PENGARUH KETEBALAN ZEOLIT DALAM METODE FILTRASI
UNTUK MENURUNKAN PARAMETER Chemical Oxygen Demand (COD)
DAN Total Suspended Solid (TSS) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU
Denni Rachmawan, Suhartono, Dharminto
Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro Semarang
[email protected]ABSTRACT
Tofu industry is one of the industries that produce wastewater with high COD and
TSS concentration. Most of tahu industries drained waste water directly into
drainages such as rivers, so that the liquid waste incurred often becomes a
problem for human health and environment without prior treatment. This
research aimed to determine effect of the thickness of zeolite with filtration
method to decrease parameters COD and TSS in wastewater tahu industry. This
research uses Quasi-Experimental with pretest - posttest design. The samples
were collected from final outlet basin (outlet). The results showed that COD
concentration before treatment was 5790.50 mg / l and TSS concentration
treatment was 2650.67 mg / l. After treatment with a thickness of 8 cm, 10 cm, and
12 cm, showed COD and TSS concentration decreased. The largest decrease
concentration of COD reach1525.27 mg / l and TSS concentration reach 1031.02
mg / l. Based on normality test data with Shapiro Wilk was COD and TSS
concentration had p-value > 0,05 so distribution data was normal. Based on One
Way Annova test, it was gotten value of significant COD ,000 meant there was
difference in average decrease COD concentration and value of significant TSS
0,000 meant there was difference in average decrease TSS concentration. The
percentage of COD concentration decreasing was 73,66% and TSS concentration
was 61,10%. It could be concluded COD and TSS concentration are still above
the effluent standard for Tahu Industry based Central Java Regulation No. 5 of
2012.
Keywords : COD, Filtration, Tahu Industrial, TSS, Waste Water, Zeolite
PENDAHULUAN perintis pembangunan ekonomi
Kegiatan pembangunan industri karena sektor ini umumnya jauh
adalah salah satu kegiatan sektor bertumbuh lebih cepat dibandingkan
ekonomi bertujuan meningkatkan dengan sektor pertanian.1
kesejahteraan masyarakat. Kontribusi Industri tahu saat ini telah
sektor industri terhadap pendapatan menjadi salah satu industri rumah
nasional menggambarkan sejauh tangga yang tersebar luas baik di
mana tingkat industrialisasi telah kota-kota besar maupun kecil. Dalam
dicapai oleh satu negara. Karena itu proses produksinya, industri tahu
pembangunan sektor industri sering menghasilkan limbah cair dan padat.
mendapatkan prioritas utama dalam Limbah padat berupa ampas tahu
rencana pembangunan nasional bagi umumnya telah dapat ditanggulangi
kebanyakan negara berkembang. dengan memanfaatkannya sebagai
Sektor industri dianggap sebagai
1
bahan pembuatan oncom dan bahan pengadsorbsi zeolit sangat
makanan ternak. 2 berhubungan erat dengan sifat
Sebagian besar industri tahu molecular sieve-nya, hanya molekul-
mengalirkan langsung air limbahnya molekul yang mempunyai ukuran
ke saluran-saluran pembuangan, penampang lintang kritis yang lebih
sungai ataupun badan air penerima kecil atau sama dengan ukuran
lainnya tanpa diolah terlebih dahulu, rongga zeolitlah yang dapat
4
sehingga limbah cair yang mengadsorbsi dengan zeolit.
dikeluarkan seringkali menjadi Penelitian yang dilakukan oleh
masalah bagi lingkungan sekitarnya. Rendy Prasetyo menunjukkan bahwa
Sentra industri tahu rumah tangga di ukuran ketebalan media penyarig
Kecamatan Pedurung Kota Semarang, (pasir dan zeolit) untuk mengurangi
selain mengolah kedelai menjadi tahu kandungan BOD, COD dan TSS pada
sebagai hasil utamanya juga limbah cair tahu dengan
menghasilkan limbah yang berupa menggunakan metode filtrasi. Hasil
limbah padat, limbah cair maupun penelitiannya penurunan kadar COD
limbah gas. Pada industri ini limbah dan TSS berturut –turut sebesar 87,56
cair dari proses produksinya langsung % dan TSS sebesar 76,14 %.5
dibuang di lingkungan sekitarnya dan Pada penelitian ini, dilakukan uji
berpotensi mencemari sungai atau pendahuluan limbah cair tahu di
badan air. Pengolahan air limbah laboratorium dan hasilnya yaitu COD
industri tahu dilakukan dengan 4.001 mg/l, dan TSS 970 mg/l.
