0% found this document useful (0 votes)
65 views31 pages

Company Regulation PDF

Uploaded by

dwinanto
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
65 views31 pages

Company Regulation PDF

Uploaded by

dwinanto
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF or read online on Scribd
You are on page 1/ 31
Se PERATURAN PERUSAHAAN 2012 PT GLOBAL RISING TECHNOLOGIES PERKASA EXECUTIVE INDUSTRIAL PARK BLOK D3 NO.12B &15 BATAM CENTRE PEMERINTAH KOTA BATAM DINAS TENAGA KERJA SL. Raja Haji No.1 Sekupang Telp. (0778) 321625, 327601, 327602 Fax. (0778) 322625 Emal :disnakerbim@vahoo com KOTABATAM 29422 Menimbang ‘Memperhatikan : Menetapkan Perfama * Kedua t Keempat SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENAGA KERIA KOTA BATAM NOMOR: KEP.1G /T'K-4/ 1/2012 ‘TENTANG PENGESAHAN PERATURAN PERUSAHAAN PT. GLOBAL RISING TECHNOLOGIES PERKASA KEPALA DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM |. babwa untuk menjamin adanya kepastian hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha dalam’ pelaksanaan hubungan kerja selain yang telah ditentukan oteh peraturan ‘perundang-undangan, maka perusahaan perht membuat Peraturan Perusahaan. 2, bahwa Peraturan perusahaan wajib diajukan oleh perusahaan ke Dinas Tenaga Kerja untuk ditelit dai disahkan oleh Dines Tenaga Kerja sebagalmana dimaksud Kepulusan Menteri ‘Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep. 48/MEN/1V/2004, 3, bahwa Peraturan perusahaan dari PT. GOBAL RISING TECHNOLOGIES PERKASA, setelah diadakan penelitian dapat memenuhi syarat untuk disahkan sebagaimana dimaksud dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan ‘Transmigrasi Nomor : Kep. 48/MEN/IV/2004 untuk itu perlu ditetapkan surat keputusan pengesaban, 11, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep. 48/MEN/IV/2004 tentang Peraturan Perusahaan dan Perundingan Pembuatan Perjanjian Perburahan, 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigras! Nomor : Per. 08/MEN/IU/2006 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrast Nomor : Kep- 48/MEN/IV/2004 tentang Tata cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan sera Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama, 3. Perda No. 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Sustnan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam tanggal 14 November 2007 Lembaran Daeralt Nomor 12 Tahun 2007. Surat permohonan Pengesah Peraturan “Perusahaan dari Pimpinan Perusahaan PT. GOBAL RISING TECHNOLOGIES PERKASA No, OO(SK/GRTP/Y2011 ‘Tol. 3 Januari 2010 MEMUTUSKAN + Mengesahkan Peraturan Perusahaan davi Nama Perusshaan : PT. GOBALRISING TECHNOLOGIES PERKASA Alamat Perusahaan +: Executive Industrial Park Blok D3 No. 128 ée 15 - Batam Jenis Usaha INDUSTRIE ‘Nomor Pendaftaran + 409/PP-Y2011 Peraturan verusahaan tersebut diatas berlaku 2 ( dua ) tahun terhitung mulai tanggal 17 Januari 2012 s/d 16 Januari 2014 Pengusaha wajib memberikan naskah Peraturan Perusahaan ini kepada setiap pekerja atau sekurang - kurangnya menempelkan ditempat - tempat yang mudah dibaca oleh pekerja. + Disamping ketentuan ~ ketentuan yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini /pengusaha dan pekerja wajib mentaati Ketentuan-Ketentuan Peraturan perundang ~ undangan Ketenagakerjaan yang berlaku. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bilamana dilemudian hari ‘ternyata terdapat kesalahan / Kekelirvan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya, 17 Januari 2012 . Perusahaan alah semua unit kerja yang dijalankan oleh manajemen PT Global Rising Technologies yang beralamat di Executive Industrial Park Blok D3 No.12B & 15, Batam Centre, Batam. . Peraturan Perusahaan + Jalah Keseluruhan peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam Buku Peraturan Perusahaan, Keputusan Manajemen serta peraturan-peraturan pelaksanaannya. . Lingkungan Perusahaan ; alah keseluruhan tempat yang berada di bawah penguasaan Perusahaan yang digunakan untuk melakukan kegiatan Perusahaan, . Pimpinan Perusahaan : alah anggota manajemen, pimpinan atau pejabat yang olch Perusahaan diberikan wewenang untuk bertindak baik ke dalam maupun ke luar atas nama Perusahaan untuk hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas Perusahaan, . Atasan: lalah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih tinggi atau paling tinggi i bagian tertentu. . Atasan Langsung : alah karyawan yang secara struktural mempunyai jabatan yang lebih tinggi secara langsung di bagian tertentu, : . -Karyawan : alah scorang’ yang mempunyai hubungan seta ikatan dalam hubungan kerja dengan Perusahaan baik untuk jangka waktu tertentu maupun jangka waktu tidak tertentu. . Keluarga Karyawan : Jalah scorang istri atau suami dan anak-anak sah dari Karyawan dengan batas umur 21 tahun, belum menikah, belum bekerja serta terdaftar pada bagian administrasi Pers. yang dibuktikan dengan dokumen pendukung, misalnya Kartu Keluarga. 10, ll. 12, 13. 14. 16. Status Karyawan : Berdasarkan status kekaryawanan, Karyawan dibedakan sebagai berikut : Karyawan Tetap alah Karyawan yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan untuk pekerjaaan dan jangka waktu tidak tertentn. Karyawan Kontrak : Talah karyawan yang terikat hubungan kerja dengan Perusahaan untuk pekerjaan dan jangka waktu tertentu, Kerja Lembur : alah kerja yang dilakukan oleh Karyawan atas perintah Perusahaan di Iuar hari dan jam kerja yang sudah ditetapkan. Jam Kerja: alah waktu yang telah ditetapkan bagi Karyawan untuk melakukan pekerjaan atau hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan, Hari Kerja : alah hari-hari yang sudah ditetapkan di mana Karyawan wajb datang ke tempat kerja dan melakukan pekerjaan. Upab : Talah upah pokok dan tunjangan dalam bentuk uang yang diberikan Perusahaan kepada Karyawan. Mangkir : Talah tidak masuk kerja atau pulang kerja lebih awal tanpa alasan yang dapat . Memberikan petunjuk kepada bawahannya tentang pekerjaan yang harus dan bagaimana dilakukan termasuk peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, . Memberikan bimbingan dan dorongan kepada bawahanfya untuk meningkatkan _ketrampilan, pengetahuan dan disiplin kerja, 4, Menegur’ atau memberikan peringatan kepada bawahannya yang melanggar Peraturan Perusahaan dan Perintah Kerja. €. Menjawab setiap pertanyaan bawahannya yang berhubungan dengan pekerjaan serta tidak memberikan janji-janji yang di luar wewenangnya. Seorang bawahan dalam bekerja wajib : a. Berlaku sopan, jujur dan wajar terhadap atasan >, Melaksanakan perintah dan petunjuk atasan dengan sebaik-baiknya ¢. Menanyakan hal-hal yang belum jelas sehubungan dengan pekerjaannya, 4d. Mengajukan usulan-usulan atau saran demi kelancaran pekerjaan, BAB VILL SANKSI TERHADAP PELANGGARAN Pasal 32 Tata Tertib . Kecuali PHK,* peringatan/sanksi yang diberikan kepada Karyawan merupakan tindakan korektif dan edukatif terhadap tingkah laku dan perbuatan yang menyimpang dari Karyawan, . Dalam menerapkan suatu sanksi atau peringatan terhadap suata pelanggaran, Perusahaan mempertimbangkan : a. Ketentuan atau peraturan yang dilangger. b. Frekwensi pelanggaran, ¢. Akibat yang ditimbulkan oleh pelanggeran, 4. Pelanggaran yang telah dilakukan sebelumnya ¢. Unsur kesengajaan atau kelalaian, f. Tingkat dedikasi dan loyalitas terhadap Perusahaan. 3. Masa berlakunya suatu sanksi atau Surat Peringatan terhitung mulai tanggal dikeluarkannya sanksi atau peringatan tersebut. 