0% found this document useful (0 votes)
129 views13 pages

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati Di Taman Nasional Manusela

This document analyzes the potential for ecotourism development in the Manusela National Park in Indonesia. It finds that the park has high biodiversity appeal with diverse flora and fauna. Local stakeholders are strongly supportive of ecotourism activities. The best strategy is to develop educational tourism and research to increase community awareness, as well as ecotourism promotion to preserve biodiversity while benefiting the local economy.

Uploaded by

Muhammad Faisal
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
129 views13 pages

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati Di Taman Nasional Manusela

This document analyzes the potential for ecotourism development in the Manusela National Park in Indonesia. It finds that the park has high biodiversity appeal with diverse flora and fauna. Local stakeholders are strongly supportive of ecotourism activities. The best strategy is to develop educational tourism and research to increase community awareness, as well as ecotourism promotion to preserve biodiversity while benefiting the local economy.

Uploaded by

Muhammad Faisal
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

ISSN : 1907-7556

ANALISIS POTENSIKEANEKARAGAMAN HAYATI


DI TAMAN NASIONAL MANUSELA SEBAGAI DAYA TARIK EKOWISATA

Yosevita.Th.Latupapua
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura - Ambon

ABSTRACT

This research was intended to order in analyze strategy potential ecotourism in Sawai-
Masihulan resort SPTN I. The objectives of this research are (1) analyze potential
flora fauna for development ecotourism. (2) to understand the stakeholders function
to develop the ecotourism of Manusela national park. (3).To know the priority to
developing the area of ecotourism according to the potency and enticement of it.The
research used descriptive qualitatitive analytical method and the data were collected
through survey, indepth interview, and documentation. The data includes an potential
plant and animal, and stakeholders. This research put local community, and staf office
TNM for responden, and the technique used in this research was purposive sampling. The
result of the research could be explained : 1) the potential flora fauna foun in the area
have a high appeal. 2) the involvement of stakeholders in the activities of ecotourism
strongly support. 3. Prospect and development strategy is to :1. To develop education
tourism and research tourism.community awareness to safe and conserve nature will
increase through educational tourism and research tourism. The community will put
biodiversity as a key value, therefore the biological diversity remain preserved and
protected. 2. To develop the ecotourism. 3. To promote ODTE.
Keywords : Biodiversity, Stakeholders, Ecotourim
PENDAHULUAN Ironisnya Kenyataan lain yang akhir-
Indonesia yang dikenal sebagai negara akhir ini menjadi isu global adalah keberadaan
megabiodiversity dengan keanekaragaman keanekaragaman hayati yang ada semakin
hayati nomor dua tertinggi didunia setelah menyusut dan terdegradasi, akibat adanya
Brasil, dan tersebar pada 90 tipe ekosistem baik kegiatan illegal logging, perburuan liar, pencurian
daratan maupun perairannya (Bappenas, 2003), flora fauna langka, serta bencana yang disebabkan
menempatkan posisi Indonesia sebagai suatu baik oleh alam, maupun aktifitas manusia yang
negara yang mendapat perhatian dan apresiasi semakin marak dilakukan. Untuk itu melalui
dari negara-negara yang menganut paham Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth
konservasionis (WCMC /World Conservation Summit) di Rio de Janeiro tahun 1992 (dihadiri
Center Monitoring) untuk turut memperhatikan oleh 165 negara) menghasilkan suatu strategi yang
keadaan keanekaragaman hayati Indonesia. komprehensif bagi pembangunan berkelanjutan.
Kedudukan istimewa dalam hal keanekaragaman Salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan
hayati ini menjadi semakin unik dari sisi faunanya dalam konvensi KTT di Rio de janeiro ini adalah
karena dari sekitar 500-600 jenis mamalia besar konservasi keanekaragaman hayati di habitat
yang dimiliki (36% jenis endemik) dari: 35 jenis aslinya (in-situ), dan taman nasional merupakan
primata yang ada di dunia (25% jenis endemik); salah satu kawasan konservasi untuk kegiatan
dari 78 jenis burung paruh bengkok (40% konservasi in-situ.
jenis endemik); dan dari 121 jenis kupu-kupu Hingga saat ini Indonesia telah menetapkan
(44% adalah jenis endemik), 25 % dari spesies 50 unit taman nasional, dimana Taman Nasional
tumbuhan berbunga ( 40% jenis endemik) (Mc Manusela (TNM) merupakan salah satunya yang
Neely et.al 1990, Supriatna 1996, Indra MR, terdapat di Pulau Seram Kabupaten Maluku
2011). Tengah dengan luasan 189.000 ha. Landasan
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 249

