Proposal Penelitian
Proposal Penelitian
BOGOR
2017
PENGEMBANGAN PASAR CASCARA SEBAGAI SUPLEMEN
PENURUN BERAT BADAN
F34130067
Disetujui,
Dosen Pembimbing
NIP. 196809231992031001
PROPOSAL PENELITIAN
Pembimbing
Nama : Dr. Ir. Aji Hermawan, M.M.
NIDN : 196809231997022001
Instansi : Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Citra tubuh yang indah adalah suatu kebanggaan tersendiri serta menjadi
dambaan setiap individu. Citra tubuh berkaitan dengan persepsi dan penilaian yang
dipikirkan individu terhadap penampilan luar seseorang, bentuk dan ukuran tubuh
(Dephinto 2017). Penilaian penampilan seseorang khususnya perempuan tidak lepas
dari penilaian sosial dan budaya terhadap dirinya (Murwani 2010). Saat ini citra
tubuh tidak hanya penting bagi wanita, tetapi juga pria baik kalangan remaja maupun
dewasa. Banyak hal dilakukan dalam upaya menjaga citra tubuh seperti melakukan
olah raga teratur, mengonsumsi suplemen dan vitamin, menjaga pola makan, serta
melakukan perawatan medis. Kebutuhan ini diimbangi dengan meningkatnya jumlah
produk-produk yang menawarkan bentuk tubuh ideal dalam upaya mendapatkan citra
tubuh yang diinginkan.
Upaya yang dilakukan dalam mendapatkan berat badan ideal menjadikan
seseorang lebih protektif terhadap makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Pemilihan jenis makanan dan minuman tersebut didasarkan pada kandungan yang
terdapat dalam bahan pangan yang dikonsumsi. Kegiatan membatasi dan mengontrol
makanan dan kalori yang dikonsumsi untuk mempertahankan ataupun menurunkan
berat badan disebut dengan istilah diet (Dephinto 2017). Perilaku diet yang tidak
sehat dapat menyebabkan kekurangan gizi karena ketidakseimbangan antara
kebutuhan makanan dengan asupan makanan yang dikonsumsi. Selain itu, diet yang
tidak sehat berpotensi menyebabkan gastritis, anorexia, dan bulimia. Perilaku diet
sering disertai dengan konsumsi obat-obatan ataupun suplemen penurun berat badan.
Konsumsi obat-obatan ataupun suplemen penurun badan seringkali mempunyai efek
buruk dan tidak disukai oleh konsumen, seperti ketergantungan, asupan nutrisi tidak
terjaga, asupan energi tidak terjadi, dan lain-lain.
Cascara adalah produk samping dari pengolahan hulu kopi yang diperoleh
dari proses pengupasan ataupun penggerbusan. Cascara diperoleh dari kulit buah
kopi yang dikeringkan. Cascara dikenal dengan sebutan teh yang berasal dari kopi
yang mempunyai manfaat sebagai minuman penyegar dan stimulan (Heeger et al
2016). Penelitian tentang pemanfaatan serta kandungan kulit kopi sudah lama dan
banyak dikembangkan. Salah satu kandungan dalam kulit kopi adalah asam
klorogenat yang mempunyai manfaat sebagai penurun kadar lemak pada tubuh (Cho
et al, 2010). Penelitian Cho dkk (2010) membuktikan bahwa asam klorogenat dan
asam kafeat yang diuji terhadap tikus dapat mengurangi kadar lemak pada jaringan
adipose dan jantung tanpa mengurangi asupan makanan dan asupan energi dalam
tubuh. Asam klorogenat banyak ditemukan pada kopi, teh, apel, persik, pir, dan ceri
(Anggraini dan Kurniawan 2015). Sebutan teh yang berasal dari kulit kopi tidak
membuat cascara mempunyai rasa seperti kopi, teh ataupun perpaduan antara
keduanya. Cascara mempunyai rasa buah-buahan yang khas, yaitu menyerupai jeruk
dan ceri (Bondesson 2015).
Potensi pasar cascara sebagai suplemen penurun berat badan sangat besar
karena tingginya kebutuhan diet masyarakat. Di Indonesia, penelitian tentang kulit
kopi baru sebatas sebagai pupuk dan juga media untuk mikroba. Hal ini membuat
penulis merasa diperlukan teknik pengembangan pasar yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk dapat dijadikan sebuah produk
yang prospektif. Keunggulan cascara baik dari segi khasiat maupun rasa diharapkan
dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat terhadap cascara. Pendekatan riset aksi
merupakan salah satu metode yang efektif dalam pengenalan cascara untuk
membentuk suatu startup business. Pendekatan riset aksi juga merangkum
permasalahan konsumen sehingga konsumen mendapatkan solusi yang sesuai.
Pengembangan pasar cascara sebagai suplemen penurun berat badan mengacu pada
model bisnis kanvas yang akan divalidasi untuk mendapatkan kesesuaian antara
permintaan pasar dengan produk.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat desain model bisnis dengan
menggunakan metode riset aksi sehingga dapat menganalisis kesesuaian permintaan
pasar dengan produk serta merancang produk sebagai solusi dalam menyelesaikan
permasalahan konsumen.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para petani kopi
dengan memanfaatkan nilai tambah dari produk samping pengolahan kopi,
memperkaya ragam produk Indonesia, dan memperluas penerapan customer
development dan kanvas model bisnis dengan kasus nyata pada produk, serta
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode riset aksi.
