0% found this document useful (0 votes)
331 views10 pages

Eksplorasi Dan Identifikasi Tanaman Pisang (Musa Paradisiaca L) Di Kota Ternate

ABSTRAK Banana (Musa paradisiaca. L) is a native Indonesian commodities can be one of the main horticultural products are expected to be competitive free market. This study aims to identify the diversity of different types of banana plants on the island of Ternate and to get the banana crop diversity based on morphological characterization, agronomic and kinship of various banana plants. The research was conducted from February to April 2015, in the Village Gambesi, Sulamadaha, Moya and Koloncuc

Uploaded by

Alkadrin Manui
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
331 views10 pages

Eksplorasi Dan Identifikasi Tanaman Pisang (Musa Paradisiaca L) Di Kota Ternate

ABSTRAK Banana (Musa paradisiaca. L) is a native Indonesian commodities can be one of the main horticultural products are expected to be competitive free market. This study aims to identify the diversity of different types of banana plants on the island of Ternate and to get the banana crop diversity based on morphological characterization, agronomic and kinship of various banana plants. The research was conducted from February to April 2015, in the Village Gambesi, Sulamadaha, Moya and Koloncuc

Uploaded by

Alkadrin Manui
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Jurnal Fatua Vol. No.

Agustus 2015

EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI KERAGAMAN TANAMAN


PISANG (Musa paradisiaca. L) DI PULAU TERNATE

Exploration And Plant Identification Banana (Musa paradisiaca L) On the island of Ternate

Alkadrin Manui1, Sri Soenarsih DAS2, Abd. Rahmat Mandea3

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Khairun Ternate


Jln. Raya Gambesi Kota Ternate Selatan Kode Pos 97722
e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Banana (Musa paradisiaca. L) is a native Indonesian commodities can be one of the main horticultural
products are expected to be competitive free market. This study aims to identify the diversity of different
types of banana plants on the island of Ternate and to get the banana crop diversity based on morphological
characterization, agronomic and kinship of various banana plants. The research was conducted from
February to April 2015, in the Village Gambesi, Sulamadaha, Moya and Koloncucu. The study was
conducted using a survey method. The results showed that there were 23 accessions of banana plants from
six types of banana found in four villages on the island of Ternate. There are 105 morphological and
agronomic characters of banana plants on the island of Ternate in general gives distinction among 23
accessions of six types of banana plants, intraspecific variation seen in the character of the banana plant a
tree shape, stem, flowering, and fruit seludung banana plants. Based on the degree of similarity, there are
six groups (Claster) accessions of banana plants, at Claster one contained two accessions, there are 17
claster two accession, whereas for claster 3, 4, 5 and 6 are 1 accession.

Key words: Plant Bananas, Characterization, Accession, Morphology, Agronomy

PENDAHULUAN dikonsumsi dalam bentuk segar (buah meja)


yang berpotensi untuk diekspor (Suprayitna,
Pisang (Musa paradisiaca. L) merupakan 1996).
komoditas asli Indonesia dapat dijadikan salah
satu andalan produk hortikultura yang Pisang memberikan kontribusi terhadap
diharapkan dapat bersaing dipasar bebas. Lahan produksi buah nasional yang mencapai 34%
yang diusahakan untuk perkembangan pisang yaitu 6.189.052 ton. Sedangkan produksi pisang
cukup luas tersebar diberbagai wilayah untuk Maluku Utara pada tahun 2012 produksi
nusantara, mencapai 33,3 juta hektar yang terdiri tanaman pisang untuk Maluku Utara yaitu
dari lahan pekarangan 4,9 juta hektar, sawah 8,5 produksi pisang mencapai 265 ton (Badan Pusat
juta hektar, ladang 3,2 juta hektar, dan tegalan Statistik Indonesia, 2013). Identifikasi morfologi
16,7 juta hektar (Badan Pusat Statistik yang dilakukan dapat digunakan untuk
Indonesia, 2013). Tanaman pisang diprioritaskan melakukan analisis kekerabatan antara aksesi.
karena merupakan salah satu produk yang Berkaitan dengan hal tersebut, banyak
penting, baik sebagai bahan baku dalam industri sedikitnya jumlah karakter morfologi yang
makanan (olahan) maupun sebagai produk yang mempunyai heritabilitas atau repeatabilitas

