INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
IMPLEMENTASI KESELAMATAN PASIEN
DAN PENINGKATAN MUTU
DI MASA PANDEMI COVID 19
dr Arjaty Daud MARS
Manajemen Risiko IMRK @manajemenrisiko.IMRK www.manajemenrisiko-IMRK.id
CURIVULUM
INSTITUT VITAE
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Nama : dr. Arjaty W. Daud, MARS
Alamat : Jl. Moh Kahfi 1, Royal residence Blok A2 Ciganjur Jakarta Selatan
Tmpt / tgl. Lahir : Manado,17 Januari 1969
Email :
[email protected] Hp : 0812 1830 7169
PENDIDIKAN
S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi - Manado , Lulus 1995
S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, KARS Universitas Indonesia, Lulus 2005
PELATIHAN / SEMINAR
2017 : Update Acreditation Joint Commission International 6th edition Amsterdam
2015 : Practicum Acreditation Joint Commission International 5th edition Singapore
2011 : Practicum Acreditation Joint Commission Internationl 4 th edition Seoul
Patient Safety Course, Singapura
2010 : Safety in Healthcare, Kuala Lumpur
2009 : Hospital Management Asia, Vietnam
Course Risk Management PRMIA Jakarta
2007 : New Perspektif, Conferrence ASHRM, Chicago USA
Certified Profesional Healthcare Risk Management course,
Chicago USA
Risk Management Base Training, Joint Commision Resources (JCR)
Patient Safety Up Date, Joint Commision International (JCI) Singapura
2005 : Lead Audior ISO 9001 – 2000, International Registered Certificated Auditor (IRCA)
ORGANISASI
• 2020 : Tim Ahli Investigasi KTD Alat Kesehatan Kemkes
• 2018 – saat ini : Sub Komite Pelaporan & Analisa Insiden Komite Nasional Keselamatan Pasien (KNKP)
• 2016 – 2018. : Sekretariat KKPRS
• 2007 – 2012. : Ketua Bidang Pelaporan Insiden KKP RS PERSI , Sterring Committe KKP RS
• 2005 - Saat ini :Ketua Institut Manajemen Risiko Klinis (IMRK) / ICRMI,
• Member of ASQ (American Quality Society), Member of Profesional Risk Management International Association
•
PENGHARGAAN
2019 : Penghargaan Wanita Inspirasi Indonesia (IPEMI)
arjaty arjaty_daud Arjaty Daud Channel
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
PENGALAMAN KERJA
2019 : Technical Assistance WHO
2018 : Staf Pengajar S2 MARS Universitas Esa Unggul
2017 : Konsultan JCI RSK Dharmais, RS Djamil Padang, RS AWS Samarinda, RS Zainal Abidin Banda Aceh
2016 : Konsultan JCI RS Zainal Abidin Banda Aceh
2015 : Konsultan JCI RS Islam Cempaka putih Jakarta, RS Advent Bandung, RS JMC Jakarta, RS Sutomo Surabaya
2014 : Konsultan JCI RS MMC Jakarta, RS Kanujoso Blkppn, RS Sleman Jogja, RS Tarakan Kaltara
2013 : Konsultan JCI RS kanujoso Blkppn, RS Sleman
2012 : Konsultan JCI RSUP Fatmawati, RSUP Wahidin Sudirohusodo Makasar, RS Medistra
2011 : Konsultan JCI RSCM, Konsultan Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien RS Tarakan Kaltim
2010 : Konsultan Manajemen risiko RSUP Fatmawati Jakarta, RS Bieuren, RS Lhoksemawe Aceh
2009 : Konsultan Manajemen risiko & Kes Pasien RS Wahidin Makasar, RS Pelni Jakarta, Konsultan RS Aini, RS Sardjito
2007 : Direktur RS Zahirah, Konsultan Manajemen risiko RS Persahabatan, RS Dharmais
2006 : Konsultan Manajemen RS Asri, Konsultan Manajemen RS Medika BSD,
2004 - 2005 : Manajer Operasional Medika Plaza International Clinic
2003 - 2004 : General Manajer Cempaka Medical Centre, Direktur Operasional RS Sentra Medika
2002 - 2003 : Wakil Direktur Medik & Asist Direktur RS Sentra Medika
2000 - 2001 : Kepala Bagian Humas RS MMC
