Efektivitas Metode Kancing Gemerincing Berbasis Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Program Linier
Efektivitas Metode Kancing Gemerincing Berbasis Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Program Linier
ARTIKEL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Jao Harotun Nisak
B2B014005
ABSTRACT
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan
kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling.
Penelitian akan dilakukan di SMA Institut Indonesia Semarang pada bulan Februari
2019 tahun ajaran 2018/2019 dengan materi program linier. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua peserta didik kelas XI SMA Institut Indonesia Semarang semester
genap tahun ajaran 2018/2019. Sampel dalam penelitian ini yaitu XI IPA1
(eksperimen), XI IPA2 (uji coba), dan X IPA3 (kontrol).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari kemampuan pemecahan masalah
sebagai variabel terikat, serta rasa ingin tahu dan keaktifan sebagai variabel bebas.
Metode pengumpulan data berupa wawancara, dokumentasi, tes, angket, dan
observasi. Hasil dari pengambilan data diperoleh permasalahan pada keaktifan, rasa
ingin tahu, dan kemampuan pemecahan masalah. Data yang diperoleh adalah nilai
ulangan harian program linier tahun 2018, angket rasa ingin tahu peserta didik, data
observasi keaktifan peserta didik, dan nilai evaluasi kemampuan pemecahan masalah
peserta didik.
Tes evaluasi dan angket rasa ingin tahu sebelum digunakan diujicobakan
terlebih dahulu pada kelas uji coba. Butir soal evaluasi kemampuan pemecahan
masalah diuji dengan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan corelation product moment
(Arikunto, 2011). Pengujian reliabilitas (Widyoko, 2010). Uji taraf kesukaran
digunakan sebagai tolak ukur kesukaran soal dengan indeks 0,00-1,00 (Arifin, 2013).
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi oleh peserta
didik dengan kriteria daya pembeda soal 0,00-1,00 (Arifin, 2013). Angket rasa ingin
tahu diujicobakan kemudian dianalisis menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
Teknik analisis data menggunakan analisis data awal dan analisis data akhir.
Data awal berupa nilai ulangan harian program linier tahun 2018, yang diuji
normalitas dan uji homogenitas. Normalitas data ini dapat dilihat pada nilai
signifikan dengan uji parametris One Sample Kolmogrov-Smirnov dalam program
SPSS (Yamin dalam Kurniawan, 2011). Uji homogenitas dengan menggunakan uji
One Way Anova dalam program SPSS (Tanujaya, 2009). Data akhir berupa nilai
evaluasi kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Data tersebut kemudian diuji normalitas untuk melihat apakah data tersebut
normal. Selain itu dilakukan uji normalitas pula untuk data angket rasa ingin tahu dan
data observasi keaktifan peserta didik dengan langkah yang sama.
Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) pengujian, yaitu uji
ketuntasan, uji pengaruh, uji beda rata-rata. Uji ketuntasan berfungsi untuk
menghitung ketuntasan kemampuan masalah peserta didik. Uji ketuntasan ini terdiri
dari uji ketuntasan individual dengan KKM 71 dan uji ketuntasan klasikal minimal
sebesar 75%. Perhitungan dalam uji ketuntasan ini yaitu dengan cara membandingkan
nilai t hitung dan t tabel, serta z hitung dan z tabel. Uji pengaruh dilakukan untuk
menghitung pengaruh rasa ingin tahu terhadap kemampuan pemecahan masalah
peserta didik, pengaruh keaktifan terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta
didik, dan pengaruh rasa ingin tahu dan keaktifan terhadap kemampuan pemecahan
masalah peserta didik. Perhitungan untuk uji pengaruh ini menggunakan SPSS regresi
linier. Uji hipotesis selanjutnya yaitu uji beda rata-rata kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Uji analisis yang digunakan adalah uji Independent Sample T Test (Yamin
dalam Kurniawan, 2011).
