0% found this document useful (0 votes)
57 views

Pengaruh Volume Air Dan Pola Vertikulturterhadappertumbuhan Dan Hasilsawi HIJAU (Brassica Juncea L.)

This document summarizes a study on the effects of water volume and vertical cultivation patterns on the growth and yield of green mustard (Brassica juncea L.). The study found that water volume significantly impacted plant height, stem diameter, leaf number, leaf area, and plant fresh weight, while vertical cultivation patterns significantly affected plant height, leaf number, leaf area, and fresh weight. The best results were obtained with a water volume of 100 ml and no vertical cultivation, which produced an average fresh weight of 46.13 g per mustard plant.

Uploaded by

Nida Nurhasanah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
57 views

Pengaruh Volume Air Dan Pola Vertikulturterhadappertumbuhan Dan Hasilsawi HIJAU (Brassica Juncea L.)

This document summarizes a study on the effects of water volume and vertical cultivation patterns on the growth and yield of green mustard (Brassica juncea L.). The study found that water volume significantly impacted plant height, stem diameter, leaf number, leaf area, and plant fresh weight, while vertical cultivation patterns significantly affected plant height, leaf number, leaf area, and fresh weight. The best results were obtained with a water volume of 100 ml and no vertical cultivation, which produced an average fresh weight of 46.13 g per mustard plant.

Uploaded by

Nida Nurhasanah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

Vol. 12, No.

1, Oktober 2015

PENGARUH VOLUME AIR DAN POLA


VERTIKULTURTERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASILSAWI
HIJAU(Brassica juncea L.)
Arif Abdul Manan1danAl Machfudz WDP2

ABCTRACT
This research aims to determine the effect of water volume and pattern vertikultur on
growth and yield of green mustard (Brassica juncea L.). This research was conducted
atGreenhouse, Faculty of Agriculture,Muhammadiyah University of Sidoarjo, from June
to July 2011. The study was arranged in a factorial in a completely randomized design
(CRD) with repeat 3 times; The first factor was the volume of water that consists of four
levels, particulary 50 ml, 100 ml, 150 ml and 200 ml, and the second factor was
vertikultur pattern consisting of three levels, particulary without vertikultur, vertikultur
upright, and vertikultur sloping staircase. Data were analyzed using Analysis of Varian
and further tested by LSD test with a level of 5% to determine differences between
treatments. The results showed that the volume of water gives a real influence on the
parameters of plant height, stem diameter, number of leaves, leaf area and plant fresh
weight; whereas vertikultur patterns significantly affect plant height, leaf number, leaf
area and fresh weight of mustard. The influence of the interaction between water volume
and pattern apparently vertikultur against broad leaf mustard. The best treatment was
obtained on the water volume of 100 ml with a pattern without vertikultur with an
average wet weight is 46.13 g mustard plants.
Key words:green mustard, water volume, pattern of verticulture

ABSTRAK
Penelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhvolumeairdanpolavertikultur terhadap
pertumbuhan danhasil sawi hijau (Brassica Juncea L.). Penelitianini dilaksanakandi
rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, mulai bulan Juni
sampai Juli 2011. Penelitian disusun secara faktorial dalamRancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan ulangan 3 kali;faktor yang pertama adalah volume air yang terdiri atas 4
level yaitu 50 ml, 100 ml, 150 ml, dan 200 mlserta faktor kedua adalah pola vertikultur
yang terdiri atas 3 level yaitu tanpa vertikultur, vertikultur tegak lurus, dan
vertikulturtanggamiring.Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisa Ragam dan
selanjutnya diuji dengan uji BNTdengan taraf5% untuk mengetahui perbedaan antar
perlakuan.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa volume air memberikan pengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun dan bobot
basah tanaman; sedangkan pola vertikultur berpengaruh secara nyata terhadaptinggi
tanaman, jumlah daun, luas daundanbobot basah tanaman sawi.Pengaruh interaksi antara
volume air dan pola vertikultur hanya nyata terhadap luas daun sawi.Perlakuanterbaik
diperoleh pada volume air 100 ml dengan pola tanpa vertikultur dengan rata-rata bobot
basah tanaman sawi yaitu 46,13 g.
Kata kunci: sawi hijau, volume air, pola vertikultur.

