100% found this document useful (2 votes)
520 views33 pages

RBC& Trickling Filter

The document describes the trickling filter process for wastewater treatment. Trickling filters use a media like rocks or plastic where a biological film grows. Wastewater is spread over the media where microorganisms in the film break down pollutants. The water then drains through the filter and is discharged. Problems can occur if the biological film is stripped off due to changes in organic or hydraulic loads. The rotating biological contactor process is also briefly introduced.

Uploaded by

Kevin Esmunaldo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
100% found this document useful (2 votes)
520 views33 pages

RBC& Trickling Filter

The document describes the trickling filter process for wastewater treatment. Trickling filters use a media like rocks or plastic where a biological film grows. Wastewater is spread over the media where microorganisms in the film break down pollutants. The water then drains through the filter and is discharged. Problems can occur if the biological film is stripped off due to changes in organic or hydraulic loads. The rotating biological contactor process is also briefly introduced.

Uploaded by

Kevin Esmunaldo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 33

TRICKLING FILTER

dan ROTATING
BIOLOGICAL
CONTANTOR
TRICKING FILTER
1. Proses Pengolahan

Pengolahan air limbah dengan proses Trickilng Filter


adalah proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah
ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang terdiri dari
bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag),
medium dari bahan plastik atau lainnya. Dengan cara demikian
maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis
(biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan
kontak dengan air limbah dan akan menguraikan senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem Trickilng
Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif,
di mana mikroorganisme berkembang-biak dan menempel pada
permukaan media penyangga. Di dalam aplikasinya, proses
pengolahan air limbah dengan sistem triclikg filter secara garis
besar ditunjukkan seperti pada Gambar 6.1.

Gambar 1.1 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan


Sistem Trickling Filter.

Pertama, air limbah dialirkan ke dalam bak pengendapan


awal untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended
solids), selanjutnya air limbah dialirkan ke bak trickling filter
melalui pipa berlubang yang berputar. Dengan cara ini maka
terdapat zona basah dan kering secara bergantian sehingga
terjadi transfer oksigen ke dalam air limbah. Pada saat kontak
dengan media trickling filter, air limbah akan kontak dengan
mikroorganisme yang menempel pada permukaan media, dan
mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah.
Air limbah yang masuk ke dalam bak trickling filter
selanjutnya akan keluar melalui pipa under-drain yang ada di
dasar bak dan keluar melalui saluran efluen. Dari saluran
efluen dialirkan ke bak pengendapan akhir dan air limpasan
dari bak pengendapan akhir adalah merupakan air olahan.
Lumpur yang mengendap di dalam bak pengendapan
akhir selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak pengendapan
awal. Gambar penampang bak trickling filter dapat
ditunjukkan seperti pada Gambar 6.2. dan 6.3.

Gambar 1.2 : Penampang Bak Trickling Filter.


Gambar I.3 : Penampang Bak Trickling Filter

2. Disain Parameter Operasional

Di dalam operasional trickling filter secara garis besar


dibagi menjadi dua yakni trickling filter standar (Low Rate)
dan trickling filter kecepatan tinggi. Parameter disain untuk
trickling filter standar dan trickling filter kecepatan tinggi
ditunjukkan pada Tabel 6.1.

3. Masalah Yang Sering Terjadi Pada Proses Trickling


Filter

Masalah yang sering timbul pada pengoperasian trickling


filter adalah sering timbul lalat dan bau yang berasal dari
reaktor. Sering terjadi pengelupasan lapisan biofilm dalam
jumlah yang besar. Pengelupasan lapisan biofilm ini
disebabkan karena perubahan beban hidrolik atau beban
organik secara mendadak sehingga lapisan biofilm bagian
dalam kurang oksigen dan suasana berubah menjadi asam
karena menerima beban asam organik sehingga daya adhesiv
dari biofilm berkurang sehingga terjadi pengelupasan.
Cara mengatasi gangguan tersebut yakni dengan cara
menurunkan debit air limbah yang masuk ke dalam reaktor
atau dengan cara melakukan aerasi di dalam bak ekualisasi
untuk menaikkan kensentrasi oksigen terlarut.

Tabel III.1 : Parameter disain Trickling Filter.

