0% found this document useful (0 votes)
74 views5 pages

Hubungan Jenis Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Ruang Perinatologi Dan Neonatal Denpasar

This article examines the relationship between type of labor and neonatal asphyxia at Wangaya Regional Public Hospital in Denpasar, Bali, Indonesia. The study used a case-control design and analyzed data from 45 neonates diagnosed with asphyxia (cases) and 45 neonates without asphyxia (controls) delivered between June 2018 and December 2018. The results found no significant relationship between type of labor (normal vaginal delivery or cesarean section) and the occurrence of neonatal asphyxia (p=0.481). The conclusion is that there is no significant association between type of labor and neonatal asphyxia.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
74 views5 pages

Hubungan Jenis Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Di Ruang Perinatologi Dan Neonatal Denpasar

This article examines the relationship between type of labor and neonatal asphyxia at Wangaya Regional Public Hospital in Denpasar, Bali, Indonesia. The study used a case-control design and analyzed data from 45 neonates diagnosed with asphyxia (cases) and 45 neonates without asphyxia (controls) delivered between June 2018 and December 2018. The results found no significant relationship between type of labor (normal vaginal delivery or cesarean section) and the occurrence of neonatal asphyxia (p=0.481). The conclusion is that there is no significant association between type of labor and neonatal asphyxia.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 5

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2020, Volume 11, Number 1: 393-397


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia


neonatorum di ruang perinatologi dan Neonatal
Intensive Care Unit (NICU) RSUD Wangaya Kota CrossMark
Denpasar
Published by DiscoverSys

Cynthia Jodjana,1* I Wayan Bikin Suryawan2

ABSTRACT

Background: Newborn deaths are still a major health problem and at Wangaya Hospital June 2018-December 2018 in the NICU and
several health efforts have been made to improve children’s health. Perinatology room until the number of research samples fullfilled
Based on the results of the Indonesian Demographic and Health Survey the inclusion and exclusion criteria consisting of 45 cases and
(IDHS) in 2017, the Neonatal Mortality Rate (NMR) is 15 per 1000 live 45 samples. The samples was obtained by consecutive sampling
births, which 36% of the death causal is asphyxia or respiratory problems. method. The case in this research is neonates who has neonatal
Neonatal asphyxia is a condition of a newborn who fails to breath asphyxia, whereas the controls were neonates who did not have
spontaneously and regular immediately after birth. Based on the annual neonatal asphyxia. Data obtained were analyzed analytically,
report of the Sanglah Central General Hospital (RSUP) in Denpasar, the using SPSS 23.0 software using the Mc Nemar test with p value of
percentage of asphyxia events has increased 11.31% in 2014. Factors <0.05 considered significant.
that cause neonatal asphyxia including maternal factor, infant factor, Results: There was no relationship between types of labor with
placental factor and labor factor. The purpose of this study is to determine neonatal asphyxia (p = 0.481, OR = 1.429, 95%CI 0.368-5,548).
the relationship between types of labor with asphyxia neonatorum. Conclusion: There is no significant relationship between the type of
Method: The study was conducted by observational analytic labor and asphyxia neonatorum.
design with case-control. In this study, sampling was perfomed

Keywords: type of labor, sectio caesarea, neonatal asphyxia


Cite This Article: Jodjana, C., Suryawan, I.W.B. 2020. Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi dan
Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Wangaya Kota Denpasar. Intisari Sains Medis 11(1): 393-397. DOI: 10.15562/ism.v11i1.537

