0% found this document useful (0 votes)
67 views7 pages

Hidroksiapatit

This document discusses the effect of pH and reaction time on the synthesis of hydroxyapatite from bovine bone using the precipitation method. It was found that at pH 11, the hydroxyapatite produced had 99.7% purity and 98.33% crystallinity, while at pH 5 it had 97.5% purity and 96% crystallinity. For reaction time, 100 minutes produced hydroxyapatite with 99.8% purity and 92.82% crystallinity, while 20 minutes produced 92.9% purity and 84.99% crystallinity. The purity and crystallinity of the hydroxyapatite increased with higher pH and longer reaction time based on XRD and FTIR characterization. Bovine bones

Uploaded by

Debora Paskarina
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
67 views7 pages

Hidroksiapatit

This document discusses the effect of pH and reaction time on the synthesis of hydroxyapatite from bovine bone using the precipitation method. It was found that at pH 11, the hydroxyapatite produced had 99.7% purity and 98.33% crystallinity, while at pH 5 it had 97.5% purity and 96% crystallinity. For reaction time, 100 minutes produced hydroxyapatite with 99.8% purity and 92.82% crystallinity, while 20 minutes produced 92.9% purity and 84.99% crystallinity. The purity and crystallinity of the hydroxyapatite increased with higher pH and longer reaction time based on XRD and FTIR characterization. Bovine bones

Uploaded by

Debora Paskarina
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

PENGARUH Ph DAN WAKTU REAKSI PADA SINTESIS HIDROKSIAPATIT DARI

TULANG SAPI DENGAN METODE PRESIPITASI

M. Satria Haruda 1, Ahmad Fadli 2, Silvia Reni Yenti 2


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia S1, 2 Dosen Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR Subrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
[email protected]

ABSTRACT

Hydroxyapatite is a mineral compound with chemical formula CA10 (PO4)6(OH)2 which can
be used as implants in the human body. Hydroxyapatite can be synthesized from bovine bones
using precipitation method. The aim of this study was to know the effect of pH and time of
reaction to the characterization of hydroxyapatite made from using bovine bone. Bovine
bones calcined at 1000 ℃ to produce calcium oxide (CaO). Then CaO is dissolved into
distilled water and slowly mixed with phosphoric acid (H3PO4) and then set the pH 5, 7, 9,
11, and time of reaction 20, 40, 60, 80, 100, and 120 minutes. Then allowed to stand 24 hours
and the precipitate is filtered. The results calcined sieve then characterized by XRD, FTIR
and SEM. The effect of pH and time of reaction in the synthesis of hydroxyapatite seen in the
XRD analysis showed the higher peaks than the other at the same peaks and the FTIR
analysis looks at the increasingly sharp steepness wavelength at PO43- functional groups and
OH- when the pH is higher. Based on the results , the hydroxyapatite at pH 11 has a purity of
99.7 % and crystanility of 98.33 % , while the pH 5 has a purity of 97.5 % and crystanility
of96.00 %. Time of reaction at 100 minutes showed a purity of 99.8 % and crystanility of
92.82 % and purity of 92.9 % and crystanility of 84.99 % for 20 minutes.
.

