Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati Di Taman Nasional Manusela
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati Di Taman Nasional Manusela
Yosevita.Th.Latupapua
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon
ABSTRACT
This research was intended to order in analyze strategy potential ecotourism in Sawai-
Masihulan resort SPTN I. The objectives of this research are (1) analyze potential
flora fauna for development ecotourism. (2) to understand the stakeholders function
to develop the ecotourism of Manusela national park. (3).To know the priority to
developing the area of ecotourism according to the potency and enticement of it.The
research used descriptive qualitatitive analytical method and the data were collected
through survey, indepth interview, and documentation. The data includes an potential
plant and animal, and stakeholders. This research put local community, and staf office
TNM for responden, and the technique used in this research was purposive sampling. The
result of the research could be explained : 1) the potential flora fauna foun in the area
have a high appeal. 2) the involvement of stakeholders in the activities of ecotourism
strongly support. 3. Prospect and development strategy is to :1. To develop education
tourism and research tourism.community awareness to safe and conserve nature will
increase through educational tourism and research tourism. The community will put
biodiversity as a key value, therefore the biological diversity remain preserved and
protected. 2. To develop the ecotourism. 3. To promote ODTE.
Keywords : Biodiversity, Stakeholders, Ecotourim
PENDAHULUAN Ironisnya Kenyataan lain yang akhir-
Indonesia yang dikenal sebagai negara akhir ini menjadi isu global adalah keberadaan
megabiodiversity dengan keanekaragaman keanekaragaman hayati yang ada semakin
hayati nomor dua tertinggi didunia setelah menyusut dan terdegradasi, akibat adanya
Brasil, dan tersebar pada 90 tipe ekosistem baik kegiatan illegal logging, perburuan liar, pencurian
daratan maupun perairannya (Bappenas, 2003), flora fauna langka, serta bencana yang disebabkan
menempatkan posisi Indonesia sebagai suatu baik oleh alam, maupun aktifitas manusia yang
negara yang mendapat perhatian dan apresiasi semakin marak dilakukan. Untuk itu melalui
dari negara-negara yang menganut paham Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth
konservasionis (WCMC /World Conservation Summit) di Rio de Janeiro tahun 1992 (dihadiri
Center Monitoring) untuk turut memperhatikan oleh 165 negara) menghasilkan suatu strategi yang
keadaan keanekaragaman hayati Indonesia. komprehensif bagi pembangunan berkelanjutan.
Kedudukan istimewa dalam hal keanekaragaman Salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan
hayati ini menjadi semakin unik dari sisi faunanya dalam konvensi KTT di Rio de janeiro ini adalah
karena dari sekitar 500-600 jenis mamalia besar konservasi keanekaragaman hayati di habitat
yang dimiliki (36% jenis endemik) dari: 35 jenis aslinya (in-situ), dan taman nasional merupakan
primata yang ada di dunia (25% jenis endemik); salah satu kawasan konservasi untuk kegiatan
dari 78 jenis burung paruh bengkok (40% konservasi in-situ.
