0% found this document useful (0 votes)
77 views11 pages

219 1617 1 PB PDF

This document summarizes a study on the relationship between workloads, work culture, length of employment and work stress among nurses at Dr. H. Abdul Moeloek Regional General Hospital in Lampung Province, Indonesia. The study found that over 70% of nurses reported feeling saturated by routine tasks, that the hospital work culture burdened their minds, and that most nurses had worked over 10 years. The study aimed to determine the relationship between these factors and nurse work stress. It analyzed data from 154 nurse respondents and found relationships between higher workloads, less supportive work cultures and longer employment duration with increased reports of work stress. The study concluded these workplace factors influence nurse work stress and professionalism in caring for patients.

Uploaded by

vendi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
77 views11 pages

219 1617 1 PB PDF

This document summarizes a study on the relationship between workloads, work culture, length of employment and work stress among nurses at Dr. H. Abdul Moeloek Regional General Hospital in Lampung Province, Indonesia. The study found that over 70% of nurses reported feeling saturated by routine tasks, that the hospital work culture burdened their minds, and that most nurses had worked over 10 years. The study aimed to determine the relationship between these factors and nurse work stress. It analyzed data from 154 nurse respondents and found relationships between higher workloads, less supportive work cultures and longer employment duration with increased reports of work stress. The study concluded these workplace factors influence nurse work stress and professionalism in caring for patients.

Uploaded by

vendi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

HUBUNGAN BEBAN KERJA, BUDAYA KERJA DAN LAMA KERJA TERHADAP


STRES KERJA PERAWAT DI RUANG IRNA III RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR.H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy1, Prima Dian Furqoni2, Lidya Aryanti3,
Leni Sari Asdi 4
1
Dosen Akademi Keperawatan Malahayati Bandar Lampung
Email: [email protected]
2
Dosen Akademi Keperawatan Malahayati Bandar Lampung
Email: [email protected]
3
Dosen PSIK Universitas Malahayati Bandar Lampung
Email: [email protected]
4
Perawat RSUD Dr. H. Abdul Moeleoek Provinsi Lampung
Email: [email protected]

ABSTRACT: RELATIONSHIP OF WORK LOADS, WORK CULTURE AND OLD WORK


TOWARDS NURSING WORK STRESS IN IRNA III REGIONAL GENERAL HOSPITALS
Dr. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Background: The effect of work stress on nurses influences the professionalism


of nurses in serving patients. Based on the results of prasurvey on December 1
to 4, 2017, it was found out from 15 nurses at RSUDAM 73.3% of nurses stated
that they were saturated with routine and tiring, 66.7% of the work culture in
hospitals made a burden of mind and the majority of nurses worked more than
10 years 73.3%.
Purpose: to determine the relationship between burden, duration of work,
culture and stress between nursing at irna III ward-dr.h. Abdul Moeloek
Lampung Lampung Province General Hospital 2018.
Methods: This research is a quantitative research, using Analytical Survey
method with Cross Sectional approach. Research will be conducted after the
proposal exam is approved. The population in this study were all nurses in the
Irna III Room Abdul Moeloek Regional General Hospital totaling 250 people, a
sample of 154 people. Sampling techniques with Purposive Sampling. Data
collection using questionnaire sheets. Data processing editing, coding,
processing, cleaning. Data analysis using univariate and bivariate (Chi Square).
Results: Based on the results it is known that as many as 1 26 (16.9%)
respondents experienced work stress. 102 (66.2%) respondents had a light
workload. as many as 95 (61.7%) respondents of good organizational culture, as
many as 117 (76.0%) old respondents in working.
Conclusion: There is a relationship between workload (p-value = 0,000 or
6,221), There is a relationship between organizational culture (p-value = 0,014
or 3,163), There is a relationship between length of work (p-value = 0,000 or
5,326) with the stressful incidence of nurse work. It is expected that the
hospital will provide activities such as recreation for employees and families