1
Alumni Prodi Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

33
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

PENDAHULUAN akan mengganggu


aktifitasfisiologismaupun
Ditinjau dari
morfologis,sehingga mengakibatkan
aspekklimatologisIndonesia sangat tepat
terhentinya pertumbuhan (Sugeng,
untuk dikembangkanbisnissayuran. Iklim
1983).Defisiensi air yang terus menerus
tropis di Indonesia yang mengalami 2
akanmenyebabkan perubahan irreversibel
pergantian musim yaitu musim hujan
(tidak dapat balik) dan pada gilirannya
dankemarau sangat menunjang bagi
tanaman akan mati.
pertumbuhan budidaya sayuran. Produksi
Dalam rangka meningkatkan
sayuran nasional pada tahun 2009
kemanfaaatna lahan pekarangan sekaligus
mencapai 10,44 juta ton, sedangkan ekspor
mengurangi ketergantungan masyarakat
sayuran ke Singapura pada tahun 2010
akan suplai sayuran dari petani yang sering
mencapai 2500-3000 ton per hari (Anonim,
kali tidak konsisten serta memperkuat
2011).
penjaminan pemenuhan gizi keluarga,
Di antara tanaman sayur-sayuran
maka berbagai pihak telah
yang dibudidayakan adalah sawi hijau.
mengembangkan sistem pertanian yang
Sawi hijausangat potensial untuk komersial
lebih praktis diterapkan oleh masyarakat
dan mempunyai prospek sangat
terutama dikompleks permukiman
baikdengan pasar konsumsi sawi hijau
penduduk baik di pedesaan maupun
diantaranya adalah pasar rakyat,
perkotaan.
supermarket, juga restoran.
Untuk tuuan itu maka perlua
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
dicarikan alternatif jenis sayuran dan pola
masyarakat konsumen sering kali petani
tanam yang sesuai.Tanaman sawi
mengalami kesulitan aibat berbagai
merupakan salah satu tanaman yang
kendala produksi di antaranya masalah
mudah dibudidayakan terutama oleh
keterbatasan ketersediaan air. Pada musim
masyarakat yang latar-belakangnya bukan
kemarau relatif petani kesulitan
petani.Sementara itu untuk mengatasi
mempertahankan suplai sayur, sementara
kendala ketersediaan lahan, maka perlu
itu berbagai tanaman sayuran
dipilihkan alternatif pola tanam vertikutur
membutuhkan air yang cukup.Kekurangan
yang mudah diaplikasikan
air yang terjadi pada fisiologis tanaman
(Sutarminingsih, 2007)..
berpengaruh signifikan terhadap
Permasalahannya adalahapakah
pertumbuhan vegetatifnya.Air merupakan
perbedaan volume air dan penanaman sawi
reagen yang penting dalam proses-proses
hijau(Brassica juncea L.) secara vertikultur
fotosintesa dan dalam proses-proses
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hidrolik.Disamping itu juga merupakan
hasil sawihijau(Brassica juncea L.). Oleh
pelarut dari garam-garam, gas-gas dan
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
material-materialyangbergerakkedalam
mengetahui pengaruh dari perbedaan
tumbuh-tumbuhan,melalui dinding sel dan
volume air dan penanaman secara
jaringan esensialuntukmenjamin adanya
vertikultur mana yang menghasilkan sawi
turgiditas, pertumbuhan sel,stabilitas
hijau(Brassica juncea L.) terbaik.
bentuk daun, proses membuka
danmenutupnya stomata, kelangsungan
METODOLOGI PENELITIAN
gerak struktur tumbuhan.Kekurangan air
Bahan dan Alat

34
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Bahan-bahanyang digunakan dalam 1. Tinggi Tanaman(Sitompul dan Guritno,