jenis endemik); dan dari 121 jenis kupu-kupu Hingga saat ini Indonesia telah menetapkan
(44% adalah jenis endemik), 25 % dari spesies 50 unit taman nasional, dimana Taman Nasional
tumbuhan berbunga ( 40% jenis endemik) (Mc Manusela (TNM) merupakan salah satunya yang
Neely et.al 1990, Supriatna 1996, Indra MR, terdapat di Pulau Seram Kabupaten Maluku
2011). Tengah dengan luasan 189.000 ha. Landasan
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 249
pengelolaan kawasan konservasi ini adalah UU Saat ini ekowisata telah berkembang,
No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber wisata ini tidak hanya sekedar melakukan
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU No.41 pengamatan burung (birdwatching), penelusuran
tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 4 tahun jejak di hutan (trekking jungle), tetapi lebih terkait
1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan dengan konsep pelestarian hutan dan masyarakat
Lingkungan Hidup, dan PP No. 68 tahun 1998 lokal.Ekowisata ini kemudian merupakan suatu
tentang Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh
Suaka Alam. Dalam UU No. 5 tahun 1990 dari keprihatinan terhadap lingkungan alam,
tentang KSDHE, taman nasional adalah kawasan ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem dipisahkan dengan konservasi, oleh karena itu
asli, dikelola berdasarkan sistem zonasi yang ekowisata dikatakan sebagai bentuk wisata yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan, bertanggungjawab terhadap konservasi dan
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. kesejahteraan masyarakat lokal (Fandeli, 2000)
Sistem zonasi merupakan cara atau Untuk dapat melihat pengembangan
metode pengelolaan taman nasional untuk aktualisasi potensi ekowisata pada kawasan
mewujudkan fungsi Kawasan Pelestarian Alam konservasi maka penelitian ini dilakukan pada
(KPA), yaitu perlindungan sistem penyangga kawasan Taman Nasional Manusela (TNM)
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis yang merupakan salah satu kawasan pelestarian
flora dan fauna, serta pemanfaatan secara lestari alam di Maluku (Seram) yang ditetapkan sebagai
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. kawasan taman nasional pada tanggal 25 Oktober
Zonasi ditetapkan berdasarkan analisis spatial 1997 dengan luas 189.000 ha, Taman Nasional
pengelompokan yang mempunyai kemampuan Manusela (TNM) memiliki beragam potensi
dan karakteristik yang sama, dengan tujuan menarik dan unik baik dari sisi flora fauna,
memberikan arah pengelolaan dan perencanaan lanskape maupun budaya lokal yang hingga saat
menyeluruh suatu wilayah, yang membagi ini belum secara optimal dikembangkan sebagai
wilayah tersebut kedalam zona-zona yang objek daya tarik ekowisata yang kompetitif.
sesuai dengan peruntukan dan kegiatan yang Untuk itu perlu adanya upaya dan kerja keras
bersifat saling mendukung (compatible) serta yang sungguh dari seluruh stakeholders untuk
memisahkannya dari kegiatan yang bersifat mengumpulkan berbagai informasi tentang
bertentangan (incompatible) (Rustiadi.,et al potensi yang ada baik flora fauna, lanskape dan
2004). budaya lokal yang tersebar dalam kawasan agar
Pengelolaan terhadap potensi dapat dikembangkan sebagai suatu objek daya
keanakeragaman hayati, lanskape maupun tarik ekowisata yang memiliki karakteristik
budaya lokal yang ada di dalam kawasan taman sebagai destinasi ekowisata yang mampu bersaing
nasional untuk kegiatan rekreasi dan pariwisata dengan kawasan lainnya. Untuk itu tujuan
adalah kegiatan yang dapat mengkonservasi dilakukan penelitian ini adalah :
lingkungan alam dan budaya serta mampu untuk 1. Menganalisis potensi flora fauna, yang
mensejahterakan masyarakat sekitar kawasan. memiliki nilai daya tarik bagi pengembangan
Ekowisata merupakan salah satu alternatif bentuk ekowisata agar dapat menciptakan image
kegiatan wisata yang sesuai untuk dikembangkan wisata yang lebih baik dalam menarik
dalam kawasan – kawasan konservasi, karena kunjungan eco-traveler.
prinsip utama dari kegiatan ekowisata adalah 2. Mengetahui peran stakeholders dalam
mengkonservasi lingkungan dan mensejahterakan menunjang pengembangan ekowisata di
masyarakat lokal sekitar melalui peningkatan Taman Nasional Manusela (TNM).
kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut, bukan
3. Bagaimana prioritas pengembangan yang
mengekploitasi keanekaragaman hayati yang ada
sesuai dengan potensi dan objek daya tarik
dalam kawasan tersebut.
ekowisata dalam kawasan.
