HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
KEPATUHAN DALAM PEMBATASAN ASUPAN NUTRISI
DAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK DENGAN HEMODIALISA
Setia Rini1, Siti Rahmalia HD2, Ari Pristiana Dewi3
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
Email:
[email protected] Abstract
The aims of this research is to determine the relationship between support system for
compliance in nutrition restriction in patients chronic kidney disease with hemodialysis, and
to investigate the relationship between support system for compliance in limiting fluid intake
in patients chronic kidney disease with hemodialysis. The design of this research is cross
sectional correlation. The total sample is 73 people who were taken using purposive
sampling techniques sampling with respect to the inclusion criteria. The data collected by be
questionnaire with 25 questions. The data was analyzed by univariate and bivariate analysis
with Chi-Square test. The results showed that there was no relationship between support
system for compliance in nutrition and fluid intake restrictions in patients chronic kidney
disease with hemodialysis (nutrition: p value 0,306 and fluid: p value 0,823). According the
results of this study are expected to pay more attention to nurse other factors affecting
compliance in nutrition and fluid intake restrictions in patients chronic kidney disease with
hemodialysis.
Key words: chronic kidney disease, hemodialysis, support system, compliance
References: 43 (1998-2013)
PENDAHULUAN salah satu cara untuk membersihkan darah
Gagal ginjal kronis (GGK) atau dari toksik dan limbah nitrogen.
penyakit renal tahap akhir (ESRD) Prevalensi penderita GGK di
merupakan gangguan fungsi renal yang Amerika Serikat pada tahun 2002 sekitar
progresif dan irreversibel dimana 345.000 orang. Angka kejadian gagal
kemampuan tubuh gagal untuk ginjal pada tahun 2010 menjadi 660.000
mempertahankan metabolisme dan orang. Jumlah pasien GGK pada tahun
keseimbangan cairan dan elektrolit dan 2007 di Indonesia mencapai 2.148 orang,
menyebabkan uremia (Smeltzer & Bare, kemudian tahun 2008 meningkat menjadi
2002). Ginjal yang sehat berfungsi untuk 2.260 orang. Menurut data dari Perneftri
mengeluarkan zat-zat toksik dan limbah (Persatuan Nefrologi Indonesia),
hasil metabolisme tubuh. Kasus GGK diperkirakan ada 70 ribu penderita ginjal di
tidak dapat membuang toksik dan limbah Indonesia, namun yang terdeteksi
metabolisme yang beredar dalam darah menderita GGK tahap terminasi dari
sehingga perlu dilakukan dialisis (Smeltzer mereka yang menjalani hemodialisis hanya
& Bare, 2002). Hemodialisis merupakan
sekitar 4 ribu sampai 5 ribu saja (Alam & berpola linier positif sempurna (p=0.000),
Hadibroto, 2007). artinya semakin tinggi dukungan keluarga
Penderita GGK di RSUD Arifin semakin rendah tingkat kecemasan
Achmad Pekanbaru pada tahun 2011 responden GGK. Hasil penelitian lain yang
tercatat sebanyak 289 orang, jumlah ini dilakukan oleh Vinami Yulian (2008),
meningkat dari tahun sebelumnya tentang hubungan antara support system
sebanyak 150 orang, sementara tahun 2012 keluarga dengan kepatuhan berobat klien
sampai bulan Juli tercatat sebanyak 215 rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa Daerah
orang. Pasien yang menjalani hemodialisa Surakarta juga menyimpulkan bahwa ada
juga terus mengalami peningkatan setiap hubungan yang bermakna antara support
tahunnya. RSUD Arifin Achmad system keluarga dengan kepatuhan berobat
Pekanbaru, berdasarkan kunjungan pasien klien rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa
tahun 2010 tercatat 7.554 kunjungan, pada daerah Surakarta dengan korelasi sedang
tahun 2011 sebanyak 8.124 kunjungan, (p < 0.05).
