FINANCIAL FEASIBILITY STUDY OF BEEF CATTLE FATTENNING
IN KOPERASI TERNAK ROJO KOYO
POGALAN SUB-DITRICT OF TRENGGALEK REGENCY
Dymastri Rangga P, Budi Hartono, and Hari Dwi Utami
Faculty of Animal Husbandry, University of Brawijaya
Malang
ABSTRACT
The purpose of this study was to find out the feasibility and the benefit of beef cattle
fattening by Koperasi Ternak Rojo Koyoin the village of Ngadi Renggo, the subdistrict of
Pogalan, Trenggalek Regency. Abserved from Net Present Value (NPV), Net Benevit Cost
Ratio (B/C Ratio), Pay Back Period (PBP), Internal Rate of Return (IRR), and Break Event
Point (BEP). The result of research show that advantage of this ranch at 5 the last year equal
to Rp. 153.090.00, Rp. 114.425.00, Rp. 163.162.102, Rp. 205.173.563 and Rp.288.753.542.
NPV value at years 2008 until 2012 equal to Rp. 259.913.964,and Net B/C Ratio value
during 5 the last yearequal to1,419, IRR value start year 2008 until 2012 equal to 19,02%,
PBP equal to 3 year 7 months, and BEP value based on the sales of Rp. 1.748.118.247 and
BEP based unit that is equal to 132 head of cattle. Seen from overall of calculation of
analysis of financial of ranch of Koperasi Ternak Rojo Koyo competent to be developed.
Key Words : Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benevit Cost Ratio, Pay Back
Period, Break Event Point
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG
DI KOPERASI TERNAK ROJO KOYO
KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK
Dymastri Rangga P, Budi Hartono, and Hari Dwi Utami
Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
Malang
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah mengetahui dan mengkaji keuntungan dan kelayakan usaha
pada peternakan sapi potong Koperasi Ternak Rojo Koyo dengan menggunakan
analisis finansial yang ditinjau dari Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return
(IRR), Pay Back Period (PBP), Net Benevit Cost Ratio (B/C Ratio) dan Break Event
Point (BEP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan peternakan ini pada 5
tahun terakhir sebesar Rp. 153.090.00, Rp. 114.425.00, Rp. 163.162.102, Rp.
205.173.563 dan Rp. 288.753.542. Nilai NPV pada tahun 2008 sampai 2012 sebesar Rp.
259.913.964, dan nilai Net B/C Ratio selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 1,419, nilai
IRR mulai tahun 2008 sampai 2012 sebesar 19,02%, PBP sebesar 3 tahun 7 bulan, dan
nilai BEP berdasarkan penjualan sebesar Rp. 1.748.118.247 dan BEP berdasarkan unit
ternak yaitu sebesar 132 ekor. Dilihat dari keseluruhan perhitungan anilis keuangan
peternakan koperasi Rojo Koyo layak dikembangkan.
Kata kunci : Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benevit Cost Ratio, Pay Back
Period, Break Event Point
1
PENDAHULUAN bidang kesenian, pabrik, dan lain-lain. Sapi
juga dapat memberikan kesempatan kerja,
Upaya memenuhi kebutuhan protein banyak usaha ternak sapi di Indonesia
hewani dan meningkatkan pendapatan yang mampu menampung tenaga kerja
ternak pemerintah dan peternakan telah cukup banyak sehingga dapat menghidupi
berusaha mendayagunakan komoditi banyak keluarga (Suharsono dan
dengan mendayagunakan sumber komoditi Nazarudin, 1994).