Yosevita.Th.Latupapua
250 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 251
kawasan zona inti (santuary zone) dan rimba cara, yaitu pengumpulan data burung dan
(wilderness zone) pada resort Sawai-Masihulan non burung. Pengambilan data non burung
sub seksi SPTN I bagian Seram Utara. dilakukan melalui pengamatan secara
langsung dan tak lansung, melalui jejak
Metode Pengumpulan data
kaki, kotoran, suara, atau bertanya pada
Data yang dikumpulkan dalam penelitian petugas Balai Taman Nasional Manusela
ini adalah data primer dan data sekunder.Data atau masyarakat yang mendampingi peneliti
primer adalah data yang dikumpulkan secara selama dilokasi penelitian.Sedangkan
langsung dilokasi penelitian. Data sekunder untuk pengambilan data burung dilakukan
adalah data yang didapat melalui hasil penelitian observasi secara langsung sebagai bentuk
sebelumnya, website, laporan hasil survei lapangan verifikasi data berdasarkan hasil survei
Balai Taman Nasional Manusela. Pengumpulan identifikasi potensi sebelumnya dari Balai
data dilakukan dengan menggunakan metode Taman Nasional dengan menggunakan
survei, wawancara mendalam (indepth interview), metode perjumpaan jenis atau metode Daftar
pengisian kuisioner, dan dokumentasi. Adapun Jenis Mackinnon. Pelaksanaan pengamatan
jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian dilakukan dengan mencatat setiap jenis
ini antara lain: burung yang dijumpai.
1. Data potensi flora Potensi objek ekowisata mempunyai
Untuk mengetahui potensi flora pada zona nilai tinggi, jika mempunyai keanekaragaman
inti dan zona rimba di kawasan resort Sawai- jenis fauna yang tinggi, untuk itu dibuat kriteria
Masihulan dilakukan melalui pengamatan kualitas keanekaragaman yang dikemukakan oleh
antar jalur menggunakan tehnik continuous Fandeli (2000) pada Tabel.2.dibawah ini
strip sampling dengan panjang jalur Tabel 2. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Fauna
1000 m, lebar 20 m dan jarak antar jalur 200m. Skala Jumlah jenis Arti
inventarisasi dilakukan terhadap jumlah
1 Terdapat 1-2 jenis fauna Buruk
jenis yang ada di dalam kawasan. Potensi
flora yang terdiri dari keanekaragaman 2 Terdapat 3-5 jenis fauna Agak buruk
jenis merupakan aset ekowisata potensial. 3 Terdapat 6-10 jenis fauna Sedang
Keanekaragaman yang tinggi memberikan 4 Terdapat 11-15 jenis fauna Baik
arti potensi ekowisata yang tinggi. Adapun 5 Terdapat > 15 jenis fauna Sangat baik
kriteria kualitas keanekaragaman flora Sumber: Fandeli 2000
seperti yang dikemukakan oleh Fandeli
(2000) adalah sebagai berikut : Teknik Pemilihan Responden
Tabel.1. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Flora Tehnik pengambilan sampel responden
Skala Jumlah Jenis Arti dilakukan secara purposive sampling, dimana
1 Terdapat < 5 jenis flora Buruk yang dijadikan sebagai responden/sumber data,
2 Terdapat 6-10 jenis Agak buruk
yang dianggap bisa mewakili dengan cara
melakukan wawancara secara mendalam (in-
3 Terdapat 11-20 jenis sedang
depth interview). responden/sumber data yang
4 Terdapat 21-31 jenis Baik berhasil diwawancarai adalah: 1) masyarakat :
5 Terdapat > 31 jenis Sangat baik dalam hal ini masyarakat yang dijadikan sumber
Sumber: Fandeli 2000 data adalah kepala desa, ketua pemuda, tokoh
2. Potensi fauna adat dan mereka yang selama ini telah terlibat
Untuk mengetahui potensi fauna digunakan langsung dengan kegiatan ekowisata adalah;
metode yang sama dengan inventarisasi guide, dan porter. 2) pemerintah, dalam hal
flora, yaitu menggunakan metode tehnik ini adalah pengelola Balai Taman Nasional
continuous strip sampling. Pengambilan Manusela. 3) swasta, dari unsur ini yang dijadikan
data potensi fauna dilakukan dengan 2 sebagai sumber data adalah pemilik penginapan
(Lizar Bahari), biro perjalanan wisata/Travel
Yosevita.Th.Latupapua
252 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 253
Yosevita.Th.Latupapua
254 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
dan estetika habitusnya merupakan daya tarik seram (Cacatua Molucensis), uncal Ambon
tersendiri yang mampu memberikan kontribusi (Macropygia amboinensis).