Keywords: hydroxyapatite, pH, precipitation, time of reaction

1. Pendahuluan jaringan keras (hard tissue) tubuh manusia


Peningkatan kasus operasi terhadap seperti tulang, gigi, dentin dan lain
bedah tulang dewasa ini meningkat. Hal sebagainya. HA sintetik merupakan
ini disebabkan tingginya kasus kecelakaan material seperti tulang yang mempunyai
yang terjadi. Peningkatan kasus operasi sifat dapat berikatan dengan tulang secara
tulang juga dipengaruh pola hidup manusia baik. Beberapa hasil penelitian
yang memicu menyakit tulang seperti menyebutkan bahwa HA sintetik
osteoporosis, osteartritis [Efinda, 2013]. berpotensi untuk digunakan sebagai
Dari data kecelakaan yang didapat pengganti graft tulang (allogarft dan
menunjukan adanya peningkatan xenofraft) dengan sifat biokompatibilitas
kecelakaan lalu lintas tiap tahunnya. Tahun yang baik terhadap tulang dan gigi. HA
2010 terdapat 66.488, tahun 2011 terdapat telah banyak digunakan sebagai implan
108.696 dan tahun 2012 terdapat 117.949 biomedik dan regenerasi tulang karena
kecelakaan lalu lintas. Ini belum termasuk mempunyai sifat bioaktif. Pada penelitian
kasus - kasus penyebab kerusakan tulang ini diinovasikan tulang sapi sebagai bahan
lainnya, sehingga implan tulang diperlukan pembuatan HA. Berdasarkan data BPS
[BPS, 2013]. Hidroksiapatit (HA) dengan tahun 2011 konsumsi daging sapi
rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2 merupakan meningkat mulai tahun 2008 hingga 2011
salah satu senyawa inorganik penyusun yaitu mencapai 1.519.178 sapi yang

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 1


dipotong setiap tahunnya. Sehingga tulang 160 – 190 kg untuk setiap ekor sapi.
sapi yang dihasilkan semakin melimpah Besarnya tulang sapi ini yang tidak
dan tulang sapi dapat digunakan sebagai termanfaatkan ini menimbulkan potensi
bahan untuk sintesis biokeramik untuk melakukan pengolahan terhadap
hidroksiapatit. Secara kimia, tulang sapi tulang sapi [Sontang, 2000].
mengandung unsur seperti kalsium dan
fosfor. Menurut Keene dkk [2004] 2. Metode Penelitian
Kalsium yang terkandung dalam tulang Bahan yang digunakan
sapi cukup besar 37% dan 18,5% fosfat, Bahan-bahan yang digunakan dalam
dengan besarnya kandungan ini penelitian ini adalah tulang sapi yang
menimbulkan potensi yang tinggi untuk diperoleh dari rumah potong hewan
pengolahannya menjadi hidroksiapatit. Pekanbaru. Tulang sapi yang digunakan
Berbagai metode telah banyak tulang sapi dibagian tulang pelipis dan
dikembangkan untuk pembuatan serbuk tulang tulang sekitar bagian pipi sapi.
biokeramik hidroksiapatit antara lain : Asam Fosfat (H3PO4) (Merck, Jerman)
metode sol gel [Eugene dkk, 2004; 85%, Amonia (NH4OH) (Merck, Jerman),
Pinangsih dkk, 2014], metode hidrotermal buffer (5,7,9,10,11 dan 13), dan akuades.
[Somiya dkk, 2003; Sopyan dkk, 2009],
metode spray drier [Wang dkk, 2009; Alat yang dipakai
Santos dkk, 2009], dan metode presipitasi Alat yang digunakan dalam
[Mobasherpour dkk, 2007; Suryadi, 2011]. penelitian ini adalah furnace (Nabertherm,
Pada penelitian yang akan dilakukan Jerman) yang berfungsi sebagai tempat
menggunaka metode presipitasi yang proses kalsinasi bahan baku dan produk.
merujuk pada penelitian Suryadi [2011] Kemudian peralatan lainnya meliputi panci
tetapi dengan bahan baku yang berbeda, presto, kompor, ayakan (-100 +200 mesh),
yaitu sumber kalsium yang berasal dari timbangan analitik, oven untuk drying, hot
tulang sapi. Selain itu juga pada penelitian plate, magnetic stirrer, beaker glass, gelas
ini terdapat perlakuan tambahan karena ukur, burret, pH meter, statip, klem, labu
menggunakan tulang sapi. Perlakukan reaksi, pipet tetes, spatula, termometer,
tambahan ini merujuk pada Wathi dkk kertas saring whatman 42, aluminum foil,
[2014] karena sama – sama menggunakan dan suntik 50 mL. Untuk analisis
bahan baku tulang sapi. Tetapi untuk instrumen yang digunakan AAS, FTIR,
sumber fosfat dan metodenya yang SEM dan XRD.
berbeda. Untuk pengaturan pH merujuk Prosedur Penelitian
pada penelitian Palanivelu dkk [2014] Persiapan bahan baku diawali
dengan bahan baku dan metode yang dengan pembersihan limbah tulang sapi
berbeda. dari kotoran yang tampak dengan
Tulang sapi pada prinsipnya sama menggunakan sikat, sabun. Tulang yang
dengan tulang lainnya. Memiliki telah bersih direbus dengan panci presto
kandungan yang hampir sama dengan selama 6 jam untuk membantu melepaskan
tulang lainnya. Komposisi kimia tulang kotoran yg masih tersisa dan menambah
sapi terdiri dari zat anorganik berupa Ca, lunaknya tulang. Kemudian dikeringkan di
P, O, H, Na dan Mg. Pada Tulang sapi udara terbuka. Setelah itu ditumbuk
dewasa mengandung 20% air, 45% abu menggunakan penumbuk kayu. Tulang
dan 35% senyawa organik. Pada abu yang sapi yang telah hancur diambil sedikit
45% terdapat Ca 37% dan 18,5% fosfat untuk diuji menggunakan AAS dan
[Keene dkk, 2004]. sisanya dikalsinasi di dalam furnace
Untuk rata-rata persentase tulang dengan suhu 1000°C selama 6 jam. Tulang
adalah sekitar 15% dari karkas bersih. sapi yang sudah dikalsinasi kemudian
Berat rata-rata karkas sapi bersih antara diayak dengan ayakan.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 2


