0% found this document useful (0 votes)
441 views53 pages

ACC. Laporan Praktik Lapangan - Linfia Suliasnita (05011381722129)

This document is a field practice report submitted by Linfia Suliasnita to obtain an agricultural degree from Sriwijaya University. The report analyzes the marketing channels of Caisim (Brassica sinensis L) plants at the Agribusiness Clinic of the Faculty of Agriculture at Indralaya, Sriwijaya University. The field practice activities included cultivating and caring for Caisim plants and investigating how Caisim plants are marketed through the Agribusiness Clinic. The field practice was carried out from February to May 2020 with data collected through primary observations and secondary sources like literature. Caisim cultivation was done in groups of 6 students, with each student responsible for a 5m x 3

Uploaded by

Elin SuliaSnita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
441 views53 pages

ACC. Laporan Praktik Lapangan - Linfia Suliasnita (05011381722129)

This document is a field practice report submitted by Linfia Suliasnita to obtain an agricultural degree from Sriwijaya University. The report analyzes the marketing channels of Caisim (Brassica sinensis L) plants at the Agribusiness Clinic of the Faculty of Agriculture at Indralaya, Sriwijaya University. The field practice activities included cultivating and caring for Caisim plants and investigating how Caisim plants are marketed through the Agribusiness Clinic. The field practice was carried out from February to May 2020 with data collected through primary observations and secondary sources like literature. Caisim cultivation was done in groups of 6 students, with each student responsible for a 5m x 3

Uploaded by

Elin SuliaSnita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 53

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TANAMAN CAISIM


(Brassica sinensis L) DI KLINIK AGRIBISNIS FAKULTAS
PERTANIAN INDRALAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ANALYSIS OF MARKETING OF CAISIM PLANT


(Brassica sinensis L) IN AGRIBUSINESS CLINIC FACULTY OF
AGRICULTURAL INDRALAYA SRIWIJAYA UNIVERSITY

Linfia Suliasnita
05011381722129

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
SUMMARY

LINFIA SULIASNITA. Analysis of Caisim (Brassica sinensis L) Plant


Marketing Channel at the Agribusiness Clinic, Faculty of Agriculture, Indralaya
University, Sriwijaya University (Supervised by ELISA WILDAYANA).

The purpose of this Field Practice is (1) To gain direct experience in the
cultivation process, maintenance of Caisim (Brassica sinensis L) plants, (2) To
find out how the marketing channels of Caisim (Brassica sinensis L) plants in the
Agribusiness Clinical Practice Field of the Faculty of Agriculture, University of
Sriwijaya University. The field practice activities will be carried out at the
Agribusiness Clinical Practice Field of the Indralaya Faculty of Agriculture,
Sriwijaya University. The time for field practice will be carried out from February
to May 2020. The collection of field practice proposals is primary data and
secondary data. The data collection method used primary data obtained by the
implementation and direct observation and secondary data obtained from
literature books, articles, journals and previous research relating to this field
practice. Caisim plant cultivation is carried out by group division with the number
in the group of 6 people by way of working, namely giving land 30 mx 18m, so
divided per person which is 5m x 3m, preparation and cleaning the land, installing
mulch, planting seeds, caring for plants, harvesting if caisim is ready to be
harvested, and the last is land clearing when the field practice is finished.

Key Words: Caisim, Marketing Channels.


RINGKASAN

LINFIA SULIASNITA. Analisis Saluran Pemasaran Tanaman Caisim (Brassica


sinensis L) di Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Indralaya Universitas
Sriwijaya (Dibimbing oleh ELISA WILDAYANA).

Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Lapangan ini adalah. (1) Untuk


memperoleh pengalaman langsung dalam proses budidaya, pemeliharaan tanaman
Caisim (Brassica sinensis L) , (2) Untuk mengetahui bagaimana saluran
pemasaran tanaman Caisim (Brassica sinensis L) di Lahan Praktik Klinik
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Kegiatan praktik lapangan
ini akan dilaksanakan di Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian
Indralaya Universitas Sriwijaya. Waktu pelaksanaan praktik lapangan akan
dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2020. Pengumpulan
proposal praktik lapangan ini merupakan data primer dan data sekunder. Metode
pengumpulan data digunakan data primer yang diperoleh dengan pelaksanaan dan
pengamatan secara langsung dan data sekunder diperoleh dari literature buku,
artikel, jurnal maupun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan praktik
lapangan ini. Budidaya tanaman caisim dilakukan pembagian kelompok dengan
jumlah dalam kelompok tersebut yaitu 6 orang dengan cara kerja yaitu pemberian
lahan 30 m x 8m, sehingga lahan dibagi per orang yaitu 5m x 8 m, persiapan serta
pembersihan lahan, pemasangan mulsa, penanaman benih, perawatan tanaman,
melakukan pemanenan jika caisim sudah siap dipanen, dan yang terakhir
pembersihan lahan apabila telah selesai melakukan praktik lapangan.