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


49
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

tinggi akan menentukan keakuratan tanaman pisang di Pulau Ternate dan Untuk
pengelompokan aksesi-aksesi (Sukartini, 2006). memperoleh keanekaragaman tanaman pisang
berdasarkan karakterisasi morfologi, agronomi dan
Karakterisasi morfologi tanaman pisang hubungan kekerabatan dari berbagai tanaman
sangat diperlukan sebagai pendukung untuk pisang berdasarkan karakterisasi morfologi dan
perakitan varietas unggul melalui identifikasi agronominya.
sumber plasma nutfa yang ada. Identifikasi
adalah pengenalan terhadap suatu hal dengan BAHAN DAN METODE
mengamati sifat–sifat khasnya yang dapat
dibedakan secara visual mudah diamati dengan Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Ternate
mata biasa dan muncul pada semua kondisi dengan mengambil sampel di beberapa
lingkungan. Varietas pisang yang terdapat di Kelurahan sebagai tempat penelitian
Kota Ternate yaitu pisang raja, sepatu, mulu diantaranya: Kelurahan Gambesi, Sulamadaha,
bebe, goroho, susu dan mas. Berdasarkan hasil Koloncucu dan Moya yang berlangsung pada
survey BP4K (Badan Pelaksanaan Penyuluhan bulan Februari sampai April 2015.
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota
Ternate 2010), kota ternate, dari varietas pisang Desain penelitian yang digunakan dalam
diatas yang paling banyak ditemui di Ternate penelitian ini berupa alat-alat dan bahan
adalah pisang raja dan kepok dan untuk produksi perlengkapan seperti yaitu alat tulis menulis,
pisang di Kota Ternate pada tahun 2012 meteran, jangka sorong, mistar, karung, plastik,
mencapai 75 ton (Badan Pelaksanaan lebel, pisau, parang, kertas karton, kamera
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan digital dan Deskriptor Tanaman Pisang.
Kota Ternate 2012). Sedangkan Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah populasi tanaman pisang
Maluku Utara sudah dikenal sejak beberapa yang terdapat disetiap lokasi sampel Penelitian
abad silam sebagai daerah penghasil rempah–
rempah. Selain itu di Maluku Utara tanaman Metode yang digunakan dalam Penelitian ini
pisang banyak terdapat di Pulau Ternate yang di yaitu mengunakan metode survey. Data yang
budidayakan di hampir semua kelurahan baik dideskripsikan merupakaan hasil observasi pada
yang di budidayakan atau dikelola dalam luasan berbagai lokasi penelitian di Kelurahan yang ada
lahan yang kecil yang mengunakan sistem di Pulau Ternate kemudian dianalisis dengan
budidaya campuran, tetapi ada juga petani yang menentukan lokasi penelitian secara sengaja
menanam tanaman pisang pada luasan lahan dengan pertimbangan bahwa lokasi yang ada di
saja. Akan tetapi hingga saat ini belum banyak Pulau Ternate merupakan Kelurahan yang
penelitian yang menyangkut eksploritasi dan banyak ditumbuhi tanaman pisang lebih dari
identifikasi keragaman tanaman pisang yang ada satu jenis. Pengamatan dilakukan pada lokasi
di Maluku Utara sehingga penelitian ini sangat pengamatan bila dalam perjalanan dilapangan
penting untuk di Identifikasi. Informasi ilmiah ditemukan potensi yang baru aksesi tanaman
tentang jenis–jenis tanaman pisang merupakaan pisang.
salah satu informasi yang dibutukan untuk
kegiatan pengembangan usaha tani tanaman Parameter pengamatan yaitu karakteristik
pisang ke depan, karena pisang memiliki yang dipakai sebagai penciri morfologi tanaman,
prospek yang sangat baik untuk dikembangkan mengacu pada pedoman Descriptor for Banana
sebagai tanaman pertaniaan di Maluku Utara (IPGRI,1988). Dimana pengamatan Pengamatan
khususnya Pulau Ternate, sehingga dibutuhkan dilakukan terhadap 94 karakter morfologi dan 11
informasi yang banyak terkait dengan tanaman karakter agronomi pada tanaman pisang yaitu
tersebut. bentuk umum tanaman terdapat dua karakter,
tangkai daun terdapat 19 karakter, pembungaan
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini terdapat 13 karakter, seludung bunga jantan 12
yaitu Mengidentifikasi keragaman berbagai jenis

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


50
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

karakter, bunga jantan 25 karakter dan buah 12 Identifikasi yang dilakukan pada populasi
karakter. tanaman pisang di daerah Pulau Ternate terdapat
23 aksesi tanaman pisang dari tujuh jenis pisang
Kesamaan sidik morfologi contoh yang yang terdapat di empat Kelurahan, selain itu
dianalisis yang didasarkan pada kesamaan karakter morfologi yang di amati sebanyak 94
ragam dan varian diuji menggunakan uji karakter tanaman pisang yang ada di Pulau
Bartlett. Sifat kuantitatif dianalisis menggunakan Ternate sangat beragam mulai dari karakter
Anova SAS dan uji nilai tengah Dunnett bentuk pohon, batang, pembungaan seludung
dihitung dengan formula sebagai berikut : dan buah tanaman pisang.

