589 1317 1 SM PDF
589 1317 1 SM PDF
ABSTRACT
Background. Year 2009, 80% from 176 inmate in women prisons Semarang had a history of herpes
simplex disease. Based on these issues it is necessary to research on the effects of personal hygiene and
sanitation on the incidence of herpes simplex Correctional Institution in prisons IIA class women
Semarang
Objective. To identify the relationship between personal hygiene and sanitation of prisons with the
incidence of herpes simplex on the citizens in women prisons IIA class Semarang.
Methods. Type of research is explanatory research method used to test independent variables (personal
hygiene and sanitation of prisons) and dependent variable (incidence of herpes simplex infection). with
a sample of 51 persons. The method used is through a questionnaire and interview survey using a cross
sectional approach.
Results. Chi square test the relationship between personal hygiene with the incidence of herpes simplex
p value (0.506) is greater than the value of (0.05) good categories as many as 49 people (96.1%).
While the statistical analysis using Chi square test for the relationship between sanitation with the
occurrence of herpes simplex p value (0.221) is greater than the value of (0.05), minimum score
category 2, the maximum score of 3, an average of 2.59 with standard deviation of 0.49.
Conclusion. There was no significant relationship between personal hygiene and sanitation with the
incidence of herpes simplex disease.
Keyword. Personal hygiene and sanitation of prisons, with herpes simplex infection.
ABSTRAK
Latar Belakang. Tahun 2009, 80% dari 176 warga binaan di Lapas wanita Semarang mempunyai
riwayat menderita penyakit herpes simplek. Berdasarkan masalah tersebut maka perlu dilakukan
penelitian tentang pengaruh higiene perorangan dan sanitasi Lapas terhadap kejadian herpes simplek di
Lapas wanita kelas IIA Semarang
Tujuan. Mengetahui hubungan higiene perorangan dan sanitasi Lapas dengan kejadian herpes simplek
pada warga binaan di Lapas wanita kelas IIA Semarang
Metode. Jenis penelitian explanatory research yaitu Metode yang digunakan untuk menguji variabel
bebas ( higiene personal dan sanitasi Lapas) dengan variabel terikat ( kejadian infeksi herpes simplek).
dengan sampel sejumlah 51 orang. Metode yang digunakan adalah metode survey melalui kuesioner
dan wawancara menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil. Uji Chi square hubungan antara higiene perorangan dengan kejadian penyakit herpes simplek
didapatkan nilai p (0,506) lebih besar dari nilai (0,05) katergori baik sebanyak 49 orang (96,1%).
Sedangkan hasil analisis statistik dengan uji Chi square untuk hubungan antara sanitasi dengan kejadian
penyakit herpes simplek didapatkan nilai p (0,221) lebih besar dari nilai (0,05),kategori skor
minimum 2, skor maksimum 3, rata-rata 2,59 dengan standar deviasi 0,49.
Kesimpulan. Tidak ada hubungan yang signifikan antara higiene perseorangan dan sanitasi dengan
kejadian penyakit herpes simplek
Kata Kunci., higiene perseorangan dan sanitasi Lapas, dengan Infeksi herpes simplek
Jurnal.unimus.ac.id
59
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
60
Vol 7 No.1 Tahun 2011 Hubungan Higiene Perorangan dengan Sanitasi Lapas
terhadap Kejadian Penyakit Herpes
dibibir semacam sariawan. HSV Tipe I ini keseluruhan, sedangkan untuk kepadatan
ditularkan melalui ciuman mulut atau kamar hunian seluas 3x4 m di huni 8-10
bertukar alat makan seperti sendok, garpu orang.
(misalkan suap-suapan dengan teman). Berdasarkan masalah tersebut maka
Virus tipe 1 ini juga bisa menimbulkan perlu dilakukan penelitian tentang
luka di sekitar alat kelamin. HSV tipe 2 penggaruh higiene perorangan dan sanitasi
dapat menyebabkan luka di daerah alat LAPAS terhadap kejadian Herpes Simplek
vital sehingga HSV jenis 2 ini juga disebut di LAPAS wanita Kelas II A Semarang
Herpes Genital yang muncul luka-luka di
sekitar penis atau vagina. Hasil penelitian METODE PENELITIAN
terdahulu tentang Faktor sanitasi Sesuai dengan tujuan penelitian,
lingkungan yang berperan terhadap jenis pnelitian ini adalah penelitian analitik
prevalensi penyakit scabies yang dilakukan yang bersifat penjelasan (explanatory)
di pondok pesantren Lamongan, yaitu penjelasan hubungan antar variabel-
menunjukkan prevalensi kejadian penyakit variabel penelitian melalui pengujian
scabies 73,70% bagi orang dengan higiene hipotesis. Metode yang digunakan adalah
buruk. metode survey melalui kuesioner dan
Hasil wawancara pendahuluan wawancara dengan menggunakan
[3]
tentang higiene perorangan dan sanitasi pendekatan cross sectional.
yang dilakukan pada tanggal 21 April 2010 Populasi dalam penelitian ini
dengan warga binaan dan petugas LAPAS adalah seluruh warga binaan LAPAS
tentang hygiene perorangan di LAPAS Wanita Kelas II A Semarang pada bulan
menunjukkan bahwa warga binaan Juni, dengan lama masa tahanan lebih dari
mempunyai kebiasaan ganti pakaian hanya 6 bulan sebanyak 143 orang.
