0% found this document useful (0 votes)
948 views9 pages

Atresia Ani Jurnal

This document summarizes a study on the incidence of atresia ani (imperforate anus) in newborns at RSUD Dr. Pirngadi Medan, Indonesia from 2014-2016. The study used secondary data from medical records of 25 patients. Most patients were male (44%) and the majority had developmental disorders in the womb as the cause (40%). The most common treatment was surgery to form the anal canal (92%). The study concluded that atresia ani most often occurred in male newborns based on developmental disorders in the womb, and surgical treatment to form the anal canal.

Uploaded by

Qisha Airiz
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
948 views9 pages

Atresia Ani Jurnal

This document summarizes a study on the incidence of atresia ani (imperforate anus) in newborns at RSUD Dr. Pirngadi Medan, Indonesia from 2014-2016. The study used secondary data from medical records of 25 patients. Most patients were male (44%) and the majority had developmental disorders in the womb as the cause (40%). The most common treatment was surgery to form the anal canal (92%). The study concluded that atresia ani most often occurred in male newborns based on developmental disorders in the womb, and surgical treatment to form the anal canal.

Uploaded by

Qisha Airiz
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

Jurnal Kebidanan Flora Vol.

10 (1) Februari 2017


e-ISSN:2089-4252

GAMBARAN FAKTOR KEJADIAN ATRESIA ANI PADA BAYI BARU


LAHIR DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2017

Enni Yusriani*
Surel : [email protected]
Tisnilawati*
Surel : [email protected]

*Akademi Kebidanan Indah Medan, Sumatera Utara, Indonesia

Abstract: Infant health problems are the main cause of infant mortality in Indonesia.
World Health Organization (WHO) in 2012 reported that every day more than 7200
babies are still born. Between 25% and 40% of the factors in stillbirth are due to
congenital abnormalities, infections, malnutrition, nonimmune hydrops and anti-D
isoimmunization. This research is descriptive using secondary data obtained from medical
records, the population in this study were newborns who suffered from atresia ani in Dr.
Pirngadi Medan City in 2014-2016 as many as 25 patients. The sampling technique is
sampling. The research instrument in this research uses a checklist table. From the results
of the research conducted based on the classification, the majority of Group I males were
11 patients (44%), and the minority were Group II females (12%). Based on the etiology,
the majority of developmental disorders were found in the womb as many as 10 patients
(40%), while the minority was found in 15 patients (60%) who did not know the cause.
And based on the treatment, the majority was surgery to form the anal canal as many as
23 patients (92%). From the results of this study, it can be concluded that the description
of the incidence of atreia ani in newborns in RSUD dr.pirngadi Medan in 2014-2016 that
the incidence of atresia ani often occurs based on the classification of class I males, based
on etiology in have found the majority are developmental disorders in the womb, and
based on treatment is surgery to form the anal canal.
Keywords: The incident of Atresia Ani, Newborns

Abstrak: Masalah kesehatan bayi merupakan penyebab utama terjadinya kematian bayi
di Indonesia. World Health Organization (WHO) Pada tahun 2012 melaporkan bahwa
setiap hari lebih dari 7200 bayi lahir mati. Antara 25 % dan 40 % faktor kejadian angka
lahir mati disebabkan karena kelainan kongenital, infeksi, malnutrisi, hidrops non imun
dan isoimunisasi anti-D. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari rekam medik, populasi dalam penelitian ini adalah bayi baru
lahir yang menderita atresia ani di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2014-2016
sebanyak 25 penderita. Teknik pengambilan sampel adalah sampling. Instrumen
penelitian dalam penbelitian ini menggunakan tabel ceklis. Dari hasil penelitian yang
dilakukan berdasarkan klasifikasinya mayoritas pada Laki-laki Golongan I sebanyak 11
penderita (44 %), dan yang minoritas adalah pada Perempuan Golongan II sebanyak
penderita (12 %). Berdasarkan etiologinya mayoritas di jumpai gangguan perkembangan
dalam kandungan sebanyak 10 penderita (40 %), sedangkan minoritas di jumpai pada
yang tidak di ketahui penyebabnya sebanyak 15 penderita (60%). Dan berdasarkan
penanganannya mayoritas adalah pembedahan untuk membentuk lubang anus sebanyak
23 penderita (92%). Dari hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa gambaran
faktor kejadian atreia ani pada pada bayi baru lahir di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun
2014-2016 bahwa faktor kejadian atresia ani sering terjadi disebabkan oleh berdasarkan
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

