0% found this document useful (0 votes)
52 views

Terjemahan Percakapan Bahasa Inggris Di Apotek

Gastroenteritis is an inflammation of the digestive tract characterized by diarrhea, vomiting, and abdominal cramps. It is commonly caused by viruses like rotavirus in children and norovirus and Campylobacter in adults. Transmission occurs through contaminated food, water, or direct contact with an infected individual. The main treatment is oral rehydration solution or intravenous fluids depending on severity to prevent dehydration. It is most common in children and developing countries.

Uploaded by

Ostin Bebheleo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
52 views

Terjemahan Percakapan Bahasa Inggris Di Apotek

Gastroenteritis is an inflammation of the digestive tract characterized by diarrhea, vomiting, and abdominal cramps. It is commonly caused by viruses like rotavirus in children and norovirus and Campylobacter in adults. Transmission occurs through contaminated food, water, or direct contact with an infected individual. The main treatment is oral rehydration solution or intravenous fluids depending on severity to prevent dehydration. It is most common in children and developing countries.

Uploaded by

Ostin Bebheleo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

A = Andi (Pembeli / Buyer) B = Bunga (Pharmacist / Apoteker)

A : I want to buy some medicine


B : Do you have medical prescription?
A : Yes, here it is
B : Well let me compute how much the price is
A : Yes, Please.
After a moment
A : How much is it, miss?
B : It will be sixty five thousand rupiah
A : Allright, here is the money
B : Now wait a moment, I will take the medicine
After taking the medicine
B : Here you are sir, these tablets have to be taken three times a day
A : And this liquid?
B : You have to take it one table-spoonful at a time. Four time a day. Please shake the bottle
before you take it.
A : Thank you.

Terjemahan Percakapan Bahasa Inggris di Apotek


A : Saya ingin membeli obat

B : Apa ada resep dokter?


A : Ya, ini.
B : Baik, saya hitung dulu berapa harganya.
A : Ya, monggo (silahkan red :D)
Setelah beberapa saat.
A : Berapa harganya, mbak?
B : Rp. 65.000,A : ini uangnya.
B : Tunggu sebentar, saya akan ambil obatnya.
Setelah B(unga), mengambil obat,
B : Ini tuan obatnya, tablet-tablet ini harus diminum tiga kali sehari.
A : Kalau yang cair ini?
B : Bapak minumnya satu sendok makan sekali minum. Empat kali sehari. Kocok dulu
botolnya sebelum di minum.
A : Terima kasih.

Pemeran utama, A = Alex dan B = Budi.


A : Howe are you feeling today, Bud?
B : I am feeling much better today.
A : I hope you will be up and around soon.
B : Thank you, Alex. The doctor said I could come back home tomorrow.
A : It is a good news, our friend will be glad to see you at school again.
B : But the doctor said I had to take a rest a couple of days
A : oh, thats no problem, I do hope you will soon come back at school.
B : Thanks, after taking enough rest, as soon as possible, I will go to school, I miss you all.
A : Yeah, we always miss you, my friend.
B : (Smiles)

A : Bagaimana keadaanmu sekarang, bud?


B : Saya rasa lebih baikan sekarang.
A : Saya harap kau akan segera sembuh.
B : Terima kasih, Lex. Dokter bilang saya bisa pulang besok.
A : Itu kabar baik, kawan-kawan kita pasti akan senang ketemu kamu lagi di sekolah.
B : Tapi dokter bilang saya harus istirahat dahulu beberapa hari.
A : Oh, tidak mengapa. Saya harap kau akan cepat berangkat ke sekolah lagi.
B : Terima kasih, setelah cukup istirahat, secepatnya saya akan berangkat ke sekolah, saya
rindu kalian semua.
A : Ya, kami juga rindu kamu, kawan.
B : (Senyum)

Doctor : Good morning Cindy, Are you feeling better? Is there any progress with
your condition?
Patient : Yes sir, I am feeling better. But sometimes I really feel weary, whereas I
feel really healthy before that. Is it normal or not doctor?
Doctor : Yes that is really normal. That symptom indicates you will be healthy.
May I check your body temperature and blood pressure please?
Patient : Yes, of course doctor.
Doctor : After I checked, your body temperature is 38o C and your blood
pressure is 120/ 80. I can diagnose that your healthy is getting better, your blood
pressure has been normal, but your body temperature is still high. You need to
have more rest to make it better.
Patient : How about the medicine sir? I have to consume the new medicine or
the previous medicine?
Doctor : You have still to consume the previous one. The nurse will give the
medicine that I recommend. By the way, hows about the service here? Is there
any problem about that?

