0% found this document useful (0 votes)
56 views8 pages

Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Di Dinas Sosial Kota Parepare

This document summarizes a research paper analyzing the government internal control system for managing social assistance expenditures at the Social Services Office in Parepare City, Indonesia. The paper finds that of the 26 types of social assistance recipients (PMKS), only 5 received funding, and the annual social assistance budget increased from 2013 to 2016. Regarding the internal control system, some elements were not properly implemented, such as control activities, accurate and timely information, and continuous monitoring and separate evaluations. The document provides context on social assistance regulations and the role of internal control systems in properly managing social assistance budgets according to their intended purposes.

Uploaded by

Amirsan Irsan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
56 views8 pages

Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Di Dinas Sosial Kota Parepare

This document summarizes a research paper analyzing the government internal control system for managing social assistance expenditures at the Social Services Office in Parepare City, Indonesia. The paper finds that of the 26 types of social assistance recipients (PMKS), only 5 received funding, and the annual social assistance budget increased from 2013 to 2016. Regarding the internal control system, some elements were not properly implemented, such as control activities, accurate and timely information, and continuous monitoring and separate evaluations. The document provides context on social assistance regulations and the role of internal control systems in properly managing social assistance budgets according to their intended purposes.

Uploaded by

Amirsan Irsan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 8

Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN.

2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH


PADA PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI
DINAS SOSIAL KOTA PAREPARE

Analysis of the Government Internal Control System inthe Social


Assistance Expenditure Management at the Social Service
Office of Parepare City

NURWANI
Email : [email protected]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Parepare
Jl. Jend. Ahmad Yani, Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, 91131

ABSTRACT
This research is entitled "Analysis of the Government Internal Control System in the
Social Assistance Expenditures Management at the Social Service Office of the Parepare
City". The problem raised in this study is the problem found in the 2015of Local
Government Work Planof Parepare City, that there is no legitimate data about PMKS and
the standardization of PMKS that receives assistance. The purpose of this study is to find
out the implementation of the internal control system carried out by the Social Service
Office in managing social assistance expenditure. The research method used in this
study is quantitative data in the form of social assistance budget data for PMKS and
qualitative data in the form of sentences through interviews. The results showed that of
the 26 types of PMKS, only 5 PMKS received a budget and each year the social
assistance budget increased from 2013-2016. Related to the government internal control
system, there are elements that are not implemented well, namely control activities,
exactly in the sub-elements of control over information system management, and
accurate and timely sub-elements, and monitoring elements, exactly continuous
monitoring sub-elements and separate evaluation sub-elements.

Keywords: Control, Management, Social Assistance

PENDAHULUAN
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN/APBD memuat rencana anggaran
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Didalam anggaran dijelaskan program dan
kegiatan yang akan diselenggarakan setiap tahun yang dirinci menurut jenis dan fungsi
belanja. Jenis belanja disebutkan antara lain adalah Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Belanja Modal, Belanja Subsidi dan Belanja Bantuan Sosial. Undang-
Undang Dasar 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan tersebut,
pemerintah mengaturnya dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, dikemukakan
bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Belanja hibah dan belanja bantuan sosial diatur dalam Peraturan Menteri dalam
Negeri RI Nomor 14 Tahun 2016 tentang perubahan keduan atas Peraturan Meteri
dalam Negeri RI Nomor 32 Tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan
bantuan sosial yang bersumber dari APBD dan Peraturan Walikota Parepare Nomor 32
Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Peraturan Walikota Parepare Nomor 11
Tahun 2012 tentang tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi belanja hibah dan
belanja bantuan sosial yang bersumber dari APBD serta pedoman lebih teknis diatur
dalam Buletin Teknis Nomor 10 Tahun 2011 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Peraturan ini memberikan pedoman kepada pemerintah terutama pemerintah daerah
mengenai perencanaan, pelaksanaan, maupun pelaporan dan monitoring, sehingga
pengelolaan bantuan sosial sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. Bantuan sosial