Hasil ayakan berupa serbuk diuji berlangsung hingga 120 menit dan tiap 20
menggunakan AAS untuk mengukur kadar menit diambil sampel 50 ml.
kalsium yang terkandung dalam sampel. Tiap sampel didiamkan selama 24 jam
Larutan yang akan dibuat adalah untuk mendapatkan endapan. Setelah itu
larutan kalsium hidroksida (Ca(OH)2), endapan pada sampel disaring, dicuci, dan
larutan asam fosmat (H3PO4) dan larutan dikeringkan dalam oven dengan suhu
amonia (NH4OH). Larutan kalisum 105oC hingga kontsan. Selanjutnya
hidroksida dibuat dari tulang sapi. Untuk dikalsinasi 1000oC selama 6 jam.
variabel pH tulang sapi yang dibutuhkan Karakterisasi hidroksiapatit hasil sintesis
14,5 gram dan untuk variabel waktu reaksi dilakukan menggunakan XRD, SEM dan
58,002 gram, masing - masing FTIR.
dicampurkan dengan akuades 100 ml dan
200 ml. Untuk membuat larutan asam 3. Hasil dan Pembahasan
fosfat (H3PO4) 1,8 M untuk variabel pH Hidroksiapatit disintesis dari tulang
dan 3,6 M untuk variabel waktu reaksi. sapi yang merupakan sumber kalsium.
Larutan asam fosfat (H3PO4) 1,8 M Kalsium dari tulang sapi ini berasal dari
dibuatkan dengan mengencerkan 12,61 ml senyawa kalsium oksida (CaO) yang
H3PO4 14,68 M dengan akuadest hingga didapat dari proses kalsinasi tulang sapi
100 ml. Larutan asam fosfat 3,6 M pada suhu 1000℃ selama 6 jam. Tulang
dibuatkan dengan mengencerkan 24,5 ml sapi yang dikalsinasi mengalami
H3PO4 14,68 M dengan akuadest hingga perubahan berat dari 4 Kg menjadi 2,483
200 ml. Larutan Amonia 1 M dibuat Kg. Perubahan ini sebesar 62,07%. Kusrini
dengan mengencerkan 100 ml (NH4OH) dan Sontang [2012] menjelaskan bahwa
10 M dengan akuadest hingga 1000 ml. perubahan berat dan warna tulang sapi
HA disintesis dari tulang sapi dan selama proses kalsinasi disebabkan
asam fosfat menggunakan metode terjadinya proses dekomposisi dari zat
presipitasi. Metode presipitasi yang organik serta menghilangnya air pada
digunakan merujuk pada tesis Suryadi tulang sapi.
[2011] dengan modifikasi bahan baku serta Tabel 1. Hasil Analisa Unsur Dalam
perlakuan sebelum sintesis. Untuk variabel Tulang Sapi
pH, tulang sapi dicampurkan dengan Nilai (%)
akuadest dan direaksikan dengan asam Parameter
fosfatsecara perlahan dengan Uji (%) Sebelum Setelah
menggunakan burrret. Atur pH sesuai kalsinasi kalsinasi
variabel (5, 7, 9, 11 dan 13) dan Ca 50,29 82,92
tambahkan beberapa tetes buffer sesuai
dengan pHnya, temperatur 90oC dan Mg 5,51 8,63
kecepatan magnetic stirrer 300 rpm.
Untuk variabel pH ( 5, 7, 9, 11, dam 13 ) Na 2,69 2,75
biarkan reaksi berlangsung hingga waktu
120 menit. Kemudian didiamkan selama
24 jam untuk mendapatkan endapan. Berdasarkan hasil uji menggunakan
Endapan kemudian disaring, dicuci, dan AAS dapat dilihat perbedaan kadar logam
dipisahkan. Setelah itu endapan pada tulang sapi sebelum dan setelah
dikeringkan dalam oven dengan suhu kalsinasi. Kandungan senyawa kalsium
105oC hingga konstan dan selanjutnya (Ca) diperoleh menigkat menjadi sebesar
dikalsinasi 1000oC selama 6 jam. 82,92% (b/b) dan sisanya merupakan zat
Untuk variabel waktu reaksi, reaksi annorganik lainnya seperti mg dan Na.
dilakukan pada pH optimum yang telah Kenaikan kandungan kalsium ini karena
didapat sebelumnya. Biarkan reaksi banyaknya CaCO3 yang terkonversi

