ID Sifat Fisik Dan Mekanik Kayu Mahang Macaranga Hypoleuca Reichbfet Zoll Ma Yang D PDF
ID Sifat Fisik Dan Mekanik Kayu Mahang Macaranga Hypoleuca Reichbfet Zoll Ma Yang D PDF
ABSTRACT
Common wood that used as a building material perceived increasingly difficult to obtain now.
Therefore the need for efforts to overcome this condition partly by utilizing low quality wood
(IV-V) like Mahang (Macaranga hypoleuca (Reichb.f.et Zoll.) M.A) in which quality can be
improved by densification. There are two factors that have conducted in this research, first is
steam time (40 minutes, 60 minutes and 80 minutes) and second one is temperature felts (160 oC,
180oC and 200oC). Samples was made from Mahang beam with dimension is 30 cm (L) x 8 cm
(W) x 4 cm (H), steamed in autoclave with temperature 120oC and hot pressed with a 30%
target thicknes, the pressure felt 60 kg/cm2. Physical and mechanical process was conducted
based on British Standard Methods No.373 (1957). The measured parameters are physical
properties (moisture content, density and dimensional changes) and mechanical properties
(MOE, MOR and MCS). Experimental designed that use in this research is 3x3 Factorial
Experimental Design in a Completely Randomized Design with 3 replications. As the results of
the research show that densification Mahang wood was improve the physical and mechanical
properties. This research also showed that best densified treatment is 60 minute steamed with
temperature felt 180oC.
Keywords : Macaranga hypoleuca (Reichb.f.et Zoll.) M.A, densification, physical and
mechanical.
317
m dengan diameter 50 cm. Batang lurus, Kehutanan UNTAN, Laboratorium PT.
bulat dan tidak berbanir. Duta Pertiwi Nusantara Pontianak dan
Kayu Mahang merupakan kayu Laboratorium Mekanik Politeknik
yang memiliki kekuatan rendah, yaitu Negeri Pontianak. Bahan yang
kelas awet IV – V dan berat jenis 0,34 digunakan adalah kayu Mahang
(0,21 – 0,47) sehingga jarang digunakan (Macaranga hypoleuca (Reichb.f.et
sebagai bahan baku khususnya bahan Zoll.) M.A.) Peralatan yang digunakan
bangunan (PIKA, 1981). Keterbatasan antara lain gergaji, kapak, gergaji pita,
sifat kayu tersebut dapat diatasi antara autoklaf, alumunium foil, mesin kempa
lain dengan pemadatan yaitu dengan panas, pressure meter, plat besi, oven,
cara mengempa kayu tersebut agar timbangan analitik, moisture meter,
menjadi lebih padat, yang bertujuan kaliper, mesin pengujian sifat mekanik
untuk meningkatkan kekuatan serta (merk Cesare Galdabini tahun 1989),
keawetan kayu yang berkerapatan kamera, stopwatch.
rendah. Proses pemadatan kayu Prosedur Penelitian
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Persiapan Sampel Kayu
jenis kayu, kerapatan awal, perlakuan Sampel diambil dari pohon
pendahuluan sebelum pengempaan, Mahang dengan ketinggian bebas
plastisitas kayu, kadar air, suhu kempa cabang sekitar 12 meter dan diameter
dan besarnya tekanan kempa. batang 35 cm. Pohon ditebang bagian
Penelitian ini bertujuan untuk pangkal pada batang sepanjang 3 meter
mengetahui pengaruh lama pengukusan sebagai sampel. Kemudian sampel kayu
dan besarnya suhu kempa serta interaksi bagian pangkal berukuran 3 meter
kedua faktor tersebut terhadap sifat fisik tersebut dibagi menjadi 3 bagian
dan mekanik kayu Mahang yang masing-masing berukuran 1 meter.
dipadatkan serta mengetahui lama Kemudian tiap potongan diberi kode
pengukusan dan besarnya suhu kempa serta dicat pada kedua bontosnya untuk
yang tepat agar dapat menghasilkan mencegah penguapan air yang
sifat fisik dan mekanik kayu Mahang berlebihan dan serangan jamur.
yang lebih baik. Manfaat penelitian ini Kemudian kayu tersebut dipotong untuk
adalah sebagai upaya memanfaatkan dibuat sampel berbentuk papan tanpa
kayu Mahang sebagai bahan konstruksi membedakan bagian teras dan gubalnya
ringan, sehingga dapat menambah sebanyak 36 buah yaitu dari bagian
pasokan bahan baku kayu konstruksi yang berukuran 1 meter masing-masing
dan memberikan informasi sifat fisik menghasilkan 12 buah papan.
dan mekanik kayu Mahang yang Selanjutnya papan kayu Mahang
dipadatkan. dikering anginkan dan diukur hingga
mencapai kadar air 12-18%. Kemudian
METODOLOGI PENELITIAN papan dipotong dengan ukuran 30 cm
Penelitian ini dilakukan di (P) x 8 cm (L) x 4 cm (T). Selanjutnya
Laboratorium Wood Workshop, dilakukan pemadatan sesuai dengan
Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas prosedur kerja.