Keywords: Expenses, Culture, Length of work, stress, nurses

1
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

INTISARI: HUBUNGAN BEBAN KERJA, BUDAYA KERJA DAN LAMA KERJA


TERHADAP STRES KERJA PERAWAT DI RUANG IRNA III RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH DR.H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Latar Belakang: Pengaruh stres kerja pada perawat berpengaruh terhadap


profesionalisme perawat dalam melayani pasien. Berdasarkan hasil prasurvey
tanggal 1 - 4 Desember 2017, diketahui dari 15 perawat di RSUDAM 73,3%
perawat menyatakan jenuh dengan rutinitas yang dilakukan dan terasa
melelahkan, 66,7% budaya kerja di rumah sakit membuat beban pikiran dan
mayoritas Perawat telah bekerja lebih dari 10 tahun 73,3%.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara beban, lama kerja, budaya dan
stres di antara keperawatan di irna III ward- dr.h. Abdul Moeloek Lampung
Rumah Sakit Umum Provinsi Lampung 2018
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
menggunakan metode Survey Analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Penelitian akan dilaksanakan setelah ujian proposal disetujui. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang Irna III Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeloek berjumlah 250 orang, sampel 154 orang. Teknik
Pengambilan sampel dengan Purposive Sampling. Pengumpulan data
menggunakan lembar kuesioner. Pengolahan data editing, coding, processing,
cleaning. Analisis data dengan secara univariat dan bivariat (Chi Square).
Hasil: Berdasarkan hasil diketahui bahwa sebanyak 1 26 (16,9%) responden
mengalami stres kerja. sebanyak 102 (66,2%) responden memiliki beban kerja
ringan. sebanyak 95 (61,7%) responden budaya organisasi baik, sebanyak 117
(76,0%) responden lama dalam bekerja.
Kesimpulan: Ada hubungan antara beban kerja (p-value = 0,000 or 6,221), Ada
hubungan antara budaya organisasi (p-value = 0,014 or 3,163), Ada hubungan
antara lama bekerja (p-value = 0,000 or 5,326) dengan kejadian stres kerja
perawat. Diharapkan pihak rumah sakit Memberikan kegiatan seperti rekreasi
bagi karyawan dan keluarga

Kata kunci : Beban, Budaya, Lama bekerja, stress, perawat

PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan sebuah organisasi pelayanan jasa yang sifat
produknya intagible (tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Pelayanan
langsung diberikan oleh karyawan yang bekerja selama 24 jam dengan tanggung
jawab profesi yang berat kerena berhubungan langsung dengan jiwa manusia
(Satrianegara, 2014). Berbagai proses yang dilakukan di rumah sakit dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan ini dilaksanakan oleh berbagai profesi,
mulai dari profesi medik, paramedik maupun non-medik. Dari berbagai jenis
tenaga yang ada di rumah sakit, tenaga perawatlah yang paling banyak
(Nursalam, 2016).
Perawat merupakan tenaga medis yang terus menerus bersentuhan
langsung dengan pasien. Oleh karena itu perawat merupakan ujung tombak
rumah sakit dalam proses pelayanan kesehatan sebagai upaya meningkatkan
derajat kesehatan. Perawat merupakan salah satu komponen peran penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang mempunyai
intensitas interaksi paling tinggi dengan pasien dan keluarga dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Intensitas yang tinggi antara pasien dan keluarga
merupakan salah satu pemicu timbulnya stres kerja pada perawat (Siringoringo,
2015).