penelitian ini terdiri dari benih sayuran 1995).
sawi, kayu, pupuk kompos,polybag, kawat, 2. Diameter Batang(Sitompul dan Guritno,
plastik kecil. Sedangkan alat yang 1995).
digunakan dalam penelitian ini adalah 3. Jumlah Daun(Sitompul dan Guritno,
paku, gergaji, sendok semen, sprayer, bak 1995).
semai, tang, cutter, palu,meteran,gunting, 4. Warna Daun; pengamatan ini dilakukan
gembor untuk menyiram, penggaris, sebatas penampilan fenotif warna daun,
jangka sorong, kamera, alat ukur jumlah dengan asumsi bahwasemakin hijau
air, timbangan digital, alat tulis. warna daun maka semakin banyak
kandungan klorofil dalam
Rancangan Penelitian
daun.Tingkathijau daun dapat dijadikan
Penelitianini disusun secara
sebagai salah satu indikator tingkat
faktorial dalam rancangan acak lengkap
kandungan klorofil dalam
(RAL).Faktor pertama adalah volume air
daun.Pengukuran menggunakan skala
yang digunakan yaitu: 50 ml (A0),100
warna daun dengan rentang warna 1
ml(A1), 150 ml (A2), 200 ml (A3); faktor
sampai 6.
kedua adalah model vertikultur,
5. Bobot basah tanaman(Sitompul dan
yaitu:tanpa vertikultur (V0), vertikultur
Guritno 1995).
tegak lurus (V0), dan vertikultur tangga
6. Luas daun(Sitompul dan Guritno 1995).
miring (V2).
Kombinasi perlakuan volume air Analisa Data
dengan model vertikultur: Data yang diperoleh dianalisa
A0V0 = air 50 ml, tanpa vertikultur dengan analisis varian, dan
A0V1 = air 50 ml, vertikultur tegak lurus apabilaadaperbedaandiuji lebih lanjut
A0V2 = air 50 ml, vertikultur tangga dengan uji jarak BNT dengan taraf nyata
miring 5%.
A1V0 = air 100 ml, tanpa vertikultur
Prosedur Penelitian
A1V1 =air 100 ml, vertikultur tegak lurus
Persiapan media tanam
A1V2 = air 100 ml, vertikultur tangga Pupuk kompos (toko Trubus
miring Sidoarjo),tanah taman, pasir.Media
A2V0 =air 150 ml, tanpa vertikultur merupakan campuran 50% pupuk kompos
A2V1 =air 150 ml, vertikultur tegak lurus 25% pasir 25% tanah alluvial
A2V2 =air 150 ml, vertikultur tangga 25%pasir.Media dimasukkan kedalam
miring polybag dengan berat yang sama yaitu 1 kg
A3V0 =air 200 ml, tanpa vertikultur media.
A3V1 =air 200 ml, vertikultur tegak lurus
A3V2 =air 200 ml, vertikultur tangga Penyemaian
miring Sebelumditanam pada media benih
Dengan ulangan 3 kali, maka disemai dahulu agar diperoleh benih siap
diperoleh 30 satuan percobaan. tanam yangseragam. Dibutuhkan 0,5-
1grambiji/m2.Mediayang digunakan
Pengamatan adalah sesuai denganmediatanam yang
Parameter yang diamati adalah: ditempatkan pada baki berukuran 27 cmx
35 cm. Jarak antar benih

35
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

dibuatlebihrenggang sekitar 3 cmdengan untukmembuang tanaman pengganggu


tujuan agar lebih mudah dalam misalnya rumput. Pemeliharaan juga
pengambilan danpemindahanbenih dilakukandengan caramembuang daun
kedalam polybag. sawi yang telah menguning dan mati.
Pengendalian OPT dilakukan
Penanaman
Setelah benih berumur 7 hari di denganmengambil hama ulat yang
persemaian, benih tanaman dipindahkan memakan daun sawi.
kedalampolybag.Penanaman benih pada Pengamatan
polybag diusahakan tegak lurus dan satu Pengamatan dilakukan tiap minggu
polybagdigunakan untuk satu tanaman. terhadap tinggi tanaman, diameter batang,
Bibit dipilih yang seragam atau homogen, jumlah daun, warna daun, danluas daun;
kemudiandipindahkan dengan hati-hati sedangkan bobot basah dilakukan saat
kedalam polybag. panen.
Pemeliharaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemeliharaan
tanamansawihijaumeliputi penyiraman, Data pengamatan tinggi tanaman,
pemupukan dan pengendalianorganisme diameter batang, jumlah daun, warna daun,
pengganggu luas daun,bobotbasahtanaman pada
tanaman.Penyiramandilakukan sore hari, tanaman sawi hijau menunjukan hasil yang
setiap tanaman mendapatvolume air sesuai beragam. Rekapitulasianalisis ragam tinggi
dengan perlakuan. Penyiraman dilakukan tanaman,diameter batang, jumlah daun,
dengan menggunakan alat ukurvolumeair warna daun, bobot basah tanaman,luas
yaitu 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 daun terluas dapat dilihat pada Tabel 1.
ml.Penyiangan dilakukan secara mekanis