ỹi – ỹj  d s √1/ni + 1/nj Karakter bentuk pohon, daun, batang,


perbungaan, seludung maupun buah merupakan
Dimana : contoh karakterisasi tanaman pisang dan
karakter tersebut juga merupakan karakter yang
ỹi – ỹj = Selisih antara rataan 1 dan 2 dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang dapat
d = Batas titik ekuikoordinat pusat (r-1) memberikan keragaman tanaman pisang di
ragam distribusi T student empat Kelurahan yang ada di daerah Pulau
S = Simpangan baku Ternate
ni dan nj = Banyaknya pengamatan 1 dan 2.
Tabel 1. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di
Untuk mengetahui keragaman fenotipik dan Kecamatan Ternate Selatan
hubungan kekerabatan antar jenis tanaman pisang, No Aksesi Pisang Kode
data morfologi masing-masing jenis pisang diolah 1 Raja Tembaga (Fitu) TS-RTBG
menggunakan analisis pengelompokan data 2 Susu (Ngade) TS-SUSU
matriks (cluster analysis) dan pembuatan 3 Sepatu (Gambesi) G-SPT
4 Goroho (Gambesi) G-GRHO
Dendogram dengan metode UPGMA
5 Mas (Gambesi) G-MAS
(Unweighted Pair Group method Arithmetic) 6 Raja (Gambesi) G-RAJA
mengunakan NTSYS (Numerical Taxonomy and 7 Mulu bebe (Gambesi) G-MBE
Multivariate System) versi 2.02 (Rohlf, 2000).
Ket: (TS-RTBG) Ternate Selatan Raja Tembaga, (TS-
SUSU) Ternate Selatan Susu, (G-SPT) Gambesi
Sepatu, (G-GRHO) Gambesi Goroho, (G-MAS)
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambesi Mas, (G-RAJA) Gambesi Raja dan (G-
MBE) Gambesi Mulu bebe.

Karakteristik Morfologi Pisang Hasil identifikasi tanaman pisang di


Kecamatan Ternate Selatan pada Kelurahan
Hasil eksplorasi jenis–jenis pisang Gambesi, Fitu dan Ngade terdapat tujuh aksesi
menunjukan bahwa Pulau Ternate khususnya pisang dari tujuh jenis Tanaman pisang. Pada
dan Indonesia pada umumnya kaya akan sumber Kelurahan Fitu dan Ngade terdapat masing –
plasma nutfah pisang. Tanaman pisang di Pulau masing satu aksesi tanaman pisang sedangkan
Ternate sangat beragam jenisnya, akan tetapi untuk Kelurahan Gambesi terdapat lima aksesi
belum di lakukan identifikasi secara menyeluruh pisang.
berdasarkan penanda morfologi dan agronomi
dengan parameter sifat keragamannya.
Berdasarkan hasil eksplorasi di empat Kecamtan
dengan tempat sampel yang terdiri dari empat
Kelurahan maka di hasilkan jenis–jenis pisang
seperti tertera pada Tabel 1, 2, 3, dan 4.

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


51
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

Tabel 2. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di Tabel 4. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di
Kecamatan Pulau Ternate Kecamatan Ternate Tengah
No Aksesi Pisang Kode No Aksesi Pisang Kode
1 Raja (Dorpedu) PT-RAJA 1 Goroho (Moya) TT-GRH
2 Raja (Sulamadaha) S-RAJA 2 Sepatu (Moya) TT-SPT
3 Sepatu (Sulamadaha) S-SPT
3 Raja (Moya) TT-RAJA
4 Mulu bebe (Sulamadaha) S-MBE
5 Goroho (Sulamadaha) S-GRH 4 Mulu bebe (Moya) TT-MBE
6 Mas (Sulamadaha) S-MAS 5 Mas (Moya) TT-MAS
Ket: (PT-RAJA) Pulau Ternate Raja, (S-RAJA) Ket: (TT-GRH) Ternate Tengah Goroho, (TT-SPT)
Sulamadaha Raja, (S-SPT) Sulamadaha Sepatu, (S- Ternate Tengah Sepatu, (TT-RAJA) Ternate
MBE) Sulamadaha Mulu bebe, (S-MBE) Tengah Raja, (TT-MBE) Ternate Tengah Mulu
Sulamadaha Goroho dan (S-MAS) Sulamadaha Mas. Bebe dan (TT-MAS) Ternate Tengah Mas.

Tabel 2, hasil identifikasi jenis pisang di Tabel 4, hasil identifikasi jenis pisang di
Kecamatan Pulau Ternate pada Kelurahan Kecamatan Ternate Tengah pada Kelurahan
Sulamadaha dan Dorpedu terdapat enam aksesi Moya terdapat lima aksesi. Hasil identifikasi
Tanaman Pisang, Kelurahan Sulamadaha Karakter Morfologi dan Agronomi Tanaman
terdapat lima aksesi, sedangkan pada Kelurahan Pisang di Pulau Ternate pada empat Kecamatan
Dorpedu terdapat satu aksesi pisang. dapat ditampilkan pada Gambar sebagai berikut:

Tabel 3. Aksesi Pisang yang Teridentifikasi di


Kecamatan Ternate Utara
No Aksesi Pisang Kode
1 Goroho (Koloncucu) TU-GRH
2 Raja (Koloncucu) TU-RAJA
3 Sepatu (koloncucu) TU-SPT
4 Mulu bebe (Koloncucu) TU-MBE
5 Mas (Koloncucu) TU-MAS
Ket: (TU-GRH) Ternate Utara Goroho, (TU-RAJA)
Ternate Utara Raja, (TU-SPT) Ternate Utara Sepatu,
(TU-MBE) Ternate Utara Mulu Bebe dan (TU-MAS)
Ternate Utara Mas.
A

A B D
C
F

G
E
Gambar 1. Keragaman Bentuk Buah Aksesi Pisang di Pulau Ternate. (A) Aksesi Pisang Mas, (B) Aksesi Pisang
Mulu Bebe, (C) Aksesi Pisang Raja, (D) Aksesi Pisang Susu, (E) Aksesi Pisang Raja Tembaga, (F)
Aksesi Pisang Sepatu, (G) Aksesi Pisang Goroho.