2
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Stres telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling serius
karena tidak hanya merugikan dari sisi morbiditas fisik dan juga mental,
melainkan juga merugikan pengusaha, pemerintah dan masyarakat luas dari sisi
keuangan. Stres kerja perawat diprediksi akan meningkat pada tahun-tahun
mendatang dan menjadi tren yang tidak bisa diabaikan karena berkaitan erat
dengan keselamatan perawat dan pasien, tekanan kerja menyebabkan stres
yang tinggi dan menurunkan motivasi serta kinerja perawat (Yana, 2014).
Perawat tidak bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi rumah sakit
dan pada akhirnya akan mempengaruhi daya saing mereka di pasar dan lebih
dari itu bahkan dapat membahayakan kelangsungan organisasi rumah sakit
(WHO dalam Yana 2014). Pengaruh stress kerja pada perawat memiliki
pengaruh terhadap profesionalitas perawat dalam melayani pasien. Ketika
indikasi stress ini sudah muncul pada perawat, maka mereka cenderung akan
memiliki kinerja yang buruk dalam hal kualitas perawatan pasien, seperti
kurang kosentrasi,mudah lelah dan bahkan terkadang muncul perilaku-perilaku
yang kurang professional, sehingga pelayanan terhadap klien menjadi kurang
optimal. Bentuk perilaku kerja yang kurang professional akannampak pada
bentuk pelayanan yang akan diberikan kepada pasien (Nur’aini, 2013; Zainaro,
2017).
Penelitian terhadap 632 perawat di Arab Saudi menunjukkan hubungan
langsung yang signifikan antara tuntutan pekerjaan dengan kinerja perawat.
Studi ini memperlihatkan stres kerja sebagai variabel antara dalam hubungan
tuntutan pekerjaan dan kinerja para perawat (Al-Homayan at all dan Islam,
2013). Studi non eksperimental di Uganda terhadap 333 perawat yang tersebar
di 4 rumah sakit menunjukkan bahwa tingkat stres kerja di ruang penyakit
dalam Rumah Sakit negeri cenderung lebih tinggi serta tingkat kepuasan kerja
dan kinerja cenderung lebih rendah dibandingkan dengan swasta. Ada hubungan
negatif yang signifikan antara stres kerja dan prestasi kerja (Nabirye, 2013).
Stres kerja pada perawat juga terjadi di Indonesia. Sebesar 44% perawat
pelaksana di ruang rawat inap di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Husada, 51,
5% perawat di ruang penyakit dalam Rumah Sakit Internasional MH. Thamrin
Jakarta, 54% perawat di ruang penyakit dalam Rumah Sakit PELNI
“Petamburan” Jakarta serta 51, 2% perawat di Intensive Care Unit (ICU) dan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi mengalami
stres kerja dengan penyebab yang beragam (Lelyana, dalam Yana 2014).
RSUD Tk. 1 DR. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung didapatkan 20%
perawat mengalami stres kerja. Penelitian ini mencoba melihat hubungan
karakteristik individu (jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan, unit
kerja, lama kerja, golongan pangkat), karakteristik pekerjaan meliputi: faktor
intrinsik (beban kerja, waktu kerja, tanggung jawab, kemanan kerja), peran di
organisasi (konflik peran), hubungan interpersonal, dan dukungan sosial dengan
terjadinya stres kerja (yang dilihat dari perubahan fisik, perilaku, dan emosi)
pada 105 perawat di RSUD Tk. 1 DR. H. Abdul Moeloek propinsi lampung. Dari
penelitian ini diketahui bahwa faktor perbedaan masa kerjalah yang bermakna
secara statistik terhadap terjadinya stres kerja pada perawat (Pramudya, 2009)
Penyebab stress kerja antara lain, beban kerja yang dirasakan terlalu
berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah,
iklim kerja yang tidak sehat, otoritas kerja yang tidak memadai, konflik kerja
dan perbedaan nilai antara karyawan dengan pimpinan (Mangkunegara, 2013)
Sumber-sumber potensi stress antara lain, faktor lingkungan, organisasi (beban
kerja, kondisi / budaya kerja) maupun faktor personal (pengalaman / lamanya
bekerja, dan lain-lain) (Robbins, 2014).

3
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Penelitian Wagiu (2017) hubungan antara beban kerja dengan stres kerja
pada perawat di ruang rawat inap rumah sakit Hermana Lembean. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah Sakit Hermana Lembean pada
perawat di Ruang Rawat Inap dengan jumlah respoden 44 perawat, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja
perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Hermana Lembean melalui pengujian
data dengan menggunakan uji statistik chi-square dimana p=0.000 (p ≤ 0,05)
maka Ho ditolak.
Penelitian Irkhami (2015) Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja
Pada Penyelam Di PT. X. Hasil uji statistic menunjukkan terdapat hubungan
kuat antara tipe kepribadian (koefisien 0,645) dengan stres kerja pada
penyelam. Umur (koefisien -0,283), tingkat pendidikan (koefisien -0,220), masa
kerja (koefisien -0,158), durasi selam (koefisien 0,083), dan serangan binatang
laut berbahaya (koefisien 0,156) berhubungan rendah dengan stres kerja pada
penyelam. Sedangkan lokasi tempat tinggal (koefisien 0,539) berhubungan
sedang dengan stres kerja pada penyelam.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Laehe (2016), hubungan antara
budaya kerja dengan beban kerja di instalasi gawat darurat non trauma dewasa
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Hasil penelitian menunjukkkan ada
hubungan antara Kepemimpinan, hubungan kerja dan iklim kerja dengan beban
kerja di IGD Non trauma dewasa RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Perawat merupakan tenaga penting dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit, mengingat pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam terus
menerus. Beban kerja tenaga kesehatan berkaitan erat dengan produktifitas,
dimana 53,2% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan pelayanan
kesehatan langsung dan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang.
Beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas
tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah
sakit itu sendiri, dikatakan bahwa peningkatan beban kerja perawat dalam
menangani 4 orang pasien menjadi 6 orang pasien mengakibatkan peningkatan
sebesar 14% kemungkinan terjadinya kelalaian atau bahkan kematian pasien
yang dirawatnya (Laehe, 2016).
Berdasarkan hasil penelitian Saringoringo (2015) Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 13 orang (43,3%) stress ringan dan 17 orang (56,7%) stress
berat. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor intrinsik pekerjaan
merupakan faktor yang paling berhu bungan dengan stress kerja perawat ICU.
Berdasarkan hasil wawancara tidak terstruktur yang telah dilakukan
penulis terhadap manajer keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek tanggal 1-4 Desember 2017, diketahui bahwa manajemen
mengkhawatirkan adanya stres kerja pada para perawat antara lain
menemukan bahwa perawat sering kali menunjukkan gejala stres dan
kelelahan, serta ada perawat yang meninggalkan tugas karena sakit. Namun,
kekhawatiran tersebut belum ditindaklanjuti. Hal ini diperkuat oleh hasil
monitoring Sumber Daya Manusia (SDM) RS Abdul Moeloek terdapat beberapa
keluhan yang disampaikan oleh pasien mengenai perilaku perawat seperti
perawat tidak ramah saat pasien bertanya tentang kondisi yang dihadapainya.
Kehadiran bekerja sebanyak 59% perawat tidak datang dengan tepat waktu
sehingga pelayanan yang diberikan pun tidak tepat waktu. (Profil Rumah Sakit
Umum Daerah Abdul Moeloek , 2017).
Dalam budaya rumah sakit sendiri telah menerapkan bahwa pekerja tidak
boleh datang terlambat, harus menggunakan seragam lengkap, penggunaan
seragam harus sesuai dengan hari yang telah ditentukan, saat perawat ijin sakit

