Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh:
ASTRIANI RAHAYU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN PRE DAN POST HEMODIALISIS
PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016
Oleh
ASTRIANI RAHAYU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA KEDOKTERAN
Pada
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
By
Astriani Rahayu
Background: Chronic kidney disease (CKD) is defined as a damage kidney more than
three months, with the abnormality of structural or functional, with or without decreasing
glomerulus filtration rate (GFR). On the end stage renal disease (ESRD), patient with
GFR less than 15ml/min/1,73m2 is recommeded to undergo renal replacement therapy
(RRT), such as hemodialysis in order to survive and have a good quality of life. Anemia
is the most complication occurs in CKD patient, especially when the GFR declining less
than 30-40ml/min/1,73m2 and occurs in 80-90% CKD patients with hemodialysis.
Objective: To know the differences of pre and post hemodialysis hemoglobin level in
CKD patient at RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Lampung Province 2016.
Method: An analytic study with cross-sectional data which included 36 CKD patients
who undergo hemodialysis. This study uses primary data which taken from patients
undergo hemodialysis directly.
Result: The average value of hemoglobin level’s pre hemodialysis is 9,3g/dl and post
hemodialisis is 10,7g/dl with 91,7% of respondents’s hemoglobin have increased after
hemodialysis. Statistical T-paired test results p value=0,000 (p<0,05) with 95%CI doesn’t
passed zero.
Conclusion: There is a significant difference between hemoglobin level pre and post
hemodialysis in CKD patients.
Oleh
Astriani Rahayu
Latar Belakang: Chronic kidney disease (CKD) didefinisikan sebagai kerusakan ginjal
yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau
tanpa penurunan gromelurus filtration rate (GFR). Pada end-stage renal disease (ESRD),
GFR pasien kurang dari 15ml/menit/1,73m2 dianjurkan untuk menjalani renal
replacement therapy (RRT), seperti hemodialisis, agar dapat bertahan hidup dengan
kualitas baik. Anemia merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien
CKD, terutama ketika GFR menurun kurang dari 30-40ml/menit/1,73m2 dan terjadi pada
80-90% pasien CKD yang menjalani hemodialisis.
Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis pada
pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun
2016.
Metode: Penelitian analitik dengan pendekatan pengambilan data cross-sectional yang
melibatkan 36 responden pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.
Penelitian ini menggunakan data primer dimana data diambil secara langsung dari pasien
yang menjalani hemodialisis.
Hasil: Nilai rerata kadar hemoglobin pre hemodialisis 9,3g/dl dan post hemodialisis
10,7g/dl dengan 91,7% responden mengalami peningkatan kadar hemoglobin post
hemodialisis. Hasil uji statistik T-paired didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) dengan
IK95% tidak melewati nol.
Simpulan: Terdapat perbedaan bermakna kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis
pada pasien gagal ginjal kronik.
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada 9 Februari 1994 sebagai anak ketiga
dari tiga bersaudara dari Bapak Sarwono dan Ibu Erna Siswanti, S.Pd.
dan kemudian pindah ke SDN 1 Sukabumi Indah dan selesai pada tahun 2006.
mahasiwa, penulis aktif sebagai anggota BEM FK Unila dan PMPATD PAKIS
Puji dan Syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala kemudahan dan
Skripsi dengan judul “Perbedaan Kadar Hemoglobin Pre dan Post Hemodialisis
pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung tahun 2016” adalah salah satu sarat untuk memperoleh gelas Sarjana
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin selaku Rektor Universitas
Lampung;
3. dr. Ade Yonata, M.Mol Biol., Sp.PD dan dr. Agustyas Tjiptaningrum,
5. dr. Putu Ristyaning Ayu, M.Kes., Sp.PK selaku Penguji Utama pada Ujian
6. Dr. dr. Asep Sukohar, S.Ked., M.Kes selaku Pembimbing Akademik atas
7. Bapakku tercinta, Sarwono, dan Ibuku tersayang, Erna Siswanti, S.Pd, atas
segala cinta dan kasih sayang, do’a dan dukungan, serta keringat dan air
8. Mbakku, Ayu Oktarini, S.Pd dan Mamasku, Dwi Aryo Nugroho, S.Ars
9. Seluruh keluarga besar Sastrowidarso dan Abdul Hadi yang tiada henti
10. Seluruh kepala dan staf Instansi Hemodialisa dan Laboratorium Patologi
Klinik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung atas bantuan dan
Lampung atas segala ilmu dan bimbingan yang kelak digunakan sebagai
Rohmah, Melly Setiawati, Nisa Arifa, Shafira Fauzia, Analia Refsi, Fitri