PARAMETER TRICKLING TRICKLING FILTER


FILTER (HIGH RATE)
STANDAR
Beban Hidrolik 0,5 - 4 8 - 40
m3/m2.hari
Beban BOD 0,08 - 0,4 0,4 - 4,7
kg/m3.hari
Jumlah 4,75 - 7,1 3,3 - 6,5
Mikroorganisme
(kg/m3.media)
Stabilitas Porses Stabil Kurang Stabil
BOD Air Olahan < 20 Fluktuasi
Nitrat dalam Air Tinggi Rendah
Olahan
Efisiensi Pengolahan 90 -95 + 80

Sumber : Gesuidou Shisetsu Sekkei Shishin to Kaisetsu, Nihon Gesuidou Kyoukai


(Japan Sewage Work
Assosiation),1984.
4. Perhitungan

… 5-64

… 5-65
… 5-66

… 5-67

… 5-68

… 5-69
… 5-70

Rate substrat yang dipindahkan juga dapat ditentukan


dengan efek difusi pada fase liquid atau pada biomass film. Jika
rate dikontrol oleh transfer massa substrat pada interface liquid-
biomass, material balance-nya adalah :

Q ds = - kLa A (S - Sf) dZ …………(5-73)

Dimana : kL = koefisien transfer massa pada fase liquid


Sf = konsentrasi substrat pada interfase antara liquid
dan biomass film
Karena nilai Sf mendekati nol maka untuk kontrol transfer massa
pada persamaan (5-73) menjadi:

……..….(5-74)

Untuk aliran liquid turbulen, kL setara dengan Q/A :


Dimana m biasanya bernilai antara 0,5 dan 0,7. Perpindahan
transfer panas dapat didefinisikan :

Dimana n biasanya bernilai antara 0,3 dan 0,5.

Banyak model empiris telah dikembangkan untuk trickling filter.


Sebagai contoh, korelasi data Eckenfelder sebagai berikut :

Dimana : = flow rate liquid per unit area (Q/A)


Z = kedalaman bed
K dan n = konsdtanta spesifik packing
Bentuk empiris ini sama dengan model transfer massa pada
persamaan (5-75).
Saat liquid effiluen direcycle, Si disubstitusi dari
persamaan (5-75) menjadi :

Konstanta K dan n dapat ditentukan dengan


mengoperasikan trickling filter pada beberapa loading liquiis
yang berbeda dan mengukur konsentrasi substrat pada kedalaman
yang berbeda. Dengan tanpa adanya recycle, persamaan (5-76)
menyarankan untuk membuat plot antara ln Se/Si vs Z yang akan
memberikan garis lurus untuk tiap loading liquid. Karena nilai
absolut slope dari masing-masing garis adalah K/Qan, plot dari ln
[slope] vs ln Qa seharusnya menghasilkan garis lurus dengan
slope n dan intercept K seperti yang dilustrasikan pada ontoh soal
5-4.

Nilai K dan n untuk packing yang bervariasi ditabelkan di


chapter 6. Dengan diketahuinya konstanta-konstanta ini,
persamaan (5-76) dan (5-77) dapat digunakan untuk menentukan
perfoma sebuah trickling filter.

Contoh soal 5-4


Sebuah trickling filter dengan kedalaman 8 ft beroperasi
dengan hydraulic loading 0,18 gpm/ft2 (0,12 l/m2.sec), memiliki
rasio recycle 0,7 dan konsentrasi substrat influent sebesar 150
mg/l. Berdasarkan data laboratorium yang ada, tentukan
konsentrasi substrat effluent dari trickling filter.
Unit yang ada di laboratorium memiliki kedalaman
dengan sampling taps berinterval 2,5 ft. Konsentrasi substrat
diukur untuk hydraulic loading 0,1; 0,2; and 0,3 gpm/ft2 (0,068;
0,136; 0,204 l/m2.sec) tanpa recycle.
Fraction Substrate remaining (Se/Si)
Depth (ft) Qa = 0,1 Qa = 0,2 Qa = 0,3
gpm/ft2 gpm/ft2 gpm/ft2
2.5 0,61 0,70 0,74
5 0,37 0,49 0,55
7,5 0,23 0,34 0,41
10 0,14 0,24 0,30

Penyelasaian :
• Model Eckenfelder trickling filter yang digunakan rumus
(5-76) :