menggunakan proses filtrasi. filtrasi Parameter COD dan TSS yang sudah
adalah proses penyaringan partikel diperiksa ternyata melebihi baku
secara fisik, kimia, dan biologi untuk mutu yang telah ditetapkan yaitu
memisahkan atau menyaring partikel berdasarkan Peraturan Daerah
yang tidak terendapkan di sedimentasi Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
melalui media berpori.3 Tahun 2012 mengenai Baku Mutu Air
Penggunaan metode filtrasi ini Limbah untuk industri tahu dengan
dikombinasikan dengan zeolit untuk kadar maksimum untuk COD 275
menurunkan parameter yang ada di mg/l sedangkan TSS 100 mg/l.6
air limbah seperti BOD, COD dan Berdasarkan hasil pemeriksaan di
TSS. Zeolit adalah mineral dengan industri tahu Kecamatan Pedurungan
struktur kristal alumino silikat yang Kota Semarang, limbah cair industri
berbentuk rangka (framework) tiga tersebut dengan pemeriksaan
dimensi, mempunyai rongga dan parameter COD dan TSS ternyata
saluran, serta mengandung ion Na, K, melebihi nilai ambang batas. Oleh
Mg, Ca dan Fe serta molekul air. karena itu, untuk menurunkan
Semenjak tahun 1984, zeolit telah parameter COD dan TSS pada air
diklasifikasikan sebagai suatu jenis limbah industri tahu maka dilakukan
mineral tersendiri yang sebelumnya penelitian mengenai pengaruh
sering dimasukkan jenis batuan ketebalan zeolit dalam metode filtrasi
lempung (clay materials) atau sejenis untuk menurunkan parameter COD
material silikat , Mineral alam zeolit dan TSS pada limbah cair industri
ini terdapat di indonesia dalam tahu.
jumlah besar dan harga murah.Sifat
2
METODE PENELITIAN Kemudian limbah yang sudah di beri
Penelitian ini termasuk dalam perlakuan siap untuk di uji
quasi eksperimental research, yaitu laboratorium.
penelitian yang observasinya
dilakukan terhadap efek dari HASIL DAN PEMBAHASAN
manipulasi penelitian terhadap satu 1. Gambaran Umum
atau sejumlah variabel penelitian. Industri Tahu Sukses Sejahtera
Sedangkan rancangan penelitiannya berdiri pada tahun 1979 dan
adalah pretest dan posttest design. terletak di jalan Sendang Utara,
Populasi sampel dalam penelitian Kelurahan Gemah, Kecamatan
ini adalah seluruh limbah cair industri Pedurungan Kota Semarang.
tahu di Kecamatan Pedurungan Kota Industri tahu ini memproduksi
Semarang. Sedangkan Sampel dalam tahu dimulai dari pukul 07.00 -
penelitian ini adalah sebagian limbah 15.00 WIB, setiap harinya industri
cair tahu pada bak penampungan air ini membutuhkan bahan baku
limbah tahu. kedelai untuk pembuatan tahu
Variabel penelitian ini terdiri dari mencapai 500 kg sampai 1000 kg.
variabel bebas yaitu ketebalan zeolit proses pembuatan tahu ada
(8cm, 10 cm dan 12 cm), variabel beberapa tahap yaitu pemilahan
terikat yaitu COD dan TSS, dan kedelai, perendaman, pencucian,
variabel pengganggu yaitu diameter penggiliangan, perebusan,
zeolit, pH, suhu, lama kontak, debit penyaringan, penggumpalan dan
aliran. pengepresan. Dari proses – proses
Sumber data dari data primer dan tersebut yang menghasilkan
data sekunder. Data primer diperoleh limbah cair adalah perendaman,
dari pengamatan langsung dan pencucian, penggilingan, dan
observasi di lapangan, sedangkan perebusan dengan tiap harinya
untuk kadar COD dan TSS dengan menghasilkan 4.000-8.000 liter
cara mengambil sampel air limbah limbah cair.
tahu pada bak penampungan. 2. Hasil Pengolahan Filtrasi Dengan
Sedangkan data sekunder diperoleh Variasi Ketebalan Zeolit dan
dari literatur/kepustakaan yang ada Kontrol
serta data mengenai instansi terkait a. Hasil Uji Pendahuluan
dan profil dari pabrik tahu di Berdasarkan Hasil pegujian
Kecamatan Pedurungan. awal di laboratorium yaitu
Prosedur pada penelitian ini yang parameter COD sebesar 4.001
pertama kali dilakuakan yaitu mg/l, TSS sebesar 970 mg/l dan
mengayak zeolit dengan ayakan 2,3 – pHnya 5. Hasil ini melebihi
2,8 mm, lalu mengaktivasi zeolit baku mutu limbah cair tahu
menggunakan HCl 2 N dan di oven menurut Peraturan Daerah Jawa
pada suhu 220 0C selama 2 jam. Tengah no 5 Tahun 2012.
