Pencitraan Brightness Mode Ultrasonografi Untuk Deteksi Kebuntingan Dan Pengamatan Perkembangan Fetus Kucing (Felis Catus)
Pencitraan Brightness Mode Ultrasonografi Untuk Deteksi Kebuntingan Dan Pengamatan Perkembangan Fetus Kucing (Felis Catus)
KLACIPTA DAMELKA
The purpose of this research was to determine the age of pregnancy using
gestational sacs size and fetal head diameter, furthermore to observe and study the
organogenesis of fetal using the imaging of B-Mode ultrasonography (USG). The
study was performed by using transducer 3-5 Mega Hertz (MHz) sector scanners
with curved type and using 5 MHz linear array scanner type in dorsal or lateral
recumbency position. The results confirmed variety alteration of shape and
structure according to their gradually echogenocity i.e. from anechoic (black) to
hyperechoic (white). The length and width of gestational sacs and fetal head
diameter of nine pregnant cats were measured along with observed of fetal
organogenesis. On the 17th days of pregnancy, the average length of gestational
sacs was 1.97 ± 0.579 cm and became 4.52 ± 0.929 cm on the 37th days of
pregnancy. On the 17th days of pregnancy the average width of gestational sacs
was 1.68 ± 0.385 cm and became 3.84 ± 0.146 cm on the 37th days of pregnancy.
On the 25th days, fetal head diameter average was 0.76 ± 0.107 cm and increased
on the 63rd days of pregnancy (2.33 ± 0.106 cm). The first pregnancy sign can be
observed on day 7th through the imaging of B-Mode USG indicated by the
appearance of gestational sacs. The first fetal heart beat can be seen and calculated
on day 20th. The development of vertebrae, stomach, and liver that will dominate
the abdominal cavity can be observed between day 25th and 26th of pregnancy. On
the 27th days of pregnancy, fetal movement can be observed. Between day 33rd
and 36th of pregnancy, os vertebrae and os costae can be seen clearly. On the same
period the stomach size is increase, front and hind limb fingers had formed and
urinary bladder can be seen. The size of stomach, liver and urinary bladder were
increase along with the increase of the age of pregnancy.
KLACIPTA DAMELKA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Disetujui
Diketahui
Tanggal Lulus:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Klacipta Damelka
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
Latar Belakang
Kucing (Felis catus) merupakan hewan yang sangat digemari oleh manusia
karena memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan baik, mempunyai daya
reproduksi yang tinggi dan perawatannya mudah. Dalam kehidupan sehari-hari
kucing dikenal sebagai hewan peliharaan yang jinak dan selalu dekat dengan
manusia sehingga pemilik memberikan perhatian yang lebih kepada kesehatan dan
kesejahteraan hewan. Daya bereproduksi kucing yang tinggi disebabkan karena
kucing merupakan hewan polyestrus (Zambelli dan Prati 2006). Periode estrus
dapat bertahan sekitar 4-6 hari bahkan lebih lama bila ada perkawinan, diikuti
oleh refleks ovulasi yang dikeluarkan kucing pada hari ketiga. Ovulasi pada
kucing betina diinduksi oleh koitus dan beberapa perkawinan mungkin diperlukan
sebelum ovulasi terjadi. Estrus sering berakhir secara mendadak 24 jam setelah
koitus, sehingga tidak memungkinkan terjadinya perkawinan lebih lanjut (Jackson
2004).
Periode kebuntingan kucing antara 58-70 hari dan rata-rata 63 hari (Plumb
2005). Beberapa metode untuk mendeteksi kebuntingan dapat dilakukan dengan
palpasi abdominal, tes ELISA, radiografi abdominal dan scanning ultrasonografi
abdomen. Metode diagnosa dengan palpasi abdominal paling baik dilakukan pada
umur 3-4 minggu kebuntingan ketika kantung kebuntingan dari fetus terpalpasi
dalam kornua uteri. Pada tahap ini kantung kebuntingan berdiameter 1-2 cm
(Jackson 2004). Menurut Broaddus dan Albert (2005) kelebihan dari palpasi
abdominal yaitu metode yang cepat dilakukan, akurat, dan relatif lebih murah
walaupun harus memerlukan latihan dan pengalaman. Kekurangan dari metode ini
yaitu palpasi sulit dilakukan bila induk gelisah, tegang dan memiliki kelebihan
berat badan (obesitas). Palpasi kurang memuaskan setelah kebuntingan 4 minggu
karena kantung kebuntingan membesar secara cepat dan menjadi kurang tegang
setelah tahap kebuntingan ini. Pada akhir kebuntingan (umur 6 minggu ke atas)
masing-masing fetus dapat dipalpasi dan gerakan fetus terdeteksi. Fetus sangat
mudah untuk dikelirukan dengan uterus kosong yang berkontraksi keras (Jackson
2004). Diagnosa dengan tes ELISA menggunakan hormon relaksin yang
dihasilkan oleh setiap fetus sehingga dapat diperkirakan jumlah fetus yang ada.
Hormon relaksin ditemukan dalam darah hewan bunting pada hari ke-25 dari
kebuntingan (Jackson 2004). Radiografi abdominal hanya dapat dilakukan setelah
35 hari kebuntingan ketika pembentukan organ fetus sudah lengkap. Stuktur
tulang fetus menggunakan x-Ray terlihat sekitar umur 40 hari kebuntingan.
Pencitraan ultrasonografi real-time B-Mode memberikan metode deteksi
kebuntingan yang sangat akurat. Pada kebuntingan 5 minggu fetus-fetus dapat
segera terdeteksi, jantung fetus dapat dilihat, dan denyut jantung dapat dihitung
(Jackson 2004). Pencitraan USG pada sistem reproduksi selama kebuntingan
memberikan informasi tentang tahapan perkembangan embrio dan fetus.