Patient : I am satisfied about the service. The nurse is very friendly and the
facility is very well. They also keep my room sanitation. So I am very comfort
being cared here.
Doctor : Okay I have to visit the other patient, if there is complaint about your
condition. Just call me. I will come to your room. Get well soon and good
morning.
Patient : Ok doctor. Thank you for checking me today. Good morning.
Conversation 2
Doctor : Good morning miss Rara Janggrang. Do you know that today you will be
my assistant to take care the patient in room 405?
Nurse : Yes sure doctor. But I havent known about my duty today. Could I know
about that doctor?
Doctor : Yes. So today, you must care the patient in room 405 named Adi
Perdana. He ails fever, you have to check his blood pressure and body
temperature. Give him some medicine if it is necessary. Dont forget to write the
development of his condition in a report. Any question about that?
Nurse : Yes doctor, how many times that I have to check him doctor?
Doctor : You have to check him 4 times in a day. But if the patient needs help out
of your checking time, you also must come to his room. You can read the
complete instruction in my computer. That can make you easier to work.
Nurse : Okay thank you for the helpful information doctor. Actually I am the new
nurse here. So I still have little experience. I hope you can guide me to be a
better nurse.
Doctor : How long you have been here?
Nurse : It is around one year doctor.

Doctor : Yes I will guide you as good as I can. Because I want to all of my nurse
will be a professional nurse. So there are many patients will be comfort here.
Okay I have to go to another hospital, I have a meeting with DR. Faisal and DR.
Afif. Good luck for your work today. Good morning.
Nurse : Thank you very much doctor. Good morning.

Artinya:
Percakapan 1
Dokter: Selamat pagi Cindy, Apakah Anda merasa lebih baik? Apakah ada
kemajuan dengan kondisi Anda?
Pasien: Ya dok, saya merasa lebih baik. Tapi kadang-kadang saya benar-benar
merasa lelah, sedangkan saya merasa benar-benar sehat sebelum itu. Apakah
normal atau tidak, dok?
Dokter: Ya itu benar-benar normal. Gejala-gejala menunjukkan bahwa Anda
akan sehat. Bisa saya cek suhu tubuh dan tekanan darah Anda?
Pasien: Ya, tentu saja dokter.
Dokter: Setelah saya cek, suhu tubuh Anda adalah 38C dan tekanan darah Anda
adalah 120 / 80. Saya dapat mendiagnosa bahwa kesehatan Anda semakin baik,
tekanan darah Anda sudah normal, namun suhu tubuh Anda masih tinggi. Anda
harus memiliki lebih banyak istirahat untuk membuatnya lebih baik.
Pasien: Bagaimana dengan obatnya dok? Saya harus mengkonsumsi obat baru
atau obat sebelumnya?

Dokter: Anda masih harus mengkonsumsi obat sebelumnya. Perawat akan


memberikan obat yang saya sarankan. Ngomong-ngomong, bagaimana
pelayanan di sini? Apakah ada masalah tentang hal itu?
Pasien: Saya puas tentang pelayanannya. Perawat sangat ramah dan fasilitasnya
sangat baik. Mereka juga menjaga sanitasi kamar saya. Jadi saya sangat nyaman
dengan perawatan di sini.
Dokter: Oke saya harus mengunjungi pasien lain, jika ada keluhan tentang
kondisi Anda. Panggil saya. Saya akan datang ke ruangan Anda. Semoga cepat
sembuh dan selamat pagi.
Pasien: Ok dokter. Terima kasih sudah memeriksa saya hari ini. Selamat pagi.
Percakapan 2
Dokter: Selamat pagi Miss Rara Janggrang. Apakah Anda tahu bahwa hari ini
Anda akan menjadi asisten saya untuk merawat pasien di ruangan 405?
Perawat: Ya, tentu dokter. Tapi saya tidak tahu mengenai tugas saya hari ini.
Bolehkah saya tahu tentang itu dok?
Dokter: Ya. Jadi hari ini, Anda harus merawat pasien di kamar 405 bernama Adi
Perdana. Dia Sakit demam, Anda harus memeriksa tekanan darah dan suhu
tubuh. Beri dia beberapa obat jika perlu. Jangan lupa untuk menulis
perkembangan kondisinya dalam sebuah laporan. Ada pertanyaan tentang hal
itu?
Perawat: Ya dokter, berapa kali saya harus memeriksa dia, dok?
Dokter: Anda harus memeriksa dia 4 kali dalam sehari. Tetapi jika pasien
membutuhkan bantuan diluar dari waktu check Anda, Anda juga harus datang
ke ruangannya. Anda dapat membaca instruksi lengkap dalam komputer saya,
yang dapat membuat Anda lebih mudah untuk bekerja.