bagi pengembangan obyek daya tarik ekowisata Sedangkan untuk jenis mamalia kecil yang
(ODTE). mendominasi adalah : kuskus abu-abu (Phalanger
Fandeli (2000), mengatakan semakin orientalis), kus-kus totol hitam (Spilocuscusm
tinggi jumlah jenis pada suatu kawasan, maka aculatus),rusa timor (Rusa timorensis), Babi
semakin baik kualitas keanekaragamannya. hutan (Sus scrofa), kelelawar ekor trubus kecil
Pengamatan vegetasi dan pemberian informasi (Emballonura monticola).
tentang berbagai jenis yang ada pada setiap jalur Untuk jenis kupu-kupu didominasi oleh
pengamatan merupakan hal yang menarik bagi jenis-jenis: Graphium sarpedon,Vindula sp,
wisatawan karena ada tambahan pengetahuan Papilio memnon, Eurema candida, Ginautoceoa
yang diberikan untuk mengenal dan belajar philomery, Cyrestis paulinus, Idea idea, Hebomoia
lebih banyak tentang tipe vegetasi, proses laucibbe.Untuk lebih jelasnya berbagai jenis
ekologis dari jenis vegetasi yang ada dan satwa yang ada diperlihatkan pada Tabel. 6.
merupakan suatu hal baru bagi para ecotraveler.
Berdasarkan hasil inventarisasi pada
Adanya keanekaragaman flora yang tinggi ini
tabel 6diketahui bahwa potensi fauna dilokasi
akan menarik banyak minat wisatawan baik
penelitian sangat beragam.Dengan mengacu pada
lokal maupun mancanegara untuk datang dan
kriteria Fandeli (2000), maka dapat dikatakan
memperoleh pengalaman baru yang unik dan
bahwa fauna yang ditemukan dalam kawasan
berbeda dengan objek daya tarik ekowisata
zona inti dan zona rimba pada resort Sawai-
(ODTE) pada daerah lainnya.
Masihulan sangat tinggi (> 15 jenis). Berdasarkan
Potensi Fauna hasil tersebut dapat dikatakan bahwa potensi
Komposisi jenis vegetasi dan karakteriktik objek daya tarik ekowisata (ODTE) mempunyai
fisik kawasan yang khas pada kawasan zona inti nilai kompetitif tinggi.Namun jika dianalisis lebih
dan zona rimba pada resort Sawai-Masihulan mendalam dapat dilihat bahwa satwa burung
, merupakan habitat yang sesuai pula untuk yang ada, didominasi oleh jenis endemik Seram
jenis-jenis satwa tertentu. Interaksi dapat terjadi dan berstatus rentan(Vulnerable).Kriteria rentan
antara jenis vegetasi dengan jenis satwa yang berdasarkan ketentuan IUCN (International
menempati habitat tersebut maupun antar jenis Union for Conservation of Nature and Natural
satwa yang ada. Resources) adalah jika taxon tersebut tidak
termasuk kategori kritis atau genting tetapi
Berdasarkan hasil inventarisasi dilokasi
menghadapi resiko kepunahan tinggi di alam.