4
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

harus disertai dengan surat keterangan sakit, komunikasi terapeutik kepada


pasien harus diterapkan, dalam menjalankan tugas perawat harus senyum, iklas
dan tulus hati, namun pada kenyataannya dalam budaya yang diterapkan ini
tidak sepenuhnya dapat dijalankan oleh perawat hal ini dilihat dari observasi
yang dilakukan oleh peneliti kepada 15 perawat, sebanyak 73,3% perawat tidak
menjalankan komunikasi terapeutik dan saat menyampaikan informasi raut
wajah tidak ramah terlihat perawat lelah. Dari 15 perawat tersebut sebanyak
13,3% pernah mengalami konflik dengan keluarga pasien yang akhirnya
menjalani hukuman dengan melakukan dinas di bagian keperawatan dengan
pengawasan dari bagian sumber daya manusia (SDM) RSUDAM
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan tanggal 1- 4 Desember 2017,
diketahui dari 15 perawat di RSUDAM sebanyak 73,3% perawat mengungkapkan
jenuh dengan rutinitas yang dikerjakan dan terasa melelahkan, sebanyak 66,7%
budaya kerja dirumah sakit membuat beban pikiran tersendiri seperti datang
harus tepat waktu dan mayoritas perawat sudah bekerja lebih dari 10 tahun
sebanyak 73,3%. Sedangkan untuk data pembanding penulis melakukan
prasurvey di RS Ahmad Yani Metro sebanyak 46,7% perawat mengungkapkan
jenuh dengan rutinitas yang dikerjakan dan terasa melelahkan, sebanyak 33,3%
mengungkapkan bahwa budaya kerja di rumah sakit sedikit membebankan
seperti datang harus tepat waktu tanpa alasan, dan mayoritas perawat bekerja
kurang dari 10 tahun. Dari data pembanding tersebut dapat terlihat bahwa
permasalahan pada perawat lebih banyak terjadi di RSUDAM jika dibandingkan
dengan RS Ahmad Yani Metro hal ini menurut peneliti dikarenakan RSUDAM
merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Lampung yang menuntut petugas
khususnya perawat untuk lebih memperhatikan kinerjanya dan membutuhkan
tenaga ekstra dalam menangani keluhan-keluhan pasien yang dirawat.
Berdasarkan data masalah diatas penulis mengambil judul hubungan
beban kerja, budaya kerja dan lama kerja dengan stress kerja perawat di Ruang
Irna III Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek tahun 2018. Untuk
mengetahui hubungan beban kerja, budaya kerja dan lama kerja dengan stress
perawat di Ruang Irna III Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek tahun
2018.