31
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

dalam penelitian ini yaitu bantuan sosial yang diberikan kepada PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) diatur dalam Permensos RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
pedoman pendataan dan pengelolaan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial.
Proses pelaksanaan penyaluran belanja bantuan sosial didasarkan pada pedoman
yang berlaku. Hal ini dapat tercapai jika Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan
dengan baik. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) yang dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian
Intern melekat sepanjang kegiatan, dan dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta
harus dapat memberikan keyakinan yang memadai jika seluruh tingkat pimpinan
menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-
masing. Penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus
dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif.
Dadang Suwanda dan Dailibas (2013:4) Sistem Pengendalian Intern adalah proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai. Ini memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi. Dadang Suwanda (2014 : 170) menyatakan permasalahan belanja
bantuan sosial pada pemerintah daerah lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan
keuangan daerah mulai dari tahap penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban. Permasalahan klasifikasi belanja sering timbul pada saat
penyusunan penganggaran, sebagai konsekuensi akan menimbulkan masalah pada saat
pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
Pada Buletin Teknis Nomor 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial (2011:4)
dan Dadang Suwanda (2014:174) menunjukkan permasalahan yang timbul terkait
dengan penganggaran dan pelaksanaan bantuan sosial, menimbulkan potensi
penyalahgunaan anggaran untuk sesuatu yang tidak seharusnya. Seperti permasalahan
yang timbul dalam proses pelaksanaan yaitu belanja bantuan sosial yang tidak disalurkan
untuk kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan sosial dan kesejahteraan sosial,
serta permasalahan pengendalian intern dan transparansi pemberian bantuan sosial,
contohnya: Mekanisme penetapan penerima dan penyaluran bantuan sosial tidak jelas
dan transparan. Penerima bantuan sosial fiktif, Penerima bantuan sosial tidak memenuhi
kriteria sebagai penerima bantuan sosial seperti pemberian bantuan kepada atlet-atlet
berprestasi dan klub sepak bola, Bantuan sosial tidak diterima oleh penerima bantuan
sosial yang memenuhi kriteria atau diterima tetapi tidak seluruhnya, Lembaga penerima
bantuan sosial menggulirkan kembali dana yang berasal dari bantuan sosial.
Sesuai dengan dokumen RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kota Parepare
tahun 2015 ditemukan masalah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial),
yaitu belum adanya data yang valid tentang PMKS dan standarisasi PMKS yang boleh
menerima bantuan. Berdasarkan realita, beberapa masalah yang terjadi terkait PMKS
seperti pengemis, fakir miskin, dan ada beberapa manusia lanjut usia yang terlantar di
jalan dan di masjid yang seharusnya dibantu oleh pemerintah dari dana bantuan sosial.
Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah tidak dilaksanakan
dengan baik.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)


Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang dijelaskan bahwa SPIP adalah Sistem Penendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Berkaitan dengan hal ini, Presedian selaku Kepala Pemerintahan mengatur dan
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara
menyeluruh. Sedangkan Meneteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
menyelenggarakan sistem pengendalian intern di bidang pemerintahan masing-masing,
dan Gubernur/Bupati/Walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
daerah mengatur lebih lanjut dan menyelenggarakan sistem pengendalian intern di
lingkungan pemerintah daerah yang dipimpingnya.