penelitian dengan menggunakan metode jalur
Sehingga dalam menentukan pengembangan
didapati jenis-jenis fauna sebagai potensiuntuk
objek daya tarik ekowisata harus memperhatikan
pengembangan objek daya tarik ekowisata
kelestarian populasiburung dengan kriteria yang
(ODTE) adalah jenis burung dan non burung,
ada, sehingga melalui kegiatan ekowisata satwa
untuk jenis burung antara lain :Mata merah
tersebut semakin memiliki nilai yang dapat
(Aplonis metalica), perkici pelangi (Trihoglossus
mendukung kegiatan pengelolaan kawasan yang
haematous), Rangkong (Rhyticeros plicatus),Raja
berintikan pada konservasi keanekaragaman
udang (Halcyon lazulli),Kasturi tenguk ungu
hayati setempat. Untuk itu dalam pengembangan
(Lorius domicella), nuri pipi merah (Geoffroyus
atraksi perilaku satwa, ekowisata yang akan
geoffroyi), hisap madu seram (Lichmera
dikembangkan tidak diperkenankan merubah
monticola), Pergam tarut (Ducula concinna),
perilaku satwa, sedangkan dalam perencanaan
cikukua seram (Philemon subcorniculatus),
amenitas harus disesuaikan dengan settingan alam
burung madu sriganti (Nectarina jugularis),
setempat dan agar tidak memotong lintasan/jalur
nuri telinga biru (Eos semilarvata), nuri maluku
satwa.
(Eos bornea), bayan (Electus roratus), kakatua
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 255
Tabel. 6. Jenis-Jenis Satwa yang ditemukan pada Zona Inti dan Zona Rimba Sawai-Masihulan
Keterangan
No Nama Lokal Nama Latin
Status IUCN Endemik
Jenis Burung
1. Gagak hutan Corvus enca DD -
2. Nuri Maluku Eos bornea Vu (Rentan) √
3. Mata merah Aplonia metalica Vu (Rentan) -
4. Perkici pelangi Trihoglossus haematodus Vu ((Rentan) -
5 Rangkong Rhyticeros plicatus DD -
6 Bayan Electus roratus DD -
7. Nuri raja ambon Alisterus amboinensis Vu (Rentan) -
8. Cekakak lazuli Halcyon lazulii Vu (Rentan) √
9. Kasturi Tenguk ungu Lorius domicella Vu (Rentan) √
10. Nuri pipi merah Cacatua molucensis DD -
11. Isap madu seram Lichmera monticola Vu (Rentan) √
12. Pergam Tarut Ducula conccinna Vu (Rentan) -
13. Cikukua seram Philemon subcorniculatus Vu (Rentan) √
14. Burung madu sriganti Nectarinia jugularis DD -
15. Nuri telinga biru Eos semilarvata Vu (Rentan) √
16. Uncal ambon Macropygia amboinensis DD -
17. Kasuari Gelambir ganda Casuarius casuarius Vu (Rentan) √
18. Merpati kenanga Ptilinopus viridis DD -
19. Raja perling seram Basilornis corythaix Vu (Rentan) √
20. Kepudang seeram Oriolusforsteni Vu (Rentan) √
Non Burung
1. Rusa timor Rusa timorensis Vu (Rentan) √
2. Kelelawar ekor trubus kecil Emballonura monticola - -
Pteropus melanopogon DD -
Pteropus ocularis DD -
3. Laba-laba - -
4 Kupu-kupu Graphium sarpedon DD -
Ideopsis juventa DD -
Vindula sp DD -
Papilio memnon DD -
Eurema candida DD -
5. Kus-kus abu-abu Phalanger orientalis DD √
Yosevita.Th.Latupapua
256 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
pemahaman tentang pentingnya pelestarian stalatit dan berbagai bentuk ornamen pada
kawasan taman nasional, bentuk pengelolaan dinding-dinding goa.
yang sesuai dengan konsep konservasi dan b. Penginapan Terapung
pemberdayaan masyarakat lokal yang dalam
Penginapan
hal ini adalah ekowisata, pelatihan tentang
terapung ini
kader konservasi, ikut terlibat sebagai
merupakan
tenaga lapangan bersama dengan staf Balai
salah satu
TNM, selain itu masyarakat sering menjadi
sarana dan
polhut dalam menunjang kelestarian potensi
prasarana
keanekaragaman hayati yang ada..