pengelolaan kawasan konservasi ini adalah UU Saat ini ekowisata telah berkembang,
No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber wisata ini tidak hanya sekedar melakukan
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, UU No.41 pengamatan burung (birdwatching), penelusuran
tahun 1999 tentang Kehutanan, UU No. 4 tahun jejak di hutan (trekking jungle), tetapi lebih terkait
1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan dengan konsep pelestarian hutan dan masyarakat
Lingkungan Hidup, dan PP No. 68 tahun 1998 lokal.Ekowisata ini kemudian merupakan suatu
tentang Kawasan Pelestarian Alam dan Kawasan perpaduan dari berbagai minat yang tumbuh
Suaka Alam. Dalam UU No. 5 tahun 1990 dari keprihatinan terhadap lingkungan alam,
tentang KSDHE, taman nasional adalah kawasan ekonomi dan sosial. Ekowisata tidak dapat
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem dipisahkan dengan konservasi, oleh karena itu
asli, dikelola berdasarkan sistem zonasi yang ekowisata dikatakan sebagai bentuk wisata yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pendidikan, bertanggungjawab terhadap konservasi dan
menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. kesejahteraan masyarakat lokal (Fandeli, 2000)
Sistem zonasi merupakan cara atau Untuk dapat melihat pengembangan
metode pengelolaan taman nasional untuk aktualisasi potensi ekowisata pada kawasan
mewujudkan fungsi Kawasan Pelestarian Alam konservasi maka penelitian ini dilakukan pada
(KPA), yaitu perlindungan sistem penyangga kawasan Taman Nasional Manusela (TNM)
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis yang merupakan salah satu kawasan pelestarian
flora dan fauna, serta pemanfaatan secara lestari alam di Maluku (Seram) yang ditetapkan sebagai
keanekaragaman hayati dan ekosistemnya. kawasan taman nasional pada tanggal 25 Oktober
Zonasi ditetapkan berdasarkan analisis spatial 1997 dengan luas 189.000 ha, Taman Nasional
pengelompokan yang mempunyai kemampuan Manusela (TNM) memiliki beragam potensi
dan karakteristik yang sama, dengan tujuan menarik dan unik baik dari sisi flora fauna,
memberikan arah pengelolaan dan perencanaan lanskape maupun budaya lokal yang hingga saat
menyeluruh suatu wilayah, yang membagi ini belum secara optimal dikembangkan sebagai
wilayah tersebut kedalam zona-zona yang objek daya tarik ekowisata yang kompetitif.
sesuai dengan peruntukan dan kegiatan yang Untuk itu perlu adanya upaya dan kerja keras
bersifat saling mendukung (compatible) serta yang sungguh dari seluruh stakeholders untuk
memisahkannya dari kegiatan yang bersifat mengumpulkan berbagai informasi tentang
bertentangan (incompatible) (Rustiadi.,et al potensi yang ada baik flora fauna, lanskape dan
2004). budaya lokal yang tersebar dalam kawasan agar
Pengelolaan terhadap potensi dapat dikembangkan sebagai suatu objek daya
keanakeragaman hayati, lanskape maupun tarik ekowisata yang memiliki karakteristik
budaya lokal yang ada di dalam kawasan taman sebagai destinasi ekowisata yang mampu bersaing
nasional untuk kegiatan rekreasi dan pariwisata dengan kawasan lainnya. Untuk itu tujuan
adalah kegiatan yang dapat mengkonservasi dilakukan penelitian ini adalah :
lingkungan alam dan budaya serta mampu untuk 1. Menganalisis potensi flora fauna, yang
mensejahterakan masyarakat sekitar kawasan. memiliki nilai daya tarik bagi pengembangan
Ekowisata merupakan salah satu alternatif bentuk ekowisata agar dapat menciptakan image
kegiatan wisata yang sesuai untuk dikembangkan wisata yang lebih baik dalam menarik
dalam kawasan – kawasan konservasi, karena kunjungan eco-traveler.
prinsip utama dari kegiatan ekowisata adalah 2. Mengetahui peran stakeholders dalam
mengkonservasi lingkungan dan mensejahterakan menunjang pengembangan ekowisata di
masyarakat lokal sekitar melalui peningkatan Taman Nasional Manusela (TNM).
kunjungan wisatawan ke kawasan tersebut, bukan
3. Bagaimana prioritas pengembangan yang
mengekploitasi keanekaragaman hayati yang ada
sesuai dengan potensi dan objek daya tarik
dalam kawasan tersebut.
ekowisata dalam kawasan.

Yosevita.Th.Latupapua
250 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

Adapun manfaat yang ingin dicapai METODOLOGI PENELITIAN


dalam penelitian ini adalah :Hasil dari penelitian
Pelaksanaan Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi
bagi stakeholders mulai dari masyarakat lokal, Penelitian ini dilakukan pada kawasan
pemerintah daerah, Balai Taman Nasional Resort Sawai-Masihulan khususnya zona inti dan
Manusela, LSM (swasta) yang bergerak dalam zona rimba Taman Nasional Manusela sub seksi
bidang konservasi alam, dan ekowisata tentang SPTN I bagian Seram Utara.Penelitian dilakukan
potensi yang memiliki nilai kompetitif tinggi bagi selama 4 bulan mulai dari bulan Agustus 2013-
pengembangan ekowisata. Desember 2013.

Gambar 1. Lokasi Penelitian. Taman Nasional Manusela Resort Sawai-Masihulan SPTN I


Alat 9. Alat tulis menulis
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian
Bahan Penelitian
ini adalah:
a) Daftar CITES dan berbagai aturan
1. Peta kawasan Taman Nasional Manusela
perundangan yang mengatur tentang
dengan skala 1: 500.000, digunakan untuk
Pengawetan jenis flora fauna yang dilindungi
melihat gambaran fokus lokasi penelitian
antara lain PP No.7 tahun 1999 dan PP No.8
2. GPS V Garmin Personal Navigator
tahun 1999, Kepmen No. 301/Kpts/II/ 1991,
menentukan titik ordinat posisi lokasi
Kepmen No. 247/ Kpts/II / 1979.
survei potensi flora fauna dilokasi penelitian
b) Buku panduan Pengenalan jenis burung
sekaligus penunjuk arah dan ketinggian
untuk wilayah Maluku dan Nusa Tenggara
tempat.
c) Citra landsat Taman Nasional Manusela.
3. Roll meter untuk pengukuran petak ukur dan
d) Peta penggunaan lahan.
lebar jalur-jalur pengamatan
e) Peta tata ruang kawasan.
4. Teropong Binokuler sebagai alat bantu untuk
f) Kuisioner .
pengamatan satwa
g) Dokumen perencanaan kawasan, laporan-
5. Tape recorder digunakan untuk wawancara
laporan yang berkaitan dengan pengelolaan
dengan para responden/sumberdata
Taman Nasional Manusela.
6. C a m e r a d i g i t a l u n t u k k e b u t u h a n
dokumentasi
7. Laptop digunakan sebagai alat pengolahan
analisis data. Sampel penelitian
8. Parang sebagai alat untuk membuka Areal yang digunakan untuk keperluan
rintisan penelitian potensi flora fauna dilakukan pada

