0% found this document useful (0 votes)
79 views13 pages

Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom Arminsyurita

This document summarizes a study analyzing the marketing strategies of Rimba Jaya Mushroom, an agribusiness company in Indonesia. The study aims to identify internal and external environmental factors influencing the company's marketing and analyze its marketing strategies. Based on SWOT and IE matrix analyses, recommendations are made for Rimba Jaya Mushroom's marketing strategies, including gaining market share through competitive pricing, backward integration with suppliers, and horizontal integration through collaboration with similar companies.

Uploaded by

Olivia Hanin
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
79 views13 pages

Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom Arminsyurita

This document summarizes a study analyzing the marketing strategies of Rimba Jaya Mushroom, an agribusiness company in Indonesia. The study aims to identify internal and external environmental factors influencing the company's marketing and analyze its marketing strategies. Based on SWOT and IE matrix analyses, recommendations are made for Rimba Jaya Mushroom's marketing strategies, including gaining market share through competitive pricing, backward integration with suppliers, and horizontal integration through collaboration with similar companies.

Uploaded by

Olivia Hanin
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014

Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi


ISSN 2085-1162

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN JAMUR RIMBA JAYA MUSHROOM

Arminsyurita
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
[email protected]

Abstract. Rimba Jaya Mushroom as companies engaged in the agribusiness industry in the
procurement of vegetables and mushrooms to face the problem: unmet demand, the capacity of the
products that do not satisfy the market demand and competition from companies that must be
observed. Therefore, companies need a strategic move to float the mushroom’s business in order to
seize the opportunities facing the problem that continuity and corporate objectives can be achieved.
This study aims to identify factors internal environment (Strengths, -Weakness) and external
environmental factors (Opportunities-Threats) that affect marketing company, and analyze
marketing strategies of Rimba Jaya Mushroom.
Based on the results of the SWOT matrix analysis charts and diagrams IE the company's marketing
strategy can be recommended Rimba Jaya Mushroom, among others, by taking market share for
market penetration at competitive prices, concentration through backward integration is to
establish relationships with suppliers, fore the concentration through integration with how to take
over the function of the overall distribution, concentration through horizontal integration with a
collaborative effort with the work on the market continues to foster relationships with several
similar companies that are members of the association of Mushroom’s Company that exist or may
hold a joint venture with the company.
Keywords: Strategy, Mushroom, Internal & External

Abstrak. Rimba Jaya Mushroom sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri agribisnis
dalam pengadaan sayuran dan jamur menghadapi permasalahan yakni: permintaan yang belum
terpenuhi, kapasitas produk yang belum memenuhi permintaan pasar dan adanya persaingan dari
perusahaan yang harus dicermati. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan langkah yang strategis
untuk mengambangkan usaha jamur dalam menghadapi masalah guna meraih peluang agar
kontinuitas dan tujuan perusahaan dapat tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal (Kekuatan,-
Kelemahan) dan faktor-faktor lingkungan eksternal (Peluang-Ancaman) yang mempengaruhi
pemasaran perusahaan, dan menganalisis strategi pemasaran Rimba Jaya Mushroom.
Berdasarkan hasil analisis matriks diagram SWOT dan diagram IE maka dapat direkomendasikan
strategi pemasaran perusahaan Rimba Jaya Mushroom, antara lain dengan merebut pangsa pasar
untuk penetrasi pasar dengan harga yang kompetitif, konsentrasi melalui integrasi kebelakang yaitu
dengan menjalin hubungan dengan pemasok, konsentrasi melalui integrasi ke depan, yaitu dengan
cara mengambil alih fungsi distribusi secara keseluruhan, konsentrasi melalui integrasi horizontal
dengan upaya kerja sama menggarap pasar dengan terus membina hubungan dengan beberapa
perusahaan sejenis yang tergabung dalam asosiasi perusahaan jamur yang ada atau mungkin
mengadakan joint venture dengan perusahaan.
Kata kunci: Strategi, Jamur, Internal & Eksternal

Indonesia mempunyai potensi yang sangat (Value Added) terbesar dalam perekonomian
besar dalam pengembangan agribisnis, bahkan sosial dan merupakan sektor yang menyerap
selalu menjadi sektor terkemuka (Leading tenaga kerja diperkirakan sebesar 74 % total
Sector) dalam pembangunan nasional. Dalam penyerapan tenaga kerja nasional. Oleh karena
Pembentukan Produk Domestik Bruto, sektor itu, pertanian harus diurus dan dikelola,
agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah dilindungi dan dimanfaatkan secara