Kata kunci : Caisim, Saluran Pemasaran.


LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TANAMAN CAISIM


(Brassica sinensis L) DI KLINIK AGRIBISNIS FAKULTAS
PERTANIAN INDRALAYA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ANALYSIS OF MARKETING OF CAISIM PLANT


(Brassica sinensis L) IN AGRIBUSINESS CLINIC FACULTY OF
AGRICULTURAL INDRALAYA SRIWIJAYA UNIVERSITY

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya

Linfia Suliasnita
05011381722129

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
PERNYATAAN INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Linfia Suliasnita
NIM : 05011381722129
Judul : Analisis Saluran Pemasaran Tanaman Caisim (Brassica sinensis L)
di Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Indralaya Universitas
Sriwijaya.
Menyatakan bahwa semua data dan informasi yang dimuat dalam laporan
praktek lapangan ini merupakan hasil penelitian saya sendiri, kecuali yang
disebutkan dengan jelas sumbernya. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya
unsur plagiasi dalam laporan praktik lapangan ini, maka saya bersedia menerima
sanksi akademik dari Universitas Sriwijaya.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak mendapat
paksaan dari pihak manapun.

Palembang, Oktober 2020


Yang membuat pernyataan,

[Linfia Suliasnita]
RIWAYAT HIDUP

Nama penulis Linfia Suliasnita, dipanggil Linfia. Lahir di Lahat pada


tanggal 24 Juni 1999. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Nama kedua orang tua penulis yaitu, ayah : Ir. Zulfiadi, M.M dan ibu :
Yurilmawati,S.P. Pekerjaan ayah yaitu sebagai Kepala Kantor Cabang Bank
Negara Indonesia di Kayuagung, sedangkan ibu sebagai Ibu Rumah Tangga.
Penulis tinggal bersama orang tua di Jalan Kenten Permai 1, Blok G no2, RT 18
RW 04, Kelurahan Bukit Sangkal,Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Penulis memulai pendidikan di bangku TK Pembina 1 Lahat. Kemudian
melanjutkan Pendidikan sekolah dasar di SDN 47 Percontohan Lahat hingga kelas
3 semester 1. Dikarenakan pekerjaan ayah penulis harus pindah rumah dan
sekolah, sehingga melanjutkan sekolahnya di SD Negeri 115 Bangko,Jambi
hingga kelas 5. Saat naik kelas 6,penulis pindah ke Palembang. Penulis
menyelesesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SD Kartika II-2 Palembang.
Kemudian melanjutkan pendidikan SMP di SMP PUSRI Palembang hingga tamat
tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan SMA di SMA Negeri 3
Palembang hingga tamat tahun 2017. Dan saat ini penulis merupakan Mahasiswa
aktif semester 7 Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Di dalam kampus penulis mengikuti Organisasi Himpunan Mahasiswa
Sosial Ekonomi Pertanian (HIMASEPERTA) sebagai Koordinator Wilayah Biro
Dana dan Usaha untuk periode 2019.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat


Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktik lapangan dengan judul “Analisis Saluran
Pemasaran Tanaman Caisim (Brassica sinensis L) di Klinik Agribisnis Fakultas
Pertanian Indralaya Universitas Sriwijaya.” Laporan ini disusun sebagai bukti
telah terselesaikannya Praktik Lapangan di Lahan Praktik Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sriwijaya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang pada
kesempatan kali ini telah membantu dalam melakukan praktik lapangan dan
membimbing penulisan proposal praktik lapangan ini.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun karena
pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan praktik lapangan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassallamualikum. wr.wb.