4, Suatu sanks sanksi tersebut tidak mau menandatangani Surat Peringatan yang dikeluarkan, atau peringatan tetap dinyatakan berlaku meskipun Karyawan yang dikenakan 5. Apabila dalam masa berlakunya suatu sanksi atau peringatan, Karyawan kembali melakukan pelanggaran yang sama-atau pelanggaran lainnya, maka kepada Karyawan yang bersangkutan diberikan sanksi yang lebih berat hingga kemungkinan di PHK. 6. Sanksi atau tindakan kedisiplinan yang diberikan atas suatu pelanggaran dapat berupa : a. Surat Peringatan (SP) I b. Surat Peringatan (SP) 11 ¢. Surat Peringatan (SP) IIT = Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Pasal 33, Kesalahan atau Pelanggaran yang Dikenakan SP I Karyawan dikenakan SP I dengan masa berlaku 6 (enam) bulan apabila melakukan pelanggaran- pelanggaran sebagai berikut : 1. mangkir selama 1 (satu) hari kerja atau selama 2 (dua) hari kerja berturut-turut dalam periode 1 (satu) bulan. 2. Selama jam kerja meninggalkan tempat kerja tanpa sepengetauan Atasan atau Atasan Langsung. Menutupi kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh sesama Karyawan, 4, Tidak mengenakan pakaian kerja yang layak/seragam dan alas kaki yang pantas pada waktu melakukan pekerjaan, 5. Meneatat Kartu Hadir Karyawan lain atau menyuruh orang lain untuk mencatatkan kartunya atau mengambil atau memindahkan atau membawa Kartu Hadir sehingga tidak berada pada tempat yang sudah disediakan, 6, Tidak mencatatkan Kartu hadir pada saat masuk kerja, saat keluar dan makan siang, kecuali sedang dinas luar. 7. Mencoret-coret dalam lingkungan Perusahaan, 8. Dalam waktu satu minggu kerja (Senin sampai dengan Sabtu) jumlah keterlambatan masuk kerja mencapai lebih dari 15 menit, kecuali keterlambatan disebabkan oleh hal-hal yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Atasan Karyawan yang bersangkutan dan diterima oleh Atasan tersebut 9. Jumlah jam kerja sebagaimana tercatat dalam Kartu hadir Karyawan kurang dari 40 jam dalam seminggu kerja (Senin sampai Sabtu), kecuali ada hari libur atau karena Karyawan menjalankan dinas Ivar. 10. Melakukan pekerjaan yang Iain yang bukan menjadi tugasnya, kecuali atas perintah Atasannya. 11. Menolak pemeriksaan yang dijalankan petugas keamanan (Satpam) dalam menjalankan tugas memelihara keamanan dan ketertiban lingkungan Perusahaan. 12, Meletakkan benda berharga milik Perusahaan di tempat yang tidak terkunci atau tidak diawasi. 13. Tidak menegur atau memberikan peringatan kepada bawahannya yang melanggar Peraturan Perusahaan, tata-tertib, maupun disiplin kerja, 14, Membawa senjata dalam lingkungan Perusahaan , kecuali dalam rangka dinas. 15, Keluar/masuk lingkungan Perusahaan melalui jalan/pintu yang tidak semestinya. 16. Pada waktu mulai, atau selama, atau sesudah melakukan pekerjaan Karyawan tidak mentaati prosedur dan langkah-langkah keselamatan kerja yang ada dan ditentukan bagi pekerjaannya masing-masing, termasuk hal menggunakan alat-alat kerja, meskipun telah diberikan peringatan lisan oleh Atasan Langsung, 17. Tidak menjaga, memelihara, serta menyimpan barang-barang Perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya. 18, Keluar/masuk lingkungan Persahaan melalui jalan/pintu yang tidak semestinya. 19, Makan, mengemil dan minum minuman bergula/manis pada jam kerja, maupun jam istirahat di ruang produksi‘dan gudang/store, 20. Berada di dalam ruang produksi, gudang/store pada jam istirahat, kecuali karena ada perintah Atasan atau adanya tuges yang harus dikerjakan, 21. Tidur-tiduran di ruang produksi, gudang/store pada jam istirahat. 