156
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

berkesinambungan bagi kesejahteraan menghadapi masalah guna meraih peluang agar


masyarakat Indonesia, baik generasi sekarang kontinuitas dan tujuan perusahaan dapat
maupun yang akan datang. Selain itu, sektor tercapai.
pertanian memberikan sumbangsih bagi sektor Identifikasi masalah dalam penelitian ini
lainnya, yaitu sektor industri pangan yang bahwa keberhasilan kegiatan pemasaran dalam
sebagian besar bahan baku digunakan berasal memenangkan persaingan agribisnis dan untuk
dari produk pertanian. Selain itu sektor mencapai tujuan perusahaan terutama
pertanian memberikan kontribusi yang besar pencapaian target pendapatan, sangat
terhadap penyediaan lapangan kerja di bidang dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya
tanaman bahan makanan. adalah dengan pelaksanaan strategi pemasaran.
Sektor agribisnis berperan dalam Selanjutnya, dapat dibuat perumusan masalah
penyediaan pangan bagi masyarakat dalam pada penelitian ini, adalah bagaimanakah
penyediaan kebutuhan masyarakat akan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal
sayuran dan buah-buahan. Kecenderungan Rimba Jaya Mushroom, dan bagaimana strategi
masyarakat dalam mengonsumsi sayuran terus pemasaran yang harus diterapkan Rimba Jaya
meningkat akibat dari pola hidup sehat yang Mushroom.
telah menjadi gaya hidup masyarakat. Hal Penelitian ini bertujuan untuk
tersebut dapat berpengaruh terhadap mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
perkembangan bisnis jamur yang merupakan internal (Kekuatan,-Kelemahan) dan faktor-
salah satu jenis tanaman sayuran. Salah satu faktor lingkungan eksternal (Peluang-
jenis komoditas sayur yang berpotensi adalah Ancaman) yang memengaruhi pemasaran
jamur. Dewasa ini jamur telah menjadi perusahaan, serta menganalisis strategi
kebutuhan masyarakat, yaitu sebagai bahan pemasaran Rimba Jaya Mushroom berdasarkan
pangan alternatif yang disukai oleh semua Matrik SWOT dan Matrik IE.jamur
lapisan masyarakat yang berpotensi untuk
dikembangkan dan mendatangkan nilai LANDASAN TEORI
ekonomi bagi masyarakat.
Rimba Jaya Mushroom merupakan salah Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai
satu perusahaan agribisnis yang bergerak di berikut:
bidang sayuran yang terletak di daerah Gadog David (2004: 5), “Seni dan pengetahuan
Bogor. Berdasarkan hasil studi Pendahuluan, untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan
perusahaan ini memproduksi sayuran yang mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang
dibagi kedalam dua divisi, yakni divisi sayuran membuat organisasi mampu mencapai
organik dan divisi jamur. Berdasarkan hasil objektifnya.”
wawancara dengan pemilik perusahaan, di David (2004: 5), “Fokus manajemen
antara dua divisi yang diusahakan, yaitu divisi strategi terletak pada memadukan manajemen,
usaha jamur yang masih memerlukan pemasaran, keuangan/akunting,
penanganan lebih lanjut, karena di samping produksi/operasi, penelitian dan pengembangan
memiliki prospek yang cerah di masa yang serta sistem informasi komputer untuk
akan datang, yakni: harga yang relatif stabil dan mencapai keberhasilan organisasi.”
teknologi yang mudah terkontrol dan bisa Kotler dan Amstrong (2003: 81), “Strategi
dipanen hingga tiga kali dalam masa panen. pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang
Masih terdapat permasalahan dalam akan digunakan oleh unit bisnis untuk
perusahaan, yakni: permintaan yang belum mencapai tujuan pemasarannya.”
terpenuhi, kapasitas produk yang belum Kotler dan Amstrong (2003:82), “Strategi
memenuhi permintaan pasar dan adanya pemasaran merupakan proses merangkum pola
persaingan dari perusahaan yang harus pikir pemasaran secara umum yang ingin
dicermati. Oleh karena itu, perusahaan digunakan oleh unit bisnis untuk mencapai
memerlukan langkah yang strategis untuk tujuan pemasaran dan secara lebih spesifik
mengembangkan usaha jamur dalam menyatakan pasar yang akan dibidik, penetapan
157
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Tahap Pengumpulan Data


Evaluasi Faktor Evaluasi Faktor Matrik Profil
Eksternal Internal Kompetitif
2. Tahap Analisis
Matrik Internal Matrik Grand
Matrik TOWS Matrik BCG Matrik Space
Eksternal Strategy
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif
Sumber : Rangkuti, 2002