Tabel1. Tabel Rekapitulasi Analisis Ragam Tinggi Tanaman,


Diameter Batang, Jumlah Daun,Warna Daun, Bobot Basah
Tanaman, Luas Daun Tanaman Sawi Umur 35 Hari
SetelahTanam(HST)
Faktor perlakuan
Parameter
Volume air Vertikultur Interaksi
Tinggi tanaman * * tn
Diameter batang * tn tn
Jumlah daun * * tn
Warna daun tn tn tn
Luas daun terluas * * *
Bobot basah tanaman * * tn
Keterangan: *=Berbeda nyata pada taraf uji F 0,05;
tn=Tidak berbeda nyata pada taraf uji F 0,05

1. Tinggi Tanaman interaksi antara volumeairdan vertikultur


PadaTabel 1 tampakbahwa perlakuan tidak berpengaruh secara nyata terhadap
volume airdan vertikultur tinggi tanaman. Dengan
berpengaruhsecara nyata terhadap hasil ujiBNT,dapatdilihat pengaruh perlakuan
tinggi tanaman sawi hijau. Namun

36
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

terhadap tinggi tanaman, seperti pada berkaitan dengan menurunnyaaktivitas


Tabel 2. fotosintesis. Tanaman yang mengalami
Dari Tabel 2 diketahui bahwa cekaman air stomata daunnyamenutup
volume air 50 ml (A0) memberikan hasil sebagai akibat menurunnya turgor sel daun
tinggi tanaman yang terendahyaitu 22,3 cm sehingga mengurangi jumlah CO2 yang
pada 35 HST.Volume air 100 ml (A1) berdifusi ke dalam daun. Selain itu dengan
sampai 200 ml (A3) memberikan menutupnya stomata, laju transpirasi
hasiltinggi tanaman yang tidak berbeda menurun sehinggamengurangi suplai unsur
nyata. Pola vetikultur tegak lurus (V1) hara dari tanah ke tanaman, karena
menghasilkan tinggitanaman terendah transpirasi pada dasarnyamemfasilitasi laju
yaitu 24.36 pada 35 HST dan pola tanpa aliran air dari tanah ke tanaman, sedangkan
vertikultur (V0)memberikan tinggi sebagian besar unsur hara masuk ke dalam
tanaman tertinggi yaitu 30,17 pada 35 tanaman bersama-sama dengan aliran air
HST. (Sutejo, 1992).
Menurunnya pertumbuhan tanaman
pada cekaman air yang lebih tinggi

Tabel 2. Rata-Rata Tinggi Tanaman Pada Perlakuan Volume Air Dan


Pola Vertikultur
Umur Tanaman
Perlakuan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
A0 8,06 12,36 a 16,22 a 19,68 22,3 a
A1 8,47 14,52 b 20,3 b 26,65 b 28,66 b
A2 8,57 14,3 b 20,01 b 25,51 b 28,21 b
A3 8,37 14,33 b 19,66 b 25,73 b 28,6 b
BNT 5% tn 1,87 2,08 3,33 3,04
V0 8,47 a 14,78 a 20,46 b 26,29 b 30,17 b
V1 8,08 a 13,17 a 18,05 a 22,74 a 24,36 a
V2 8,52 a 13,68 a 18,62 a 24,15 a 26,3 a
BNT 5% 0,61 1,87 2,08 3,3 3,04
Keterangan: Angka-angka yang diikuti denganhuruf yang sama
menunjukkan tidakberbedanyata menurut Uji BNT (α =
5%)

Proses yang sensitif pada saat dilaporkan oleh Faridah (2003)pada


kekurangan air adalah pembelahan sel tanaman jagung.
yang terhambat. Halini dapat diartikan Pola tanpa vertikultur memberikan
bahwa pertumbuhan tanaman sangat peka hasil terbaik pada semua perlakuan volume
terhadap defisit (cekaman)airkarena air berkaitandengan ketersediaan air dalam
berhubungan dengan turgor dan hilangnya media. Dalam hal ini, air tidak hilang
turgiditas dapat menghentikan pembelahan karena menetes kebawah. Pergerakan air
dan pembesaran sel yang mengakibatkan dalam media lebih lambat hilang karena
tanaman lebih kecil.Menurunnyaaktivitas pengaruh gaya gravitasiterhadap laju air
fotosintesis akibat menutupnya stomata kebawah lebih kecil dibandingkan dengan
daun dan berkurangnya jumlah CO2 yang media pada pola vetikultur rak yang
berdifusi ke dalam daun juga telah memiliki ketinggian lebih. Ketersediaan air