ABSTRAK

Latar Belakang: Kematian bayi baru lahir masih merupakan masalah ini, pengambilan sampel dilakukan di RSUD Wangaya periode Juni
kesehatan yang utama dan beberapa upaya kesehatan telah dilakukan 2018-Desember 2018 di ruang NICU dan dan Perinatologi sampai
untuk meningkatkan kesehatan anak. Berdasarkan hasil Survei jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017, Angka Kematian ekslusi dengan jumlah 45 kasus dan 45 sampel. Sampel diperoleh
Neonatal (AKN) sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama melalui metode consecutive sampling. Kasus pada penelitian ini
kematian salah satunya adalah asfiksia atau gangguan pernapasan adalah neonatus yang mengalami asfiksia neonatorum, sedangkan
sebesar 36%. Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru kontrol pada penelitian ini adalah neonatus yang tidak mengalami
lahir yang ditandai dengan gagal bernafas secara spontan dan teratur asfiksia neonatorum. Data yang diperoleh dianalisis secara analitik,
segera setelah lahir. Berdasarkan laporan tahunan Rumah Sakit Umum menggunakan perangkat lunak komputer SPSS 23.0 dengan
Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, persentase kejadian asfiksia meningkat menggunakan tes Mc Nemar dengan nilai p<0,05 dianggap
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan
1,2
kembali 11,31% pada tahun 2014. Faktor yang menyebabkan asfiksia signifikan.
Anak RSUD Wangaya, Bali,
Indonesia neonatorum antara lain faktor ibu, faktor bayi, faktor plasenta dan Hasil: Tidak terdapat hubungan antara jenis persalinan dengan
faktor persalinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asfiksia neonatorum (p =0,481,OR=1,429, IK95% = 0,368-5,548).
*
Korespondensi: Cynthia Jodjana; hubungan jenis persalinan dengan asfiksia neonatorum. Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah studi persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum.
RSUD Wangaya, Bali, Indonesia; observasional analitik dengan metode case-control. Pada penelitian
[email protected]

Diterima: 19-06-2019 Kata kunci: jenis persalinan, sectio caesarea, asfiksia neonatorum
Disetujui: 10-02-2020 Cite Pasal Ini: Jodjana, C., Suryawan, I.W.B. 2020. Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum di ruang perinatologi dan
Diterbitkan: 01-04-2020 Neonatal Intensive Care Unit (NICU) RSUD Wangaya Kota Denpasar. Intisari Sains Medis 11(1): 393-397. DOI: 10.15562/ism.v11i1.537