Amenitas yang
Bentuk keterlibatan masyarakat lokal, berada di atas
pengelola kawasan dan swasta yang selama Teluk Sawai. Dari penginapan ini pula
ini dilakukan memberikan dampak positif bagi bisa dilihat beberapa panorama alam, baik
konservasi keanekaragaman hayati dan upaya panorama pegunungan maupun panorama
peningkatan kesejahteraan yang semakin baik, laut. Dengan harganya yang terjangkau,
untuk itu pembinaan, pelatihan, dan upaya-upaya penginapan terapung ini bisa dijadikan
konservasi keanekaragaman hayati harus selalu tempat istirahat sambil menikmati pesona
diberikan agar stakeholders memahami dengan alam yang indah dan menawan bagi setiap
benar peran dan tanggungjawab yang harus pengunjung yang datang.
dilakukan, serta konsisten untuk mewujudkan
c. Tebing Sawai
visi misi yang ditetapkan.
para penggila panjat tebing, tebing sawai
Potensi pendukung ekowisata dapat dijadikan tujuan utama. Selain
Sawai - Masihulan memiliki panorama yang indah, tebing
sawai ini juga memiliki tingkat tantangan
Pesona dan daya tarik alam yang dimiliki
yang cukup tinggi. Selain itu juga memiliki
oleh desa Sawai dan desa Masihulan merupakan
vegetasi karst yang cukup unik.
suatu magnet yang kuat dalam menarik para
wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk
berkunjung dan menikmati seluruh keindahan
alam yang dimiliki.kehidupan masyarakat sekitar
yang diwarnai dengan keseharian yang sederhana
dan bersahaja ditambah dengan pesona hutan dan
bahari yang memiliki beragam flora dan fauna,
adat istiadat, tata cara kehidupan, kesenian, dan
peninggalan zaman dahulu kala, membuat kedua
desa ini memiliki peluang yang sangat besar untuk d. Sungai Salawai
selalu diminati oleh berbagai segmen ekowisata. Sungai Salawai
objek daya tarik ekowisata yang selama ini telah berada mengalir
dikembangkan antara lain tepat dari kawasan
a. Goa Bawah Air Taman Nasional
Manusela. Bagi
Dinamakan goa bawah air karena letak
masyarakat
lorongnya yang tembus ke bawah permukaan
sekitar, sungai ini dijadikan tempat untuk
air laut. Selain itu juga untuk masuk ke
mengolah sagu. Bila beruntung, dapat juga
dalam goa tersebut bisa dilakukan dengan
ditemukan buaya muara.
cara menyelam terlebih dahulu. Keunikan
dari goa ini selain letaknya yang berada di e. Coral reef dan biota laut
bawah permukaan air, goa ini juga memiliki selain hutan, sungai, pantai yang memiliki
keindahan tersendiri dengan panorama pesona wisata yang indah, desa sawai juga
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 257
Yosevita.Th.Latupapua
258 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
3. Memiliki potensi bahari yang masih alami rangka peningkatan pengelolaan potensi
dan unik kawasan dan konservasi keanekaragaman
4. Keunikan budaya lokal Seram (suku hayati.
Naulu) 4. Terbukanya akses trans Seram, yang
memberikan peluang kunjungan bagi
Aspek kelemahan (Weakness)
wisatawan melalui laut dan darat.