Palembang, Oktober 2020


Penulis

Linfia Suliasnita

viii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................................. 2
1.3. Manfaat ................................................................................................ 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
2.1. Tinjauan Umum Tanaman Caisim ....................................................... 3
2.1.1. Sejarah Tanaman Caisim................................................................... 3
2.1.2. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Caisim ..................................... 4
2.2. Saluran Pemasaran ............................................................................... 6
BAB 3. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN ................................. 7
3.1. Tempat dan Waktu ............................................................................... 7
3.2. Alat dan Bahan Praktik Lapangan Tanaman Caisim ........................... 8
3.2.1. Alat .................................................................................................... 8
3.2.2. Bahan ................................................................................................ 9
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 10
3.4. Metode Pelaksanaan Praktik Lapangan ............................................... 10
BAB 4. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK .................................... 11
4.1. Gambaran Umum Lahan Klinik Agribisnis ......................................... 11
4.2. Luas dan Batas Areal Praktik ............................................................... 11
4.3. Kondisi Geografis dan Topografi......................................................... 12
4.4. Sarana dan Prasarana............................................................................ 13
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 14
5.1. Proses Budidaya Tanaman Caisim ....................................................... 14
5.1.1. Persiapan Media Tanam .................................................................... 14
5.1.2. Penanaman Benih .............................................................................. 15

ix
Universitas Sriwijaya
Halaman
5.1.3. Perawatan .......................................................................................... 16
5.1.4. Pemanenan ........................................................................................ 16
5.1.5. Pengemasan ....................................................................................... 17
5.2. Pemasaran dan Analisis Usahatani....................................................... 17
5.2.1. Pemasaran ......................................................................................... 17
5.2.1.1. Fungsi Penukaran ........................................................................... 17
5.2.1.2. Fungsi Fisik .................................................................................... 19
5.2.1.3. Fungsi Fasilitas .............................................................................. 19
5.2.2. Analisis Usahatani ............................................................................. 19
5.2.2.1. Biaya Produksi ............................................................................... 19
5.2.3. Penerimaan/Pendcapatan dan Keuntungan Usaha Tani .................... 22
5.3. Analisis Saluran Pemasaran ................................................................. 23
5.3.1. Saluran Pemasaran I Komoditi Caisim ............................................. 24
5.3.2. Saluran Pemasaran III Komoditi Caisim .......................................... 25
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 26
6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 26
6.2. Saran ..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27
LAMPIRAN ................................................................................................ 30

x
Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Praktik Lapangan ....................... `7
Tabel 5.1. Biaya Tetap Budidaya Caisim.................................................... 20
Tabel 5.2. Penyusutan Biaya Investigasi / Biaya Tetap Peralatan
Budidaya Caisim Selama 2 Bulan pada Tahun 2020 ................. 21
Tabel 5.3. Biaya Variabel Bahan Budidaya Caisim tahun 2020 ................. 21
Tabel 5.4. Biaya Produksi Usahatani Caisim tahun 2020 ........................... 22
Tabel 5.5. Penerimaan Usahatani Caisim Tahun 2020 ............................... 22

xi
Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 5.1. Saluran Pemasaran I di Klinik Agribisnis .............................. 35
Gambar 5.2. Saluran Pemasaran III di Klinik Agribisnis ........................... 36

xii
Universitas Sriwijaya
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Denah Klinik Agribisnis ......................................................... 30
Lampiran 2. Persiapan Lahan ...................................................................... 31
Lampiran 3. Pembuatan Gundukan ............................................................. 32
Lampiran 4. Kunjungan Dosen ke Lahan ................................................... 33
Lampiran 5. Pemberiaan Pupuk .................................................................. 34
Lampiran 6. Bibit Persemaian ..................................................................... 35
Lampiran 7. Penyiraman Tanaman .............................................................. 36
Lampiran 8. Perawatan Lahan .................................................................... 37
Lampiran 9. Keadaan Lahan minggu ke 4 dan ke 5 .................................... 38
Lampiran 10. Proses Pemanenan ................................................................ 39
Lampiran 11. Proses Pengemasan ............................................................... 40
Lampiran 12. Proses Penjualanan (Secara Langsung dan Online) ............. 41