Keuntungan lain dari USG yaitu dapat mendeteksi kebuntingan dini. Metode
menggunakan USG lebih akurat untuk mendeteksi kebuntingan dibandingkan
metode palpasi abdominal atau x-Ray walaupun tidak terlalu akurat dalam
memperkirakan jumlah fetus (Zambelli dan Prati 2006). Ultrasonografi aman
digunakan karena tidak membahayakan dokter maupun pasien. Deteksi
kebuntingan menggunakan USG dapat memperkirakan umur kebuntingan, jumlah
fetus yang berkembang dan dapat melihat perkembangan organ-organ fetus.
Perkiraan umur kebuntingan dapat dilakukan dengan mengukur diameter kantung
kebuntingan, diameter kepala, dan perkembangan organ-organ fetus yang
terbentuk.
Di Indonesia, penggunaan USG pada hewan untuk pemeriksaan kebuntingan
tidak terlalu banyak karena alat USG yang khusus untuk hewan memiliki harga
yang lebih mahal dibandingkan alat USG khusus manusia. Beberapa praktisi
menggunakan alat USG untuk manusia sehingga bila digunakan untuk
memperkirakan umur kebuntingan hewan tidak bisa dikalkulasi secara otomatis
oleh mesin. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terhadap ukuran kantung
kebuntingan dan diameter kepala fetus sehingga didapatkan persamaan linear
yang dapat diaplikasikan untuk penghitungan umur kebuntingan menggunakan
alat USG yang tidak khusus untuk hewan. Penelitian ini juga mengamati
perkembangan organ-organ fetus sebagai parameter dalam menentukan umur
kebuntingan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan umur kebuntingan kucing
yang dideteksi melalui ukuran kantung kebuntingan dan kepala fetus serta melihat
dan mempelajari perkembangan organ dalam fetus dengan menggunakan tampilan
B-Mode USG.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Ovarium
Ovarium terletak pada bagian dorsal dari ruang abdomen di dekat ginjal kiri
dan kanan, memiliki 2 fungsi utama yaitu menghasilkan sel reproduksi (ovum)
untuk perkembangan oocyte setelah aktivitas dari siklus ovarium dan
memproduksi hormon yang terdiri dari estrogen dan progesteron (Colville dan
Bassert 2002). Mesovarium adalah ligamentum lata yang menggantung setiap
ovarium yang terdiri dari medula dan korteks. Lapisan paling luar korteks ovari
disebut surface epithelium, tersusun dari selapis sel kuboid yang disebut germinal
epithelium. Germinal epithelium yaitu penebalan lapisan epitel peritoneum yang
membungkus gonad sejak awal perkembangannya. Korteks atau zona
parenkimatosa dibungkus oleh tunica albuginea yang secara langsung berada di
bawah peritoneum dan berfungsi sebagai tempat perkembangan dan regresi
berbagai tahapan folikel (Dyce et al. 2002).
Folikel yang terdapat didalam korteks ovari diklasifikasikan menjadi folikel
primordial, folikel primer, folikel sekunder dan folikel de Graaf. Medula ovari
atau zona vaskulosa terletak ditengah dan berisi jaringan ikat longgar, pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan syaraf (Reece 2006).
Ovarium kucing berbentuk oval dan memiliki panjang 8-9 mm. Folikel yang
matang berdiameter 2-3 mm. Berbeda dengan anjing, mesosalpinx kucing tidak
mengandung jaringan lemak (adiposa) dan hanya melapisi lateral permukaan
ovarium. Hilus mengandung rete ovarii (McEnte 1990).
b. Oviduct
Oviduct juga dikenal sebagai tuba fallopi dan tuba uterin yaitu saluran kecil,
berliku-liku yang merupakan perpanjangan dari ujung cornua uteri. Fungsi
oviduct adalah menerima dan menyalurkan ovum dari ovarium ke cornua uteri
dan sebagai tempat fertilisasi antara ovum dan sperma. Oviduct terbagi menjadi
tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Infundibulum terletak dekat
ovarium di ujung dari setiap oviduct. Otot yang membentuk struktur berupa
corong seperti jari di tepi infundibulum dan tidak bertaut atau menempel pada
ovarium disebut fimbrae. Fimbrae berfungsi menangkap ovum hasil ovulasi.
Lumen oviduct terdiri dari sel sekretori dan silia. Sel-sel tersebut merupakan otot
licin sirkular dan longitudinal yang berfungsi menyediakan lingkungan sesuai
untuk transportasi ovum dan sperma agar terjadi fertilisasi (Colville dan Bassert
2002; Reece 2006). Mesosalphinx adalah alat penggantung berupa ligamentum
lata yang merupakan lanjutan dari mesovarium ditutupi oleh lapisan serosa (Reece
2006).
Ampula adalah saluran yang terletak di bagian proksimal setelah
infundibulum, berfungsi sebagai tempat terjadinya fertilisasi antara ovum dan
sperma. Isthmus merupakan saluran yang lebih berliku-liku, sempit dan bergabung
dengan apeks cornua uteri disebut utero-tubal junction atau salpingouterine
junction (Dyce et al. 2002). Rata-rata panjang oviduct sekitar 5-8 cm. Kranial dari
masing-masing oviduct merupakan bagian lateral bursa ovarium dan ke kaudal
adalah bagian medial mesosalphinx (Getty 1975). Dinding oviduct terdiri dari
lapis mukosa, muskularis, dan serosa. Lapis mukosa mengandung lamina
epithelial dan lamina propria yang tidak berkelenjar. Lapis muskularis terdiri dari
lapis sirkuler pada bagian dalam dan lapis longitudinal di bagian luar (McEnte
1990).