22. Melakukan hal-hal lain yang menurut pertimbangan Perusahaan melekukgp-sl PR yang SN dapat disetarakan dengan larangan-larangan dalam pasal 29. iy Pasal 34 Kesalahan atau Pelanggaran yang Dikenakan SP II Karyawan dikenakan SP If dengan masa berlaku enam bulan apabila melakukan pelanggaran- pelanggaran sebagai berikut : 1 we ea aes Mangkir selama 3 (tiga) hari Kerja: berturut-turut atau selama 4, (empat) hari kerja tidak berturut-turut dalam periode satu bulan Bukan karena dinas kerja, Karyawan pulang kerja lebih awal dari waktu yang telah ditentukan tanpa izin Atasan Langsung/Atasan. Berbuat sembrono atau memain-mainkan mesin pencatat Kartu Hadir yang dapat mengakibatkan kerusakan. ‘Tidak mematuhi atau tidak menjalankan sebagaimana mestinya pengarahan Atasan, Menggunakan barang milik Perusahaan untuk kepentingan pribadi tanpa izin Atasan, Mencoret-coret atau merobek pengumuman yang ditempel di lingkungan Perusahaan. Memindahkan/menyimpan peralatan kerja dari tempat semula ke tempat lain tanpa izin Atasan, Melakukan hal-hal fain yang menurut pertimbangan Perusahaan merupakan pelanggaran yang dapat disetarakan dengan larangan-larangan yang tercantum dalam pasal 30.5. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan Surat Peringatan I atau melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa ataupun pelanggaran lainnya, Pasal 35, Kesalahan atau Pelangearan yang Dikenakan Surat Peringatan III (Terakhir) Karyawan dikenakan Surat Peringatan II (Terakhir) dengan masa berlaku enam bulan apabila melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut : 1 Mangkir selama 4 (empat) hari kerja berturut-turut atau 5 (lima) hari kerja tidak berturut-turut dalam periode 1 (satu) bulan, ‘Tidur dalam jain kerja. Mengoperasikan mesin, peralatan atau menggunakan bahan-bahan atau peralatan tidak sesuai dengan perintah Atesan. Menyebarkan berita atau isu dalam lingkungan Perusahaan schingga menimbulkan keresahan di antara sesama Karyawan. Melalaikan kewajiban yang menjadi tanggung-jawabnya schingga menimbul bagi dirinya. 6. Tidak cakap melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya meskipun telah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis yang sesuai dengan kermampuannya, 7. Mengadakan rapat, pidato, propaganda atau menempelkan pamflev/selebaran yang dilarang Pemerintah atau yang mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan Perusahaan, 8. Menjalankan usaha rentenir (meminjamkan uang) dengan bunga tinggi dalam lingkungan Perusahaan, 9. Menjual dan atau menyebarkan kupon-kupon berhadiah di lingkungan Perusahaan tanpa izin Perusahaan. 10. Terlibat dalam perkelahian atau mogok kerja atau demonstrasi dalam lingkungan Perusahaan di bawah ancaman atau perintah Atasan atau teman sekerja. 11. Setelah 2 (dua) kali berturut-turut Karyawan menolak untuk mentaati perintah atau penugasan yang layak dari Atasan, 12, Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan diri Karyawan dalam keadaan tidak dapat melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 13. Tidak berusaha memperbaiki diri setelah mendapatkan Surat Peringatan I atau selama masih berlaku Surat Peringatan I melakukan pelanggaran lagi, baik pelanggaran serupa ataupun pelanggaran lainnya, 14, Melakukan hal-hal lain yang menurut pertimbangan Perusahaan melakukan pelanggaran yang dapat disetarakan dengan larangan-larangan yang tercantum dalam Pasal 30.7. Pasal 36 Kesalahan atau Pelanggaran Berat dengan Sanksi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Karyawan dikenakan sanksi PHK apabila melakukan kesalahan atau pelanggaran berat sebagai berikut : 4 1. Melakukan tindak kejahatan antara lain penipuan, pencurian, penggelapan barang/uang milik Perusahaan atau milik sesama Karyawan atau milik pihak luar, memperdagangkan barang terlarang dalam lingkungan Perusahaan maupun di luar lingkungan Perusahaan, atau kejahatan lainnya. 2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan, 3. Mabuk, minum minuman keras yang memabukkan di lingkungan Perusahaar 4, Berjudi, madat, dan memakai narkoba. 5. Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan atau kesusilaan di lingkungan Perusahaan. 