Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat Untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara
Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat Untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara
ENNY WIDYATI
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor 16118
ABSTRACT
The most serious impact after exploiting coal by opened peat mining is acid mine drainage phenomenon. This is an oxidation of sulphide
minerals by releasing sulphate that generate the environment acidity. This study was aimed to observe the ability of sulphate reducing
bacteria (SRB) isolated of sludge paper mills in decreasing the ex-coal mining sulphate content. Before inoculating onto the soil, SRB was
incubated in the sterilized organic matter for 4 days. Organic matter inhabited SRB mix with ex-coal mining soil (1:3 v/v). As a control was
a series ex-coal mining mixed with non inoculated organic matter (1:3 v/v). The experiment is carried out in randomized complete design in
3 replications, each consist of 5 buckets. All buckets were maintained in saturated water content. Every 5 days for 20 days the sulphate
content, pH and Eh were assessed to observe the bioremediation progress. The result shown that SRB was able to reduce 84.25% ex-
coal mining sulphate content in 20 days. In consequence, the soil pH was increased from 4.15 to 6.66 during the process. It is
recommended that SRB is prospective to be further developed as a sulphate bioremediation agents on ex-coal mining soil.
© 2007 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
dari PT. Bukit Asam di Sumatra Selatan. Bakteri diisolasi HASIL DAN PEMBAHASAN
pada media Postgate (Atlas and Park, 1993) yang
mengandung (g/l) Na laktat (3,5), Mg.SO4 (2,0), NH4Cl Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada perlakuan
(0,2), KH2PO4 (0,5), FeSO4. 7 H2O (0,5) dan Agar (16,0) yang tidak diinokulasi dengan BPS konsentrasi sulfat dalam
dan pH 4 kemudian disterilkan pada suhu 121○C tekanan 1 larutan tersebut relatif tidak mengalami perubahan (Gambar
atmosfir selama 15 menit. Pertumbuhan BPS ditandai 1). Sedangkan pada perlakuan yang diinokulasi dengan
dengan timbulnya koloni berwarna coklat tua sampai hitam BPS terjadi penurunan dari konsentrasi sulfat sebesar
pada dasar tabung. 48.400 ppm pada hari ke-0 menjadi 9.300 ppm pada hari
ke-20 setelah inkubasi. Pada percobaan ini BPS mulai
Uji aktivitas bakteri pereduksi sulfat pada media Postgate menurunkan sulfat setelah hari ke-5 inkubasi.
cair Isolat murni BPS yang diisolasi dari limbah industri
Isolat BPS yang digunakan pada penelitian ini kertas dapat mereduksi sulfat yang ditambahkan ke dalam
merupakan hasil seleksi berdasarkan kecepatan media Postgate (Gambar 1). Penurunan tersebut apabila
tumbuhnya (Widyati, 2003). Komposisi isolat yang dihitung dengan rumus efisiensi (Widyati, 2006) didapatkan
digunakan merupakan campuran 4 isolat yang berdasarkan nilai efisiensi sebesar 83,88%, sedangkan kontrol yang
identifikasi awal keempatnya termasuk genus Desulfovibrio tidak diinokulasi dengan BPS hanya mengalami penurunan
(Widyati, 2006). Masing-masing isolat dipelihara pada dengan efisiensi sebesar 0,81% dalam waktu 20 hari.
media Postgate. Penurunan konsentrasi sulfat pada penelitian ini karena
Masing-masing isolat murni BPS tersebut (0,25 ml) BPS dapat menggunakan sulfat sebagai akseptor elektron
diinokulasi ke media Postgate cair yang diperkaya dengan untuk aktivitas metabolismenya (Higgins et al., 2003).
larutan asam sulfat 2 N sebanyak 5% (v/v) jika populasi Karena sulfat menerima elektron maka senyawa ini akan
telah mencapai 105 cfu/ml media. Kultur diinkubasi dalam mengalami reduksi menjadi sulfida sehingga
tabung ulir volume 25 ml sampai penuh. Percobaan konsentrasinya dalam kultur tersebut mengalami
dilakukan dalam rancangan acak lengkap dengan 3 kali penurunan.