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 251

kawasan zona inti (santuary zone) dan rimba cara, yaitu pengumpulan data burung dan
(wilderness zone) pada resort Sawai-Masihulan non burung. Pengambilan data non burung
sub seksi SPTN I bagian Seram Utara. dilakukan melalui pengamatan secara
langsung dan tak lansung, melalui jejak
Metode Pengumpulan data
kaki, kotoran, suara, atau bertanya pada
Data yang dikumpulkan dalam penelitian petugas Balai Taman Nasional Manusela
ini adalah data primer dan data sekunder.Data atau masyarakat yang mendampingi peneliti
primer adalah data yang dikumpulkan secara selama dilokasi penelitian.Sedangkan
langsung dilokasi penelitian. Data sekunder untuk pengambilan data burung dilakukan
adalah data yang didapat melalui hasil penelitian observasi secara langsung sebagai bentuk
sebelumnya, website, laporan hasil survei lapangan verifikasi data berdasarkan hasil survei
Balai Taman Nasional Manusela. Pengumpulan identifikasi potensi sebelumnya dari Balai
data dilakukan dengan menggunakan metode Taman Nasional dengan menggunakan
survei, wawancara mendalam (indepth interview), metode perjumpaan jenis atau metode Daftar
pengisian kuisioner, dan dokumentasi. Adapun Jenis Mackinnon. Pelaksanaan pengamatan
jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian dilakukan dengan mencatat setiap jenis
ini antara lain: burung yang dijumpai.
1. Data potensi flora Potensi objek ekowisata mempunyai
Untuk mengetahui potensi flora pada zona nilai tinggi, jika mempunyai keanekaragaman
inti dan zona rimba di kawasan resort Sawai- jenis fauna yang tinggi, untuk itu dibuat kriteria
Masihulan dilakukan melalui pengamatan kualitas keanekaragaman yang dikemukakan oleh
antar jalur menggunakan tehnik continuous Fandeli (2000) pada Tabel.2.dibawah ini
strip sampling dengan panjang jalur Tabel 2. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Fauna
1000 m, lebar 20 m dan jarak antar jalur 200m. Skala Jumlah jenis Arti
inventarisasi dilakukan terhadap jumlah
1 Terdapat 1-2 jenis fauna Buruk
jenis yang ada di dalam kawasan. Potensi
flora yang terdiri dari keanekaragaman 2 Terdapat 3-5 jenis fauna Agak buruk
jenis merupakan aset ekowisata potensial. 3 Terdapat 6-10 jenis fauna Sedang
Keanekaragaman yang tinggi memberikan 4 Terdapat 11-15 jenis fauna Baik
arti potensi ekowisata yang tinggi. Adapun 5 Terdapat > 15 jenis fauna Sangat baik
kriteria kualitas keanekaragaman flora Sumber: Fandeli 2000
seperti yang dikemukakan oleh Fandeli
(2000) adalah sebagai berikut : Teknik Pemilihan Responden
Tabel.1. Kriteria Kualitas Keanekaragaman Flora Tehnik pengambilan sampel responden
Skala Jumlah Jenis Arti dilakukan secara purposive sampling, dimana
1 Terdapat < 5 jenis flora Buruk yang dijadikan sebagai responden/sumber data,
2 Terdapat 6-10 jenis Agak buruk
yang dianggap bisa mewakili dengan cara
melakukan wawancara secara mendalam (in-
3 Terdapat 11-20 jenis sedang
depth interview). responden/sumber data yang
4 Terdapat 21-31 jenis Baik berhasil diwawancarai adalah: 1) masyarakat :
5 Terdapat > 31 jenis Sangat baik dalam hal ini masyarakat yang dijadikan sumber
Sumber: Fandeli 2000 data adalah kepala desa, ketua pemuda, tokoh
2. Potensi fauna adat dan mereka yang selama ini telah terlibat
Untuk mengetahui potensi fauna digunakan langsung dengan kegiatan ekowisata adalah;
metode yang sama dengan inventarisasi guide, dan porter. 2) pemerintah, dalam hal
flora, yaitu menggunakan metode tehnik ini adalah pengelola Balai Taman Nasional
continuous strip sampling. Pengambilan Manusela. 3) swasta, dari unsur ini yang dijadikan
data potensi fauna dilakukan dengan 2 sebagai sumber data adalah pemilik penginapan
(Lizar Bahari), biro perjalanan wisata/Travel

Yosevita.Th.Latupapua
252 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

Strategi pengembangan ODTE demikian pengetahuan tentang jenis semakin jelas


Prioritas pengembangan dilakukan melalui sehingga dapat diketahui apakah keanekaragaman
Penentuan strategi pengembangan objek daya flora dan fauna yang ada dalam kawasan tersebut
tarik ekowisata dilakukan melalui pengumpulan mampu menjadi objek daya tarik ekowisata yang
data IFAS (Internal Factors Analysis Summary) memiliki nilai kompetitif yang tinggi ataukah
sedangkan analisis faktor eksternal menggunakan tidak.
matriks faktor strategi eksternal (Eksternal Analisis Stakeholders
Strategic Factors Analysis Summary/EFAS).
Membuat daftar tabel Identifikasi, yang
Tahapan penyusunan matriks IFAS dan matriks
terdiri dari kolom yang berisi : 1) dampak kegiatan
EFAS, serta analisis SWOT adalah sebagai
terhadap stakeholders, parameter yang dapat
berikut :
digunakan adalah langsung dan tidak langsung
a. Penyusunan matriks IFAS atau tidak tahu. 2) kepentingan: kepentingan dapat
menentukan faktor-faktor yang menjadi diidentifikasi diantaranya melalui apa yang dapat
kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan diharapkan atau manfaat yang dapat diperoleh
potensi keanekargaman hayati yang ada di oleh stakeholders dari kegiatan ekowisata. 3)
dalam kawasan TNM dengan metode survei estimasi mengenai perilaku stakeholders dengan
dan wawancara atau penelaahan pustaka. kriteria mendukung dan tidak mendukung.
b. Penyusunan matriks EFAS
HASIL DAN PEMBAHASAN
menentukan faktor-faktor yang menjadi
peluang dan ancaman dalam pengelolaan Potensi Flora
potensi keanekargaman hayati dan budaya Berdasarkan hasil penelitian pada zona inti
yang ada di dalam kawasan Taman Nasional dan zona rimba, dengan menggunakan metode
Manusela dengan metode survei dan jalur dan metode garis berpetak diperoleh hasil
wawancara atau penelaahan pustaka. potensi keanekaragaman flora yaitu : pada tingkat
Berdasarkan matriks IFAS dan EFAS pohon dengan diameter > 30 cm antara lain : pulai
selanjutnya dibuat matriks SWOT, seperti pada hutan (Alstonia scholaris), marong (Catroxylon
Tabel 4.Masing-masing unsur SWOT diambil clandestinum), kayu merah (Eugenia rumphii),
lima unsur yang memiliki nilai pengaruh paling kayu raja (Endospermum mollucanum), pulaka
tinggi atau paling strategis. (Octomeles sumatrana), jambu hutan (Psidium
Tabel 4. Matrik SWOT guajava) belo hitam (Diospiros sp), gondal (Ficus
WEAKNESSES Variegatta), ganemo hutan (Gnetum gnemon),
EFAS - IFAS STRENGTHS (S)
(W) pala hutan (Myristica fancivolia), siki (Eugenia
OPPORTUNITIES STRATEGI S - O STRATEGI sp) sirih hutan (Piper betle), nisat (Nauclea
(O) Strategi yang W- O
menggunakan Startegi yang philippinensis), kenari (Canarium commune),
kekuatan untuk meminimalkan kemiri (Aleurites moluccana), Ahira (Knema
memanfaatkan kelemahan
peluang untuk sp). Untuk tingkat tiang dengan diameter (10-19
memanfaatkan cm) pada lokasi amatan didominasi oleh jenis-
peluang
jenis: matoa (Pometia pinnata), utele, jambu
THREATS (T) STRATEGI S - T STRATEGI W-T
Strategi yang Strategi yang hutan (Psidium guajava), kemiri (Aleurites
menggunakan meminimalkan moluccana), kenari (Canarium commune), pala
kekuatan untuk kelemahan dan
mengatasi acaman menghindari
hutan (Myristica vancifolia), lasa, kayu merah
ancaman (Eugenia rumphii). Sedangkan utuk tingkat
sapihan dengan diameter (< 10 cm) dan tingkat
Analisis Data semai dengan tinggi < 1,5 didominasi oleh jenis-
Potensi Flora dan Fauna jenis : pulai (Alstonia scholaris), lasa, utele,
Dari hasil analisis kuantitatif flora dan jambu hutan (Psidium guajava), kemiri (Aleurites
fauna yang ditemukan kemudian diberikan moluccana), kayu merah (Eugenia rumphii),
deskripsinya untuk masing-masing jenis. Dengan marong, sirih hutan.