Kemudian membuat plot antara ln Se/Si vs Z untuk tiap


nilai Qa. Dimana slope tiap garis adalah K/Qan yang
setara dengan Δ (ln Se/Si)/ΔZ

Plot antara ln Se/Si vs Z


1

0.5

0 Qa = 0,1
0 5 10 15
-0.5
Qa = 0,2
-1
y = -0.1201x + 0.002
-1.5 y = -0.1431x + 0.0002 Qa = 0,3

-2 y = -0.1956x - 0.0084

-2.5

Dari ketiga garis tersebut memiliki slope –n :

• Qa = 0,1 gpm/ft2  n = 0,1956

• Qa = 0,2 gpm/ft2  n = 0,1431

• Qa = 0,3 gpm/ft2  n = 0,1201

Kemudian dari rumus :


Maka dibuat plot antara ln (K/Qan) vs ln Qa

ln (K/Qan) ln Qa
Qa = 0,1 gpm/ft2 -1.63168 -2.30259
2
Qa = 0,2 gpm/ft -1.94421 -1.60944
Qa = 0,3 gpm/ft2 -2.11943 -1.20397

Plot antara ln (K/Qan) vs ln Qa

0
-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0

-0.5

-1

-1.5

-2
y = -0.4447x - 2.6568

-2.5

Dari grafik diatas diperoleh :


• Slope n = 0,45
• Intercept ln K = -2,652
K = 0,07
Untuk trickling filter dengan recycle :
Prinsip Pengolahan RBC

Reaktor kontak biologis putar atau rotating biological


contactor disingkat RBC merupakan adaptasi dari proses
pengolahan air limbah dengan biakan melekat (attached
growth). Media yang dipakai berupa piring (disk) tipis
berbentuk bulat yang dipasang berjajar-jajar dalam suatu poros
yang terbuat dari baja, selanjutnya diputar di dalam raktor
khusus dimana di dalamnya dialirkan air limbah secara
kontinya.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari lembaran
plastik dengan diameter 2 – 4 meter, dengan ketebalan 0,8
sampai beberapa milimeter. Material yang lebih tipis dapat
digunakan dengan cara dibentuk bergelombang atau berombak
dan ditempelkan diantara disk yang rata dan dilekatkanmenjadi
satu unit modul Jarak antara dua disk yang rata berkisar antara
30 – 40 milimeter. Disk atau piring tersebut dilekatkan pada
poros baja dengan panjang mencapai 8 meter, tiap poros yang
sudah dipasang media diletakkan di dalam tangki atau bak
reaktor RBC menjadi satu modul RBC. Beberapa modul dapat
dipasang secara seri atau paralel untuk mendapatkan tingkat
kualitas hasil olahan yang diharapkan.
Modul-modul tersebut diputar dalam keadaan tercelup
sebagian yakni sekitar 40 % dari diameter disk. Kira-kira 95 %
dari seluruh permukaan media secara bergantian tercelup ke
dalam air limbah dan berada di atas permukaan air limbah
(udara). Kecepatan putaran bervariasi antara 1 – 2 RPM.
Mikro-organisme tumbuh pada permukaan media dengan
sendirinya dan mengambil makanan (zat organik ) di dalam air
limbah dan mengambil oksigen dari udara untuk menunjang
proses metabolismenya. Tebal biofilm yang terbentuk pada
permukaan media dapat mencapai 2 - 4 mm tergantung dari
beban organik yang masuk ke dalam reaktor serta kecepatan
putarannya. Apabila beban organik terlalu besar kemungkinan
terjadi kondisi anaerob dapat terjadi, oleh karena itu pada
umumnya di dalam reaktor dilengkapi dengan perlengkapan
injeksi udara yang diletakkan dekat dasar bak, khususnya untuk
proses RBC yang terdiri dari beberapa modul yang dipasang
seri.
Pada kondisi yang normal substrat carbon (zat organik)
dihilangkan secara efektif pada tahap awal (stage pertama), dan
proses nitrifikasi menjadi sempurna setelah tahap ke lima. Pada
umumnya perencanaan sistem RBC terdiri dari 4 sampai 5
modul (tahap) yang dipasang seri untuk mendapatkan proses
nitrifikasi yang sempurna.
Proses pengolahan air limbah dengan sistem RBC adalah
merupakan proses yang relatif baru dari seluruh proses
pengolahan air limbah yang ada, oleh kerena itu pengalaman
dengan penggunaan skala penuh masih terbatas, dan proses ini
banyak digunakan untuk pengolahan air limbah domestik atau
perkoataan. Satu modul dengan diameter 3,6 meter dan panjang
poros 7,6 meter mempunyai luas permukaan media mencapai
10.000 m2 untuk pertumbuhan mikro-organisme. Hal ini
memungkinkan sejumlah besar dari biomasa dengan air limbah
dalam waktu nyang relatif singkat, dan dapat tetap terjaga
dalam keadaan stabil serta dapat menghasilkan hasil air olahan
yang cukup baik. Resirkulasi air olahan ke dalam reaktor tidak
diperlukan. Biomasa yang terkelupas biasanya merupakan
biomasa yang relatif padat sehingga dapat mengendap dengan
baik di dalam bak pengendapan akhir. Dengan demikain sistem
RBC konsumsi energinya lebih rendah. Salah satu kelemahan
dari sistem ini adalah lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
Pertumbuhan Mikroorganisme Di Dalam RBC

