Laporan Kurva Sigmoid Acara 1 Annisa Fitri Ananda
Laporan Kurva Sigmoid Acara 1 Annisa Fitri Ananda
PRAKTIKUM 1
NIM : F1071171012
KELOMPOK: 3
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Abstract
Abstrak
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Teori
Jagung merupakan tanaman pangan biji-bijian yang memegang peranan
penting setelah padi di lndonesia. Jumlah produksinya pada tahun 1999 adalah
9.172.000 ton atau yang kedua terbesar untuk tanaman biji-bijian setelah padi
(Manalu, 2001). Pada tanaman jagung seperti halnya semua tanaman hibrida
selalu mempunyai apa yang disebut dengan batas genetis. Pada batasan tersebut
terdapat potensi genetic, dimana dengan memacu pertumbuhan seperti apapun
akan tetap tidak dapat melampaui batasangenetic tersebut, dan jumlah daun adalah
salah satu batasan genetik pada tanaman semusim (Budi, 2009).
Pengamatan destruktif:
Pengujian lapangan bersifat dekstruktif dilakukan dengan mencabut sampel
tanaman secara perminggu dengan mengukur :
- Luas daun
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode p x l, dengan rumus:
LD = p x l x k
Dimana p = panjang daun, l = lebar daun, dan k = konstanta. Nilai k di dapat dari
hasil bagi luas daun yang diukur dengan metode kertas millimeter dan luas daun p
x l.
- Bobot kering total tanaman
Pengamatan bobot kering total tanaman dilakukan dengan menimbang seluruh
bagian tanaman yang telah di oven pada suhu 800 C sampai diperoleh berat yang
konstan.
- Laju pertumbuhan tanaman (Crop Growth Rate = CGR)
Laju pertumbuhan tanaman ialah kemampuan menghasilkan bio massa persatuan
waktu. Dihitung berdasarkan pertambahan berat kering total tanaman diatas tanah
persatuan waktu.
Rumus: CGR = W2-W1 x 1 (g cm-2 hari-1)
T2-T1 GA
Keterangan : W1 dan W2 : Berat kering total tanaman pada saat dua
pengamatan destruktif T1 dan T2
T1 dan T2 : Umur tanaman (dalam hari)
T1 : saat pengamatan pertama
T2 : saat pengamatan kedua
GA : Luas tanah (jarak tanam)
Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang
luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu
yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau
lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan
dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang
berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif ( competitive exclusion principles ) (Ewusie, 1990).
C. Rumusan Masalah
1. Faktor –faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman?
2. Bagaimanakah cara mengukur pertumbuhan jagung?
3. Bagaimana pertumbuhan jagung yang destruktif dan non-destruktif,
mana yang lebih cepat pertumbuhannya?
4. Bagaimana bentuk data pertumbuhan jagung bila digambar dalam
bentuk grafik garis?
D. Tujuan
Adapun tujuan praktikum jaringan daun pada tumbuhan ini ialah :
1. Mengukur laju tumbuh tanaman jagung
BAB II
METODOLOGI
Praktikum kurva sigmoid pertumbuhan dilaksanakan dari tanggal 3 Oktober 2019
hingga tanggal 21 November 2019. Praktikum ini dilaksanakan di lapangan
laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum untuk mendukung
praktikum ini yaitu kertas milimeter blok, pisau, pot, penggaris, oven, dan
timbangan. Sedangkan bahannya yaitu biji jagung dan media pasir.
Cara kerja praktikum tentang kurva sigmoid pertumbuhan pertama-tama
adalah pasir dan tanah bakar dicampur hingga homogen dengan perbandingan 2:1,
kemudian media tanam disiapkan dan pot diisi dengan media tanah dan diberi
label pada setiap pot dan disolasi agar label tidak rusak terkena air. Jagung yang
digunakan yaitu jagung yang sebelumnya telah di rendam dan kemudian di tanam
pada lapangan terbuka dan di tanam sebanyak 10 biji pada pot. Pertumbuhan di
cek setiap minggu dengan cara dekstruktif dan non destruktif. Untuk cara
destruktif diukur tinggi tanaman, luas daun dan jumlah daun, berat basah dan
kering dari bagian atas (batang dan daun) dan bagian bawah akar setelah
dibersihkan terlebih dahulu (berat basah ditimbang tanaman dalam keadaan kering
dan sudah di“tapping”). Berat kering didapatkan dengan mengukur berat tanaman
yang telah dikeringkan dengan oven pada suhu 80 o C dimana berat tidak berubah
lagi (24 jam). Sedangkan cara nondestruktif tidak dicabut dan tidak ditimbang
berat keringnya maupun berat basah. Cara destruktif maupun non destruktif
masing-masing dicatat temperatur tanah dan udara,kelembaban relatif dan curah
hujan setiap hari sebagai data pendukung. Dibuat tabel pengamatan untuk
pertumbuhan dan faktor iklim dan grafik rerata dari pertumbuhan tanaman dan
faktor iklim dengan waktu sebagai absis.
