0% found this document useful (0 votes)
359 views8 pages

Studi Assesmen SKTM Di PT. PLN (Persero) UP3 Menteng

This document summarizes a study on partial discharge analysis of medium voltage 20 kV cable lines conducted at PT PLN UP3 Menteng. Measurements were taken on the Goat Feeder segment TD 09-PM 4A using an Oscillating Wave Test System to detect partial discharges. The study found that the PDIV value of 17.3 kV and PDEV value of 8 kV indicate the cable status is quite poor. PD max and PD Level values were below 500 pC, indicating the cable status is good. The risk of cable failure in this segment was determined to be low and the cable status was concluded to be quite good. Follow-up measurements are recommended within 12 months to monitor the
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
359 views8 pages

Studi Assesmen SKTM Di PT. PLN (Persero) UP3 Menteng

This document summarizes a study on partial discharge analysis of medium voltage 20 kV cable lines conducted at PT PLN UP3 Menteng. Measurements were taken on the Goat Feeder segment TD 09-PM 4A using an Oscillating Wave Test System to detect partial discharges. The study found that the PDIV value of 17.3 kV and PDEV value of 8 kV indicate the cable status is quite poor. PD max and PD Level values were below 500 pC, indicating the cable status is good. The risk of cable failure in this segment was determined to be low and the cable status was concluded to be quite good. Follow-up measurements are recommended within 12 months to monitor the
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Analisis Partial Discharge Pada Saluran Kabel Tegangan Menengah 20 kV

(Studi Assesmen SKTM di PT. PLN (Persero) UP3 Menteng)


1
Irfan Nurhadi , 2Parjiman , 3Mochammad Djaohar
1,2,3
Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
1,2,3
Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

Abstract
This study aims to determine the status of the cable condition to the emergence voltage of Partial Discharge,
as well as the status of the cable to discharge the Partial Discharge. Measurements were made at PT PLN
(Persero) UP3 Menteng on TD 09-PM 4A Segment Goat Feeders. This research uses a descriptive method.
This study carried out measurements of the release of charge and voltage at each phase in the segment. After
measuring the discharge of a single segment, data analysis is then performed to determine the value of Partial
Discharge, then the value is accumulated to conclude the condition of cable failure risk that refers to standards
set by PLN.The results showed that the status of the cable to the voltage appears Partial Discharge. PDIV value
of 17.3 kV can be interpreted PDIV> Uo. PDEV value of 8 kV, can be interpreted PDEV <U 0. So that PDIV>
U0 and PDEV <U0 fall into the category of cable status quite poorly with Point 2. Cable Status Against Load
Discharge. PD max and PD Level values range below 500 pC. So that the load can be interpreted as below or
equal to 500 pC, Y <500 pC or Y = 500 pC in the cable status category either with point 1. If pont 2 and point
1 are added up then the result is point 3. Point 3 can be concluded with dark green . The risk of cable failure
in the TD 09 to PM 4A segment is low and the cable status is quite good. The follow up is that within a period
of 12 months, this segment must be re-measured to determine the condition of the risk of cable failure.
Keywords: SKTM, Partial Discharge, PDIV, PDEV, Risk of Cable

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui status kondisi kabel terhadap tegangan munculnya Partial
Discharge, serta status kabel terhadap pelepasan muatan Partial Discharge. Pengukuran dilakukan di PT PLN
(Persero) UP3 Menteng pada Penyulang Kambing Segmen TD 09-PM 4A. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Penelitian ini dilakukan pengukuran pelepasan muatan dan tegangan pada setiap fasa pada segmen
tersebut. Setelah dilakukan pengukuran pelepasan muatan satu segmen maka selanjutnya dilakukan analisis data
untuk mengetahui nilai Partial Discharge kemudian nilai tersebut diakumulasikan hingga menjadi kesimpulan
kondisi resiko kegagalan kabel yang mengacu pada standar yang telah ditentukan oleh PLN. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa status kabel terhadap tegangan muncul Partial Discharge. Nilai PDIV sebesar 17,3 kV
perfasa dapat diartikan PDIV > Uo. Nilai PDEV sebesar 8 kV perfasa, dapat diartikan PDEV < U 0. Sehingga
PDIV > U0 dan PDEV < U0 masuk kategori status kabel cukup buruk dengan Point 2. Status Kabel Terhadap
Besar Pelepasan Muatan. Nilai PD max dan PD Level berkisar dibawah 500 pC. Sehingga dapat diartikan besar
muatan dibawah atau sama dengan 500 pC, Y < 500 pC atau Y = 500 pC masuk kategori status kabel baik dengan
point 1. Jika pont 2 dan point 1 dijumlahkan maka hasilnya poin 3. Poin 3 dapat disimpulkan dengan warna hijau
tua. Resiko kegagalan kabel pada segmen TD 09 to PM 4A adalah rendah dan status kabel tersebut cukup baik.
Tindak lanjutnya yaitu dalam jangka waktu 12 bulan, segmen ini harus kembali diukur untuk mengetahui kondisi
resiko kegagalan kabel.
Kata Kunci: SKTM, Peluahan Parsial, PDIV, PDEV, Resiko Kegagalan Kabel