318
Proses Pemadatan dengan suhu pengukusan sebesar
Pemadatan kayu dilakukan dengan 120oC.
mengacu pada prosedur penelitian yang 3. Setelah dikukus, sampel langsung
dilakukan oleh Sulistyono (2001) dan dibungkus dengan alumunium foil
Wardhani (2005) sebagai berikut : untuk menjga agar suhu sampel tetap
1. Sampel kayu dikeringkan sampai panas dan tidak rusak (gosong).
kering udara (kadar air 12–18%) dan 4. Pengempaan dilakukan pada arah
diukur dimensi serta berat awalnya radial (Gambar 1) dengan target
sebelum dipadatkan. penurunan tebal 30% yaitu sebesar
2. Sampel kayu dikukus dalam 2,8 cm dan diberi tekanan sebesar 60
autoklaf dengan waktu masing- kg/cm2 dengan suhu pengempaan
masing selama 40, 60 dan 80 menit adalah 160oC, 180oC dan 200oC.
T L
R
Gambar 1. Arah Pemadatan Kayu (Compaction Wood Directions)
319
20
Kadar Air (%) )
14.68
15 10.96 10.69 10.67 10.26 9.58 9.07
8.32 8.80 8.32
10
5
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (a3)
Suhu Kempa 160 C (b1) Suhu Kempa 180 C (b2) Suhu Kempa 200 C (b3)
Gambar 2. Grafik Nilai Kadar Air Kayu Mahang Kontrol dan Kayu Mahang Yang
Dipadatkan (Value Mahang Wood Moisture Content from and
Densification Wood)
Secara umum kadar air kayu pada sedangkan lama pengukusan dan
proses pemadatan cenderung menurun interaksi dari kedua faktor tersebut tidak
seiring dengan meningkatnya suhu berpengaruh nyata. Kadar air kayu
kempa dan lamanya pengukusan, tetapi Mahang menurun dengan semakin
pada perlakuan lama pengukusan 80 meningkatnya suhu kempa. Hal ini
menit cenderung lebih tinggi nilai kadar disebabkan penguapan air dari kayu
airnya jika dibandingkan dengan semakin cepat dan sesuai dengan yang
perlakuan pengukusan 40 dan 80 menit dikemukakan oleh Amin dan Dwianto
namun masih lebih rendah dari nilai (2006), bahwa panas akan mendesak
kadar air kayu Mahang kontrol. uap air keluar dari dalam kayu.
Pengukusan pada kayu akan 2. Kerapatan
mengurangi kandungan air dan akan Nilai kerapatan kayu Kayu
meningkatkan permeabilitas kayu. Kayu Mahang (Macarangga hypoleuca
Mahang yang dipadatkan kadar airnya (Reichb.f.et Zoll.) M.A) kontrol 0,4311
lebih rendah dari kondisi kering udara gr/cm3, setelah dipadatkan nilainya
(<12-15%), maka hasilnya lebih stabil mengalami peningkatan sebesar 0,4785
dibandingkan kayu Mahang tanpa gr/cm3 – 0,65773. Untuk jelasnya data
pemadatan. kerapatan kayu Mahang kontrol dan
Analisis keragaman menunjukan yang dipadatkan dapat dilihat grafiknya
bahwa suhu kempa berpengaruh sangat pada Gambar 3.
nyata terhadap kadar air kayu Mahang,
320
0.8
Kerapatan (kg/cm3) 0.658 0.568
0.6 0.552 0.499 0.489 0.512 0.499 0.487 0.479
0.431
0.4
0.2
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (b3)
Suhu Kempa 160 C (b1) Suhu Kempa 180 C (b2) Suhu Kempa 200 C (b3)
Gambar 3. Grafik Nilai Kerapatan (gr/cm3) Kayu Mahang Kontrol dan Kayu Mahang
yang Dipadatkan (Density values (kg/cm3) Mahang Wood from Control and
Densification Wood)
Hasil analisis keragaman berkurang. Menurut Tomme, Girrardet,
kerapatan kayu Mahang menunjukan Gfellerr dan Navi (1998), pemadatan
bahwa faktor lama pengukusan dan kayu dapat meningkatkan kerapatan
suhu kempa serta interaksi kedua faktor kayu karena rongga sel dan dinding sel
berpengaruh sangat nyata terhadap menjadi lebih padat dan hanya
kerapatan kayu Mahang yang mengandung sedikit hemiselulosa pada
dipadatkan. dinding sel primer dan lamella tengah.