artinya terjadi peningkatan sebanyak 570 Berdasarkan wawancara yang
kunjungan. Tahun 2012 sampai bulan dilakukan pada 5 pasien yang menjalani
Agustus tercatat 5.760 kunjungan. Rata- hemodialisa pada tanggal 3 November
rata jumlah pasien yang menjalani 2012 di ruang Hemodialisa RSUD Arifin
hemodialisa 30 orang setiap harinya, jadi Achmad Pekanbaru bahwa pasien mengerti
terdapat sekitar 90 orang yang menjalani tentang pembatasan asupan nutrisi dan
terapi hemodialisa di RSUD Arifin cairan tetapi pasien mengakui terkadang
Achmad Pekanbaru. Pasien menjalani tidak mematuhi anjuran tersebut walaupun
hemodialisa sebanyak 2 kali dalam keluarga telah melarang. Rata-rata pasien
seminggu selama 3-4 jam (Rekam Medik, sulit untuk membatasi asupan cairan
2012). karena pasien merasa haus terutama saat
Salah satu penyebab kematian pada cuaca panas, hal ini menyebabkan pasien
pasien GGK dengan hemodialisa adalah sering merasa sesak jika cairan yang
karena masalah asupan nutrisi dan cairan dikonsumsi terlalu banyak. Pasien juga
yang tidak terkontrol (Smeltzer & Bare, kurang menjaga asupan nutrisi dan cairan
2002). Fakta ini dapat dicegah dengan sesaat setelah hemodialisa karena merasa
melibatkan dukungan keluarga dalam badannya telah segar kembali. Kelebihan
pembatasan asupan nutrisi dan cairan bagi protein dan cairan membuat fungsi ginjal
pasien GGK (Niven, 2002). Friedman semakin menurun sehingga frekuensi
(1998) menyatakan bahwa ikatan menjalani hemodialisa menjadi meningkat.
kekeluargaan yang kuat sangat membantu Peningkatan frekuensi menjalani
ketika pasien menghadapi masalah, hal ini hemodialisa tentunya menambah biaya dan
dikarenakan keluarga adalah orang yang waktu serta dapat meningkatkan stress
paling dekat hubungannya dengan pasien. baik bagi pasien maupun keluarga.
Dukungan keluarga dapat berupa Dukungan keluarga diharapkan dapat
dukungan informasional, dukungan membuat pasien patuh terhadap
penilaian, dukungan emosional, dan pembatasan asupan nutrisi dan cairan yang
dukungan instrumental. berupa dukungan informasional dan
Penelitian yang dilakukan oleh dukungan penilaian tentang pola,
Delfia Rina (2010) tentang pengaruh komposisi, dan jumlah asupan nutrisi dan
dukungan keluarga terhadap tingkat cairan bagi pasien. Berdasarkan masalah
kecemasan pasien GGK yang menjalani diatas peneliti tertarik untuk melakukan
hemodialisa di RSUD Arifin Achmad penelitian guna mengetahui “Hubungan
Pekanbaru menyimpulkan bahwa ada antara dukungan keluarga terhadap
pengaruh yang signifikan antara dukungan kepatuhan dalam pembatasan asupan
keluarga dengan tingkat kecemasan
nutrisi dan cairan pada pasien gagal No Kepatuhan Frekuensi (%)
ginjal kronik dengan hemodialisa”. Patuh Tidak patuh
METODOLOGI PENELITIAN 1. Nutrisi 54 (74,0) 19 (26,0)
Penelitian ini menggunakan metode 2. Cairan 50 (68,5) 23 (31,5)
deskriptif korelasi dengan pendekatan
Jumlah 73 100
cross sectional (Nursalam, 2009).
Penelitian dilaksanakan di ruang
Hemodialisa RSUD Arifin Achmad Tabel diatas menunjukkan bahwa 54
Pekanbaru kepada pasien GGK yang orang responden (74,0%) menyatakan
menjalani hemodialisa. Kegiatan penelitian patuh dalam pembatasan asupan nutrisi.
dilaksanakan dari bulan Oktober 2012 Sedangkan kepatuhan dalam pembatasan
hingga Juni 2013. asupan cairan sebanyak 50 orang
Analisa data yang digunakan yaitu responden (68,5%) menyatakan patuh.
analisa univariat dan analisa bivariat
menggunakan uji chi-square dengan batas Tabel. 3
derajat kepercayaan (α = 0,05) (Hastono, Hubungan dukungan keluarga dan
2007). kepatuhan dalam pembatasan asupan
nutrisi
HASIL PENELITIAN
Dukungan Kepatuhan nutrisi Total P-
Berdasarkan penelitian didapatkan
keluarga value
hasil sebagai berikut:
Patuh Tidak
patuh
Tabel. 1 Tinggi 22 11 33 0,306
Distribusi frekuensi dukungan keluarga (66,7%) (33,3%) (100%)
dalam pembatasan asupan nutrisi dan Rendah 32 8 40
cairan (80,0%) (20,0%) (100%)
Jumlah 54 19 73
No Dukungan Frekuensi (%) (74,0%) (26,0%) (100%)
keluarga Tinggi Rendah
Tabel diatas menggambarkan
1. Nutrisi 33 (45,2) 40 (54,8) hubungan antara dukungan keluarga
2. Cairan 41 (56,3) 32 (43,7) dengan kepatuhan pasien GGK yang
menjalani hemodialisa terhadap
Jumlah 73 100 pembatasan asupan nutrisi. Sebanyak 22
orang responden dengan dukungan
Tabel diatas menunjukkan bahwa keluarga tinggi (66,7%) patuh terhadap
dari 73 orang responden yang diteliti, 40 pembatasan asupan nutrisi. Responden
orang responden (54,8%) memiliki dengan dukungan keluarga yang rendah
dukungan keluarga yang rendah dalam sebanyak 32 orang (80,0%) juga patuh
pembatasan asupan nutrisi. Sedangkan terhadap pembatasan asupan nutrisi. Hasil
dukungan keluarga dalam pembatasan uji statistik diperoleh nilai p=0,306, maka
asupan cairan menunjukkan bahwa 41 dapat disimpulkan tidak ada hubungan
orang responden (56,3%) memiliki antara dukungan keluarga dengan
dukungan keluarga yang tinggi. kepatuhan pasien GGK yang menjalani
hemodialisa terhadap pembatasan asupan
Tabel. 2 nutrisi.