37
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

menjaga stomata membuka lebih stabil diserap akar tanaman menjadi lebih
dantranspirasi berjalan normal sehingga sedikityang selanjutnya berpengaruh
suplai CO2 dan unsur hara lancar kedalam terhadap proses metabolisme tanaman.
tanaman.Pola vertikutur yang berbeda
2. Diameter batang
berkaitan dengan lama simpan air yang Volume air memberikan hasil yang
diberikan di dalampolybag.Air pada berbeda nyataterhadapdiameterbatang
vertikultur rak akan lebih cepat menurun reratsawihijau;pola vertikultur dan
ke dasar polybag setelah diberikan karena interaksi kedua perlakuan yangdipakai
pengaruh gaya gravitasi bumi. Pergerakan tidak berpengaruh nyata terhadap diameter
air ini berpengaruh terhadapbanyaknya air batang (Tabel 1).Rerata perlakuan untuk
yang mampu diserap oleh akar tanaman. masing-masing faktor dapat dilihat pada
Semakin cepat pergerakan air ke dasar Tabel 3.
polybag maka jumlah air yang dapat

Tabel 3. Rata-Rata Diameter Batang Pada Perlakuan Volume Air Dan


Pola Vertikultur
Umur Tanaman
Perlakuan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
A0 0,18 0,33 a 0,59 a 0,6 a 0,6 a
A1 0,19 0,38 a 0,74 b 0,74 b 0,8 b
A2 0,18 0,38 a 0,73 b 0,73 b 0,8 b
A3 0,18 0,37 a 0,73 b 0,73 b 0,8 b
BNT 5% tn 0,03 0,06 0,12
V0 0,19 0,39 0,72 0,72 0,8
V1 0,18 0,34 0,68 0,68 0,7
V2 0,18 0,35 0,69 0,7 0,8
BNT 5% tn tn tn tn tn
Keterangan: Angka-angka yang diikuti denganhuruf yang sama
menunjukkan tidakberbedanyata menurut Uji BNT (α =
5%)

Dari Tabel 3 diketahui bahwa Kecilnya diameter batang pada


volume air 50 ml (A0) memberikan rata- volume air 50 ml (A0) disebabkankarena
rata diameterbatangterendah yaitu 0,6 cm rendahnya proses pembelahan
pada 35 HST dan volume air 100 ml (A1) sel.Rendahnya proses pembelahan sel
sampai200 ml (A3)menghasilkan diameter berpengaruh terhadap
batang yang sama yaitu 0,8 cm pada perkembangandiameter batang
35HST.Pola vertikultur tegaklurus (V1) sawi.Kebutuhan air pada tanaman dapat
mengasilkan diameter batang terendah dipenuhi melalui tanah dengan jalan
yaitu 0.7 cm pada 35 HST dan penyerapan oleh akar. Besarnya air yang
tanpavertikultur (V0) menghasilkan diserap, oleh akartanaman sangat
diameter batang yang sama dari pola tergantung pada kadar air dalam tanah
vertikultur tanggamiring(V2) yaitu 0,8 cm ditentukan oleh kemampuan partikel tanah
pada 35 HST. memegang air dan kemampuanakar untuk
menyerapnya (Nazaruddin, 2000).

38
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Pola verikultur tidak berpengaruh masing-masing faktor terhadap jumlah