Reaktor biologis putar (rotating biological contactor)


disingkat RBC adalah salah satu teknologi pengolahan air
limbah yang mengandung polutan organik secara biologis
dengan sistem biakan melekat (attached culture). Prinsip kerja
pengolahan air limbah dengan RBC yakni air limbah yang
mengandung polutan organik dikontakkan dengan lapisan
mikro-organisme (microbial film) yang melekat pada
permukaan media di dalam suatu reaktor. Media tempat
melekatnya film biologis ini berupa piringan (disk) dari bahan
polimer atau plastik yang ringan dan disusun dari berjajar-jajar
pada suatu poros sehingga membentuk suatu modul atau paket,
selanjutnya modul tersebut diputar secara pelan dalam keadaan
tercelup sebagian ke dalam air limbah yang mengalir secara
kontinyu ke dalam reaktor tersebut.
Dengan cara seperti ini mikro-organisme misalnya
bakteri, alga, protozoa, fungi, dan lainnya tumbuh melekat
pada permukaan media yang berputar tersebut membentuk
suatu lapisan yang terdiri dari mikro-organisme yang disebut
biofilm (lapisan biologis). Mikro-organisme akan menguraikan
atau mengambil senyawa organik yang ada dalam air serta
mengambil oksigen yang larut dalam air atau dari udara untuk
proses metabolismenya, sehingga kandungan senyawa organik
dalam air limbah berkurang.
Pada saat biofilm yang melekat pada media yang berupa
piringan tipis tersebut tercelup ke dalam air limbah, mikro-
organisme menyerap senyawa organik yang ada dalam air
limbah yang mengalir pada permukaan biofilm, dan pada saat
biofilm berada di atas permuaan air, mikro-organisme
menyerap okigen dari udara atau oksigen yang terlarut dalam
air untuk menguraikan senyawa organik. Energi hasil
penguraian senyawa organik tersebut digunakan oleh mikro-
organisme untuk proses perkembang-biakan atau metabolisme.
Senyawa hasil proses metabolisme mikro-organisme tersebut
akan keluar dari biofilm dan terbawa oleh aliran air atau yang
berupa gas akan tersebar ke udara melalui rongga-rongga yang
ada pada mediumnya, sedangkan untuk padatan tersuspensi
(SS) akan tertahan pada pada permukaan lapisan biologis
(biofilm) dan akan terurai menjadi bentuk yang larut dalam air.
Pertumbuhan mikro-organisme atau biofilm tersebut
makin lama semakin tebal, sampai akhirnya karena gaya
beratnya sebagian akan mengelupas dari mediumnya dan
terbawa aliran air keluar. Selanjutnya, mikro-organisme pada
permukaan medium akan tumbuh lagi dengan sedirinya hingga
terjadi kesetimbangan sesuai dengan kandungan senyawa
organik yang ada dalam air limbah. Secara sederhana proses
penguraian senyawa organik oleh mikro-organisme di dalam
RBC dapat digambarkan seperti pada Gambar 7.1.