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 3


menjadi CaO dan hilangnya sejumlah zat Tabel 2. Kandungan Tiap Sampel Pada
organik akibat dari proses kalsinasi. Variabel pH
Untuk mengetahui pengaruh pH pH

terhadap karakterisasi hidroksiapatit yang 5 7 9 11 13

dihasilkan dapat ditinjau dari data – data HA (%) 97,50 99 98,80 99,70 98,20
hasil analisa XRD, FTIR, dan SEM. Hasil Lime (%) 0,80 0,00 0,20 0,10 0,20
yang didapat dari pengaturan pH. Portlandite
(%)
1,70 1,00 0,90 0,20 1,60
Pada gambar 1 dengan variasi pH 5 Crystanility
96,00 97,87 97,75 98,33 98,03
(%)
terlihat puncak pada 2θ 25,8915°, Diameter
65,66 60,50 55,79 54,78 54,89
(nm)
31,7679° dan 32,1882° dengan hkl : (002),
Yield (%) 75,79 83,21 86,35 95,37 93,15
(211), dan (300). Begitu pula dengan pH
11 yaitu pada 2θ 25,8127°, 31,7286° dan
32,8700° dengan hkl : (002), (211), dan Pada tabel 2 menunjukan adanya
(300). peningkatan kemurnian seiring dengan
adanya perubahan pH. Semakin tinggi pH
semakin tinggi tingkat kandungan
hidroksiapatit. Tetapi kandungan
hidroksiapatit pada pH 13 lebih rendah
dari pH 7, pH 9 dan pH 11. Ini
menunjukan jika tingkat pH terlalu tinggi
juga akan mempengaruhi kemurnian
hidoksiapatit. Lime dan portlandite
merupakan hasil tidak diharapkan
(Palanivelu dkk, 2014). Pada pH 5
kandungan lime lebih tinggi dibandingkan
dengan yang lain. Lime yang terbentuk ini
akan mempengaruhi kemurnian dari
hidroksiapatit. Portlandite juga terbentuk
pada hasil hidroksiapatit pada semua hasil
hidroksiapatit. Tetapi portlandite pada pH
5 dan 13 menunjukan tingkat
pembentukan portlandite yang tinggi
dibandingkan yang lain. Kedua kandungan
lebih sedikit didapat pada pH 11. Dari
Gambar 1. Hasil Analisa XRD tabel 4.2 juga menunjukan crystanility
Hidroksiapatit Metode Presipitasi Pada pH yang dihasilkan semakin tinggi jika nilai
5 dan 7 pH meningkat. Yield yang didapat juga
menunjukan peningkatan seiring dengan
Selain itu dari hasil analisa XRD peningkatan pH. Tetapi pada pH yang
pada gambar 4.1 juga didapat juga puncak terlalu tinggi menurun, ini diakibatkan
- puncak lain yang menunjukan adanya suasana basa yang terlalu tinggi sehingga
keberadan senyawa selain hidroksiapatit. membentuk senyawa lain yang
Senyawa itu seperti lime dan portlandite. mempengaruhi crystanility dan yield.
Puncak – puncak yang menunjukan Sesuai dengan penelitian Palanivelu
adanya keberadaan lime dan portlandite dkk [2014] pada pH rendah reaksi tidak
yang tampak dari hasil analisia XRD. berlangsung dan kurang atau tidak ada
Kandungan lime dan portlandite dapat interaksi antara Ca2+ dan PO43- . Pada saat
dilihat pada tabel 2. pH tinggi reaksi berlangsung dan interaksi
antara Ca2+ dan PO43- berlangsung tinggi.
Tinggi interaksi Ca2+ juga memungkinkan