Perawat: Oke terima kasih atas informasinya dok. Sebenarnya saya perawat
baru di sini. Jadi saya masih memiliki sedikit pengalaman. Saya harap Anda
dapat membimbing saya untuk menjadi seorang perawat yang lebih baik.
Dokter: Berapa lama Anda telah di sini?
Perawat: Sekitar satu tahun dok.
Dokter: Ya saya akan memandu Anda sebaik yang saya bisa. Karena saya ingin
semua perawat saya nantinya menjadi perawat yang profesional. Jadi ada
banyak pasien yang nyaman berada disini. Oke saya harus pergi ke rumah sakit
lain, saya melakukan pertemuan dengan DR. Faisal dan DR. Afif. Good luck untuk
hari kerja Anda. Selamat pagi.
Perawat: Terima kasih banyak dokter. Selamat pagi.

bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.

Gastroenteritis

Gastroenteritis viruses: A = rotavirus, B = adenovirus, C =


Norovirus and D = Astrovirus. The virus particles are
shown at the same magnification to allow size comparison.
Klasifikasi dan rujukan luar

Bidang

Gastroenterologi

ICD-10

A02.0, A08., A09., J10.8, J11.8,K52.

ICD-9-CM

008.8 009.0, 009.1, 558

DiseasesDB

30726

eMedicine

emerg/213

MeSH

D005759
[sunting di Wikidata]

Gastroenteritis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan ("-itis") pada saluran
pencernaan yang melibatkan lambung ("gastro"-) dan usus kecil ("entero"-), sehingga
mengakibatkan kombinasi diare, muntah, dan sakit serta kejang perut.[1] Gastroenteritis juga
sering disebut sebagai gastro, stomach bug, dan stomach virus. Walaupun tidak berkaitan
dengan influenza, penyakit ini juga sering disebut flu perut dan flu lambung.
Secara global, sebagian besar kasus pada anak-anak disebabkan oleh rotavirus.[2] Pada orang
dewasa, norovirus[3] dan Campylobacter[4] menjadi penyebab yang lebih umum. Penyebab
lain yang lebih jarang ditemukan yakni bakteri lain (atau racun bakteri) dan parasit.
Penularannya bisa terjadi karena konsumsi makanan yang dimasak secara tidak benar atau air
yang terkontaminasi atau melalui persinggungan langsung dengan orang yang terinfeksi.
Yang paling utama dalam penanganan penyakit ini adalah hidrasi yang cukup. Untuk kasus
ringan atau sedang, ini bisa dilakukan melalui pemberian larutan rehidrasi oral. Untuk kasus
yang lebih berat, pemberian cairan melalui infus mungkin diperlukan. Gastroenteritis paling
banyak terjadi pada anak-anak dan masyarakat di negara berkembang.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Gejala dan tanda
2 Penyebab
o

2.1 Virus

2.2 Bakteri

2.3 Parasit

2.4 Penularan

2.5 Non-infeksi
3 Patofisiologi
4 Diagnosis

4.1 Dehidrasi

4.2 Diagnosis diferensial


5 Pencegahan

5.1 Gaya hidup

5.2 Vaksinasi
6 Manajemen

6.1 Rehidrasi

6.2 Makanan

6.3 Antimuntah

6.4 Antibiotik

6.5 Agen antimotilitas


7 Epidemiologi
8 Sejarah
9 Masyarakat dan budaya
10 Penelitian
11 Pada hewan lain
12 Referensi
13 Pranala luar

Gejala dan tanda[sunting | sunting sumber]


Gastroenteritis biasanya disertai dengan diare dan muntah,[5] atau, meskipun tidak terlalu
banyak terjadi, hanya disertai dengan salah satu gejala tersebut.[1] Kejang perut juga bisa
timbul.[1] Tanda-tanda dan gejala biasanya muncul 1272 jam setelah terjangkit agen
penginfeksi.[6] Bila disebabkan oleh virus, kondisi ini biasanya membaik dalam satu minggu.
[5]
Beberapa gejala yang diakibatkan oleh virus juga mungkin diasosiasikan dengan demam,
letih, sakit kepala, dan nyeri otot.[5] Jika tinja mengandung darah, lebih kecil
kemungkinannya disebabkan oleh virus [5] dan lebih besar kemungkinannya disebabkan oleh