Open access: http://isainsmedis.id/ 393


ORIGINAL ARTICLE

PENDAHULUAN pusat seperti lilitan tali pusat, tali pusat pendek,


simpul tali pusat, prolaps tali pusat; dan faktor
Angka kematian neonatal (AKN) merupakan salah persalinan seperti jenis persalinan, penolong persa-
satu indikator yang berhubungan dengan status linan, persalinan dengan penyulit (letak sungsang,
kesehatan Indonesia. Berdasarkan hasil Survei kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forcep),
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun persalinan lama atau macet, ketuban pecah dini.7-10
2017, AKN sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup Persalinan dengan tindakan, terutama jika
pada tahun 2012 dan mengalami penurunan tindakan tidak ada tanda persalinan, tidak
menjadi 15  per 1000 kelahiran hidup pada tahun mendapat manfaat dari pengeluaran cairan paru
2017.1,2 Salah satu program dari Sustainable dan penekanan pada toraks sehingga bayi dapat
Development Goals (SDGs) mulai dari tahun 2015- mengalami gangguan pernasapasan yang lebih
2030 yang secara resmi menggantikan Millenium persisten. Kompresi toraks janin pada persalinan
Development Goals (MDGs) tahun 2000-2015, kala II mendorong cairan paru keluar dari saluran
untuk mengakhiri angka kematian bayi dan balita pernapasan. Oleh karena itu, pada bayi yang lahir
yang dapat dicegah, dengan menurunkan AKN dengan tindakan memiliki cairan yang lebih banyak
hingga 12 per 1000 kelahiran hidu dan angka dan udara lebih sedikit di dalam parunya selama
kematian balita 25 per 1000  kelahiran hidup.3 6 jam pertama setelah lahir.11 Hal ini yang membuat
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Bali peneliti ingin mengetahui tentang hubungan jenis
tahun 2017, AKN tertinggi di kabupaten Jembrana persalinan dengan kejadian asfiksia neonatorum.
sebesar 6,95  per 1000 kelahiran hidup, sedangkan
yang terendah di kota Denpasar sebesar 0,58 per
1000 kelahiran hidup.4 Kematian bayi sebesar 60%
METODE
terjadi pada umur 0 bulan, dan 80% kematian balita
terjadi pada umur 0- 11 bulan. Penyebab utama Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi
kematian neonatal pada minggu pertama 0-6 hari analitik observasional dengan desain kasus-kontrol.
adalah gangguan pernapasan atau asfiksia sebe- Variabel yang diukur adalah afiksia neonatorum
sar 36%, prematur/BBLR 32,4%, dan sepsis 12% sebagai variabel terikat, sedangkan jenis persalinan
sedangkan pada usia 7-28 hari adalah sepsis 22%.1 sebagai variabel bebas. Sampel penelitian tebagi
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan menjadi sampel kasus dan sampel kontrol. Besar