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 253

Untuk lebih jelasnya potensi flora dalam


lokasi penelitian disajikan pada Tabel. 5 di bawah
ini.
Tabel. 5. Jenis-jenis poteni flora pada kawasan Resort Sawai-Masihulan Zona Inti dan Zona Rimba Taman
Nasional Manusela.
Ditemukan
No. Nama Lokal Nama Latin Manfaat
Zona Inti Zona Rimba
1. Pulai hutan Alstonia scholaris Daun dan kulit kayu dipakai sebagai √ √
(jelutung, kayu herbal. Kayunya dipakai sebagai perkakas
gabus, lame, lamo rumah dan ukiran serta patung

2. Marong Catroxylon Dipakai sebagai kayu perkakas rumah √ √


clandestinum (termasuk jenis kayu non komersil/
memiliki tingkat awet rendah)

4. Kayu merah Eugenia rumphii Kayunya digunakan untuk perkakas √ √


rumah tangga seperti kusen pintu dan
jendela

5. Kayu raja Endospermum Dipakai untuk konstruksi bangunan √ √


mollucanum
6. Pulaka Octomeles Kayunya biasa digunakan sebagai bahan √ √
sumatrana konstruksi bangunan
7. utele Kayunya digunakan sebagai bahan √ √
konstruksi
8. Melinjo hutan Gnetum gnemon) Buah dan daun dipakai sebagai bahan √ √
makanan, kayunya untuk
9. Pala hutan Myristica Sebagai bahan konstruksii ringan √ √
fancivolia
10. Siki Eugenia sp Kayunya dipakai sebagai bahan perabot √ √
rumah tangga
11. Sirih hutan Piper betle Daunnya digunakan sebagai obat-obatan √ √
herbal untuk sakit mata, sariawan, eksim,
keputihan

12. kenari Canarium Kayunya biasa dipakai sebagai bahan √ √


commune kontruksi yang ringan, jenis ini biasanya
mengeluarkan resin yang dipakai sebagai
bahan obat dan sabun.
13. Kemiri Aleurites Digunakan sebagai rempah-rempah dan √ √
moluccana bahan kosmetik
14 Nisat Nauclea Kayunya digunakan sebagai bahan √ √
philippinensis konstruksi yang ringan.
15. Ahira Knema sp Kayunya diugnakan sebagai kayu √ √
perkakas perumahan
16. Belo hitam Diospiros sp) Kayunya bisa digunakan untuk bahan √ √
bangunan.
17. Lasa Kayunya digunakan sebagai bahan √ √
bangunan, perabot rumah
18. Gondal Ficus Variegatta √ √

19. Jambu hutan Psidium guajava Kayunya dipakai sebagai bahan √ √


konstrruksi rumah (tiang-tiang rumah)
20. Matoa Pometia pinnata Kayunya digunakan sebagai bahan √ √
konstruksi interior. Kulit batang
digunakan untuk mengobaati demam dan
luka nanah
Sumber Data Primer 2013
Hasil penelitian menunjukkan potensi untuk pengembangan potensi objek daya tarik
flora yang ada pada kawasan resort Sawai- ekowisata. Data flora yang ada terlihat bahwa ada
Masihulan memiliki nilai keanekaragaman yang jenis-jenis penghasil buah yangdapat dikonsumsi,
tinggi.Kriteria yang ditetapkan oleh Fandeli disamping jenis-jenis yang bisa digunakan
(2000) menunjukkan bahwa jumlah jenis yang kayunya sebagai bahan konstruksi bangunan dan
lebih dari 20 jenis mempunyai arti yang baik bahan perabot rumah tangga. Keragaman jenis