bakteri.[7] Beberapa infeksi bakteri juga bisa diasosiasikan dengan nyeri perut akut dan
mungkin bertahan selama beberapa minggu.[7]
Anak-anak yang terinfeksi rotavirus biasanya sembuh total dalam tiga sampai delapan hari.[8]
Akan tetapi, di negara-negara miskin, perawatan untuk infeksi akut seringkali sulit
didapatkan sehingga biasanya diare terus-menerus terjadi.[9] Dehidrasi merupakan komplikasi
umum dari diare,[10] dan pasien anak dengan tingkat dehidrasi parah bisa mengalami
pengisian kembali pembuluh kapiler berkepanjangan, turgor kulit yang buruk, dan
pernapasan abnormal.[11]Infeksi berulang biasanya ditemukan di tempat-tempat dengan
sanitasi buruk, dan malnutrisi,[6] yang dapat menghambat pertumbuhan, dan keterlambatan
kognitif jangka panjang.[12]
Artritis reaktif terjadi pada 1% dari kelompok yang terinfeksi spesies Campylobacter , dan
0,1% mengalami sindrom Guillain-Barre.[7] Sindrom uremik-hemolitik (HUS) dapat terjadi
karena infeksi spesies Escherichia coli atau Shigella yang mengeluarkan racun Shiga,
sehingga mengakibatkan jumlah trombosit yang rendah, fungsi buruk ginjal, dan jumlah sel
darah merah yang rendah (karena kerusakannya).[13] Anak-anak lebih cenderung mengalami
HUS dibandingkan orang dewasa.[12] Beberapa infeksi virus mungkin mengakibatkan kejang
infantil jinak.[1]
Penyebab[sunting | sunting sumber]
Virus (terutama rotavirus) dan spesies bakteriEscherichia coli dan Campylobacter adalah
penyebab utama gastroenteritis.[14][6] Akan tetapi, banyak agen infeksi lain yang dapat
menyebabkan sindrom ini.[12] Penyebab non-infeksi kadangkala terlihat, tetapi lebih jarang
daripada etiologi virus atau bakteri.[1] Risiko infeksi lebih tinggi pada anak-anak karena
kurangnya kekebalan mereka dan kebersihan yang relatif buruk.[1]
Virus[sunting | sunting sumber]
Virus yang diketahui menyebabkan gastroenteritis meliputi rotavirus, norovirus, adenovirus,
dan astrovirus.[5][15] Rotavirus adalah penyebab gastroenteritis yang paling umum pada anakanak,[14] dan mengakibatkan tingkat insiden yang serupa baik di negara maju maupun negara
berkembang.[8] Virus mengakibatkan sekira 70% episode diare menular pada kelompok usia
anak-anak.[16] Rotavirus lebih jarang menjadi penyebab pada orang dewasa karena kekebalan
alami mereka.[17]
Norovirus adalah penyebab utama gastroenteritis pada orang dewasa di Amerika,
mengakibatkan lebih dari 90% wabah.[5] Epidemi lokal ini biasanya terjadi jika sekelompok
orang berada dalam jarak fisik yang berdekatan, seperti di kapal pesiar,[5] rumah sakit, atau di
restoran.[1] Orang-orang mungkin tetap bisa menularkan virus bahkan setelah sembuh dari
diarenya. [5] Norovirus adalah penyebab dari kira-kira 10% kasus pada anak-anak.[1]
Bakteri[sunting | sunting sumber]

Salmonella enterica serovar Typhimurium (ATCC 14028) seperti terlihat pada mikroskop dengan
pembesaran 1000 kali dan pewarnaan Gram.

Di negara maju Campylobacter jejuni menjadi penyebab utama gastroenteritis bakteri,


dimana separuh dari kasus ini terkait dengan pajanan terhadap unggas.[7] Pada anak-anak,
bakteri merupakan penyebab dari sekira 15% kasus, dengan jenis yang paling umum meliputi
spesies Escherichia coli, Salmonella,Shigella, dan Campylobacter.[16] Bila makanan
terkontaminasi dengan bakteri dan berada pada suhu ruangan selama beberapa jam, bakteri
berkembang biak dan meningkatkan risiko infeksi pada orang-orang yang mengonsumsi
makanan tersebut.[12] Beberapa makanan yang umum dikaitkan dengan penyakit ini yakni
daging mentah atau daging yang kurang matang, ayam, makanan laut, dan telur; kecambah
mentah; susu yang belum dipasteurisasi dan keju lunak; serta jus jeruk dan sayuran.[18] Di
negara berkembang, khususnya Afrika subwilayah Sahara dan Asia, kolera adalah penyebab
umum gastroenteritis. Infeksi ini biasanya ditularkan melalui air atau makanan yang
terkontaminasi. [19]
Clostridium difficile toksigenik adalah penyebab utama diare yang lebih sering terjadi pada
manusia berusia lanjut.[12] Bayi dapat menjadi pembawa bakteri ini namun tidak berlanjut ke
arah munculnya gejala.[12] Ini adalah penyebab diare yang umum pada mereka yang dirawat
inap dan sering dikaitkan dengan penggunaan antibiotik.[20] Diare infeksi Staphylococcus
aureus juga mungkin terjadi pada mereka yang menggunakan antibiotik.[21] "Travelers
diarrhea" biasanya merupakan jenis gastroenteritis bakteri. Obat penekan asam tampaknya
meningkatkan risiko infeksi secara signifikan setelah terpajan sejumlah organisme, termasuk
spesies Clostridium difficile, Salmonella, dan Campylobacter.[22] Risiko ini lebih tinggi bagi
mereka yang menggunakan penghambat pompa proton dibandingkan dengan mereka yang
menggunakan antagonis H2.[22]
Parasit[sunting | sunting sumber]
Beberapa protozoa dapat mengakibatkan gastroenteritis paling umum adalah Giardia
lamblia tetapi spesies Entamoeba histolytica danCryptosporidium juga terlibat.[16] Sebagai
sebuah kelompok, agen ini mencakup sekira 10% kasus pada anak-anak.[13] Giardia lebih
umum terjadi di negara berkembang, tapi agen etiologi ini menyebabkan jenis penyakit ini
dengan jumlah tertentu hampir di semua tempat.[23] Ini lebih umum terjadi pada orang-orang
yang pernah bepergian ke tempat-tempat dengan prevalensi tinggi, anak-anak di penitipan
anak, laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki, dan dalam keadaan setelah
terjadinya bencana.[23]