1999 - 2000 : Asisten Konsultan WHO Umbrella Project Depkes Kepala Bagian Rehabilitasi Medik RS MMC
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
1. Pendahuluan
1 2. Sistem kerja dengan SEIPS Human Factors
2
3
3. Study Covid 19 Event Report
4
5
4. Quality and safety in the time of
6 Coronavirus: Design better, learn faster
7
5. Penilaian dampak perubahan mutu
layanan selama masa Covid 19
Sistem kerja
INSTITUT dengan SEIPSRISIKO
MANAJEMEN Human Factors
KLINIS
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
2. . KEMBANGKAN JALUR 3. PENGUKURAN HASIL
1. MENILAI SISTEM KERJA PERAWATAN YG RELIABLE PELAYANAN
a. Budaya tim. organisasi dan a. Care processes a. Employee :
b. Professional work a. Job satisfaction
komunikasi
c. Collaborative b. Employee safety & health
b. Lingkungan Professional work b. Organizational outcome :
c. Tugas dan keterampilan yang and patient work a. Profitability
d. Patient work c. Patient outcome :
diperlukan untuk menyelesaikan
a. Patient safety
tugas b. Quality of care
d. Peralatan untuk perawatan
pasien dan untuk melindungi
staf
e. individu yang akan
memberikan perawatan
danPasien yang akan menerima
perawatan
Sistem kerja MANAJEMEN
INSTITUT dengan SEIPS Human FactorsKLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
INSTITUT MANAJEMEN
SISTIM TUGAS RISIKO
(THE WORK SYSTEM ) KLINIS
a. Membangun tim termasuk komunikasi dan budaya tim
1. Gugus tugas darurat (Emergency taskforce) segera diaktifkan dengan rantai komando,
peran dan tanggung jawab yang jelas, berbagi informasi dan pendekatan proaktif.
2. Memeriksa informasi yang dikirim RS setiap hari. Baca / print dan sampaikan di ruang
perawatan dan bagikan informasinya selama handover.
3. Unit manajemen risiko dapat membantu penyebaran dokumen termasuk pedoman
nasional untuk mendukung manajemen darurat dan tindakan pencegahan yang harus
diambil. Pengetahuan tentang penularan, penyebaran dan karakteristik klinis COVID 19
terus berkembang, sehingga praktik klinis sering berubah, mis. Definisi kasus, kriteria
untuk swab dll.
4. Unit manajemen risiko harus terus berhubungan dan memberikan dukungan kepada
petugas front line. Pelaporan Insiden harus tetap dilakukan saat pandemi. Pelaporan
Insiden harus didorong untuk menjaga iklim keselamatan yang mendasari tindakan
perbaikan.
5. Unit manajemen risiko juga menerima laporan good practice untuk disebarluaskan.
Budaya keselamatan pasien pada situasi pandemi
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Budaya keselamatan pasien :
• akan meningkatkan sistem keselamatan pasien dan staf yang
menangani krisis COVID-19.
• memastikan kepatuhan terhadap protokol dan memungkinkan
staf untuk melaporkan kesenjangan dan kekurangan serta
mengusulkan perbaikan.
• sangat penting bagi Fasyankes dengan sumber daya terbatas
karena dapat menimbulkan kolaborasi untuk memanfaatkan
sumber daya yang terbatas.
• Meningkatkan ketahanan dan menciptakan kegembiraan di
tempat kerja sebagai salah satu komponen kunci dalam
memperkuat Budaya Keselamatan Pasien.
Sistem kerja dengan
INSTITUT SEIPS Human
MANAJEMEN Factors KLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
b. Lingkungan
1. Terapkan secara ketat (strictly), tanpa pengecualian : desinfeksi lingkungan dan peralatan
dengan natrium hypochlorite pada 0,5% atau 70% larutan etil alkohol. Belum diketahui
berapa lama virus ini bertahan di lingkungan, tetapi virus ini dapat dinonaktifkan oleh
hypochlorite dan alkohol.