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


PENDAHULUAN dan Saluran Kabel Tegangan Menengah
Pada sistem tenaga listrik, PT. PLN (SKTM). Kabel bawah tanah yang biasa
(Persero) Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) digunakan yaitu cross-linked polyethyelene atau
yang merupakan perusahaan negara yang yang lebih dikenal dengan kabel XLPE. Dalam
menyalurkan energi listrik mulai dari jaringan distribusi sering terjadi gangguan yang
pembangkitan, transmisi, dan juga distribusi ke menyebabkan pendistribusian tenaga listrik ke
konsumen. Pendistribusian energi listrik dalam konsumen menjadi terganggu. Gangguan yang
hal ini PT. PLN (Persero) menjaga agar terjadi pada jaringan distribusi diantaranya
penyaluran energi listrik dapat berjalan dengan adalah gangguan SKTM. Gangguan yang
baik secara terus menerus tanpa adanya terjadi pada SKTM adalah gangguan internal
gangguan. Penyaluran sistem distribusi energi dan gangguan eksternal. Gangguan internal
listrik terbagi menjadi dua, yaitu dengan rata-rata disebabkan kecacatan di dalam kabel
Irfan Nurhadi, Analisis Partial Discharge Pada Saluran Kabel….| 33

atau sambungan kabel (jointing) menyebabkan Partial Discharge yang telah diketahui
Partial Discharge di dalam kabel. Gangguan di dijadikan acuan untuk pemeliharaan SKTM
wilayah PLN Distribusi Jakarta Raya sering yang akan dilakukan di masa mendatang.
terjadi, gangguan tersebut disebabkan gangguan Penelitian ini membahas metoda diagnostik
SKTM. Berdasarkan data gangguan dari PLN kabel 20 kV serta dengan metoda analisan
UP3 Menteng, jumlah gangguan Saluran Kabel assesmen menggunakan diagnostik Partial
Tegangan Menengah (SKTM) pada tahun 2014 Discharge yang dapat dilakukan di lapangan.
sebanyak 269 gangguan, pada tahun 2015
sebanyak 184 gangguan, pada tahun 2016 METODOLOGI PENELITIAN
sebanyak 157 gangguan, pada tahun 2017 Penelitian ini merupakan studi kasus pada
sebanyak 154 gangguan, pada tahun 2018 jaringan tegangan menengah. Teknik
sebanyak 137 gangguan. Dari data tersebut pengumpulan data dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa gangguan tersebut dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi
terjadi dalam jumlah yang cukup banyak untuk mendapatkan data sekunder, serta dengan
Munculnya Partial Discharge di dalam pengujian dilapangan. Wawancara adalah
SKTM dapat menyebabkan kegagalan isolasi. teknik pengumpulan data dengan cara
Partial Discharge atau peluahan sebagian ini menanyakan sesuatu kepada seseorang yang
merupakan bentuk pelepasan muatan listrik menjadi informan dengan bercakap-cakap
yang terjadi hanya pada sebagian dari sistem secara tatap muka (Afifuddin & Saebani,
isolasi yang dapat mengawali kegagalan isolasi 2012:131). Dalam penelitian ini, wawancara
peluahan sebagian pada suatu bagian isolasi dilakukan bersama pengawas dilapangan dan
yang terjadi diakibatkan karena adanya beda pegawai PLN yaitu supervisor selaku
potensial yang tinggi. Mendiagnosa Partial penanggung jawab, dan pegawai dilapangan
Discharge dengan menggunakan metode yang lebih memahami dan berpengalaman
asesmen kabel yang ada di PLN UP3 Menteng. dalam melakukan praktik pengujian.
Partial Discharge Diagnostic dipilih karena Dokumentasi yang dimaksud berupa
untuk melakukan pemeliharaan prediktif maka pengumpulan data-data secara tertulis dan
diperlukan diagnostik yang tidak merusak. objektif yang dimiliki PLN yang berisi laporan
Asesmen kabel adalah metode pengukuran gangguan saluran kabel tegangan menengah
kondisi SKTM yang meliputi kegiatan dengan frekuensi gangguan selama beberapa
mengukur panjang kabel, Partial Discharge, bulan terakhir, dan beberapa tahun ke belakang.
monitoring whitstand test, cable tracer, dan Pengujian serta pengukuran dengan terjun
menganalisis hasilnya serta memberikan langsung dilapangan atau tempat kejadian
rekomendasi untuk bahan tindakan yang akan mengikuti, mengukur, dan mengamati langsung
diperlukan pada segmen kabel yang di proses pengujian dilapangan. Dengan panduan
asessmen. Untuk menghindari kegagalan pada pembimbing yang ditunjuk. Dan kepada para
sistem kabel perlu pengecekan secara berkala ahli yang bertugas di tim asesmen.yang berada
dengan menggunakan metode tersebut. dalam lingkup UP3 Menteng yaitu jaringan
Pengujian ini dilakukan untuk memprediksi tegangan menengah pada penyulang Kambing
harapan hidup yang tersisa dari kabel tersebut. pada segmen TD 09 – PM 4A.
Atas dasar pertimbangan dari masalah Di pilihnya Penyulang Kambing karena
gangguan SKTM tersebut, maka peneliti pada satu tahun sebelumnya telah dilakukan
melakukan studi Partial Discharge di pengukuran yang hasilnya status resiko kabel
penyulang Kambing pada segmen TD 09 PM cukup buruk, sehingga perlu diadakan
4A. Studi Partial Discharge dilakukan dengan pengukuran terbaru untuk mengetahui kondisi
metode asesmen kabel. Studi Partial Discharge resiko kabel yang terupdate. Adapun metode
dilakukan dengan menggunakan alat OWTS penelitian yang digunakan adalah metode
(Oscilating Wave Test System) untuk deskriptif dengan pengukuran disuatu segmen
mendeteksi Partial Discharge pada SKTM. yang sudah ditentukan kemudian menganalisis
Alat tersebut memberikan tegangan DAC Partial Discharge yang terjadi pada segmen
(Damp Alternate Current) pada sistem kabel. tersebut.
Sehingga tidak merusak kabel. Hasil dari nilai
34|Journal of Electrical and Vocational Education and Technology, Vol.5, No.1, Maret 2020, 32-39