Gambar 7.1 : Mekanisme Proses Penguraian Senyawa Organik


Oleh Mikro-Organisme Di Dalam RBC.
Keunggulan dari sistem RBC yakni proses operasi
maupun konstruksinya sederhana, kebutuhan energi relatif
lebih kecil, tidak memerlukan udara dalam jumlah yang besar,
lumpur yang terjadi relatf kecil dibandingkan dengan proses
lumpur aktif, serta relatif tidak menimbulkan buih. Sedangkan
kekurangan dari sistem RBC yakni sensitif terhadap
temperatur. Dibandingkan dengan sisten lumpur aktif, sistem
RBC mempunyai beberapa kelebihan seperti pada Tabel 7.1.

Tabel 7.1 : Perbandingan Proses Pengolahan Air Limbah


Dengan Sistem RBC Dan Sistem Lumpur Aktif.
No ITEM RBC Lumpur Aktif
1 Tipe biakan Unggun tetap Tersuspensi
(fixed film)
2 Jenis mikroba Bervariasi simple
3 Konsumsi energi Relatif Kecil Lebih besar
4 Stabilitas terhadap Stabil Tidak Stabil
fluktuasi beban
5 Kualitas air olahan Kurang baik Baik
6 Operasional dan Mudah Sulit
perawatan
7 Konsentrasi Tidak terkontrol Dapat dikontrol
Biomasa
8 Permasalahan yang Penyumbatan Bulking
sering terjadi (clogging) (pertumbuhan tidak
normal)
9 Fleksibilitas Fleksibel Kurang fleksibel
pengembangan
10 Investasi awal Relatif Menguntungkan
menguntungkan untuk kapasitas
untuk kapasitas besar
kecil atau medium
Proses Pengolahan

Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan


sistem RBC terdiri dari bak pemisah pasir, bak pengendap
awal, bak kontrol aliran, reaktor/kontaktor biologis putar
(RBC), Bak pengendap akhir, bak khlorinasi, serta unit
pengolahan lumpur. Diagram proses pengolahan air limbah
dengan sistem RBC adalah seperti pada Gambar 7.2.

Gambar 7.2 : Diagram Proses Pengolahan Air Limbah Dengan


Sistem RBC.
Modul Media RBC

Media RBC umumnya dibuat dari bahan plastik atau


polimer yang ringan, bahan yang sering dipakai adalah poly
vinyl chlorida (PVC), polystyrene, Polyethylene (PE),
polyeprophylene (PP) dan lainnya. Bentuk yang sering
digunakan adalah tipe bergelombang, plat cekung-cembung,
plat datar. Disain modul media RBC biasanya dirakit menjadi
bentuk yang kompak dengan luas permukaan media yang besar
dan dibuat agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Modul media RBC tersebut dipasang tercelup sebagian di
dalam reaktor. Air limbah dari bak pengedapan awal dialirkan
ke dalam reaktor dengan arah aliran searah dengan sudut
putaran media, arah aliran berlawanan dengan arah sudut
putaran media atau arah aliaran air limbah searah dengan
poros horizontal. Cara pengaliran air limbah di dalam reaktor
RBC secara sederhana dapat dilihat pada Gambar 7.5.
Beberapa contoh bentuk modul RBC, bentuk reaktor
RBC sebelum operasi dan pada saat beroperasi ditunjukkan
sepert pada Gambar 7.6 sampai dengan Gambar 7.10.
Gambar 7.5 : Aliran air limbah dan arah putaran pada reaktor
RBC.

Gambar 7.6 : Modul media RBC tipe plat bergelombang yang


belum terpasang.
Tempat Poros
Media RBC
Lubang
Pemasukan Air
Limbah

Lubang Untuk
Pipa Udara

Gambar 7.7 : Bak Reaktor RBC Sebelum di Pasang Media.

Gambar 7.8 : Modul media RBC yang telah terpasang.


Gambar 7.9 : Lapisan Mikro-Organisme Yang Telah Tumbuh
Dan Melekat Pada Permukaan Media RBC Yang Telah
Beroperasi.

Gambar 7.10 : Salah Satu Contoh Instalasi Pengolahan Air


Limbah Dengan Proses RBC, Dengan Tutup Reaktor Untuk
KERUGIAN PENGGUNAAN ROTARY BIOLOGICAL
CONTACTOR

Tidak Fleksibel
Tidak fleksibel menjadi masalah karena ketiadaan
resirkulasi effluent. Resirkulasi pada effluent secondary clarifier
dibutuhkan untuk mempertahankan aliran yang konstan melalui
RBC untuk menjaga biofilm tetap terendam untuk waktu yang
cukup lama.