Yosevita.Th.Latupapua
254 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

dan estetika habitusnya merupakan daya tarik seram (Cacatua Molucensis), uncal Ambon
tersendiri yang mampu memberikan kontribusi (Macropygia amboinensis).
bagi pengembangan obyek daya tarik ekowisata Sedangkan untuk jenis mamalia kecil yang
(ODTE). mendominasi adalah : kuskus abu-abu (Phalanger
Fandeli (2000), mengatakan semakin orientalis), kus-kus totol hitam (Spilocuscusm
tinggi jumlah jenis pada suatu kawasan, maka aculatus),rusa timor (Rusa timorensis), Babi
semakin baik kualitas keanekaragamannya. hutan (Sus scrofa), kelelawar ekor trubus kecil
Pengamatan vegetasi dan pemberian informasi (Emballonura monticola).
tentang berbagai jenis yang ada pada setiap jalur Untuk jenis kupu-kupu didominasi oleh
pengamatan merupakan hal yang menarik bagi jenis-jenis: Graphium sarpedon,Vindula sp,
wisatawan karena ada tambahan pengetahuan Papilio memnon, Eurema candida, Ginautoceoa
yang diberikan untuk mengenal dan belajar philomery, Cyrestis paulinus, Idea idea, Hebomoia
lebih banyak tentang tipe vegetasi, proses laucibbe.Untuk lebih jelasnya berbagai jenis
ekologis dari jenis vegetasi yang ada dan satwa yang ada diperlihatkan pada Tabel. 6.
merupakan suatu hal baru bagi para ecotraveler.
Berdasarkan hasil inventarisasi pada
Adanya keanekaragaman flora yang tinggi ini
tabel 6diketahui bahwa potensi fauna dilokasi
akan menarik banyak minat wisatawan baik
penelitian sangat beragam.Dengan mengacu pada
lokal maupun mancanegara untuk datang dan
kriteria Fandeli (2000), maka dapat dikatakan
memperoleh pengalaman baru yang unik dan
bahwa fauna yang ditemukan dalam kawasan
berbeda dengan objek daya tarik ekowisata
zona inti dan zona rimba pada resort Sawai-
(ODTE) pada daerah lainnya.
Masihulan sangat tinggi (> 15 jenis). Berdasarkan
Potensi Fauna hasil tersebut dapat dikatakan bahwa potensi
Komposisi jenis vegetasi dan karakteriktik objek daya tarik ekowisata (ODTE) mempunyai
fisik kawasan yang khas pada kawasan zona inti nilai kompetitif tinggi.Namun jika dianalisis lebih
dan zona rimba pada resort Sawai-Masihulan mendalam dapat dilihat bahwa satwa burung
, merupakan habitat yang sesuai pula untuk yang ada, didominasi oleh jenis endemik Seram
jenis-jenis satwa tertentu. Interaksi dapat terjadi dan berstatus rentan(Vulnerable).Kriteria rentan
antara jenis vegetasi dengan jenis satwa yang berdasarkan ketentuan IUCN (International
menempati habitat tersebut maupun antar jenis Union for Conservation of Nature and Natural
satwa yang ada. Resources) adalah jika taxon tersebut tidak
termasuk kategori kritis atau genting tetapi
Berdasarkan hasil inventarisasi dilokasi
menghadapi resiko kepunahan tinggi di alam.
penelitian dengan menggunakan metode jalur
Sehingga dalam menentukan pengembangan
didapati jenis-jenis fauna sebagai potensiuntuk
objek daya tarik ekowisata harus memperhatikan
pengembangan objek daya tarik ekowisata
kelestarian populasiburung dengan kriteria yang
(ODTE) adalah jenis burung dan non burung,
ada, sehingga melalui kegiatan ekowisata satwa
untuk jenis burung antara lain :Mata merah
tersebut semakin memiliki nilai yang dapat
(Aplonis metalica), perkici pelangi (Trihoglossus
mendukung kegiatan pengelolaan kawasan yang
haematous), Rangkong (Rhyticeros plicatus),Raja
berintikan pada konservasi keanekaragaman
udang (Halcyon lazulli),Kasturi tenguk ungu
hayati setempat. Untuk itu dalam pengembangan
(Lorius domicella), nuri pipi merah (Geoffroyus
atraksi perilaku satwa, ekowisata yang akan
geoffroyi), hisap madu seram (Lichmera
dikembangkan tidak diperkenankan merubah
monticola), Pergam tarut (Ducula concinna),
perilaku satwa, sedangkan dalam perencanaan
cikukua seram (Philemon subcorniculatus),
amenitas harus disesuaikan dengan settingan alam
burung madu sriganti (Nectarina jugularis),
setempat dan agar tidak memotong lintasan/jalur
nuri telinga biru (Eos semilarvata), nuri maluku
satwa.
(Eos bornea), bayan (Electus roratus), kakatua

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 255

Tabel. 6. Jenis-Jenis Satwa yang ditemukan pada Zona Inti dan Zona Rimba Sawai-Masihulan
Keterangan
No Nama Lokal Nama Latin
Status IUCN Endemik
Jenis Burung
1. Gagak hutan Corvus enca DD -
2. Nuri Maluku Eos bornea Vu (Rentan) √
3. Mata merah Aplonia metalica Vu (Rentan) -
4. Perkici pelangi Trihoglossus haematodus Vu ((Rentan) -
5 Rangkong Rhyticeros plicatus DD -
6 Bayan Electus roratus DD -
7. Nuri raja ambon Alisterus amboinensis Vu (Rentan) -
8. Cekakak lazuli Halcyon lazulii Vu (Rentan) √
9. Kasturi Tenguk ungu Lorius domicella Vu (Rentan) √
10. Nuri pipi merah Cacatua molucensis DD -
11. Isap madu seram Lichmera monticola Vu (Rentan) √
12. Pergam Tarut Ducula conccinna Vu (Rentan) -
13. Cikukua seram Philemon subcorniculatus Vu (Rentan) √
14. Burung madu sriganti Nectarinia jugularis DD -
15. Nuri telinga biru Eos semilarvata Vu (Rentan) √
16. Uncal ambon Macropygia amboinensis DD -
17. Kasuari Gelambir ganda Casuarius casuarius Vu (Rentan) √
18. Merpati kenanga Ptilinopus viridis DD -
19. Raja perling seram Basilornis corythaix Vu (Rentan) √
20. Kepudang seeram Oriolusforsteni Vu (Rentan) √
Non Burung
1. Rusa timor Rusa timorensis Vu (Rentan) √
2. Kelelawar ekor trubus kecil Emballonura monticola - -
Pteropus melanopogon DD -
Pteropus ocularis DD -
3. Laba-laba - -
4 Kupu-kupu Graphium sarpedon DD -
Ideopsis juventa DD -
Vindula sp DD -
Papilio memnon DD -
Eurema candida DD -
5. Kus-kus abu-abu Phalanger orientalis DD √