Penelitian ini menggunakan metode damped ac (dac), pemetaan jalur kabel. Data
penelitian Kuantitatif deskriptif. Tujuan dari deskriptif berupa data angka, agar dapat
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat memberikan gambaran secara teratur, ringkas
deskripsi, gambaran, atau lukisan secara dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- keadaan, sehingga dapat ditarik pengertian atau
fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena makna tertentu. Dan juga berupa table-tabel,
yang diselidiki. serta grafik risiko kondisi kabel pada saat
Penelitian ini dengan mengangkat studi Partial Discharge.
kasus. Metode penelitian studi kasus meneliti
suatu kasus atau fenomena tertentu yang ada HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam masyarakat yang dilakukan secara Penelitian ini dilakukan pada penyulang
mendalam untuk mempelajari latar belakang, Kambing di segmen TD 09 ke PM 4A dan
keadaan, dan interaksi yang terjadi. Studi kasus segmen tersebut dalam keadaan offline atau
dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa bebas tegangan. Penelitian dilakukan dengan
berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, yang melihat nilai pelepasan muatan terendah, nilai
ada pada keadaan atau kondisi tertentu. Karena pelepasan muatan tertinggi, dan nilai tegangan.
khusus meneliti suatu hal atau sistem tertentu, Penelitian ini dilakukan pengukuran
penelitian studi kasus bukanlah dilakukan untuk pelepasan muatan dan tegangan pada setiap fasa
menarik kesimpulan terhadap fenomena dari pada segmen tersebut. Setelah dilakukan
suatu populasi atau kumpulan tertentu pengukuran pelepasan muatan satu segmen
melainkan khusus untuk kejadian atau maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk
fenomena yang diteliti saja. mengetahui nilai Partial Discharge kemudian
Besar nilai muatan atau partikel yang nilai tersebut diakumulasikan hingga menjadi
lepas dari kabel tersebut dianalisis untuk kesimpulan kondisi resiko kegagalan kabel.
diketahui status kondisi kabel tersebut. Diakhir Setelah mengetahui kondisi resiko kegagalan
penelitian, dari nilai partikel atau muatan yang kabel dapat diketahui hasil rekomendasi
lepas tersebut akan diketahui status resiko kabel segmen. Sehingga dengan adanya hasil
tersebut. Apakah terjadi kegagalan isolasi yang rekomendasi segmen dapat segera ditindak
masih layak digunakan atau perlu dilakukannya lanjuti sesuai dengan hasil rekomendasi
penggantian kabel. segmen. Yang mana akan menjaga kontinuitas
Metode penyelidikan deskriptif tertuju penyaluran distribusi tenaga listrik ke
pada pemecahan masalah yang ada pada masa konsumen.
sekarang. Metode ini menuturkan, menganalisa, Data berikut ini menjelaskan pengenal
dan mengklasifikasi; menyelidiki dengan teknik segmen yang meliputi nama penyulang, nama
survey, interview, angket, observasi, atau segmen, panjang segmen, jumlah jointing dapat
dengan teknik test; studi kasus, studi dilihat pada Tabel 1 berikut.
komperatif, studi waktu dan gerak, analisa Penyulang Kambing Tahun
kuantitatif, studi kooperatif atau operasional. PM
Segmen TD 09 2001
Bisa disimpulkan bahwa metode deskriptif ini 4A
ialah metode yang menuturkan dan menafsirkan Jointing
data yang ada, misalnya tentang situasi yang Location (M) Keterangan
Nomor
dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, Termination 0 m Awal
sikap yang menampak, atau tentang satu proses Panjang Kabel
yang sedang berlangsung, pengaruh yang Cablepart 67 m
67 m
sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, Lokasi jointing
kecenderungan yang menampak, pertentangan Joint 67 m 1
di 67 m
yang meruncing, dan sebagainya. Panjang Kabel
Analisis deskriptif yang dilakukan yaitu, Cablepart 63 m
63 m
persiapan lokasi pengukurann, pengambilan Lokasi jointing
data historis dan pengamatan fisik, penentuan Joint 130 m 2
di 130 m
panjang kabel serta lokasi joint, pengujian pd Panjang Kabel
measurement dan mapping dengan pendekatan Cablepart 59 m
59 m
ISSN 2548-9178
Irfan Nurhadi, Analisis Partial Discharge Pada Saluran Kabel….| 35