2. Cegah defisiensi germisida dengan menggunakan sediaan galenic.
3. Perlu diingat bahwa membuat RS khusus dapat merubah jalur emergensi. Perlu
mengevaluasi dampak keputusan waktu perawatan dan pertimbangkan ruangan yang
tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan ini.
4. Rawat jalan :
a. hindari berkumpul di ruang tunggu (rekomendasikan orang berada di luar, dengan
jarak setidaknya 1 m
b. memberi tahu pasien bergejala dengan demam dan / atau batuk dan / atau sesak
napas (sesak napas) untuk tidak pergi ke klinik; diarahkan ke klinik khusus covid 19
c. sebarkan rekomendasi standar kebersihan dan kesehatan di ruang tunggu.
Sistem kerja dengan
INSTITUT SEIPS Human
MANAJEMEN Factors KLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
c. Tugas dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan Tugas
1. Buat pelatihan singkat tentang penggunaan alat medis dan APD yang
benar untuk semua petugas kesehatan dan buat tutorial video yang
tersedia di situs web yang terpercaya
2. Refresing lagi tentang Kebersihan tangan, Pencegahan bundel VAP, CLABSI
dan bundel SEPSIS
3. Memberi dukungan awal dengan mendidik dokter muda atau kolega dari
spesialisasi lain yang mungkin akan diminta menggantikan dokter /
perawat ahli .
4. Jangan lupa instruksi untuk desinfeksi lingkungan (deterjen, waktu kontak,
frekuensi) kepada petugas Cleaning service
Sistem kerja dengan
INSTITUT SEIPS Human
MANAJEMEN Factors KLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
d. Peralatan untuk perawatan pasien dan untuk melindungi staf
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK PERALATAN DIBUTUHKAN UNTUK MERAWAT
MELINDUNGI STAF PASIEN
1. Contact and droplet precautions digunakan 1. Berikan masker bedah untuk pasien yang
dalam perawatan rutin pasien suspect atau suspect atau yang dikonfirmasi, pada kontak
terkonfirmasi COVID-19 pertama di fasyankes
2. Contact and airborne precautions digunakan 2. Di area perawatan khusus untuk pasien
jika melakukan prosedur penghasil aerosol dengan COVID-19, pastikan tersedia:
(AGPS), mis. intubasi dan bronkoskopi
a. analisa haemogas
3. Mencegah biosafety precautions dengan
b. Pulse oksimeter
penggunaan yang lama dan limited re-use face
shield dan masker dengan mengidentifikasi c. oksigen
urutan prioritas ke berbagai bangsal dan d. peralatan ventilator
dengan menyediakan jump suit yang dapat e. suction.
digunakan kembali. Infeksi menyebar begitu 3. tersedia dan berfungsi dengan baik .
cepat sehingga menipisnya persediaan medis
hampir tidak dapat dihindari.
Sistem kerja dengan
INSTITUT SEIPS Human
MANAJEMEN Factors KLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
e. Pasien yang akan menerima perawatan
1. Mengurangi admission, perjanjian rawat jalan dan prosedur bedah rutin dan atur kunjungan RS.
Good practice bagi anggota keluarga yang memasuki bangsal menggunakan masker medis.
Dalam fase epidemi :
a. pertimbangkan semua pasien dengan gejala mirip flu yang ke RS berpotensi terkena dampak
sampai dibuktikan sebaliknya (2 usap negatif berjarak 48-72 jam);
b. separate unclean / clean paths, / alur pasien suspect / konfirmasi dengan pasien umum,
walaupun harus di luar gedung / eksternal (mis. tenda).
2. Kontak dengan pasien yang positif harus mengikuti instruksi dan dievaluasi secara klinis, hanya jika
bergejala.
3. Skrining untuk mengidentifikasi suspect sebelum masuk ke ruang pemeriksaan jika ada gejala infeksi
atau ke fasyankes karena alasan lain (mis. Operasi, persalinan dll.)
a. Jika kriteria suspect terpenuhi, rujuk pasien untuk evaluasi, sesuai prosedur
b. Dokter umum akan memberi informasi yang berguna melalui jejaring sosial, email atau alat lain
dan terus diupdate.