Gambar 1. Kerangka Formulasi Strategi

posisi dan tingkatan pengeluaran diperoleh dengan metode pengumpulan data,


pemasarannya. Bagian ini merangkum strategi- sebagai berikut: (1) Observasi, Studi dengan
strategi secara spesifik untuk setiap elemen melakukan pengamatan langsung di lapangan
bauran pemasaran dan menjelaskan bagaimana dan melakukan pengumpulan data serta
masing-masing strategi itu merespons ancaman, informasi berdasarkan bukti-bukti yang ada; (2)
peluang dan isu-isu penting yang dilontarkan Expert Adjudement, Data diperoleh berdasarkan
dalam bagian rencana sebelumnya.” pendapat beberapa orang pakar dalam bidang
agribisnis, yaitu pimpinan Rimba Jaya
Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Mushroom dan beberapa tenaga ahli; (3) Studi
Kotler dan Amstrong (2003: 101). Pustaka, Dilakukan untuk memperoleh data lain
“Lingkungan internal adalah berbagai kegiatan yang berhubungan dengan judul penelitian
yang dekat dengan perusahaan yang dengan menyadur teori-teori dari berbagai
mempengaruhi kemampuannya melayani literatur yang mendukung.
pelanggannya, perusahaan, pemasok, Rangkuti (2002: 22) Tahap proses
perusahaan saluran pemasaran, pasar penyusunan perencanaan strategi adalah
pelanggan, pesaing dan masyarakat.” melalui tiga tahap analisis, yaitu: 1) Tahap
Umumnya, perusahaan harus memonitor pengumpulan data, 2) Tahap analisis, dan 3)
kekuatan-kekuatan lingkungan makro utama Tahap pengambilan keputusan. Seperti terlihat
(demografi, ekonomi, teknologi, politik/hukum, pada gambar 1
sosial/budaya) yang dapat memengaruhi usaha. Berdasarkan kerangka formulasi strategi di atas
Dan juga terus memonitor pelaku-pelaku maka selanjutnya kerangka penelitian ini adalah
lingkungan mikro yang utama (pelanggan, seperti pada gambar 2:
pesaing saluran distribusi, pemasok) yang akan Pengumpulan data penelitian ini
memengaruhi kemampuan perusahaan untuk merupakan tahapan kegiatan pengklasifikasian
mendapatkan keuntungan tersebut. dan pra-analisis., yaitu dengan mengidentifikasi
faktor-faktor lingkungan yaitu, dengan
METODE PENELITIAN mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan
internal dan eksternal perusahaan: (a) Data
Pendekatan Penelitian Internal. Diperoleh di dalam perusahaan itu
Penelitian ini dilakukan sejak Juli 2013 sendiri, seperti: Laporan keuangan, Laporan
sampai dengan Desember 2013, yang kegiatan sumber daya manusia, mengkaji
dilaksanakan di perusahaan Rimba Jaya Laporan kegiatan operasional, Laporan
Mushroom Bogor. kegiatan pemasaran., keuangan, produksi,
Pendekatan penelitian yang dilakukan akuntansi, penelitian dan pengembangan dan
adalah “Penelitian non-Eksperimen” dengan sistem informasi manajemen; (b) Data
metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang Eksternal. Diperoleh di luar perusahaan itu
dibutuhkan dalam penelitian ini, meliputi data sendiri, seperti: Analisis pasar, Analisis
primer dan skunder. Sedangkan, data yang Kompetitor, Analisis Komunitas, Analisis
digunakan untuk menunjang hasil penelitian ini

158
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Menentukan Tahap Pengumpulan Data


Evaluasi : Matrik
- Faktor Internal-Eksternal SWOT
- Matrik Profil Kompetitif

Matrik
IE

Formulasi
Strategi

Gambar 2. Kerangka Penelitian

Pemasok, Analisis Pemerintah, Analisis kondisinya sangat lemah dibandingkan dengan


kelompok kepentingan tertentu. pesaing. Nilai 2 diberikan pada perusahaan
Untuk melakukan tahapan tersebut, maka yang kondisinya sedikit lebih lemah
dilakukan pengisisan kuesioner dan wawancara dibandingkan dengan pesaing. Nilai 3 diberikan
kepada pihak manajemen perusahaan selaku kepada perusahaan yang memiliki kondisi
pasar. sedikit lebih kuat dibandingkan dengan
pesaing. Sedangkan, nilali tertinggi 4, diberikan
Analis Data kepada perusahaan yang memiliki kondisi
Data internal dan eksternal yang telah paling kuat dibandingkan dengan perusahaan
dikumpulkan, selanjutnya sesuai lainnya. Selanjutnya, untuk masing-masing
peruntukkannya diadakan pengolahan dan perusahaan, nilai rating ini dikalikan dengan
analisis langkah-langkah sebagai berikut: (a) nilai bobot dari variabel yang dipergunakan.
Analisis faktor-faktor internal: Analisis ini
mencakup profil kekuatan dan kelemahan Analisis Strategi SWOT
(environmental stregth & weakness profile) Penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
yang mempengaruhi terhadap kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi
perusahaan Rimba Jaya Mushroom. Yang faktor internal dan eksternal. Kedua faktor
selanjutnya di masukkan ke dalam Matrik tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis
Evaluasi Faktor Internal (IFE) untuk dievaluasi; SWOT. SWOT formulasi alternatif strategi
(b) Analisis faktor-faktor eksternal: Analisis ini dilakukan dengan menganalisis peluang
mencakup profil ancaman dan peluang (opportunities), ancaman (threats), kekuatan
(environmental threat & opportunity profile). (strengths) dan kelemahan (weakness) yang
Profile ancaman dan peluang dari lingkungan diperoleh melalui identifikasi lingkungan
eksternal perusahaan, Yang selanjutnya di eksternal dan internal. Identifikasi kekuatan
masukkan kedalam Matrik Evaluasi Faktor dalam analisis keunggulan kompetetif
Eksternal (EFE) untuk dievaluasi; (c) Tahap ditunjukkan dengan keadaan suatu atribut yang
Evaluasi Matrik: Tahap ini dilakukan dengan mendukung. Sedangkan, kelemahan
cara mengalikan bobot faktor dengan rating, ditunjukkan dengan keadaan atribut yang
untuk memperoleh nilai pembobotan; (d) kurang mendukung. Alat analisis yang
Matrik Profil Kompetitif: Matrik profil digunakan untuk menyususun formulasi strategi
kompetitif digunakan untuk mengetahui proses tersebut adalah matriks SWOT. Matriks ini
relatif perusahaan yang dianalisis dan menggambarkan secara jelas bagaimana
dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Nilai peluang dan ancaman dapat disesuaikan dengan
rating dimulai dari 1, jika perusahaan tersebut kekuatan dan kelemahan. Matrik SWOT

159
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Tabel 1. Analisis Matrik SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Faktor
Internal Daftar kekuatan Daftar kelemahan
Faktor
Eksternal