Penularan[sunting | sunting sumber]


Penularan dapat terjadi melalui konsumsi air yang terkontaminasi, atau ketika sekelompok
orang menggunakan benda pribadi mereka bersama-sama.[6] Di wilayah yang memiliki

musim hujan dan musim kemarau, kualitas air biasanya memburuk selama musim hujan, dan
ini berhubungan dengan saat terjadinya wabah.[6] Di negara-negara dengan beberapa musim,
infeksi lebih banyak terjadi pada musim dingin.[12] Pemberian susu untuk bayi menggunakan
botol yang tidak disterilisasikan dengan benar adalah penyebab terbesar dalam skala global.[6]
Tingkat penularan juga berhubungan dengan kebersihan yang buruk, terutama pada kalangan
anak-anak,[5] di perumahan padat,[24] dan pada kelompok yang pernah mengalami gizi buruk.
[12]
Setelah mengembangkan toleransi terhadap penyakit ini, orang dewasa dapat menjadi
pembawa organisme tertentu tanpa menunjukkan tanda atau gejala, dan mereka berperan
sebagai reservoir alami dari penularan.[12] Beberapa agen (seperti Shigella) hanya muncul
pada primata, sedangkan yang lainnya dapat muncul pada berbagai jenis binatang (seperti
Giardia).[12]
Non-infeksi[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa penyebab non-infeksi peradangan saluran pencernaan.[1] Beberapa penyebab
yang lebih umum meliputi obat-obatan (seperti NSAID), makanan tertentu seperti laktosa
(bagi mereka yang tidak bisa mengonsumsi laktosa), dan gluten (bagi mereka dengan
penyakit seliak).Penyakit Crohn juga merupakan sumber non-infeksi gastroenteritis (yang
seringkali akut).[1] Penyakit yang disebabkan oleh racun juga mungkin terjadi. Beberapa
kondisi yang diakibatkan oleh makanan dikaitkan dengan mual, muntah, dan diare termasuk:
keracunan ciguatera karena konsumsi ikan pemangsa yang terkontaminasi, scombroid yang
diasosiasikan dengan konsumsi jenis ikan tertentu yang telah basi, keracunan tetrodotoksin
karena konsumsi antara lain ikan buntal, dan botulisme yang biasanya disebabkan oleh
makanan diawetkan secara tidak benar.[25]
Patofisiologi[sunting | sunting sumber]
Gastroenteritis diartikan sebagai muntah-muntah atau diare yang disebabkan oleh infeksi di
usus kecil atau usus besar.[12] Perubahan di usus kecil biasanya bukan peradangan, sedangkan
di usus besar merupakan peradangan.[12]Jumlah patogen yang dapat menyebabkan infeksi
bervariasi dari satu (untuk Cryptosporidium) sampai 108 (untuk Vibrio cholerae).[12]
Diagnosis[sunting | sunting sumber]
Gastroenteritis biasanya didiagnosis secara klinis, berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang
dialami seorang pasien.[5] Tidak ada perbedaan dalam penanganan kondisi apa pun
penyebabnya, sehingga menentukan penyebab penyakit ini tidak diperlukan. [6] Akan tetapi,
kultur tinja harus dilakukan pada mereka yang tinjanya mengandung darah, mereka yang
mungkin keracunan makanan, dan mereka yang baru bepergian ke negara berkembang.[16] Uji
diagnostik juga dapat dilakukan untuk observasi.[5] Karena hipoglikemia terjadi pada sekira
10% bayi dan anak kecil, pengukuran glukosa serum pada populasi ini sangat dianjurkan.[11]
Elektrolit dan fungsi ginjal juga harus diperiksa ketika muncul kekhawatiran terhadap
terjadinya dehidrasi akut.[16]
Dehidrasi[sunting | sunting sumber]
Penentuan apakah seseorang mengalami dehidrasi atau tidak adalah bagian penting dari
penilaian. Dehidrasi secara umum dibagi menjadi kasus ringan (35%), sedang (69%), dan
berat (10%).[1] Pada anak-anak, tanda paling akurat dari dehidrasi sedang atau berat adalah
pengisian kembali pembuluh kapiler yang berkepanjangan, turgor kulit yang buruk, dan
pernapasan yang tidak normal.[11][26] Penemuan lain yang berguna(jika dikombinasikan)
termasuk mata cekung, aktivitas yang berkurang, kurangnya air mata, dan mulut kering.[1]
Urin yang normal dan konsumsi cairan oral dapat memastikan kondisi ini.[11] Uji laboratorium
memberikan lebih sedikit manfaat klinis dalam penentuan tingkat dehidrasi.[1]