3. HASIL PENELITIAN
Data yang diambil dari penelitian adalah data kemampuan pemecahan masalah,
rasa ingin tahu dan keaktifan peserta didik pada materi program linier kelas XI. Data
kemampuan pemecahan masalah peserta didik diambil dari nilai evaluasi yang
diberikan setelah penerapan model pembelajaran kancing gemerincing berbasis
problem based learning. Analisis data awal dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas. Pada uji normalitas didapatkan nilai signifikan kelas kelas XI IPA 1
adalah 0,200 > 0,05, kelas XI IPA 2 adalah 0,166 > 0,05, dan kelas XI IIPA 3 adalah
0,191 > 0,05. Nilai tersebut telah memenuhi kriteria nilai signifikan α > 0,05, maka
kesimpulannya adalah data ketiga kelas tersebut berdistribusi normal. Pada uji
homogenitas didapatkan nilai signifikan 0,062 dimana telah memenuhi kriteria
signifikan α > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data homogen. Analisis data akhir
hanya dilakukan uji normalitas yang menunjukkan nilai signifikan kelas eksperimen
(XI IPA 2) adalah 0,200 > 0,05 dan kelas kontrol (X MIPA 3) adalah 0,166 > 0,05.
Kesimpulannya adalah kedua data tersebut berdistribusi normal.
Uji normalitas juga dilakukan pada data angket rasa ingin tahu dan data
observasi keaktifan peserta didik. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai
signifikan rasa ingin tahu penerapan model pembelajaran kancing gemerincing
berbasis problem based learning adalah 0,200> 0,05. Kesimpulannya adalah data
tersebut berdistribusi normal. Pada data keaktifan menunjukkan nilai signifikan
keaktifan penerapan model pembelajaran kancing gemerincing berbasis problem
based learning adalah 0,196 > 0,05, dan nilai signifikan keaktifan pada pertemuan 4
adalah 0,129 > 0,05. Kesimpulannya adalah kedua data tersebut berdistribusi normal.
Analisis uji hipotesis yang pertama yaitu uji ketuntasan. Pada uji ketuntasan
individual kriteria ketuntasannya adalah jika t hitung > t tabel maka tolak H 1 terima H 0.
Sesuai dengan perhitungan yang menunjukan bahwa t hitung = 1,823 dan t tabel= 1,717
maka 1,823 > 1,717. Kesimpulannya adalah terima H 0 yaitu rata-rata kemampuan
pemecahan masalah mencapai KKM dengan rata-rata 73,77. Uji ketuntasan klasikal
menggunakan kriteria terima H 0 jika Z hitung > −Z 0,5−a. Berdasarkan perhitungan
diperoleh nilai Z hitung = 0,7391 dengan tingkat kesalahan 5% didapat Z 0,5−0,05= Z 0,45,
maka Z 0,45 = 0,6736. Berdasarkan perhitungan uji ketuntasan klasikal Z hitung= 0,7391
> −Z 0,5−a= -0,6736. Kesimpulannya adalah terima H 0 yaitu proporsi peserta didik
yang mencapai KKM lebih dari atau sama dengan 75%. Total presentase ketuntasan
siswa adalah 81,82%.
Ketuntasan belajar dalam penelitian ini dipengaruhi oleh aspek Intelektual
(pengetahuan) dan Kontekstual (penerapan dalam kehidupan sehari-hari) yang
terdapat pada langkah penerapan model pembelajaran kancing gemerincing berbasis
problem based learning. Saat pembelajaran peserta didik dilatih diajak belajar dan
bermain, sehingga lebih mudah bagi peserta didik untuk memahami materi program
linier yang rumit. Sejalan dengan hasil penelitian oleh Dermawan (2014) yang
menyatakan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran kancing gemerincing
rata-rata ketuntasan belajar siswa mencapai 93,55 dari KKM 75. Sesuai juga dengan
hasil penelitian oleh Yunitasari (2014) yang menyatakan bahwa rata-rata ketuntasan
belajar peserta didik mencapai 80,31 dari KKM 72 setelah diterapkannya model
pembelajaran kancing gemerincing.