Sistem kerja dengan SEIPS Human Factors
INSTITUT MANAJEMEN
Patient Safety RecommendationsRISIKO
(ISQUA) KLINIS
OUTCOME MEASURE
Monitoring keefektifan respons RS saat pandemi, termasuk kapasitas untuk merawat
pasien dengan kondisi yang berat mis. serangan jantung, stroke, trauma, dan memastikan
kesehatan masyarakat dilindungi semaksimal mungkin.
Indikator :
1. Hospitalisation rate for COVID-19 (indirect outcome measure of the territory).
2. In-hospital Mortality rate of patients hospitalized for COVID-19.
3. Average Length of Stay of COVID-19 patients.
4. Percentage of COVID-19 patients admitted to ICU.
5. In-hospital mortality rate of NO-COVID-19 patients hospitalised for AMI.
6. In-hospital mortality rate of NO-COVID-19 patients hospitalized for Stroke.
7. In-hospital mortality rate of NO-COVID-19 patients hospitalized for COPD.
8. Percentage of NO-COVID-19 hospitalized patients that acquired COVID during the
hospitalisation.
9. COVID-19 infection rate among staff / Number of tests performed to hospital staff (as
process measure)
10.Survival rates
Bila memungkinkan, indikator 1-7 harus dikelompokkan berdasarkan kelompok umur.
Sistem kerja dengan
INSTITUT SEIPS Human
MANAJEMEN Factors KLINIS
RISIKO
Patient Safety Recommendations (ISQUA)
OUTCOME MEASURE
Balancing measures
Length of stay measures 1.Staff infection rate
1.Length of Stay 2.Staff mortality rate
2.Average length of stay in ICU of infected 3.Staff well being
3.Average length of stay in hospital 4.Illness and sickness rates
5.Mental illness
Process Measures (some examples)
1. Percentage of infected individuals admitted
to ICU Patient profiles to consider
2. Percentage of people with comorbidities 1. Age
3. Percentage of staff with and without correct 2. Gender
equipment 3. Ethnicity
4. Number of patients not treated in 4. Comorbidity
appropriate level of care 5. Region
5. Percentage staff trained to use equipment 6. Contacts
Study
INSTITUT Covid 19 Event
MANAJEMEN Report KLINIS
RISIKO
• PA-PSRS mengidentifikasi kejadian terkait COVID-19 di RS :
1 Januari - 15 April 2020.
• Study prevalensi dan hubungan antara :
13 kategori Faktor terkait dan 6 kategori Dampak.
Tujuan :
1. Membantu Fasyankes dan Pembuat kebijakan memahami
bagaimana pandemi COVID-19 mempengaruhi aspek
keselamatan pasien.
2. Identifikasi area yang paling membutuhkan, yang dapat
membantu pengalokasian sumber daya untuk mengurangi
risiko pada pasien
Concerns in COVID-19– Related Events
A Study of 343 Event Reports From 71 Hospitals in Pennsylvania
Study Covid
INSTITUT 19 Event Report
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
473 lap
Identifikasi kejadian terkait COVID-19 di RS
Filter kata kunci : covid, Corona, Cov2 343 lap
Dari 71 RS
Kriteria inklusi dan ekslusi :
INKLUSI :
1. pasien positif COVID-19 / suspect.