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


52
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

Karakter sifat morfologi dari hasil uji Buah (DB). Dari 94 karakter morfologi hasil uji
Bartlett menunjukan bahwa dari empat Bartlett di empat Kecamatan.
Kecamatan sampel pengamatan di Pulau
Ternate, berdasarkan karakter morfologi yang Perbedaan dalam satu jenis tumbuhan dapat
berbeda nyata (*) yaitu pada Bentuk Umum dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan genotip
Tanaman Pisang satu karakter morfologi yang dapat menghasilkan sifat fenotipik yang
Habitus Daun (HD), sedangkan untuk Pelepah berbeda antara satu spesies tanaman (Indrawan
Pohon tuju karakter morfologi yaitu Aspek M, 2007).
Pelepah Batang (APB), Warnah Pelepah Batang
(WPB), Penampilan Kecerahan Pelepah Aksesi pisang yang berbeda tetapi
(PKPH), Warna Dominan Pelepah Dalam mempunyai kemiripan fenotipek dan sifat
(WDPD), Pigmentasi Pelapah Dalam (PPD), agronomi yang dekat, maka hal ini dijelaskan
Lilin Lembaran Daun (LLD), dan Jumlah oleh Ercan et al. (2002) bahwa bila dua species
Pelepah (JP), sedangkan Tangkai Urat Daun dengan karakter fenotipik dan sifat agronomi
terdapat Sembilan karakter morfologi yaitu serta jarak genetik yang jauh mungkin akan
Pelepah Dasar Tagkai Daun (PDTD), Warna memperlihatkan bentuk morfologi dan sifat
Dasar Pelepah Daun (WDPD), Warna Pinggiran agronomi yang sama. Hal ini di sebabkan
Tangkai Dau (WPTDN), Warna Permukaan genetik dari banyak sifat morpho–agronomi
Daun (WPD), Warna Bawah Daun (WBD), Lilin dikontrol oleh lebih dari satu gen atau banyak
Bawah Daun (LBD), Titik Sisipan Pelepah gen dan dipengruhi lingkungan, sehingga akan
Tangkai Daun (TSPTD), Warna Punggung memperlihatkan kemiripan dalam bentuk
Tulang Daun (WPTD) dan Warna Perut Tulang morfologi terhadap beberapa karakter morfologi
Daun (WSTD). yang sama dari jenis yang berbeda.

Pembungaan terdapat enam karakter Terjadi perbedaan antara individu atau


morfologi dari hasil uji Bartlett berbeda nyata spesies di karenakan setiap spesies memiliki
(*) yaitu Buku Kosong Tangkai Bunga (BKTB), perbedaan genetik antara yang satu dengan yang
Warna Tangkai Bunga (WTB), Bentuk Tandan lain. Variasi genetika ini timbul karena setiap
Buah (BTB), Posisi Tangkai Bunga (POTB), spesies mempunyai jenis–jenis gen yang kas.
Penampilan Tangkai Bunga (PETB), dan Tipe Gen merupakan unit–unit kromosom yang
Kuncup Bunga Jantan (TKBJ), sedangkan untuk membawa kode untuk pembuatan protein
Seludung Bunga Jantan terdapat lima karakter spesifik. Setelah dibentuk, dan diberi kode oleh
morfologi yaitu Bentuk Apex Seludung (BAS), gen, protein–protein ini selanjutnya menentukan
Warna Luar Seludung (WLS), Warna Dalam perkembangan serta tampilan bentuk, dan fungsi
Seludung (WDS), Warna Ujung Seludung dari jaringan dan organ terkait.
(WUS), dan Lilin Seludung (LS).
Karakteristik Sifat Agronomi Pisang
Bunga Jantan terdapat sembilan karakter
morfologi yang berbeda nyata (*) yaitu Perilaku
Bunga Jantan (PBJ), Warna Dasar Mahkota Berdasarkan kriteria pada Tabel 7, sifat
(PM), Warna Filamen (WF), Warna Kantong Agronomi tanaman pisang dari Aksesi pisang
Polem (WKP), Bentuk Putik (BP), Warna yang terdapat di empat Kelurahan yang ada di
Stigma (WS), Warna Dasar Ovari (WDO), Pulau Ternate, untuk hasil analisis menunjukan
Warna Dominan Bunga Jantan (WDBJ) dan keragaman, baik dari Kecamatan Ternate Utara,
Jumlah Bunga (JB). Sedangkan pada buah Ternate Selatan, Ternate Tengah maupun
terdapat lima karakter morfologi yang berbeda Kecamatan Pulau Ternate. Aksesi tanaman
nyata (*) yaitu Ujung Buah (UB), Pertinggal Pisang Raja dari Kecamatan Pulau Ternate (PT-
Tandang Buah pada Ujung Buah (PTBPUB), RAJA) dengan Pisang Sepatu (G-SPT), Pisang
Warna Kulit Buah Mudah (WKBM), Warna Sepatu (S-SPT), Pisang Sepatu (TT-SPT),
Kulit Buah Matang (WKBMA) dan Danging Pisang Sepatu (TU-SPT), Pisang Goroho (G-