METODE PENELITIAN
jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei analitik.
Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Januari-Maret di Ruang Irna III, Kutilang,
Mawar, Kenanga, Murai, Nuri, Kemuning, Bougenvile, Melati, Flue Burung
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek tahun 2018. Rancangan penelitian
analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perawat di Ruang Irna III Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Moeloek berjumlah 250 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan
perhitungan di atas adalah sebanyak 154 orang. Cara Pengambilan sampel
metode Purposive sampling Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:
Pegawai tetap di Ruang Irna III Rumah
Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek. Kriteria eksklusi Pegawai magang, Sedang
cuti. Pengumpulan data dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
hubungan antara beban kerja, vbudaya kerja dan lama kerja dengan kejadian
stres perawat di Ruang Irna III Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek tahun
2018. Dalam pengumpulan data ini, peneliti melakukan penelitian secara
langsung terhadap subjek yang ditelitinya yaitu perawat di Ruang Irna III Rumah

5
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek. Serta untuk memperoleh data yang akurat
maka cara yang dilakukan adalah membagikan kuisioner secara langsung kepada
responden sampel. Beberapa teknik pengolahan data yaitu
:Editing,Coding,Processing,Cleaning. Analisa Univariat dan Analisa bivariat (chi
square).

HASIL
Analisis Univariat
Variabel Kategori Frekuensi Persentase (%)
Stres kerja perawat Tidak stres 126 83,1
Stres 26 16,9
Beban kerja Ringan 102 66,2
Berat 52 33,8
Budaya organisasi Baik 95 61,7
Kurang baik 59 38,3
Lama Bekerja Lama 117 76,0
Baru 37 24,0
Total 154 100,0
Tabel 4.1 terlihat bahwa responden budaya organisasi baik
sebanyak 126 (83,1%) responden dan sebanyak 59 (38,3%) responden
tidak mengalami stres kerja dan budaya organisasi kurang baik.
sebanyak 26 (16,9%) responden Sebanyak 117 (76,0%) responden
mengalami stres kerja. Sebanyak lama dalam bekerja (lebih dari 3
102 (66,2%) responden memiliki tahun) dan sebanyak 37 (24,0%)
beban kerja ringan dan sebanyak 52 responden baru (kurang dari 3
(33,8%) responden memiliki beban tahun) dalam bekerja.
kerja berat.Sebanyak 95 (61,7%)

Analisis Bivariat
Beban Kerja, budaya organisasi dan lama kerja Dengan Stres kerja perawat

Stres kerja perawat


p-
Tidak Total OR
Variable kategori Stres value
stres 95% CI
n % n % N %
Ringan 94 92,2 8 7,8 102 100 6,221
Beban (2,478-
Berat 34 65,4 18 34,6 52 100 0,000
kerja 15,618)
Total 128 83,1 26 16,9 154 100
Baik 85 89,5 10 10,5 95 100 3,163
Budaya Kurang 43 72,9 16 27,1 59 100 (1,324-
0,014
organisasi baik 7,557)
Total 128 83,1 26 16,9 154 100
Lama 105 89,7 12 10,3 117 100 5,326
Lama kerja Baru 23 62,2 14 37,8 37 100 0,000 (2,180-
Total 128 83,1 26 16,9 154 100 13,014)
Berdasarkan Hasil uji statistik disimpulkan bahwa ada hubungan
diperoleh p-value = 0,000 yang beban kerja dengan kejadian stres
berarti p<α = 0,05 (Ho ditolak dan kerja perawat di Rumah Sakit Dr. H.
Ha diterima), maka dapat Abdul Moeloek Provinsi Lampung