sehari sekali karena hanya memiliki 3 stel Besar sampel pada penelitian ini
pakaian. Untuk frekuensi mandi warga diperoleh melalui perhitungan dengan
binaan dalam sehari mandi 2 kali dan menggunakan rumus sebagai berikut: [4]
bersama-sama dalam satu
kamar mandi. Dalam
pemakaian handuk, dan alat Keterangan :
makan warga binaan juga n : Besar Sampel yang diperlukan
Z /2 : Nilai Z pada derajat kepercayaan 1- /2 (1,96)
sering bergantian tanpa P : Proporsi hal yang diteliti (0,5)
dicuci terlebih dahulu. Hasil d : Presisi (10% )
observasi dan wawancara N : Jumlah populasi
masalah sanitasi Dari rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut:
menunjukkan tempat tidur di
kamar hunian dipakai secara
bersama-sama. Sprei hanya
dicuci 1 bulan sekali,
ventilasi yang ada di ruang
tahanan kurang dari 10%
dari luas lantai secara
61
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
62
Vol 7 No.1 Tahun 2011 Hubungan Higiene Perorangan dengan Sanitasi Lapas
terhadap Kejadian Penyakit Herpes
63
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
64
Vol 7 No.1 Tahun 2011 Hubungan Higiene Perorangan dengan Sanitasi Lapas
terhadap Kejadian Penyakit Herpes
65
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
66
Vol 7 No.1 Tahun 2011 Hubungan Higiene Perorangan dengan Sanitasi Lapas
terhadap Kejadian Penyakit Herpes
67
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
tidak pakai sabun atau lebih dari 2 pengawasan terhadap struktur fisik yang
minggu tapi pakai sabun memiliki risiko digunankan sebagai tempat berlindung
untuk tertular herpes 85,2% yang mempengaruhi derajat kesehatan
dibandinngkan dengan warga binaan manusia. Sarana sanitasi tersebut antara
yang mencuci sprei 2 minggu sekali lain ventilasi, kelembaban, serta
menggunakan sabun risikonya hanya kepadatan hunian. Sanitasi sangat erat
hanya 54,2%. hubunganya dengan angka kesakitan
penyakit menular, terutama herpes
Kebiasaan penggunaan alat
simplek. sanitasi yang tidak sehat
makan didapatkan nilai p (0,064) lebih
merupakan penyebab dari rendahnya
kecil dari nilai (0,05), Pada warga
taraf kesehatan jasmani dan rohani yang
binaan yang kebiasaan penggunan alat
memudahkan terjangkitnya penyakit
makanya secara bergantian tanpa dicuci
dan mengurangi daya kerja atau daya
terlebih dahulu/ secara bergantian
produktif seseorang. [5]
dengan dicuci tanpa menggunakan
sabun memiliki risiko untuk tertular Berdasarkan penelitian sanitasi
herpes 84,0% dibandinngkan dengan fisik ruang tahanan di LAPAS wanita
warga binaan yang penggunaan alat kelas II A Semarang yang dilihat dari
makanya secara bergantian dengan kepadatan hunian, kelembaban dan
dicuci menggunakan sabun terlebih ventilasi. Hasil analisis statistik dengan
dahulu tingkat risikonya hanya 57,7%. uji Chi square untuk hubungan antara
Berdasarkan penelitian dari Margayanti sanitasi dengan kejadian penyakit
Hubungan faktor lingkungan hunian herpes simplek pada warga binaan di
dan perilaku kebersihan perorangan LAPAS wanita kelas II A Semarang
dengan kejadian kandidiasis kutis didapatkan nilai p (0,221) lebih besar
intertriginosa pada narapidana lembaga dari nilai (0,05), dengan demikian
pemasyarakatan Pati. menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
bahwa ada hubungan antara perilaku antara sanitasi dengan kejadian penyakit
kesehatan perorangan dengan kejadian herpes simplek.
kandidiasis kutis intertriginosa Pada perhitungan kepadatan
(penyakit IMS) dengan hasil uji chi hunian didapatkan rata-rata 1,27
Square p=0,002 (<0,05). Jika dikaitkan m2/orang, dari luas kamar hunian
dengan penelitian dari Margayanti LAPAS wanita kelas IIA Semarang
tersebut dapat diartikan bahwa memang yaitu 12m2/10 orang, bila dibandingkan
ada hubungan antara higiene perorangan dengan standar dari Dinkes (8 m2/2
warga binaaan dengan kejadiaan orang) semua tidak memenuhi syarat.
penyakit yang ada di lembaga Pada kepadatan hunian didapatkan nilai
pemasyarakatan. p (0,221) lebih besar dari nilai (0,05),
2. Hubungan antara Sanitasi dengan dengan demikian tidak ada hubungan
Kejadian Penyakit Herpes Simplek yang signifikan antara kepadatan kamar
hunian dengan kejadian penyakit herpes
Sanitasi adalah usaha kesehatan
simplek. Sedangkan pada observasi
masyarakat yang menitik beratkan pada
68
Vol 7 No.1 Tahun 2011 Hubungan Higiene Perorangan dengan Sanitasi Lapas
terhadap Kejadian Penyakit Herpes
69
Agus Wirawan, Ulfa Nurullita, Rahayu Astuti J Kesehat Masy Indones
70