6. Membujuk Direksi , Atasan atau sesama Karyawan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan. 7. Dengan sengaja atau karena kecerobohannya merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik Perusahaan, 8. Dengan sengaja walaupun sudah diperingatkan membiarkan diri Karyawan atau teman sekerja dalam keadaan bahaya, 9. Menyerang atau mengintimidasi Direksi , Atasan, ataupun sesama Karyawan. 10. Menganiaya, mengancam secara fisik ataupun mental, menghina secara kasar Direksi atau keluarganya, Atasan, ataupun sesama Karyawan. 11. Membongkar atau membocorkan rahasia Perusahaan atau mencemarkan nama baik Direksi atau keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Negara, 12. Menerima sogokan/pemberian apapun dari siapa saja dalam bentuk apapun yang ada kaitannya dengan pekerjaan. 13. Melakukan pungutan liar di lingkungan Perusahaan. 14. Tanpa izin membawa keluar dari lingkungan Perusahaan atau tidak menjaga kerahasiaan dokumen yang menjadi rahasia Perusahaan. 15. Menjalankan mesin-mesin dan peralatan Iainnya yang bukan menjadi tugasnya. 16, Dengan sengaja atau ceroboh membuat orang lain terkena kecelakaan karena perbuatannya. 17. Berkelahi atau melakukan tindak pidana penganiayaan di lingkungan Perusahaan atau dalam rangka dinas. ‘Menghasut, mempengaruhi, atau melaiukan pemogokan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan di lingkungan Perusahaan sehingga mengganggu kelancaran operasional Perusahaan. 18.Ceroboh ata lalai dalam menjalankan tugasnya hingga menimbulkan kerugian ‘materiil/immaterial terhadap Perusahaan atau pibak ketiga. 19. Menjadi pengurus atau bekerja untuk perusahaan lain atau menjalankan usaha sendiri tanpa persetujuan Pimpinan, 20. Tanpa izin Atasan memindahkan atau menyimpan barang milik Perusahaan aster yang TASS TE 21. Tanpa alasan yang jolas menolak mutasi, rotasi atau alih tugas yang dilakukan Peruschaan, ‘atau tanpa alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan tetap menolak untuk mentaati perintah ‘atau penugasan yang laysk dari Atasan meskipun telah dikenakan Surat Peringatan Berdasarkan Pasal 36,11 di atas, BABIX PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pasal 37 Uru Bentuk-bentuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terdiri dari PA AME YN > PHK dalam masa percobaan PHK karena berakhimya hubungan kerja untuk waktu tertentu (khusus Karyawan Kontrals) PH karena karyawan mengundurkan dirt, PHK karena perusahaan tutup atau pailit atau karena rasionalisasi. PRK karena Karyawan tidak mencapai konduite atau prestasi kerja. PHK karena Karyawan menjalani hukuman pengadilan atau instansi berwajib lainnya, PHK Karena Karyawan meninggal dunia. PHK karena Karyawan melakukan kesalshan atau pelanggaran berat (Pasal 3 Pasal 38 PHK Dalam Masa Percobaan - PHK dalam masa percobaan dapat dilakukan setiap saat baik atas kehendak Perusahaan maupan kehendak Karyawan. Kecusli ditentukan Jain, baik Perusahaan moupun Karyawan tidak ada kewajiban membayar sesuata tethadap pihak Ininnya dalam hal pemutusan hubungan kerja demikian, Pasal 39 . Hubungan kerja untuk waktu tertentu berakhir pada tanggal jatuh tempo yang disebutkan dalam perjanjian kerja, Kecuali ditentukan lain, Perusahaan. tidak diwajibkan membayar uang pesangon dan wang penghargaan masa kerja kepada Karyawan yang menjalani PHK karena berakhiraya perjanjian kerja. ._Karyawan Kontrak dan Perusahaan tidak boleh melakukan pemutusan hubungan kerja sebelum berakhimya jangka waktu perjanjian kerja, keouali atas kesepakatan kedua belah pibak atau arena alasan ayat 4 di bawah ini. Dalam hal Karyawan Kontrak melakukan kesalahan atau pelanggaran berat, Perusahaan berhak melakukan PHK.sebelum berakhimya perjanjian kerja tanpa kewajiban membayar upah untuk sisa masa kontrak yang belum dijalani. Pasal 40 