ulangan, masing-masing ulangan terdiri atas 3 tabung ulir. Ujicoba pemanfaatan BPS juga dilakukan untuk
Setiap lima hari sampai hari keduapuluh dilakukan menurunkan kandungan sulfat pada tanah bekas tambang
pengukuran sulfat. Sebagai kontrol adalah perlakuan batubara. Hasil pengukuran perubahan kadar sulfat pada
media postgate B yang diperkaya dengan larutan asam tanah bekas tambang batubara oleh aktivitas BPS
sulfat 2 N sebanyak 5% (v/v) tetapi tidak diinokulasi ditunjukkan pada Gambar 2. Hasil penelitian ini
dengan BPS. menunjukkan bahwa perlakuan bioremediasi dengan BPS
dapat menurunkan konsentrasi sulfat dalam tanah bekas
Uji aktivitas bakteri pereduksi sulfat untuk bioremediasi tambang batubara secara signifikan (P<0,05), dengan
tanah bekas tambang batubara efisiensi 91,28% dibanding kontrol.
Komposisi bakteri yang digunakan pada percobaan ini
sama dengan pada percobaan uji BPS pada media 60000
Postgate cair. Sebelum diinokulasikan pada tanah bekas
tambang batubara, biakan BPS sebanyak 1% dicampurkan
konsentrasi sulfat pada media (ppm)
50000
pada bahan organik steril kemudian diinkubasi selama 4
hari. Setelah bakteri tumbuh yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung dipermukaan bahan organik 40000
segera dimasukkan ke dalam tanah bekas tambang
batubara dengan perbandingan 1 : 3 (v/v). Selanjutnya 30000
tanah ditambah dengan air steril sampai jenuh (berbentuk
pasta/lumpur). Percobaan dilakukan dalam rancangan
acak lengkap dengan 3 kali ulangan, masing-masing 20000
Gambar 2 menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol meningkat 195 kali lipat. Hal ini sejalan dengan hasil
(bahan organik + penggenangan) juga mengalami penelitian Alexander (1977), bahwa ketika terjadi defisiensi
penurunan. Penurunan yang terjadi pada perlakuan kontrol O2 karena penggenangan (flooding) maka akan
ini karena pada perlakuan ini ke dalam tanah bekas meningkatkan populasi BPS ribuan kali lipat dalam waktu
tambang batubara ditambahkan bahan organik dan kurang lebih 2 minggu. Populasi mikroba ini berkembang
ditambahkan air sampai jenuh. Penjenuhan air menjadi 23.000% dalam waktu 20 hari. Dalam tanah
mengakibatkan tanah menjadi anaerob yang ditandai bekas tambang batubara banyak mengandung sulfat yang
dengan perubahan potensial redoks (Eh) menjadi negatif sangat diperlukan oleh BPS sebagai sumber energi untuk
(Gambar 3). Penurunan Eh menunjukkan adanya menerima elektron selama aktivitas metabolik dalam
perubahan kondisi lingkungan dari aerob (positif) menjadi selnya. Karena menurut Hards and Higgins (2004), bahwa
anaerob (negatif) karena oksigen yang mengisi pori-pori BPS dalam hidupnya memerlukan sulfat sebagai akseptor
tanah terdesak dan digantikan oleh air. Pada kondisi elektron dan bahan organik sebagai sumber C. Sehingga
anaerob bahan organik akan berperan sebagai donor ketika mereka dimasukkan ke dalam lingkungan tanah
elektron (Groudev et al., 2001). Ketika sulfat menerima bekas tambang batubara yang banyak mengandung sulfat,
elektron dari bahan organik maka akan mengalami reduksi sudah barang tentu dapat meningkatkan aktivitas
membentuk senyawa sulfida seperti yang digambarkan oleh metaboliknya dan mengakibatkan populasinya berkembang
Foth (1990) dalam persamaan reaksi sebagai berikut: baik.