1. Kurangnya data potensi dan jenis objek daya
5. Memiliki karakteristik pulau-pulau kecil
tarik ekowisata
yang unik.
2. Kurangnya akses baik dari kota Ambon
ke kabupaten Maluku Tengah (Masohi) Ancaman (Threat)
maupun dari Masohi ke kawasan (Sawai- 1. Rendahnya sosial ekonomi masyarakat
Masihulan) sekitar kawasan, mengakibatkan aktifitas
3. Ketersediaan amenitas dan sarana kegiatan illegal seperti perambahan, penebangan liar,
atraksi ekowisata yang sangat minim perburuan liar, pengambilan bahan material
makin marak. Hal ini jelas mengganggu
4. Kurangnya promosi objek daya tarik
keseimbangan ekosistem yang dapat
ekowisata
menyebabkan hilangnya habitat satwa,
5. Kurangnya keterlibatan stakeholders sehingga semakin sulit dan langka untuk
(pemerintah daerah, dinas pariwisata, mendapatkan satwa endemik dan yang
dinas perhubungan) dalam pelaksanaan dilindungi sebagai daya tarik ekowisata.
pengembangan yang lebih terarah.
2. Terbukanya akses jalan yang membelah
6. Perencanaan pengembangan potensi yang kawasan taman nasional dapat mempengaruhi
belum optimal dan terarah. pola peyebaran satwa dan peluang melakukan
7. Kurangnya tenaga teknis lapangan dalam tindakan illegal. Sehingga banyak satwa
bidang interpretasi wisata yang akan berpindah mencari habitat yang
lebih baik mengakibatkan populasi satwa
Kelompok Eksternal
dalam kawasan TNM semakain berkurang.
Peluang (Opportunity) 3. Permintaan bahan baku kayu yang tinggi
1. Tingginya minat kunjungan wisatawan dari industri perkayuan dunia menyebabkan
terhadap kawasan-kawasan alami salah banyak terjadi pembalakan liar dalam
satunya adalah kawasan taman nasional, rangka memenuhi permintaan tersebut.
memberikan peluang besar akan tingginya Sehingga mempercepat proses degradasi
kunjungan ecotraveler ke Taman Nasional keanekaragaman hayati.
Manusela (TNM). 4. Terdapat 27 desa/negeri yang berada
2. Sampai saat ini tetap terjalin manajement sekitar kawasan TNM yang sebagian besar
kolaborasi antara Taman Nasional Manusela masyarakatnya masih bergantung pada
dengan JICA (jepang) sehingga berbagai sumberdaya alam dalam kawasan. Jika
penelitian dalam rangka identifikasi proses pemberdayaan kepada masyarakat
keanekaragaman hayati tetap dilakukan. sekitar tidak dilakukan maka kehidupan
Kegiatan ini merupakan peluang dalam seluruhnya digantungkan pada potensi
pengkayaan data base terhadap potensi kawasan sehingga lama kelamaan kawasan
keanekaragaman hayati yang ada dalam konservasi ini akan berada pada kondisi yang
kawasan. memprihatinkan.
3. Tingginya kemauan dari masyarakat lokal Strategi Pengembangan
untuk selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan
Berdasarkan pada data IFAS dan EFAS
yang dilakukan oleh Balai TNM dalam
pada analisis SWOT, maka dapat dilakukan
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 259
strategi pengembangan ekowisata yang lebih optimal dan terarah yang ditampilkan pada Tabel. 7.
Dibawah ini.
Tabel 7. Matriks SWOT
Kekuatan (Strenght): Kelemahan (Weakness) :
1. Tingginya potensi flora fauna, lanskape 1. Kurang tertata data base tentang potensi
dan budaya dan objek daya tarik ekowisata.
Internal 2. besarnya dukungan masyarakat sekitar 2. Belum adanya keterlibatan stakeholders
Eksternal kawasan. secara baik.