Diagnosis diferensial[sunting | sunting sumber]


Penyebab potensial lain dari tanda dan gejala yang sama seperti pada gastroenteritis yang
perlu dikesampingkan meliputi usus buntu,volvulus, penyakit usus inflamatori, infeksi
saluran kencing, dan diabetes melitus.[16] Insufisiensi pankreas, sindrom usus pendek,
penyakit Whipple, penyakit seliak, dan penyalahgunaan pencahar juga harus
dipertimbangkan.[27] Diagnosis diferensial agak rumit bila seseorang hanya menunjukkan
gejala muntah atau diare (alih-alih keduanya).[1]
Usus buntu dan muntah, sakit perut, dan beberapa kali diare terjadi pada hampir 33% kasus.[1]
Ini bertolak belakang dengan diare yang sering yang umum terjadi pada gastroenteritis.[1]
Infeksi paru-paru atau saluran kencing pada anak-anak juga dapat menjadi penyebab muntah
atau diare.[1] Ketoasidosis diabetik (DKA) klasik muncul dengan sakit perut, mual, dan
muntah, tapi tanpa diare.[1] Salah satu studi menemukan bahwa 17% dari anak-anak dengan
DKA mulanya didiagnosis mengalami gastroenteritis.[1]
Pencegahan[sunting | sunting sumber]

Persentase uji rotavirus dengan hasil positif, per minggu pengamatan, Amerika Serikat, Juli 2000
Juni 2009.

Gaya hidup[sunting | sunting sumber]


Pasokan air yang tidak terkontaminasi dan mudah didapat serta penerapan sanitasi yang baik
menjadi hal penting untuk mengurangi tingkat infeksi dan gastroenteritis yang berarti dari
segi klinis.[12] Langkah-langkah pribadi (seperti mencuci tangan) diketahui dapat mengurangi
tingkat insidensi dan prevalensi gastroenteritis baik di negara berkembang maupun di negara
maju hingga sebesar 30%.[11] Gel berbahan dasar alkohol mungkin juga efektif.[11] Menyusui
itu penting, terutama di tempat-tempat dengan kebersihan yang buruk, begitu juga dengan
meningkatkan kebersihan secara umum.[6]ASI mengurangi frekuensi dan durasi infeksi.[1]
Menghindari makanan atau minuman yang terkontaminasi juga efektif.[28]
Vaksinasi[sunting | sunting sumber]
Karena efektivitas dan keamanannya, pada tahun 2009 World Health Organization
merekomendasikan agar vaksin rotavirus diberikan kepada semua anak di seluruh dunia.[29][14]
Dua vaksin rotavirus sudah tersedia untuk dapat dibeli dan beberapa lainnya sedang
dikembangkan.[29] Di Afrika dan Asia vaksin ini mengurangi penyakit akut pada bayi[29] dan
negara-negara yang telah mengadakan program imunisasi nasional telah melihat adanya
penurunan jumlah dan tingkat keparahan penyakit ini.[30][31] Vaksin ini juga dapat mencegah
menyebarnya penyakit ini pada anak yang tidak divaksin dengan cara mengurangi jumlah
infeksi yang beredar.[32] Sejak tahun 2000, penerapan program vaksin rotavirus di Amerika
Serikat telah mengurangi jumlah kasus diare hingga 80 persen.[33][34][35] Dosis vaksin pertama
harus diberikan kepada bayi berusia antara 6 sampai 15 minggu.[14] Vaksin kolera oral
diketahui dapat bekerja secara efektif hingga 5060% selama lebih dari 2 tahun.[36]
Manajemen[sunting | sunting sumber]
Gastroenteritis secara umum merupakan penyakit akut dan terbatas yang tidak selalu
memerlukan pengobatan.[10] Pengobatan yang disukai untuk mereka yang mengalami

