Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Di Dinas Sosial Kota Parepare
Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Di Dinas Sosial Kota Parepare
2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
NURWANI
Email : [email protected]
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Parepare
Jl. Jend. Ahmad Yani, Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, 91131
ABSTRACT
This research is entitled "Analysis of the Government Internal Control System in the
Social Assistance Expenditures Management at the Social Service Office of the Parepare
City". The problem raised in this study is the problem found in the 2015of Local
Government Work Planof Parepare City, that there is no legitimate data about PMKS and
the standardization of PMKS that receives assistance. The purpose of this study is to find
out the implementation of the internal control system carried out by the Social Service
Office in managing social assistance expenditure. The research method used in this
study is quantitative data in the form of social assistance budget data for PMKS and
qualitative data in the form of sentences through interviews. The results showed that of
the 26 types of PMKS, only 5 PMKS received a budget and each year the social
assistance budget increased from 2013-2016. Related to the government internal control
system, there are elements that are not implemented well, namely control activities,
exactly in the sub-elements of control over information system management, and
accurate and timely sub-elements, and monitoring elements, exactly continuous
monitoring sub-elements and separate evaluation sub-elements.
PENDAHULUAN
Setiap tahun pemerintah menyusun APBN/APBD memuat rencana anggaran
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Didalam anggaran dijelaskan program dan
kegiatan yang akan diselenggarakan setiap tahun yang dirinci menurut jenis dan fungsi
belanja. Jenis belanja disebutkan antara lain adalah Belanja Pegawai, Belanja
Barang, Belanja Modal, Belanja Subsidi dan Belanja Bantuan Sosial. Undang-
Undang Dasar 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan tersebut,
pemerintah mengaturnya dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, dikemukakan
bahwa penyelenggaraan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial,
pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.
Belanja hibah dan belanja bantuan sosial diatur dalam Peraturan Menteri dalam
Negeri RI Nomor 14 Tahun 2016 tentang perubahan keduan atas Peraturan Meteri
dalam Negeri RI Nomor 32 Tahun 2011 tentang pedoman pemberian hibah dan
bantuan sosial yang bersumber dari APBD dan Peraturan Walikota Parepare Nomor 32
Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas Peraturan Walikota Parepare Nomor 11
Tahun 2012 tentang tata cara penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi belanja hibah dan
belanja bantuan sosial yang bersumber dari APBD serta pedoman lebih teknis diatur
dalam Buletin Teknis Nomor 10 Tahun 2011 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Peraturan ini memberikan pedoman kepada pemerintah terutama pemerintah daerah
mengenai perencanaan, pelaksanaan, maupun pelaporan dan monitoring, sehingga
pengelolaan bantuan sosial sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran. Bantuan sosial
31
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
dalam penelitian ini yaitu bantuan sosial yang diberikan kepada PMKS (Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial) diatur dalam Permensos RI Nomor 8 tahun 2012 tentang
pedoman pendataan dan pengelolaan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial,
Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial.
Proses pelaksanaan penyaluran belanja bantuan sosial didasarkan pada pedoman
yang berlaku. Hal ini dapat tercapai jika Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan
dengan baik. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) yang dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian
Intern melekat sepanjang kegiatan, dan dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta
harus dapat memberikan keyakinan yang memadai jika seluruh tingkat pimpinan
menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatan di instansi masing-
masing. Penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban, harus
dilaksanakan secara tertib, terkendali, serta efisien dan efektif.
Dadang Suwanda dan Dailibas (2013:4) Sistem Pengendalian Intern adalah proses
yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh
pimpinan dan seluruh pegawai. Ini memberikan keyakinan memadai atas tercapainya
tujuan organisasi. Dadang Suwanda (2014 : 170) menyatakan permasalahan belanja
bantuan sosial pada pemerintah daerah lebih banyak berkaitan dengan pengelolaan
keuangan daerah mulai dari tahap penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban. Permasalahan klasifikasi belanja sering timbul pada saat
penyusunan penganggaran, sebagai konsekuensi akan menimbulkan masalah pada saat
pelaksanaan dan pertanggungjawaban.