Kus-kus totol hitam Spilocuscus maculatus DD √

Sumber: Data Primer 2013


Keterlibatan Stakeholders sekitar untuk ambil bagian dalam kegiatan
Berdasarkan wawancara dan hasil ekowisata yang selama ini telah dilakukan.
pengamatan secara langsung di lapangan, dengan Antara lain: sebagai pemanduekowisata
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, staf Balai TNM (quide) dan porter bagi ecotraveler dalam
menunjukkan bahwa keterlibatan msyarakat kegiatan birdwatching, trekking jungle,
Sawai-Masihulan dalam kegiatan pengembangan trekking binaya. Disamping itu pemilik
potensi flora fauna sebagai objek daya tarik homestay bagi wisatawan mancanegara,
ekowisata dibedakan dalam 2 kategori, yaitu sebagai penyedia sarana transportasi (ojek),
secara langsung dan tidak langsung. sebagai pendamping peneliti ekowisata.
1. Keterlibatan secara langsung. 2. Keterlibatan tak langsung
Berdasarkan wawancara dan hasil Bentuk keterlibatan tak langsung adalah
pengamatan menunjukkan ada peran masyarakat sawai-masihulan selalu dilibatkan
serta secara langsung dari masyarakat dalam kegiatan penyuluhan, pembinaan, dan
pelatihan untuk menambah pengetahuan dan

Yosevita.Th.Latupapua
256 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

pemahaman tentang pentingnya pelestarian stalatit dan berbagai bentuk ornamen pada
kawasan taman nasional, bentuk pengelolaan dinding-dinding goa.
yang sesuai dengan konsep konservasi dan b. Penginapan Terapung
pemberdayaan masyarakat lokal yang dalam
Penginapan
hal ini adalah ekowisata, pelatihan tentang
terapung ini
kader konservasi, ikut terlibat sebagai
merupakan
tenaga lapangan bersama dengan staf Balai
salah satu
TNM, selain itu masyarakat sering menjadi
sarana dan
polhut dalam menunjang kelestarian potensi
prasarana
keanekaragaman hayati yang ada..
Amenitas yang
Bentuk keterlibatan masyarakat lokal, berada di atas
pengelola kawasan dan swasta yang selama Teluk Sawai. Dari penginapan ini pula
ini dilakukan memberikan dampak positif bagi bisa dilihat beberapa panorama alam, baik
konservasi keanekaragaman hayati dan upaya panorama pegunungan maupun panorama
peningkatan kesejahteraan yang semakin baik, laut. Dengan harganya yang terjangkau,
untuk itu pembinaan, pelatihan, dan upaya-upaya penginapan terapung ini bisa dijadikan
konservasi keanekaragaman hayati harus selalu tempat istirahat sambil menikmati pesona
diberikan agar stakeholders memahami dengan alam yang indah dan menawan bagi setiap
benar peran dan tanggungjawab yang harus pengunjung yang datang.
dilakukan, serta konsisten untuk mewujudkan
c.  Tebing Sawai
visi misi yang ditetapkan.
para penggila panjat tebing, tebing sawai
Potensi pendukung ekowisata dapat dijadikan tujuan utama. Selain
Sawai - Masihulan memiliki panorama yang indah, tebing
sawai ini juga memiliki tingkat tantangan
Pesona dan daya tarik alam yang dimiliki
yang cukup tinggi. Selain itu juga memiliki
oleh desa Sawai dan desa Masihulan merupakan
vegetasi karst yang cukup unik.
suatu magnet yang kuat dalam menarik para
wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk
berkunjung dan menikmati seluruh keindahan
alam yang dimiliki.kehidupan masyarakat sekitar
yang diwarnai dengan keseharian yang sederhana
dan bersahaja ditambah dengan pesona hutan dan
bahari yang memiliki beragam flora dan fauna,
adat istiadat, tata cara kehidupan, kesenian, dan
peninggalan zaman dahulu kala, membuat kedua
desa ini memiliki peluang yang sangat besar untuk d.  Sungai Salawai
selalu diminati oleh berbagai segmen ekowisata. Sungai Salawai
objek daya tarik ekowisata yang selama ini telah berada mengalir
dikembangkan antara lain tepat dari kawasan
a. Goa Bawah Air Taman Nasional
Manusela. Bagi
Dinamakan goa bawah air karena letak
masyarakat
lorongnya yang tembus ke bawah permukaan
sekitar, sungai ini dijadikan tempat untuk
air laut. Selain itu juga untuk masuk ke
mengolah sagu. Bila beruntung, dapat juga
dalam goa tersebut bisa dilakukan dengan
ditemukan buaya muara.
cara menyelam terlebih dahulu. Keunikan
dari goa ini selain letaknya yang berada di e.  Coral reef dan biota laut
bawah permukaan air, goa ini juga memiliki selain hutan, sungai, pantai yang memiliki
keindahan tersendiri dengan panorama pesona wisata yang indah, desa sawai juga