c. Uterus
Uterus atau rahim adalah organ muskuler, memiliki rongga dan berbentuk
seperti huruf Y berfungsi menyediakan tempat untuk melakukan implantasi dan
perkembangan fetus jika terjadi fertilisasi, melindungi dan memberi makan fetus
sampai fetus dilahirkan serta membantu mendorong kelahiran melewati jalan
kelahiran keluar tubuh. Uterus terdiri dari corpus, cervix, dan dua cornua
(Colville dan Bassert 2002; Dyce et al. 2002; Reece 2006). Bagian kaudal dari
corpus uteri bergabung dengan cervix dan bagian kranial bercabang menjadi dua
disebut cornua uteri. Mesometrium adalah lapisan serosa yang dilanjutkan dengan
ligamentum lata berfungsi menggantung semua organ uterus pada bagian dorsal
abdomen (Colville dan Bassert 2002).
Dinding tebal uterus dibentuk oleh tiga lapisan yaitu perimetrium,
myometrium, dan endometrium. Perimetrium merupakan lapisan serosa yang
terletak paling luar dari uterus dan ditutupi oleh lapisan visceral peritoneum.
Lapisan muskuler tebal yang terdiri dari sel-sel otot licin longitudinal dan sirkular
yang dipisahkan oleh stratum vascular jaringan ikat disebut dengan myometrium
(Colville dan Bassert 2002; Dyce et al. 2002). Myometrium mengalami hipertrofi
selama kebuntingan dengan meningkatkan jumlah dan ukuran sel. Fungsi
myometrium yaitu membantu mendorong fetus saat terjadi proses kelahiran
(Reece 2006). Endometrium adalah lapisan mukosa, tersusun atas columnar
epithelium dan tubular glands yang mensekresikan mukus. Endometrium
memiliki ketebalan dan vaskularisasi yang bervariasi sesuai dengan perubahan
hormonal ovarium dan kebuntingan. Sekresi kelenjar endometrium berfungsi
menyediakan nutrisi untuk embrio sebelum plasentasi (perkembangan membran
plasenta), setelah terjadi plasentasi nutrisi disediakan oleh darah yang berasal dari
induk (Reece 2006).
d. Cervix
Bagian uterus yang sering disebut leher uterus yang memiliki dinding tebal,
terletak di kaudal, dan merupakan otot spincter licin yang mengatur keluar masuk
organisme dari dan ke dalam vagina atau uterus disebut cervix. Cervix umumnya
terletak di dalam rongga pelvis di antara rektum dan kantung kemih/vesica
urinaria. Sedangkan corpus dan cornua uteri terletak diantara massa intestine di
daerah abdomen (Dyce et al. 2002). Cervix uteri lebih tebal dibandingkan dengan
vagina. Ventral cervix berbentuk silinder hilang karena tekanan dari dinding
vagina (Getty 1975). Cervix memiliki otot spincter licin yang sangat kuat dan
menutup erat kecuali saat estrus dan melahirkan. Mukus yang terlihat saat estrus
merupakan sekresi sel goblet cervical. Sel goblet mensekresi mukus selama
kebuntingan dan mencegah terjadinya infeksi bakteri yang masuk melalui vagina
(Reece 2006).
e. Vagina
Vagina adalah bagian dari saluran kelamin betina yang terletak di dalam
pelvis antara uterus (kranial) dan vulva (kaudal), berfungsi sebagai alat kopulatoris
dan saluran kelahiran saat partus. Selaput lendir vagina terdiri dari sel-sel epitel
squamos berlapis dan memiliki sedikit kelenjar. Legokan yang dibentuk oleh
penonjolan bagian kranial cervix ke dalam vagina disebut fornix. Pada beberapa
binatang, fornix hanya tampak secara dorsal dan pada hewan lain tampak lengkap
melingkari cervix (Reece 2006). Lapisan muskularis vagina tebal dan terdiri dari
serabut sirkular (Getty 1975).
Vagina terdiri dari dua bagian yaitu portio vaginalis cervicis (kranial) dan
vestibulum vaginae (kaudal). Portio vaginalis cervicis merupakan bagian cervix
uteri yang menonjol ke dalam vagina dan dibatasi oleh epitel squamosa berlapis.
Sedangkan vestibulum vaginae adalah perpanjangan dari orificium urethralis ke
vulva bagian luar merupakan kombinasi fungsi reproduksi dan urinarius (Dyce et
al. 2002). Dinding vagina terdiri dari tunika mukosa-submukosa, tunika
muskularis, dan tunika adventisia atau serosa. Epitel squamosa berlapis
mengalami perubahan selama terjadi siklus estrus. Tunika muskularis terdiri dari
selapis sirkuler tebal dan selapis tipis longitudinal luar otot polos. Tunika
adventisia terdiri dari jaringan ikat longgar, pembuluh darah, syaraf, dan ganglia.
Vagina dan vestibulum memiliki panjang 4 cm (McEnte 1990).
Ultrasonografi
A. Pengertian Dasar Ultrasonografi
Ultrasound ialah gelombang suara yang memiliki frekuensi lebih besar
daripada suara yang didengar manusia (20 Hz-20 kHz) yaitu antara 2-10 MHz dan
panjang gelombang yang pendek kurang dari 1 mm. Diagnostik ultrasound adalah
suatu teknik mendiagnosa gambaran organ yang dihasilkan oleh interaksi antara
gelombang suara berfrekuensi tinggi dengan organ (Barr 1990).