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 4


terjadi reaksi lainnya yang mempengaruhi menit pada 2θ 25,7844°, 31,7092° dan
kemurnian dan crystaniliy. 32,8427° dengan hkl : (002), (211), dan
Dari hasil analisa FTIR didapat (300). Pada waktu reaksi 120 menit pada
panjang gelombang yang membentuk 2θ 25,8003°, 31,0446° dan 32,8782°
puncak – puncak. Panjang gelombang dengan hkl : (002), (211), dan (300).
yang membentuk puncak- puncak tersebut Pada waktu reaksi 20 menit gugus
3-
menunjukan adanya gugus fungsi yang PO4 muncul pada panjang gelombang
menunjukan adanya keberadaan 600,18; 630,56; 948,10 dan 1120,28.
hidroksiapatit. Kehadiran PO4 dan OH-
3-
Gugus OH- pada panjang gelombang
merupakan gugus fungsional dari 3570,29. Pada waktu reaksi 100 menit
hidroksiapatit yang mengindikasikankan pada 2θ 25,7844°, 31,7092° dan 32,8427°
adanya kandungan hidroksiapatit pada dengan hkl : (002), (211), dan (300). Pada
sampel [Sadat-shojai, 2009]. waktu reaksi 120 menit pada 2θ 25,8003°,
31,0446° dan 32,8782° dengan hkl : (002),
(211), dan (300).

Gambar 2. Hasil Analisa FTIR


Hidroksiapatit Metode Presipitasi Pada pH
5 dan 7
Pada gambar 2 terlihat gugus PO43-
muncul pada pH 5 dan 11. Pada pH 5
gugus PO43- muncul pada panjang Gambar 3. Hasil Analisa XRD
gelombang 611,46; 627,86; 957,19 dan Hidroksiapatit Metode Presipitasi
1110,08. Gugus OH- pada panjang
gelombang 3570,39. Pada pH 11 Waktu reaksi memberikan dampak
memperlihatkan gugus PO43- muncul pada yang jelas pada crystanility untuk
panjang gelombang 572,95; 602,78; hidroksiapatit yang didapat. Pada waktu
631,71; 947,09 dan 1085,01. Sedangkan reaksi yang terlalu cepat akan menurunkan
gugus OH- yaitu pada panjang gelombang
pembentukan crystanility pada hasil.
3570,39.
Dalam proses sintesis hidroksiapatit Sedangkan waktu yang berlebihan juga
untuk mengetahui waktu reaksi akan tidak diperlukan. Dari tabel 3 dengan
mempengaruhi hasil hidroksiapatit waktu yang optimal (100 menit) sudah
dilakukan sintesis pada rentang waktu 20 didapat tingkat crystanility yang tinggi.
menit sampai dengan 120 menit.
Dari hasil analisa XRD ditemukan puncak Tabel 3. Kandungan Tiap Sampel Pada
– puncak yang menunjukan adanya Variabel waktu
keberadaan hidroksiapati. Pada gambar Waktu (menit)
4.5 dapat dilihat hasil hidroksiapatit dari 20 60 100 120
HA (%) 92,90 94,00 99,80 81,90
waktu reaksi 20 dan 100 menit. Pada Lime (%) 0,50 5,50 0,10 0,70
waktu reaksi 20 menit tiga puncak Portlandite 6,60 0,50 0,10 17,40
tertinggi terletak pada 2θ 25,0397°, (%)
Crystanility
31,3212° dan 32,6626° dengan hkl : (002), (%)
84,99 93,33 92,82 90,55
(211), dan (300). Pada waktu reaksi 100 Diameter(nm) 63,74 61,75 56,83 58,45