5
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

tahun 2018. Dengan nilai OR 6,221 Siringoringo (2015) faktor – faktor


berarti responden dengan beban yang berhubungan dengan stres
kerja ringan memiliki peluang 6 kali kerja perawat ICU. Hasil penelitian
lebih besar untuk tidak stres kerja menunjukkan bahwa 13 orang
jika dibandingkan dengan responden (43,3%) stress ringan dan 17 orang
yang beban kerja berat. Hasil uji (56,7%) stress berat. Hasil analisis
statistik diperoleh p-value = 0,014 bivariat variabel independen dengan
yang berarti p>α = 0,05 (H0 ditolak dependen : Faktor intrinsik
dan Ha diterima), maka dapat pekerjaan (p = 0.001), Faktor
disimpulkan bahwa tada hubungan ekstrinsik pekerjaan (p = 0.005),
budaya kerja dengan kejadian stres Faktor individu (p = 0.004). Analisis
kerja perawat di Rumah Sakit Dr. H. multivariat menunjukkan bahwa
Abdul Moeloek Provinsi Lampung factor intrinsik pekerjaan
tahun 2018. Dengan nilai OR 3,163 merupakan faktor yang paling
berarti responden yang mengatakan berhubungan dengan stress kerja
budaya organisasi baik memiliki perawat ICU. Disimpulkan bahwa
peluang 3 kali lebih besar untuk ada hubungan faktor instrinsik
tidak stres jika dibandingkan pekerjaan, faktor ekstrinsik
dengan responden yang mengatakan pekerjaan, faktor individu dengan
budaya organisasi kurang baik. Hasil kejadian stress kerja perawat ICU.
uji statistik diperoleh p-value = Diharapkan perbaikan faktor
0,027 yang berarti p<α = 0,05 (H0 instrinsik pekerjaan seperti beban
ditolak dan Ha diterima), maka kerja, rutinitas kerja dan suasana
dapat disimpulkan bahwa ada lingkungan kerja dapat dijadikan
hubungan lama kerja dengan program dalam mencegah
kejadian stres kerja perawat di terjadinya stress kerja bagi perawat
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek ICU. Berdasarkan hasil penelitian,
Provinsi Lampung tahun 2018. diketahui bahwa setiap orang
Dengan nilai OR 5,326 berarti memiliki karakteristik yang berbeda
responden yang lama bekerja dalam manajemen sters, sehingga
memiliki peluang 5 kali lebih besar perlu ditindaklanjuti oleh pihak
untuk tidak stres kerja perawat jika rumah sakit untuk melakukan
dibandingkan dengan responden evaluasi lanjutan terhadap perawat
yang baru bekerja. yang mengalami stress kerja
sehingga kedepan tidak mengurangi
PEMBAHASAN kualitas pelayanan yang diberikan,
Hubungan beban kerja dengan rumah sakit dapat melaksanakan
Stres kerja perawat kegiatan yang bertujuan untuk
Hasil uji statistik diperoleh p- mengurangi stress kerja seperti
value = 0,000 yang berarti p<α = melakukan pergantian tempat kerja
0,05 (Ho ditolak dan Ha diterima), dari yang beban tinggi ke beban
maka dapat disimpulkan bahwa ada yang lebih rendah, untuk
hubungan beban kerja dengan mengurangi beban kerja yang
kejadian stres kerja perawat di dirasakan oleh perawat. Selain itu
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek pihak rumah sakit dapat
Provinsi Lampung tahun 2018. memberikan waktu untuk rekreasi
Dengan nilai OR 6,221 berarti kepada perawat sehingga stress
responden dengan beban kerja kerja dapat berkurang.
ringan memiliki peluang 6 kali lebih
besar untuk tidak stres kerja jika Hubungan budaya organisasi
dibandingkan dengan responden dengan Stres kerja perawat
yang beban kerja berat. Penelitian

7
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Hasil uji statistik diperoleh p- mengadakan siraman rohani


