0% found this document useful (0 votes)
304 views10 pages

Kajian Filsafat Tentang Hukum Demokrasi Di Indonesia

This document discusses democracy in Indonesia from a philosophical perspective. It begins by explaining that every cultured nation bases its system of government on a system of philosophy or ideology laid out in its constitution. It then provides a brief history of democracy, noting that ancient Greek democracy originally involved direct political participation from all adult citizens, though it excluded women, slaves, and children from political rights and participation. The document goes on to discuss how the spread of values of freedom and equality have modernized political systems and made them more inclusive and non-discriminatory. It argues that Indonesia's system of Pancasila democracy, as laid out in the 1945 constitution, represents a concrete form of democracy within Indonesia's constitutional framework.

Uploaded by

Ghazwan M Zidane
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
304 views10 pages

Kajian Filsafat Tentang Hukum Demokrasi Di Indonesia

This document discusses democracy in Indonesia from a philosophical perspective. It begins by explaining that every cultured nation bases its system of government on a system of philosophy or ideology laid out in its constitution. It then provides a brief history of democracy, noting that ancient Greek democracy originally involved direct political participation from all adult citizens, though it excluded women, slaves, and children from political rights and participation. The document goes on to discuss how the spread of values of freedom and equality have modernized political systems and made them more inclusive and non-discriminatory. It argues that Indonesia's system of Pancasila democracy, as laid out in the 1945 constitution, represents a concrete form of democracy within Indonesia's constitutional framework.

Uploaded by

Ghazwan M Zidane
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.6, No.1 Juni 2015, hlm.

89–98 ISSN: 2356-4962


E-mail: [email protected]
Website: www.jchunmer.wordpress.com

KAJIAN FILSAFAT HUKUM TENTANG DEMOKRASI


DI INDONESIA

Riski Febria Nurita


Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang
Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64 Malang
E-mail: [email protected]

Abstract
Democracy is a long process passing through habit, learning, and comprehension. For this goal, social support
and democratic surroundings are needed. Democracy success is shown through how far the democracy as the
principal and life reference inter citizens is done and obeyed. Democracy is a political and ethic set which
develop dynamically. In reality, democracy is a group of people who are able to manage the country. It means
the people who hold and manage the country must be those who have statesmen soul. It means they really revere
the democracy highly used as the principle in pertaining to form government in Indonesia. Democracy which
is really for people is not like the democracy applied in Indonesia today where the state holders and the
organizers are busy with their own business. They take a decision by relying on their own interest without any
sensitiveness to see the condition of people today. Mobocracy has really happened in Indonesia by appearing
the corruptors, the law bribers, the position bribers, so democracy in Indonesia is really dead democracy if there
is government that really holds firmly the democracy and is not sensitive to what the people want. Then it is
true what Aristoteles says that if the people are still”mobos”, do not insist the “democracy” in that country.
Key Words: Indonesian Democracy, Law Philosophy

Abstrak
Demokrasi merupakan proses panjang melalui pembiasaan, pembelajaran dan penghayatan. Untuk tujuan ini
dukungan sosial dan lingkungan demokratis itu mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan oleh
sejauh mana demokrasi sebagai prinsip dan acuan hidup bersama antar warga negara dan antar warga negara
dengan negara yang dijalankan dan dipatuhi. Demokrasi merupakan perangkat politik dan etika yang
berkembang secara dinamis. Pada hakekatnya demokrasi merupakan kumpulan orang yang mampu bernegara
artinya pemegang dan pengatur negara haruslah benar-benar orang yang memiliki jiwa negarawan dalam
artian yaitu memang menjunjung tinggi demokrasi yang digunakan sebagai dasar dalam ketatanegaraan di
Indonesia. Demokrasi yang memang diperuntukkan bagi rakyat, tidak seperti kondisi demokrasi di Indonesia
saat ini dimana para pemegang dan pelaksana negara sibuk dengan urusannya sendiri, mereka mengambil
kebijakan dengan berpijak pada kepentingannya sendiri tanpa adanya kepekaan melihat kondisi rakyatnya
saat ini. Mobokrasi memang telah benar-benar terjadi di Indonesia dengan munculnya para koruptor, para
penyuap hukum, para penyuap jabatan, sehingga demokrasi di Indonesia benar-benar demokrasi yang telah
mati, apabila tidak ada lagi pemerintah yang memang memegang teguh demokrasi dan peka terhadap apa yang
rakyatnya inginkan. Sehingga benar apa yang dikatakan oleh Aristoteles Bila masyarakat masih “mobos”
jangan memaksakan “demokrasi” dalam negara itu.
Kata Kunci: Demokrasi Indonesia, Filsafat Hukum

| 89 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.1 Juni 2015: 89–98

Bahwasanya tiap bangsa yang berbudaya dan Proses politik penataan kehidupan bersama ini
beradab dalam menegakkan sistem kenegaraannya dikelola secara bersama, dan inilah yang dinama-
selalu berdasarkan suatu sistem filsafat atau sistem kan oleh Aristoteles sebagai bentuk negara ideal
ideologi yang terjabar dan ditegakkan dalam kon- ’politeia’, atau yang secara modern disebut oleh
stitusi negara. Bagaimana identitas dan integritas Robert. A. Dahl sebagai ’polyarchy’, sebagai ganti
sistem kenegaraannya itu, memancarkan ajaran dari istilah yang kemudian lebih populer dengan
dan nilai fundamental sistem filsafat dan atau sis- sebutan demokrasi yang meluas. Jadi, ciri utama
tem ideologi negaranya. demokrasi purba itu adalah adanya pengelolaan
Pada apespektif ini, identitas, integritas dan bersama oleh seluruh warga polis (negara kota/
keunggulan sistem filsafat dan ideologi yang meru- city state) yang jumlah penduduknya relatif kecil
pakan ideologi negara yang terpancar dari asas (Hendra Nurtjahjo, 2006, 44).
yang menjadi dasar dari negara yang bersang- Perlibatan hampir seluruh warga polis da-
kutan. Refleksinya adalah bagaimana manusia lam proses penataan negara ini belum melahirkan
mengerti dan menghargai martabat manusia, kha- suasana kebebasan dan kesamaan yang menye-
sanah ilmu pengetahuan mengajarkan, merupakan luruh bagi seluruh warga negara Yunani purba
ranah dalam filsafat hukum. Budaya dan pada waktu itu. Hal ini terbukti dengan masih
kepustakaan modern terutama mengajarkan bebe- adanya diskriminasi politik yang meminggirkan
rapa sistem filsafat yang membahas ajaran tentang hak kaum perempuan dan kalangan budak, mau-
hukum negara. Hal ini menjadi pedoman dalam pun anak-anak (Hendra Nurtjahjo, 2006, 45).
kerangka pengelolaan negara. Perempuan dan budak dianggap tidak memiliki
Demokrasi menjadi pilihan yang dalam pes- hak dalam partisipasi politikpengelolaan negara.
pektif filsafat hukum dijadikan sebagai landasan Mereka tidak memiliki kebebasan yang penuh dan
konstitusional. Eksistensinya dekat dengan hukum tidak dipandang sama statusnya baik dihadapan
alam (Natural Law Theory, atau filsafat hukum alam) hukum maupun’pemerintahan bersama’waktu itu.
sebagaimana dianut oleh negara-negara Barat Namun demikian, nilai kebebasan dan kesamaan
modern. Juga dari dunia Barat lahir ajaran filsafat (persamaan) hak mengeluarkan pendapat itu
idealisme murni dari tokoh filosof George Wilhelm dipraktikkan secara relatif baik pada seluruh
Hegel (1770-1831) dengan teori kedaulatan Tuhan warga polis yang dewasa, walaupun ada penge-
(theokratisme) yang kemudian dijiplak oleh Karl cualian bagi perempuan dan budak.
Marx (1818-1883) menjadi teori kedaulatan negara, Adanya gerakan pembela hak-hak politik-
etatisme sebagai dianut negara-negara komunis. kaum perempuan dan adanya gerakan anti per-
Bagi bangsa Indonesia, pada pespektif ini budakan yang terus bergulir sepanjang sejarah
ada hal yang sangat mendasar. Penegakan negara telah mengubah format politik. Format politik
hukum dalam kaitan ini adalah NKRI sebagai sis- parsipatoris yang menjunjung tinggi kebebasan
tem kenegaraan Pancasila yaitu Pancasila sebagai dan kesamaan yang menyeluruh, non diskrimi-
ideologi negara, terjabar dalam UUD 1945. Hal ini natif, telah lahir menjadi cirri dari sistem politik
merupakan bentuk konkret demokrasi dalam ta- modernyang lebih beradab.Inilahyang dinamakan
tanan kenegaraan Indonesia. persemaiannilai demokrsi.
Merunut pada sejarah, pada awalnya demo- Persemaian nilai demokrasi ini yang me-
krasi hanya dimengerti lewat model partisipasi numbangkan legitimasi tradisional. Dimana suatu
politik langsung yang melibatkan seluruh warga golongan atau kelas (caste) dianggap lebih unggul
yang sudah dewasa dalam suatu proses politik. dari masyarakat lain dalam kemampuan untuk

| 90 |
Kajian Filsafat Hukum tentang Demokrasi di Indonesia
Riski Febria Nurita

memimpin atau berperang, menjadi nilai yang ber- negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi
lawanan dengan demokrasi. Kebebasan dan per- sebagai asas yang fundamental; kedua, demokrasi
samaan derajat setiap orang menjadi cita-cita sebagai asas kenegaraan secara essensial telah
gerakan sosial politik yang mendasarkan diri memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
pada demokrasi. Namun perlu diketahui pada menyelenggarakan negara sebagai organisasi ter-
hakikatnya kebebasan dalam suatu demokrasi tingginya. Karena itu, tegasnya, diperlukan
bukanlah kebebasan dalam artian’liberalis’namun pengetahuan dan pemahaman yang benar pada
kebebasan yang dibatasi oleh suatu peraturan warga masyarakat tentang demokrasi.
sebagaimana dikatakan oleh J.J Rousseau ’Man is
born free and everywhere he is in chains’ pernyataan
Pemaknaan Demokrasi
tersebut memiliki arti yang sangat mendasar
mengenai kebebasan,bukansebebas-bebasnya Secara etimologis ’Demokrasi’ terdiri dari
melainkan kebebasan namun dibatasi oleh suatu dua kata Yunani yaitu ’Demos’ yang berarti rakyat
ikatan yang merantainya. Gerakan demokrasi se- atau penduduk suatu tempat dan ’cratein’ atau
perti ini yang menghantam eksistensi dari ke- ’cratos’ yang berarti kekuasaan atau kedaulatan.
kuasaan Monarch (raja) dan Teokrasi (dominasi Gabungan dari kedua kata tersebut memiliki arti
gereja). suatu keadaan negara di mana dalam sistem
Hal di atas, yang kemudian meratakan jalan pemerintahannya kedaulatan berada di tangan
menuju demokrasi yang mewujudkan diri dalam rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam kepu-
bentuk Republik. Di Indonesia sendiri hingga saat tusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, peme-
ini kita masih bertanya-tanya apa makna dari rintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
demokrasi itu sendiri ?,hampir setiap orang Sedangkan pengertian demokrasi secara
mengatakan kata demokrasi, khusunya setelah istilah atau terminology adalah seperti yang
lahirnya era reformasi, kata ini masih banyak di dinyatakan oleh para ahli dalam Kommarudin
salah artikan. Sejak lengsernya Orde Baru pada Hidayat, Azyumardi Azzra (2006, 131) sebagai
tahun 1998, demokrasi menjadi kosa kata umum berikut:
bagi siapa saja yang hendak menyatakan pen- Joseph. A. Schmeter – Mengatakan demo-
dapatnya. krasi merupakan suatu perencanaan institusional
Ketidakmengertian akan makna demokrasi untuk mencapai keputusan politik dimana indi-
sebagai tatanan ketertiban, taat aturan, dan hu- vidu-individu memperoleh kekuasaan untuk me-
kum masih banyak dipahami oleh sebgaian mutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
masyarakat dengan kebebasan untuk bertindak rakyat.
anarkis dan main hakim sendiri. Dengan kata lain, Sementara itu Phillipe C. Schmitter dan
demokrasi masih dimaknai dengan tindakan-tin- Terry Lynn Karl – Menyatakan demokrasi sebagai
dakan yang jelas-jelas berlawanan dengan demo- suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah
krasi. Bersandar pada keawaman sebagian masya- dimintai tanggung jawab atas tindakan- tindakan
rakat akan demokrasi ini, pemahaman tentang mereka di wilayah publik oleh warga negara,
demokrasi menjadi penting. yang bertindak secara tidak langsung melalui
Menurut Moh. Mahfud MD dalam Komma- kompetisi dan kerjasama dengan para wakil me-
rudin Hidayat, Azyumardi Azzra (2006, 131), ada reka yang terpilih. Henry B.Mayo – Menyatakan
dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem demokrasi sebagai sistem politik merupakan
bermasyarakat dan negara. Pertama, hampir semua suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan

| 91 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.1 Juni 2015: 89–98

umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil- kehendak umum adalah kehendak bersama
wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat da- masing-masing individu untuk mengusahakan ke-
lam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan pentingan umum. Walaupun begitu dalam mem-
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan berikan pemecahan konkret, Rousseau menyata-
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. kan bahwa “kehendak umum secara nyata dicapai
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah di- dan diukur lewat kehendak mayoritas…” (Hendra
simpulkan bahwa sebagai suatu sistem ber- Nurtjahjo, 2006,65).
masyarakat dan bernegara hakikat demokrasi ada- Prinsip mayoritas tampak harus diakui dan
lah peran utama rakyat dalam proses sosial dan diterima oleh minoritas sebagai tulang punggung
politik namun perlu diingat pada hakikat sejatinya proses politik yang damai yang ingin diciptakan
bahwa ‘Demos’ dalam demokrasi merupakan oleh demokrasi.Jadi, ada keharusan bagi kelom-
“kumpulan orang-orang yang memang benar- pok minoritas suara untuk tunduk pada keten-
benar mampu untuk bernegara “. tuanyang telah dibuat oleh kehendak suara mayo-
ritas. Jika kelompok minoritas suara tidak mema-
Aspek Metodologi Demokrasi tuhi hukum yang telah ditetapkan oleh mayoritas,
akan berbahaya bagi semua, yaitu terjadi anarki
Samuel P. Huntington dalam meneliti
atau bahkan perang saudara takkan terhindarkan.
mengenai transisi menuju sistem demokrasi
antara tahun 1974 hingga tahun 1990sampai pada Demokrasi sebagai gagasan (ide) dan se-
kesimpulan bahwa definisi yang paling shahih bagai pelembagaan kekuasaan politik yang
dewasa ini untuk menjelaskan makna demokrasi rasional telah nyata menawarkan suatu metode un-
adalah dalam pengertian yang prosedural. Semen- tuk menyingkirkan keragu- raguan dalam pengam-
tara itu Walzer juga mengatakan bahwa yang bilan keputusan politik. Dalam ide demokrasi,
memerintah dalam demokrasi adalah orang yang keputusan politik yang pasti hanya dapat diukur
de facto memenangkan persetujuan lebih besar lewat prinsip suara terbanyak (majority principle).
rakyat (suara mayoritas rakyat). Inilah satu-satu- Metode kuantitatif inilah yang diharapkan dapat
nya cara memperoleh dan melegitimasikan ke- menghilangkan keragu- raguan dan ketidakpastian
kuasaan dalam demokrasi (Hendra Nurtjahjo proses politik dan hukum ketatanegaraan dalam
2006, 44). Terlihatdisini, legitimasi sosial-politis kehidupan bernegara.
adalah dari rakyat terbesar (mayoritas) melalui Metode demokrasi berjalan dimulai dengan
pemungutan suara (voting) sebagai ukuran yang adanya kebebasan hak pilih setiap warga negara
paling shahih dalam metode demokrasi. untuk turut serta dalam pengambilan keputusan
Pendapat senada juga sebenarnya ada dalam politik. Prinsip suara mayoritas merupakan hal
pandangan Rousseau, hal ini diungkapkan oleh yang essensial untuk mencapai keputusan dalam
Soerjanto Poespowardojo sebagai berikut: konsep demokrasi. Prinsip Mayoritas paling se-
“Dalam hal ini Rousseau berpendapat bahwa dikit terdiri dari 3 tipe: 1) Mayoritas absolute, yaitu
negara memang menyatu dengan rakyat. Oleh ka- setengah jumlah anggota ditambah satu atau 50
rena itu, negara tidak lain hanyalah menjalankan plus satu; 2) Mayoritas biasa, yaitu apabila ke-
kehendak umum, ‘Volente generale’. Memang betul putusan disetujui oleh sebanyak-banyak suara se-
bahwa kehendak semua orang,’Volente de tous’, hingga tampak perbedaan antara mayoritas dan
tidak dengan sendirinya adalah kehendak umum. minoritas; 3) Mayoritas bersyarat, yang mene-
Namun demikian di dalam kehendak masing- tapkan keputusan berdasarkan perhitungan ter-
masing orang termuat unsur yang umum. Jadi, tentu seperti, 2/3 atau 3/4 suara. Esensi dari ke-

| 92 |
Kajian Filsafat Hukum tentang Demokrasi di Indonesia
Riski Febria Nurita

tiga tipe kaidah mayoritas ini tetap sama, yaitu landasan pengambilan hukum sebagai consensus
suara mayoritas adalah pemenang dari proses sosial bersama.
pembuatan keputusan yang bebas dan berkesa- Pengambilan hukum inilah yang merepre-
maan itu. sentasikan pengambilan kebenaran dan keadilan
Model pengambilan keputusan demokratis yang akan dituangkan dalam format yuridis
lainnya yang mendasarkan diri pada tahap-tahap (hukum positif yang berlaku). Putusan yang di-
perkembangan masyarakat adalah sebagai ambil itu adalah’kebenaran dan keadilan’yang di-
berikut: 1) Sistem Konsensus: yaitu setiap orang persepsi oleh rakyat melalui persepsi wakil-wakil-
harus menyetujui suatu keputusan sebelum kepu- nya (dalam demokrasi perwakilan).
tusan itu dilakukan. Jadi, sistem ini menghendaki
suatu keputusan secara bulat; 2) Sistem Ganda Demokrasi di Indonesia
atau Bergilir: sistem ini ditemukan pada bentuk
demokrasi – ganda yang ditandai dengan adanya Wacana Demokrasi di Indonesia tidak dapat
perwakilan secara bergiliran dari dua kelompok lepas dari acuan nilai-nilai tradisi masyarakat In-
besar keluarga atau klan. Sistem ini menganut sis- donesia. Acuan itu dapat dipastikan berkembang
tem dwipartai dan tidak didasarkan atas pemilih- seiring dengan pembentukkan kesadaran ke-
an umum melainkan pergiliran kekuasaan belaka; bangsaan di kalangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia yang berkembang sejak awal abad ke -
3) Sistem Mayoritas: sistem ini mengambil kepu-
20 (Aidul Fitriciada, 2005, 87). Sehingga Demokrasi
tusan melalui pemilihan bebas untuk menentukan
di Indonesia dapat dibagi ke dalam empat periode
suaramayoritas. Sistem ini merupakan konse-
dalam Kommarudin Hidayat, Azyumardi Azra
kuensi logis dari berlakunya sistem perwakilan
(2006, 140-144): Periode 1945-1959, periode 1959-
dalam demokrasi modern.
1965, periode 1965-1998, dan periode 1998 –
Bagi Schumpeter, demokrasi secara seder- sekarang.
hana adalah suatu mekanisme untuk pemilihan
dan memberi kekuasaan pada pemerintah, bukan
suatu jenis masyarakat dan bukan juga seperang- Periode 1945-1959
kat tujuan moral melainkan suatu mekanisme Demokrasi pada masa ini dikenal dengan se-
yang mengandung suatu kompetisi antara satu butan demokrasi parlementer. Sistem parlementer
atau lebih kelompok para politisi yang terpilih ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
sendiri,yang terorganisasikan dalam partai diproklamirkan. Namun demikian, model demo-
politik, bagi suara yang akan mencerahkan me- krasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
reka untuk memerintah sampai pemilihan berikut- Lemahnya budaya demokrasi untuk memprak-
nya. Bahwa secara metodologis, kemenangan suara tikkan demokrasi model barat ini telah memberi
mayoritas adalah’kebenaran’. peluang sangat besar kepada partai-partai politik
‘Kebenaran’ ini harus diberlakukan bagi untuk mendominasi kehidupan sosial politik.
seluruh rakyat tanpa kecuali (termasuk minoritas Ketiadaan budaya demokrasi yang sesuai
dan golongan opt-out-putih). Baik rakyat pemilih dengan demokrasi parlementer ini akhirnya mela-
maupun rakyat yang tidak ikut memilih atau ab- hirkan fragmentasi politik berdasarkan afiliasi
stain dalam proses pemilihan. ’Kebenaran Mayoritas’ kesukuan dan agama. Akibatnya pemerintahan
ini dituangkan dalam berbagai format peraturan yang berbasis pada koalisi politik pada masa ini
perundang-undangan atau pertingkatan hkum jarang dapat bertahan lama. Persaingan tidak
positif. Artinya, suara mayoritas rakyat dijadikan sehat antara faksi-faksi politik dan pemberontak-

| 93 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.1 Juni 2015: 89–98

kan daerah terhadap pemerintah pusat telah mengan- Sebutan orde baru merupakan kritik terhadap pe-
cam berjalannya demokrasi; riode sebelumnya,orde lama. ordebaru, sebagaimana
dinyatakan oleh pendukungnya adalah upaya
untuk meluruskan kembali penyelewengan ter-
Periode 1959-1965
hadap UUD RI 1945 yang terjadi dalam masa de-
Periode ini dikenal dengan sebutan demo- mokrasi terpimpin. Seiring dengan pergantian ke-
krasi terpimpin (Guided Democracy). Ciri-ciri de- pemimpinan nasional, demokrasi terpimpin ala
mokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan presiden Soekarno telah diganti oleh elit orde
berkembangnya pengaruh komunis dan peranan baru dengan Demokrasi Pancasila.
tentara (ABRI). Hal ini disebabkan oleh lahirnya Demokrasi Pancasila secara garis besar
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sebagai usaha untuk menawarkan tiga komponen demokrasi Pertama,
mencari jalan keluar dari kebuntuan politik me- demokrasi dalam bidang politik pada hakekatnya
lalui pembentukankepemimpinan yang kuat. penegakan kembali azas-azas negara hukum dan
Sekalipun UUD RI 1945 memberi peluang kepastian hukum. Kedua, Demokrasi pada bidang
seorang presiden untuk memimpin selama 5 ekonomi pada hakekatnya adalah kehidupan yang
tahun, tetapi ketetapan MPRS No. III/1963 yang layak bagi warga negara. Ketiga, Demokrasi da-
mengangkat Ir.Soekarno sebagai presiden seumur lam bidang hukum hakekatnya bahwa pengakuan
hidup. Artinya ketetapan ini telah membatalkan perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan
pembatasan waktu lima tahun sebagaimana kete- tidak memihak.
tapan UUD RI 1945. Kepemimpinan presiden Namun dalam pelaksanaan demokrasi pan-
tanpa batas ini terbukti melahirkan tindakan dan casila ini ternyata penguasa orde baru menyim-
kebijakan yang menyimpang dari ketentuan- pang dari apa yang telah ia buat dan tetapkan
ketentuan UUD RI 1945. sendiri mengenai demokrasi pada era nya. Seperti
Misalnya pada tahun 1960 Presiden Soekarno yang dikatakan oleh M. Rusli ketidak demokrasi-
membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil an penguasa orde baru ditandai oleh: a. Peranan
pemilihan umum, padahal presiden tidak ber- militer dominan, b. Birokratisasi dan sentralisasi
wenang untuk berbuat demikian. Dalam kehi- pengambilan keputusan politik, c. Pengebirian pe-
dupan politik, peran Partai Komunis Indonesia ran dan fungsi partai, d. Campur tangan pemerin-
(PKI) sangatlah menonjol, namun perilaku partai tah dalam berbagai urusan partai, e. Politik masa
ini yang berhaluan marxis namun menyimpang mengambang, f. Monolitisasi negara, g. Inkorpo-
dari ajaran marxis yang sebenarnya tidak dibiar- rasi lembaga non pemerintah.
kan begitu saja oleh TNI, yang juga komponen
politik presiden Soekarno yang penting.
Periode 1998- sekarang
Akhir dari demokrasi terpimpin Soekarno
yang betrakibat pada perseteruan politik-ideo- Periode ini sering sekali disebut dengan isti-
logis antara PKI dan TNI adalah peristiwa berdarah lah periode paska-Orde. Periode ini erat hu-
yang sering kita kenal dengan gerakan G-30S PKI; bungannya dengan gerakan reformasi yang me-
nuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara
konsekwen tuntutan ini berakhir waktu lengser-
Periode 1965-1998 nya presiden Soeharto dari tampuk pimpinan
Periode ini merupakan masa pemerintahan pada tahun 1998, setelah lebih dari 30 tahun ber-
dari presiden Soeharto dengan Orde Barunya. kuasa melalui demokrasi pancasilanya.

| 94 |
Kajian Filsafat Hukum tentang Demokrasi di Indonesia
Riski Febria Nurita

Bercermin pada pengalaman manipulasi atas Contohnya saja kasus pertambangan Freeport
pancasila oleh penguasa, demokrasi yang hendak yang dikuasai oleh Amerika hingga berakhir pada
dikembangkan adalah demokrasi tanpa nama tahun 2020 sesuai dengan isi dari kontrak karya
atau demokrasi tanpa embel-embel. Demokrasi antara PT. Freeport dengan pemerintah Indonesia.
yang diusung oleh gerakan Reformasi adalah de- Adanya penambangan besar-besaran yang
mokrasi yang sesungguhnya dimana hak rakyat mengeruk segala kekayaan yang ada di tanah
merupakan komponen inti dalam mekanisme dan papua oleh PT ini menimbulkan efek bagi warga
pelaksanaan pemerintahan yang demokratis. di Papua sendiri keuntungan besar yang didapat-
Namun apakah benar saat ini pemerintahan kan Freeport tidak memberi perubahan bagi
yang demokratis telah terwujud di Indonesia?, warga Papua. Dalam hal ini tidak ada perbaikan
menurut saya demokrasi di Indonesia pada saat apapun bagi warga Papua.
ini semakin tidak menampakkan hakikat dari Kenyataan di atas yang membuat warga
demokrasi itu sendiri, presiden, wakil presiden, Papua semakin kecewa dan akhirnya bertindak
para menteri, para anggota DPR yang katanya anarki seperti melakukan pengibaran bendera
merupakan wakil-wakil rakyat, para gubernur, Bintang Kejora, penembakan kepada karyawan
bupati, wlikota, alat-alat hukum (polisi, jaksa, Freeport karena mereka merasa dijajah oleh ke-
hakim) yang menurut hakikat demokrasi meru- bijakan-kebijakan negara mereka sendiri mereka
pakan kumpulan orang yang’demos’. merasa hanya kekayaan alam mereka saja yang di-
Mereka ini mampu bernegara namun kenya- ambil tanpa memberikan manfaat apa-apa bagi ke-
taannya mereka merupakan orang-orang yang hidupan warga tanah Papua itu sendiri.
’mobos’ yaitu seakan-akan mereka merupakan orang- Selain itu di bidang perbankan, pihak asing
orang yang tidak berpendidikan dan tidak menge- bebas menanamkan modalnya di perbankan ka-
tahui bagaimana ketatanegaraan itu, yang mereka rena ada Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
ketahui hanyalah bagaimana mendapatkan suatu 1999 yang memperbolehkan individu/lembaga
keuntungan dari negaranya dengan bersembunyi baik lokal maupun asing memiliki suatu bank di
dibalik istilah demokrasi, itulah yang terjadi di Indonesiahingga 99% kepemilikan saham / modal
negara kita pada saat ini. (Harian Harian The Politic,2012, 20).Di bidang
peternakan atau ungags juga hampir sama karena
sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 18
Demokrasi Ataukah Mobokrasi
Tahun 2009, usaha pengunggasan nasional semakin
Dalam suatu berita di harian The Politic mem- terpuruk ditandai dengan usaha peternakan rakyat
bahas mengenai kapitalisme dibalik demokrasi, yang gulung tikar secara permanen (Harian Harian
dengan headline nya yaitu’Banyak Undang- The Politic, 2012, 21). Sementara investasi asing
Undang dan Peraturan Pemerintah dibuat Pro menguasai 60% pangsa pasar peternakan di Indo-
Asing’ (Harian Harian The Politic, 2012, 20), dari nesia.
kasus dalam berita tersebut terlihat jelas bahwa Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 ten-
Demokrasi yang diperuntukkan bagi rakyat pada tang Energi juga menyebutkan sector pertam-
kenyataannya diperuntukkan bagi pemilik modal, bangan boleh dikuasai asing hingga 95% (Harian
khususnya dalam perekonomian di Indonesia saat Harian The Politic, 2012, 21). Menurut pengamat
ini yang banyak dikuasai oleh pihak asing dapat intelijen ekonomi Marwan Batubara (Harian
dibenarkan untuk saat ini bahwa’Ekonomi Indo- Harian The Politic, 2012, 21), di bidang perkebunan
nesia dijajah Amerika, Eropa dan Asia. kini juga dikuasai kapitalis asing dari Asia, fak-

| 95 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.1 Juni 2015: 89–98

tanya begitu banyak lading-ladangsawit di Indo- but maka anggapan mengenai pejabat-pejabat ne-
nesiayang dikuasai Malaysia dan Singapura. gara selama ini sirna sudah, kepercayaan dari
Sebaliknya mengapa BUMN kita tidak rakyat pun sirna. Pejabat negara yang seharus-
kunjung untuk disatukan dan diberikan kesempat- nya’demos’ ternyata orang-orang yang’mobos’ me-
an untuk mendapatkan lahan yang lebih luas de- reka tidak peka terhadap rakyatnya, mereka
ngan dibantu permodalannya. Cukup sulit bagi sibuk dengan renovasi gedungnya yang mencapai
kita untuk membedakan sekaligus melacak pe- hingga milliaran rupiah tanpa melihat di sekitar-
rangai demokrasi di satu pihak dan kapitalisme di nya masih banyak sekolah-sekolah yang tak layak
lain pihak sebab mengikuti cara kapitalisme, de- pakai di Indonesia.
mokrasi juga’membenarkan’ adanya penindasan Masih banyak balai-balaipengobatandan
kepada mayoritas sosial yang lemah atas nama Rumah Sakit yang tak memenuhi sterilisasi dan
konstitusi. Di pihak lain, konsep persamaan dan tak layak pakai pula, masih banyak jembatan-jem-
kemerdekaan dalam demokrasi,dalam perilaku batan yang butuh renovasi agar tak membahaya-
kapitalisme, tidak bisa diungkapkan dengan tuntas kan pengguna jalan dan masih banyak keterpuru-
dengan alasan menyalahi prinsip-prinsip ekonomi. kan yang diderita oleh rakyatnya, namun mereka
Sementara demokrasi bagi kapitalisme harus tidak sensitif akan hal tersebut.
ditegakkan demi menjamin keberlangsungan Lalu dimana demokrasi yang selama ini me-
investasi dan percepatan perubahan sosial, meski reka gencar pidatokan selama masa kampanye
di dalamnya terus-menerus diciptakan mimpi mereka untuk menarik simpati rakyatnya agar
tentang keseimbangan dan yang pasti kebohongan mereka terpilih. Dari rakyat untuk rakyat sejauh
yang mengecewakan (Saiful Arif, 2003, 6). ini tidak ada, yang ada hanyalah dari kepentingan
pejabat untuk kepentingan pejabat atau dari pe-
Negarawan Tidak Mampu Bernegara milik modal untuk pemilik modal.
Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya
Pada dasarnya anggota DPR di negara kita
merupakan pejabat negara yang paling dekat demonstrasi yang berakhir pada tindakan anarki,
dengan rakyatnya seolah-olah tak ada lagi pem- anorma, brutal hal-hal inilah yang seharusnya
batas antara keduanya. Namanya saja ’DPR’ dapat diantisipasi oleh pemerintah, seharusnya
Dewan Perwakilan Rakyat yang mewakili rak- pemerintah bercermin dari negara Mesir dan
yatnya dalam pemerintahan misalnya saja meng- Libya dimana tingkat kemiskinan yang tinggi dan
ambil suatu kebijakan yang memang benar-benar ketidak pekaan pemerintah terhadap rakyat, yang
menguntungkan rakyatnya. membuat negara tersebut akhirnya gusar dan
melakukan aksi-aksi demo yang berujung tindak
Selama ini saya menganggap bahwa seluruh
anarki. Hal ini dapat pula terjadi di negara kita
pejabat negara merupakan orang-orang pilihan
apabila para pejabat negaranya tidak segera
yang dipilih rakyatnya karena rakyatnya percaya
kepadanya dan selama ini pula saya menganggap mengantisipasinya.
bahwa pejabat yang duduk di kursi pemerintahan Jika rakyat terus-menerus merasa tidak per-
merupakan orang-orang yang’Primus Interpares’ caya pada agenda politisi, jika mereka terus mene-
yaitu orang-orang yang kecerdasannya melebihi rus merasa diabaikan oleh negara, dan banyak
dari yang lain dan memang orang-orang yang berpendapat bahwa politik di kooptasi oleh bisnis,
mampu bernegara. jika orang terus merasa bahwa kekuasaan nyata
Namun setelah banyaknya kasus di kursi berada di tangan-tangan institusi tak terpilih,
pemerintahan seperti halnya kasus- kasus terse- suara protes hanya akan bertambah lebih keras

| 96 |
Kajian Filsafat Hukum tentang Demokrasi di Indonesia
Riski Febria Nurita

dan kita akan terus melihat pergeseran dari politik hendak-kehendak individual dan juga bukan
penerimaan menuju politik penolakan, kini protes sebuah ’kehendak umum’ yang merupakan sum-
berkisar pada asumsi bahwa suara mereka sudah ber legitimitas, melainkan sumber legitimasi itu
tidak berarti lagi (Noreena Hertz, 2005, 248). adalah proses formasi deliberatif, argumentatif –
diskursif suatu keputusan politis yang ditimbang
bersama-sama yang senantiasa bersifat sementara
Demokrasi Deliberatif Jürgen Habbermas
dan terbuka atas revisi”(Budi Hardiman, 2009,
Istilah ’deliberasi’ berasal dari kata latin 130).
’deliberatio’ yang lalu di dalam bahasa Inggris Sementara itu ada penulis lain yang mene-
menjadi’deliberation’. Istilah ini berarti ’konsultasi’, kankan pentingnya proses deliberasi rasional,
’menimbang-nimbang’ atau kita telah memiliki misalnya N.Bobbio, Dahl, dan J.Cohen. Ada 3 per-
kosa kata politis ini dengan’musyawarah’. Teori bedaan yang akan dijelaskan disini untuk mena-
demokrasi deliberatiftidak memusatkan diri pada jamkan pendirian Habermas mengenai deliberatif.
penyusunan daftar aturan-aturan tertentu yang Pertama, Habbermas sama seperti penulis lainnya,
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh Habbermas juga mementingkan aturan main
warga negara, melainkan pada prosedur untuk demokratis, jaminan hak-hak kebebasan, adanya
menghasilkan aturan-aturan itu. Teori ini melon- partai-partai yang berkompetisi, pemilihan umum
tarkan pertanyaan, bagaimana keputusan-kepu- yang fair, asas mayoritas, debat publik dll.
tusan politis diambil dan dalam kondisi-kondisi
Akan tetapi disini Habbermas berbeda pen-
manakah aturan-aturan tersebut dihasilkan
dirian dengan penulis yang lain tentang deliberasi.
sedemikian rupa sehingga para warganegara
Menurutnya bila demokrasi deliberatif juga
mematuhi aturan-aturanitu.
menekankan pentingnya dan arti normatif pro-
Dengan kata lain model demokrasi delieratif sedur demokratis, ia tidak boleh merasa cukup de-
meminati persoalan keshahihan keputusan-kepu- ngan aturan-aturan empiris seperti itu. Model ini
tusan kolektif itu, model ini dapat secara memadai terletak pada terletak pada kenyataan bahwa
menjelaskan arti control demokratis melalui opini diskursivitas publik dimungkinkan secara ins-
publik. Opini-opini publik bisa jadi merupakan titusional oleh struktur-struktur komunikasi yang
opini-opini mayoritas yang mengklaim legitimitas senantiasa dapat diperbaiki lagi dan lagi.
mereka. Opini-opini itu juga dapat memiliki suatu
Kedua, Seperti penulis lain Habbermas men-
bentuk yang logis dan koheren yang dianggap
coba mengembangkan sebuah model demokrasi
shahih secara universal dan rasional. Akan tetapi
yang peka terhadap konteks, sebuah model yang
opini-opini mayoritas tidak niscaya identik de-
memperhitungkan perubahan-perubahan yang
ngan opini-opini yang benar.
telah terjadi di dalam masyarakat- masyarakat
Bagi model demokrasi deliberatif adalah kompleks yang saat ini telah terglobalisasi.
jauh lebih penting memastikan dengan cara mana-
Akan tetapi demokrasi deliberatif yang
kah opini-opini mayoritas itu terbentuk sede-
dimaksudkan oleh Habbermas bukanlah sebuah
mikian rupa sehingga seluruh warganegara dapat
analisis masyarakat-masyarakat saat ini untuk
mematuhi opini-opini itu (Budi Hardiman, 2009,
membuktikan bahwa demokrasi dimungkinkan
129). Dalam perbandingannya dengan teori de-
berkat perkembangan – perkembangan baru da-
mokrasi klasik, Rainer Forst secara persis meru-
lam bidang teknologi informasi seperti internet,
muskan model ini sebgai berikut: ‘Demokrasi
multimedia, telekomunikasi dll. Habbermas justru
deliberatif’berarti bahwa bukanlah jumlah ke-
berupaya untuk menunjukkan bahwa demokra-