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 257

dikenal karena memiliki berbagai jenis coral Strategi pengembangan ekowisata


dan biota laut yang tak kalah menariknya, Sesuai dengan potensi yang ada serta
berbagai jenins ikan pelagis yang indah peran serta masyarakat, maka dilakukan analisis
serta coral reef yang masih tersusun dengan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat).
meganya didalam laut, semakain memberikan Analisis ini merupakan salah satu tehnik untuk
nilai tambah bagai mengidentifikasi suatu masalah yang meliputi
pengunjung yang : kekuatan (Strenght), kelemahan (Weakness),
berwisata di daerah peluang (Opportunity), ancaman (Threat)
ini. sehingga melalui identifikasi keempat faktor
f.   Wisata Mangrove tersebut, dapat dijadikan dasar pengembangan
Vegetasi mangrove membentuk formasi- ekowisata di taman nasional agar lebih terarah
formasi yang menyebar dan mengelompok dan mampu memberikan kontribusi yang baik
di sepanjang sungai. Pengunjung dapat bagi pengelolaan kawasan dan peningkatan
berwisata susur sungai mangrove mulai kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.
dari muara sungai teluaran/ faung sampai Seluruh aspek yang diperoleh selama penelitia
ke sungai aiesele sepanjang 5,5 km dikelompokan menjadi dua kelompok, internal dan
menggunakan speed boat dan perahu kecil eksternal.Kelompok internal adalah Strenght dan
/ketinting. Dikawasan ini pengunjung Weaknes.Sedangkan kelompok eksternaladalah
akan menikmati pesona burung dan jenis Opportunity dan Threat.Dari data dan informasi
mangrove yang didominasi oleh Rhizopora, yang didapat selama penelitian yangdilaksanakan
Bruguera, sonneratia. dan berdasarkan visi misi.Visi pengembangan
Taman Nasional Manusela yangtertuang dalam
g. Rumah Pohon
RENSTRA Balai TNM 2010-2014 adalah
bagi para pengunjung yang menyukai “Terwujudnya pengelolaan potensikawasan
tantangan yang memacu adrenalin, ada secara lestari demi kesejahteraan masyarakat.agar
Kegiatan wisata yang dinamakan rumah visi dapat tercapai maka diperlukanmisi seperti
pohon oleh masyarakat lokal yaitu peningkatan potensi pengembangan objek daya
pengamatan satwa burung di alam dengan tarik ekowisata, pemberdayaanmasyarakat sekitar
naik ke atas pohon setinggi 40-45 m dengan kawasan, promosi dan pemasaran. Maka hasil
cara ditarik melalui tali oleh beberapa porter analisis SWOT yaitu :
(masyarakat lokal). di rumah pohon ini
wisatawan dapat menikmati pesona dan kelompok Internal
tingkah laku berbagai jenis burung yang Aspek Kekuatan (Strenght)
ada.
kekuatan/strenght adalah hal-hal yang
h. Trekking jungle dimiliki oleh taman nasional yang merupakan
kegiatan wisata ini diminati oleh berbagai kelebihan sehingga menjadi kekuatan daya tarik
segmen ecotraveler, pesona hutan dengan bagi wisatawan. Dari hasil penelitian di lapangan
segala flora fauna yang dimiliki baik pohon, dan berbagai referensi diketahui bahwa yang
satwa burung, mamalia, serangga, kupu- merupakan kekuatan dari potensi objek daya
kupu yang ditemui sering kali menjadi tarik ekowisata di Taman Nasional Manusela
sesuatu hal yang sangat mengesankan adalah :
(amazing) bagi mereka. Hal ini merupak 1. Luasnya kawasan taman nasional menyimpan
an suatu kegiatan ekowisata yang mempu potensi keanekaragaman hayati yang sangat
memberikan tambahan pengetahuan bagi besar dengan fungsi utama pengawetan,
ecotour , dan menumbuhkan apresiasi untuk perlindungan, dan pemanfaatan secara lestari
peduli terhadap konservasi alam. seluruh sumberdaya alam yang ada.
2. Memiliki flora fauna endemik dan langka
yang masih berada dalam posisi baik

Yosevita.Th.Latupapua
258 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

3. Memiliki potensi bahari yang masih alami rangka peningkatan pengelolaan potensi
dan unik kawasan dan konservasi keanekaragaman
4. Keunikan budaya lokal Seram (suku hayati.
Naulu) 4. Terbukanya akses trans Seram, yang
memberikan peluang kunjungan bagi
Aspek kelemahan (Weakness)
wisatawan melalui laut dan darat.
1. Kurangnya data potensi dan jenis objek daya
5. Memiliki karakteristik pulau-pulau kecil
tarik ekowisata
yang unik.
2. Kurangnya akses baik dari kota Ambon
ke kabupaten Maluku Tengah (Masohi) Ancaman (Threat)
maupun dari Masohi ke kawasan (Sawai- 1. Rendahnya sosial ekonomi masyarakat
Masihulan) sekitar kawasan, mengakibatkan aktifitas
3. Ketersediaan amenitas dan sarana kegiatan illegal seperti perambahan, penebangan liar,
atraksi ekowisata yang sangat minim perburuan liar, pengambilan bahan material
makin marak. Hal ini jelas mengganggu
4. Kurangnya promosi objek daya tarik
keseimbangan ekosistem yang dapat
ekowisata
menyebabkan hilangnya habitat satwa,
5. Kurangnya keterlibatan stakeholders sehingga semakin sulit dan langka untuk
(pemerintah daerah, dinas pariwisata, mendapatkan satwa endemik dan yang
dinas perhubungan) dalam pelaksanaan dilindungi sebagai daya tarik ekowisata.
pengembangan yang lebih terarah.
2. Terbukanya akses jalan yang membelah
6. Perencanaan pengembangan potensi yang kawasan taman nasional dapat mempengaruhi
belum optimal dan terarah. pola peyebaran satwa dan peluang melakukan
7. Kurangnya tenaga teknis lapangan dalam tindakan illegal. Sehingga banyak satwa
bidang interpretasi wisata yang akan berpindah mencari habitat yang
lebih baik mengakibatkan populasi satwa
Kelompok Eksternal
dalam kawasan TNM semakain berkurang.
Peluang (Opportunity) 3. Permintaan bahan baku kayu yang tinggi
1. Tingginya minat kunjungan wisatawan dari industri perkayuan dunia menyebabkan
terhadap kawasan-kawasan alami salah banyak terjadi pembalakan liar dalam
satunya adalah kawasan taman nasional, rangka memenuhi permintaan tersebut.
memberikan peluang besar akan tingginya Sehingga mempercepat proses degradasi
kunjungan ecotraveler ke Taman Nasional keanekaragaman hayati.
Manusela (TNM). 4. Terdapat 27 desa/negeri yang berada
2. Sampai saat ini tetap terjalin manajement sekitar kawasan TNM yang sebagian besar
kolaborasi antara Taman Nasional Manusela masyarakatnya masih bergantung pada
dengan JICA (jepang) sehingga berbagai sumberdaya alam dalam kawasan. Jika
penelitian dalam rangka identifikasi proses pemberdayaan kepada masyarakat
keanekaragaman hayati tetap dilakukan. sekitar tidak dilakukan maka kehidupan
Kegiatan ini merupakan peluang dalam seluruhnya digantungkan pada potensi
pengkayaan data base terhadap potensi kawasan sehingga lama kelamaan kawasan
keanekaragaman hayati yang ada dalam konservasi ini akan berada pada kondisi yang
kawasan. memprihatinkan.
3. Tingginya kemauan dari masyarakat lokal Strategi Pengembangan
untuk selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan
Berdasarkan pada data IFAS dan EFAS
yang dilakukan oleh Balai TNM dalam
pada analisis SWOT, maka dapat dilakukan