dimana bayi baru lahir tidak bernapas secara spon- sampel miniminum pada penelitian ini adalah
tan, teratur dan adekuat. Periode neonatal adalah 40  sampel kasus dan 40 sampel kontrol. Kasus
periode bayi dari lahir sampai umur 28  hari.5 adalah bayi yang menderita asfiksia neonatroum
Asfiksia merupakan salah satu penyebab mortalitas dan kontrol adalah bayi yang tidak mengalami asfik-
dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa sia neonatorum. Pengambilan sampel dan pengola-
beberapa dampak pada periode neonatal baik han data dilaksanakan sejak Juni - Desember 2018
di negara berkembang maupun negara maju.5-6 yang berlokasi di Ruang Neonatal Intesive Care
Berdasarkan laporan tahunan Rumah Sakit Umum Unit (NICU) dan Perinatologi RSUD Wangaya
Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, persentase keja- Kota Denpasar. Pengambilan sampel menggu-
dian asfiksia pada tahun 2010 (8,6%), tahun 2011 nakan teknik consecutive sampling. Dalam peneli-
(9,3%), tahun 2012 (11,6%), tahun 2013 menurun tian ini dipergunakan sambel sebanyak 90 pasien
(8,3%), dan tahun 2014 meningkat kembali yang terdiri dari 45 sampel kasus dan 45 sampel
(11,31%).7 Asfiksia neonataroum dapat disebabkan kontrol. Sampel ini telah memenuhi kriteria inklusi
oleh beberapa faktor yaitu faktor bayi seperti aspi- dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi pada peneli-
rasi cairan amnion, darah, mekonium, muntahan, tian ini adalah nenonatus (0-28 hari), sedangkan
imaturitas paru, kelainanan jantung bawan dan kriteria ekslusi meliputi neonatus dengan kelainaan
paru, anemia pada getus, retardasi pertumbuhan kongenital, berat badan lahir rendah (BBLR), dan
intrauterin, kehamilan lewat waktu, infeksi fetus; usia kehamilan <37 minggu.
faktor ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa
ibu melalui plasenta berkurang, sehingga dapat data sekunder yang berasal dari rekam medis
mengakibatkan aliran oksigen ke janin berkurang pasien. Persetujuan penelitian dan penggunaan
seperti hipoksia ibu karena anemia berat, penya- rekam medis telah disetujui oleh Kepala bagian
kit paru kronis, perdarahan antepartum abnor- SMF Anak di RSUD Wangaya Denpasar. Sampel,
mal seperti plasenta previa atau solusio plasenta, diwakilkan oleh orang tua pasien, telah diinfor-
preeklampsia, eklampsia, diabetes melitus, obat masikan terlebih dahulu mengenai tujuan dan
anestesi yang berlebihan pada ibu, infeksi berat, prosedur penelitian melalui informed consent tertu-
kehamilan lebih dari 42 minggu; faktor plasenta lis. Data dianalisis menggunakan program perang-
seperti infark dan hematoma plasenta; faktor tali kat lunak komputer, dan analisis data dilakukan