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O


Membuat strategi dengan Membuat strategi yang
Daftar peluang-peluang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang untuk
memanfaatkan peluang mengatasi kelemahan
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
Membuat strategi yang Membuat strategi yang
Daftar ancaman-ancama eksternal menggunakan kekuatan untuk meminimumkan kelemahan dan
menghindari ancaman menghindari ancaman
Sumber : David, (2006)

merupakan alat pencocokan yang penting yang dan eksistensi perusahaan sekarang dan di masa
membantu manajer mengembangkan empat tipe akan datang. Dalam hal ini kekuatan digunakan
strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, untuk mengatasi kelemahan, dan ancaman yang
Strategi WT. Mencocokkan faktor eksternal ada dibuat menjadi peluang pasar.
dan internal kunci merupakan bagian sulit Dengan demikian akan diperoleh tingkat
terbesar untuk mengembangkan Matriks SWOT daya saing, berdasarkan keunggulan kompetitif
dan memerlukan penilaian yang baik, dan tidak perusahaan. Posisi tersebut menggambarkan
ada satu pun kecocokan terbaik. perusahaan pada kondisi internal dan eksternal
Terdapat delapan langkah dalam yang mana?
menyusun matriks SWOT, yaitu: (1) Kuadran 1: Situasi menguntungkan
Menentukan faktor-faktor peluang eksternal Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan.
organisasi atau perusahaan; (2) Menentukan Strategi yang harus diterapkan adalah
faktor-faktor ancaman organisasi atau mendukung kebijakan pertumbuhan yang
perusahaan; (3) Menentukan faktor-faktor agresif (Growth oriented Srategy.)
kekuatan organisasi atau perusahaan: (4) Kuadran 2: Meskipun mendapat berbagai
Menentukan faktor-faktor kelemahan organisasi ancaman, perusahaan masih memiliki kekuatan
atau perusahaan; (5) Strategi S-O adalah dari segi internal. Strategy yang harus
strategi yang bersifat agresif, yaitu diterapkan adalah menggunakan kekuatan
memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi ini dengan cara strategi diversifikasi
direkomendasikan agar perusahaan dapat (Produk/Pasar).
bersaing dalam suatu industri yang sedang Kuadran 3: Perusahaan menghadapi
tumbuh dan diharapkan terus tumbuh cukup peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain
tinggi. (6) Strategi W-O. adalah strategi yang pihak, menghadapi beberapa
bersifat intensif yaitu strategi yang kelemahan/kendala internal. Fokus strategi
memanfaatkan peluang yang ada dengan cara perusahaan adalah meminimalkan masalah-
meminimalkan kelemahan yang dimiliki; (7) masalah internal perusahaan, sehingga dapat
Strategi S-T. adalah strategi yang bersifat merebut peluang pasar yang lebih baik.
diverifikasi yaitu strategi yang memanfaatkan Kuadran 4: Situasi yang sangat tidak
kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi menguntungkan. Perusahaan tersebut
ancaman; (8) Strategi W-T. adalah strategi yang menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
bersifat defesif, yaitu strategi yang dilakukan internal.
untuk mengatasi ancaman yang ada dan Lihat gambar 3.
kelemahan yang dimiliki. Lihat tabel 1.
Berdasarkan analisis matrik di atas, maka Analisis Strategi Matriks Internal Eksternal
perusahaan dapat memetakan situasi persaingan (IE)

160
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Berbagai Peluang

3. Mendukung 1. Mendukung
Strategi turn- strategi agresif
around

Kelemahan Internal Kekuatan Internal

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi


defensif diversifikasi

Berbagai Ancaman

Gambar 3. Analisis SWOT

Gabungan matriks IFE dan EFE 1,99 menunjukkan posisi internal yang lemah,
menghasilkan matriks IE yang berisi sembilan nilai dari 2,0-2,99 dianggap sedang dan 3,0-4,0
macam sel yang memperlihatkan kombinasi kuat. Demikian pula pada sumbu-y, total nilai
total nilai bobot dari matriks-matriks IFE dan EFE yang diberi bobot 1,0-1,99 dianggap
EFE. Tujuan penggunaan matriks ini untuk rendah, nilai 2,0-2,99 sedang dan 3,0-4,0 tinggi.
memperoleh strategi bisnis ditingkat unit bisnis Lihat tabel 2.
yang lebih detail. Matriks IE dapat
mengidentifikasikan sembilan sel strategi, HASIL PENELITIAN DAN
tetapi pada prinsipnya kesembilan sel ini dapat PEMBAHASAN
dikelompokkan menjadi tiga bagian utama yang
Faktor Lingkungan Internal Perusahaan
memiliki dampak strategi yang berbeda, yaitu;
(1) Divisi yang termasuk ke dalam sel I, II, IV Dari hasil identifikasi lingkungan internal
dapat menggunakan strategi tumbuh dan bina yang mencakup analisis lingkungan analisis
(growth and build). Strategi yang tepat untuk lingkungan industri mikro, maka dapat
keadaan ini adalah berupa strategi intensif diketahui kekuatan, kelemahan yang dihadapi
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan oleh perusahaan. Seperti terlihat pada tabel 3:
pengembangan produk) atau integratif
(integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan Faktor Lingkungan Eksternal Perusahaan
integrasi horizontal); (2) Divisi yang masuk ke Dari hasil identifikasi lingkungan eksternal
dalam sel III, V, VII, dapat menggunakan yang mencakup analisis lingkungan umum dan
strategi pertahankan dan pelihara (hold and analisis lingkungan industri, maka dapat
maintain). Strategi yang dapat dilakukan adalah diketahui peluang dan ancaman yang dihadapi
dapat berupa penetrasi pasar dan oleh perusahaan, seperti terlihat pada tabel 4:
pengembangan produk; (3) Divisi yang masuk
ke dalam sel VI, VIII, atau IX, strategi yang Matrik Profil Kompetitif
dapat diterapkan adalah panen atau divestasi
(harvest or divestiture). Perusahaan Rimba Jaya Mushroom
Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kondisinya berada di tengah-tengah dengan
kunci, total nilai IFE yang diberi bobot pada total skor 2,8. Meskipun dalam penguasaan
sumbu-x dan total nilai EFE yang diberi bobot pasar lebih unggul (Rating 4) dan kualitas
pada sumbu-y. Pada sumbu-x matriks IE, total produk (Rating 4). Skor total PT Z masih lebih
nilai, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1,0-