Lokasi jointing dalam keadaan bebas tegangan atau pada saat


Joint 189 m 3
di 189 m tidak beroperasi Pengukuran dilakukan dengan
Panjang Kabel mengikuti langkah penelitian dengan melihat
Cablepart 120 m
120 m Tabel 1 sebagai data input pengenal segmen.
Lokasi jointing Dan Tabel 2. data hasil pengukuran.
Joint 309 m 4
di 309 m Tabel 2 adalah tabel hasil pengukuran
Panjang Kabel dimulai dari L1 sampai dengan L3. Dengan
Cablepart 168 m
168 m pengujian dari tegangan terkecil 0,5 U0 sampai
Lokasi jointing dengan 2,0 U0. Pengukuran 2,0 U0 tidak
Joint 477 m 5
di 477 m dilakukan karena tidak direkomendasikan oleh
Panjang Kabel PLN untuk melakukan pengukuran tersebut.
Cablepart 195 m
195 m Terdapat nilai Capasitance dari kabel tersebut
Lokasi jointing masing-masing fasa yang hampir sama yaitu
Joint 672 m 6
di 672 m sebesar 412.37 𝜇𝐹. Nilai Frequency pada L1
Panjang Kabel yaitu sebesar 412.37 Hz. Lalu pada L2 sebesar
Cablepart 77 m
77 m 410.27 Hz, dan pada L3 yaitu sebesar 412.37 Hz.
Termination 749 m Akhir Diel losses adalah ketika pengujian total sampai
Jumlah dengan pengujian 1,7 U0 terjadi kebocoran 1,2
Titik 6 % pada tiap fasa L1, L2, dan L3. Pada Tabel 4.2.
Jointing terdapat nilai GroundNoise yaitu pada L1
Tabel 1. Data Input Pengenal Segmen sebesar 96 pC, L2 sebesar 99 pC, dan L3 sebesar
Berikut Gambar 1 yang merupakan grafik 92 pC.
hasil kalibrasi pada segmen ini. Dibawah ini merupakan Tabel 2 data
hasil pengukuran
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran
L1 L2 L3
GroundNoise
96 pC 99 pC 92 pC
[pC]