Distribusi frekuensi kepatuhan dalam
pembatasan asupan nutrisi dan cairan
Tabel. 4 mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga
Hubungan dukungan keluarga dan dapat membantu menghilangkan godaan
kepatuhan dalam pembatasan asupan pada ketidakpatuhan dan keluarga
cairan seringkali dapat menjadi kelompok
pendukung untuk mencapai kepatuhan.
Dukungan Kepatuhan Cairan Total P- Berdasarkan data dari responden
keluarga value tentang tingkat kepatuhan dalam
Patuh Tidak pembatasan asupan nutrisi didapatkan
patuh bahwa mayoritas menyatakan patuh
Tinggi 29 12 41 0,823 sebanyak 74,0% dan sisanya 26%
(70,7%) (29,3%) (100%) menyatakan tidak patuh. Hal serupa juga
Rendah 21 11 32
terjadi pada tingkat kepatuhan dalam
(65,6%) (34,4%) (100%)
Jumlah 50 23 73
pembatasan cairan, mayoritas responden
(68,5%) (31,5%) (100%) menyatakan patuh sebanyak 68,5% dan
31,5% menyatakan tidak patuh.
Tabel diatas menggambarkan Kepatuhan menurut psychology of
hubungan antara dukungan keluarga nursing care yang dikutip oleh Niven
dengan kepatuhan pasien GGK yang (2002) bahwa kepatuhan pasien adalah
menjalani hemodialisa terhadap sejauhmana perilaku pasien sesuai dengan
pembatasan asupan cairan. 29 orang ketentuan yang diberikan oleh profesional
responden (70,7%) dengan dukungan kesehatan mengenai pembatasan asupan
keluarga tinggi patuh terhadap pembatasan nutrisi dan cairan. Syamsiah (2011)
asupan cairan dan sebanyak 21 responden menyatakan nutrisi mempunyai peranan
(65,6%) dengan dukungan keluarga rendah yang penting pada penyakit gagal ginjal
patuh terhadap pembatasan asupan cairan. kronik. Obesitas, hiperlipidemia dan
Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,832, kontrol gula yang buruk akan berpengaruh
maka dapat disimpulkan tidak ada terhadap progresifitas gagal ginjal. Disisi
hubungan antara dukungan keluarga lain, kondisi uremik dan pembatasan diit
dengan kepatuhan pasien GGK yang yang berlebihan (terutama protein) tanpa
menjalani hemodialisa terhadap disertai jumlah energi yang cukup dapat
pembatasan asupan cairan. menyebabkan terjadinya malnutrisi.
Sementara itu, pasien gagal ginjal kronik
PEMBAHASAN yang tidak mematuhi pembatasan asupan
Hasil penelitian yang telah dilakukan cairan akan mengalami penumpukan
terhadap 73 orang responden berdasarkan cairan sehingga menyebabkan edema paru
dukungan keluarga dalam pembatasan dan hipertropi pada ventrikel kiri
asupan nutrisi menunjukkan bahwa (Smeltzer & Bare, 2002). Penumpukan
responden memiliki dukungan keluarga cairan dalam tubuh menyebabkan fungsi
yang tinggi sebanyak 45,2%. Berdasarkan kerja jantung dan paru-paru semakin berat,
dukungan keluarga dalam pembatasan yang berakibat pada respon fisik pasien
asupan cairan menunjukkan pula bahwa yang cepat lelah dan sesak, aktifitas fisik
mayoritas responden memiliki dukungan juga mengalami gangguan baik pada saat
keluarga yang tinggi sebanyak 56,3%. beraktifitas ringan maupun sedang
Keluarga dapat menjadi faktor yang (Riyanto, 2011).