dehidrasi ringan hingga sedang yakni dengan terapi rehidrasi oral (ORT).[13] Akan tetapi
metoclopramide dan/atau ondansetron dapat bermanfaat pada sekelompok pasien anak,[37] dan
butylscopolamine berguna untuk mengobati sakit perut.[38]
Rehidrasi[sunting | sunting sumber]
Penanganan utama untuk gastroenteritis pada anak-anak maupun orang dewasa adalah
dengan rehidrasi. Ini sebaiknya dilakukan melalui terapi rehidrasi oral, walaupun pemberian
infus mungkin diperlukan bila tingkat kesadaraan berkurang atau pada dehidrasi berat.[39][40]
Produk terapi pengganti terapi oral yang dibuat dengan karbohidrat kompleks (yakni yang
terbuat dari gandum atau beras) terkadang lebih baik dibandingkan dengan yang berbasis gula
sederhana.[41] Minuman dengan kandungan gula sederhana yang sangat tinggi, seperti
minuman ringan dan jus buah, tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak di bawah 5
tahun karena dapat memperparah diare.[10] Air putih dapat digunakan bila persiapan ORT
yang lebih spesifik dan efektif tidak tersedia atau tidak disukai karena rasanya yang tidak
enak. [10] Nasogaster tube dapat digunakan oleh anak kecil untuk memasukkan cairan apabila
diperlukan.[16]

Makanan[sunting | sunting sumber]


Bayi yang mengonsumi ASI dianjurkan untuk tetap disusui seperti biasa, dan bayi yang diberi
susu formula melanjutkan konsumsi formulanya sesaat setelah rehidrasi dengan ORT.[42]
Formula bebas laktosa atau pengurangan laktosa biasanya tidak diperlukan. [42]Anak-anak
harus melanjutkan makanannya seperti biasa selama diare namun harus menghindari
makanan yang banyak mengandung gula sederhana.[42] Diet BRAT diet (pisang, nasi, saos
apel, roti panggang dan teh) tidak direkomendasikan lagi, karena tidak mengandung gizi yang
cukup dan tidak memiliki manfaat dibandingkan dengan pemberian makanan seperti biasa.[42]
Beberapa probiotik terbukti bermanfaat untuk mengurangi lamanya penyakit dan frekuensi
buang air besar.[43] Probiotik juga mungkin berguna dalam mencegah dan mengobati diare
terkait antibiotik.[44] Produk susu fermentasi (seperti yogurt) juga bermanfaat.[45] Suplemen
seng tampaknya efektif dalam mengobati dan mencegah diare pada kalangan anak-anak di
negara berkembang.[46]
Antimuntah[sunting | sunting sumber]
Obat antimuntah mungkin berguna untuk menangani muntah pada anak-anak. Ondansetron
memiliki beberapa kegunaan, dimana satu dosisnya diasosiasikan dengan berkurangnya
kebutuhan atas cairan infus, berkurangnya kemungkinan rawat inap, dan berkurangnya
muntah.[47][48][49] Metoclopramid juga mungkin berguna.[49] Akan tetapi, penggunaan
ondansetron mungkin berhubungan dengan meningkatnya frekuensi perawatan kembali di
rumah sakit pada pasien anak-anak.[50] Persiapan infus untuk ondansetron dapat diberikan
secara oral bila diperlukan berdasarkan penilaian klinis.[51]Dimenhydrinate, walaupun
mengurangi muntah, tampaknya tidak mempunyai manfaat klinis yang berarti.[1]
Antibiotik[sunting | sunting sumber]
Antibiotik biasanya tidak digunakan untuk gastroenteritis, meskipun terkadang dianjurkan
jika gejalanya termasuk berat[52] atau jika penyebab bakteri rentannya terisolasi atau masih
sebatas kecurigaan.[53] Bila antibiotik akan diberikan, makrolid (seperti azitromisin) lebih
diutamakan dibandingkan dengan fluoroquinolone karena tingginya tingkat kekebalan
terhadap fluoroquinolone.[7] Kolitis pseudomembranosa, yang biasanya disebabkan oleh
penggunaan antibiotik, ditangani dengan menghentikan agen penyebab dan mengobatinya

dengan metronidazol atau vankomisin.[54] Bakteri dan protozoa yang dapat diobati termasuk
spesies Shigella[55] Salmonella typhi,[56] dan Giardia.[23] Pada penyakit yang disebabkan oleh
spesies Giardia atau Entamoeba histolytica, pengobatan tinidazol lebih disarankan dan lebih
baik dibandingkan metronidazol.[57][23] World Health Organization (WHO) menganjurkan
penggunaan antibiotik pada anak kecil yang mengalami diare berdarah dan demam.[1]
Agen antimotilitas[sunting | sunting sumber]
Obat antimotilitas mempunyai risiko yang secara teori dapat menyebabkan komplikasi, dan
meskipun pengalaman klinis menunjukkan ini tidak mungkin terjadi,[27] obat ini tidak
disarankan bagi orang yang mengalami diare berdarah atau diare yang disertai demam.[58]
Loperamid, sebuah analog opioid, umumnya digunakan untuk pengobatan gejala diare.[59]
Akan tetapi loperamide tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak, karena mungkin
dapat menimbulkan sawar darah otak imatur dan menyebabkan toksisitas. Bismut subsalisilat,
kompleks tidak larut dari bismut trivalen dan salisilat, dapat digunakan pada kasus ringan
sampai sedang,[27] tetapi toksisitas salisilat dapat terjadi berdasarkan teori yang ada.[1]
Epidemiologi[sunting | sunting sumber]