Alat bantu yang digunakan untuk mentransmisikan gelombang suara
tersebut disebut probe atau transducer. Teknik USG tergantung dari kapasitas
piezoelektrik yaitu kristal yang terdapat dalam transducer (scan head) yang dapat
mengubah aliran listrik bertegangan tinggi menjadi gelombang suara berfrekuensi
tinggi. Besarnya perubahan bentuk dari listrik sebanding dengan besarnya voltase
dan menghasilkan kekuatan dari ultrasound. Intensitas dari ultrasound (dalam
watt per unit area) berhubungan dengan area tempat daya berada dan begitu
kegunaan persilangan area penampang sinar menjadi maksimal pada penentuan
panjang focal zone (Goddard 1995). Efisiensi konversi transducer yaitu
mengubah energi listrik menjadi energi suara/accoustic power (England dan Allen
1990). Frekuensi getaran gelombang ultrasound dihubungkan ke kristal meskipun
akan terpengaruh dengan listrik. Frekuensi gema kristal tergantung dari
ketebalannya. Frekuensi yang dikeluarkan dan panjang gelombang berbanding
terbalik, misal pada frekuensi 2 MHz akan memiliki panjang gelombang sekitar
0,8 mm (Goddard 1995).
Ultrasound ditransmisikan ke pasien dari transducer dan disebarkan melalui
jaringan-jaringan. Kecepatan penyebaran gelombang ke jaringan tergantung pada
karakteristik jaringan. Refleksi yang dihasilkan akan kembali ke transducer,
kemudian dibentuk satu signal listrik dan ditampilkan berupa kumpulan titik-titik
pada layar yang disebut sonogram dalam dua dimensi (England dan Allen 1990).
Diagnostik ultrasound menggunakan prinsip pulse-echo yang dapat
menghasilkan gambar pada tayangan scanner yang berhubungan dengan
“accoustic impedance” atau resistensi jaringan yang dijumpai oleh gelombang
ultrasound. Ultrasound tidak dapat berpindah melalui udara (accoustic barrier).
Medium terbaik untuk penghantaran ultrasound adalah cairan dan dihantarkan
melalui kompresi atau penghalusan gelombang-gelombang (Goddard 1995).
b. Daerah Orientasi
Pemeriksaan menggunakan USG terlebih dahulu harus mengetahui anatomi
dari hewan yang akan diperiksa. Pemeriksaan uterus memiliki daerah orientasi
yang serupa dengan pemeriksaan vesika urinaria. Vesika urinaria berlokasi di
daerah ventral flank terhadap tuber coxae. Sedangkan uterus terletak di sebelah
dorsal vesika urinaria (Widmer et al 2004). Menurut Goddard (1995) uterus yang
dapat teridentifikasi terletak di dorsal atau dorso-lateral terhadap vesika urinaria
dan terlihat seperti pipa. Pada saat melakukan pemeriksaan, terlebih dahulu
dilakukan pencukuran rambut terhadap daerah orientasi yang telah ditentukan
untuk memberikan gambaran sonogram yang lebih jelas.
Dyce et al (2002) menyatakan bahwa corpus dan cornua uteri biasanya
hilang tertutup akibat massa intestine di dalam abdomen. Corpus uterus saat
prepubertas dan keadaan tidak bunting, memiliki diameter kurang dari 1 cm. Oleh
sebab itu, uterus jarang terlihat di dalam gambaran sonogram.
c. Arah probe
Menurut Widmer et al (2004) arah probe dalam pemeriksaan USG terhadap
ginjal maupun organ yang memiliki bentuk tiga dimensi terdapat tiga arah dalam
penggunaan probe yakni dorsal, sagital, dan transversal. Arah dorsal membagi dua
tubuh sama besar kanan dan kiri serta sejajar sumbu tubuh. Arah sagital membagi
organ menjadi dua bagian yang tidak sama besar dan 90o terhadap arah dorsal.
Arah transversal membagi organ menjadi dua bagian dengan cara berlawanan
sumbu tubuh atau posisi menyilang 90o terhadap sagital dan dorsal. Pada uterus,
arah probe yang digunakan yaitu arah sagital dan transversal karena uterus
berbentuk tubular atau pipa.
Kebuntingan
Kebuntingan adalah dimulai dari ovum yang mengalami fertilisasi hingga
melahirkan termasuk implantasi dan plasentasi (Barr 1990). Menurut Jackson
(2004), kebuntingan bukan merupakan suatu penyakit tetapi fungsi reproduksi
alami tubuh. Kebuntingan atau gestasi adalah ovum yang mengalami fertilisasi,
akhirnya berkembang menjadi fetus (Reece 2006). Umur kebuntingan dapat
diperkirakan dari struktur fetus seperti pengukuran kantung kebuntingan
(Gestational sacs diameter/GSD), diameter kepala fetus (Head diameter/HD), dan
diameter badan fetus (Body diameter/BD). Umumnya ultrasonografi merupakan
metode yang tidak akurat dalam menentukan jumlah anak (fetus) yang akan
dihasilkan (Luther 2008).
a. Periode Kebuntingan
Periode kebuntingan berkisar antara 63-65 hari tetapi rata-rata 63 hari atau 9
minggu (Dyce et al 2002). Umur kebuntingan yang lebih dari 63 atau 64 hari
harus berhati-hati dan dilaporkan kepada dokter hewan, pasien yang terlambat
melahirkan harus diperiksa setiap hari khususnya mendekati hari ke-70 karena
berkaitan dengan batas maksimum waktu yang aman dari kebuntingan normal
(Jackson 2004). Lama kebuntingan kurang dari 60 hari menunjukan terjadinya
penurunan daya hidup dari keturunannya. Adanya variasi lama kebuntingan dapat
disebabkan oleh jenis kucingnya, pada kucing Siam rata-rata 63 hari dan pada
kucing Persia adalah 65 hari. Selain itu lama kebuntingan juga dapat disebabkan
oleh variasi spesies dan secara umum lama kebuntingan ada hubungannya dengan
ukuran badan dari kucing. Umumnya anak yang dihasilkan dari setiap
kebuntingan adalah 4-6 ekor anak dan rata-rata 3 ekor anak per tahun (Plumb
2005). Banyaknya perkawinan tidak ada hubungannya dengan banyak keturunan
yang dihasilkan
Bahan Penelitian
Hewan Percobaan
Hewan yang diamati pada penelitian kali ini adalah berjumlah sembilan
(n=9) ekor kucing betina yang telah dikawinkan, dicatat waktu kawinnya dan
didiagnosa mengalami kebuntingan.
Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan yaitu alat USG tampilan B-Mode (Kaixin KX
5100V, Aloka SSD-550, Aloka Pro Sound SSD-4000), transducer/probe dengan
frekuensi 3-5 MHz tipe sector scanner berbentuk kurva dan 5 MHz tipe linear-
array scanner, video printer, video recorder yang digunakan untuk
mendokumentasikan hasil gambar USG yang diam maupun bergerak, gunting,
tissue, sisir, clipper.
A B
C X Y
A B
C D
Interpretasi Sonogram
Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi diamati
langsung berdasarkan parameter pergerakan yang terjadi, perubahan ukuran,
perubahan bentuk, dan perubahan echogenisitas yang terdapat pada sonogram.
Analisa Data
Hasil penelitian pengukuran panjang dan lebar kantung kebuntingan serta
diameter kepala fetus menggunakan nilai rata-rata dan ditampilkan dalam bentuk
tabel dan grafik yang disertai analisa persamaan regresi linear. Sedangkan
perkembangan organ-organ dalam fetus kucing ditampilkan dengan analisa
deskriptif untuk setiap perkembangan umur kebuntingan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
x = (y + 0.6674)/ 0.1431
Kebuntingan (cm)
4
0
15 20 25 30 35 40
Hari Kebuntingan (hari)
Rata-rata Persamaan
6
x = (y + 0.2798)/ 0.1075
Rata-rata Lebar Kantung
5
Kebuntingan (cm)
0
15 20 25 30 35 40
Hari Kebuntingan (hari)
Pada tabel 2 dapat dilihat perkembangan ukuran kepala fetus kucing dengan
pemeriksaan B-Mode USG. Pada hari ke-25, rata-rata diameter kepala fetus dan
standar deviasi yaitu 0.76 ± 0.107 cm sedangkan pada umur kebuntingan ke-63
diameter kepala fetus meningkatan lebih dari 2 kali lipat menjadi 2.33 ± 0.106 cm.
Kebuntingan ke-31 hari sebesar 0.91 ± 0.050 cm sedangkan pada hari ke-43
terlihat standar deviasi yang cukup besar yaitu 1.57 ± 0.204 cm. Penyimpangan
yang besar ini dapat dipengaruhi oleh faktor fetus karena pengamatan tidak selalu
pada fetus yang sama sehingga mendapatkan ukuran diameter kepala fetus yang
berbeda-beda serta dimungkinkan juga karena teknik pengukuran dengan posisi
dan arah probe saat pengambilan data yang kurang tepat.
Tabel 2. Perkembangan diameter kepala fetus kucing (Felis catus) dengan
pencitraan B-Mode USG pada hari ke-25 sampai ke-63 masa kebuntingan
Umur kebuntingan Diameter kepala (cm)
25 hari 0.76 ± 0.107
27 hari 0.82 ± 0.112
29 hari 0.90 ± 0.112
31 hari 0.91 ± 0.050
33 hari 1.07 ± 0.155
35 hari 1.29 ± 0.061
37 hari 1.33 ± 0.066
39 hari 1.44 ± 0.084
41 hari 1.50 ± 0.183
43 hari 1.57 ± 0.204
45 hari 1.61 ± 0.120
47 hari 1.69 ± 0.130
49 hari 1.77 ± 0.078
51 hari 1.86 ± 0.073
53 hari 1.92 ± 0.125
55 hari 2.02 ± 0.148
57 hari 2.05 ± 0.071
59 hari 2.16 ± 0.104
61 hari 2.28 ± 0.068
63 hari 2.33 ± 0.106
1.5
0.5
0
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Hari Kebuntingan (hari)
Gambar 10. Hubungan antara rata-rata diameter kepala fetus dengan hari
kebuntingan serta standar deviasi pada umur ke-25 sampai ke-63
masa kebuntingan dengan menggunakan analisis regresi linear.
C D
Gambar 11: A. Sonogram dari kantung kebuntingan pada hari ke-7 dari
kebuntingan dengan probe arah longitudinal. Huruf gs1 dan
gs2 menunjukkan kantung kebuntingan. Tanda panah putih
menunjukkan vesika urinaria.
B. Sonogram dari kantung kebuntingan pada hari ke-14 dari
kebuntingan dengan probe arah transversal. Perkembangan
plasenta dapat terlihat di dalam kantung kebuntingan sebagai
dua garis hyperechoic yang terpisah oleh sebuah garis
hypoechoic. Tanda panah putih tebal merupakan embrio
(hyperechoic) yang menonjol ke dalam ruang kantung
kebuntingan. Tanda panah putih biasa menunjukkan cairan
amnion.
C. Sonogram dari kantung kebuntingan pada hari ke-17 dari
kebuntingan dengan probe arah transversal. Panah putih
merupakan embrio yang berada ditengah dan terpisah dari
dinding kantung kebuntingan.
D. Sonogram dari kantung kebuntingan pada hari ke-20 dari
kebuntinga dengan probe arah transversal. Tanda panah putih
tebal menunjukkan embrio yang berada ditengah kantung
kebuntingan. Tanda panah putih biasa menunjukkan cairan
amnion.
Bar (garis putih) = 1 cm.