Sensitivitas Terhadap Limbah Industri


Karena semua mikroorganisme yang digunakan untuk
menstabilkan limbah disebut sebagai biomassa, yang dilekatkan ke
media pada RBC, ketika air limbah yang msuk mengandung
komponen beracun, hal tersebut dapat mematikan seluruh populasi
biologis ketika komponen beracun tersebut masuk ke RBC.
Proses pengolahan lainnya, seperti activated sludge, secara
konstan meresirkulasi biomassa ke dalam contact tank. Karena di
dalam RBC hanya terdapat segelintir total biomass yang berkontak
dengan aliran limbah yang masuk pada suatu waktu tertentu, maka
komponen beracun akan memberikan efek pada segelintir total
biomass tersebut saja.
Kemungkinan Terjadi Kekurangan Do
Kemungkinan terjadi kekurangan DO karena organic loading yang
tinggi.
• DO disediakan untuk mikroorganisme di dalam media
ketika media dirotasikan keluar aliran limbah dan
berkontak dengan atmosfer.
• Efisiensi transfer DO melalui sistem RBC ini tidak efisien.
• Jika DO dibutuhkan karena organic loading yang tinggi,
maka DO tambahan tidak dapat dengan mudah disediakan
untuk mikroorganisme.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ROTARY


BIOLOGICAL CONTACTOR

 Berkurangnya distribusi rotasi. Karena ada sedikit komponen-


komponen mekanis, maka hanya akan membutuhkan sedikit
uang dan waktu untuk pengecekan dan perawatan berkala.
 Rotasi media lebih seragam. Drive penggerak shaft rotasi
memberi control rotasi yang lebih baik dibandingkan gaya
hidrolik yang menggerakan trickling filter.
 Menghemat lahan wastewater treatment plant. Karena basin
RBC biasa berbentuk kotak, satu unit RBC dapat diletakkan
dekat dengan unit RBC lainnya. Hal ini tidak mungkin
diolakukan jika basin RBC berbentuk lingkaran.
 Mengurangi masalah banyaknya lalat yang muncul
dikarenakan beberapa RBC memiliki cover penutup. Cover
juga akan meminimalisir kehilangan panas selama musim
dingin.
 Operasi yang stabil, supervisi secara berkala tidak dibutuhkan;
populasi mikroba memberikan fluktuasi organik dan hidrolik.
 Minimal maintenance karena mudah dijalakan dan hanya perlu
memberi lubricant.
 Operasi yang mudah karena tanpa recycle, sehingga tidak
membutuhkan proses kontrol yang rumit.
 Reaksi nitrifikasi mudah terjadi sehingga proses penghilangan
ammonium lebih mudah terjadi.

APLIKASI PENGGUNAAN ROTARY BIOLOGICAL


CONTACTOR

 Pengolahan limbah rumah tangga .


 Pengolahan air limbah lingkungan untuk area perumahan,
sekolah, rumah sakit, hotel, restaurant, station yang padat,
pedesaan, dll.
 Industri makanan seperti pusat catering, proses pengolahan
ikan, proses pengolahan hasil pertanian (farm processing), dll.
 Pengolahan air limbah industri seperti industri kimia, industri
obat, dll.

DESIGN AND PERFORMANCE OVERVIEW OF


ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR

ORIENTASI
Rotary Biological Contactor dapat diorientasikan dalam 2 cara,
yakni: seri dan paralel.
 SERI, terdiri dari 2 atau lebih basin yang disusun secara
berurutan.

 PARALEL, terdiri dari 2 atau lebih basin yang beroperasi


secara berdampingan. Salah satu basin dapat dinonaktifkan
tanpa mengganggu pengolahan limbah di basin yang lain.
Agar pengoperasian lebih efisien, the Department of
Environmental Protection (DEP) Facilities Manual
merekomendasikan bahwa sistem yang optimal harus memiliki
setidaknya 3 basin dan harus didesain untuk beroperasi secara seri
maupun paralel. Akan lebih efisien untuk beroperasi dengan tiga
atau empat stage atau basin daripada dua basin. Pendesainan basin
untuk dapat beroperasi secara seri maupun paralel memudahkan
operator untuk dapat mengoperasikan pengolahan limbah yang
lebih fleksibel (Source: Bureau of Water Supply and Wastewater
Management, Dept. of Environmental Protection Wastewater
Treatment Plant Operator Training).