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


53
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

GRH), Pisang Goroho (S-GRH), Pisang Goroho daun (PTDA), panjang tangkai bunga (PTB),
(TT-GRH), Pisang Goroho (TU-GRH), Pisang lebar tangkai bunga (LTB), panjang buah
Mas (G-MAS), Pisang Mas (S-MAS), Pisang (PAB), panjang tangkai buah (PTBH) dan lebar
Mas (TT-MAS), Pisang Mas (TU-MAS), Pisang tangkai buah (LTBH) pada aksesi pisang yang
Mulu Bebe (G-MBE), Pisang Mulu Bebe (S- berbeda–beda dari hasil uji Dunnett yaitu tidak
MBE), Pisang Mulu Bebe (TT-MBE), Pisang berbeda nyata (tn).
Mulu Bebe (TU-MBE), Pisang Raja (G-RAJA),
Pisang Raja (S-RAJA), Pisang Raja (TT-RAJA), Karakter agronomi tanaman pisang di Pulau
Pisang Raja (TU-RAJA), Pisang Susu (TS- Ternate secara umum tidak memberikan
SUSU) dan aksesi pisang Raja Tembaga (TS- perbedaan diantara aksesi tanaman pisang, tetapi
RTBG), mempunyai bentuk pelepah pohon, memperlihatkan keragaman. Perbedaan ini
tangkai/urat/daun, perbungaan, seludung bunga dikarenakan pada tinggi pelapah (TP), lebar
jantan, bunga jantan dan buah berbeda–beda. pinggiran tangkai daun (LPTD), panjang helai
daun (PHD), lebar helai daun (LHDN), rasio
Hasil uji Dunnett untuk sifat agronomi daun (RD), panjang tangkai daun (PTDA),
tanaman pisang dari empat Kecamatan di Pulau panjang tangkai bunga (PTB), lebar tangkai
Ternate, memperlihatkan adanya keragaman dari bunga (LTB), panjang buah (PAB), panjang
berbagai jenis pisang. Berdasarkan penanda tangkai buah (PTBH) dan lebar tangkai buah
Agronomi aksesi pisang menunjukan pada Lebar (LTBH) dilihat pada Tabel 7.
Pingiran Tangkai Daun (LPTD) terdapat empat
aksesi pisang yang berbeda nyata (*) yaitu Berdasarkan hasil analisis sifat morfologi
pisang Raja di Gambesi (G-RAJA), Raja di dan agronomi diatas, untuk beberapa aksesi
Ternate Tengah (TT-RAJA), Raja di Ternate pisang mungkin mempunyai dasar genetik yang
Utara (TU-RAJA) dan pisang Sepatu di Ternate sempit, tetapi berdasarkan karakterisasi
Utara (TU-SPT), sedangkan pada Panjang Helai kombinasi informasi sifat morfologi dan
Daun (PHD) terdapat tiga aksesi pisang yang agronomi dapat digunakan untuk
berbeda nyata (*) yaitu pisang Mas di Ternate memaksimalkan potensi genetik dari plasma
Tengah (TT-MAS), Goroho di ternate Utara nutfa pisang yang dipelajari (Arriel et al., 2007;
(TU-GRH) dan Mulu Bebe di Ternate Utara Ercan et al., 2002).
(TU-MBE). Pada Rasio Daun (RD) Terdapat 22
aksesi yang berbeda nyata (*) dan hanya Tabel 5. Sifat Agronomi Tanaman Pisang di
terdapat satu aksesi yang tidak berbeda nyata Pulau Ternate
(tn) yaitu aksesi pisang Goroho di Ternate AKSESI LPTD PHD RD LTB PTBH LTBH
Selatan Kelurahan Gambesi, untuk Panjang
Tangkai Daun terdapat 22 aksesi pisang yang TS-RTBG 2 tn 3 tn 7* 1* 1tn 1*
tidak berbeda nyata dan satu aksesi yang TS-SUSU 2 tn 2 tn 7* 1* 1 tn 1 tn
berbeda nyata (*) yaitu aksesi pisang Raja di G-SPT 2 tn 9 tn 7* 1* 1 tn 1*
Ternate Utara Kelurahan Koloncucu (TU- G-GRHO 2 tn 4 tn 7 tn 1* 1 tn 1 tn
RAJA). Pada karakter agronomi panjang tangkai G-MAS 2 tn 2 tn 7* 1 tn 1 tn 1*
buah terdapat empat aksesi pisang yang berbeda G-RAJA 2* 2 tn 7* 1 tn 1 tn 1 tn
nyata (*) yaitu pisang Sepatu di Sulamadaha (S- G-MBE 2tn 2 tn 7* 1* 1 tn 1*
SPT), Goroho di Sulamadaha (S-GRH), Goroho
PT-RAJA 2 tn 2 tn 7* 1* 1 tn 1 tn
di Ternate Tengah Kelurahan Moya (TT-GRH)
S-RAJA 2 tn 1 tn 7* 1* 1 tn 1*
dan aksesi pisang Sepatu di Ternate Tengah
Kelurahan Moya (TT-SPT). S-SPT 2 tn 3 tn 7* 2* 1* 1*
S-MBE 2 tn 1 tn 7* 1* 1 tn 1*
Berdasarkan karakter agronomi tanaman S-GRH 2 tn 4 tn 7* 1 tn 1* 1 tn
pisang dimana lebar pinggiran tangkai daun S-MAS 2 tn 2 tn 7* 1* 1 tn 1*
(LPTD), panjang helai daun (PHD), lebar helai TT-GRH 2 tn 3 tn 7* 1* 1* 1*
daun (LHDN), rasio daun (RD), panjang tangkai TT-SPT 2 tn 2 tn 7* 1* 1* 1*