Pada hari ke-17 sampai ke-20 kebuntingan, embrio dengan struktur
hypoechoic terlihat terpisah dari dinding kantung kebuntingan tetapi belum
terlihat pembagian-pembagian daerah kepala dan badan sehingga derajat echo
yang dihasilkan sama (isoechoic). Kemudian, embrio akan bergerak ke tengah
kantung kebuntingan pada hari ke-17 kebuntingan (Gambar 11 C). Denyut
jantung dapat terdeteksi dan dihitung pada hari ke-20 ditandai dengan adanya
kerlap-kerlip di bagian tengah massa fetus. Jantung memiliki struktur hypoechoic
dengan lumen berstruktur anechoic karena lumen berisi darah. Batas kepala dan
badan fetus belum terlihat pada hari ke-20 kebuntingan sehingga struktur kepala
dan badan isoechoic yaitu derajat echo yang dihasilkan sama (Gambar 11 D).
Menurut Goddard (1995) denyut jantung dapat dideteksi pada umur
kebuntingan ke-24 hari, ditandai dengan kerlap-kerlip yang cepat di bagian tengah
massa fetus. Denyut jantung fetus biasanya dua kali denyut jantung induk antara
150-220 x/menit (Jackson 2004). Penetapan jumlah fetus dilakukan pada awal
kebuntingan, paling mudah pada 28-35 hari kebuntingan ketika fetus masih kecil.
Bila fetus sudah cukup besar perhitungan bisa sangat membingungkan karena
hanya penampang tubuh fetus yang terlihat dan dapat juga terjadi penghitungan
ganda pada fetus yang sama atau ada fetus yang tidak terhitung (Barr 1990).
Pada tabel 4 dapat terlihat perkembangan organ-organ fetus pada hari ke-21
sampai ke-41 kebuntingan. Pada umur kebuntingan 25-26 hari selain denyut
jantung yang sudah konsisten, batas kepala, leher, dan badan mulai terlihat jelas
serta bakal tulang punggung (hyperechoic) dan bakal lambung (anechoic) juga
mulai terlihat tetapi belum ada pergerakan dari fetus. Umur 27-32 hari
kebuntingan fetus sudah mulai bergerak aktif, aorta terlihat dengan struktur
anechoic dan bakal kaki depan dan belakang terlihat (hypoechoic). Bentuk tulang
punggung (hyperechoic) lebih jelas dan jari jemari kaki depan-belakang fetus
terlihat. Organ hati terlihat, berfungsi melakukan sistem sirkulasi melalui vena
porta dan lambung belum berfungsi dalam metabolisme tubuh fetus.
Pada umur kebuntingan antara 33-36 hari terlihat bakal vesika urinaria
(anechoic), katup jantung (hyperechoic), orbita (anechoic) dan cerebrum
(hypoechoic) terlihat jelas. Pada hari ke-35, paru-paru terlihat dengan struktur
hypoechoic. Batas antara atrium dan ventrikel jantung terlihat karena adanya kerja
katup jantung yang membuka dan menutup saat darah di pompa dari atrium ke
ventrikel. Tulang punggung dan costae terlihat lebih jelas, hati mendominasi
rongga abdomen fetus terlihat pada umur kebuntingan antara 37-41 hari.
Lambung pertama kali terlihat sebagai anechoic karena penuh berisi cairan
pada hari ke-25 kebuntingan tetapi belum melakukan fungsi sebagai sistem
pencernaan karena fetus mendapatkan makanan dari induk selama fetus masih di
dalam kandungan. Hari yang sama terlihat juga bakal tulang belakang dengan
struktur hyperechoic tetapi belum ada pergerakan dari fetus.
Antara hari ke-27 dan 32 kebuntingan, aorta terlihat lebih jelas dan sudah
berfungsi melakukan sistem peredaran darah. Aorta terlihat sebagai struktur
anechoic karena berisi darah yang akan diedarkan ke seluruh tubuh fetus.
Pergerakan fetus sudah dapat terlihat pada hari ke-27 kebuntingan dan bentukan
bakal kaki depan dan belakang terlihat sebagai struktur hypoechoic karena
struktur masih berupa jaringan lunak (Gambar 12 A). Menurut Barr (1990) antara
umur kebuntingan 34-37 hari (terkadang lebih awal), perbedaan kepala dan tubuh
fetus dapat diidentifikasi dan terlihat pergerakan yang aktif dari fetus tersebut.
Aorta terlihat sebagai struktur anechoic yang berbentuk tubular berada di ventral
columna spinalis dan berhubungan dengan jantung dan hati. Pembuluh darah
umbilikus terlihat sebagai penghubung dinding umbilikal dengan hati.
Menurut Zambelli et al (2002b) sebelum hari ke-30 kebuntingan perbedaan
organ fetus masih sulit untuk dilihat karena derajat echogenisitas yang sama, agar
perbedaan mudah diamati maka penggunaan probe dengan arah longitudinal pada
fetus dapat dilakukan sehingga semua organ terlihat secara bersamaan. Hal ini,
memudahkan untuk membedakan organ-organ tersebut. Pemeriksaan dengan
USG, struktur organ tubuh fetus akan lebih jelas diidentifikasi setelah hari ke-30
kebuntingan. Pada hari yang sama, bagian dada dan kepala fetus merupakan area
hyperechoic tanpa adanya accoustic shadow yang terlihat karena struktur tersebut
hanya terdiri dari beberapa tulang muka dan diapysis tulang dada. Membran fetus
dapat sangat mudah terlihat sampai umur kebuntingan ke-30 dan sangat sulit
sampai umur ke-45 kebuntingan.