klasifikasi pada laki-laki golongan I, berdasarkan etiologinya di jumpai mayoritas adalah


gangguan perkembangan dalam kandungan, dan berdasarkan penanganan adalah
dilakukan pembedahan untuk membentuk lubang anus.
Kata Kunci : Kejadian Atresia Ani, Bayi Baru Lahir

PENDAHULUAN lahir dengan kelainan bawaan orang tua


Masalah kesehatan bayi yang jelas-jelas tidak memiliki gangguan
merupakan penyebab utama terjadinya kesehatan maupun faktor resiko.
kematian bayi di Indonesia. World Sebanyak 60% kasus kelainan bawaan
Health Organization (WHO) Pada tahun penyebabnya tidak diketahui dan sisanya
2012 melaporkan bahwa setiap hari lebih di sebabkan oleh faktor lingkungan atau
dari 7200 bayi lahir mati, sebagian besar genetik atau kombinasi dari keduanya
diantaranya 98% terjadi di negara negara (Nur,2010).
berpendapatan rendah hingga sedang. Menurut penelitian beberapa ahli
Tetapi WHO mencatat negara kaya tidak masih jarang bawaan gen autosomal
luput dari kasus ini, dengan catatan satu resesif yang menjadi penyebab atresia
bayi mati dari 320 kelahiran. Data dari ani. Orang tua tidak mengetahui apakah
WHO mengatakan dua pertiga kasus atau karier gen pada kondisi dini. Janin
1,8 juta/tahun bayi lahir mati ditemukan menerima copian dari kedua gen orang
pada 10 negara, jumlah tertinggi tuanya. Pasangan suami istri yang karier
ditemukan dikawasan Sub Sahara afrika gen tersebut berpeluang 25% untuk
dan Asia Tenggara. Antara 25 % dan 40 terjadi lagi malformasi pada kehamilan
% kasus angka lahir mati disebabkan berikutnya. Terjadinya kasus atresia ani
karena kelainan kongenital, infeksi, karena adanya kelainan kongenital
malnutrisi, hidrops non imun dan dimana saat proses perkembangan
isoimunisasi anti-D. embrionik tidak sempurna pada proses
Kematian bayi baru lahir di perkembangan anus dan rektum
Indonesia terutama disebabkan oleh (Anissma,2008).
prematuritas 32%, asfiksia 30%, infeksi Atresia ani paling sering terjadi
22%, kelainan kongenital 7%, lain-lain pada bayi yang baru lahir. Frekuensi
9%. Meskipun kelainan kongenital hanya seluruh kelainan kongenital anorektal
ikut menyumbang 7% penyebab angka didapatkan 1 % dari tiap 5000-10000
kematian bayi baru lahir di Indonesia, kelahiran, sedangkan atresia ani
namun apabila tidak ditangani secara didapatkan 1 % dari seluruh kelainan
cepat dan tepat maka kelainan kongenital kongenita l pada neonatus dan dapat
akan menjadi cacat seumur hidup yang muncul sebagai penyakit tersering.
dapat meningkatkan angka kesakitan dan Jumlah pasien dengan kasus atresia ani
kematian bayi di /Indonesia. (Depkes, pada laki-laki lebih banyak ditem ukan
2010). Angka kejadian kasus di dari pada pasien perempuan. Insiden
Indonesia sekitar 90 %. Berdasarkan dari terjadinya atresia ani berkisar dari 1500-
data yang didapatkan penulis, kasus 5000 kelahiran hidup dengan sedikit
atresia ani yang terjadi di Jawa Tengah lebih banyak terjadi pada laki-laki,
khususnya Semarang yaitu sekitar 50 % dengan perbandingan laki-laki
dari tahun 2007-2009. dan perempuan 7 : 2. 20 % -75 % bayi
Kelainan bawaan (kelainan yang menderita atresia ani juga menderita
kongenital) adalah satu kelainan pada anomali lain. Kejadian tersering pada
struktur fungsi maupun metabolisme laki-laki dan perempuan adalah anus
tubuh yang ditemukan pada bayi ketika imperforata dengan fistula antara usus
dia dilahirkan. Sekitar 3-4 % bayi baru distal uretra pada laki-laki dan vesti
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