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


54
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

TT-RAJA 2* 1 tn 7* 1* 1 tn 1 tn Keterangan:
TT-MBE 2 tn 1 tn 7* 1* 1 tn 1*
TT-MAS 2 tn 2* 7* 1* 1 tn 1tn 1. Aksesi Pisang Raja Tembaga di Ternate Selatan (TS –
RTBG)
TU-GRH 1 tn 2* 7* 1* 1 tn 1* 2. Aksesi Pisang Susu di Ternate Selatan (TS – SUSU)
TU-RAJA 2* 2 tn 7* 1* 1 tn 1* 3. Aksesi Pisang Sepatu di Gambesi (G – SPT)
TU-SPT 2* 2 tn 7* 1* 1 tn 1* 4. Aksesi Pisang Goroho di Gambesi (G – GRH)
5. Aksesi Pisang Mas di Gambesi (G – MS)
TU-MBE 1 tn 1* 7* 1* 1 tn 1 tn 6. Aksesi Pisang Raja di Gambesi (G – RAJA)
TU-MAS 3 tn 3 tn 7* 1* 1 tn 1 tn 7. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Gambesi (G – MBE)
Dunnett 2.98 8. Aksesi Pisang Raja di Pulau Ternate (PT – RAJA)
Ket: Tanda * sekolom berbeda nyata dengan uji Dunnett 9. Aksesi Pisang Raja di Sulamadaha (S – RAJA)
10. Aksesi Pisang Sepatu di Sulamadaha (S – SPT)
0,05 dan tn tidak berbeda nyata. (TP) Tinggi
11. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Sulamadaha (S – MBE)
Pelepah, (LPTD) Lebar Pingiran Tangkai Daun, 12. Aksesi Pisang Goroho di Sulamadaha (S – GRH)
(RD) Rasio Daun, (LTB) Lebar Tangkai Bunga, 13. Aksesi Pisang Mas di Sulamadaha (S – MAS)
(PTBH) Panjang Tangkai Buah, (LTBH) Lebar 14. Aksesi Pisang Goroho di Ternate Tengah (TT – GRH)
Tangkai Buah. 15. Aksesi Pisang Sepatu di Ternate Tengah (TT – SPT)
16. Aksesi Pisang Raja di Ternate Tengah (TT – RAJA)
17. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Ternate Tengah (TT –
Keragaman Fenotipik Antar Individu MBE)
18. Aksesi Pisang Mas di Ternate Tengah (TT – MS)
19. Aksesi Pisang Goroho di Ternate Utara (TU – GRH)
Dendogram hasil Analisi UPMGA terhadap 20. Aksesi Pisang Raja di Ternate Utara (TU – RAJA)
23 aksesi tanaman pisang berdasarkan 105 21. Aksesi Pisang Sepatu di Ternate Utara (TU – SPT)
karakter morfologi dan agronomi. Menunjukan 22. Aksesi Pisang Mulu Bebe di Ternate Utara (TU –
bahwa ke 23 aksesi individu yang di analisis MBE)
23. Aksesi Pisang Mas di Ternate Utara (TU – MS)
terbagi dalam enam Klaster (kelompok) pada
tingkat kemiripan sebesar 57,18% yang
Kelompok I terdiri atas dua aksesi
membentuk satu kesatuan.
tanaman pisang, aksesi pisang raja tembaga
berasal dari Kecamatan Ternate Selatan (TS-
Dendrogram RTBG) dan pisang Goroho (S-GRH) yang
Single Linkage, Euclidean Distance berasal dari Sulamadaha Kecamatan Pulau
Ternate merupakan satu Klaster, tingkat
57.18 kemiripan sebesar 82%. Kelompok II terdiri
atas 17 aksesi tanaman pisang yaitu Pisang
Sepatu (G-SPT), Pisang Sepatu (TT-SPT),
Pisang Raja (S-RAJA), Pisang Raja (TU-
71.45
Similarity