PHK Karena Karyawan Mengundurkan_ . Karyawan yang ingin berhenti kerja dari Perusahaan diwajibkan mengajukan permohonan {ertulis selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tanggal pengunduran dir Dalam hal terjadi PHK karena kemauan sendiri, Karyawan berhak atas uang penggantian hak sesuai ketentuan UUTK pasal 156 (4) dan uang pisah, Adapun uang pisah adalah sbb : Masa Kerja (tahun) Besamya Uang Pisah 5. atau lebih, kurang dari 10 tahun 2 bulan.upah 11 atan lebih, kurang dari 15 tahun 3 bulan upab 16 atau lebih, kurang dari 20 tahun 4 bulan upah 21 atau lebih, Kurang dari 25 tahun 5 bulan upah 26 atau lebih, kurang dari 30 tahun 6 bulan upah . Karyawan yang mangkir selama $ (lima) hari kerja atau lebih berturut-turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang sah dapat diputuskan hubungan kerjanya Karena dikualifikasikan mengundurkan diri, dan hanya bethak menerima uang penggantian hak. Pasal 41 PHK. Paidit lisasi |. Dalam hal PHK Karena Perusahaan tutup akibat mengalami kerugian terus-menerus selama 2 (dua) tahun atau karena keadaan mémaksa atau karena Perusahaan pailit, Karyawan berhak atas 1 (satu) kali uang pesangon, | (satu) kali uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak (UUTK pasal 164.1 dan pasal 165). - Dalam hal PHK karena Perusahaan melaiukan cfisiensi atau rasionalisasi, Karyawan berhak atas 2 (dua) kali uang pesangon, 1 (satu) kali uang penghargaan.masa kerja, dan uang penggantian hak. (UUTK pasal 164.3 ). - PHK dapat dilakukan karena Karyawan tidak memenuhi standar prestasi kerja atau konduite yang ditetapkan Perusahaan, atau karena Karyawan tidak cakap melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya setelah dicoba ditempatkan pada beberapa jenis pekerjaan yang sesuai dengan kemempuannya, meskipun Karyawan yang bersangkutan telah diberi kesempatan memperbaikinya melalui Surat Peringatan THI (terakhit). . Dalam hal terjadi PHK scbagaimana dimaksudkan dalam pasal (satu) kali uang penghargaan masa kerja dan vang penggantian hak. Pasal 43 IK karena Ki van Ditahen Pit ‘ang Berwajib (UUTK Pasal 160) |. “PEK dapat dilakukan setelah 6 (enam) bulan Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib atau karena Karyawan dinyataken bersalah oleh pengadilan atau perkara pidana yang dilakukannya, : Selama Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib bukan ates pengaduan Perusahaan tidak ‘menjadi tanggungannya dengan ketentuan sbb : a. untuk satu orang tanggungan adalah sebesar 25% dari upah; b. untuk dua orang tanggungan adalah sebesar 35% dari upah; ©. untuk tiga orang tanggungan adalah sebesar 45% dari upah; ._untuk empat orang tanggungan atau lebih adalah sebesar 50% dari upah. Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas diberikan untuk waktu paling lama 6 (cnam) bulan terhitung sejak hari pertama Karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib. 4. Dalam hal pengadilan memutuskan perkera pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan Karyawan dinyatakan tidak bersalah, Perusahaan wajib mempekerjakan kembali Karyawan tersebut. 5. Dalam hal PHK. dilakukan menurut ayat 1 (satu) di atas, karyawan berhak atas satu kali wang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sepanjang memenuhi syarat untuk itu (UUTK Pasal 160 ayat 1). Pasal 44 PHK Karena Karyawan Meninggal Dunia Hubungan kerja berakhir dengan sendirinya manakala Karyawan meninggal dunia, kepada abli waris yang sah dari Karyawan akan diberikan sejumlah uang dua kali uang pesangon, satu kali uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak. Pasal 45 PHK karena Karyawan Melakukan Kesalahan / Pelanggaran Berat Karyawan yang diputuskan hubungan kerjaya karena melakukan kesalahan atau pelanggaran berat sebagaimana diatur dalam pasal 36 tidak berhak atas uang pesangon maupun uang penghargaan ‘masa kerja, dan hanya berhak atas uang penggantian hak (UUTK pasal 158.3 dan pasal 168). Pasal 46 Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Uang Penggantian Hak 1, Besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak dihitung berdasarkan UUTK Pasal 156. 