32
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

Belanja Bantuan Sosial


Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah. Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari
pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang
sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial”.
1. Belanja bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat
dan/ataulembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintahbidang pendidikan dan keagamaan
2. Belanja bantuan sosial bersifat sementara atau berkelanjutan.
3. Belanja bantuan sosial ditujukan untuk mendanai kegiatan rehabilitasi sosial,
perlindungansosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan
kemiskinan dan penanggulangan bencana.
4. Belanja bantuan sosial bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan,
kualitas,kelangsungan hidup, dan memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai
kemandiriansehingga terlepas dari risiko sosial.
5. Belanja bantuan sosial diberikan dalam bentuk:
a. bantuan langsung;
b. penyediaan aksesibilitas; dan/atau
c. penguatan kelembagaan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif. Metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data yaitu dengan melakukan wawancara pada pegawai dinas sosial,
pegawai, Bappeda, pegawai inspektorat, dan masyarakat Kota Parepare. Data yang
digunakan dalan penelitian ini yaitu data kualitatif dari hasil wawancara dan data
kuantitatif berupa data anggaran belanja bantuan sosial dari tahun 2013-2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan uraian dari hasil wawancara maka pembahasan mengenai kegiatan
pengendalian dan pemantauan adalah sebagai berikut :
Jenis PMKS memperoleh anggaran dari APBD yaitu 5 jenis PMKS diantaranya Fakir
miskin, Lanjut usia terlantar, Perempuan rawan sosial ekonomi, Korban tindak kekerasan,
dan Penyandang disabilitas. Dari tahun 2013-2016 hanya 5 jenis PMKS tersebut yang
memperoleh anggaran yang ditentukan oleh pemerintah berdasarkan skala prioritas.
Secara umum untuk semua daerah hanya 5 jenis PMKS ini yang memperoleh dukungan
dari Kementerian Sosial RI. Selain 5 jenis PMKS tersebut, jenis PMKS lain yang
gergolong tinggi terjadi di Kota Parepare berdasarkan data (data terlampir) yaitu Anak
terlantar, Anak balita terlantar, Kelompok minoritas dan Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA). Hal ini menunjukan bahwa masih banyak jenis PMKS yang semestinya
memperoleh bantuan namun tidak diberikan bantuan oleh pemerintah Kota Parepare.\
Anggaran belanja bantuan sosial untuk PMKS dari tahun 2013-2016 mengalami
kenaikan setiap tahun. Salah satu faktor kenaikan bantuan sosial adalah Naiknya
penerimaan pajak secara nasional sehingga berimplikasi pada bantuan sosialAdapun
kegiatan mengenai penanganan PMKS dari tahun 2013-2016 diantaranya kegiatan
pengadaan sarana prasarana pendukung usaha bagi keluarga miskin dan rehabilitasi
rumah tidak layak huni (RTLE) merupakan program yang memberikan bantuan kepada
masyarakat fakir miskin, kegiatan stimulans pemberdayaan bagi lanjut usia dan
pelayanan orang terlantar merupakan program yang memberikan bantuan kepada lanjut
usia, kegiatan pemberdayaan sosial bagi wanita rawan sosial ekonomi merupakan
program yang memberikan bantuan kepada perempuan rawan sosial ekonomi, kegiatan
stimulans UEP (usaha ekonomi produktif) bagi korban tindak kekerasan merupakan
program yang memberikan bantuan kepada korban tindak kekerasan, dan kegiatan
stimulans UEP bagi penyandang cacat (PACA) merupakan program yang memberikan
bantuan kepada penyandang disabilitas. Adapun bantuan yang diberikan berupa barang
seperti, alat perbengkelan, alat salon, alat masak, mesin jahit, alat bagunan, dan
sebagainya.

33
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

Sistem pengendalian intern penyaluran belanja bantuan sosial untuk PMKS :