secara nyata terhadap diameter batangsawi. daun disajikan pada Tabel 4.
Hal inidikarenakan bahwa pertumbuhan Seperti ditunjukkan pada Tabel 4
vegetatif tanaman hanya dipengaruhi oleh bahwa perlakuan volume air 50 ml (A0)
banyaknya air yang mempengaruhi dan memberikanpengaruh yang nyata pada 28
tidak dipengaruhi oleh pola vertikultur. HST dan 35 HST. Volume air 50 ml (A0)
Dalam hal ini air yang memberikan jumlahdaun paling sedikit
tersedialebihdahuludigunakan untuk yaitu 6,2 pada 35 HST sedangkan volume
pertumbuhan batang sebelum untuk air 200 ml (A3) memberikanjumlah daun
pertumbuhan bagian tanaman yang lain. terbanyak yaitu 8,5 pada 35 HST.Pola
vertikultur berpengaruh secara nyatapada
3. Jumlah Daun
28 HST dan 35 HST.Tanpa pola
Volume air dan pola vertikultur
vertikultur (V0) memberikan hasil
berpengaruh secara nyataterhadap
jumlahdaun sawi hijau, namun tidak ada terbanyak yaitu 7,7pada 28 HST dan 8,4
pada 35 HST.
interaksi antara kedua perlakuantersebut
(Tabel 1).Rerata pengaruh perlakuan pada
Tabel 4. Rata-Rata Jumlah Daun Pada Perlakuan Volume Air Dan
Pola Vertikultur
Umur Tanaman
Perlakuan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
A0 5,33 5,88 5,91 6,22 a 6,2 a
A1 5,34 6,3 6,41 7,45 b 7,6 b
A2 5,1 5,83 6,17 7,36 b 7,9 b
A3 5,23 11,4 6,06 7,03 a 8,5 b
BNT 5% tn tn tn 1,08 1,3
V0 5,25 10,4 a 6,67 a 7,7 b 8,4 b
V1 5,22 5,42 a 6,01 a 6,47 a 7a
V2 5,27 6,24 a 5,73 a 6,88 a 7a
BNT 5% tn 3 3,94 1,08 1,3
Keterangan: Angka-angka yang diikuti denganhuruf yang sama
menunjukkan tidakberbedanyata menurut Uji BNT (α =
5%)
Ketersediaan air sangat penting bagi tanaman semakin cepatpergerakan air ke
proses penyerapan unsur hara yang terlarut bawah pola tanpa vertikultur menjaga
dalam air oleh tanaman. Proses lain yang ketersediaan air dalam pot karena
terpengaruhi karenaketersediaan air adalah meskipun air menurun tetapi tidak hilang
transpirasi yang melewati stomata daun. menetes.Ketersediaan air ini penting untuk
Tingkat transpirasi sangat terkait dengan prosespelarutan unsur hara dalam media
tingkatan suhu juga banyaknya jumlah dan selanjutnya akan diserap oleh tanaman
daun tanaman. Semakin untukpembentukan bagian-bagian
banyakjumlahdaun maka semakin tinggi tanaman.Oleh sebab itu jumlah air yang
tingkat transpirasi tanaman.Gaya gravitasi lebih sedikitmenyebabkan jumlah daun
bumi berpengaruh terhadap pergerakan air yang terbentuk menjadi lebih sedikit.
kearah bawah. Semakin tinggi posisi
4. Warna Daun

39
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Volume air, pola vertikultur, dan daun ini didapat padafase vegetatif aktif di
interaksi kedua faktor pertumbuhan sawi hijau.Rerata warna daun
perlakuanmemberikan hasil berbeda tidak tiap perlakuan untuk masing-masing faktor
nyata pada warna daun (Tabel 1). Warna dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel5. Rata-Rata Warna Daun Pada Perlakuan Volume Air Dan Pola
Vertikultur
Umur Tanaman
Perlakuan
7 HST 14 HST 21 HST 28 HST 35 HST
A0 4 5 5,6 5,4 6
A1 4 5 5,6 5,5 5,8
A2 4 5 5,6 5,3 5,6
A3 4 5 5,6 5,1 5
BNT 5% tn tn tn tn tn
V0 4 5 6 5,5 5,8
V1 4 5 5,3 5 5,7
V2 4 5 5,5 5,4 5,8
BNT 5% tn tn tn tn tn
Keterangan: Angka-angka yang diikuti denganhuruf yang sama
menunjukkan tidakberbedanyata menurut Uji BNT (α =
5%)