Wijayanti, dan Bunga Ulama yang selalu saling menguatkan dan
13. Sahabat kecilku yang selalu kurindukan, Melfriani Amalia, Andreas Adi,
hingga saat ini dengan penuh kebahagiaan dan petualangan yang tak
terlupakan;
14. Sahabat pejuang skripsi “FIGHTER HD”, Ajeng Amalia, Ni Made Shanti,
Fathan Muhi Amrullah, dan Dani Kartika, yang selalu saling membantu
berorganisasi;
berharga;
lain;
19. Seluruh sahabat Exclusive, terutama sahabat AnG yang selalu setia dan
20. Seluruh sahabat KKN Unila kecamatan Sumberejo, terutama desa Sidorejo
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
Penulis
Astriani Rahayu
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... v
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4
1.3.1. Tujuan Umum ...................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5
1.4.1. Manfaat Teoritis ................................................................................... 5
1.4.2. Manfaat Praktis .................................................................................... 6
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria CKD....................................................................................................... 7
>3bulan) ............................................................................................................. 8
Gambar Halaman
2. Kerangka Teori.................................................................................................. 32
BB Berat Badan
EPO Erytropoietin
HB Hemoglobin
HD Hemodialisis
TD Tekanan Darah
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan
komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan. CKD juga
berlangsung selama lebih dari 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Berdasarkan nilai GFR, CKD dibagi menjadi 5 stadium. Pada stadium akhir,
(RRT) agar dapat bertahan hidup dengan kualitas baik. Salah satu terapi
(dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah yang bertujuan untuk
sebesar 12% hingga tahun 1999-2004 sebesar 14% dan sedikit menurun
pada tahun 2007-2012 sebesar 13,6%. Pada tahun 2013, pasien CKD di
pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%). Prevalensi pada laki -laki (0,3%)
tahun 2013 terdapat 659.869 pasien ESRD, yang berarti terdapat 2.034
pasien dalam sejuta penduduk. Dari total kasus, terdapat 63,9% pasien
2014 di Indonesia terdapat 17.193 pasien baru dan 11.689 pasien aktif yang
Anemia merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien CKD,
terutama ketika GFR menurun kurang dari 30-40ml/min dan terjadi pada
pasien CKD terus meningkat dari 8,4% pada stadium 1 hingga 53,4% pada
sebagai nilai minimal, prevalensi anemia pada pasien dialisis adalah 96,2%
dan 30,8% pada pradialisis. Di Amerika, menurut data United State Renal
Data System (USRDS) 2010, angka kejadian anemia pada CKD stadium 1-4
adalah sebesar 51,8%, dan kadar Hb rata-rata pada CKD tahap akhir sebesar
20% pasien CKD dengan GFR 45-60ml/min dan sekitar 90% pada pasien
sel penghasil EPO (sel peritubuler) pada ginjal. Anemia juga dapat terjadi
tentang perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis pada pasien
penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan kadar hemoglobin pre dan
post hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. H. Abdul
1. Bagi peneliti
2.1.1. Definisi
terjadi lebih dari 3 bulan. Kriteria CKD seperti yang tertulis pada
No Kriteria CKD
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan,
berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa
penurunan glomerulus filtration rate (GFR), dengan menifestasi :
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam
komposisi darah atau urin, atau kelainan dalam tes
pencitraan (imaging tests)
2. GFR kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau
tanpa kerusakan ginjal
Sumber : National Kidney Foundation, 2002
8
Kriteria CKD
Penanda kerusakan ginjal Albuminuria (AER ≥30mg/24jam;
ACR ≥30mg/g (≥ 3mg/mmol))
Abnormalitas sediment urine
Kelainan elektrolit karena gangguan
tubular
Kelainan histologi
Kelainan struktural yang terdeteksi oleh
pencitraan
Riwayat transplantasi ginjal
Penurunan GFR GFR <60ml/min/1,73m2 (GFR kategori
stadium 3a-5)
Sumber : KDIGO, 2013
2.1.2. Etiologi
(PERNEFRI, 2011).
Penyebab Insiden
Ginjal hipertensi 34%
Nefropati diabetika 27%
Glomerulopati primer 14%
Nefropati obstruksi 8%
Pielonefritis chronic 6%
Nefropati asam urat 2%
Ginjal polikistik 1%
Nefropati lupus 1%
Lain-lain 6%
Tidak diketahui 1%
Sumber : PERNEFRI, 2011
9
2.1.3. Klasifikasi
2.1.4. Patofisiologi
2015).
hingga 50%. Nilai kreatinin plasma akan sekitar dua kali lipat pada
otot. Pengubahan garam dan penanganan air oleh ginjal pada CKD
hiperkalsemia.