ternak yang dikembangkan, diantaranya Evaluasi usaha yang dilakukan
adalah sapi potong. Pembangunan peternak pada umumnya kurang
peternakan memegang peranan penting memperhitungkan metode evaluasi yang
dalam pemberdayaan ekonomi rakyat tepat sesuai dengan tingkat penerimaan
untuk meningkatkan kesejahteraan. yang sebenarnya. Metode evaluasi yang
Pembangunan peternakan diharapkan digunakan untuk mengevaluasi usaha
dapat membantu meningkatkan taraf antara lain dengan Analisis Finansial dan
ekonomi masyarakat, yaitu dengan Analisis Investasi. Peternak selama ini
meningkatkannya kesejahteraan keluarga hanya memperhitungkan keuntungan yang
peternak, memperluas lapangan pekerjaan, diperoleh dari selisih antara penerimaan
mendorong pemerataan pendapatan. dan pengeluaran usaha peternakan yang
Pembangunan peternakan tidak dijalankan tanpa memperhitungkan
terlepas dari sub sektor lain yang erat tingkat suku bunga yang berlaku di
kaitannya dengan sub sektor peternakan. lembaga finansial, maka perlu di buat
Pertumbuhan dan perkembangan sub gambaran analisa finansial dan analisa
sektor peternakan sangat tergantung dari investasi, yang bertujuan untuk
pertumbuhan dan perkembangan sektor- mengurangi tingkat keraguan dalam
sektor yang terkait dengan peternakan melaksanakan investasi .
tersebut. Sektor tersebut adalah sektor Desa Ngadi Renggo Kabupaten
pertanian, penyediaan protein hewani, Trenggalek merupakan salah satu desa
lapangan kerja, pengentasan kemiskinan yang penghasil sapi potong di Kabupaten
dan pengembangan potensi wilayah Trenggalek. Peternakan sapi potong
(Saragih, 2000). Koperasi Ternak Rojo Koyo merupakan
Manfaat sapi yang luas dan nilai usaha peternakan yang bergerak dibidang
ekonominya yang tinggi dapat dilihat dari penggemukkan sapi potong. Penelitian
mutu dan harga daging atau kulit dilakukan untuk mengevaluasi usaha
menduduki peringkat atas bila tersebut dengan menggunakan analisis
dibandingkan dengan daging atau kulit financial.
kerbau atau kuda. Hasil ikutannya masih
sangat berguna, seperti kotoran bagi usaha MATERI METODE
pertanian, tulang-tulang bisa digiling
untuk tepung tulang sebagai bahan baku Lokasi Penelitian
mineral atau dibuat lem, darah bisa Penelitian ini dilaksanakan di
direbus, dikeringkan dan digiling menjadi peternakan sapi potong milik Koperasi
tepung darah yang sangat bermanfaat bagi Ternak Rojo Koyo di Desa Ngadi
hewan unggas dan lain-lain, serta kulit bisa Renggo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten
dipergunakan dalam berbagai produk di Trenggalek. Koperasi ternak Rojo Koyo.
2
Penentuan lokasi penelitian dipilih dengan Ct = Cost (pengeluaran) pada tahun ke t
menggunakan metode purposive sampling. t = Tahun investasi (1,2,3,4,5n)
i = Social Discount Rate
Metode Pengumpulan Data (Zulkarnain, 1993)
Metode penelitian yang digunakan Kriteria ini memberikan pedoman
dalam penelitian adalah metode studi bahwa usaha akan layak untuk dijalankan
kasus. Data yang diperoleh berupa data apabila nilai Net B/C Ratio > 1, sebaliknya
primer dan data sekunder, dengan data apabila nilai Net B/C Ratio < 1 maka usaha
yang diambil adalah antara periode 5 tahun tidak layak untuk dijalankan (Mulyadi,
yaitu tahun 2008 sampai dengan 2012. 1978).
ANALISIS DATA Internal Rate Return (IRR)
Net Present Value (NPV) Cara untuk dapat memperoleh IRR
Nilai Net Present Value dapat adalah dengan menggunakan system coba-
dihitung dengan menggunakan rumus : coba yaitu dengan menggunakan rumus :
Bt Ct IRR = DfP +{ (DfN-DfP)}
NPV =
(1 + i)t
1
Keterangan:
DfP = Discouting Factor yang
Keterangan : digunakan, yang menghasilkan
Bt = Economic benefit (penerimaan) usaha Present Value positif
pada tahun yang terdiri dari segala Dfn = Discouting Factor yang
jenis penerimaan yang di terima digunakan, yang menghasilkan
tahun ke t. Present Value negatif
Ct = Cost (pengeluaran) sehubungan PVP = Present Value positif
dengan usaha pada tahun t, termasuk PVN = Present Value negatif
segala jenis pengeluaran baik yang (Zulkarnain, 1993)
bersifat modal maupun yang bersifat
rutin yang dibebankan pada Pay Back Period (PBP)
penyelenggara usaha pada tahun t. Menyatakan bahwa PBP dapat
t = Tahun investasi dihitung dengan menggunakan rumus :
N = Umur investasi (1,2,3,4,5..n)
PBP = x 1 tahun
I = Social discount Rate (tingkat bunga
sosial) (Cahyo dan Purnawan, 2010)
(Zulkarnain, 1993)
Break Event Point (BEP)
Net B/C Ratio Merupakan suatu cara untuk
Net B/C Ratio ini dapat dihitung mengetahui kapan atau berapa lama modal
dengan menggunakan rumus : yang ditanamakan kembali.