394 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(1): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v11i1.537
ORIGINAL ARTICLE

secara univariat dan bivariat. Analisis univariat jenis kelamin keseluruhan pada penelitian ini
digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik memiliki proporsi sebesar 34 (75,6%) untuk laki-
responden dan dilanjutkan dengan analisis bivar- laki dan 11  (24,4%) untuk perempuan. Rerata
iat untuk menghubungkan antara variabel bebas umur kelompok kasus 0,27± 0,62 hari dan pada
dengan variabel terikat dengan menggunakan uji kelompok kontrol 0,07 ± 0,25 hari. Rerata berat
Mc Nemar dan diolah dengan Statistical Product pada kelompok kasus 3185,56 ± 471,65 gram dan
and Service Solution (SPSS) 23 for Windows. pada kelompok 3211,11 ± 459,36 gram. Klasifikasi
terbanyak asfiksia baik pada kelompol kasus adalah
asfiksia sedang dengan presentasi 60 %. Jenis persa-
HASIL
linan terbanyak baik kelompok kasus maupun
Dari hasil penelitian ini, didapatkan jumlah bayi kelompok kontrol adalah dengan sectio caesarea
yang mengalami asfiksia neonatorum sebanyak sebanyak 64,4%. Hasil uji hipotess analisis bivariat
45  bayi sebagai kasus dan tidak mengalami asfik- dengan menggunakan uji Mcnemar, didapatkan
sia neonatorum sebanyak 45 bayi sebagai kontrol. nilai p sebesar 0,481. Karena nilai p > 0,05, menun-
Hasil analisis akan disajikan dalam tabel meli- jukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis
puti karakteristik sampel berdasarkan usia, jenis persalinan kejadian asfiksia neonatorum. Odd Ratio
kelamin, berat badan lahir, jenis persalinan, dan (OR) dihitung untuk mengetahui besarnya hubun-
alasan persalinan (Tabel 1). Tabel 1 menujukkan gan tersebut. Nilai OR = 1, 429 (OR>1) berarti jenis
persalinan memiliki risiko 1,429 kali terjadinya
asfiksia neonatorum dengan Interval Kepercayaan
Tabel 1  Karakteristik studi stampel (IK) 95% (0,368- 5,548). Analisis hubungan antar
Kasus Kontrol variabel secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.
Karakteristik sampel N (%) N (%)
Umur
DISKUSI
(rerata ± SD), hari 0,27 ± 0,62 0,07 ± 0,25
Riwayat asfiksia neonatorum terbanyak pada pene-
Berat badan lahir
litian ini dijumpai pada kelompok kasus adalah
(rerata ± SD), gram 3185,56 ± 471,65 3211,11 ± 459,36 asfiksia sedang sebanyak 27 (70%). Hasil penelitian
Jenis kelamin lain yang dilaporkan oleh Nila Marwiyah tahun
Laki-laki 34 (75,6) 34 (75,6) 2016 di RSUD dr Dradjat Prawinegara Serang
Perempuan 11 (24,4) 11 (24,4) tahun 2016 juga menyatakan bahwa sebagian
besar bayi dengan asfiksia dilahirkan mayoritas
Riwayat asfiksia neonatorum
mengalami asfiksia sedang sebanyak 168 (82,8%).8
Ya 45 (100) - Bayi baru lahir mempunyai karakteristik yang
Tidak - 45 (100) unik. Transisi dari kehidupan janin intrauterin ke
Klasifikasi asfiksia kehidupan ekstrauterin menunjukkan perubahan.
Sedang 27 (60) -
Alveoli paru janin dalam uterus berisi cairan paru.
Pada saat bayi baru lahir dan bayi mengambil
Berat 18 (40) -
napas pertama, udara memasuki alveoli paru dan
Jenis persalinan cairan paru diabsropsi oleh jaringan paru. Pada
SC 29 (64,4) 33 (73,3) napas kedua dan berikutnya, udara yang masuk
Spontan 16 (35,6) 12 (26,7) alveoli berisi udara yang mengandung oksigen.
Aliran darah paru meningkat secara dramatis. Hal
Alasan persalinan
ini disebabkan ekspansi paru yang membutuh-
Ketuban pecah dini (KPD) 16 (35,6) 13 (28,9) kan tekanan puncak inspirasi dan tekanan akhir
Hipertensi dalam kehamilan 7 (15,6) 1 (2,2) ekspirasi yang lebih tinggi. Ekspansi paru dan
Riwayat SC 7 (15,6) 11 (24,4) peningkatan tekanan oksigen alveoli, keduanya
Kelainan letak 5 (11,1) 4 (8,9) menyebabkan penurunan resistensi vaskular paru
dan peningkatan aliran darah paru setelah lahir.
Kelainan plasenta 7 (15,6) 2 (4,4)
Kegagalan penurunan resistensi vaskular paru
Gagal induksi 1 (2,2) 0 (0) dapat menyebabkan hipertensi pulmonal persisten
Keputihan 1 (2,2) 0 (0) pada bayi baru lahir, dengan aliran darah paru yang
Suspek Cephalo-Pelvic Disproportion 1 (2,2) 1 (2,2) inadekuat dan hipksemia relatif. Ekspansi paru
(CPD) yang inadekuat menyebabkan gagal napas atau
Penyakit immunocompromise 0 (0) 1 (2,2) yang dikenal sebagai asfiksia.5,12-13 Jadi, dapat disi-
mpulkan bahwa asfiksia adalah kegagalan bayi baru
Tidak ada faktor risiko 0 (0) 12 (26,7)
lahir untuk bernapas secara spontan dan teratur