Dari Tabel5 tampakbahwa volume (2009)karakter adaptasi tanaman terhadap


air memberikanpengaruh yang tidak nyata kekurangan air adalah warna daun hijau
pada 7HST, 14 HST, 21HST,28 HST terang pada fase vegetatif aktif. Pada
dan35 HST.Pola vertikultur memberikan penelitian ini sampai minggu ke 5,
pengaruh yangtidak nyata pula pada 7 tanaman sawi masih berada pada fase
HST, 14 HST, 21 HST, 28 HST dan 35 vegetatif, sehingga daun masih
HST. menunjukan warna yang tidak berbeda.
Air memiliki banyak fungsi bagi Interaksi volume airdan pola
pertumbuhan tanaman.Salah satunya, yaitu vertikultur tidak memberikan warna daun
berfungsiuntuk melarutkan unsur-unsur yang berbedanyata.Hal ini
hara yang berada pada media tanam. dikarenakanbahwa pertumbuhan tanaman
Karena manfaat yang begitubesar, yang diindikasikan warna daunberkaitan
sehingga air sering disebut sebagai faktor erat dengan zat harayang diserap tanaman,
pembatas dari pertumbuhan dan termasuk jumlah air pada media
perkembangan tanaman.Tidak semua yangmelarutkan unsur hara
jumlah air yang berada dalam tanah dapat tersebut.Sedangkan perbedaan tempat dari
dikatakan tersedia (available) untuk segera pola vertikultur tidakberpengaruh terhadap
digunakan oleh tanaman. warna daun.
Keadaan air tersediayang terdapat
5. Luas daun
dalam tanah yang rendah Volume air, pola vertikultur, serta
akanmengakibatkan tanaman menjadi layu interaksikeduaperlakuan memberikan
meskipun diadakan penambahan air ke pengaruh yang berbeda nyata dalam hal
dalam tanah, karena air tersebutdiikat oleh luas daun sawi.Rerata pengaruh perlakuan
koloid tanah.Menurut Zulkarnaen terhadap luas daun disajikan pada Tabel 6.

40
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Tabel 6. Rata-Rata Luas Daun Terluas karena pengaruhtingginya transpirasi, akan


Sawi pada 35 HST (cm2) semakin mempertinggi pertumbuhan
Perlakuan Rata-rata vegetatif tanaman.
A0V1 73,91 a Pada pola vertikultur rak yang
A0V2 91,44 a diberikan air 50 ml terjadi kondisi layu
A0V0 92,89 a sementara padasore hari memasuki minggu
A3V1 111,33 b ketiga pengamatan.Hal ini karena sedikitya
A2V1 116,77 b
air yang mampudiserap
A1V2 128,11 b
A2V2 128,11 b akartanaman.Sedangkan pola tanpa
A1V1 129,58 b vertikultur dengan volume air 50 ml (A0)
A3V0 130,22 b terlihat lebih tahanterhadap kondisi layu di
A3V2 144,66 c sore hari dalam rentang waktu minggu
A2V0 152,94 c ketiga pengamatan.Sedikitnya volume air
A1V0 177,88 c
yang diberikan mampu ditahan didalam
BNT 5% 25,92
polybag karena tidak letaknyatepat diatas
Keterangan: Angka-angka yang diikuti
denganhuruf yang sama lantai.
menunjukkan 6. Bobot basah tanaman
tidakberbedanyata menurut Volume air dan pola vertikultur
Uji BNT (α = 5%)
memberikan hasilberbeda nyata pada berat
Dari Tabel 6. volume air 50 ml basah tanaman sawi namun tidak pada
dengan pola vertikultur tegak lurus (A0V1) interaksi keduanya (Tabel 1). Reratabobot
memberikanluas daun paling kecil yaitu basah masing-masing perlakuan dapat
73,91 namun berbeda tidak nyata dengan dilihat pada Tabel 7.
pemberian volume air yangsama dengan Dari Tabel 7 diketahuibahwa volume
pola vertikultur tangga miring dan tanpa air 100 ml (A1) memberikan bobot
vertikultur. Luas daun terluas didapat pada basahtanamanterberat yaitu12,05 pada 35
perlakuan volume air 100 ml dengan pola HST dan volume air 50 ml (A0)
tanpa vertikultur (A1V0) yaitu 177,88.Hal memberikan bobot basahtanaman terkecil
ini dimungkinkan karena pola tanpa yaitu 9,23 pada 35 HST.Pola vertikultur
vertikultur menjaga ketersediaan air dalam tegak lurus (V1) memberikanbobot
pot lebih stabil karena air yang ada dalam tanaman terkecil yaitu 10,68 pada 35 HST.
pot tidak hilang menetes. Kadar Pada semua volume air, pola tanpa
ketersediaan air sangat terkaitdengan vertikultur menghasilkan bobot basah
proses penyerapan unsur hara oleh tanaman yangtertinggi.Ketersediaan air
tanaman pada proses pada pola ini terjaga karena air tidak hilang
metabolisme.Tanaman memberikan respon menetes.Kadar air yang tersedia di media
terhadap ketersediaan air yang ada dengan akan berdampakbaik terhadap semua
menambah luasdaun. proses metabolisme tanaman yaitu
Tanaman juga melakukan proses fotosintesis dan transpirasi.Selanjutnya
fotosintesis dan transpirasi yang lebih aktif proses pembelahan dan pembesaran sel
akibat daripenyerapan air yang tinggi oleh berlangsungdengan baik sehingga
tanaman.Semakin banyak air yang tersedia meningkatkan bobot basah tanaman.
untukfotosintesis maka semakin tinggi
unsur hara yang masuk kedalam tanaman