Pada Buletin Teknis Nomor 10 tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial (2011:4)
dan Dadang Suwanda (2014:174) menunjukkan permasalahan yang timbul terkait
dengan penganggaran dan pelaksanaan bantuan sosial, menimbulkan potensi
penyalahgunaan anggaran untuk sesuatu yang tidak seharusnya. Seperti permasalahan
yang timbul dalam proses pelaksanaan yaitu belanja bantuan sosial yang tidak disalurkan
untuk kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan sosial dan kesejahteraan sosial,
serta permasalahan pengendalian intern dan transparansi pemberian bantuan sosial,
contohnya: Mekanisme penetapan penerima dan penyaluran bantuan sosial tidak jelas
dan transparan. Penerima bantuan sosial fiktif, Penerima bantuan sosial tidak memenuhi
kriteria sebagai penerima bantuan sosial seperti pemberian bantuan kepada atlet-atlet
berprestasi dan klub sepak bola, Bantuan sosial tidak diterima oleh penerima bantuan
sosial yang memenuhi kriteria atau diterima tetapi tidak seluruhnya, Lembaga penerima
bantuan sosial menggulirkan kembali dana yang berasal dari bantuan sosial.
Sesuai dengan dokumen RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) Kota Parepare
tahun 2015 ditemukan masalah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial),
yaitu belum adanya data yang valid tentang PMKS dan standarisasi PMKS yang boleh
menerima bantuan. Berdasarkan realita, beberapa masalah yang terjadi terkait PMKS
seperti pengemis, fakir miskin, dan ada beberapa manusia lanjut usia yang terlantar di
jalan dan di masjid yang seharusnya dibantu oleh pemerintah dari dana bantuan sosial.
Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah tidak dilaksanakan
dengan baik.
32
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif. Metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data yaitu dengan melakukan wawancara pada pegawai dinas sosial,
pegawai, Bappeda, pegawai inspektorat, dan masyarakat Kota Parepare. Data yang
digunakan dalan penelitian ini yaitu data kualitatif dari hasil wawancara dan data
kuantitatif berupa data anggaran belanja bantuan sosial dari tahun 2013-2016.
33
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
34
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
35
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
evaluasi melalui rapat evaluasi dengan harapan bantuan yang diberikan dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat dan tetap melakukan
pemantauan terhadap penerima manfaat namun ketika dilakukan rapat untuk
mengevaluasi kinerja pegawai dalam pelaksanaan tugas, sebagian besar pegawai
tidak mengeluarkan pendapat mengenai solusi dari hambatan yang terdapat
dalam pelaksanaan tugas, sehingga sub unsur pemantauan berkelanjutan tidak
terlaksana dengan baik.
2. Evaluasi Terpisah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 45 Evaluasi
terpisah dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak
eksternal pemerintah. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial Kota Parepare
evaluasi terpisah oleh oleh BPKP dan Inspektorat Provinsi sekali setahun,
Inspektorat Daerah 3 kali setahun dan pengawas eksternal yaitu BPK sekali kali
setahun. Namun hasil konfirmasi dari pihak Inspektorat Kota Parepare, belum
pernah dilakukan pemeriksaan khusus belanja bantuan sosial dari tahun 2013-
2016 karena pemeriksaan hanya dilakukan secara umum untuk semua jenis
anggaran, sehingga sub unsur evaluasi terpisah tidak terlaksana dengan baik.
3. Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit dan Reviu Lainnya
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pasal 46 Tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera diselesaikan dan
dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit
dan reviu lainnya yang ditetapkan. Hasil wawancara dari pegawai Dinas Sosial
Kota Parepare tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu dilakukan segera
dalam kurung waktu 60 hari dengan melaksanakan tugas sesui dengan rekomdasi
melalui Tim Tindak Lanjut, dan Tim Perbendaharaan dan Ganti Rugi (TPTGR)
Pemerintah Kota Parepare, sehingga sub unsur tindak lanjut rekomendasi hasil
audit dan reviu telah terlaksana.