PDIV [kV 17.3 kV 17.3 kV 17.3 kV


Gambar 1. Grafik Hasil Kalibrasi RMS]
Berdasarkan Gambar 1. tersebut hasil PDEV [kV
8 kV 8 kV 8 kV
kalibrasi pada skala adalah 5000 pC, dengan RMS]
PDmax [pC] 18166 55293 45610
nilai velocitynya adalah 163.0 m/us. Nilai (PDIV) pC pC pC
velocity tersebut dikarenakan pada saat input PDlevel [pC] 12891 38640 29040
jenis kabel, kabel yang digunakan adalah jenis (PDIV) pC pC pC
XLPE, sehingga velocity yang muncul di range PDmax [pC]
535 pC 525 pC 524 pC
158.0 m/us – 166.0 m/us. (Uo)
PDlevel [pC]
Pada Gambar 1. tersebut terdapat bentuk 424 pC 281 pC 397 pC
(Uo)
gelombang dengan puncak dan lembah. Pada PDmax [pC] 41031 54058 44733
IEEE 400.3-2006, kalibrasi tidak boleh melebihi (1.7*Uo) pC pC pC
presentase 80 %. Dan kalibrasi yang didapat 𝑡1 PDlevel [pC] 19418 14508 17339
harus lebih tinggi daripada 𝑡2 . Dan 𝑡2 tidak (1.7*Uo) pC pC pC
PDmax [pC] Tidak Tidak Tidak
boleh melebihi dari 𝑡1 . Pada Gambar 1 dapat (2.0*Uo) diukur diukur diukur
dicari tahu panjang segmen dengan rumus dan PDlevel [pC] Tidak Tidak Tidak
penyelesaian diatas dapat diketahui panjang (2.0*Uo) diukur diukur diukur
segmen tersebut adalah 749 m. Capasitance 0.202
0.2 uF 0.2 uF
Pengukuran dilakukan pada segmen TD [uF] uF
412.37 410.27 412.37
09 ke PM 4A. pengukuran dilakukan pada saat Frequency [Hz]
Hz Hz Hz
segmen bebas tegangan atau pada saat tidak Diel. Losses % 1.20% 1.20% 1.20%
beroperasi. Karena sesuai dengan Standard
Operasional Prosedure, pengukuran diharuskan
36|Journal of Electrical and Vocational Education and Technology, Vol.5, No.1, Maret 2020, 32-39

Berikut adalah Gambar 2 merupakan bahwa hasil pengukuran GroundNoise pada


grafik GroundNoise pada L1. Fasa L3 yaitu 88 pC. Dan pada saat tegangan 0
V. Menunjukan nilai pC yang kecil karena tidak
adanya tegangan kerja, yaitu tegangan yang
digunakan untuk pengukuran. Atau bisa
dikatakan saat tegangan 0 V
Data berikut ini adalah nilai tegangan saat
muncul Partial Discharge yaitu meliputi PDIV
dan PDEV dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tegangan Saat Muncul Partial
Gambar 2. GroundNoise Pada Fasa L1 Discharge
Berdasarkan Gambar 2. terlihat bahwa L1 L2 L3
PDIV [kV 17.3 17.3 17.3
hasil pengukuran GroundNoise pada fasa L1 RMS] kV kV kV
yaitu 96 pC. Berdasarkan Gambar 4.2 terlihat PDEV [kV
8 8 8
bahwa hasil pengukuran GroundNoise pada RMS]
Fasa L1 yaitu 94 pC. Dan pada saat tegangan 0 Berdasarkan Tabel 3. menunjukan bahwa
V. Menunjukan nilai pC yang kecil karena tidak nilai tegangan naik (PDIV) saat Partial
adanya tegangan kerja, yaitu tegangan yang Discharge awal muncul sebesar 17,3 kV, nilai
digunakan untuk pengukuran. Atau dapat tegangan (PDIV) tersebut sama besarnya pada
dikatakan saat tegangan 0 V. Kemudian berikut tiap Fasa L1, L2, dan L3. Pada saat tegangan
adalah gambar grafik GroundNoise pada L2. menurun, Partial Discharge
menghilang yaitu di 8 kV, nilai tegangan
(PDEV) tersebut sama besarnya pada tiap Fasa
L1, L2, L3.
Pengukuran Partial Discharge saat PDIV.
Dengan tegangan kerja 1,5 U0. Berdasarkan nilai
tegangan pada Tabel 3. akan muncul nilai
Partial Discharge dapat dilihat pada Tabel 4.
berikut
Gambar 3. GroundNoise Pada Fasa L2
Tabel 4. Pengukuran Partial Discharge saat
Berdasarkan Gambar 3. terlihat bahwa
PDIV
hasil pengukuran GroundNoise pada fasa L2
yaitu 99 pC. Berdasarkan Gambar 3 terlihat L1 L2 L3
bahwa hasil pengukuran GroundNoise pada PDmax [pC] 41031 54058 44733
Fasa L1 yaitu 100 pC. Dan pada saat tegangan 0 (1.7*Uo) pC pC pC
V. Menunjukan nilai pC yang kecil karena tidak PDlevel [pC] 19418 14508 17339
adanya tegangan kerja, yaitu tegangan yang (1.7*Uo) pC pC pC
digunakan untuk pengukuran. Atau bisa
dikatakan saat tegangan 0 V. Kemudian berikut Berdasarkan Tabel 4. nilai Partial
adalah Gambar 4. grafik GroundNoise pada L3. Discharge saat PDIV. Terdapat PD max
merupakan nilai Partial Discharge tertinggi
yang muncul. Dan dapat dikatakan juga PD max
itu seberapa besar potensi Partial Discharge
yang muncul. PD level merupakan nilai Partial
Discharge yang muncul.
Menunjukan nilai L1 PD max dengan PD
level dengan nilai 18.166 pC dan 12.891 pC.
Pada L2 dan L3 nilai PD max berturut-turut
Gambar 4. GroundNoise Pada Fasa L3 berkisar 55.293 pC dan 45.610 pC. Dan nilai PD
Berdasarkan Gambar 4. terlihat bahwa levelnya berkisar 38.640 pCdan 29.040 pC.
hasil pengukuran GroundNoise pada fasa L3 Terdapat perbedaan PD max dengan PD level
yaitu 92 pC. Berdasarkan Gambar 4.4 terlihat pada tiap fasa L1, L2, dan L3. Dikarenakan PD
ISSN 2548-9178
Irfan Nurhadi, Analisis Partial Discharge Pada Saluran Kabel….| 37