RAJA), Pisang Sepatu (S-SPT), Pisang Raja


(TT-RAJA), Pisang Mas (TT-MAS), Pisang
Mas (S-MAS), Pisang Mas (TU-MAS), Pisang
85.73 Mulu Bebe (TT-MBE), Pisang Goroho (TU-
GRH), Pisang Mulu Bebe (S-MBE), Pisang
Mulu Bebe (TU-MBE), Pisang Goroho (TT-
GRH), Pisang Mas (G-MAS), Pisang Mulu Bebe
100.00 (G-MBE) dan aksesi Pisang Sepatu (TU-SPT)
1 12 3 15 9 20 10 16 18 13 23 17 19 11 22 14 5 7 21 6 8 2 4
Observations yang merupakan satu Klaster, tingkat kemiripan
sebesar 83%. Kelompok III terdiri atas satu
Gambar 6. Dendogram analisis UPGMA 23 aksesi aksesi pisang yang membentuk kekerabatan
pisang di Pulau Ternate berdasarkan karakter pada aksesi pisang Raja di Gambesi (G-RAJA)
morfologi dengan tingkat kemiripan sebesar 72%.
Kelompok IV terdiri atas satu aksesi tanaman
pisang yaitu Pisang Raja (PT-RAJA) di

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


55
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

Kecamatan Pulau Ternate, tingkat kemiripan hanya terdapat satu kelompok yaitu pada
sebesar 71.45%. Kelompok V hanya terdiri atas kelompok II.
satu aksesi pisang yaitu Pisang Susu (TS-SUSU)
dari Kecamatan Ternate Selatan bergabung Perbedaan Klaster dalam dendogram tersebut di
dengan kelompok I, II, III dan IV pada tingkat pengaruhi oleh aksesi pisang, jumlah karakter
kemiripan sebesar 65%. Kelompok VI hanya morfologi dan agronomi yang di gunakan pada
terdiri atas satu aksesi tanaman pisang yaitu saat identifikasi (Karuwal, 2011).
Pisang Goroho di Gambesi (G-GRH) tingkat
kemiripan sebesar 57%.

Hasil analisis dendogram tanaman pisang


di Pulau Ternate berdasarkan karakter morfologi
dan agronomi pisang memperlihatkan kemiripan
dari 17 aksesi pisang yaitu pada kelompok II,
sedangkan kelompok I dapat memperlihatkan
karakter morfologi dan agronomi berdasarkan
hubungan kekerabatan aksesi pisang yaitu
Pisang Raja Tembaga di Ternate Selatan (TS-
RTBG) dan Pisang Goroho di Sulamadaha (S-
GRH). Berdasarkan hasil analisis dendogram
pisang di Pulau Ternate terbagi atas beberapa
kelompok yaitu Kecamatan Ternate Utara
terdapat hanya satu kelompok pada kelompok II,
sedangkan Kecamatan Pulau Ternate terdapat
satu kelompok yaitu I, II, dan IV. Kecamatan
Ternate Selatan terdapat lima kelompok yaitu I,
II, III, V dan VI dan untuk Ternate Tengah
Lokasi
Kelompok Ternate Utara Pulau Ternate Ternate Selatan Ternate Tengah % Kemiripan
I S-GRH TS-RTBG 82
II TU-RAJA S-RAJA G-SPT TT-SPT
TU-MAS S-SPT G-MAS TT-RAJA
TU-GRH S-MAS G-MBE TT-MAS 87
TU-MBE S-MBE TT-MBE
TU-SPT TT-GRH
III G-RAJA 72
IV PT-RAJA 71.45
V TS-SUSU 65
VI G-GRH 57
Sumber: Data Primer diolah 2015