bulum vagina pada perempuan (Hidayat, terlalu sedikit bisa mempengaruhi


2009). pertumbuhan paru-paru dan anggota
gerak aau bisa menunjukkan adanya
kelainan ginjal yang memperlambat
KAJIAN TEORITIS proses pembentukan air kemih.
Kebanyakan bayi yang dilahirkan Penimbunan cairan ketuban terjadi jika
dengan kelainan bawaan memiliki orang janin mengalami gangguan menelan,
tua yang jelas-jelas tidak memiliki yang bisa disebabkan oleh kelainan otak
gangguan kesehatan maupun faktor yang berat (9 misalnya anensefalus atau
resiko. Beberapa faktor yang atresia esofagus).
menyebabkan meningkatnya resiko
kelainan bawaan antara lain teratogenik, d. Faktor Genetik dan Kromosom
faktor gizi, faktor fisik dalam rahim dan Genetik memegang peran
faktor genetik dan kromosom. penting dalam beberapa kelainan bawaan.
Beberapa kelainan merupakan penyakit
a. Faktor Teratogenik keturunan yang diwariskan melalui gen
Teragogen adalah setiap faktor yang abnormal dari salah satu atau kedua
atau bahan yang bisa menyebabkan atau orang tua. Gen adalah pembawaan sifat
meningkatkan resiko suatu kelaian individu yang terdapat di dalam
bawaan. Radiasi, obat tertentu dan racun kromosom setiap sel di dalam tubuh
merupakan teratogen. manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat,
Secara umum seorang wanita bisa terjadi kelainan bawaan.
hamil sebaiknya mengonsultasikan Pola pewarisan kelainan genetik
kepada dokternya setiap obat yang dia dapat berupa autosom dominan, autosom
minum, berhenti merokok,tidak resesifm dan X-linked. Autosom
mengonsumsi alkohol, serta tidak dominan adalah jika suatu kelainan atau
menjalani pemeriksaan rontgen kecuali penyakit timbul meskipun hanya terdapat
jika sangat mendesak. 1 gen yang cacat dari salah satu orang
tuanya, maka keadaanya disebut autosom
b. Faktor Gizi
Menjaga kesehatan janin tidak dominan. Contohnya adalah
hanyadilakukan dengan menghindari akondroplasia dan sindrom marfan.
teratogen, tetapi juga mengkonsumsi gizi Autosom resesif adalah jika untuk
terjadinya suatu kelainan bawaan
yang baik. Salah satu zat yang penting
untuk pertumbuhan janin adalah asam diperlukan 2 gen yang masing-masing
folat. Kekurangan asam folat bisa berasal dari kedua orang tua, maka
meningkatkan resiko terjadinya spina keadaannya di sebut autosom resesif.
bifida atau kelainan tabung saraf lainnya. Contohnya adalah penyakit Tay-Sachs
atau kistik fibrosis. X-linked, jika
Karena spina bifida bisa terjadi sebelum
seorang wanita menyadari bahwa dia seorang anak laki-laki mendapatkan
hamil, maka setiap wanita usia subur kelainan dari gen yang berasal dari
sebaiknya mengkonsumsi asam folat ibunya (perempuan memiliki 2
minimal sebanyak 400 migrogram/ hari. kromosom X, 1 berasal dari ibu dan 1
berasal dari ayah), karena itu gen cacat
yang dibawa oleh kromosom X akan
c. Faktor Fisik padaRrahim
Di dalam rahim, bayi terendam menimbulkan kelainan karena laki-laki
oleh cairan ketuban yang juga merupakan tidak memiliki salinan yang normal dari
gen tersebut. Contohnya adalah hemofilia
pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan
dan buta warna.
ketuban yang abnormal bisa
menyebabkan atau menunjukkan adanya Kelainan pada jumlah ataupun
kelainan bawaan. Cairan ketuban yang susunan kromosom juga bisa
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