BAB III
A. Hasil Pengamatan
1. Pengamatan Pertumbuhan Jagung Destruktif dengan Pupuk
1.1 Tabel tinggi tanaman,daun,berat kering dan basah tanaman.
Ming Tanggal Tinggi Daun Akar Batang
gu tanaman
Jumlah Luas BB BK BB BK(
ke- (gram gram)
(cm2) (gram (gram)
)
)
1 3 oktober 2019 11,2 cm 2 4×0,5 0,35 0,03 0,56 0,04
gram gram
gram gram
2 10 9ktober 43,7cm 3 25×1,7 0,31 0,02 2,31 0,17
gram gram
2019 gram gram
3 17 oktober 45 cm 4 42×2,8 0,72 0,01 5,61 0,36
gram gram
2019 gram gram
4 24 oktober 33 cm 2 23×1 0,15 0,01 0,89 0,06
gram gram
2019 gram gram
5 31 oktober 81 cm 4 54 × 2,57 0,75 14,15 5,60
gram gram
2019 3,5 gram gram
6 7 november 65 cm 5 53 ×3,7 1,17 0,16 21,11 6,40
gram gram
2019 gram gram
7 14 november 94 cm 6 56 ×3 1,88 0,68 18 43 10,73
gram gram
2019 gram gram
8 21 november 84 cm 6 54×3,3 3,09 0,50 19,96 2,79
gram gram
2019 gram gram
1.2 Tabel suhu, kelembaban, curah hujan, dry and wet dan evaporasi
2.2 Tabel suhu, kelembaban, curah hujan, dry and wet dan evaporasi
Suhu
Mingg Suhu Dry Wet Kelembab Evaporasi Curah
udara(0C
u ke- tanah (0C) (0C) an (%) (ml) hujan(mm)
)
(0C)
1. 30,25 24,8 28,4 24,2 25,8 11,9 10,8
2. 32,5 26,4 25,2 22,7 38,4 8,5 5,7
3. 30,37 21,9 24,7 24,4 28,5 1 2,8
4. 30,87 31,6 30,2 29,4 45,3 3,2 10,8
5. 28,37 29,4 38,3 30,2 42,5 6,4 5,3
6. 29,25 30,7 35,9 31,3 39,3 4,3 6,3
7. 28,62 29,7 32,1 31,2 38,1 6,3 8,1
8. 31,25 30,3 32,8 30,3 34,7 4,3 6,3
GRAFIK
1. Tinggi tanaman
destruktif pupuk
nondestruktif pupuk
nondestruktifnonpupuk
2. Jumlah daun
destruktif pupuk
nondestruktif pupuk
nondestruktif nonpupuk
3. Luas daun
4. Berat akar
a. Berat basah
b. Berat kering
5. Berat batang dan daun
a. Berat basah
b. Berat kering
B. Pembahasan
Berdasarkan kurva yang membentuk kurva sigmoid yang terdiri atas fase
logaritmik, fase linier dan fase penuaan di atas dapat diketahui bahwa laju
pertumbuhan paling tinggi terdapat pada tanaman jagung perlakuan non destruktif
pupuk, kemudian pada tanaman jagung perlakuan destruktif pupuk, lalu pada
tanaman jagung perlakuan destruktif non pupuk,dan yang terakhir pada tanaman
jagung perlakuan non destruktif non pupuk. Pada hasil percobaan menunjukkan
grafik kurva sigmoid pada semua hal yang diukur baik dari tinggi tanaman, daun,
berat basah dan berat kering akar dan batang tanaman jagung.
Kurva sigmoid yaitu pertumbuhan cepat pada fase vegetatif sampai titik
tertentu akibat pertambahan sel tanaman kemudian melambat dan akhirnya
menurun pada fase sense. Besarnya pertumbuhan persatuan waktu disebut laju
tumbuh. Laju tumbuh suatu tumbuhan atau bagiannya berubah menurut waktu.
Oleh karena itu, bila laju tumbuhan digambarkan dengan grafik, dengan laju
tumbuhan pada koordinat dan wktu pada absisi, maka grafik ini merupakan kurva
berbentuk S atau kurva sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan ini berlaku pada
tumbuhan lengkap, bagian-bagiannya ataupun sel-selnya.
Daftar Pustaka
Budi, Mikael Adri S. 2009. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan 4 Efektif
Organisme (EM4) pada Pertumbuhan Fase Vegetatif Tanaman Jagung
(Zea mays) var. sweet com. Jurnal FORMAS ISSN I 1978-8452. 2(3):
2256-263
Ewusie. 1990. Ekologi Tropika . Bandung: ITB
Gardner, F.P., R.B. Pearce dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Latunra. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Latunra, A.I., (2012). Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan II. Makasar:
Universitas Hasanuddin.
Pratiwi D.A, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Rudy. 2012. Kuliah Laporan Kurva Sigmoid. (online) (http://rudybigbanguntil
whenever. blogspot.co.id/2012/07/kuliah-laporan-kurva-sigmoid.html, di
akses tanggal 13 Juli 2016).
Salisbury, Frank B. & Ross, Cleon W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Susilo, W., (1991). Fisiologi Tanaman Budidaya . Jakarta : UI Press.