BEP (hasil) =
Net B/C Ratio =
BEP (harga) =
Keterangan :
Bt = Benefit (penerimaan) pada tahun ke t (Suratiyah, 2009)
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Permodalan
Modal merupakan faktor terpenting
Keadaan Umum Daerah Penelitian dalam kelangsungan suatu usaha. Modal
Aspek Geografis dalam pengertian ekonomi adalah barang
Kabupaten Trenggalek merupakan atau uang bersama dengan faktor lain,
bagian wilayah dari Provinsi Jawa Timur. tenaga kerja serta pengelolaan guna
Kontur tanah di Trenggalek adalah daerah menghasilkan barangbarang baru bersifat
yang panas dengan suhu udara mencapai lain yaitu produksi peternakan (Fanani,
rata-rata 300C. Fasilitas umum jalan 1994). Mubyarto (1989) menjelaskan
tergolong jelek karena kontruksi jalan berdasarkan fungsi kerjanya aktiva dalam
banyak yang bergelombang dan berlubang. suatu perusahaan, modal dapat dibedakan
Kekeringan selalu terjadi di sebagian menjadi modal tetap dan modal kerja.
daerah di setiap musim kemarau melanda, Modal usaha pada tahun 2008 adalah
namun saat ini mulai dapat teratasi dengan sebesar Rp. 520.000.000,- dan pada tahun
pengoptimalan dam-dam dan saluran- 2009 dan 2010 Koperasi Ternak Rojo
saluran irigasi sungai yang ada. Potensi Koyo mendapat sumbangan dana hibah
hutan cukup baik tetapi masih belum dari Pemerintahn masing masing Rp.
dioptimalkan. 50.000.000 sehingga total Modal
Kebijakan pemerintah pada tahun sendirinya naik menjadi Rp. 620.000.000,-
2008 untuk meningkatkan kesejahteraan .
masyarakat lewat program pertanian dan Penerimaan
peternakan menjadi acuan sebagian Penerimaan adalah segala sesuatu
koperasi meningkatkan populasi sapi dan yang dihasilkan oleh suatu prosesproduksi
menjadikan sapi menjadi produk unggulan yang disebut pendapatan kotor usaha tani
kabupaten, menjadikan peternak lebih atau nilai produksi (value of production)
intensif dan bersemangat dalam beternak yang didefinisikan sebagai nilai produk
sapi. total usaha tani dalam jangka waktu
Peternakan Koperasi Ternak Rojo tertentu baik yang dijual maupun yang
Koyo berada di Kecamatan Trenggalek tidak dijual (Boediono, 1982). Riyanto
sebagian besar bermata pencaharian (1993) menyatakan penerimaan yang akan
sebagai petani dan peternak yang diperoleh dari suatu proses produksi dapat
memelihara sapi potong. Kondiri alam ditentukan dengan mengalikan jumlah
desa Ngadi Renggo Kecamatan Pogalan hasil produksi dengan harga produk yang
Kabupaten trenggalek sebagian besar berlaku padasaat itu.Penerimaan Koperasi
dataran dengan curah hujan rata-rata Ternak Rojo Koyo terdiri dari hasil
sedang. Adapun batas-batas wilayah desa penjualan sapi sebagai usaha utama dan
Ngadi Renggo meliputi : penjualan sapi bakalan dan pupuk sebagai
- Sebelah Barat : Desa Sambirejo hasil usaha sampingan. Total pendapatan
- Sebelah Utara : Desa Sambirejo yang diperoleh tahun 2008 sebesar Rp.
- Sebelah Selatan : Desa Pogalan 1.278.810.000,-, tahun 2009 sebesar
- Sebelah Timur : Desa Bendo 1.016.595.000,- tahun 2010 sebesar Rp.