A. Kegiatan Pengendalian
1. Reviu Atas Kinerja Instansi Pemerintah yang Bersangkutan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 19 Reviu
atas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dengan membandingkan kinerja
dengan tolok ukur kinerja yang ditetapkan. Hasil wawancara dari Dinas Sosial
Kota Parepare bahwa tolak ukur pegawai telah ditentukan yaitu otorisasi
pelayanan, integritas, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Orientasi pelayanan
merupakan sikap dan perilaku kerja pegawai dalam memberikan pelayanan
terbaik kepada yang dilayani antara lain meliputi masyarakat, atasan, rekan
sekerja, unit kerja terkait, dan/atau instansi lain. Integritas merupakan
kemampuan untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam
organisasi. Komitmen merupakan kemauan dan kemampuan untuk
menyelaraskan sikap dan tindakan pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Disiplin merupakan kesanggupan pegawai untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan. Kerjasama merupakan kemauan dan kemampuan
pegawai untuk bekerja sama dengan rekan sekerja, atasan, bawahan dalam unit
kerjanya serta instansi lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawab
yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-
besarnya. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kemauan pegawai untuk
memotivasi dan mempengaruhi bawahan atau orang lain yang berkaitan dengan
bidang tugasnya demi tercapainya tujuan orgarnsasi. Dari kelima tolak ukur
kinerja pegawai tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan kinerja
pegawai setiap tahun, sehingga sub unsur reviu atas kinerja instansi pemerintah
telah terlaksana.
2. Pembinaan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 20
Pembinaan sumber daya manusia yang dimaksud diantaranya membuat uraian
jabatan, prosedur rekrutmen, program pendidikan dan pelatihan pegawai,
sistem kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai, ketentuan
disiplin pegawai, sistem penilaian kinerja, serta rencana pengembangan karir.
Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare kegiatan pembinaan
sumber daya manusia yang ikuti oleh pegawai Dinas Sosial Kota Parepare yaitu
pendidikan dan pelatihan pegawai dalam menangani belanja bantuan sosial yang
dilaksanakan oleh pemerintah daerah yaitu pelatihan sertifikasi barang dan jasa
serta pelatihan yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial RI sehingga sub
unsur pembinaan sumber daya manusia telah terlaksana.
3. Pengendalian Atas Pengelolaan Sistem Informasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 22 seperti
pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi,
pengamanan sistem informasi. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial Kota
Parepare selaku instansi pemerintah yang bertanggungjawab terhadap
pengelolaan belanja bantuan sosal untuk PMKS tidak memiliki sistem informasi
khusus dalam mengolah data dan hanya mengandalkan Sistem informasi melalui
Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa Pemerintah Kota Parepare.
Maka hal tersebut tidak cukup menunjang dalam pengelolaan belanja bantuan
sosial untuk PMKS karena dalam pelaksanaannya Dinas Sosial Kota Parepare
yang semestinya mengolah seluruh informasi yang terkait dengan belanja
bantuan sosial yang mengakibatkan pengelolaan belanja bantuan sosial tidak
dilaksanakan dengan baik seperti catatan jumlah masyarakat penerima bantuan
pada pelaksanaan program/kegiatan tidak lengkap. Sehingga sub unsur
pengendalian atas pengelolaan sistem informasi belum terlaksana dengan baik.
4. Pengendalian Fisik Atas Aset
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 23 bahwa
pimpinan instansi pemerintah wajib menetapkan, mengimplementasikan, dan
mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai prosedur pengamanan
fisik dan pemulihan aset setelah bencana. Hasil wawancara dari pegawai Dinas
Sosial Kota Parepare bahwa Pengendalian aset dilakukan melalui laporan berkala

34
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

ke Kementerian Sosial RI melalui Dinas Sosial Kota Parepare Provinsi Sulawesi


Selatan tentang keadaan aset yang digunakan dalam penanganan/pemulihan
bencana, sehingga sub unsur pengendalian fisik atas aset telah terlaksana.
5. Pemisahan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 36 bahwa
pimpinan instansi Pemerintah harus menjamin bahwa seluruh aspek utama
transaksi atau kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu) orang. Hasil wawancara
dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare bahwa khusus untuk pegawai yang
mengelola belanja bantuan sosial ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK)
Walikota tentang Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen Belanja Bantuan
Sosial. SK tersebut menjadi pemisahan fungsi antara pegawai pengelolah belanja
bantuan sosial dan bidang lain, sehingga sub unsur pemisahan fungsi telah
terlaksana.
6. Atas Transaksi dan Kejadian Yang Penting
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 37 bahwa
Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan kejadian, pimpinan Instansi
Pemerintah wajib menetapkan dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan
otorisasi kepada seluruh pegawai. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial
Kota Parepare bahwa otorisasi pegawai ditentukan melalui Surat Keputusan (SK)
Walikota tentang pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Belanja
Bantuan Sosial, SK tersebut memuat tentang tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI)
pegawai dalam mengelola belanja bantuan sosial, sehingga sub unsur otorisasi
telah terlaksana.
7. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu Atas Transaksi dan Kejadian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 38 Dalam
melakukan pencatatan yang akurat dan tepat waktu maka pimpinan Instansi
Pemerintah perlu mempertimbangkan transaksi dan kejadian diklasifikasikan
dengan tepat dan dicatat segera, serta klasifikasi dan pencatatan yang tepat
dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi atau kejadian. Hasil wawancara
dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare bahwa pencatatan yang berkaitan
dengan belanja bantuan sosial dilakukan dengan baik dan tepat waktu melalui
laporan monitoring dan evaluasi kegiatan ke Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) dan Bagian Pembangunan Setdako pertri wulan.
Berdasarkan hasil konfirmasi dari BAPPEDA telah terdapat laporan monitoring
pertri wulan dari Dinas Sosial Kota Parepare namun yang kurang dalam laporan
tersebut adalah catatan jumlah masyarakat penerima bantuan untuk seluruh
porogram/kegiatan terkait pengelolaan belanja bantuan sosial yang dilaksanakan
pada tahun 2013-2014 dan pada program/kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana (data terlampir) yang dilaksanakan pada tahun 2015-2016. sehingga
sub unsur pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
tidak terlaksana dengan baik.
8. Akuntabilitas Terhadap Sumber Daya dan Pencatatannya
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 39 bahwa
pimpinan Instansi Pemerintah wajib memberikan akses hanya kepada
pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas pembatasan tersebut
secara berkala. Dari hasil wawancara pegawai Dinas Sosial Kota Parepare bahwa
pembatasan akses kepada pegawai dilakukan dengan memberikan batasan untuk
pegawai/sumber daya mengenai belanja bantuan sosial hanya kepada pegawai
yang telah ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Kasubag Program
dan Keuangan, serta Bendahara, sehingga sub unsur akuntabilitas terhadap
sumber daya dan pencatatannya telah terlaksana.
B. Pemantauan
1. Pemantauan Berkelanjutan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 44
pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin,
supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare
pemantauan berkelanjutan dilakukan dalam bentuk kegiatan monitoring dan