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(1): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v11i1.537 395
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 2  Analisis Hubungan Jenis Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum


Kontrol
SC Spontan Total
Variabel N (%) N (%) N (%) OR IK 95% Nilai P
Kasus
SC 22 (48,9) 7 (15,6) 29 (64,4) 1,429 0,368- 5,548 0,481
Spontan 11 (24,4) 5 (11,1) 16 (35,6)
Total 33 (73,3) 12 (26) 45 (100) - - -
Keterangan OR = Odds Ratio; IK = Interval Kepercayaan

sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang yang timbul pada kehamilan, atau segera setelah bayi
mempengaruhi seluruh metabolisme tubuhnya.17 lahir. Dengan pecahnya ketuban dapat terjadi oligo-
Perubahan yang terjadi pada saat asfiksia adalah hidramion yang dapat menekan tali pusat sehingga
pernapasan yang merupakan tanda vital pertama terjadi asfiksia.14 Hal ini didukung oleh penelitian
yang berhenti ketika bayi baru lahir kekurangan yang dilakukan oleh Wiradharma (2013) di RSUP
oksigen. Pada periode awal bayi akan mengalami Sanglah menunjukkan bahwa ketuban pecah dini
napas cepat (rapid breathing) yang disebut dengan merupakan salah satu faktor yang meningkatkan
gasping primer. Setelah periode awal ini akan diikuti risiko asfiksia neonatorum dengan OR=9,7 (IK 95%
dengan keadaan bayi tidak bernapas yang dise- 1,83-20,94).18 Penelitian oleh Rahmah Tahir pada
but apnu primer. Pada saat ini, frekuensi jantung tahun 2012 di RSUD Sawerigading Kota Palopo juga
mulai menurun, namun tekanan darah masih tetap menyatakan bahwa ketuban pecah dini mening-
bertahan. Bila keadaan ini berlangsung lama dan katkan risiko kejadian asfiksia neonatorum dengan
tidak dilakukan pertolongan segera, maka bayi OR=2,47 (IK 95% 1,33-4,58).19
akan melakukan usaha napas megap-megap yang Hubungan jenis persalinan dengan kejadian
disebut gasping sekunder dan kemudian masuk asfiksia neonatorum pada penelitian ini didapa-
ke dalam apnu sekunder. Pada saat ini, frekuensi tkan nilai p sebesar 0,481. Karena nilai p > 0,05
jantung semakin menurun dan tekanan darah maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatnya
semakin menurun dan bisa menyebabkan kema- hubungan yang signifikan antara jenis persalinan
tian bila bayi tidak segera ditolong.9 dengan kejadian asfiksia neonatorum. Nilai Odds
Jenis persalinan terbanyak di adalah jenis Ratio (OR) pada penelitian ini yaitu 1,429. Hal ini
persalinan dengan cara sectio caesarea seban- membuktikan jenis persalinan memiliki pengaruh
yak 29  (64,4%) dan kelompok kontrol sebanyak terhadap terjadinya asfiksia neonatorum sebesar
33  (73%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang 1,429 kali. Namun, nilai Interval Kepercayaan 95%
dilakukan oleh Widiana N, dkk tahun 2016 di RSUP sebesar 0,368- 5,548 dimana mencakup angka 1,
Sanglah yang menunjukkan jenis persalinan terban- yang berarti dalam populasi hal tersebut di atas
yak pada kelompok kasus maupun kontrol adala tidak benar terjadi. Hal ini sejalan dengan pene-
sectio caesarea sebanyak 62,8% dan 59,3%.7 Hal ini litian yang dilakukan oleh Widiana N tahun 2016
juga sesuai konsisten dengan penelitian Widnyana, yang menunjukkan nilai p sebesar 0,905 sebesar
dkk (2018) di RSUD Wangaya dengan proses persa- 0,627 dengan OR 1,15, dimana tidak terdapatnya
linan terbanyak adalah sectio caesarea sebanyak hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfik-
45,1% dibandingkan persalian normal 45,9%.6 Hal sia.7 Penelitian yang dilakukan oleh Nila Marwiyah
ini disebakan oleh sectio caesarea yang diputuskan tahun 2016 juga mendapatkan nilai p sebesar 0,905.8
mendadak (cito), memiliki riwayat sectio caesar Hal ini dapat disebabkan oleh karena faktor-faktor
sebelumnya dan tanpa direncanakan sebelumnya. lainnya yang dapat menyebabkan asfiksia seperti
Hal ini berarti sectio caesar dilakukan bila ibu ketuban pecah dini (KPD), persalinan bayi kembar,
maupun janin dalam keadaaan darurat misalnya partus lama, dan lain-lain.14-15 Melahirkan dengan
gawat janin, kelainan letak janin, kelainan plasenta, alat, mekonium pada cairan amnion, dan pecah
hipertensi dalam kehamilan seperti eklampsia dan ketuban yang berkepanjangan adalah faktor risiko
preeklampsia, partus lama, panggul sempit, makro- asfiksia perinatal pada bayi baru lahir.16
somia dan ketuban pecah dini (KPD).7,14 Meskipun secara statistik tidak ada korelasi yang
Alasan persalinan yang paling banyak ditemukan bermakna, namun penelitian menunjukan jenis
baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol persalinan dapat menyebabkan asfiksia neonato-
adalah KPD sebanyak 16 (35,6%) dan 13 (28,9%). rum. Menurut Departemen Kesehatan RI pada
Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus tahun 2008 menyatakan persalinan dengan tinda-
dan berhubungan dengan faktor–faktor persalinan kan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, seksio

396 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(1): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v11i1.537
ORIGINAL ARTICLE