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata
Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013 259

strategi pengembangan ekowisata yang lebih optimal dan terarah yang ditampilkan pada Tabel. 7.
Dibawah ini.
Tabel 7. Matriks SWOT
Kekuatan (Strenght): Kelemahan (Weakness) :
1.  Tingginya potensi flora fauna, lanskape 1.  Kurang tertata data base tentang potensi
dan budaya dan objek daya tarik ekowisata.
              Internal 2. besarnya dukungan masyarakat sekitar 2.  Belum adanya keterlibatan stakeholders
Eksternal kawasan. secara baik.
3.  peningkatan jumlah kunjungan mass 3.  Kurangnya amenitas dan aksesibilitas
tourism ke special interst. yang memudahakan akses dalam
4.  potensi yang ada memiliki nilai keunikan, kawasan.
kelangkaan, dan diversitas. 4.  Kurangnya promosi
Peluang (Opportunity) Strategi S-O : Strategi W-O :
1. tingginya kunjungan ecotour 1.  Meningkatkan kegiatan ekowisata yang 1.  Menggalang koordinasi dengan para
2. adanya kerjasama manajement berorientasi pada konservasi kehati, stakeholders (Masyarakat-Pengelola
kolaboratif dengan negara luar (JICA) landskape dan budaya lokal.(wisata kawasan Balai TNM- PEMDA
3. terbukanya akses jalan trans seram educative dan wisata penelitian) dalam kegiatan pengembangan agar
4. terus dilakukan kegiatan dalam upaya 2.  Meningkatkan Pengelolaan kawasan pengelolaan bisa lebih optimal.
peningkatan SDM yang berbasis pada masyarakat (CBE) 2.  Peningkatan promosi ODTE pada level
3.  Pengembangan terhadap 3A harus nasional dan mancanegara melalui
memperhatikan daya dukung kawasan berbagai media.
(utamakan konservasi). 3.  Peningkatan pengetahuan dan kesiapan
4.  Peningkatan ODTE yang dapat diri bagi stakeholder tentang ODTE
mninngkatkan length of stay
Ancaman (Threat) : 1. membuka kesempatan usaha dan 1.  Peningkatpan pengetahuan tentang
1.  Maraknya kegiatan illegal seperti lapangan kerja melalui pengembangan konservasi keanekaragaman hayati, dan
perburuan satwa, penebangan liar, ekowisata. ekowisata.
perambahan 2.  adanya kerjasama antar stakeholders 2. penegakan hukum
2.  Terbukanya akses jalan yang membelah dalam menjaga konservasi kawasan.. 3.  pengembangan monitoring dan evaluasi,
kawasan mempengaruhi pola sebaran 3.  kegiatan pemberdayaan yang dilakukan yang bertujuan menciptakan rasa
satwa. harus sesuai dengan karakteristik tanggungjawab pihak-pihak terkait
3.  Rendahnya pemahaman masyarakat lokal masyarakat dan potensi sumberdaya terhadap kegiatan yang berpengaruh
tentang konservasi keanekaragaman yang dimiliki. pada konservasi dan ekowisata.
hayati. 4. melalui ekowisata masyarakat sekitar
4.  Kurang adanya kegiatan pendampingan dapat memperoleh hasil secara
pemberdayaan pada masyarakat langsung

Kesimpulan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat


1. Potensi keanekaragaman hayati yang ada lokal mengakibatkan terjadinya kegiatan
dalam kawasan Taman Nasional Manusela ilegal dalam kawasan yang berdampak pada
memiliki nilai daya tarik yang kompetitif konservasi keanekaragaman hayati.
untuk dikembangkan sebagai objek daya 3. Perlu adanya keseriusan dari seluruh
tarik ekowisata. stakeholders untuk mempersiapkan
2. Keterlibatan masyarakat lokal terhadap pengelolaan yang lebih baik untuk
pengembangan ekowisata yang selama ini pengembangan ekowisata karena melalui
dilakukan adalah sebagai quide, porter, ekowisata diharapkan mampu menunjang
tukang ojek, dan pemilik homestay. namun konservasi kawasan dan memberikan
kendala yang dihadapi terkait dengan masih peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat
rendahnya kunjungan ecotraveler yang turut lokal.

Yosevita.Th.Latupapua
260 Jurnal Agroforestri VIII Nomor 4 Desember 2013

Daftar Pustaka
Bappenas.1993. Kebijaksanaan Pembagunan Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan
Ekosistemnya.
Damanik, J. dan Helmut F.Weber., 2006.Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. diterbitkan
atas kerjasama Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) Universitas Gadjah Mada dan Penerbit
Andi. Yogjakarta.
Fandeli, C. dan Mukhlison.,2000.Pengusahaan Ekowisata. Diterbitkan atas kerjasama  Fakultas
Kehutanan UGM. Pustaka Pelajar, Unit Konservasi Sumber daya Alam Daerah Istimewa.
Yogjakarta.
Fandeli, C., 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. PT. (Persero) Perhutani dan Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada.Yogjakarta.
Hidayati, dkk., 2003. Ekowisata: Pembelajaran dari Kalimantan Timur. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan
dan LIPI
McNelly,JA., 1990. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati (terjemahan). Yayasan Obor. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor. 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor. 68 Tahun 1998.Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian
Alam.
Peraturan Pemerintah Nomor. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Rencana Strategis (RENSTRA) Balai Taman Naional Manusela 2010-2014.
Supriatna, J., 2008. Melestarikan Alam Indonesia.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Wight, P. A., 1993.Sustainable Ecotourism Balancing Economic. Environmental and Social Goals
Within an Ethical Framework. Journal of Tourism Studies. 1993.
Wood, Megan. E., 2002.ECOTOURISM; Principles, Practicies, and Policies for Sustainable.
UNEP-TIES

Analisis Potensi Keanekaragaman Hayati di Taman Nasional Manusela sebagai Daya Tarik Ekowisata

You might also like