Berdasarkan pembagian kelas 3. Perubahan Dimensi
kuat kayu Indonesia (PIKA, 1981), nilai Nilai rerata perubahan dimensi
kerapatan kayu Mahang kontrol kayu Mahang (Macarangga hypoleuca
tergolong kelas kuat V dan setelah (Reichb.f.et Zoll.) M.A) kontrol
dilakukan pemadatan menjadi kelas sebesar 8,0394 %, sementara pada kayu
kuat III. Hal tersebut menunjukan Mahang yang dipadatkan lebih rendah
bahwa pemadatan kayu ternyata dapat yaitu sebesar 3,4015 % - 6,4744 %.
meningkatkan kerapatan kayu, yang Nilai rerata perubahan dimensi kayu
diakibatkan deformasi kayu Mahang Mahang yang dipadatkan dan kontrol,
yang dipadatkan hingga mencapai 30%, dapat dilihat grafiknya pada Gambar 4.
sedangkan berat kayu tidak banyak
10
Perubahan Dimensi (%)
8.039
8 6.474 5.702
6 5.312 4.981
4.519 4.287 3.942 3.881
4 3.402
2
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (a3)
Suhu Kempa 160 C (b1 ) Suhu Kempa 180 C (b2) Suhu Kempa 200 C (b3)
Gambar 4. Grafik Nilai Perubahan Dimensi Kayu Mahang Kontrol dan Kayu Mahang
yang Dipadatkan (Value of Change of Wood Dimension from Control and
Densification Wood)
321
Hasil analisis keragaman dengan perlakuan lamanya pengukusan
perubahan dimensi kayu Mahang yang menyebabkan kayu lebih stabil
dipadatkan menunjukan bahwa faktor dimensinya atau tidak mudah
lama pengukusan berpengaruh sangat mengembang atau menyusut pada
nyata terhadap perubahan dimensi kayu, kondisi kering udara.
sedangkan faktor suhu kempa dan
Sifat Mekanik Kayu Mahang
interaksi kedua faktor tersebut tidak
(Macarangga hypoleuca (Reichb.f.et
berpengaruh nyata.
Zoll.) M.A) yang Dipadatkan
Pengukusan kayu menyebabkan 1. Keteguhan Lentur Statis (Modulus
zat kayu akan lebih plastis, sehingga of Elasticity/MOE)
terjadi pembengkakan selaput-selaput Nilai rerata MOE kayu Mahang
dan pembesaran lubang-lubang noktah (Macarangga hypoleuca (Reichb.f.et
yang dapat mempengaruhi Zoll.) M.A) yang dipadatkan berkisar
permeabilitas kayu sekaligus antara 32013,79632 kg/cm² -
meningkatkan keterawetannya (Stamm, 53326,33369 kg/cm², meningkat
1963). Air yang terdapat pada rongga dibandingkan dengan nilai MOE kayu
sel (air bebas) kosong dan yang terdapat Mahang kontrol yaitu sebesar
pada dinding sel (air terikat) berkurang 2
19583.3077 kg/cm . Untuk lebih
sampai kadar air titik jenuh serat, jelasnya, nilai MOE kayu Mahang
dimana pada keadaan ini akan kontrol dan kayu yang dipadatkan dapat
berpengaruh pada stabilitas dimensi dan dilihat grafiknya pada Gambar 5
kekuatan kayu. Pada penelitian ini
.
53326.33
60000 51065.06 49459.8
MOE (kg/cm2)
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (a3)
Suhu Kempa 160 C (b1) Suhu Kempa 180 C (b2) Suhu Kempa C (b3)
Gambar 5. Grafik Nilai MOE Kayu Mahang Kontrol dan Kayu Mahang yang
Dipadatkan (MOE values from Control and Densification Wood)
Hasil analisis keragaman kayu Pemadatan kayu dengan
Mahang menunjukkan bahwa faktor peningkatan lama pengukusan dan suhu
lama pengukusan berpengaruh sangat kempa pada batas tertentu mampu
nyata, sedangkan faktor suhu kempa meningkatkan nilai MOE, tetapi pada
berpengaruh nyata terhadap nilai MOE contoh uji a2b1, a2b3, a3b1 dan a3b3
kayu Mahang yang dipadatkan. terjadi penurunan nilai MOE
Kemudian interaksi kedua faktor dibandingkan contoh uji kayu Mahang
tersebut berpengaruh sangat nyata. yang dipadatkan lainnya. Hal ini terlihat
pada kombinasi perlakuan lama
322
pengukusan dan besarnya suhu kempa kelas kuat V karena nilainya < 70.000
yang berbeda pada setiap contoh uji. kg cm2 yaitu 19583,3077 kg/cm2.