35
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

evaluasi melalui rapat evaluasi dengan harapan bantuan yang diberikan dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat dan tetap melakukan
pemantauan terhadap penerima manfaat namun ketika dilakukan rapat untuk
mengevaluasi kinerja pegawai dalam pelaksanaan tugas, sebagian besar pegawai
tidak mengeluarkan pendapat mengenai solusi dari hambatan yang terdapat
dalam pelaksanaan tugas, sehingga sub unsur pemantauan berkelanjutan tidak
terlaksana dengan baik.
2. Evaluasi Terpisah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 45 Evaluasi
terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak
eksternal pemerintah. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare
evaluasi terpisah oleh oleh BPKP dan Inspektorat Provinsi sekali setahun,
Inspektorat Daerah 3 kali setahun dan pengawas eksternal yaitu BPK sekali kali
setahun. Namun hasil konfirmasi dari pihak Inspektorat Kota Parepare, belum
pernah dilakukan pemeriksaan khusus belanja bantuan sosial dari tahun 2013-
2016 karena pemeriksaan hanya dilakukan secara umum untuk semua jenis
anggaran, sehingga sub unsur evaluasi terpisah tidak terlaksana dengan baik.
3. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit dan Reviu Lainnya
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 46 Tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit
dan reviu lainnya yang ditetapkan. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial
Kota Parepare tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu dilakukan segera
dalam kurung waktu 60 hari dengan melaksanakan tugas sesui dengan rekomdasi
melalui Tim Tindak Lanjut, dan Tim Perbendaharaan dan Ganti Rugi (TPTGR)
Pemerintah Kota Parepare, sehingga sub unsur tindak lanjut rekomendasi hasil
audit dan reviu telah terlaksana.

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial di Dinas Sosial Kota
Parepare, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Jenis PMKS memperoleh anggaran dari APBD. Hanya ada 5 jenis PMKS yang
memperoleh anggaran yaitu : Fakir miskin, Lanjut usia terlantar, Perempuan
rawan sosial ekonomi, Korban tindak kekerasan, Penyandang disabilitas.
2. Anggaran belanja bantuan sosial untuk PMKS : Anggaran tahun 2013 sebesar Rp
242.500.000, Anggaran tahun 2014 Rp 826.025.000,- Anggaran tahun 2015 Rp
1.875.882.000,- Anggaran tahun 2016 Rp 2.848.507.000,-.
3. Kegiatan pengendalian yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Parepare dalam
mengelola belanja bantuan sosial untuk PMKS belum dilaksanakan dengan baik
karena dari hasil penelitian pada unsur kegiatan pengendalian terdapat dua sub
unsur yang belum terlaksana dengan baik yaitu sub unsur Pengendalian atas
pengelolaan sistem informasi dan sub unsur Pencatatan yang akurat dan tepat
waktu atas transaksi dan kejadian sedangkan pada unsur pemantauan juga
terdapat dua sub unsur yang belum terlaksana dengan baik yaitu sub unsur
pemantauan berkelanjutan dan sub unsur evaluasi terpisah. Kelemahan kedua
unsur sistem pengendalian intern tesebut menyebabkan tidak ada catatan jumlah
masyarakat penerima bantuan untuk seluruh porogram/kegiatan terkait
pengelolaan belanja bantuan sosial yang dilaksanakan pada tahun 2013-2014
dan pada program/kegiatan pengadaan sarana dan prasarana (data terlampir)
yang dilaksanakan pada tahun 2015-2016