36
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai mengenai Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah Pada Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial di Dinas
Sosial Kota Parepare, maka saran yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut
:
1. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar memperbaiki pencatatan
mengenai jumlah masyarakat penerima bantuan dan mengadakan sistem
informasi agar seluruh proses pelaksanaan pengelolaan belanja bantuan sosial
dapat terlaksana dengan baik.
2. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar menunjuk pegawai yang
bertugas khusus untuk mengevaluasi kegiatan pelaksanaan pengelolaan belanja
bantuan sosial agar dalam proses pelaksanaan pengelolaan belanja bantuan
sosial dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
3. Diharapkan kepada Dinas Sosial Kota Parepare agar menambah jenis PMKS
yang memperoleh bantuan yaitu Anak terlantar, Anak balita terlantar, Kelompok
minoritas dan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) karena berdasarkan data, jenis
PMKS tersebut yang masih gergolong tinggi terjadi di Kota Parepare.
4. Dalam mencapai tujuan kegiatan pengendalian maka seluruh unsur dalam suatu
instansi mulai dari pimpinan sampai staf harus ikut terlibat dalam kegiatan
pengendalian, diawali dengan memahami hakikat pengendalian dan tujuan
pengendalian. Untuk tujuan tersebut diharapkan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
disosialisasikan kepada seluruh aparatur pemerintah Kota Parepare karena
sebagian besar pegawai belum memahami hal tersebut.
5. Bagi Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian terkait sistem informasi
pengelolaan anggaran belanja bantuan sosial dan pencatatan pengelolaan
belanja bantuan sosial karena berdasarkan hasil penelitian hal tersebut belum
dikasanakan dengan baik pada Dinas Sosial Kota Parepare.
DAFTAR PUSKATA
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif. Cetakan Ke-2. PT. Rajagrafindo Persada,
Depok.
Delli, Herman 2014. Peran Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Dalam
Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial. Tesis Ekonomika Dan Bisnis. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Ikatan akuntan indonesi. 2002. “Standar profesional akuntan publik” pengendalian intern.
Katalog BPS 2016, ”Statistik Daerah Kota Parepare Tahun 2016”, Badan Pusat Statistik
Kota Parepare, Parepare.
Lapananda, Yusran. 2013. Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Daerah. Sinar Grafika. Gorontalo.
Miftahul Jannah. 2013. Analisis Implementasi Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial
Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Jurnal Audit
Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Tanjungpura.
Mulyani Pujianik Dan Rindah F. Suryawati. 2011. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, Tingkat Salah Saji Pencatatan Akuntansi Keuangan Pemda. Jurnal
Organisasi Dan Manajemen. Universitas Trunojoyo Madura. Madura.
37
Economos : Jurnal Ekonomi dan Bisnis p-ISSN. 2615-7039
Volume 1, Nomor 3, Desember 2018 e-ISSN. 2655-321X
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 2016. Tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah.
Peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia nomor 14 tahun 2016 tentang
perubahan kedua atas peraturan menteri dalam negeri Republik Indonesia nomor
32 tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah.
Peraturan Menteri Sosial RI No. 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pendataan Dan
Pengelolaan Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dan Potensi Dan
Sumber Kesejahteraan Sosial.
Peraturan Walikota Parepare Nomor 58 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Dan
Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Sosial.
Peraturan Walikota Parepare Nomor 32 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Walikota Parepare Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan Dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban Dan
Pelaporan Serta Monitoring Dan Evaluasi Belanja Hibah Dan Belanja Bantuan
Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Suwanda, Dadang Dan Dailibas. 2013. Sistem Pengendalian Inten Pemerintah. Cetakan
Pertama. PMM. Jakarta.
Suwanda, Dadang 2014, “Dana Hibah & Bantuan Sosial Pemerintah Daerah”. PPM
Manajemen. Jakarta.
Situs Resmi Kota Parepare pada www.pareparekota.go.id Diakses Pukul 21:15 Tanggal
27 Mei 2017
38