Kayu pada proses pengempaan dengan Kemudian setelah dipadatkan nilainya
suhu terlalu tinggi (> 150oC) dapat mengalami peningkatan, namun tidak
merusak kandungan kimia dan struktur terlalu besar sehingga masih termasuk
sel sehingga komponen kimia kayu dan kelas kuat V juga yaitu, nilainya
struktur sel tersebut akan mengalami 32013,79632 kg/cm2 – 53326,33369
deformasi yang melebihi kewajaran kg/cm2.
sehingga akan menurunkan kekuatan 2. Keteguhan Lentur Patah (Modulus
kayu (Sulistyono, 2001). Demikian juga of Rupture/MOR)
pada kayu Mahang yaitu akibat Nilai MOR kayu Mahang yang
pengempaan dengan suhu kempa yang dipadatkan berkisar antara 552,3753
tinggi (160oC - 200oC) akan merusak kg/cm² - 953,6057 kg/cm²
kg/cm², meningkat
struktur sel pada bagian kayu sehingga
sehi jika dibandingkan dengan nilai MOR
menyebabkan tejadinya penurunan
enurunan nilai kayu Mahang kontrol yaitu sebesar
MOE, sehingga tidak terjadi kesatuan 467.027045 kg/cm². Untuk lebih
gaya reaksi yang bekerja untuk jelasnya, nilai MOR kayu Mahang
melawan gaya dari luar. Berdasarkan kontrol dan yang dipadatkan dapat
klasifikasi Den Berger (1921), nilai dilihat grafiknya pada G
Gambar 6.
MOE kayu Mahang kontrol termasuk
1500
MOR (kg/cm2)
953.61
1000
654.25 753.32 692.48 710.30 620.49 667.02 702.24
467.03 559.46
500
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (a3)
Suhu Kempa 160 C (b1) Suhu Kempa 180 C (b2) Suhu Kempa 200 C (b3)
323
pengukusan dan suhu kempa selulosa dalam daerah amorf dari
berpengaruh sangat nyata terhadap nilai mikrofibril.
MOR kayu Mahang yang dipadatkan. 3. Keteguhan Tekan Sejajar Serat
Sedangkan interaksi dari kedua faktor (Maximum Cruishing
(A dan B) hanya berpengaruh nyata. Strength/MCS)
Hal ini menunjukkan bahwa proses Nilai MCS kayu Mahang yang
pemadatan dengan perlakuan lama dipadatkan berkisar antara 363,5413
pengukusan dan suhu kempa kg/cm² - 464,5514 kg/cm², meningkat
meningkatkan nilai MOR. Menurut jika dibandingkan dengan nilai MCS
Rilatupa, Sarjokusumo dan Nandika kayu Mahang kontrol yaitu sebesar
(2004), peningkatan nilai MOR pada 255,9899 kg/cm2. Untuk lebih jelasnya,
kayu yang dipadatkan terjadi karena nilai MCS kayu Mahang kontrol dan
struktur sel kayu menjadi lebih padat yang dipadatkan dapat dilihat grafiknya
dan merata pada setiap bagian kayu, dan pada Gambar 7.
selain itu adanya kristalisasi molekul
500
385.82 376.36 415.26 397.82 464.55 363.54 393.45 418.90
MCS (kg/cm2)
400 374.95
300 255.99
200
100
0
Kontrol Pengukusan 40 Menit Pengukusan 60 Menit Pengukusan 80 Menit
(a1) (a2) (a3)
Suhu Kempa 160oC (b1) Suhu Kempa 180oC (b2) Suhu Kempa 200oC (b3)
Gambar 7. Grafik Nilai MCS Kayu Mahang Kontrol dan Kayu Mahang yang
Dipadatkan (MCS values from Control and Dinsification Wood)
324
meningkat menjadi kelas kuat II – III berkisar 32013,79632 kg/cm² -
yaitu 363,5413 kg/cm² - 464,5514 53326,33369 kg/cm², nilai MOR
kg/cm². berkisar 552,3753 kg/cm² - 953,6057
kg/cm² dan nilai MCS berkisar
KESIMPULAN DAN SARAN 363,5413 kg/cm² - 464,5514 kg/cm².
