI melalui fasciculus
longitudinalis medialis dan N. Optikus sebagai busur vestibulo okular
3.
Medula Spinalis (Refleks Vestibul Coli, vestibula spinal) untuk kontrol sikap leher
kepala dan sikap badan dan gravitasi sehingga berperan sebagai penjaga
tegaknya tubuh bila pada saat posisi berdiri tiba-tiba terpeleset/tidak stabil
4.
Dari korteks otak ; dari nuklei vestibularis medial menuju talamus ke
daerah vestibular girus post sentral lobus parietalis dan lobus temporalis
posterior superior yang berguna untuk orientasi ruangan dan keseimbangan
1.

TINNITUS

Peranan telinga adalah merubah getaran bunyi (energi mekanik)


di kokhlea menjadi listrik potensial (energi listrik) supaya dapat diteruskan
oleh sistem auditorius dan dicerna ke otak yaitu di korteks area auditorius
lobus temporalis
Pada tinnitus impuls bukan berasal dari bunyi eksternal yang
ditransformasikan melainkan berasal dari sumber impuls abnormal dari dalam tubuh
sendiri
Jadi tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran berupa keluhan
perasaan mendengar suara bising tanpa ada rangsang bunyi dari luar
Impuls Abnormal :
Penyakit dari Bagian Perifer
Yang mengenai telinga luar, telinga tengah, telinga
dalam, ganglion spiralis Corti dan N. VII (seperti misalnya sumbatan serumen,
otitis media, gangguan fungsi tuba eustachius, ankilosis stapes akibat
otosklerosis, penyakit Meniere, degeneratif sel sensorik akibat intoksikasi
obat-obatan, DM, hipertensi atau Lues, dan Neuroma akustikus)

Kelainan Sentral (dari jalur medula oblongata sampai


kortreks) dari sistem auditori
Tinnitus sering dijumpai pada umur 50-70 thn dan
pria lebih banyak daripada wanita
Tinnitus yang berlangsung kurang dari 5 menit
biasanya tidak patologis, sedangkan jika berlangsung lebih lama dari 5 menit
maka biasanya adalah patologis

Unilateral Tinnitus : Karena tumor neuroma akustik


atau trauma kapitis

Tinnitus
Bilateral
intoksikasi obat, prebyacusis atau penyakit sistemik

Penyebabnya

adalah

BENIGNA PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

KSY-183

Kelainan perifer atau sentral


Idiopatik (50%)
Mira Yulianti (01-107)

Pencetus : perubahan posisi kepala


Lamanya : beberapa detik-1 menit ; pasien jarang sampai jatuh kehilangan
kontrol

Diduga adanya deposit batu di kupula bejana semisirkularis posterior


(kupulolitiasis) sehingga bejana menjadi hipersensitif terhadap perubahan
gravitasi yang menyertai keadaan posisi kepala
Post trauma kapitis, infeksi telinga tengah, pasca operatif telinga,
neuronitis vestibuler, atau minor stroke pada anterior inferior cerebllar artery
Usia 40-50 thn
Wanita > pria

Pengobatan dengan cara :


Office treatment
Home treatment
Surgical treatment

Menieres Disease

Prosper Meniere pada tahun 1861


Trias Gejala :
Pendengaran menurun yang berfluktuasi
Episodik vertigo
Tinnitus

Gejala :
Muntah dan keringat dingin gangguan otonom yang terkait dengan labirin
Nistagmus spontan horizontal/rotatoar
Mula-mula satu telinga (90%) lama-lama menyerang kedua telinga
Pria > wanita

Meniere Syndrome

Kausa : volume endolimph yang berlebihan (hidrops endolimph) membran


labirin robek dan endolimph yang mempunyai kadar kalium tinggi bercampur dengar
cairan perilimph yang kadar kalium rendah
Faktor genetik dimana ada lesi/gangguan gene carried pada short arm
chromosom 6
Awal serangan gerak nistagmus bergerak kearah telinga yang terlibat
(iritatif) dan kemudian pada tahap lanjut maka arah nistagmus menjauhi telinga
yang terlibat (paralitik)