1.192.687.372,- tahun 2011 sebesar Rp.
1.487.070.502,- dan tahun 2012 sebesar
1.832.417.691.000,-
4
tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan
Biaya Produksi Peternakan Sapi Potong sejalan dengan jumlah produk sapi yang di
Rojo Koyo hasilkan.
Biaya produksi adalah sejumlah
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan Kriteria Investasi
perusahaan. Biaya produksi dibedakan Teknik penilaian criteria investasi
menjadidua yaitu biaya tetap (Fixed Cost) menggunakan perhitungan nilai waktu dari
dan biaya tidak tetap (Variable Cost). uang (metode present value), meliputi Net
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah Present Value (NPV), Internal Rate of
totalnya berubah sebanding dengan Return (IRR), Pay Back Period (PBP), Net
perubahan volume kegiatan (Mulyadi, Benefit Cost Ratio (B/C Ratio), dan
1998). Jumlah biaya produksi pada Break Event Point (BEP).
Koperasi Ternak Rojo Koyo terjadi naik
turun sejalan dengan jumlah produk yang Net Present Value (NPV)
dihasilkan. Total biaya tetap dan biaya Net Present Value merupakan selisih
variable masing masing untuk tahun antara nilai sekarang (Present Value)
2008 sebesar Rp. 1.076.020.000,-, tahun keseluruhan proceeds dengan present
2009 sebesar 902.170.000,- tahun 2010 value (PV) dari pengeluaran modal.
sebesar Rp. 1.029.525.200,- tahun 2011 Perhitungan nilai NPV yang diperoleh
sebesar Rp. 1.281.896.939,- dan tahun pada usaha tersebut pada tingkat suku
2012 sebesar 1.543.664.149,-. bunga 6% adalah sebesar Rp.
259.913.964,- Artinya nilai keuntungan
Keuntungan bersih dalam 5 tahun adalah Rp.
Prawirokusumo (1990) menyatakan 259.913.964. Hal ini menunjukkanbahwa
bahwa keuntungan atau laba merupakan usaha tersebut dapat dilanjutkan karena
jumlah rupiah yang didapat dari nilai dari NPV lebih besar dari nol atau
pendapatan bersih suatu usaha. Hasil tidak negative baik pada suku bunga 6% .
pengurangan dari pendapatan dan biaya
yang dikeluarkan merupakan hasil Laba Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B / C
atau Rugi Koperasi Ternak Rojo Koyo, Ratio)
hasil tersebut dapat dilihat selalu Net B/C Ratio adalah merupakan
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun perbandingan antara benefit kotor (B1) dari
untuk tahun 2008 mendapat keuntungan tahun - tahun yang bersangkutan yang
sebesar Rp. 153.090.000,-, tahun 2009 dipresent-value dan biaya kotor (C1) dari
sebesar 114.425.000,- tahun 2010 sebesar tahun - tahun yang bersangkutan yang
Rp. 163.162.102,- tahun 2011 sebesar Rp. dipresent-value, jika nilai Net B/C lebih
205.173.563,- dan tahun 2012 sebesar besar dari 1 (satu) berarti gagasan usaha /
288.753.542,- sehingga usaha ini cukup proyek tersebut layak untuk dikerjakan dan
prospektif untuk dikembangkan. jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak
layak untuk dikerjakan. Untuk Koperasi
Nilai Tambah Ternak Ternak Rojo Koyo menperoleh hasil
Nilai tambah ternak adalah tambahan sebesar 1,419 yang artinya untuk Rp. 1,-
nilai yang terjadi karena adanya proses akan menghasilkan produk senilai Rp.
penggemukan yang dilakukan dan tadi 1,419
5
tahun 2012 sebesar 252.403.672,- atau 18
Analisis Internal Rate of Return (IRR) ekor sapi. BEP penggemukan sapi potong
Internal Rate of Return atau tingkat di Koperasi Ternak Rojo Koyo
pengembalian internal adalah tingkat berdasarkan penjualan dari data tersebut
bunga yang menggambarkan bahwa selisih yaitu sebesar Rp. 1.748.118.247 pada nilai
antara penerimaan dan pengeluaran yang tidak mengalami kerugian dan keuntungan.