menyebabkan kelainan bawaan. Suatu obstruksi. Tidak adanya pembukaan usus


kesalahan yang terjadi selama besar yang keluar anus menyebabkan
pembentukan kelainan bawaan. Suatu feses tidak dapat dikeluarkan sehingga
kesalahan yang terjadi selama intestinal mengalami obstruksi.
pembentukan sel telur banyak atau terlalu
sedikit, atau bayi terlahir dengan 2.4. Klasifikasi
kromosom yang telah mengalami Terdapat beberapa pengelom-
kerusakan. Contoh dari kelainan bawaan pokkan yang di kutip oleh Anik
akibat kelainan pada kromosom adalah Maryunani, dkk, 2009. yaitu antara lain :
sindroma down. Semakin tua usia
seorang wanita ketika hamil (terutama a. Menurut klasifikasi Wnigspread
diatas 35 tahun) maka semakin besar (1984), atresia ani di kelompokkan
kemungkinan terjadinya kelainan menurut jenis kelamin, yaitu :
kromosom pada janin yang 1. Pada laki-laki golongan I dibagi
dikandungannya. menjadi 4 kelainan, yaitu : kelainan
Kelainan bawaan yang lainnya fistel urine, atresia rektum, perineum
disebabkan oleh mutasi genetik datar dan fistel tidak ada.
(perubahan pada gen yang bersifat 2. Pada perempuan golongan I di bagi
spontandan tidak dapat dijelaskan). menjadi 5 kelainan yaitu : kelainan
Meskipun bisa dilakukan berbagai kloaka, fistel vagina, fistel
tindakan untuk mencegah terjadinya rektovestibular, atresia rektum dan
kelainan bawaan, atau satu hal yang perlu fistel tidak ada.
diingat yaitu bahwa suatu kelainan 3. Pada laki-laki golongan II dibagi
bawaan bisa saja terjadi meskipun tidak menjadi 4 kelainan, yaitu :kelainan
ditemukan riwayat kelainan bawaan baik fistel perineum, membran anal,
dalamkeluarga ayah ataupun ibu, atau stenosis anus, dan fistel tidak ada.
meskipun orang tua sebelumnya telah 4. Pada perempuan golongan II dibagi
melahirkan anak-anaknya yang sehat menjadi 3 kelainan, yaitu : kelainan
(Nur, 2011) fistel perineum, stenosis anus dan
fistel tidak ada.
2.3. Patofisiologi b. Menurut Ladd dan Gross (1966) anus
imperforata dikelompokkan dalam 4
Menurut Anik Maryunani, dkk, golongan, yaitu :
2009. Atresia ani dapat Terjadi karena 1. Stenosis rektum yangh lebih rendah
kelainan kongenital, dimana pada saat atau pada anus.
proses perkembangan embrionik, proses 2. Membran anus yang menetap
perkembangan anus dan rektum Tidak 3. Anus imperforata dan ujung rektum
lengkap. Anus dan rektum berkembang yang buntu terletak pada bermacam-
dari embrionik bagian belakang. Ujung macam jarak dari pertoneum.
ekor dari bagian belakang berkembang 4. Lubang anus yang terpisah dengan
menjadi kloaka yang merupakan bakal ujung.
genitourinaria dan struktur anorektal.
Terjadinya stenosis anal karena 2.5. Tanda dan Gejala
penyempitan pada kanal anorektal.
Atresia anal ini Terjadi karena ketidak a. Selama 24-28 jam pertama kelahiran,
sempurnaannya migrasi dan perkembang bayi mengalami muntah-muntah dan
struktur kolon antara 7-10 minggu selama tidak ada defekasi mekonium. Selain
perkembangan janin. Kegagalan migrasi itu anus tampak merah.
Tersebut juga karena gagalnya agenesis b. Perut kembung baru kemudian disusul
sakral dan abnormalis pada daerah uretra muntah.
dan vagina atau juga pada proses
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