161
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Tabel 2. Matriks Internal-Eksternal


Total Score IFE
Kuat Rtaa-rata Lemah
(4,00-3,00) (2,00-2,99) (1,00-1,99)
3,00 2,00 1,00
Total Score EFE
4,00 I II III
Tinggi
(4,00-3,00)
Growth and Build Growth and Build Hold and Maintain
3,00
Sedang IV V VI
(2,00-2,99)

Growth and Build Hold and Maintain Harvest or Divest


2,00
Rendah
(1,00-1,99) VII VIII IX
1,00
Hold and Maintain Harvest and Divest Harvest or Divest

Sumber : David (2006)

Tabel 3. Faktor-faktor Lingkungan Internal


Faktor
Kekuatan Kelemahan
Internal
Produksi - Mampu - Kapasitas produksi
dan Operasi memproduksi dan belum mampu
bibit jamur sendiri memenuhi
- Lahan untuk permintaan
pengembangan
usaha jamur yang
masih luas
- Fasilitas produksi
untuk budidaya
jamur baik
Manajemen - Tenaga kerja yang
dan SDM kompeten dibidang
jamur
Keuangan - Keterbatasan modal
untuk
mengembangkan
usaha
- Sistem administrasi
dan keuangan yang
masih sederhana
Pemasaran - Kualitas produk - Masih kurangnya
jamur baik promosi
- Lokasi strategis
- Harga jamur mampu
bersaing

Tabel 4. Faktor-faktor Lingkungan Eksternal


Faktor Eksternal Peluang Ancaman
Lingku Politik dan Keberadaan
ngan Kebijakan Lembaga
Umum Pemerintah asosiasi bagi
pengusaha
jamur
Ekonomi - Kenaikan harga - Peningkatan
jamur harga BBM
- Peningkatan - Peningkatan
permintaan impor jamur
jamur
162
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Faktor Eksternal Peluang Ancaman


Sosial - Meningkatnya
Budaya pengetahuan
masyarakat
akan manfaat
jamur
- Gaya hidup
kembali ke
alam
Teknologi Industri jamur
diarahkan untuk
ke tahan pangan
dan
pengembangan
teknologi
kesehatan &
obat-obatan
Lingku - Pasar - Ancaman
ngan domestik yang pendatang
Industri masih terbuka baru
- Pasokan - Peningkata
jamur tiram n
yang masih persaingan
terbatas dalam
industri
jamur
Sumber: Rimba Jaya Mushroom

tinggi, yaitu 3,2. Ini karena yang menjadi kerja yang kompeten di bidang jamur. Peluang
pertimbangan penting adalah kondisi keuangan usaha yang ada meningkatnya pengetahuan
dengan bobot terbesar, yaitu 1,2. Dengan masyarakat akan manfaat jamur dan industri
memiliki kondisi keuangan yang sangat kuat, jamur diarahkan untuk ketahanan pangan dan
PT Z dapat menduduki posisi tertinggi. Lihat pengembangan teknologi kesehatan dan obat-
Tabel 5. obatan; (2) Strategi W-O: (a) Meningkatkan
promosi jamur. Kelemahan perusahaan ini
Analisis Strategi Matriks Strengths, adalah masih kurangnya promosi jamur.
Weakness, Opportunities, and Threats Peluang usaha yang ada berupa pengetahuan
(SWOT) masyarakat akan manfaat jamur dan
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, peningkatan permintaan jamur. Hal ini dapat
diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu lebih ditingkatkan dengan mengiklankan
strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan perusahaan Rimba Jaya Mushroom melalui
strategi WT. media elektronik seperti televisi, radio,
Alternatif strategi yang diperoleh adalah: majalah, koran, (b) Mencari dana tambahan.
(1) Strategi S-O: (a) Menambah area produksi Kelemahan perusahaan berupa kapasitas belum
perusahaan melalui penambahan kumbung optimal dan keterbatasannya modal untuk
jamur.Perusahaan dapat membangun kumbung mengembangkan usaha. Peluang usaha yang
baru untuk meningkatkan kapasitas produksi ada kenaikan harga jamur dan peningkatan
perusahaan karena minat masyarakat yang permintaan jamur. Dengan adanya dana
semakin tinggi untuk mengkonsumsi makanan tambahan, perusahaan dapat meningkatkan
yang bersifat organik dan menyehatkan seperti produksi jamur dan pendapatan perusahaan; (3)
jamur turut memperbesar peluang pasar, (b) Strategi S-T: (a) Peningkatan Efisiensi produksi
Perusahaan membuat suplemen dengan bahan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.
dasar jamur. Kekuatan perusahaan dengan Kekuatan perusahaan berupa kualitas produksi
berupa kualitas produk jamur baik dan tenaga jamur baik, dan lokasi perusahaan yang