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


56
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

Tabel 8, pengelompokan 23 aksesi pisang tumbuhnya dan erat sekali hubungannya dengan
berdasarkan karakter morfologi dan agronomi, persediaan makanan serta penyinaran.
dendogram hasil analisis UPMGA menghasilkan
hubungan kekerabatan antara aksesi pisang. KESIMPULAN
Dendogram dapat menggambarkan sejauhmana
hubungan kekerabatan antara aksesi pisang Terdapat 23 aksesi dari tujuh jenis pisang
berdasarkan karakter morfologi dan agronomi yang memiliki karakter morfologi dan agronomi
yang di amati. Apabila aksesi pisang yang yang beragam di empat Kecamatan di Pulau
diamati menunjukan banyak kesamaan berarti Ternate. Karakter morfologi dan agronomi
memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dan tanaman pisang di Pulau Ternate secara umum
sebaliknya apabila aksesi pisang yang diamati memberikan perbedaan diantara 23 aksesi dari
menunjukan banyak perbedaan dalam bentuk tujuh jenis tanaman pisang, keragaman antar
karakter morfologi dan agronomi berarti jenis tanaman pisang terlihat pada karakter
memiliki hubungan kekerabatan yang jauh bentuk pohon, batang, pembungaan, seludung
(Simmonds dan Shepherd, 1955). dan buah tanaman pisang. Berdasarkan tingkat
kemiripan, terdapat enam kelompok (Claster)
Hasil analisis Klaster pada karakter aksesi tanaman pisang, pada Claster satu
morfologi dan agronomi terlihat bahwa pisang terdapat dua aksesi, claster dua terdapat 17
dengan genom yang sama tidak membentuk aksesi, sedangkan untuk claster 3, 4, 5 dan 6
dalam satu kelompok yang sama, keadaan ini masing–masing terdapat 1 aksesi
menunjukan bahwa penyerbukan pada pisang
adalah penyerbukan bebas, sehingga
kemungkinan terjadinya variasi genom sangat DAFTAR PUSTAKA
besar, variasi genom dapat berupa beragamnya
komposisi genom tersebut (Rozyandra, 2004).
Semakin ada kemiripan dalam karakter maka Ariel, N.H.C., A.O. Di Mauro, E.F. Arriel, S.H.
semakin besar kemungkinan adanya kesamaan Unedatrevisoli, M.M. Costa, I.M.
genom. Barbaro, and F.R.S. Muniz. 2007.
Genetic Divergencein sesame based on
Terjadi perbedaan antara individu atau morphological and agronomic traits.
spesies di karenakan setiap spesies memiliki Crop Breeding and Appliend
perbedaan genetik antara yang satu dengan yang Biotechnology. 7:253-261.
lain. Variasi genetika ini timbul karena setiap
spesies mempunyai jenis–aksesi gen yang kas. Badan Pusat Statiatik Maluku Utara. 2013.
Gen merupakan unit–unit kromosom yang Maluku Utara dalam Angka.Propinsi
membawa kode untuk pembuatan protein Maluku Utara – Indonesia.
spesifik. Setelah dibentuk, dan diberi kode oleh
gen, protein–protein ini selanjutnya menentukan Badan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Produksi
perkembangan serta tampilan bentuk, dan fungsi buah-buahan di Indonesia. Jakarta:
dari jaringan dan organ terkait. Adanya berbagai Rajawali Press
variasi atau perbedaan terhadap masing–masing
karakter yang di miliki oleh setiap aksesi pisang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maluku
hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik Utara, 2012. Maluku Utara Dalam
faktor lingkungan, genetik maupun bias pada Angka BPS, Ternate.
saat melakukan pengamataan dilapangan
(Karuwal, 2011). Faktor lain yang Ercan, A.G., K. M. Taskin, K. Turgut, M.
mempengaruhi misalnya variasi warna, menurut Bilgen, and M.Z. Firat. 2002.
Tjitrosoepomo (2010) warna suatu aksesi Characterization Of Turkish sesame
tumbuhan dapat berubah sesuai keadaan tempat (Sesamun indicum L) landraces using
agronomic and morphologica

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


49
Jurnal Fatua Vol. No. Agustus 2015

descriptors. Akdenis universitas Ziraat


Facultesi Dergizi. 15(2): 45-52.

Indrawan M. 2007. Biologi Konservasi.Yayasan


Pustaka Obor Indonesia. Jakarta

IPGRI-INIBAP/CIRAD. 1996. Descriptor for


Musa (Musa paradisiaca L.) sp).
http.//www.inibap.org (didownload
tanggal 20 maret 2013).Karuwal, R.L.
2011. Variasi genetika pisang
berdasarkan karakter morfologi dan
moleculer. Tesis tidak diterbitkan.
Yogyakarta Fakultas Biologi
Universitas Gaja Mada.

Rozyandra, C. 2004. Analisis Keanekaragam


Pisang (Mussa spp) asal Lampung.
IPB. Bogor.

Rukmana, R. 1999. Bertanam Buah-buahan di


Pekarangan. Yogyakarta: Kanisius.

Simmonds NW and Shephered, K. 1955. The


Taxonomy and Original of The
Cultivated Bananas.
J.Lmn.Soe.Land.Botss

Sukartini, 2006. Pengelompokan Aksesi Pisang


Mengunakan Karakter Morfologi. Balai
Penelitian Tanaman Buah Tropik. J,
Hart,17 (11): 26-33.

Suprayitna. 1996. Bertanam Buah-Buahan


Unggul. Solo : CV Aneka.

Tjitrosoepomo, G.. 2000, Morfologi Tumbuhan.


Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Santos, E.A., M.M. Souza, A.P.
Viana, AAF. Almeida, JCO. Freitas and
PR.

Eksplorasi dan Identifikasi Keragaman Tanaman Pisang ……..


50

You might also like