max merupakan nilai partial discharge yang


muncul dengan nilai tertinggi. Dan PD level
merupakan nilai partial discharge yang muncul.
Pengukuran Partial Discharge saat
tegangan kerja 1 U0. Berdasarkan nilai tegangan
tegangan kerja 1 U0 atau setara dengan 11,5 kV
pada Tabel 4.3. akan muncul nilai Partial
Dishcarge dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengukuran Partial Discharge saat 1 Gambar 5. Pemetaan Nilai Partial Discharge
Uo Penyulang Kambing Segmen TD 09 PM 4A

L1 L2 L3

PDmax
535 pC 525 pC 524 pC
[pC] (Uo)

PDlevel
424 pC 281 pC 397 pC
[pC] (Uo)

Berdasarkan Tabel 5. nilai Partial


Discharge saat 1 U0 menunjukan nilai L1 PD Gambar 6. Pemetaan Nilai Partial Discharge
max dengan PD level yang tidak berbeda jauh. Penyulang Kambing Segmen TD 09 PM 4A
Nilai PD Max pada L1 dan L2 sebesar 535 pC Status kabel terhadap tegangan muncul
dan 424 pC. Pada L2 dan L3 nilai PD max Partial Discharge, dapat dilihat dari Tabel 3.
berturut-turut berkisar 525 pC pC dan 281 pC. Tegangan Saat Muncul Partial Discharge. Nilai
Dan nilai PD levelnya berkisar 524 pC dan 397 PDIV pada tiap fasa L1, L2, dan L3 sebesar 17,3
pC. kV. Dan nilai PDEV pada tiap fasa L1, L2 dan
Pengukuran Partial Discharge dengan L3 sebesar 8,0 kV. Mengacu pada Tabel 2.2.
tegangan kerja 1,7 U0. Berdasarkan Tabel 3. Status Kabel Terhadap Tegangan Muncul PD.
nilai tegangan tegangan kerja 1,7 U0 atau setara Nilai PDIV sebesar 17,3 kV berada diatas
dengan 19,55 kV akan muncul nilai Partial tegangan nominal 1 U0 atau 11,5 kV, dapat
Discharge dapat dilihat pada Tabel 6. diartikan PDIV > Uo. Nilai PDEV sebesar 8 kV
Tabel 6. Pengukuran Partial Discharge saat 1,7 berada dibawah tegangan nominal 1 U0 atau 11,5
Uo kV, dapat diartikan PDEV < U0. Sehingga PDIV
> U0 dan PDEV < U0 masuk kategori status
L1 L2 L3
kabel cukup buruk dengan Point 2.
PDmax [pC] 41031 54058 44733
(1.7*Uo) pC pC pC Status kabel terhadap besar Partial
PDlevel [pC] 19418 14508 17339 Discharge. Pengukuran Partial Discharge saat 1
(1.7*Uo) pC pC pC U0. Nilai PD max pada L1 sebesar 535 pC, L2
sebesar 525 pC, dan pada L3 sebesar 524 pC.
Berdasarkan Tabel 6. nilai Partial Nilai PD level pada L1 sebesar 424 pC, L2
Discharge saat tegangan kerja 1,7 U0 sebesar 281 pC, dan pada L3 sebesar 397 pC.
menunjukan nilai L1 PD max sebesar 41.031 pC Mengacu pada Tabel 2.3. Status Kabel Terhadap
dan PD level sebesar 19.418 pC. Pada L2 dan L3 Besar Pelepasan Muatan. Nilai PD max berkisar
nilai PD max berturut-turut berkisar 54.058 pC diantara 525 pC sampai dengan 535 pC. Dan
dan 44.733 pC. Dan nilai PD levelnya berkisar nilai PD level berkisar 281 pC sampai dengan
14.508 pC dan 17.339 pC. Berikut adalah hasil 424 pC. Dapat disimpulkan nilai Partial
PD mapping dari analisa manual dari segmen Discharge berkisar 500 pC. Sehingga dapat
tersebut, dapat dilihat pada gambar 5 dan diartikan besar muatan dibawah atau sama
gambar 6 dengan 500 pC, Y < 500 pC atau Y = 500 pC
masuk kategori status kabel baik dengan point 1.
Status Kondisi dan Resiko Kabel
Terhadap Pelepasan Muatan dan Tegangan.
38|Journal of Electrical and Vocational Education and Technology, Vol.5, No.1, Maret 2020, 32-39