Kesimpulan Saran
1. Perlakuan lama pengukusan dan 1. Kayu Mahang yang dipadatkan
besarnya suhu kempa serta interaksi ternyata dapat meningkat sifat fisik
kedua faktor tersebut secara umum dan mekaniknya, yaitu dari kelas
berpengaruh sangat nyata terhdap kuat IV-V menjadi II-III sehingga
sifat fisik dan mekanik kayu dapat digunakan untuk bahan
Mahang. konstruksi ringan yaitu bahan
2. Kayu Mahang yang dipadatkan interior, dinding, dan kusen.
berdasarkan lama pengukusan dan 2. Dalam proses pemadatan kayu
suhu kempa menunjukkan sifat fisik Mahang disarankan untuk
dan mekanik yang lebih baik jika pengukusan selama 60 menit dan
dibandingkan kayu kontrol. suhu kempa 180oC, karena pada
Perlakuan terbaik dalam penelitian perlakuan tersebut dapat
ini terdapat pada perlakuan lama menghasilkan sifat fisik dan
pengukusan 60 menit dan suhu mekanik kayu Mahang yang lebih
kempa 180oC. baik.
3. Perlakuan lama pengukusan
berpengaruh sangat nyata terhadap DAFTAR PUSTAKA
kerapatan, perubahan dimensi, MOE Amin, Y Dwianto, W. 2006. Pengaruh
dan MOR. Besarnya suhu kempa Suhu dan Tekanan Uap Air
berpengaruh sangat nyata terhadap Terhadap Fiksasi Kayu Kompresi
Dengan Menggunakan Close
kadar air, kerapatan dan MOR.
System Compression. Jurnal Ilmu
Interaksi antara kedua faktor lama dan Teknologi Kayu Tropis Vol 4
pengukusan dan suhu kempa No.2.2006 : 55-60.
berpengaruh sangat nyata terhadap
nilai kerapatan dan MOE. British Standar. 1957. Methods of
4. Sifat fisik kayu Mahang yang testing Small Clear Specimens of
dipadatkan berdasarkan lama Timber. Serial BS 373. British
Standart Institutition. London.
pengukusan dan suhu kempa dapat
menghasilkan nilai kadar air yaitu Den Berger, L.G. 1921. De grondslagen
berkisar 8,3153% - 10,9581%, nilai voor de classificatie van
kerapatan kayu berkisar antara Nederlansch Indische timmer
0,4785 gr/cm3 – 0,6577 gr/cm3 dan houtsoorten. Tectona Vol. XV.
nilai perubahan dimensi berkisar
3,4015 % - 6,4744 %. Haygreen, JG dan JL Bowyer. 1989.
Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu
5. Sifat mekanik kayu Mahang yang
Pengantar. Gajah Mada
dipadatkan menghasilkan nilai MOE University Press. Yogyakarta.
325
Sulistyono. 2001. Studi Rekayasa
PIKA. 1981. Mengenal Sifat-sifat Kayu Teknis, Sifat Fisis, Sifat Mekanis
Indonesia dan Penggunannya. dan Keandalan Kontruksi Kayu
Kanisius. Semarang. Agathis (Agathis lorantifolia
Salisb) Terpadatkan. Program
Prayitno, TA. 1998. Penggunaan Kayu Studi Ilmu Pengtahuan Kehutanan
Tak Dikenal, Bermutu Rendah, Di Program Pasca Sarjana Insitut
Dalam Bakar ES, Hadi YS dan Pertanian Bogor. Bogor.
Karlinasari L, Penyunting. Sifat
Dasar Kayu Prosiding seminar Tomme, F. Ph, F. Girrardet, B. Gfellerr,
Nasional I Masyarakat Penelitian dan P. Navi. 1998. Densified
Kayu Indonesia Bogor 24 Wood : an Innovative Product
september 1998. MAPEKI-IPB. With Highly Enhaced Character.
Proceeding 5th Word Conference
Rilatupa J, Surjokusumo S, Nandika D. on Timber Engineering Vol. 2.
2004. Keandalan papan Lapis dari Montreux Switzerland : 641-647.
Kayu Damar (Agathis
lorantimona Salisb) Terpadatkan Wardhani, I.Y. 2005. Kajian Sifat Dasar
sebagai Pelat Buhul pada dan Pemanfaatan Bagian Dalam
Arsitektur Konstruksi Atap Kayu. Kayu Kelapa (Cocos nucifera
Tesis Program Pasca Sarjana, Linn). Sekolah Pasca Sarjana.
Institut Pertanian Bogor (Tidak Insitut Pertanian Bogor. Bogor.
dipublikasikan).
326