sangat berpengaruh dan menentukan Hasil uji statistik untuk pembatasan
keyakinan dan nilai kesehatan individu dan asupan nutrisi didapatkan bahwa hasil p
dapat juga menentukan tentang program value 0,306 (p > 0,05), maka Ho gagal
pengobatan yang diterima. Niven (2002) ditolak artinya tidak ada hubungan antara
menyatakan bahwa dukungan keluarga dukungan keluarga dengan kepatuhan
merupakan salah satu faktor yang dalam pembatasan asupan nutrisi pasien
GGK yang menjalani hemodialisa. Hal ini responden yang memiliki dukungan
disebabkan ada faktor lain seperti keluarga tinggi, sebanyak 22 orang
kebiasaan makan dan gaya hidup pasien. responden patuh terhadap pembatasan
Penelitian Haynes (1976) menyatakan asupan nutrisi dan sisanya 11 orang
bahwa pengobatan jangka panjang yang responden tidak patuh terhadap
memaksa untuk merubah kebiasaan- pembatasan asupan nutrisi. Hasil uji Chi-
kebiasaan seperti mengurangi kalori Square untuk kepatuhan dalam
makanan atau komponen tertentu dalam pembatasan asupan nutrisi diperoleh nilai
diit sehari-hari yang memberikan kesan p=0,306 > 0,05 yang menunjukkan bahwa
atau sikap negatif bagi penderita untuk tidak ada hubungan antara dukungan
dilakukan sehingga cenderung untuk tidak keluarga dengan kepatuhan dalam
patuh. pembatasan asupan nutrisi pada pasien
Uji statistik untuk pembatasan cairan gagal ginjal kronik yang menjalani
didapatkan bahwa hasil p value 0,832 yang hemodialisa.
berarti p > 0,05, maka Ho gagal ditolak Hasil penelitian menunjukkan pula
artinya tidak ada hubungan antara bahwa sebanyak 41 orang responden yang
dukungan keluarga dengan kepatuhan memiliki dukungan keluarga tinggi,
dalam pembatasan asupan cairan pasien sebanyak 29 orang responden patuh
GGK yang menjalani hemodialisa. Hal ini terhadap pembatasan asupan cairan dan
disebabkan ada faktor lain seperti faktor sisanya 12 orang responden tidak patuh
lingkungan. Faktor lingkungan berupa terhadap pembatasan asupan cairan. Hasil
iklim dan cuaca yang sulit untuk uji Chi-Square untuk kepatuhan dalam
dikendalikan. Iklim tropis dan cuaca yang pembatasan asupan cairan diperoleh nilai
cukup panas dapat menyebabkan tubuh p=0,832 > 0,05, berarti tidak ada hubungan
berusaha mengatur suhu tubuh dengan antara dukungan keluarga dengan
mengeluarkan keringat dan dapat kepatuhan dalam pembatasan asupan
menimbulkan sensasi haus sehingga dapat cairan pada pasien gagal ginjal kronik
mempengaruhi kepatuhan klien khususnya yang menjalani hemodialisa.
pada pembatasan asupan cairan. Sejalan
dengan penelitian Argiles (2004) SARAN
menyatakan bahwa asupan cairan pasien Berdasarkan hasil penelitian
gagal ginjal kronik akan sangat tidak tersebut, ada beberapa saran yang dapat
terkontrol pada musim panas dan pada disampaikan peneliti antara lain:
masa liburan Natal dan Tahun Baru. Hal 1. Bagi pihak rumah sakit
ini karena pada musim panas merangsang Pihak rumah sakit diharapkan
rasa haus dan pada masa liburan Natal dan tetap mempertahankan kinerja dan tidak
Tahun Baru banyak mengkonsumsi hanya terfokus kepada upaya kuratif
makanan ringan yang kering dan atau pengobatan saja tetapi juga
mengandung garam sehingga memicu melaksanakan upaya promotif. Upaya
keinginan untuk minum. promotif yang diberikan kepada
penderita gagal ginjal kronik dengan
KESIMPULAN hemodialisa terutama dalam
Berdasarkan hasil penelitian memberikan pendidikan kesehatan yang
mengenai hubungan antara dukungan berhubungan dengan penyakit yang
keluarga terhadap kepatuhan dalam dideritanya dan pentingnya
pembatasan asupan nutrisi dan cairan pada mempertahankan kelangsungan hidup
pasien GGK yang menjalani hemodialisa dengan mematuhi aturan pembatasan
di ruangan Hemodialisa RSUD Arifin asupan nutrisi dan cairan.