4.00
batubara.
3.00
2.00
1.00 DAFTAR PUSTAKA
0.00
0 5 10 15 20 Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. 2nd ed. John Willey
BPS & Son. New York
hari ke- Atlas, M.R. and L.C. Parks. 1993. Handbook of Microbiological Media.
Kontrol
CRC Press. Boca Raton.
Djurle, C. 2004. Development of a Model for Simulation of Biological
Gambar 4. Perubahan pH tanah bekas tambang batubara selama Sulphate Reduction with Hidrogen as Energy Source. Master Thesis.
Department of Chemical Engineering. Lund Institute of Technology. The
proses bioremediasi
Netherlands.
Feio, M.J., H.B. Beech, M. Carepo, J.M. Lopes, C.W.S. Cheung, R. Franco,
J. Guezennec,J.R. Smith, J.I. Mitchell, J.J.G. Moura and A.R. Lino.
5 1998. Isolation and characterization of a novel sulphate-reducing
4.6
4.5 bacterium of the Desulfovibrio genus. Anaerobe (4): 117 – 130.
3.9 Foth, H.D. 1990. Fundamentals of Soil Science. 8th ed. John Willey&son.
4 New York.
3.5 Gautama RS. 2007. Pidato Guru Besar ITB: Pengelolaan air asam tambang:
aspek penting menuju pertambangan berwawasan lingkungan.
3 www.itb.ac.id/favicon.ico[20 Mei 2007]
2.5 Groudev, S.N., K. Komnitsas, I.I. Spasova and I. Paspaliaris. 2001.
2.4 Treatment of AMD by a natural wetland. Minerals Engineering 12: 261-
2 270.
1.5 Hards, B.C. and J.P. Higgins. 2004. Bioremediation of Acid Rock
Drainage Using SRB. Jacques Whit Environment Limited. Ontario.
1 Havlin, J.L., J.B. Beaton, S.L. Tisdale SL and W.L. Nelson. 1999. Soil
0.9
0.5 0.02 Fertility and Fertilizers. An Introduction to Nutrient Management.
Prentice Hall. New Jersey.
0
Higgins, J.P., B.C. Hards and A.I. Mattes. 2003. Biremediation of Acid
0 5 10 15 20 Rock Drainage Using Sulfate Reducing Bacteria.
www.Jacqueswhitford.com/site_jw/ media/ 1_4SC_
Gambar 5. Pertumbuhan BPS setelah diinokulasikan pada tanah sudburrypapers2003mayHiggins10_8_pdf [16 Juli 2004]
nd
bekas tambang batubara; spk : satuan pembentuk koloni Marschner, H. 1995. Mineral Nutrition of Higher Plants. 2 ed. Academic
Press. London.
Stevenson FJ. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition,
Kemampuan BPS dalam menurunkan kandungan sulfat Reaction. John Willey&son. New York.
sehingga dapat meningkatkan pH tanah bekas tambang Untung, S.R. 1993. Dampak Air Asam Tambang dan Upaya
Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tambang Batubara dan Mineral.
batubara ini sangat bermanfaat pada kegiatan rehabilitasi
Bandung (Tidak dipublikasikan).
lahan bekas tambang batubara. Peningkatan pH yang Widyati, E. 2003. Isolasi dan seleksi bakteri pengasimilasi sulfur. Laporan
dicapai hampir mendekati netral (6,66) sehingga sangat tahunan Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam. Tidak
baik untuk mendukung pertumbuhan tanaman revegetasi dipublikasikan.
Widyati, E. 2006. Bioremediasi Tanah Bekas tambang Batubara dengan
maupun kehidupan biota lainnya. Sludge Industri Kertas untuk Memacu Revegetasi Lahan. Disertasi
Doktor. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor
www.wilkipedia.com.thefreeencyclopedia/bioremediation.htm. Bioremediation.
[18 Juni 2006]