xiii
Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk
berlangsungnya kehidupan bagi manusia di bumi ini. Di bumi telah tersedia alam
yang dapat dimanfaatkan manusia untuk melakukan kegiatan untuk bertahan
hidup. Salah satunya yaitu bercocok tanam dan berternak. Hal ini telah dikenali
dan dilakukan oleh manusia mulai dari era Neolitikum atau Zaman Batu Baru.
Indonesia sendiri merupakan Negara yang agraris, dimana kekayaan alamnya
sangat berlimpah. Dengan iklim tropis memudahkan Indonesia untuk melakukan
kegiatan pertanian. Dimana perekonomian Indonesia sangat bergantung di bidang
pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Indonesia.
Karena hal tersebut, Indonesia ditinjau dalam aspek klimatologis sebagai
negara yang berpotensial dalam bisnis tanaman sayuran. Salah satu jenis sayuran
yang sering kita jumpai dan mudah sekali dikonsumsi serta minat beli kosumen
terhadap sayur yang sedikit manis ini yaitu Caisim. Caisim (Brassica sinensis L)
merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis , namun mampu beradaptasi
dengan baik pada iklim tropis. Caisim umunya banyak ditanam diataran
rendah,namun dapat pula didataran tinggi. Caisim tergolong tanaman yang toleran
terhadap suhu tinggi (panas) , hal ini sangat cocok dengan kondisi suhu di lahan
Klinik Agribinisnis (Indralaya) yang cukup tinggi.
Saat ini, kebutuhan akan sayuran yang sedikit manis ini semakin lama
semakin meningkat seiring dengan peningkatannya populasi manusia,terkhusus di
Indonesia. Sayuran yang terkenal akan nilai ekonomi tinggi setelah kubis dan
brokoli ini juga memiliki khasiat bagi kesehatan. Kandunga yang terdapat pada
caisim yaitu protein,lemak,karbohidrat,Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan
Vitamin C. Dan juga caisim sangat memiliki banyak manfaat seperti sebagai
lalapan makanan,dan campuran pada makanan lainnya seperti mie ayam,bakso,dll.

1 Universitas Sriwijaya
2

Selain manfaat pada makananan caisim juga dapat menghilangkan rasa


gatal di tenggorokkan,memperbaikki fungsi ginjal ,memperlancar pencernaan, dan
lain sebagainya. Penyaluran pemasaran sendiri memiliki banyak alur yang harus
dilewati. Dengan kondrat bahwa produk pertanian yang cepat rusak maka perlu
sekali mengetahui alur mana yang tepat untuk memasarkan hasil panen tanaman
caisim di lahan Klinik Agribinis Fakultas Pertanian ini.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktik lapangan ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mempelajari budidaya tanaman Caisim di lahan Klinik Agribinisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
2) Untuk mengetahui efesiensi saluran pemasaran hasil panen di lahan Klinik
Agribinisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari praktik lapangan ini adalah sebagai berikut :
1) Memberikan pengalaman membudidayakan tanaman caisim di lahan Klinik
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
2) Memberikan gambaran tentang potensi tanaman caisim dalam hal
pemasarannya.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Caisim


Tanaman caisim (Brassica sinensis L) merupakan salah satu sayuran
berdaun segar yang digemari oleh masyarakat. Menurut Fransisca
(2009),kebutuhan tanaman caisim setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar
7% - 14%. Budidaya caisim yang optimal akan menentukan produktivitas dan
kualitas tanaman caisim,sehingga dapat menentukan nilai jual. Semakin bagus
penampakan fisik dari caisim maka nilai jual akan bertambah. Penampakan fisik
meliputi ukuran daun,bentuk daun (terdapat bercak dan lubang pada daun), dan
warna daun pada sayuran (Nirwana,2009). Menurut Rukmana (2007), komposisi
zat-zat makanan yang terkandung dalam caisim antara lain : Vitamin A,B,C,Ca,
Protein, Karbohidrat, Lemak, Fe, dan P.
Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan caisim adalah daerah
yang mempunyai suhu malam 15,6°C dan siang 21,1°C serta peyinaran matahari
antara 10-13 jam perhari (Winarsih,dkk,2012). Dan juga dapat tumbuh dengan
baik pada suhu 27°C-32°C (Rukmana,2007). Produksi tanaman caisim organik
dalam sekali panen bisa menghasilkan 20 ton/ha dengan bobot sekitar 60
g/tanaman (Priyowidodo,2015). Mandalaputra (2014) melaporkan bahwa standar
produksi caisim untuk satu bedengan seluas 10m2 rata-rata 15kg dengan populasi
250 tanaman atau rata-rata 60 g/tanaman.

2.1.1. Sejarah Tanaman Caisim


Daerah asal tanaman sawi caisim diduga dari Tiongkok dan Asia Timur,
konon di daerah Tiongkok, tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2.500 tahun
yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya caisim
kewilayah Indonesia diduga pada abad XIX. Bersamaan dengan lintas

3 Universitas Sriwijaya
4

perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya, terutama kelompok kubis-kubisan.