value = 0,014 yang berarti p>α = keagamaan, seminar pelatihan
0,05 (H0 ditolak dan Ha diterima), tentang kecerdasan emosi dan
maka dapat disimpulkan bahwa ada spiritual. Hal ini karena budaya
hubungan budaya kerja dengan kerja yang baik dalam penelitian ini
kejadian stres kerja perawat di akan mengurangi stress kerja pada
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek perawat. Upaya untuk
Provinsi Lampung tahun 2018. mengoptimalkan kreatifitas
Dengan nilai OR 3,163 berarti perawata dapat dilakukan dengan
responden yang mengatakan budaya diskusi sebelum dan sesudah
organisasi baik memiliki peluang 3 memberikan pelayanan kepda
kali lebih besar untuk tidak stres pasien, dengan adanya kegiatan ini
jika dibandingkan dengan responden agar ide-ide serta saran yang baik
yang mengatakan budaya organisasi kepada kepala ruangan atau rekan
kurang baik. Berdasarkan teori kerja yang lain dapat tergali lebih
Ndraha (2005) Budaya organisasi dalam secara spontan sehingga
memiliki peran yang sangat dapat mengurangi stress kerja yang
strategis untuk mendorong dan disebabkan karena budaya
meningkatkan efektifitas kinerja organisasi.
organisasi, khususnya kinerja
manajemen dan kinerja ekonomi, Hubungan lama bekerja dengan
baik dalam jangka pendek maupun Stres kerja perawat
jangka panjang. Setiap orang pasti Hasil uji statistik diperoleh p-
punya harapan ketika mulai bekerja value = 0,027 yang berarti p<α =
disuatu perusahaan atau organisasi. 0,05 (H0 ditolak dan Ha diterima),
Namun cita-cita dan perkembangan maka dapat disimpulkan bahwa ada
karir banyak sekali yang tidak hubungan lama kerja dengan
terlaksana. Penelitian Fatdina kejadian stres kerja perawat di
(2009) Peran Dukungan Organisasi Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek
yang dirasakan Karyawan sebagai Provinsi Lampung tahun 2018.
Mediator Pengaruh Keadilan Dengan nilai OR 5,326 berarti
Prosedural terhadap Perilaku responden yang lama bekerja
Kewarganegaraan Organisasi. memiliki peluang 5 kali lebih besar
Humanitas. Hasilnya menunjukkan untuk tidak stres kerja perawat jika
bahwa prosedural Keadilan sangat dibandingkan dengan responden
signifikan dan positif Berpengaruh yang baru bekerja. Pekerjaan
pada dukungan organisasi yang adalah kegiatan yang harus
dirasakan (Efek langsung = 0,44), dilakukan terutama untuk
sedangkan prosedural Keadilan menunjang kehidupan dan
berdampak negatif terhadap kehidupan keluarganya. Pekerjaan
organisasi Perilaku dalam arti luas adalah aktivitas
kewarganegaraan melalui persepsi utama yang dilakukan oleh manusia.
Dukungan organisasi sebagai Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
mediator (tidak langsung Efek = - digunakan untuk suatu tugas atau
0,11). Pengelola manajemen rumah kerja yang menghasilkan uang bagi
sakit sebaiknya memahami bahwa seseorang. Dalam pembicaraan
budaya kerja yang dilandasi aspek sehari-hari istilah ini sering
kejujuran, ketekunan dan dianggap sinonim dengan
kreatifitas sebagai pedoman profesi.Pekerjaan ialah sekumpulan
perilaku dalam bekerja melalui kedudukan (posisi) yang memiliki
upaya menanamkan kejujuran dan persamaan kewajiban atau tugas-
ketekunan dengan cara lain seperti tugas pokoknya. Dalam kegiatan

8
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

analisis jabatan, satu pekerjaan


dapat diduduki oleh satu orang,
atau beberapa orang yang tersebar KESIMPULAN DAN SARAN
di berbagai tempat. Pekerjaan yang Kesimpulan
dijalani seseorang dalam kurun Diketahui bahwa sebanyak 26
waktu yang lama disebut sebagai (16,9%) responden mengalami stres
Karir. Seseorang mungkin bekerja kerja, sebanyak 52 (33,8%)
pada beberapa perusahaan selama responden memiliki beban kerja
karirnya tapi tetap dengan berat, sebanyak 59 (38,3%)
pekerjaan yang sama. Penelitian responden budaya organisasi kurang
yang dilakukan oleh Jumaini (2013) baik dan sebanyak 37 (24,0%)
meneliti hubungan stres kerja responden baru dalam bekerja. Ada
dengan kinerja perawat pelaksana hubungan antara beban kerja
di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota dengan kejadian stres kerja
Dumai. Hasil penelitian menyatakan perawat ( p-value = 0,000 or 6,221).
bahwa ada hubungan stres kerja Ada hubungan antara budaya
dengan kinerja perawat pelaksana organisasi dengan kejadian stres
dengan menggunakan uji korelasi kerja perawat (p-value = 0,014 or
Person. Berdasarkan uji yang 3,163). Ada hubungan antara lama
dilakukan mendapat hasil p = 0,000 bekerja dengan kejadian stres kerja
dan koefisien korelasi r = 0,682, perawat (p-value = 0,000 or 5,326)
menunjukan hubungan yang kuat Saran
dan penelitian besifat Bagi Rumah Sakit: Hendaknya
positif.Menurut pendapat peneliti, menyediakan tempat kerja yang
perilaku perawat dalam merawat lebih baik dengan menata ulang
pasien dipengaruhi oleh masa kerja tempat kerja agar perawat merasa
perawat, hal ini karena semakin nyaman saat di tempat kerja,
lama perawat bekerja maka mengatur beban kerja yang akan di
kemampuan dan pengalaman dalam terima tenaga kerja agar tidak
merawat juga akan semakin baik. melebihi kapasitas pekerja yang
lama masa kerja juga dapat menjadi sumber stres,
mempengaruhi stres kerja perawat, sehingga produktivitas kerja akan
karena dari lama masa kerja bisa lebih meningkat dan kejadian stres
membentuk pada karyawan dapat ditekan
pengetahuan/keterampilan tentang seminimal mungkin. Melakukan
metode suatu pekerjaan karena evaluasi stress kerja perawat secara
keterlibatan perawat dalam berkelanjutan. Memberikan
pelaksanaan tugas pekerjaan. Dari kegiatan / acara seperti siraman
lama masa kerja yang berbeda rohani keagamaan, seminar
dapat mempengaruhi koping pelatihan tentang kecerdasan emosi
perawat terhadap stres dan spiritual. Memberikan kegiatan
seperti rekreasi bagi karyawan dan
keluarga.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Homayan, A. M., Shamsudin, F. Applied Sciences , 1050-1060.
M., Subramaniam, C., & Islam, Jurnal University Utara
R. (2013). Impact of Job Malaysia.
Demands on Nurses
Performance Working in Public Irkhami, Faris Lazwar. (2015).
Hospital. American Journal of Faktor Yang Berhubungan