Setelah zeolit aktif dilanjutkan b. Kadar COD Setelah diberi
pengambilan limbah di industri tahu, Perlakuan
dan diberi perlkuan dengan ketebalan Hasil kadar COD pre dan
zeolit (8 cm, 10 cm, dan 12 cm) post pada penelitian ini, nilai
menggunakan metode filtrasi up flow. kadar COD pada pre yaitu
3
5790,50 mg/l. Pada ketebalan 8 Pada ketebalan 12 cm yaitu
cm yaitu nilai rata – rata kadar nilai rata – rata kadar TSS pada
COD pada post yaitu 2714,80 post yaitu 1031,02 mg/l. Selisih
mg/l. Selisih rata – rata kadar rata – rata kadar TSS pre dan
COD pre dan post adalah post adalah 1619,65 mg/l
3075,70 mg/l sehingga rata – sehingga rata – rata penurunan
rata penurunan 53,12 %. 61,10 %.
Pada ketebalan 10 cm yaitu Pada kontrol yaitu nilai rata
nilai rata – rata kadar COD – rata kadar TSS pada post
pada post yaitu 1976,98 mg/l. yaitu 2419,86 mg/l. Selisih rata
Selisih rata – rata kadar COD – rata kadar TSS pre dan post
pre dan post adalah 3813,52 adalah 230,81 mg/l sehingga
mg/l sehingga rata – rata rata – rata penurunan 8,71 %.
penurunan 65,86 %. 3. Analisis Data
Pada ketebalan 12 cm yaitu Hasil normalitas Shapiro Wilk
nilai rata – rata kadar COD kadar COD dan TSS p–value nya
pada post yaitu 1525,27 mg/l. > 0,05. Setelah itu dilanjutkan
Selisih rata – rata kadar COD dengan uji homogenitas hasil dari
pre dan post adalah 4265,23 p–value nya < 0,05 berarti tidak
mg/l sehingga rata – rata homogen. Kemudian dilanjutkan
penurunan 73,66 %. dengan uji beda One Way Annova
Pada kontrol yaitu nilai rata p–value kadar COD dan TSS p–
– rata kadar COD pada post value nya < 0,05 berarti ada
yaitu 5113,38 mg/l. Selisih rata perbedaan penurunan kadar COD
– rata kadar COD pre dan post dan TSS pada limbah cair industri
adalah 677,12 mg/l sehingga tahu. Dilanjukan dengan uji Post
rata – rata penurunan 11,69 %. Hoc Test(Games Howell) hasil p-
c. Kadar TSS Setelah diberi value > 0,05 berarti ada perbedaan
Perlakuan penurunan yang signifikan antara
Hasil kadar TSS pre dan 3 perlakuan dan kontrol.
post pada penelitian ini, nilai
kadar TSS pada pre yaitu PEMBAHASAN
2650,67 mg/l. Pada ketebalan 8 1. Kadar COD dan TSS pada
cm yaitu nilai rata – rata kadar Limbah Cair Industri Tahu
TSS pada post yaitu 2051,88 Pemeriksaan awal yang
mg/l. Selisih rata – rata kadar dilakukan di laboratorium
TSS pre dan post adalah hasilnya adalah kadar COD
598,79 mg/l sehingga rata – sebesar 4.001 mg/l, dan kadar
rata penurunan 22,59 %. TSS sebanyak 970 mg/l. Kadar
Pada ketebalan 10 cm yaitu COD yang tinggi berasal dari dari
nilai rata – rata kadar COD bahan organik yang dipakai dalam
pada post yaitu 1420,48 mg/l. proses pembuatan tahu dan kadar
Selisih rata – rata kadar TSS TSS berasal dari sisa atau ampas
pre dan post adalah 1230,19 tahu yang ikut larut kedalam
mg/l sehingga rata – rata limbah cair tahu.
penurunan 46,41 %.
4
2. Penurunan Kadar COD dan TSS cair sesuai Peraturan Menteri
Limbah Cair Industri Tahu Negara Lingkungan Hidup Nomor
Penurunan kadar COD dan 05 Tahun 2007, hasil penurunan
TSS dipengaruhi juga dengan kadar COD sebesar 78,15 % dan
aktivasi zeolit, suhu limbah cair kadar TSS sebesar 74,07 %.7
dan ketebalan zeolit. Pada aktivasi Perlu adanya kombinasi di
berfungsi untuk melepas pengotor dalam yang pengolahan limbah
memperluas permukaan pori cair industri tahu, yaitu dengan
sehingga zeolit mempunyai daya proses sedimentasi pada limbah
serap yang tinggi.7 Semakin tinggi cair tahu sebelum melakukan
temperatur limbah cair tahu maka pengolahan. Kemudian lanjut
akan semakin tinggi pula dengan pengolahan kimia
peristiwa desorpsi, kebalikannya (koagulasi flokulasi) dan filtrasi
yaitu semakin rendah temperatur agar lebih efektif dalam
limbah cair tahu ≤ 300C semakin menurunkan kadar COD dan TSS
besar pula daya serap/adsorbi dari pada limbah cair industri tahu.