c. Tampak gambaran gerak usus dan 4. CT scan, yang bertujuan untuk


bising usus meningkat ( menentukan lesi.
hiperperistaltik ) pada auskultasi. 5. Pyelografi intrevena, yang bertujuan
d. Tidak ada lubang anus. untuk menilai pelviokalises dan
e. Invertogram dilakukan setelah bayi ureter.
berusia 12 jam untuk menentukan 6. Rontgenogram pada abdomen dan
tingginya atresia. pelvis, yang bertujuan untuk
f. Terkadang Tampak ileus obstruktif. mengkonfirmasi adanya yang
Dapat Terjadi fistel. Pada bayi berhubungan dengan saluran urinaria
perempuan sering terjadi fistel (Anik Maryunani, dkk, 2009).
rektovaginal, sedangkan pada bayi
laki-laki sering terjadi fistel 2.8. Penanganan
rektourinal (Vivian Nanny Lia Dewi,
2011). 1. Dilakukan pembedahan untuk
membentuk lubang anus.
2. Jika terdapat dilakukan fistula juga
2.6. Komplikasi dilakukan penutupan fistula.
3. Dilakukan rujukan untuk dilakukan
1. Obstruksi intestinal atau foto roentgen.
tersumbatannya saluran pencernaan. 4. Dokter bedah akan membuatkan
2. Bowel ineontinence atau konstipasi lubang dubur sementara, mengenai
(Sudarti, M.Kes. 2010). tempat tergantung jarak usus yang
mampat.
2.7. Pemeriksaan Penunjang 5. Apabila ususnya pendek maka akan
Untuk memperkuat diagnosis ditarik dan dibuat lubang.
dapat di lakukan pemeriksaan penunjang 6. Apabila panjang biasanya dibuatkan
sebagai berikut : dulu lubang lewat dinding perut, pada
usia 5 bulan dapat dibuat cara
1. Pemeriksaan radiologis, yang brtujuan pembedahan lubang dubur atau
untuk mengetahui ada tidaknya tergantung dari kondisi anak
obstruksi intestinal atau menentukan (Yongky, dkk, 2012).
letak ujung rektum yang buntu setelah
bayi berumur 24 jam. Pada saat
pemeriksaan, bayi harus diletakkan METODE PENELITIAN
dalam keadaan posisi terbalik selama Jenis penelitian ini adalah
3 menit, sendi panggul bayi dalam metode deskriptif dengan menggunakan
keadaan sedikit ekstensi, kemudian data sekunder, yaitu untuk Mengetahui
dibuat foto pandangan anteroposterior Gambaran faktor kejadian atresia ani
dan lateral setelah petanda diletakkan pada Bayi Baru Lahir di RSUD Dr.
pada daerah lekukan anus. Pirngadi Medan.
2. Sinar –X terhadap abdomen yang Lokasi penelitian yang dipilih
bertujuan untuk menentukan kejelasan dalam melakukan penelitian ini adalah di
keseluruhan bowel/usus dan untuk RSUD Dr.Pirngadi Medan. Lokasi ini di
mengetahui jarak pemanjangan pilih karena RSUD Dr. Pirngadi
kantung rektum dari sfrinternya. merupakan Rumah Sakit Pemerintah
3. Ultrasonografi (USG) abdomen, yang Daerah yang sering terjadi kasus yang
bertujuan untuk melihat fungsi organ akan di teliti, mudah terjangkau dan
internal terutama dalam sistem merupakan Rumah Sakit Pendidikan.
pencernaan dan mencari adanya faktor Waktu penelitian dilakukan bulan
reversibel seperti obstruksi massa Nopember 2016 s.d Januari 2017.
tumor. Penelitian ini terdiri beberapa tahap yaitu
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