3. peningkatan jumlah kunjungan mass 3. Kurangnya amenitas dan aksesibilitas
tourism ke special interst. yang memudahakan akses dalam
4. potensi yang ada memiliki nilai keunikan, kawasan.
kelangkaan, dan diversitas. 4. Kurangnya promosi
Peluang (Opportunity) Strategi S-O : Strategi W-O :
1. tingginya kunjungan ecotour 1. Meningkatkan kegiatan ekowisata yang 1. Menggalang koordinasi dengan para
2. adanya kerjasama manajement berorientasi pada konservasi kehati, stakeholders (Masyarakat-Pengelola
kolaboratif dengan negara luar (JICA) landskape dan budaya lokal.(wisata kawasan Balai TNM- PEMDA
3. terbukanya akses jalan trans seram educative dan wisata penelitian) dalam kegiatan pengembangan agar
4. terus dilakukan kegiatan dalam upaya 2. Meningkatkan Pengelolaan kawasan pengelolaan bisa lebih optimal.
peningkatan SDM yang berbasis pada masyarakat (CBE) 2. Peningkatan promosi ODTE pada level
3. Pengembangan terhadap 3A harus nasional dan mancanegara melalui
memperhatikan daya dukung kawasan berbagai media.
(utamakan konservasi). 3. Peningkatan pengetahuan dan kesiapan
4. Peningkatan ODTE yang dapat diri bagi stakeholder tentang ODTE
mninngkatkan length of stay
Ancaman (Threat) : 1. membuka kesempatan usaha dan 1. Peningkatpan pengetahuan tentang
1. Maraknya kegiatan illegal seperti lapangan kerja melalui pengembangan konservasi keanekaragaman hayati, dan
perburuan satwa, penebangan liar, ekowisata. ekowisata.
perambahan 2. adanya kerjasama antar stakeholders 2. penegakan hukum
2. Terbukanya akses jalan yang membelah dalam menjaga konservasi kawasan.. 3. pengembangan monitoring dan evaluasi,
kawasan mempengaruhi pola sebaran 3. kegiatan pemberdayaan yang dilakukan yang bertujuan menciptakan rasa
satwa. harus sesuai dengan karakteristik tanggungjawab pihak-pihak terkait
3. Rendahnya pemahaman masyarakat lokal masyarakat dan potensi sumberdaya terhadap kegiatan yang berpengaruh
tentang konservasi keanekaragaman yang dimiliki. pada konservasi dan ekowisata.
hayati. 4. melalui ekowisata masyarakat sekitar
4. Kurang adanya kegiatan pendampingan dapat memperoleh hasil secara
pemberdayaan pada masyarakat langsung
Yosevita.Th.Latupapua
260 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013
Daftar Pustaka
Bappenas.1993. Kebijaksanaan Pembagunan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Damanik, J. dan Helmut F.Weber., 2006.Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. diterbitkan
atas kerjasama Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Universitas Gadjah Mada dan Penerbit
Andi. Yogjakarta.
Fandeli, C. dan Mukhlison.,2000.Pengusahaan Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama Fakultas
Kehutanan UGM. Pustaka Pelajar, Unit Konservasi Sumber daya Alam Daerah Istimewa.
Yogjakarta.
Fandeli, C., 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (Persero) Perhutani dan Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada.Yogjakarta.
Hidayati, dkk., 2003. Ekowisata: Pembelajaran dari Kalimantan Timur. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
dan LIPI
McNelly,JA., 1990. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati (terjemahan). Yayasan Obor. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor. 68 Tahun 1998.Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam.
Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Taman Naional Manusela 2010-2014.
Supriatna, J., 2008. Melestarikan Alam Indonesia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Wight, P. A., 1993.Sustainable Ecotourism Balancing Economic. Environmental and Social Goals
Within an Ethical Framework. Journal of Tourism Studies. 1993.
Wood, Megan. E., 2002.ECOTOURISM; Principles, Practicies, and Policies for Sustainable.
UNEP-TIES
Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata