0% found this document useful (0 votes)
20 views

Paper v2

Uploaded by

Darmawan Slamet
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
20 views

Paper v2

Uploaded by

Darmawan Slamet
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

EDGI

Rank Country OSI TII HCI Level of Income


2018
107 Indonesia 0.5258 0.5694 0.3222 0.6857 Lower middle income
3 Rep. Of Korea 0.9010 0.9792 0.8496 0.8743 High Income
48 Malaysia 0.7174 0.8889 0.5647 0.6987 Upper middle income
59 Brunei 0.6923 0.7222 0.6066 0.7480 High income
Darussalam
145 Cambodia 0.3753 0.2500 0.3132 0.5626 Lower middle income
157 Myanmar 0.3328 0.2292 0.2565 0.5127 Lower middle income
75 Philippines 0.6512 0.8819 0.3547 0.7171 Lower middle income
7 Singapore 0.8812 0.9861 0.8019 0.8557 High income
73 Thailand 0.6543 0.6389 0.5338 0.7903 Upper middle income
88 Viet Nam 0.5931 0.7361 0.3890 0.6543 Lower middle income

EDGI
Rank Country OSI TII HCI Level of Income
2016
116 Indonesia 0.4478 0.3623 0.3016 0.6796 Lower Middle Income

3 Rep. Of Korea 0.8915 0.9420 0.8530 0.8795 High Income

60 Malaysia 0.6175 0.7174 0.4397 0.6953 Upper Middle Income

Brunei
Darussalam
Cambodia
Myanmar
71 Philippines 0.5765 0.6667 0.3791 0.6839 Lower Middle Income

Singapore
77 Thailand 0.5522 0.5507 0.4117 0.6942 Upper Middle Income

89 Viet Nam 0.5143 0.5725 0.3715 0.5989 Lower Middle Income

EDGI
Rank Country OSI TII HCI Level of Income
2014
106 Indonesia 0.4487 0.3622 0.3054 0.6786
1 Rep. Of Korea 0.9462 0.9764 0.9350 0.9273
52 Malaysia 0.6115 0.6772 0.4455 0.7119
Brunei
Darussalam
Cambodia
Myanmar
95 Philippines 0.4768 0.4803 0.2451 0.7051
Singapore
102 Thailand 0.4631 0.4409 0.2843 0.6640
99 Viet Nam 0.4705 0.4173 0.3792 0.6148
EDGI
Rank Country OSI TII HCI Level of Income
2012
97 Indonesia 0.4949 0.4967 0.1897 0.7982
1 Rep. Of Korea 0.9283 1.0000 0.8356 0.9494
40 Malaysia 0.6703 0.7908 0.4510 0.7691
Brunei
Darussalam
Cambodia
Myanmar
88 Philippines 0.5130 0.4967 0.2082 0.8341
Singapore
92 Thailand 0.5093 0.5098 0.2361 0.7819
83 Viet Nam 0.5217 0.4248 0.3969 0.7434

e-
governmen
Rank Country OSI TII HCI Level of Income
t readiness
index 2003
70 Indonesia 0.422 0.432 0.045 0.79
13. Rep. Of Korea 0.737
43 Malaysia 0.524
Brunei
Darussalam
Cambodia
Myanmar
33 Philippines 0.574
Singapore
56 Thailand 0.446
97 Viet Nam 0.357

The EGDI, which assesses

e-government development at the national level, is a composite index based on the weighted
average

of three normalized indices. One-third is derived from a Telecommunications Infrastructure Index

(TII) based on data provided by the International Telecommunications Union (ITU), one-third from a

Human Capital Index (HCI) based on data provided by the United Nations Educational, Scientific and

Cultural Organization (UNESCO), and one-third from the Online Service Index (OSI) based on data

collected from an independent survey questionnaire, conducted by UNDESA, which assesses the

national online presence of all 193 United Nations Member States. The survey questionnaire
assesses

a number of features related to online service delivery, including whole-of-government approaches,

open government data, e-participation, multi-channel service delivery, mobile services, usage
uptake,
digital divide as well as innovative partnerships through the use of ICTs. This data is collected by

a group of research. As a composite indicator, the EGDI is used to measure the readiness and
capacity of national

institutions to use ICTs to deliver public services. This measure is useful for government officials,

policy makers, researchers and representatives of civil society and the private sector to gain a
deeper

understanding of the relative position of a country in utilizing e-government for the delivery of
public

services.

It is recommended that governments exploit the potential of ICTs through coherent public
sectorwide

policies closely aligned with the broader national policies aimed at delivering the SDGs. Being

successful requires a whole-of-government approach across ministries and agencies and between

levels, as well as partnerships with non-government actors. That approach must be supported by

a high-level political will, an example of which is an effective cross-government institution with

clearly earmarked financial resources and decision-making powers. Maximizing the potential of

ICTs also demands appropriate infrastructure for interoperability and digital transactions across the

public sector, dependent

- Tim Koordinasi SPBE Nasional

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden

tugas melakukan koordinasi dan penerapan kebijakan

SPBE pada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.

Ketua: menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara

Anggota:
1. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri;

2. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan;

3. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika;

4. menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan


nasional;

5. kepala lembaga yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang keamanan siber;


6. kepala lembaga pemerintah non kementerian yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di
bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

Portal pelayanan publik berisi layanan publik berbasis

elektronik dari sektor strategis atau kebutuhan pengguna

yang mendesak. Sektor strategis mencakup sektor

pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat

tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup,

kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,

perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor

strategis lainnya.
E-government di Indonesia
Sebuah Pelajaran dari Kasus Pengembangan E-Government di Korea

Indonesia mulai menyadari pentingnya teknologi informasi dalam memenangkan persaingan

global sejak dibentuknya Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) oleh Presiden

Soeharto melalui Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1997. Seiring berjalannya waktu,

Organisasi TKTI terus mengalami perubahan setiap berganti Presiden, terakhir pada tahun

2006 berganti menjadi Dewan Teknologi dan Komunikasi Nasional (Dewan TIK Nasional)

saat masa Presiden SBY. Secara umum tugas dari TKTI dan Dewan TIK Nasional untuk

melakukan perumusan kebijakan dan koordinasi terkait teknologi informasi secara nasional

dan belum secara khusus diperuntukan dalam pemanfaatan di bidang pemerintahan.

Saat masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, TKTI berhasil menyusun kerangka

kebijakan pengembangan dan pendayagunaan telematika di Indonesia, yang ditetapkan

menjadi lampiran Inpres 6 tahun 2001 [7]. Di dalam Inpres tersebut, Indonesia mulai muncul

istilah Government On-line yang perlu diimplementasikandalam rangka pencapaian good

governance di bawah koordinasi TKTI. Selanjutnya Presiden Megawati Soekarno Putri

menetapkan Inpres 3 tahun 2003 yang secara khusus mengatur pengembangan e-government

secara nasional di bawah koordinasi Menteri Negara Komunikasi dan Informasi. Namun

demikian, Inpres 3 tahun 20013 dianggap hanya the guidance for government institutions

than as an obligatory norm [6-L]

Sampai saat ini, penerapan e-government di indonesia masih berjalan lambat dan kalah

dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data UN Global

E-government Survey 2003, indonesia menempati peringkat ke-70 dalam daftar E-

governement Readiness Index 2003, unggul dibandingkan dengan Vietnam di peringkat 97,

tetapi masih kalah dengan Malaysia, Philippines dan Thailand. Sementara berdasarkan pada
E-Government Development Index (EGDI) 2018, Indonesia menempati peringkat 107 pada,

kalah dengan vietnam yang naik di peringkat 88.

Table 1. E-Government Development in Southeas Asia 2003 - 2018


E-government Readiness Index 2003 E-government Development Index (EGDI) 2018
Component Component
No. Country
Web
Rank Index Rank Index
Measur TII HCI OSI TII HCI
e
1 Indonesia 70 0.422 0.432 0.045 0.79 107 0.5694 0.5694 0.3222 0.6857
2 Malaysia 43 0.524 0.480 0.292 0.80 48 0.7174 0.8889 0.5647 0.6987
3 Philippines 33 0.574 0.747 0.064 0.91 75 0.6512 0.8819 0.3547 0.7171
4 Thailand 56 0.446 0.380 0.117 0.84 73 0.6543 0.6389 0.5338 0.7903
5 Viet Nam 97 0.357 0.183 0.048 0.84 88 0.5931 0.5725 0.3715 0.5989
Source: United Nations

Pada EGDI 2018, Nilai OSI dan TII Telecommunication Infrastructure Index (TII) Indonesia

terlihat paling rendah dibandingkan Malaysia, Philippines, Thailand dan Vietnam. sementara

untuk Human Capital Index (HCI) Indonesia masih unggul di bandingkan dengan Vietnam

dan kalah tipis dengan Malaysia. Isilah Web Measure dalam component penghitungan

e-government index mengalami perubahan menjadi Online Service Index (OSI) pada tahun

2010.

Dalam perkembangannya, sebagian besar pengembangan e- Government yang ada pada saat

ini masih terfokus pada penyediaan web site dan layanan informasi saja, sehingga mendorong

munculnya anggapan bahwa suatu instansi pemerintah sudah menerapkan e- Government

ketika sudah memiliki website.[5-L]

Lambatnya penerapan e-government disebabkan adanya hambatan dan tantangan yang

dihadapi Indonesia berupa standardisasi, sdm, infrastruktur, literacy masyarakat,

kepemimpinan, dan budaya organisasi [4]. Pemerintah pusat yang memiliki kewenangan

perlu mengambil tindakan atau langkah kongkrit sebagai respon dari fakta lambatnya

perkembangan e-governement di Indonesia, seperti mengevaluasi ulang kebijakan-kebijakan

[2].
Pada tahun 2018, Pemerintah Indonesia menelurkan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun

2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik untuk mendukung pengembangan

e-government lebih lanjut.

E-governement adalah penggunaan informasi dan teknologi informasi dan khususnya


internet sebagai alat untuk mencapai pemerintahan yang lebih baik [1].

1] OECD e-Government Studies The e-Government Imperative, OECD Publishing, 31 Jul 2003
Organization For Ecaonomic Co-operation dan Development

2] KONDISI TERKINI PERKEMBANGAN PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INDONESIA : ANALISIS


WEBSITE, Novi Prisma Yunita, Rudi Dwi Aprianto;m Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2018
(SENTIKA 2018); ISSN: 2089-9815

3] Inpres 3 Tahun 2003

4] Silalahi, M., Napitupulu, D. & Patria, G. (2015) Kajian Konsep Dan Kondisi e-Government di
Indonesia, Jurnal Penerapan Ilmu-Ilmu Komputer (Jupiter), Fakultas Ilkom Univ. Borobudur, Jakarta,
ISSN 2356-4865

5] Gafar, Tengku. (2017). MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM TEKNOLOGI INFORMASI DAN


KOMUNIKASI (TIK) PEMERINTAHAN DI INDONESIA - Sebuah Pemikiran Dalam Menyongsong
Peralihan e-Government Menjadi e-Governance. CosmoGov. Vol 3, No.2.
10.24198/cosmogov.v3i2.14726.

6] Aritonang, Dinoroy. (2017). The Impact of E-Government System on Public Service Quality in
Indonesia. European Scientific Journal. 13. 10.19044/esj.2017.v13n35p99.

7] Agresi Perkembangan Teknologi Informasi; Drs. H. Kasiyanto Kasemin, M.Si., APU; Prenada Media,
5 Jan 2016; Agresi Perkembangan Teknologi Informasi. Pengarang, Kasyanto Kasemin. EDISI, Cet.1.
Penerbitan, Jakarta : Prenadamedia Group, 2015.

You might also like