Tabel 4. Identifikasi dan perkembangan organ-organ fetus kucing melalui
pemeriksaan USG pada hari ke-21 sampai ke-41 masa kebuntingan
Umur Organ yang Teridentifikasi dan Derajat Keterangan
Kebuntingan Perkembangannya Echogenisitas
21–24 hari Jantung Hypoechoic Berdenyut
dengan lumen
anechoic
Bentuk fetus teramati Hypoechoic
Batas antara
kepala, leher dan badan terlihat
lebih jelas
Ada pergerakan fetus
Cerebrum Hypoechoic
37–41 hari Jantung (batas atrium dan Hypoechoic Berdenyut
ventrikel)
Tulang punggung lebih jelas Hyperechoic
Costae Hyperechoic
Hati (dominan) Hypoechoic Melakukan sistem sirkulasi
melalui vena porta
Antara hari ke-33 dan 36 kebuntingan, vesika urinaria dapat diidentifikasi
dengan struktur anechoic di daerah kaudal abdomen di dekat tali pusar, lambung
dan hati yang berisi cairan. Vesika urinaria juga dapat diidentifikasi lebih awal
pada hari ke-29 dan 30 kebuntingan dengan struktur anechoic yang terletak
dibagian kranial pelvis dan di dekat tali pusar/umbilical cord (Zambelli dan Prati
2006). Stuktur anechoic vesika urinaria karena berisi cairan urin yang berasal dari
ginjal. Pada hari ke-33 kebuntingan, jari jemari terlihat jelas karena memiliki
struktur hyperechoic dan cerebrum terlihat jelas dengan struktur hypoechoic
karena berupa jaringan lunak (Gambar 12 B).
Cerebral choroid plexi terlihat sebagai dua struktur hyperechoic simetris
yang mengelilingi otak (Zambelli et al. 2002b). Pada hari ke-35 katup jantung
terlihat lebih jelas dengan struktur hyperechoic karena katup terdiri dari jaringan
ikat kolagen dan bakal orbita terlihat dengan struktur anechoic berbentuk bulat.
Katup jantung berfungsi untuk membuka dan menutup saat darah di pompa dari
atrium ke ventrikel jantung tetapi antara atrium dan ventrikel jantung masih sulit
untuk dibedakan. Pada hari yang sama, paru-paru terlihat dengan struktur
hypoechoic karena tidak berisi udara (Gambar 12 C dan D). Penampakan
ultrasonografi dari suatu organ fetus dapat berguna untuk memperkirakan umur
kebuntingan, contohnya vesika urinaria fetus yang mulai dapat terlihat pada hari
ke-20 menjelang akhir kebuntingan (Goddard 1995).
Menurut Zambelli dan Prati (2006) ginjal terlihat pertama kali pada umur
kebuntingan ke-39 hari, berbentuk ellip yang terletak di ventro-lateral columna
spinalis dan isoechoic dengan hati. Pada hari ke-50 mungkin dapat dibedakan
korteks dan medulla. Menurut Goddard (1995) tulang rangka (skeletal) fetus
menjadi jelas pada umur kebuntingan 40 hari ketika tulang fetus terlihat
hyperechoic dan membentuk accoustic shadows. Tulang rangka (skeletal), kepala,
columna spinalis dan costae fetus menghasilkan refleksi yang kuat sehingga lebih
jelas terlihat dan lebih mudah diidentifikasi.
A B
C D
Gambar 12: A. Sonogram dari organ fetus pada hari ke-27 kebuntingan dengan
probe arah longitudinal. Tanda panah putih tebal menunjukkan
bakal kaki depan, tanda panah putih tipis menunjukkan kepala
fetus dan tanda panah putih sedang menunjukkan badan fetus.
B. Sonogram dari organ fetus pada hari ke-33 kebuntingan dengan
arah probe longitudinal. Tanda panah putih menunjukkan jari
jemari fetus, tanda panah putih tebal merupakan cairan amnion.
C. Sonogram dari organ fetus pada hari ke-35 kebuntingan dengan
arah probe longitudinal. Tanda kepala panah putih menunjukkan
paru-paru fetus, tanda panah putih tebal menunjukkan cerebrum
dan tanda panah putih biasa menunjukkan bakal orbita.
D. Sonogram dari organ fetus hari ke-37 kebuntingan dengan arah
probe longitudinal. Terlihat organ jantung, lambung, hati yang
mendominasi, vesika urinaria, tulang punggung serta cairan
amnion yang berkurang (panah putih). Tanda panah putih tebal
menunjukkan paru-paru.
Bar (garis putih) = 1 cm
Pada tabel 5 dapat dilihat perkembangan organ fetus pada hari ke-42 sampai
ke-63 kebuntingan. Pada kebuntingan antara 42-44 hari, batas antara atrium dan
ventrikel jantung terlihat karena adanya kerja katup jantung yang membuka dan
menutup saat darah di pompa dari atrium ke ventrikel. Tulang punggung dan
costae terlihat lebih jelas, hati mendominasi rongga abdomen fetus, diameter
kantung kebuntingan membesar tetapi cairan amnion mulai berkurang. Pada
kebuntingan 45-49 hari, ukuran lambung membesar dan hati tetap mendominasi
rongga abdomen fetus. Tulang tengkorak dan vesika urinaria terlihat lebih jelas.
Pada akhir umur kebuntingan yaitu 50-63 hari, cerebrum terlihat jelas, vesika
urinaria membesar dan lambung membesar dengan hati tetap mendominasi tubuh
fetus.