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 5


Gambar 4 Hasil Analisa SEM Hidroksiapatit Metode Presipitasi dengan Perbesaran 5000X
Pada waktu (a) 20 (b) 100 menit

4. Kesimpulan Indian Journal of Chemistry 48:


Hidroksiapatit dapat disintesis dari 1492-1500.
tulang sapi sebagai bahan baku dengan Heiman, R. B. (2002). A Review of Basic
menggunakan metode presipitasi.Pengaruh pH Properties And Aplications. Journal
dan waktu reaksi dalam sintesis hidroksiapatit Materials Science of Crystalline
terlihat pada analisa XRD yang menunjukan Bioceramics.
puncak – puncak semakin tinggi dan pada
Ioku, K. dan Masanobu, K. (2008).
analisa FTIR terlihat pada semakin tajamnya
kecuraman panjang gelombang pada gugus Hydroxyapatite Ceramics For
fungsi PO43- dan OH- ketika pH yang semakin Medical Application Prepared By
tinggi.Hidroksiapatit pada pH 11 Hydrothemal Method. Phosphorus
menghasilkan kemurnian 99,7%, crystanility Research Bulletin. 23 : 25-30.
98,33% dan yield 95,37% sedangkan pada pH Keene, B. E., Knowlton, K. F.,
5 didapat kemurnian 97,5%, crystanility McGilliard, M. L., Lawrence, L. A.,
96,00% dan yield 75,79%. Hidroksiapatit pada Nickols-Richardson, S. M., Wilson,
waktu reaksi 100 menit memiliki tingkat J. H., Rutledge, A. M., McDowell,
kemurnian dan crystanility tinggi yaitu 99,8 % L. R. dan Van Amburgh, M. E.
dan 92,82% sedangkan pada waktu rekasi 20 (2004). Measures of Bone Mineral
menit didapat kemurnian 92,9% dan
Content in Mature Dairy Cows.
crystanility 84,99%
American Dairy Science Association.
87 : 3816 – 3825.
Daftar Pustaka
Kusrini, E. dan Sontang, M. (2012).
Agustinus, E. (2009). Sintesis Hidrotermal
Characterization of X-Ray
Atapulgit Berbasis Batuan Gelas
Diffraction and Electron Spin
Volkanik (Perlit) :Perbedaan
Resonance: Effects of Sintering Time
Perlakuan Statis Dan Dinamis
and Temperature on Bovine
Pengaruhnya Terhadap Kuantitas
Hydroxyapatite. Rad. Physical an
Dan Kualitas Kristal. Penelitian.
Chem. 81 : 118 – 125.
Puslit Geoteknologi Komplek LIPI :
Mulyaningsih, N. N. (2007). Karakterisasi
Bandung.
Hidroksiapatit Sintetik dan Alami
Alqap, S. F. dan Sopyan I. (2009). Low
Pada Suhu 1400oC. Skripsi. Institut
Temperature Hydrothermal
Pertanian Bogor.
Synthesis of Calcium Phosphate
Mobasherpur, I., Heshajin, M. S.,
Ceramics: Effect of Excess Ca
Kazemzadeh, A. dan Zakeri, M.
Procursor on Phase Behaviour.
(2007). Synthesis of Nanocrystalline