12
2. Gangguan metabolik-endokrin
3. Gangguan gastrointestinal
perikarditis, kardiomiopati.
5. Gangguan dermatologik
6. Gangguan neuromuskular
miopati.
2.1.6. Penatalaksanaan
al., 2012).
ekskresi yang dapat dicapai oleh ginjal yang terganggu. Selain itu,
Wilson, 2005).
2005).
telah tejadi ESRD atau gagal ginjal terminal (GFR <2ml/menit) dan
2.2. Hemodialisis
NIDDK, 2014).
1. Prinsip Dialisis
2006).
17
2. Prinsip Hemofiltrasi
cairan disisi lain membran, maka air dalam darah akan dipaksa
2006).
2005).
O’Callaghan, 2006):
otak pada saat kadar ureum plasma berkurang. Hal ini terjadi
otot.
dialisis.
1. Interdialytic Time
2. Time of Dialysis
6. Clearance of dialyzer
(Septiwi, 2011).
4. Hemolisis
2011).
2.3. Hemoglobin
CO2. Ketika telah sepenuhnya jenuh, setiap gram Hb mengikat 1,34ml O2.
Massa sel darah merah orang dewasa yang mengandung sekitar 600gr Hb,
mampu membawa 800ml O2. Molekul HbA terdiri dari dua pasang rantai
ferro (Fe2+). Setiap kelompok heme terletak dalam lipatan pada salah satu
pelepasan O2 dari Hb, dalam hal ini, kurang dari 30% dari O2 akan tetap
ada dalam Hb. Ketika setiap kelompok heme berikatan dengan satu
1. Hemiglobin (methemoglobin)
2. Sulfohemoglobin (SHb)
3. Karboksihemoglobin (HbCO)
2.4.1. Definisi
<13,5g/dl pada pria dan <12,0g/dl pada wanita. Pada pasien CKD,
(KDOQI, 2007).
2.4.2. Etiologi
1. Defisiensi EPO
menurunnya rentang hidup sel darah merah dari normal 120 hari
3. Defisiensi besi
1. Lemah
3. Sakit kepala
4. Gangguan konsentrasi
5. Pucat
6. Pusing
8. Sakit dada
2.4.4. Penatalaksanaan
besi yang cukup, seperti feritin, saturasi transferin, dan tampilan sel
Foundation, 2007).
2007).
memiliki kadar albumin yang rendah dan serum ferritin serum yang
faktor seperti defisiensi EPO, pemendekan masa hidup sel darah merah,
antagonist, dan perdarahan GI. Salah satu terapi pada ESRD berupa terapi
2015).
32
Pemendekan masa
hidup eritrosit
Anemia pada GFR <15ml/min/
CKD 1,73m2
Defisiensi besi
(Fe)
Penggunaan ACEI
dan angiotensin
receptor ESRD
Adekuasi
antagonist Terapi ESA
Hemodialisis
Episode
clotting
Kehilangan
Perubahan kadar Hb
darah lewat
AV fistula
2.7. Hipotesis
Ho: Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis
Ha: Terdapat perbedaan kadar hemoglobin pre dan post hemodialisis pada
.
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah data primer yang didapat dari pre dan post hemodialisis untuk
mengetahui kadar hemoglobin pasien dan data sekunder yang didapat dari
rekam medik untuk menentukan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan
eksklusi.
3.3.1. Populasi
3.3.2. Sampel
( + )
1= 2=
1− 2
Keterangan :
1,8g/dl (kepustakaan)
(Dahlan, 2012).
Hasil perhitungan :
2
(1,64+1,28)1,8
1= 2= = 34
0,9
36
menandatangani informed-consent.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rekam medik, alat
hematology analyzer.
(SLS) digunakan untuk melisiskan sel darah merah dan sel darah
Pengisian informed
consent
Pengolahan spesimen
dengan dimasukkan ke
hematology analyzer di
laboratorium patologi
klinik
Pembacaan hasil
pemeriksaan hemoglobin
komputer.
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
Surat: 046/UN26.8/DL/2016.
BAB V
5.1. Simpulan
hemodialisis pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
sebesar 9,3g/dl dan termasuk dalam rentang dibawah nilai normal kadar
hemoglobin.
hemoglobin.