| 97 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.6, No.1 Juni 2015: 89–98

tisasi tidak dapat ditanamkan dari luar ke dalam naran yang hakiki hanya ada pada tuhan. Pada ha-
masyarakat-masyarakat kompleks. kekatnya demokrasi merupakan kumpulan orang
Demokratisasi berkembang dari dalam yang mampu bernegara artinya pemegang dan
masyarakat-masyarakat itu sendiri dan di dorong pengatur negara haruslah benar-benar orang
oleh sistem politik yang sudah ada disana. Ketiga, yang memiliki jiwa negarawan dalam artian yaitu
Seperti model-model deliberatif lain, model memang menjunjung tinggi demokrasi yang digu-
Habbermas juga beroperasi dengan cirri-ciri ideal nakan sebagai dasar dalam ketatanegaraan di In-
deliberasi, seperti pentingnya bentuk argumentasi, donesia. Demokrasi yang memang diperuntukkan
inklusivitas para peserta, kebebasan dari paksaan, bagi rakyat, tidak seperti kondisi demokrasi di
pencapaian consensus dll. Indonesia saat ini dimana para pemegang dan
pelaksana negara sibuk dengan urusannya
Akan tetapi berbeda dengan dari model-
sendiri, mereka mengambil kebijakan dengan ber-
model lain itu, Habbermas memusatkan diri pada
pijak pada kepentingannya sendiri tanpa adanya
pelaksanaan prosedur demokratis tidak hanya
kepekaan melihat kondisi rakyatnya saat ini.
pada sistem politik yang terorganisasi secara.
Karena itu model Habermas menekankan apa Mobokrasi memang telah benar-benar ter-
yang disebut’proses deliberasi jalur ganda’ yang jadi di Indonesia dengan munculnya para korup-
di dalamnya terjadi pembagian kerja antara sistem tor, para penyuap hukum, para penyuap jabatan,
politik dan ruang publik. sehingga demokrasi di Indonesia benar-benar
demokrasi yang telah mati, apabila tidak ada lagi
pemerintah yang memang memegang teguh
Penutup demokrasi dan peka terhadap apa yang rakyatnya
Demokrasi tidak datang secara tiba-tiba dari inginkan. Sehingga benar apa yang dikatakan
langit. Ia merupakan proses panjang melalui pem- oleh Aristoteles Bila masyarakat masih “mobos”
biasaan, pembelajaran dan penghayatan. Untuk jangan memaksakan “demokrasi” dalam negara
tujuan ini dukungan sosial dan lingkungan demo- itu.
kratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan
demokrasi ditunjukkan oleh sejauh mana demo- Daftar Pustaka
krasi sebagai prinsip dan acuan hidup bersama
antar warga negara dan antar warga negara de- Arif, Saiful, 2003, Ilusi Demokrasi, Desantra Utama,
Jakarta.
ngan negara yang dijalankan dan dipatuhi.
Demokrasi adalah perangkat politik dan Ciada, Aidul Fitri, 2005, Menemukan Demokrasi,
Muhammadiyah University Press, Surakarta.
etika yang berkembang secara dinamis. Konsep
demokrasi sendiri diyakini memiliki memiliki Hardiman, Budi, 2009, Demokrasi Deliberatif Menimbang
prinsip-prinsip universal sebagai cirri eksistensi- Negara Hukum dan Ruang Publik Dalam Teori
Diskursus Jürgen Habermas, Kanisius, Yogyakarta.
nya. Diantaranya adalah 1) Kebebasan, dalam
artian kebebasan yang terikat oleh suatu peraturan Hertz, Noreena, 2005, Perampok Negara Kuasa Kapitalisme
di dalamnya, 2) Kesamaan, 3) Kedaulatan suara Global dan Matinya Demokrasi, Alenia, Yogyakarta.
mayoritas, sebagai penentu keberadaan demokrasi Hidayat, Kommarudin, Azra, Azyumardi, 2006,
itu. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat
Madani, ICCE, Jakarta.
Namun suara mayoritas rakyat bagaimana-
pun juga bukan suara tuhan summum bonum dan Nurtjahjo, Hendra, 2006, Filsafat Demokrasi, Bumi Aksara,
tidak bisa menggantikan suara tuhan karena kebe- Jakarta The Politic Edisi.

| 98 |

You might also like