Uji hipotesis selanjutnya yaitu uji pengaruh. Uji pengaruh yang pertama untuk
menghitung pengaruh rasa ingin tahu terhadap kemampuan pemecahan masalah
peserta didik, dengan hasil yang menunjukkan persamaan regresinya adalah Y =
4,151 + 1,270 X 1 . Nilai r square menunjukkan 0,346, yang berarti besar pengaruh
rasa ingin tahu terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik adalah 34,6%
dan 65,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Besar pengaruh ini termasuk ke dalam
kategori rendah (Mardapi, 2012). Selanjutnya menghitung pengaruh keaktifan
terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik, dengan hasil yang
menunjukkan persamaan regresinya adalah Y= -20,244 + 1,278 X 2 . Nilai r square
menunjukkan 0,613, yang berarti besar pengaruh rasa ingin tahu terhadap
kemampuan pemecahan masalah adalah 61,3% dan 38,7% dipengaruhi oleh faktor
lain. Besar pengaruh ini termasuk ke dalam kategori tinggi (Mardapi, 2008).
Kemudian pengaruh rasa ingin tahu dan keaktifan terhadap kemampuan pemecahan
masalah tersebut dibagi menjadi 4 uji prasyarat regresi ganda yaitu uji normalitas rasa
ingin tahu dan keaktifan, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji
autokolerasi. Uji multikolenieritas terdapat nilai tolerance 0,654 > 0,10 sedangkan
nilai VIF adalah 1,530 < 10,00, maka tidak terjadi gejala multikolenieritas dalam
model regresi. Uji heteroskedastisitas memilki nilai signifikan 0,007< 0,05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak maka terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji autokorelasi dengan nilai d sebesar 1,941 lebih besar batas atas (dU) yakni 1,541,
maka penelitian dapat dilakukan atau dilanjutkan.
Analisis uji beda rata-rata ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Pengujian ini melewati beberapa tahapan, yang pertama yaitu uji
kesamaan varians yang menunjukan bahwa signifikan adalah 0,136. Nilai 0,136 >
0,05 itu berarti terima H 0 maka data memiliki varian yang sama. Kemudian uji
perbedaan rata-rata yang menunjukkan hasil pada baris Equal variance assumed
kolom sig.(2-tailed) hasil yang diperoleh dari tabel diatas dapat diambil data bahwa
signifikan sebesar 0,005 Dengan taraf signifikan sebesar 0,05 untuk uji dua pihak
dapat disimpulkan bahwa signifikan analisis 0,005 < 0,05 yang artinya terima H 1.
Jadi ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dari proses pengujian didapatkan hasil bahwa kelas eksperimen memiliki
rata-rata 73,77 dan kelas kontrol memiliki rata-rata 68,79.
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peserta didik mencapai
ketuntasan dengan nilai rata-rata 73,77 dan ketuntasan klasikal sebesar 82,82%.
Selain itu uji pengaruh menunjukkan adanya pengaruh rasa ingin tahu dan keaktifan
sebesar 65,4%. Hasil uji beda rata-rata menunjukan adanya perbedaan rata-rata
prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen
sebesar 73,77 dan kelas kontrol rata-ratanya sebesar 68,79.
Saran yang dapat diajukan peneliti yaitu guru diharapkan terlebih dahulu
mengetahui cara belajar seperti apa yang dapat memudahkan peserta didik memahami
materi, guru dapat menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing berbasis
problem based learning agar lebih dapat mempengaruhi rasa ingin tahu dan kekatifan
peserta didik dalam proses pembelajaran, guru dapat menerapkan model
pembelajaran kancing gemerincing berbasis problem based learning dalam
pembelajaran agar pembelajaran efektif, guru harus tetap memberikan bimbingan dan
pengawasan kepada peserta didik dalam pembelajaran kancing gemerincing. Guru
hendaknya lebih bervariasi lagi dalam menerapkan model pembelajaran di kelas yang
dapat mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
5. REFERENSI