NEURONITIS VESTIBULER =
NEUROPATI VESTIBULER

Kausa : infeksi virus pada n. Vestibuler


Gejala :
Vertigo hebat mendadak, mual, muntah-muntah
Nistagmus spontan dengan fase lambat kearah telinga yang sakit
Vertigo yang ditimbulkan disebabkan adanya asimetri dari fungsi
vestibuler oleh karena menurunnya fungsi vestibuler pada satu sisi
Pendengaran tidak terganggu
Jika pasien sudah sembuh kadang bisa timbul BPPV

sistem

PRESBYASTAXIS

KSY-183

Disequilibrium pada usia lanjut > 65 thn


Mira Yulianti (01-107)

Penyebabnya adalah degenerasi statokonia (sakulus, utrikulus), neuroepitel vestibuler, ganglion vestibuler (scarpey) dan serebelum
Dalam hal ini pemberian obat-obatan harus berhati-hati sebab obatobatan tsb dapat membuat keadaan lebih buruk

TRAUMA KAPITIS

Vertigo akut
Diikuti mual muntah,
Disebabkan kontusio serebri sehingga mengakibatkan paresis vestibuler
unilateral

Nistagmus juga dapat terjadi, dimana komponen cepat menjauhi sisi yang
terkena

Vertigo Posisional Pasca Trauma


Timbul vertigo mendadak dan berlangsung singkat disertai nausea yang
dicetuskan dengan perubahan posisi kepala
Prognosis umumnya baik, dapat membaik sesudah lebih 2 bulan sampai 2
tahun

VERTIGO FISIOLOGIS (MOTION SICKNESS)

Gejala : pucat, keringat dingin dan mual muntah, mabuk kendaraan,


berada di ketinggian, dsb.
Sebab : percepatan yang tidak lazim dialaminya sehingga ada
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dengan visual di otak
Pengobatan/pencegahan : ditentukan oleh kecepatan adaptasi daripada
alat keseimbangan tubuhnya terhadap suasana gerakan

OBAT-OBATAN VESTIBULOTOKSIK
1.

Antibiotik
:
aminoglikosis(gentamisin,
amikasin,
tobramisin,
streptomisin)
terutama
bila
dikombinasi
dengan
diuretik
maka
sifat
vestibulotoksik dan ototoksik meningkat dan menetap
2.
Antikonvulsan : fenitoin, karbamazepin, fenobarbital, pirimidone. Bila
dosis dikurangi gejala berkurang
3.
Salisilat : dapat menyebabkan tinnitus dan vertigo

TUMOR

Serebellopontin Tumor. C/: Neuroma akustik, meningioma, tumor


epidermoid, dll

Akustik neurinoma : terdapat kanalis auditoris interna, dan


menekan saraf vestibuler gangguanp persepsi keseimbagan dan bisa juga menekan
n. Cochlearis, bisa melibatkan saraf otak yang berdekatan, dan peninggian TIK

Gejala : Gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo,


kepala, gangguan keseimbangan (disekuilibrium), gangguan koordinasi
Angka Kejadian : 0.16 per 100.000 penduduk

nyeri

STROKE VERTEBROBASILER

Gejala : vertigo dan disartri, parestesi wajah dan anggota gerak


Angka kejadian stroke vertebrobasiler yaitu 0.1 per 1000 penduduk per
tahun (jauh lebih kecil daripada stroke karotis)

MIGREN BASILER
KSY-183

Mira Yulianti (01-107)

Wanita usia 30-45 tahun sering dijumpai nyeri kepala yang didahului atau
disertai gejala vertigo (70%)
Sebagai gejala prodromal yang kemudian diikuti nyeri kepala berdenyut
Biasanya ada riwayat keluarga lain yang menderita migren juga

OSCILLOPSIA

Yaitu suatu ilusi bahwa penderita melihat ke suatu benda yang diam
Kelihatan tampaknya seperti bergerak maju mundur
Hal ini
vestibulo okuler

KSY-183

disebabkan

adanya

reaksi

hipo

atau

hiperaktifitas

refleks

Mira Yulianti (01-107)

You might also like