zeolit.8
Pada ketebalan zeolit, KESIMPULAN
semakin tinggi ketebalannya 1. Pada proses pembuatan tahu
semakin tinggi pula penurunan proses yang menghasilkan limbah
kadar COD dan TSS nya. Hal ini cair adalah perendaman,
sejalan dengan penelitian dari pencucian, penggilingan, dan
Rendy Putro, yaitu menunjukkan perebusan dengan tiap harinya
dengan ketebalan 7,5 cm dapat menghasilkan 4.000-8.000 liter
menurunkan kadar COD sebesar limbah cair.
87,56 % dan TSS sebesar 76,14 % 2. Kadar COD setelah pengolahan
dibandingkan dengan ketebalan pada ketebalan 8 cm yaitu sebesar
2,5 dan 5 cm.5 53,12 %, ketebalan 10 cm yaitu
Walaupun penelitian ini sebesar 65,86 % dan ketebalan 12
terbukti dapat menurunkan limbah cm yaitu sebesar 73,66 %
cair tahu tapi masih belum efektif, sedangkan kontrol yaitu sebesar
karena masih diatas baku mutu 11,69 %. Kadar TSS setelah
Peraturan Daerah Provinsi Jawa pengolahan pada ketebalan 8 cm
Tengah Nomor 5 Tahun 2012. yaitu sebesar 22,59 %, ketebalan
Mungkin perlu adanya kombinasi 10 cm yaitu sebesar 46,41 % dan
antara variasi ketebalan dan ketebalan 12 cm yaitu sebesar
diameter zeolit. Tidak hanya 61,10 % sedangkan kontrol yaitu
ketebalan zeolit, diameter zeolit sebesar 8,71 %.
juga ikut berperan dalam 3. Perlakuan yang berpengaruh besar
penurunan kadar COD dan TSS dalam penurunan kadar COD dan
pada limbah cair, seperti TSS yaitu pada ketebalan 12 cm,
penelitian yang dilakukan Triana dengan rata – rata penurunan
Nurcahyani. Pada penelitiannya kadar COD sebesar 1525,27 mg/l
dapat dibuktikan kombinasi antara dan rata – rata penurunan kadar
ketebalan dan diameter zeolit TSS sebesar 1619,65 mg/l. Hasil
efektif dalam menurunkan limbah dari penelitian ini masih diatas
5
baku mutu yang telah ditetapkan zeolit untuk mengetahui
Peraturan Daerah Provinsi Jawa efektivitas zeolit dalam
Tengah Nomor 5 Tahun 2012. menurunkan kadar COD dan TSS.
3. Disarankan ada pengolahan awal
SARAN sebelum proses filtrasi yaitu
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut sedimentasi, agar beban limbah
dengan replikasi lebih dari satu tidak terlalu besar pada saat
kali pada sampel saat proses filtrasi. Selain itu, perlu
pengambilan limbah, agar adanya kombinasi pengolahan
mengetahui penurunan optimal fisika dan kimia (koagulasi
kadar COD dan TSS pada limbah flokulasi).
cair industri tahu.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut
menggunakan variasi diameter
DAFTAR PUSTAKA
1. Ginting, Perdana. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri.
Bandung: CV. YRAMA WIDYA, 2007.
2. Setiadi, Agus dan Esti. TTG Pengolahan Pangan: Tahu. Jakarta: Kantor
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, 2000.
3. Joko, Tri. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta:
GRAHA ILMU, 2010.
4. Anonim. Potensi Zeolit untuk Mengolah Limbah Industri dan Radioaktif.
Tangerang: Batan. (online), 2006 (http://www.batan.go.id/ptlr/11id/?q=
content/potensi-zeolit-untuk-mengolah-limbah-industri-dan-radioaktif, diakses
tanggal 25 maret 2014).
5. Putro, R. P.. Studi Pengaruh Variasi Ukuran Ketebalan Media Penyaring
(Pasir dan Zeolit) Untuk Mengurangi Kandungan BOD, COD, dan TSS Pada
Limbah Cair Tahu Dengan Metode Filtrasi. Malang: Universitas Brawijaya,
2011.
6. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Baku Mutu Air Limbah Industri. Semarang,
2012.
7. Rini, K. D. dan Fendy, A. L.. Optimasi Aktivasi Zeolit Alam Untuk
Dehumidifikasi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010.
8. Budijono, Hasbi M., dan Ahmali. Efektivitas Pemakaian Zeolit Sebagai Media
Biofilter Dalam Menurunkan Polutan Organik Limbah Cair Tahu. Pekanbaru :
Universitas Riau, 2009