41
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Tabel 7. Rata-Rata Bobot Basah tanaman yang normal akan berpengaruh


Tanaman Sawi Pada Perlakuan terhadap biomassa tanaman.
Volume AirDan Pola Vertikultur KESIMPULAN
Umur Tanaman Kesimpulan penelitian ini adalah
Perlakuan
35 HST
sebagai berikut:
A0 9,23 a
A1 12,05 b 1. Volume air berpengaruh secara nyata
A2 11,47 b terhadap tinggi
A3 11,82 b tanaman,diameterbatang,jumlahdaun,l
BNT 5% 0,92 uas daun dan bobot basah tanaman;
V0 11,71 b 2. Polavertikultur berpengaruh secara
V1 10,68 a nyata terhadaptinggi tanaman, jumlah
V2 11,04 a
daun, luas daundanbobot basah
BNT 5% 0,85
tanaman sawi;
Keterangan: Angka-angka yang diikuti
denganhuruf yang sama 3. Pengaruh interaksi antara volume air
menunjukkan dan pola vertikultur hanya nyata
tidakberbedanyata menurut terhadap luas daun
Uji BNT (α = 5%) sawi;perlakuanterbaik diperoleh pada
Volume air berpengaruh terhadap volume air 100 ml dengan pola tanpa
hasil tinggi tanaman, diameter batang dan vertikulturdengan rata-rata bobot
luas daun.Semua hasil ini akan basah tanaman sawi yaitu 46,13 g.
berpengaruh terhadap berat basah tanaman
yang merupakan akumulasi dari semua DAFTAR PUSTAKA
pertumbuhan vegetatif tanaman yang salah Anonim, 2011, Singapura Tertarik Sayuran
satunya dipengaruhi oleh kandungan air Indonesia2010.
yang diserap oleh tanaman.Hal ini sesuai Faridah, S. N. 2003. Analisis Kebutuhan
dengan (Suswadi, 2006) yang Air Tanaman Jagung (Zea mays, L.)
menyebutkan bahwa adanya Pada BerbagaiUmur Tanaman.
Diakses tanggal 30 juli 2011.
airmempengaruhi turgor tanaman yang
berkaitan erat dengan pembelahan Nazarudin, 2000, Budidaya dan
sel,sedangkanpembelahan sel merupakan Pengaturan Panen Sayuran Dataran
Rendah,Penebar Swadaya,Jakarta.
bagian dari pertumbuhan tanaman.
Ketersediaan air berkaitan dengan Zulkarnaen,2009, Dasar-Dasar
kemampuan terlarutnya unsur hara yang Holtikultura, Bumi Aksara, Jakarta.
dibutuhkan tanaman. Air tersedia Sutarminingsih, ch. Lilies, 2007,
membuatzat hara dalam tanah Vertikultur, Kanisius, Yogyakarta.
termineralisasi menjadi unsur yang Suswadi, 2006, Bertanam Sayuran Secara
siapdiserap oleh akar tanaman.Semakin Vertikultur, Citra ajo
banyak unsur hara yang terserap karena parama,Yogyakarta.
adanya ketersediaan air membuat Sitompul, S.N dan B. Guritno, 1995,
prosesmetabolisme tanaman berjalan Analisis Pertumbuhan Tanaman,
seimbang yang akan mempengaruhi UniversitasGajah Mada Press,
pertumbuhan tanaman.Pertumbuhan Yogyakarta.

42
Vol. 12, No. 1, Oktober 2015

Sugeng,Hr, 1983, Bercocok Tanam


Sayuran, Aneka ilmu, Semarang.
Sutejo, 1992, Pupuk Dan Cara Pemupukan,
Rincha cipta, Jakarta.

43

You might also like