36
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai mengenai Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial di Dinas
Sosial Kota Parepare, maka saran yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut
:
1. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar memperbaiki pencatatan
mengenai jumlah masyarakat penerima bantuan dan mengadakan sistem
informasi agar seluruh proses pelaksanaan pengelolaan belanja bantuan sosial
dapat terlaksana dengan baik.
2. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar menunjuk pegawai yang
bertugas khusus untuk mengevaluasi kegiatan pelaksanaan pengelolaan belanja
bantuan sosial agar dalam proses pelaksanaan pengelolaan belanja bantuan
sosial dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar menambah jenis PMKS
yang memperoleh bantuan yaitu Anak terlantar, Anak balita terlantar, Kelompok
minoritas dan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena berdasarkan data, jenis
PMKS tersebut yang masih gergolong tinggi terjadi di Kota Parepare.
4. Dalam mencapai tujuan kegiatan pengendalian maka seluruh unsur dalam suatu
instansi mulai dari pimpinan sampai staf harus ikut terlibat dalam kegiatan
pengendalian, diawali dengan memahami hakikat pengendalian dan tujuan
pengendalian. Untuk tujuan tersebut diharapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
disosialisasikan kepada seluruh aparatur pemerintah Kota Parepare karena
sebagian besar pegawai belum memahami hal tersebut.
5. Bagi Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait sistem informasi
pengelolaan anggaran belanja bantuan sosial dan pencatatan pengelolaan
belanja bantuan sosial karena berdasarkan hasil penelitian hal tersebut belum
dikasanakan dengan baik pada Dinas Sosial Kota Parepare.

DAFTAR PUSKATA
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Ke-2. PT. Rajagrafindo Persada,
Depok.

Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah Nomor 10 Tentang Akuntansi Belanja


Bantuan Sosial, Jakarta.

Delli, Herman 2014. Peran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam
Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial. Tesis Ekonomika Dan Bisnis. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ikatan akuntan indonesi. 2002. “Standar profesional akuntan publik” pengendalian intern.

Katalog BPS 2016, ”Statistik Daerah Kota Parepare Tahun 2016”, Badan Pusat Statistik
Kota Parepare, Parepare.

Lapananda, Yusran. 2013. Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah. Sinar Grafika. Gorontalo.

Miftahul Jannah. 2013. Analisis Implementasi Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Jurnal Audit
Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Tanjungpura.

Mulyani Pujianik Dan Rindah F. Suryawati. 2011. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Tingkat Salah Saji Pencatatan Akuntansi Keuangan Pemda. Jurnal
Organisasi Dan Manajemen. Universitas Trunojoyo Madura. Madura.

37
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 2016. Tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah.

Peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia nomor 14 tahun 2016 tentang
perubahan kedua atas peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia nomor
32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman


Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah

Peraturan Menteri Sosial RI No. 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pendataan Dan
Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Potensi Dan
Sumber Kesejahteraan Sosial.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah.

Peraturan Walikota Parepare Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Dan
Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial.

Peraturan Walikota Parepare Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Walikota Parepare Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan Dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban Dan
Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Parepare Tahun 2015.

Suharsimi, Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian. Cetakan kelimabelas. PT. Asdi


Mahasatya. Jakarta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Cetakan Ke-4. Alfabeta. Bandung.

Suwanda, Dadang Dan Dailibas. 2013. Sistem Pengendalian Inten Pemerintah. Cetakan
Pertama. PMM. Jakarta.

Suwanda, Dadang 2014, “Dana Hibah & Bantuan Sosial Pemerintah Daerah”. PPM
Manajemen. Jakarta.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan


Sosial

Situs Resmi Kota Parepare pada www.pareparekota.go.id Diakses Pukul 21:15 Tanggal
27 Mei 2017

Situs resmi Dinas Sosial provinsi sulawesi selatan. www.dinsossulsel.com


data_pmks_update_terbaru_2015.xlsx 119.16 kb diakses pada tanggal 10 agustus
2017 pukul 18:4.

38

You might also like