STAGING
Tujuan dari staging adalah dengan membagi total treatment area
menjadi beberapa tangki akan meningkatkan BOD dan penghilangan
ammonia. Proses RBC biasa dibagi menjadi 4 stages. Setiap stage terdiri
dari bagian media yang terpisah dengan media pada stage lainnya. Tiap
stage dapat memiliki independen shaft atau dapat berbagi shaft. RBC
dengan 4/lebih stages biasanya beroperasi dengan independen shaft
dengan aliran yang tegak lurus dengan shaft. RBC dengan kurang dari 4
stages biasanya beroperasi dengan satu shared-shaft dengan arus/aliran
yang paralel terhadap shaft. Stage yang satu dengan yang lainnya
dipisahkan dengan baffle atau dinding.
Tiap stage berperan sebagai suatu independent complete mix
chamber. Staging memaksimalkan keefektifan media surface area
(memperbanyak luas permukaan kontak antara wastewater-mikroba).
Pengaturan organic loading harus kurang dari 6.4 lbs total BOD per 1000
ft2 per stage. Seiring dengan berkurangnya konsentrasi BOD di setiap
stage, maka nitrifikasi dimulai.
FACTORS AFFECTING PERFORMANCE OF
ROTARY BIOLOGICAL CONTACTOR

Hydraulic Loading
Hydraulic Loading didenifinisikan sebagai flowrate, dalam
gal/day, dari wastewater yang masuk ke RBC per ft2 surface area.
 Peningkatan aliran influent mengakibatkan meningkatnya
hydraulic loading yang menurunkan detention time.
 Ketika flow ratio rata-rata tahunan = 2.5 atau lebih, maka
basin ekualisasi flow harus digunakan untuk
menyeimbangkan fluktuasi aliran.
 Desain rate biasanya:
Untuk BOD removal, hydraulic loading rate = 2 – 4 gdp/ft2
of media.
Untuk sistem RBC yang didesain untuk menghilangkan
BOD dan ammonia nitrogen, hydraulic rate = 1.5 – 1.8
gdp/ft2 of media.
Detention Time
Lama detention time akan menentukan proses mana yang akan
terjadi:
 Minimum hydraulic retention time 0.7 – 1.5 jam
dibutuhkan agar dapat terjadi BOD removal. Waktu
hydraulic retention time yang lebih lama 1.5 – 4 jam
dibutuhkan untuk BOD dan ammonia nitrogen removal.
 Sesuai Prinsipnya, dengan meningkatnya level treatment,
detention time akan meningkat pula.

Temperature
 Efisiensi organic removal menurun pada Temperatur air
limbah dibawah 55°F.
 Air akan memiliki lebih banyak DO pada suhu yang lebih
dingin daripada suhu yang lebih hangat. Air pada musim
dingin dapat memiliki DO dua kali lipat dari pada di
musim panas.
 Aktivitas biologis menurun dengan bertambahnya
temperatur. Peburunan temperatur 10°C akan menurunkan
setengah dari aktivitas mikrobiologi.
 Penutup RBC menyediakan proteksi untuk peralatan dan
media dari kebekuan selama musim dingin.
 Efisiensi removal tertinggi terjadi pada musim panas.
Organic Loading
 Organic loading adalah lb BOD yang dimasukkan de dalam
basin RBC per 1000 ft2 luas permukaan media per hari.
 Biasanya Organic loading RBC adalah 2-3.5 lbs
BOD/day/1000 ft2. loading dapat meningkat drastis jika
aerasi dilakukan untuk meningkatkan DO.
 Peningkatan organic loading menyebabkan meningkatnya
ketebalan lapisan biologis pada media ketika DO berkurang
atau habis.
pH
 Optimum pH adalah antara 6 – 8.
 Diatas dan dibawah pH optimum akan menurunkan
efisiensi pengolahan limbah akibat ketidaksesuaian kondisi
hidup mikroba.

Dissolved Oxygen
 Konsentrasi minimum DO adalah 2 mg/L. hal ini
dibutuhkan untuk sistem pengolahan aerobik yang sesuai.
 Desifiensi DO adalah masalah yang kritis selama musim
panas akibat peningkatan temperatur dan menurunnya
transfer oksigen.

You might also like