sesarea, ekstraksi vakum dan ekstraksi forseps) DAFTAR PUSTAKA


adalah faktor predisposisi asfiksia neonatorum.20 1. Departemen Kesehatan RI. Survei Demografi dan
Data dalam penelitian ini masih menggunakan Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2012.
data sekunder. Variabel bebas pada yang diteliti 2. Departemen Kesehatan RI. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia. Jakarta. 2017.
pada penelitian ini hanya terbatas pada jenis persa- 3. Indikator kesehatan SDGS Indonesia. Jakarta. 2017.
linan, sehingga beberapa faktor risiko lain dalam 4. Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Profil Kesehatan Kota
pustaka yang kemungkinan berhubungan dengan Denpasar 2017. Dinas Kesehatan Kota Denpasar. 2018.
5. Dharmasetiawai. Asfiksia dan Resusistas Bayi Baru lahir.
variabel terikat tidak dianalisis. Oleh karena itu, Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta: Badan
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Penerbit IDAI. 2014;103-124.
faktor risiko lainnya yang berhubungan dengan 6. Wiadnyana, Suryawan IB, Sucipta A. Hubungan antara
bayi berat lahir rendah dengan asfiksia neonatarum di
asfiksia neonatorum dengan cakupan populasi RSUD Wangaya Kota Denpasar. Intisari Sains Medis. 2018;
terjangkau yang lebih luas. Selain itu, subyek dalam 9(2).
penelitian kurang variatif karena hanya mengambil 7. Widiani A, Kurniati Y, Windiani T. Faktor Risiko Ibu dan
Bayi Terhadap Kejadian Asfiksia Neonatorum di Bali:
dari satu rumah sakit sehingga tidak bisa digener- Penelitian Case Control. Public Health and Preventive
alisasikan serta waktu dalam pengumpulan sampel Medicine Archive. 2016; 4(2): 12-126.
yang cukup singkat. 8. Marwiyah N. Hubungan antara Jenis Persalinan degan
Kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD dr Dradjat
Prawiranegara Serang. Nurseline. 2006; 1(2):1-9.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Asfiksia pada
SIMPULAN Bayi Baru Lahir. Pelatihan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergency Dasar. Jakarta. 2005; 1-9.
Tidak terdapat hubungan yang kuat antara jenis 10. Manoe VM, Amir I. Gangguan Fungsi Multi Organ pada
persalinan terhadap terjadinya kejadian asfik- Bayi Asfiksia Berat. Sari Pediatri. 2003; 5(2):72-78.
sia neonatorum secara statistik. Diharapkan 11. Fanny F. Sectio Caesarea sebagai Faktor Risiko Kejadian
Asfiksia Neonatorum. Majority. 2015; 4(3):57-61.
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai 12. Panduan Resusitasi Neonatus IDAI, edisi keenam. Jakarta:
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian asfiksia Perinasia. 2011.
neonatorum sehingga diketahui faktor yang paling 13. Pelatihan Resusitasi Neonatus IDAI. Fisiologi Bayi Baru
Lahir. Jakarta: Neonatal Emergency Management UKK
berpengaruh dan diharapkan dapat dilakukan Neonatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas
penelitian menggunakan metode yang lebih kuat Indonesia. 2019.
sehingga diperoleh hasil yang lebih mewakili dan 14. Gilang, Notoatmodjo H, Rakhmawatia MD. Faktor-Faktor
yang berhubungan dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
dapat direpresentasikan dengan lebih baik pada di RSUD Tugerejo Semarang [artikel penelitian]. 2010.
populasi. Diakses dari: http://www.jurnal,unimus.ac.id. (diakses
pada 24 Maret 2019).
15. Zainuddin Z, Willae R, Mantik MFJ. Hubungan Jenis
UCAPAN TERIMA KASIH Persalinan dengan Kejadian Asfiksia Neonatroum, di
RSUP Prof. DR.R.D Kandou Manado [artikel penelitian].
Ucapan terima kasih penulis berikan kepada pasien 2012. http://garuda.ristekdikti.go.id (diakses pada 23
Maret 2019).
di ruang NICU dan Perinatologi RSUD Wangaya 16. Kardana IM. Risk Factors of Perinatal Asphyxia in
dan Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD The Term Newborn at Sanglah General Hospital, Bali-
Wangaya atas kesempatan dan bimbingan yang Indonesia. Bali Medical Journal. 2016; 5(1):175-8.
17. Manuaba I. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obtetri-
telah diberikan dalam penulisan penelitian ini. Ginekologi Sosial. Jakarta : EGC. 2009.
18. Wiradharma, Kardana IM, Artana IWD. Risiko Asfiksia
pada Ketuban Pecah Dini di RSUP Sanglah Denpasar. Sari
KONFLIK KEPENTINGAN Pediatri. 2013; 14(5).
19. Tansir R, Rismayanti, Ansar J. Risiko Faktor Persalinan
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepent- dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Rumah Sakit
ingan (conflict of interest) pada penulisan laporan Umum Daerah Sawerigading Kota Palopo. Makassar:
Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat
penelitian ini. Universitas Hasanuddin Makassar. 2012; 1-14.
20. Departemen Kesehatan RI. Manajemen Asfiksia Bayi Baru
Lahir. Jakarta. 2008.
PENDANAAN
Penulis bertanggung jawab terhadap seluruh
pembiayaan dalam pembuatan laporan penelitian
ini.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution

KONTRIBUSI PENULIS
Penulis bertanggung jawab dalam pembuatan dan
penulisan laporan penelitian ini.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(1): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v11i1.537 397

You might also like