163
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Tabel 5. Matrik Profil Kompetitif


Rimba Jaya
PT X PT Y PT Z
Faktor Mushroom
Bobot
Strategis
Bobot Bobot Bobot Bobot
Rating Rating Rating Rating
Skor Skor Skor Skor

Pangsa pasar 0,20 4 0,8 2 0,4 2 0,4 3 0,6

Penerapan
0,20 3 0,6 2 0,4 2 0,4 3 0,6
harga

Posisi
0,40 2 0,8 1 0,4 2 0,8 3 1,2
keuangan

Kualitas
0,10 4 0,4 2 0,2 3 0,3 4 0,4
produk

Kesetiaan
0,10 2 0,2 1 0,1 3 0,3 4 0,4
konsumen

Total 1,00 2,8 1,5 2,2 3,2


Sumber : Data Diolah

strategis untuk dapat menghadapi ancaman (Weaknesses) pada perusahaan. hasil


terhadap pengembangan usaha jamur berupa pembobotan dan pemberian rating. Berdasarkan
fluktuasi harga BBM, ancaman pendatang baru hasil analisis diperoleh bahwa total skor IFE
besar, dan persaingan dalam industri besar. adalah sebesar 2,818. Berarti kondisi
Strategi peningkatan efisiensi produksi untuk lingkungan internal perusahaan berada pada
meningkatkan daya saing perusahaan biaya posisi rata-rata hasil mengidentifikasi
produksi, (b) Kerja sama kemitraan. Dengan menunjukkan bahwa perusahaan Rimba Jaya
melakukan kerja sama kemitraan dengan Mushroom dapat memanfaatkan kekuatan
perusahaan yang sejenis, yang tujuannya adalah untuk mengurangi kelemahan pada perusahaan
untuk meningkatkan daya tawar perusahaan Rimba Jaya Mushroom. Lihat tabel 6:
terhadap pemasok dan pembeli; (4) Strategi W- Dapat dilihat bahwa perusahaan Rimba
T: Penghematan melalui efisiensi biaya total Jaya Mushroom kekuatan terbesar yang
dalam menghadapi ancaman. dimiliki melalui hasil identifikasi faktor internal
Alternatif strategi ini didapat dengan yaitu kualitas jamur baik dengan skor 0.367,
mengkombinasikan kelemahan perusahaan mampu memproduksi dan membuat bibit jamur
dengan ancaman usaha yang ada. Kelemahan sendiri dengan skor 0,407. Faktor lain yang
perusahaan berupa kapasitas produksi belum juga merupakan faktor kekuatan perusahaan
optimal dan keterbatasannya modal untuk adalah harga jual jamur tinggi dengan skor
membangun usaha. Ancaman usaha yang 0,367, dan tenaga kerja yang kompeten
dihadapi berupa fluktuasi harga BBM, dibidang jamur dengan skor 0,296. Identifikasi
peningkatan dalam industri jamur dan ancaman faktor kelemahan yang memiliki posisi terbesar
pendatang baru. Strategi ini dipilih jika bagi perusahaan adalah kapasitas jamur belum
ancaman yang dihadapi besar dan perusahaan optimal (skor 0,133). Faktor lain juga menjadi
hanya bisa bertahan saja. Dengan adanya kelemahan adalah masih kurangnya promosi
peningkatkan kapasitas produksi jamur dalam jamur (skor 0,132), dan keterbatasan modal
menghadapi ancaman maka, perusahaan masih untuk membangun usaha (skor 0,149).
bisa bertahan.
Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE

Dalam mengidentifikasi faktor internal Dalam mengidentifikasi faktor eksternal


mencakup kekuatan (Strengths) dan kelemahan mencakup peluang (Opportunities) dan

164
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 6 . Analisis Matriks IFE


Faktor Kunci Bobot Ratting Skor
Kekuatan
A. Mampu memproduksi
0,40
dan membuat bibit 0,111 3,67
7
jamur sendiri
B. Lahan untuk
0,29
pengembangan usaha 0,089 3,33
6
jamur yang masih luas
C. Fasilitas produksi
0,31
untuk budidaya jamur 0,105 3,00
5
baik
D. Tenaga kerja yang
0,29
kompeten dibidang 0,089 3,33
6
jamur
E. Kualitas produk jamur 0,36
0,100 3,67
baik 7
F. Harga jual jamur 0,36
0,100 3,67
tinggi 7
G. Lokasi perusahaan 0,22
0,074 3,00
yang strategis 2
Kelemahan
H. Kapasitas produksi 0,13
0,100 1,33
jamur belum optimal 3
I. Keterbatasan modal
0,14
untuk membangun 0,089 1,67
9
usaha
J. Sistem administrasi
0,12
dan keuangan yang 0,063 2,00
6
masih sederhana
K. Masih kurangnya 0,13
0,079 1,67
promosi jamur 2
Total 1,000 2,81