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 6


Hydroxyapatite by using Sponge Method. Ceramics
Precipitation Method. Journal of International. 35: 3161-3168.
Alloys and Compounds. 430 (1-2): Sopyan, I., Mel, M., Ramesh, S., dan
330-333. Khalid, K. A. (2007). Porous
Ooi, C. Y., Hamdi, M. dan Ramesh, S. Hydroxyapatite For Artificial Bone
(2007). Properties of Applications. Science and
Hydroksiapatite Produced by Technology of Advanced Materials.
Annealing of Bovine Bone. Ceramics 8 : 116 - 123.
International. 33 : 1171 – 1177. Sopyan, I., Myrna, A. dan Ali, A. (2003).
Palanivelu, R. A., Mary, S. dan Ruban, K. Pengembangan Hidroksiapatit
(2014). Nanocrystalline Untuk Aplikasi Medis: Karekterisasi
Hydroxyapatite Prepared Under Awal dengan FTIR dan XRD. Jurnal
Various PH Conditions. Journal Keramik. Universitas Indonesi.
Molecular and Biomolecular Depok.
Spectroscopy. 131 (2014) : 37–41. Sopyan, I., Singh, R dan Hamdi, M.
Pinangsih, A. C,. Sri, W. dan Darjito. (2008). Synthesis of Nano Sized
(2014). Sintesis Biokeramik Hydroxiapatite Powder using Sol-
Hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) Gel Technique and Its Conversion to
Dari Limbah Tulang Sapi Dense and Porous Bodies. Indian
Menggunakan Metode Sol-Gel. Journal of Chemistry. 47A : 1626-
Kimia Student Journal. 1 (2) : 203- 1631.
209. Somiya. (2003). Teknologi pembuatan
Santos, C., Rovath. C. F., Franke, R. P., hidroksiapatit. http://kisahbangsa.
Almeida, M. M. dan Costa, M. E. wordpress.com/tag/hidroksiapatit/.
V. (2009). Spray-dried Diakses pada tanggal 07 November
Hydroxyapatite-5-Fluorouracil 2014. Pukul 04.00 WIB.
Granules As A Chemotherapeutic V’azquez, Guzm’an, C., Barba, C., Pi’na
Delivery System. Ceramics dan Mungu’ia, N. (2005).
International. 35 : 509–513. Stoichiometric Hydroxyapatite
Sontang, M. (2000). Optimasi Obtained by Precipitation and Sol
Hydroksiapatite dalam Tulang Sapi Gel Processes. Revista Mexiana De
Melalui Proses Sintering.Tesis. F’isica. 51(3) : 284-239.
Universitas Indonesia. Wahdah I., Sri, W. dan Darjito. (2014).
Sun, R., Yupeng, L. dan Kezheng, C. Sintesis Hidroksiapatit dari Tulang
(2009). Preparation and Sapi dengan Metode Basah -
Characterization of Hollow Pengendapan. Kimia Student
Hydroxyapatite Microspheres by Journal. 1 (1) : 92-97.
Spray Drying Method. Materials Wang, A., Yu-peng, L., Rui-fu, Z., Shi-
Science and Engineering C. 29 : tong, L dan Xao-long, M. (2009).
1088–1092. Effect of Process Parameters on The
Suryadi. (2011). Sintesis Dan Performance of Spray Dried
Karakteristik Biomaterial Hydroxyapatite Microspheres.
Hidroksiapatit Dengan Proses Powder Technology. 191:1–6.
Pengendapan Kimia Basah. Tesis. Wathi, D. F. A,. Sri, W. dan Mohammad,
Fakultas Teknik, Universitas M. K. (2014). Pengaruh
Indonesia, Depok. Perbandingan Massa Ca:P
Sopyan, I dan Kaur, J. (2009). Preparation Terhadap Sintesis Hidroksiapatit
and Characterization of Porous Tulang Sapi Dengan Metode Kering.
Hydroxyapatite Through Polymeric Kimia Student Journal. 1 (2) : 196-
202.

Jom FTEKNIK Volume 3 No.1 Februari 2016 7

You might also like