Achmad Pekanbaru Provinsi Riau, dapat
disimpulkan bahwa sebanyak 33 orang
2. Bagi institusi pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan Universitas Riau
3
dapat dijadikan sebagai evidence based Ns. Ari Pristiana Dewi, M. Kep, dosen
practice dalam upaya pengembangan Departemen Keperawatan Jiwa Dan
ilmu pengetahuan untuk masa yang Komunitas Program Studi Ilmu
akan datang. Diharapkan agar penelitian Keperawatan Universitas Riau
selanjutnya agar lebih baik lagi.
3. Bagi penderita gagal ginjal kronik
Penderita gagal ginjal kronik DAFTAR PUSTAKA
diharapkan untuk terus meningkatkan
kesadaran dan motivasi akan Alam, S., & Hadibroto, I. (2007). Gagal
pentingnya mematuhi aturan ginjal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
pembatasan asupan nutrisi maupun Utama.
asupan cairan. Selain itu juga harus
mencari informasi dan menambah Friedman, M. J. (1998). Keperawatan
pengetahuan melalui dari media cetak, keluarga: teori dan praktik. Jakarta:
elektronik maupun petugas kesehatan EGC.
lain.
4. Bagi peneliti selanjutnya Hastono, S. (2007). Modul analisa data
Peneliti selanjutnya diharapkan kesehatan. Fakultas Kesehatan
dapat meneliti mengenai pengaruh Masyarakat Universitas Indonesia.
pendidikan kesehatan terhadap
kepatuhan dalam pembatasan asupan Niven, N. (2002). Psikologi kesehatan:
nutrisi dan cairan pasien gagal ginjal pengantar untuk perawat &
kronik yang menjalani hemodialisa, profesional kesehatan lain. Edisi 2.
sehingga pasien akan lebih mematuhi Jakarta: EGC.
aturan dalam pembatasan asupan nutrisi
dan cairan. Nursalam. (2009). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian ilmu
UCAPAN TERIMA KASIH keperawatan: pedoman skripsi, tesis,
Ucapan terima kasih penulis dan instrumen penelitian
sampaikan kepada beberapa pihak yang keperawatan. (ed 2). Jakarta: Medika
telah banyak memberi bimbingan, arahan Salemba.
dan inspirasi kepada penulis. Ibu Siti
Rahmalia HD, MNS, Ibu Ns. Ari Pristiana Rekam Medis RSUD Arifin Achmad.
Dewi, M. Kep serta Ibu Ns. Arneliwati, M. (2012). Jumlah penderita gagal
Kep. ginjal kronik. Pekanbaru: RSUD
Tak lupa pula penulis mengucapkan Arifin Achmad.
terima kasih kepada Universitas Riau
melalui Lembaga Penelitian Universitas Rina, D. (2010). Pengaruh dukungan
Riau yang telah memberikan bantuan dana keluarga terhadap tingkat
sehingga penulis dapat menyelesaikan kecemasan pasien gagal ginjal
penelitian ini. kronik yang menjalani hemodialisa.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Program Studi Ilmu Keperawatan
1
Setia Rini, mahasiswa Program Studi Universitas Riau.
Ilmu Keperawatan Universitas Riau
2
Siti Rahmalia HD, MNS, dosen Riyanto, W. (2011). Hubungan antara
Departemen Keperawatan Medikal Bedah penmabahan berat badan diantara
dua waktu hemodialisa (interdialysis
weight gain = IDWG) terhadap Jakarta. Diperoleh tanggal 29 April
kualitas hidup pasien penyakit ginjal 2013 dari
kronik yang menjalani terapi http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/
hemodialisa di unit Hemodialisa 20281994-
IP2K RSUP Fatmawati Jakarta. T%20Nita%20Syamsiah.pdf.
Diperoleh tanggal 20 Mei 2013 dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/ Yuliaw, A. (2009). Hubungan
20282718- karakteristik individu dengan
T%20Welas%20Riyanto.pdf. kualitas hidup dimensi fisik pasien
gagal gagal ginjal kronik di RS Dr.
Smeltzer, S., & Bare, B. (2002). Buku ajar
keperawatan medikal bedah Brunner Kariadi Semarang. Diperolah
& Suddarth. Jakarta: EGC. tanggal 29 April 2013 dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1
Syamsiah, N. (2011). Faktor-faktor yang /106/jtpunimus-gdl-annyyuliaw-
berhubungan dengan kepatuhan 5289-2-bab2.pdf.
pasien CKD yang menjalani
hemodialida di RSPAU Dr Esnawan
Antariksa Halim Perdana Kusuma