Saunders et al. (2009) menjelaskan bahwa riset aksi adalah metode yang fokus
terhadap perubahan yang memiliki tahapan siklus yaitu melakukan diagnosa
masalah, membuat perencanaan, melakukan tindakan dan evaluasi sampai
mendapatkan perubahan yang sesuai. Tahapan pelaksanaan penelitian mengenai
perbaikan model bisnis ini diadaptasi berdasarkan pengembangan pasar menurut
Blank dan Dorf (2012) dengan metode riset aksi yang dapat dillihat pada Gambar 1.
Pengujian Masalah
Pengujian masalah adalah tahapan untuk menguji hipotesis proposisi nilai dan
segmen pelanggan pada kanvas model bisnis awal. Hipotesisi proposisi nilai
disesuaikan dengan masalah yang ada pada segmen pelanggan, sehingga dapat
diketahui segmen pelanggan potensial dan non-potensial. Pengujian masalah
dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap responden. Data-data yang
didapatkan pada tahapan pengujian masalah dilakukan analisis dengan reduksi data.
Hasil analisis data akan disesuaikan dengan kanvas model bisnis awal. Pivot
dilakukan jika hasil analisis tidak sesuai dengan kanvas model bisnis awal. Pivot
adalah proses penyesuaian model bisnis dengan mengubah seluruh maupun sebagian
komponen dari kanvas model bisnis sebelumnya sehingga didapatkan kanvas model
bisnis yang sesuai.
Mulai
Perncangan kanvas
model bisnis awal
Pengujian masalah
Perbaruan tahap
pertama kanvas model
bisnis
Pengujian solusi
Ukuran pasar
Verifikasi
Tidak sesuai
Sesuai
Selesai
Pengujian Masalah
Pengujian masalah adalah tahapan untuk menguji hipotesis proposisi nilai dan
segmen pelanggan pada kanvas model bisnis awal. Hipotesisi proposisi nilai
disesuaikan dengan masalah yang ada pada segmen pelanggan, sehingga dapat
diketahui segmen pelanggan potensial dan non-potensial. Pengujian masalah
dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap responden. Data-data yang
didapatkan pada tahapan pengujian masalah dilakukan analisis dengan reduksi data.
Hasil analisis data akan disesuaikan dengan kanvas model bisnis awal. Pivot
dilakukan jika hasil analisis tidak sesuai dengan kanvas model bisnis awal. Pivot
adalah proses penyesuaian model bisnis dengan mengubah seluruh maupun sebagian
komponen dari kanvas model bisnis sebelumnya sehingga didapatkan kanvas model
bisnis yang sesuai.
Pengujian Solusi
Pengujian solusi dilakukan untuk mengetahui penyelesaian masalah yang
dialami oleh konsumen dan tingkat penerimaan produk oleh konsumen. Pengujian
dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap responden secara mendalam
tentang produk. Data hasil wawancara akan direduksi untuk mendapatkan solusi
yang dibutuhkan oleh responden.
TINJAUAN PUSTAKA
Kopi Arabika
Tanaman Kopi (Coffea Sp.) adalah famili Rubiaceae yang mempunyai sekitar
500 jenis dengan lebih dari 600 species. Genus dari Coffea Sp. adalah salah satu
genus penting dengan beberapa species yang mempunyai nilai ekonomi dan
dikembangkan secara komersial, salah satunya Coffea arabica. Kopi arabika tumbuh
baik di ketinggian antara 800-1500 mdpl dengan suhu rata-rata 15-24˚C. Tanaman
ini cocok dikembangkan di daerah beriklim subtropik dengan bulan-bulan kering
untuk pembungaannya.
Kopi adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting
dalam menghasilkan devisa. Kopi arabika dikenal mempunyai aroma dan rasa yang
khas, sehingga harga jual kopi arabika relatif tinggi (Ichsan et al, 2013). Jenis dan
daerah asal biji kopi berpengaruh terhadap cita rasa seduhan dan permintaan
konsumen. Kopi Arabika Indonesia yang terkenal adalah Java coffee, Mandheling
coffee, Celebes Kalossi coffee (Toraja coffee), Lintong coffee (Tanah Toba) dan
Gayo Mountain coffee (Dataran tinggi Gayo) (Yahmadi 2000).
Proses pengolahan hulu kopi dibagi menjadi tiga macam, antara lain
pengolahan basis kering (dry process), basis basah (wet process), basis semi-basah
(semiwash process) (Choiron 2010). Buah kopi hasil pemetikan akan disortasi untuk
memisahkan biji kopi merah dengan biji kopi yang masih berwarna hijau. Masa
panen kopi kisaran antara empat hingga lima bulan setiap tahunnya. Petani
melakukan tiga kali pemanenan selama satu musim panen kopi (Aklimawati et al,
2014). Limbah hasil proses pengolahan hulu adalah kulit kopi, kulit tanduk, dan air
sisa fermentasi.
BIAYA PENELITIAN
Tabel 2 menunjukkan uraian anggaran biaya yang dibutuhkan untuk
penelitian ini.
No. Kebutuhan Jumlah Biaya Satuan(Rp) Biaya(Rp)
1. Penggunaan alat dan bahan 300.000
pendukung
2. Pembuatan dan formulasi 120.000
produk
3. Transportasi 300.000
4. Sampel cascara komersial 4 kg 100.000 400.000
5. Pengembangan produk 200.000
6. Pengolahan data, fotokopi, dan 300.000
pelaporan
7. Biaya cadangan 500.000
Total 2.120.000
DAFTAR PUSTAKA