9
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Rsko Tahun 2008).


Penyelam Di PT. X. Jurnal Jurnal penelitian tesis.
penelitian skripsi.
Robbins. (2014). Perilaku
Laehe Trisna, W. P. J. Kaunang, J. Organisasi. Penerbit. Jakarta:
Posangi. (2016). hubungan Salemba Empat.
antara budaya kerja dengan
beban kerja di instalasi gawat Satrianegara, Fais. (2014).
darurat non trauma dewasa Organisasi dan Manajemen
RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Pelayanan Kesehatan.
Manado. Jakarta: Salemba Medika.

Lutfi. (2017). Hubungan Lama Masa Siringoringo, Edisom, Wena Nontjir


Kerja Tenaga Kesehatan Dengan & Veni Hadjir. (2015).
Kemampuan Triase Hospital Di Faktor – Faktor Yang
Instalasi Gawat Darurat RSUD Berhubungan Dengan Stres
Dr. Abdoer Rahem Situbondo Kerja Perawat ICU. Jurnal
Kabupaten Situbondo. penelitian skripsi.

Mangkunegara. (2013). Manajemen Sudarya. (2009). Analisis Faktor-


Sumber Daya Manusia. Faktor Yang Mempengaruhi
Bandung: Perusahaan Rosda. Stres Pada Mahasiswa
Dalam Penyusunan Skripsi
Merlin. (2013). Pengaruh Stres Jurusan Manajemen
Kerja, Lingkungan Kerja, dan Undiksha Angkatan 2009.
Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Dosen. Thomas W. Colligan Eileen M.
Higgins. (2014). Workplace
Nabirye, R. C. (2013). Occupational Stress:Etiology and
stress, Job Satisfaction and Consequences. Journal Of
Job Performance Among Workplace Behavioral
Hospital Nurses in Kampala Health
Uganda. Ann Harbor: https://www.researchgate.
PsroQuest. net/publication/228494076

Ndraha, Taliziduhu. (2005). Budaya Tran, Thach Duc. (2013). Validation


Organisasi. Jakarta: Rineka Of The Depression Anxiety
Cipta. Stress Scales (DASS) 21 As A
Screening Instrument For
Nursalam. (2016). Manajemen Depression And Anxiety In A
Keperawatan. Jakarta: Rural Community-Based
Salemba Medika. Cohort Of Northern
Vietnamese Women.
Nur’aini, Siti. (2013). Stres Kerja
Pada Perawat. Fakultas Wagiu (2017) Hubungan Antara
Psikologi Universitas Beban Kerja Dengan Stres
Muhammadiyah Jember. Kerja Pada Perawat Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit
Pramudya, Felix W. (2009). Faktor Hermana Lembean. Jurnal
Yang Berhubungan Dengan Fakultas Kesehatan
Stres Kerja (Studi Kasus Pada Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi.

10
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 1-11

Wibowo. (2014). Manajemen


Kinerja. Jakarta: Rajawali
pers.

Yana, Dewi. (2014). Stres Kerja


pada Perawat Instalasi Gawat
Darurat di RSUD Pasar Rebo
Tahun 2014. Jurnal penelitian
Administrasi Kebijakan
Kesehatan.

Yuwono. (2014). Hubungan Antara


Budaya Organisasi Dengan
Stres Kerja Karyawan.

Zainaro, M. A. (2017). PENGARUH


SARANA PRASARANA,
PENDIDIKAN DAN MASA KERJA
PERAWAT TERHADAP
KEPUASAN KERJA DAN KINERJA
PERAWAT DI RUANG RAWAT
INAP RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH Dr. A. DADI
TJOKRODIPO BANDAR
LAMPUNG. HOLISTIK JURNAL
KESEHATAN, 11(1), 34-41.

11

You might also like