Tabel 5. Identifikasi dan perkembangan organ-organ fetus kucing melalui
pemeriksaan USG pada hari ke-42 sampai ke-63 masa kebuntingan
Umur Organ yang Teridentifikasi Derajat Keterangan
Kebuntingan dan Perkembangannya Echogenisitas
42–44 hari Jantung (batas atrium dan Hypoechoic Berdenyut
ventrikel)
Katup jantung Hyperechoic Membuka dan
menutup saat terjadi
sistem sirkulasi darah
di jantung
Tulang punggung lebih jelas Hyperechoic
Costae Hyperechoic
Lambung Anechoic Belum berfungsi
Hati (dominan) Hypoechoic Melakukan sistem
sirkulasi melalui vena
porta
Tulang kaki depan dan Hyperechoic
belakang terbentuk (jari
jemari)
Diameter gestational sacs Anechoic
lebih besar
Cairan amnion berkurang Anechoic
45–49 hari Jantung Hypoechoic Berdenyut
Ukuran lambung lebih besar Anechoic Belum berfungsi
Hati lebih jelas Hypoechoic Melakukan sistem
sirkulasi melalui vena
porta
Vesika urinaria Anechoic Belum berfungsi
50–63 hari Jantung Hypoechoic Berdenyut
Ukuran hati membesar Hypoechoic Melakukan sistem
(mendominasi) sirkulasi melalui vena
porta
Cerebrum terlihat jelas Hypoechoic
C D
Gambar 13: A. Sonogram dari organ fetus hari ke-45 kebuntingan dengan arah
probe longitudinal. Terlihat lambung yang membesar, jantung,
sternum dan tulang belakang.
B. Sonogram dari organ fetus hari ke-50 kebuntingan dengan arah
probe longitudinal. Pengukuran diameter kepala fetus. Tanda
panah putih tipis menunjukkan mulut fetus, tanda panah putih
sedang menunjukkan cerebrum dan tanda panah putih tebal
menunjukkan tengkorak fetus.
C. Sonogram dari organ fetus hari ke-51 kebuntingan dengan arah
probe longitudinal. Terlihat orbita, tengkorak dan mulut fetus.
D. Sonogram dari organ fetus hari ke-59 kebuntingan dengan arah
probe longitudinal. Os vertebrae dan jantung fetus yang terlihat
sangat jelas.
Bar (garis putih) = 1 cm
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
• Perkembangan ukuran kantung kebuntingan dan diameter kepala fetus
kucing (Felis catus) dengan pencitraan B-Mode USG dapat digunakan
untuk mengetahui umur kebuntingan dengan persamaan linear. Persamaan
linear panjang dan lebar kantung kebuntingan untuk memperkirakan umur
kebuntingan yaitu x = (y + 0.6674)/0.1431 dan x = (y + 0.2798)/0.1075,
dimana x adalah hari kebuntingan dan y adalah rata-rata panjang dan lebar
kantung kebuntingan. Persamaan ini dapat digunakan untuk mengetahui
umur kebuntingan di bawah umur 40 hari. Sedangkan persamaan linear
diameter kepala fetus yang digunakan untuk memperkirakan umur
kebuntingan x = (y – 0.2625)/0.0415, dimana x adalah hari kebuntingan dan
y adalah diameter kepala fetus. Persamaan ini dapat digunakan untuk
mengetahui umur kebuntingan di atas umur 30 hari.
• Tanda kebuntingan pertama kali yang dapat diamati dengan tampilan B-
Mode USG adalah kantung kebuntingan pada hari ke-7 kebuntingan. Denyut
jantung dapat dilihat dan dihitung pertama kali pada hari ke-20 kebuntingan.
Bakal tulang punggung, lambung dan hati yang mendominasi rongga
abdomen dapat diamati antar hari ke-25 dan 26 kebuntingan tetapi
pergerakan fetus belum teramati. Pada hari ke-27 kebuntingan, pergerakan
fetus terlihat aktif. Antara hari ke-33 dan 36 kebuntingan, tulang punggung
dan costae terlihat lebih jelas, lambung membesar, jari jemari kaki depan
dan belakang sudah terbentuk serta bakal vesika urinaria pertama kali
teramati pada hari ke-33 kebuntingan. Pada akhir kebuntingan (umur > 40
hari), semua organ dalam fetus terbentuk dan ukuran lambung, hati serta
vesika urinaria akan semakin membesar seiring dengan bertambahnya umur
kebuntingan.
Saran
• Pengembangan yang lebih luas diperlukan terhadap penggunaan USG pada
sistem organ lainnya selain pemeriksaan kebuntingan hewan.
• Penelitian lebih lanjut dibutuhkan dalam penggunaan teknik echo-Doppler
untuk memberikan informasi kesehatan fetus dan perkembangan plasenta.
DAFTAR PUSTAKA
Barr F. 1990. Diagnostic Ultrasound in the Dog and Cat. Oxford: Blackwell
Scientific Publications. hlm. 1-12 dan 78-88.
Colville T, Bassert JM. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary
Technicians. USA: MOSBY. hlm. 329-334.
Dyce KM, Sack WO, Wensing CJG. 2002. Textbook of Veterinary Anatomy. Ed
ke-3. USA: Saunders. hlm. 192-197 dan 438-442.
England GCW, Allen WE. 1990. The veterinary Annual 30. London:
Butterworth&Co.
Kahn CM, et al. 2005. The Merck Veterinary Manual. Ed ke-9. USA:
Merck&Co., Inc.
Luther LE. 2008. The Ultrasonographic Diagnosis of Pregnancy in the Dog and
Cat.
http://www.soundveteducation.com/assets/The%20ultrasonographic%20dia
gnosis%20of%20pregnancy%20in%20the%20dog%20and%20cat_notes.pdf
[26 Maret 2008]
Meadows G, Flint E. 2006. Buku Pegangan bagi Pemilik Kucing. Batam: Karisma
Publishing Group. hlm. 56-60.
Widmer WR, David SB, Larry GA. 2004. Ultrasonography of the Urinary Tract
in Small Animals. JAVMA. 225(1): 46-54.