5.2. Saran
menjalani hemodialisis.
hemodialisis.
4. Tatalaksana anemia dan pencegahan anemia pada pasien CKD perlu terus
Amin N, Mahmood RT, Asad MJ, Zafar M, Raja AM. 2014. Evaluating Urea and
Creatinine Levels in Chronic Renal Failure Pre and Post Dialysis : A
Prospective Study. J Cardiovasc. Dis. 2(2):2–5.
Castilo NGP, Rivero AJA, Macia M, Getino MA. 2012. Should We Adjust
Erythropoiesis-Stimulating Agent Dosage To Postdialysis Hemoglobin
Levels ? A Pilot Study. BMC Nephrology. 13(60):2–7.
Chioini RL. 2016. Anemia And Kidney Disease. Rockwell Med. [internet].
[Diakses tanggal 7 September 2016]. Tersedia dari:
http://www.rockwellmed.com/therapeutic-anemia-kidney-disease.htm.
Daugirdas JT, Depner TA, Inrig J, Mehrotro R, Rocco MV, Suri RS, et al. 2015.
KDOQI Clinical Practice Guideline For Hemodialysis Adequacy: 2015
Update. Am J Kidney Dis. 66(5):884–930.
Gatot D. 2003. Rasio Reduksi Ureum Dializer 0,90; 2,10 dan 2 Dializer Seri 0,90
Dengan 1,20.USU Digital Library. 1–17.
Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL. 2000.
Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam 13th ed. A. H. Asdie, ed.
Jakarta: EGC.
KDIGO. 2013. KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline For The Evaluation and
Management of Chronic Kidney Disease. Kidney Inter., Suppl. 3(1):4–9.
Kiswari R. 2014. Hematologi dan Transfusi 1st Ed. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lerma EV, Nissenson AR. 2012. Nephrology Secrets 3rd ed. United State Of
America: Elsevier Mosby.
56
Levey AS, Eckardt KU, Tsukamoto Y, Levin A, Coresh J, Rossert J, et al. 2005.
Definition and Classification of Chronic Kidney Disease: A Position
Statement From Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO).
Kidney inter., Suppl. 67(6):2089–100.
Möddel M. Schwarzkopf A, Meffert G, Sachs M, Park KI, Zurich, et al. 2011. The
Association Between Ultrafiltration Volume and Change of The Pre And
Post Dialysis Hemoglobin Levels in Maintenance Hemodialysis Patients.
Hirslanden.1
Nissenson AR, Fine RN. Handbook of Dialysis Therapy, 4th ed. Philadelpia:
Saunders Elsevier. 548-95
O’Callaghan CA. 2006. At A Glance Sistem Ginjal 2nd ed. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
O’Mara NB, 2008. Anemia in Patients With Chronic Kidney Disease. Diabetes
Spectr. 21(1):12–9.
Ofsthun N, Lazarus J. 2007. Impact of The Change in Cms Billing Rules For
Erythropoietin On Hemoglobin Outcomes in Dialysis Patients. Blood Purif.
25:31–5.
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
6th ed. H. Hartanto. ed. Jakarta: EGC.
Singh AK, Anjay. 2014. Anemia of Chronic Kidney Disease. JCM. 21(3):181–95.
Smeltzer S, Bare B. 2008. Buku Ajar Medikal Bedah 8th ed. Jakarta: EGC.
Suharjono, Susalit E. 2009. Hemodialisis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 1050–
2.
58
Suki WN, Massry SG. 2012. Therapy of Renal Diseases and Related Disorders
2nd ed. London: Springer Science and Business Media.
Turner JM, Bauer C, Abramowitz MK, Melamed ML, Hostetter TH. 2012.
Treatment of Chronic Kidney Disease. ISN. 81(4):351–62.
Ulya I, Suryanto. 2005. Perbedaan Kadar Hb Pra Dan Post Hemodialisa pada
Penderita Gagal Ginjal Kronis Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 1–
16.
USRDS. 2010. Atlas of End-Stage Renal Disease in the United States. Annual
data report. 1–21.
USRDS. 2015. Chapter 1 : CKD in The General Population. USRDS Annual Data
Report. 1:13–24.
White T. 2011. Low Blood Pressure During Dialysis Increases Risk Of Clots,
According To Stanford-Led Study | News Center | Stanford Medicine.
JASN. [internet]. [Diakses tanggal 27 Mei 2016]. Tersedia dari:
http://med.stanford.edu/news/all-news/2011/07/low-blood-pressure-during-
dialysis-increases-risk-of-clots-according-to-stanford-led-study.html