2. Pasien / staf negatif / non suspect COVID saat berada di RS, mengalami /
khawatir thdp tkt risiko pajanan COVID-19 yg lebih tinggi dari yg
seharusnya
EKSKLUSI : (Studi terpisah)
1. pasien non-COVID-19 secara tidak langsung terkena dampak pandemi
(mis., pasien non covid tertunda pelayanan di IGD karena penanganan
pasien positif COVID-19 di IG )
2. infeksi COVID-19 yang didapat di rumah sakit
INSTITUT
StudyMANAJEMEN RISIKO
Covid 19 Event KLINIS
Report
• Skema tdd :13 kategori faktor terkait dan 6 kategori Outcome
• Data tambahan : penggunaan dengan APD (Doffing & Donning)
Hasil :
• Faktor yang paling sering adalah :
• Pengujian Laboratorium (47%),
• Proses / Protokol (25% ),
• Integritas Isolasi (22%)
• Dampak yang paling sering adalah :
• Paparan COVID-19 Positif / Pasien yang diduga Positif (50%)
• Tes / Hasil yang terlewat / terlambat (31%)
Study Covid
INSTITUT 19 Event Report
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Study Covid
INSTITUT 19 Event Report
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Study Covid
INSTITUT 19 Event Report
MANAJEMEN RISIKO KLINIS
QUALITY AND
INSTITUT SAFETY IN THE
MANAJEMEN TIMEKLINIS
RISIKO OF
CORONAVIRUS : DESIGN BETTER, LEARN FASTER
• Pandemi COVID-19 mengharuskan Sistem kesehatan berubah
jauh lebih cepat dari biasanya
• Tujuan perbaikan mutu di masa krisis / Pandemi :
Memastikan dan meningkatkan outcome pasien sebaik mungkin
dalam sistem di bawah tekanan, dengan keterbatasan sumber daya
Situasi
darurat Masalah
baru Solusi
International Journal for Quality in Health Care, 2020,ISQua
baru
QUALITY MANAJEMEN
INSTITUT AND SAFETY INRISIKO
THE TIMEKLINIS
OF
CORONAVIRUS : DESIGN BETTER, LEARN FASTER
QUALITY IMPROVEMENT MODEL
QUALITY AND SAFETY IN THE TIME OF
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
CORONAVIRUS : DESIGN BETTER, LEARN FASTER
QUALITY IMPROVEMENT MODEL RAPID LEARNING CYCLES (RLC)
• RLC dapat menggunakan banyak siklus
PDSA tambahan untuk menguji
perubahan2 kecil dan melanjutkan ke
langkah selanjutnya.
• Semua skenario bisa berlangsung
selama beberapa hari.
• Contoh2 ini bukan panduan langkah
demi langkah karena setiap proyek
memiliki siklusnya masing2 tergantung
pembelajaran dari masing2 proyek
sebelumnya.
INSTITUT
RAPID MANAJEMEN
LEARNING CYCLESRISIKO
(RLC) KLINIS
ICU : Peningkatan pemanfaatan perawat dengan pengalaman ICU terbatas
Tujuan Mengatur kembali penyediaan perawat di ICU untuk memenuhi permintaan
Pengalaman keselamatan (safety experience) saat serah terima,
Pengukuran wawancara perawat, dan outcome keselamatan.
Perubahan Pengawasan perawat berpengalaman kepada staf ICU yang belum
ide berpengalaman
PDSA 1 Tim ICU merencanakan desain ulang perawatan ICU berdasarkan kebutuhan
untuk melayani peningkatan pasien sekaligus memberikan perawatan yang
aman dan efektif, . Tugas utama diidentifikasi dan rasio pengawasan.
PDSA 2 Buat Cek list untuk staf dan supervisor baru
PDSA 3 Cek list diperbarui dan diuji ulang.
PDSA 4 Pertanyaan rasio mana yang benar untuk supervisi perawat berpengalaman, 2: 1
/ 3: 1. Keputusan dibuat untuk mengamati seperti apa pengalaman supervisi 2: 1
selama 1 jam dengan umpan balik dikumpulkan dari semua staf yang terlibat.
PDSA 5 Saran bahwa untuk kebanyakan pasien pengawasan 2: 1 dapat dikelola tetapi
beberapa kelompok pasien masih diragukan. Amati 1 jam lebih lanjut khususnya
pada kelompok pasien yang teridentifikasi.
INSTITUT
RAPID MANAJEMEN
LEARNING CYCLESRISIKO
(RLC) KLINIS
Pelatihan : Meningkatkan pelatihan alat pelindung diri (APD)
Tujuan Semua staf dapat menggunakan dan melepas APD dengan aman & efisien
Pengukuran Survei pelatih dan peserta pelatihan dan observasi penggunaan APD.
Perubahan ide Video dan pelatihan tatap muka (dengan jaga jarak ).
PDSA 1 Para ahli (PPI / mikrobiologi) mengidentifikasi langkah2 kritis dan masalah
penggunaan APD. Tinjau beberapa video pelatihan dan pilih fitur terbaik. Uji
dalam kelompok ahli
PDSA 2 Gunakan pembelajaran untuk mengembangkan pelatihan dan tes pada satu, tiga
lalu lima orang
PDSA 3 Tentukan elemen pelatihan apa yang dapat dimasukkan ke dalam video sebelum
melakukan praktik APD. Uji video pada satu, tiga, dan lima orang dan adaptasi
dari hasil umpan balik.