Tahun hidup tuna upaya untuk diare per 100.000 penduduk pada tahun 2004.
no data

30003500

less 500

35004000

5001000

40004500

10001500

45005000

15002000

50006000

20002500

6000

25003000

Diperkirakan tiga sampai lima miliar kasus gastroenteritis terjadi di seluruh dunia setiap
tahun,[60] terutama menjangkiti anak-anak dan orang di negara berkembang.[6] Ini
mengakibatkan sekira 1,3 juta kematian pada anak-anak di bawah usia lima tahun sejak 2008,
[61]
sebagian besar kasus terjadi di negara-negara paling miskin di dunia.[12] Lebih dari
450.000 kematian tersebut disebabkan oleh rotavirus pada anak di bawah usia 5 tahun.[62]
[63]
Kolera menyebabkan sekira tiga hingga lima juta kasus penyakit dan membunuh sekira
100.000 orang setiap tahun.[19] Di negara berkembang anak-anak di bawah usia dua tahun
sering mengalami infeksi enam kali atau lebih setiap tahun sehingga mengakibatkan
tingginya gastroenteritis secara klinis.[12] Ini lebih jarang terjadi pada orang dewasa, sebagian
karena berkembangnya kekebalan dapatan.[5]
Pada tahun 1980, gastroenteritis dengan semua penyebabnya mengakibatkan 4,6 juta
kematian pada anak-anak, dengan mayoritas kasus terjadi di negara berkembang.[54] Tingkat
kematian berkurang secara signifikan (menjadi sekitar 1,5 juta kematian setiap tahun) sejak
tahun 2000, terutama karena pengenalan dan penggunaan luas terapi rehidrasi oral.[64] Di AS,
infeksi yang menyebabkan gastroenteritis adalah infeksi paling umum kedua (setelah
selesma), dan menyebabkan 200 hingga 375 juta kasus diare akut[5][12] dan sekira sepuluh ribu
kematian setiap tahun,[12] 150 hingga 300 kematian ini terjadi pada anak-anak di bawah usia
lima tahun.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Istilah "gastroenteritis" pertama kali digunakan pada 1825.[65] Sebelumnya penyakit ini secara
khusus dikenal antara lain sebagai demam tifoid atau "kolera morbus", atau lebih umum
disebut "keluhan usus", "kekenyangan", "fluks", "kolik", "masalah usus", atau beberapa nama
kuno lain untuk diare akut.[66]
Masyarakat dan budaya[sunting | sunting sumber]
Gastroenteritis diasosiasikan dengan banyak nama dalam gaya bahasa tidak formal, antara
lain "Pembalasan Montezuma", "Delhi belly", "la turista", dan "back door sprint".[12] Istilah
tersebut banyak digunakan dalam banyak kampanye militer dan diyakini sebagai asal usul
istilah "no guts no glory".[12]
Gastroenteritis menjadi alasan utama dari 3,7 juta kunjungan ke dokter setiap tahun di
Amerika Serikat[1] dan 3 juta di Perancis.[67] Di Amerika Serikat gastroenteritis secara
keseluruhan diyakini menghabiskan biaya 23 miliar dolar AS per tahun[68] penyebab yang
berupa rotavirus sendiri menghabiskan biaya 1 miliar dolar AS per tahun.[1]
Penelitian[sunting | sunting sumber]
Terdapat beberapa vaksin yang sedang dikembangkan untuk gastroenteritis. Contohnya,
vaksin untuk Shigella dan enterotoksigen Escherichia coli (ETEC), dua bakteri utama
penyebab gastroenteritis di seluruh dunia.[69][70]
Pada hewan lain[sunting | sunting sumber]
Gastroenteritis pada kucing dan anjing disebabkan oleh banyak agen yang sama seperti
penyebab penyakit pada manusia. Organisme paling umum yaitu: Campylobacter,
Clostridium difficile, Clostridium perfringens, dan Salmonella.[71] Banyak tanaman beracun
juga menyebabkan gejala gastroenteritis.[72] Beberapa agen lebih spesifik terhadap spesies
tertentu. Koronavirus gastroenteritis menular(TGEV) yang terjadi pada babi mengakibatkan
muntah, diare dan dehidrasi.[73] Penyakit ini diyakini ditularkan kepada babi oleh burung liar
dan tidak ada pengobatan spesifik yang tersedia.[74] Jenis ini tidak menulari manusia.[75]

You might also like