ancaman (Threats) pada perusahaan. Berdasarkan tabel 8 analisis IFE dan EFE
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa selanjutnya dilakukan perhitungan selisih
total skor EFE adalah sebesar 3,095. Berarti dalam matriks diagram SWOT.
kondisi lingkungan eksternal perusahaan berada Faktor internal yang terdiri dari kekuatan
pada posisi kuat, dan dapat merespon dengan dengan skor 2,27 dan kelemahan dengan skor
baik terhadap peluang dan ancaman. Seperti 0,54, maka selisih faktor internal adalah sebesar
pada tabel 7: 1,73 yang didiminasi oleh kekuatan. Sedangkan
Peluang terbesar yang dimiliki melalui faktor eksternal yang terdiri dari peluang
hasil identifikasi faktor eksternal perusahaan dengan skor 2,361 dan kelemahan dengan skor
dalam pengembangan usaha pada divisi jamur 0,733, maka selisih faktor eksternal adalah
adalah peningkatan harga komoditas jamur sebesar 1,628 yang didominasi oleh peluang.
(Skor 0,480), industri jamur diarahkan untuk Nilai skor pada kekuatan dan peluang menjadi
ketahanan pangan dan teknologi kesehatan dan koordinat posisi strategi perusahaan yang tepat
obat-obatan (Skor 0,386), meningkatnya yaitu pada koordinat X = 1,73 dan Y = 1,628,
pengetahuan masyarakat akan manfaat jamur yang selanjutnya dimasukkan ke dalam diagram
(Skor 0,363), dan kenaikan harga komoditas SWOT. Lihat gambar 4 berikut:
jamur (Skor 0,338). Dari hasil identifikasi dan Pada gambar 4 menunjukkan titik
analisis juga diperoleh kelemahan yang dimiliki koordinat X dan Y berada pada kuadran I yaitu
oleh perusahaan pada divisi jamur pada ekspansi strategi ofensif hal ini menujukkan
perusahaan yaitu peningkatan persaingan dalam bahwa strategi yang tepat dijalankan adalah
industri jamur besar (Skor 0,184), produk strategi SO (Strength–Opportunities): yaitu
subtitusi yang tinggi (Skor 0,170), peningkatan menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
impor jamur (0,150) dan ancaman pendatang perusahaan untuk mendapatkan peluang-
baru besar (skor 0,140). peluang dengan: (1) Menambah area produksi
perusahaan melalui penambahan kumbung

165
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Tabel 7. Analisis Matriks EFE


Faktor Kunci Bobot Ratting Skor
Peluang
A. Kenaikan harga 0,093 3,67 0,338
komoditas jamur
B. Keberadaan 0,096 3,00 0,249
Lembaga asosiasi
bagi pengusaha
jamur
C. Peningkatan 0,108 4,00 0,480
permintaan
komoditas jamur
D. Meningkatnya 0,096 3,33 0,363
pengetahuan
masyarakat akan
manfaat jamur
E. Industri jamur 0,104 3,33 0,386
diarahkan untuk
ketahanan pangan
dan teknologi
kesehatan dan obat-
obatan
F. Gaya hidup 0,058 3,67 0,257
kembali ke alam
(back to nature)
G. Pasokan jamur 0,069 4,00 0,288
tiram masih rendah
Ancaman
H. Fluktuasi harga 0,058 1,33 0,089
BBM
I. Peningkatan impor 0,070 2,33 0,150
jamur
J. Ancaman 0,077 1,67 0,140
pendatang baru
besar
K. Peningkatan 0,089 2,00 0,184
persaingan dalam
industri jamur
besar
L. Produk substitusi 0,081 1,67 0,170
yang tinggi
Total 1,000 3,095

Tabel 8. Analisis Matriks Diagram Matriks SWOT


Faktor Internal Skor Eksternal Skor
1 Kekuatan 2,27 Peluang 2,361
2 Kelemahan 0,54 Ancaman 0,733
Selisih 1,73 1,628

jamur; (2) Peningkatan pangsa pasar; (3) terjadi dalam pengembangan usaha. Dari hasil
Perusahaan membuat makanan suplemen analisis EFE diperoleh total skor 3,096 dan
dengan bahan dasar jamur. analisis IFE diperoleh total skor 2,818. Total
skor dari masing-masing matriks IFE dan EFE
Analisis Diagram Matriks IE yang dimiliki oleh perusahaan Rimba Jaya
Pemetaan posisi perusahaan sangat penting Mushroom yang dipetakan dalam matriks IE
bagi pemilihan alternatif strategi dalam dan diperoleh posisi perusahaan pada usaha
menghadapi persaingan dan perubahan yang jamur tiram saat ini berada di kuadran II yang