Status kabel terhadap tegangan muncul Partial dengan 500 pC, Y < 500 pC atau Y = 500 pC
Discharge yaitu PDIV > U0 masuk kategori masuk kategori status kabel baik dengan point 1.
status kabel cukup buruk dengan Point 2. Dan Jika pont 2 dan point 1 dijumlahkan maka
status kabel terhadap Partial Discharge besar hasilnya poin 3. Poin 3 dapat disimpulkan
muatan dibawah atau sama dengan 500 pC, Y < dengan warna hijau tua. Resiko kegagalan kabel
500 pC atau Y = 500 pC masuk kategori status pada segmen TD 09 to PM 4A adalah rendah dan
kabel baik dengan point 1. Jika pont 2 dan point status kabel tersebut cukup baik. Tindak
1 dijumlahkan maka hasil jumlahnya poin 3. lanjutnya yaitu dalam jangka waktu 12 bulan,
Poin 3 dapat disimpulkan pada Tabel 2.4. dan segmen ini harus kembali diukur untuk
juga Gambar 2.20. dengan warna hijau tua. mengetahui kondisi resiko kegagalan kabel.
Resiko kegagalan kabel pada segmen TD 09 to Saran
PM 4A adalah rendah dan status kabel tersebut Pada penelitian analisis Partial
cukup baik. Discharge pada saluran kabel tegangan
Hasilnya yaitu pada segmen tersebut menengah 20kV yang dilakukan pada
kondisi resiko kegagalan kabel pada level Penyulang Kambing Segmen TD 09 to PM 4A,
rendah dan status kabel tersebut cukup baik yang selama penelitian berlangsung ditemukan bahwa
di simbolkan dengan warna hijau tua. Tindak status kondisi resiko kegagalan kabel rendah
lanjutnya yaitu dalam jangka waktu 12 bulan, atau cukup baik. Sehingga perlu tetap dipantau
segmen ini harus kembali diukur untuk atau diamati agar tidak terjadi Partial Discharge
mengetahui kondisi resiko kegagalan kabel. yang dapat menyebabkan terjadi kegagalan
KESIMPULAN DAN SARAN kabel yang merembet ke pasokan distribusi
Kesimpulan tenaga listrik ke konsumen. Jika dalam kondisi
Berdasarkan pembahasan yang telah status kabel cukup baik, maka perlu dicek dan
diuraikan sebelumnya, maka diperoleh dilakukan pengukuran kembali dalam jangka
kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang waktu 1 tahun kemudian. Agar dapat diketahui
sudah dilakukan oleh peneliti menyatakan kondisi status kabel yang terbaru.
bahwa kondisi resiko kegagalan kabel terhadap Penelitian ini memiliki keterbatasan
pelepasan muatan (partial discharge) pada keterkaitan dengan segmen, karena keterbatasan
Penyulang Kambing Segmen TD 09 to PM 4A waktu peneliti. Penelitian selanjutnya
adalah rendah dan cukup baik. Berdasarkan hasil disarankan untuk melakukan penelitian pada
analisis status kabel terhadap tegangan muncul segmen yang lebih panjang, tahun pemasangan
partial discharge nilai PDIV sebesar 17,3 kV kabel, dan jumlah beban yang tinggi. Hal
berada diatas tegangan nominal 1 U0, atau setara tersebut menarik untuk diteliti karena setiap
11,5 kV dapat diartikan PDIV > Uo. Nilai PDEV Panjang segmen, tahun pemasangan kabel, dan
sebesar 8 kV berada dibawah tegangan nominal jumlah beban yang tinggi dapat mempengaruhi
1 U0 atau 11,5 kV, dapat diartikan PDEV < U0. kualitas kabel tegangan menengah pada jaringan
Sehingga PDIV > U0 dan PDEV < U0 masuk distribusi tenaga listrik.
kategori status kabel cukup buruk dengan Point DAFTAR PUSTAKA
2. Status kabel terhadap besar pelepasan muatan. [1] Yantekbansel. (2012). Keuntungan dan
Nilai PD max berkisar diantara 525 pC sampai Kerugian Penggunaan SUTM dan SKTM,
dengan 535 pC. Dan nilai PD level berkisar 281 https://yantekbansel.wordpress.com/2012
pC sampai dengan 424 pC. Dapat disimpulkan /07/02/keuntungan-dan-kerugian-
nilai Partial Discharge berkisar 500 pC. penggunaan-sutm-dan-sktm/ diakses pada
Sehingga dapat diartikan besar muatan dibawah 28 Juli 2019 pada pukul 20.30 WIB
atau sama dengan 500 pC, Y < 500 pC atau Y = [2] Michael Agustinus (2017). Listrik
500 pC masuk kategori status kabel baik dengan Kemang Hingga Ragunan Sempat Mati 3
point 1. Jam, PLN Minta Maaf,
Status kabel terhadap tegangan muncul https://finance.detik.com/energi/d-
Partial Discharge PDIV > U0 dan PDEV < U0 3639984/listrik-kemang-hingga-ragunan-
masuk kategori status kabel cukup buruk dengan sempat-mati-3-jam-pln-minta-maaf.
Point 2. Dan status kabel terhadap Partial Diakses pada 28 Juli 2019
Discharge besar muatan dibawah atau sama
ISSN 2548-9178
Irfan Nurhadi, Analisis Partial Discharge Pada Saluran Kabel….| 39