diawali dengan dilakukan pengajuan No Klasifikasi Frekuensi Persentasi


judul minggu ketiga dibulan Januari (f) (%)
2017. Mengurus surat izin lokasi
1 Laki-laki 11 44 %
penelitian pada minggu keempat dibulan Gol. I
Januar, perbaikan proposal minggu
keempat bulan Januari 2017, penelitian 2 Perempuan 7 28 %
dilakukan pada minggu pertama bulan Gol. I
Maret sampai minggu kedua bulan 3 Laki-laki 4 16 %
Januari 2017. Untuk pengambilan data Gol. II
serta pengolahan data, dan analisa data,
mengajukan hasil penelitian dan 4 Perempuan 3 12 %
menyusun hasil laporan penelitian Gol. II
dilakukan minggu pertama bulan Januari Jumlah 25 100 %
2017, perbaikan hasil penelitian
dilakukan pada minggu kedua bulan
Januari 2017 dan penggandaan
Populasi dalam penelitian ini Dari data di atas diperoleh hasil
adalah semua BBL yang mengalami faktor kejadian atresia ani berdasarkan
atresia ani di RSUD Dr. Pirngadi Medan klasifikasi mayoritas pada Laki-laki
sebanyak 25 penderita. Sampel dalam Golongan I sebanyak 11 penderita (44
penelitian ini adalah semua jumlah %), dan yang minoritas adalah pada
penderita atresia ani di RSUD Dr. Perempuan Golongan II sebanyak
Pirngadi Medan sebanyak 25 penderita. penderita (12 %).
Alat yang digunakan sebagai instrumen 4.2. Gambaran faktor kejadian Atresia
penelitian untuk mengumpulkan data ani pada Bayi Baru Lahir
adalah dengan menggunakan tabel berdasarkan etiologinya di RSUD
cheklist dengan catatan rekam medis dari Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014-
status penderita Atresia Ani di RSUD Dr. 2016
Pirngadi Medan.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi faktor
HASIL DAN PEMBAHASAN kejadian Atresia ani pada Bayi Baru
Dari hasil penelitian yang Lahir Berdasarkan Etiologinya di
dilakukan tentang Gambaran faktor RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
kejadian Atresia ani Pada Bayi Baru 2014-2016
Lahir Di RSUD Dr. Pirngadi Medan
No. Etiologi Frekuensi Persent
Tahun 2014-2016 di temukan kasus
(f) asi (%)
atresia ani sebanyak 25 penderita dengan
hasil penelitian sebagai berikut : 1 Gangguan 10 40 %
perkembang
4.1. Gambaran faktor kejadian Atresia an dalam
ani pada Bayi Baru Lahir Kandungan
berdasarkan klasifikasinya di
RSUD Dr. Pirngadi Medan 2 Tidak di 15 60 %
Tahun 2014-2016 ketahui
penyebabny
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi faktor a
kejadian Atresia ani pada Bayi Baru Jumlah 25 100 %
Lahir Berdasarkan Klasifikasinya di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
2014-2016
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