166
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

O
Kuadran II Kuadran
I
1,73; 1,62

T S

Kuadran IV Kuadran III

Gambar 4 : Diagram SWOT

SKOR TOTAL IFE

4,0 Kuat 3,0 Rata-rata 2,0 Lemah 1,0


SKOR TOTAL EFE

Tinggi
I II III
3,0

Sedang

2,0 IV V VI
Rendah

1,0
VII VIII IX

Gambar 6. Matriks Internal-Eksternal (IE Matriks) Rimba Jaya Mushroom

merupakan posisi “tumbuh dan kembangkan” dapat dilakukan, yaitu peningkatan produksi.
(grow and build). Pada kondisi tersebut strategi Sedangkan Strategi integrasi yang mencakup
yang tepat digunakan adalah strategi intensif strategi ke belakang yang dilakukan oleh
dan strategi integratif. perusahaan adalah dengan menjalin hubungan
Strategi intensif yang diterapkan dengan pemasok. Dari hasil analisis terlihat
perusahaan, yaitu starategi penetrasi pasar yang kondisi perusahaan berada pada posisi tumbuh
merupakan strategi untuk barang dan jasa yang dan bina, manajemen yang paling sesuai adalah
ada saat ini melalui peningkatan usaha pada posisi tersebut adalah tumbuh dan bina.
pemasaran. Strategi integrasi mencakup Sedangkan strateginya adalah strategi intensif,
integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan yaitu penetrasi pasar, konsentrasi melalui
integrasi horizontal. Strategi pengembangan integrasi ke belakang, konsentrasi melalui
pasar merupakan strategi untuk integrasi ke depan, dan konsentrasi melalui
memperkenalkan produk-produk yang sudah integrasi horizontal.
ada ke daerah pemasaran yang baru. Berdasarkan analisis matrik IE,
Strategi lain yang dapat diterapkan oleh menunjukkan perusahaan Rimba Jaya
perusahaan adalah pengembangan produk. Mushroom berada pada posisi yang cukup kuat.
Perusahaan sampai saat sekarang belum dapat Adanya kenyataan tersebut untuk dapat
memenuhi permintaan pelanggan secara mempertahankan laju pertumbuhan perusahaan
kontinu. Sehingga pengembangan usaha agar tetap baik, maka strategi yang diterapkan
merupakan suatu strategi yang tepat untuk adalah strategi intensif dan integrasi. Lihat
perusahaan. Pengembangan usaha tersebut yang gambar 6:
167
Arminsyurita, Analisis Strategi Pemasaran Jamur Rimba Jaya Mushroom

Rekomendasi Strategi Pemasaran untuk meningkatnya pengetahuan masyarahat,


Rimba Jaya Mushroom industri jamur diarahkan untuk ke tahanan
Dari hasil analisis matrik pada diagram pangan & pengembangan teknologi kesehatan
SWOT dan IE maka dapat direkomen strategi dan obat-obatan, pasar domestik masih terbuka,
pemasaran Rimba Jaya Mushroom, antara lain: pasokan jamur tiram yang masih terbatas dan
(1) Merebut pangsa pasar untuk penetrasi pasar peningkatan harga BBM dan impor jamur,
dengan harga yang kompetitif, dapat dilakukan ancaman pendatang baru, serta peningkatan
dengan: (a) Menata kembali harga pokok persaingan; (2) Berdasarkan hasil analisis
penjualan dengan menerapkan harga penawaran matriks diagram SWOT dan diagram IE maka
yang rendah dan layak dengan kualitas yang dapat rekomendasikan strategi pemasaran
sama, (b) Meningkatkan/ menambah akses perusahaan Rimba Jaya Mushroom antara lain
pasar yang lebih luas, (c) Menambah area dengan merebut pangsa pasar untuk penetrasi
produksi perusahaan, melalui penambahan pasar dengan harga yang kompetitif,
kumbung, (d) Peningkatan efisiensi produksi konsentrasi melalui integrasi ke belakang
guna meningkatkan daya saing perusahaan, (e) dengan menjalin hubungan dengan pemasok,
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas konsentrasi melalui integrasi ke depan dengan
produk, dengan terlebih dahulu meningkatkan cara mengambil alih fungsi distribusi secara
sumberdaya internal dan eksternal di lapangan; keseluruhan, konsentrasi melalui integrasi
(2) Konsentrasi melalui integrasi kebelakang horizontal dengan upaya kerja sama menggarap
yaitu menjalin hubungan dengan pemasok; (3) pasar terus membina hubungan dengan
Konsentrasi melalui integrasi kedepan, beberapa perusahaan sejenis atau mungkin
mengambil alih fungsi distribusi secara mengadakan joint venture.
keseluruhan, meningkatkan kinerja dilapangan,
meminimalkan biaya dan operasi dalam rangka
mengontrol kualitas pekerjaan agar DAFTAR PUSTAKA
memperoleh hasil maksimal; (4) Konsentrasi David, Freud. R. 2006. Manajemen Strategis.
melalui integrasi horisontal, kerjasama Konsep. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
menggarap pasar, membina hubungan dengan
beberapa perusahaan sejenis dalam asosiasi Rimba Jaya Mushroom. 2010. Katalog Rimba
perusahaan jamur yang ada, mengadakan joint Jaya Mushroom. Edisi Januari-Desember.
venture. Bogor: Rimba Jaya Mushroom.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran.
Simpulan Edisi 12 Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil dan pembahasan Jakarta: PT Indeks.
mengenai strategi pemasaran Rimba Jaya Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran.
Mushroom dapat ditarik simpulan: (1) Hasil Jakarta: PT. Prenhallindo.
identifikasi faktor lingkungan Internal
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management:
perusahaan, yaitu mampu memproduksi dan
Prinsiples Of Marketing. Jakarta: Fakultas
bibit jamur, lahan masih luas, fasilitas produksi
Ekonomi Universitas Indonesia.
baik, tenaga kerja kompeten, kualitas produk
baik, lokasi strategis dan harga jamur mampu Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik
bersaing. kapasitas produksi belum mampu Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
memenuhi permintaan, keterbatasan modal, Gramedia.
sistem administrasi keuangan masih sederhana, www.bps.go.id Biro Pusat Statistik. Data
kurangnya promosi. Hasil faktor lingkungan Konsumsi Per Kapita Jamur di Indonesia
Eksternal yaitu keberadaan lembaga asosiasi, Periode 2004-2007.
kenaikan harga, peningkatan permintaan jamur,

168

You might also like