PDSA 4 Uji pada kelompok : 20 orang dan adaptasi dari hasil umpan balik.
Implementaiskan secara menyeluruh dan monitor
RAPID LEARNING CYCLES (RLC)
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO
Komunikasi : Triage berdasarkan melalui komunikasi
KLINIS
Merancang dan mengimplementasikan penilaian dan pengambilan keputusan
Tujuan risiko melalui telpon
Pengukuran Membandingkan keputusan ahli dan pengalaman pelaksana.
Perubahan ide Buat dan perbaiki algoritme keputusan.
PDSA 1 Bersama para ahli membuat algoritme untuk membantu staf yang tidak terlatih
secara medis untuk menjawab pertanyaan tertentu. Simulasi pathway.
PDSA 2 Buat skenario untuk simulasi. adakah masalah pertanyaan non-algoritme.
Algoritme diperbarui.
PDSA 3 Menguji algoritme pada pasien sebenarnya dan di dampingi ahli. Beberapa
masalah non-algoritme tetap ada. Keputusan untuk mengukur jumlah
pertanyaan non-algoritme saat uji coba pada pasien dan pendampingan ahli.
Saran bahwa penelepon 1:10 membutuhkan bantuan ahli.
PDSA 4 Tes menggunakan 1 ahli medis dengan delapan staf non-medis per shift
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
PENILAIAN DAMPAK PERUBAHAN MUTU LAYANAN SELAMA MASA COVID 19
(QUALITY IMPACT ASSESSMENT FOR SERVICE CHANGE DURING COVID-19)
Form Asesmen menjelaskan :
1. Perubahan yang telah terjadi,
2. Kemungkinan Dampak, Mitigasi yang dilakukan dan
model layanan alternatif yang dikembangkan, dan
3. Bagaimana hal ini dapat mempengaruhi bentuk
layanan di masa mendatang.
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
PENILAIAN DAMPAK PERUBAHAN MUTU LAYANAN SELAMA MASA COVID 19
(QUALITY IMPACT ASSESSMENT FOR SERVICE CHANGE DURING COVID-19)
Direktorat
Unit Layanan
Diselesaikan oleh
Tanggal
PERUBAHAN LAYANAN
Aspek pelayanan rutin apa yang
dihentikan atau berkurang?
Aspek pelayanan apa yang berubah?
Aspek pelayanan apa yang meningkat?
Jelaskan bagaimana melakukan
pengujian (testing), pembelajaran dan
adaptasi dalam melaksanakan
perubahan ini?
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
PENILAIAN DAMPAK PERUBAHAN MUTU LAYANAN SELAMA MASA COVID 19
(QUALITY IMPACT ASSESSMENT FOR SERVICE CHANGE DURING COVID-19)
DAMPAK
Apa yang kita antisipasi sebagai
dampak negatif perubahan ini?
Apa yang kita antisipasi sebagai dampak
positif dari perubahan ini?
Data apa yang akan kami lacak, di
mana, memantau hal ini, belajar dan
beradaptasi?
Bagaimana kami akan melibatkan
pengguna layanan dalam memahami
dampak perubahan dan membuat
adaptasi yang berkelanjutan?
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
PENILAIAN DAMPAK PERUBAHAN MUTU LAYANAN DI MASA COVID 19
(QUALITY IMPACT ASSESSMENT FOR SERVICE CHANGE DURING COVID-19)
BENTUK LAYANAN DI MASA MENDATANG
Berdasarkan perubahan yang telah di
buat dan apa yang telah kami antisipasi
ingin kami pertahankan setelah respons
terhadap Covid-19 selesai?
Data apa yang diperlukan untuk
redesain jangka panjang ?
Perubahan apa yang dibutuhkan untuk
mendukung keterampilan / infrastruktur
yang diperkirakan akan dibutuhkan?
Bagaimana dan di tingkat mana
keputusan ini dibuat ?
INSTITUT MANAJEMEN RISIKO KLINIS
Terima kasih
Arjaty Daud Channel