2. ‘Besarnya uang pesangon adalah sbb : Masa Kerja (tahun) Besamya Uang Pesangon a. Kurang dari 1 +L bulan upah b. 1 atau lebih, kurang dari 2 2 bulan upah ¢. 2atau lebih, kurang dari 3 : 3 bulan upah 4d. 3 atau lebih, kurang dari 4 4 bulan upah @. 4 atau lebih, kurang daci 5 $ bulan upah £ S.atau lebih, kurang dari 6 6 bulan upah 8 6 atau lebih, kurang dari 7 7 bulan upah b. 7 atau lebih, kurang dari § 8 bulan upah i. Sot lebih, 9 bulan upah 3. Besarnya uong penghargann masa kerja adalah sbb : Masa Kerja (tahun) ‘Besarnya Uang Penghargaan Masa Kerja a. 3° atau lebih, kurang dari 6 tahun 2 balan upah b. 6 atau lebih, kurang dari 9 tabun 3 butan wpah 9 atau lebih, kurang dari 12 tahun 4 bulan upah 4, 12 atau lebih, kurang dari 15 tahun 5 bulan upah ¢, 15 atau lebih, kurang dari 18 tahun 6 bulan upah £18 tan Jebih, kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah % 21 atau lebih, kurang dari 24 tahun 8 bulan poh h 24ataulebih 10 butan upah 4, Unng penggantian Hak yang dimaksud dalam ayat 1 meliputi; . Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur. : b. Penggantian perumahan scrta pengobatan dan perawaton sebesar 15% {lima belas per -Seratus) dari uang pesangon dan / atau uang penghargaan masa kerja bagi yeng memenubi syarai. Pasal 47 Akibat Pemutusan Hubungan Kerja Dalam hal terjadi PHK, Karyawan wajib mengembalikan kepada Perusahaan : 1. Alat-alat kerja dan seragam kerja; 2. Inventaris Perusahaan yang dipakai Karyawan; Hutang Karyawan kepada Perusahaan; 4, Dokumen-dokumen milik Perusahaan, baik berupa surat maupun disket komputer. Pasal 48 ‘Tanggung-Jawab dan Akibat atas Kecerobohan Keryawan Dalam hal Karyawan ceroboh atau lalai dalam menjalankan tugasnya hingga menimbulkan kerugian materiil/immaterial terhadap Perusahaan atau Pihak Ketiga, Karyawan bertanggung- jawab penuh atas kecerobohannya, dan sebagai akibatnya Karyawan bisa di PHK berdasarkan pasal 36 (18). Pasal 49 Penyelesaian Keluhan dan Pengaduan 1. Setiap keluhan dan pengaduan Karyawan, pertama diajukan secara tertulis, dibicarakan dan diselesaikan dengan Atasan Langsung, 2. Bila penyelesaian awal yang didapat tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka Karyawan dapat meneruskan keluhan dan pengaduan kepada Atasan yang lebih tinggi secara tertulis dengan tembusan surat kepada Atasan yang lebih tinggi secara tertulis dengan tembusan surat ke HRD Departemen, Dalam hal penyelesaian kedua juga tidak diperoleh hasil yang memuaskan, maka Pimpinan, Karyawan yang bersangkutan bersama dengan HRD Departemen akan menyelesaikannya. 4. Apabila dipandang perlu, penyelesaian berikutnya dapat melalui Kanter Disnaker. \ eee Le BABX Pasal 50 Ketentuan Penutup Hal-hal lain yang belum cukup atau tidak diatur dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur kemudian dengan’ Surat Keputusan atau Surat Edaran dari Managemen dari waktu ke waktu, dengan selalu berpijak dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan ketenaga- kerjaan yang berlaku. Demikianlah Peraturan Perusahaan ini dibuat untuk menegaskan hak dan kewajiban Karyawan dan Perusahaan, dan dijelaskan kepada segenap Karyawan untuk ditaati dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Batam pada hari Senin 3 Januari 2011 PT GLOBAL RISING TECHNOLOGIES PERKASA Batam, 17 Januari 2012 Wakil Kacyawan Kw i oA o HUAT (LELIVUS EEFENDL) Dieector Asst. Manager {¥OZITA ARZA) Operasions! Manager HR Officer 27 NKIRTISHLMH } WN0-(96 506 ta9503(.019

You might also like