Dari data di atas diperoleh hasil 5.1 Gambaran faktor Kejadian


kasus atresia ani berdasarkan etiologi Atresia ani pada Bayi Baru
mayoritas di jumpai gangguan Lahir berdasarkan klasifika-
perkembangan dalam kandungan sinya di RSUD Dr. Pirng-
sebanyak 10 penderita (40%), sedangkan adi Medan Tahun 2014-2016
minoritas dijumpai pada yang tidak di Berdasarkan hasil penelitian di
ketahui penyebabnya sebanyak 15 RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014-
penderita (60%). Untuk putusnya saluran 2016 dapat dilihat bahwa kasus atresia
pencernaan dari atas dengan daerah ani berdasarkan klasifikasi mayoritas
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang pada Laki-laki Golongan I sebanyak 11
anus, dan kegagalan dalam kandungan penderita (44%), dan yang minoritas
tidak di jumpai pada penderita. adalah pada Perempuan Golongan II
sebanyak penderita (12%).
4.3 Gambaran faktor kejadian Atresia Menurut klasifikasi Wingspread
ani pada Bayi Baru Lahir (1984) yang di kutip oleh Anik
berdasarkan penanganannya di Maryunani, dkk, 2009. atresia ani di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun kelompokkan menurut jenis kelamin,
2014-2016 yaitu : Pada laki-laki golongan I dibagi
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi faktor menjadi 4 kelainan, yaitu : kelainan fistel
kejadian Atresia ani pada Bayi Baru urine, atresia rektum, perineum datar dan
Lahir Berdasarkan Penanganannya di fistel tidak ada, pada perempuan
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun golongan I di bagi menjadi 5 kelainan
2014-2016 yaitu : kelainan kloaka, fistel vagina,
fistel rektovestibular, atresia rektum dan
No Penanganan Frek Persenta fistel tidak ada, pada laki-laki golongan II
uensi si (%) dibagi menjadi 4 kelainan, yaitu
(f) :kelainan fistel perineum, membran anal,
stenosis anus, dan fistel tidak ada, dan
1 Dilakukan 23 92 % pada perempuan golongan II dibagi
pembedahan menjadi 3 kelainan, yaitu : kelainan fistel
untuk perineum, stenosis anus dan fistel tidak
membentuk ada.
lubang anus Menurut peneliti hal ini sesuai
2 Apabila 2 8% dengan pendapat Wingspread (1984),
ususnya yang di kutip oleh Anik Maryunani, dkk,
pendek maka (2009) dalam bukunya, yang menyatakan
akan ditarik bahwa klasifikasi atresia ani pada bayi
dan dibuat baru lahir di bagi menjadi 4 bagian yaitu:
lubang laki-laki golongan I, perempuan
golongan 1, Laki-laki golongan II dan
Jumlah 25 100 % perempuan golongan II, dan yang
mayoritas terjadi adalah laki-laki
Dari data di atas diperoleh hasil golongan I yaitu kelainan fistel urine,
kasus atresia ani berdasarkan penanganan atresia rektum, perineum datar dan fistel
mayoritas adalah pembedahan untuk tidak ada. Jadi hasil peneliti dan teori
membentuk lubang anus sebanyak 23 terdapat kesesuiaan.
penderita (92%), dan yang minoritas
adalah apabila ususnya pendek maka
akan di tarik dan di buat lubang. 5.2 Gambaran faktor Kejadian
Atresia ani pada Bayi Baru
Lahir berdasarkan etiologinya di
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

RSUD Dr. Pirngadi Medan nnya di RSUD Dr. Pirngadi


Tahun 2014-2016 Medan Tahun 2014-2016
Berdasarkan hasil penelitian di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014- Berdasarkan hasil penelitian di
2016 dapat dilihat bahwa kasus atresia RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014-
ani berdasarkan etiologi mayoritas di 2016 dapat dilihat bahwa kasus atresia
jumpai gangguan perkembangan dalam ani berdasarkan penanganan mayoritas
kandungan sebanyak 10 penderita (40 adalah pembedahan untuk membentuk
%), sedangkan minoritas yang tidak di lubang anus sebanyak 23 penderita
ketahui penyebabnya sebanyak 15 (92%), dan yang minoritas adalah apabila
penderita (60%). Untuk putusnya saluran ususnya pendek maka akan di tarik dan di
pencernaan dari atas dengan daerah buat lubang.
dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang Menurut Yongky, dkk, 2012.
anus, dan kegagalan dalam kandungan Penanganan atresia ani yang dilakukan
tidak dijumpai pada penderita. seperti: Dilakukan pembedahan untuk
Menurut Anik Maryunani, dkk, membentuk lubang anus, jika terdapat
2009. Etiologi secara pasti atresia ani dilakukan fistula juga dilakukan
belum diketahui. Namun Terdapat penutupan fistula, dilakukan rujukan
beberapa faktor yang dapat menyebabkan untuk dilakukan foto roentgen, dan
atresia ani, antara lain : Putusnya saluran dokter bedah akan membuatkan lubang
pencernaan dengan daerah dubur dubur sementara, mengenai tempat
sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur, tergantung jarak usus yang mampat,
kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam apabila ususnya pendek maka akan
kandungan berusia 12 minggu atau 3 ditarik dan dibuat lubang, dan apabila
bulan, adanya gangguan atau berhentinya panjang biasanya dibuatkan dulu lubang
perkembangan embriologik di daerah lewat dinding perut, pada usia 5 bulan
usus, rektum bagian distal serta traktus dapat dibuat cara pembedahan lubang
urogenitalis, yang terjadi antara minggu dubur atau tergantung dari kondisi anak.
ke empat sampai ke enam usia Menurut peneliti hasil penelitian
kehamilan. ini sesuia dengan teori yongky, dkk,
Menurut peneliti hal ini sesuai 2012, yang mana penanganan kasus
dengan teori Anik Maryunani, dkk, 2009 atresia ani yaitu dilakukan pembedahan
dimana etiologi atresia ani adalah belom untuk membentuk lubang anus, Jika
di ketahui secara pasti penyebabnya, terdapat dilakukan fistula juga dilakukan
Putusnya saluran pencernaan dengan penutupan fistula, dilakukan rujukan
daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa untuk dilakukan foto roentgen, Dokter
lubang dubur, kekagalan pertumbuhan bedah akan membuatkan lubang dubur
saat bayi dalam kandungan berusia 12 sementara, mengenai tempat tergantung
minggu atau 3 bulan, dan Adanya jarak usus yang mampat, Apabila
gangguan atau berhentinya perkem- panjang biasanya dibuatkan dulu lubang
bangan embriologik di daerah usus, lewat dinding perut, pada usia 5 bulan
rektum bagian distal serta traktus dapat dibuat cara pembedahan lubang
urogenitalis, yang terjadi antara minggu dubur atau tergantung dari kondisi anak,
ke empat sampai ke enam usia dan pabila ususnya pendek maka akan
kehamilan. Jadi hasil peneliti dan teori ditarik dan dibuat lubang. Jadi hasil
terdapat kesesuiaan. peneliti dan teori terdapat kesesuiaan.