[3] Salim Agus, Rizal Sultan Ahmad. (2016)


Analisis Perbandingan Sistem Saluran
Kabel Udara Tegangan Menengah
(SKUTM) Dan Saluran Kabel Tanah
Tegangan Menengah (SKTM).
[4] Renville Sapulette (1996). Pengaruh
Internal Partial Discharge Kabel
Terhadap Kegagalan Isolasi. Tesis
Program Magister Universitas Indonesia
[5] Supriadi, L. Firman, J. (2016). Studi
Analisis Pengaruh Partial Discharge Pada
SKTM Terhadap Kehandalan Penyulang,
Jurnal Energi & Kelistrikan 8(2):67-73
[6] Jurjani Firman. (2015). Analisis Dan
Resiko Partial Discharge Pada Kabel
Tegangan Menengah. Jakarta : Jurusan
Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik
PLN
[7] Maxmanrone (2019). Pengertian Analisis,
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/
pengertian-analisis.html. Diakses pada 29
Juli 2019 pukul 22.00 WIB
[8] Standar Perusahaan Listrik Negara 43-5-
4:1995
[9] William Thue (1990). Electrical Power
Cable Engineering. CRC Press : London
[10] Institute of Electrical and Electronics
Engineer 400.4-2013, Guide for Field
Testing of Shielded Power Cable Systems
Rated 5 kV and Above with Damped
Alternating Current (DAC) Voltage, IEEE
[11] Institute of Electrical and Electronics
Engineers 400.3-2006, Guide for Partial
Discharge Testing of Shielded Power
Cable Systems in a Field Environment,
IEEE.
[12] PUSLITBANG. (2010). Studi Asesmen
Kondisi Kabel 20 kV. Laporan Penelitian
Pusat Pengembangan Ketenagalistrikan
[13] Hermawan Pungkie Oktharia. (2012).
Analisis Partial Discharge Pada
Pengujian Kabel XLPE Tegangan
Menengah Satu Inti dan Tiga Inti.
Jakarta:Universitas Indonesia

You might also like