telah dihitung dengan present value sama Nilai BEP berdasarkan unit ternak yaitu
dengan nol. Perhitungan Internal rate of sebesar 132 ekor, ini berarti Koperasi
Return (IRR) yang telah dilakukan Ternak Rojo Koyo akan mendapat
menghasilkan 19,02. Nilai IRR tersebut keuntungan jika memelihara 133 ekor.
menunjukkan nilai yang lebih besar dari
suku bunga yang berlaku di lembaga KESIMPULAN DAN SARAN
finansial dalam hal ini bank milik negara
yaitu bank sebesar 20%. Hasil penelitian yang telah dilakukan
pada usaha peternakan sapi potong
Pay Back Period ( PBP ) Koperasi Ternak Rojo Koyo ditinjau
Pay Back Period yaitu cara untuk dari hasil dan analisisnya maka dapat
mengetahui kapan atau berapa lama modal disimpulkan sebagai berikut:
yang ditanam akan kembali atau kapan 1. Hasil perhitungan NPV, Net B/C Ratio,
masa pembayaran kembalidilakukan yaitu IRR, PBP dan BEP dari peternakan sapi
pada saat kas netto dapat menutupi potong Rojo Koyo layak untuk
kembali seluruh ongkos proyek atau diusahakan.
ongkos investasi. Hasil perhitungan PBP 2. Dilihat dari keseluruhan perhitungan
pada usaha tersebut diperoleh nilai sebesar analisis finansial dari peternakan sapi
3 tahun 7 bulan. Hal ini menunjukkan potong Rojo Koyo layak untuk
bahwa modal seluruhnya yang telah dikembangkan.
digunakan atau untuk investasiselama
menjalankan usaha penggemukan sapi Saran yang bisa diberikan untuk
potong akan diterima kembali dalam peningkatan kelangsungan usaha pada
jangkawaktu 3 tahun 7 bulan. penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut :
Break Event Point (BEP) 1. Koperasi Ternak Rojo Koyo
Salah satu perhitungan suatu usaha sebaiknya memperbaiki manajemen
peternakan yaitu analisis Break Event pemberian pakan sehingga tidak
Point (BEP) untuk memberikan informasi menambah biaya produksi dalam
mengenai berapa jumlah volume penjualan penyediaan pakan.
minimum agar perusahaan tidak menderita 2. Koperasi Ternak Rojo Koyo dalam
rugi. Angka Break Event Pointyang di pengembangannya agar menjadi
dapatkan masing masing adalah untuk koperasi yang lebih besar, hendaknya
tahun 2008 sebesar Rp. 487.830.379,- atau keuntungan yang di dapat tidak
39 ekor, tahun 2009 sebesar 386.229.358,- dibagikan semua kepada anggotanya,
atau 30 ekor, tahun 2010 sebesar Rp. melainkan ada sebagian keuntungan
258.630.400,- atau 20 ekor, tahun 2011 yang ditidak dibagikan / ditahan dan
sebesar Rp. 356.277.844,- atau 26 ekor dan dijadikan tambahan modal sendiri.
6
3. Perlu adanya penelitian lanjutan tentang Zulkarnain, D. 1993. Perencanaan dan
analisis finansial usaha peternakan sapi Analisa Proyek. Edisi ke- 2.
potong. Universitas Indonesia. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. 1982. Ekonomi Mikro. Edisi
kedua. BPFE. UGM. Yogyakarta.
Fanani, Z. 1994. Analisa Finansial dan
Perencanaan Usaha Peternakan.
Program Studi Sosial Ekonomi.
Fakultas Peternakan. Universitas
Brawijaya, Malang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mulyadi. 1978. Akuntansi Biaya
Fakultas Ekonomi. UGM.
Yogyakarta.
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usaha
Tani. BPFE. Yogyakarta.
Riyanto, B. 1993. Dasar - Dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
Yayasan Penerbit Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis
Peternakan. USESE. Foundation
dan Pusat Studi Pengembangan.
IPB Bogor.
Suharsono, B. dan Nazarudin. 1994.
Ternak Komersil. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Suratiyah, K. 2009. Ilmu usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Yulianto, P. dan Cahyo Saparanto. 2010.
Pembesaran Sapi Potong Secara
Intensif. Jakarta. Penebar Swadaya.