5.3. Gambaran faktor Kejadian KESIMPULAN


Atresia ani pada Bayi Baru Dari hasil penelitian Gambaran
Lahir berdasarkan penangana- faktor kejadian Atresia ani pada Bayi
Baru Lahir di RSUD Dr. Pirngadi Medan
Jurnal Kebidanan Flora Vol. 10 (1) Februari 2017
e-ISSN:2089-4252

Tahun 2014-2016 diperoleh kesimpulan Grafika Helda Nila, 2010.


sebagai berikut : hhtp://digilib.unimus.ac.id.
1. Berdasarkan tabel 4.1 frekuensi (Diakses pada tanggal 25 Mei
kasus atresia ani pada klasifikasi 2017)
mayoritas pada Laki-laki Golongan I Hidayat Aziz Ainul, 2009. Ilmu
sebanyak 11 penderita (44 %). Kesehatan Anak. Salemba
2. Berdasarkan pada tabel 4.2 frekuensi
Medikal. Jakarta
kasus atresia ani pada etiologi
mayoritas di jumpai pada gangguan KBBI. 2007. kbbi.web.id (Diakses pada
perkembangan dalam kandungan tanggal 08 Juni 2017)
sebanyak 10 penderita (40 %). Maryunani Anik dan Nurhayati, 2009.
3. Berdasarkan pada tabel 4.3 frekuensi Asuhan Kegawatdaruratan dan
kasus atresia ani pada Penyulit Pada Neonatus. CV.
penanganannya mayoritas adalah Trans Info Media. Jakarta.
pembedahan untuk membentuk Musliati Nur, 2010. Asuhan Neonatus
lubang anus sebanyak 23 penderita Bayi dan Balita. Fitramaya
(92 %). Yogyakarta
Sudarti, 2010. Kelainan Dan Penyakit
DAFTAR PUSTAKA Pada Bayi dan Anak. Nuha
Anisima, 2008. hhtp://ababar.blogspot. Medika, Yogyakarta
com (Diakses pada tgl 24 Mei Starberita, 2016.
2017) http://www.starberita.com
Departemen Pendidikan Nasional, 2010. (Diakses pada tgl 24 Mei 2017)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yongky, dkk, 2012. Asuhan
Balai Pustaka : Jakarta Pertumbuhan Neonatus,
Dewi Lia Nanny Vivian, 2011. Asuhan Kehamilan,Persalinan Bayi dan
Neonatus Bayi dan Anak Balita. Balita. Nuha Medika. Yogyakarta
Salemba Medika. Jakarta.

You might also like