Daerah pusat penyebaran sawi caisim antara lain Cipanas, Lembang,
Pengalengan, Malang dan Tosari. Terutama daerah yang mempunyai ketinggian
diatas 1.000 meter dari permukaan laut(Susila,2006). Pada umumnya sawi caisim
diusahakan petani di dataran rendah, yaitu di pekarangan, di ladang, atau di
sawah, jarang diusahakan di daerah pegunungan. Sawi caisim termasuk tanaman
yang tahan terhadap hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun, sedangkan
pada musim kemarau diperlukan air yang cukup untuk penyiraman (Haryanto
dkk, 2003). Tanah yang cocok untuk ditanam sawi caisim adalah tanah gembur,
banyak mengandung humus, subur, memiliki drainase dan aerasi yang baik, serta
memiliki pH 6-7.

2.1.2. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Caisim


Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki
pegunungan Himalaya. Catatan dalam bahasa Sansekerta menunjukan bahwa
tanaman ini ditanam sejak tahun 3000 SM. Tanaman sawi menyerbuk sendiri dan
umumnya tahan terhadap suhu rendah.Tanaman sawi pahit memiliki klasifikasi
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Famili : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica sinensis L.
Sawi yang dikenal dimasyarakat umumnya ada 3 (tiga) macam, yaitu :
sawi putih, sawi hijau dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih
mengenal sawi caisim alias sawi bakso, selain itu masih ada jenis sawi
keriting dan sawi monumen.
Sawi atau caisim (Brassica sinensis L.) termasuk famili Brassicaceae,
daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop.Secara umum tanaman
sawi biasanya mempunyai daun lonjong, tidak berbulu dan tidak berkrop.

Universitas Sriwijaya
5

Urat daun utama lebih sempit daripada petai tetapi daunya lebih liat. Pada
umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk
krop. Tangkai daunnya agak pipih, sedikit berliku tetapi kuat (Sunarjono, 2003).
Batang tanaman caisim pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir
tidak kelihatan. Batang (caulis) caisim ini berfungsi sebagai alat
pembentuk dan pendopang daun (Rukmana, 2007). Caisim memiliki akar
serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah
disekitar permukaan tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar
5 cm. Perakaran caisim dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tanah yang gembur, subur, mudah menyerap air dan kedalaman tanah cukup
dalam (Fransisca, 2009). Akar caisim berfungsi untuk menyerap air, unsur
hara, dan berdiri tegaknya tanaman caisim (Rukmana, 2007). Tanaman caisim
umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi
maupun di dataran rendah. Struktur bunga caisim tersusun dalam tangkai
bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang
banyak. Tiap kuntum bunga caisim terdiri atas empat helai daun kelopak,
empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai
benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007).
Ukuran kuntum bunganya lebih kecil dengan warna pucat yang spesifik. Ukuran
bijinya kecil dan berwarna hitam kecoklatan. Bijinya terdapat dalam kedua
dinding sekat polong yang lebih gemuk.

2.2. Saluran Pemasaran


Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha atau bisnis untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen melalui pendistribusian suatu produk.
Menurut Angipora (2002), Pemasaran hasil pertanian berarti kegiatanbisnis
dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai dengan kebutuhandan
keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan
mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat
mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada
konsumen akhir, baik input ataupun produk pertanian itu sendiri.

Universitas Sriwijaya
6

Menurut Jumiati,dkk (2013) Istilah efisiensi pemasaran sering digunakan


dalam menilai prestasi kerja (performance) proses pemasaran. Hal ini
mencerminkan konsensus bahwa pelaksanan proses pemasaran harus
berlangsung secara efisien. Untuk mendapatkan pemasaran yang lebih efisien
menurut Mubyarto (1985) ada dua persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: (a)
mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan
biaya yang semurah-murahnya, dan (b) mampu mengadakan pembagian yang adil
dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang
ikut serta didalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu. Faktor-faktor
yang dapat sebagai ukuran efisiensi pemasaran adalah sebagai berikut: a).
Keuntungan pemasaran (b). Harga yang diterima konsumen (c). Tersedianya
fasilitas fisik pemasaran yang memadai untuk malancarkan transaksi jual beli
barang, penyimpanan, transportasi, dan (d). Kompetisi pasar, persaingan
diantara pelaku pemasaran (Soekartawi, 1993).
Abott dan Makeham(1990) menyatakan bahwa pemasaran komoditas
pertanian dimulai pada saat petani merencanakan produksinya untuk
memenuhi permintaan pasar. Setelah panen, komoditas tidak selamanya
langsung dapat dinikmati oleh konsumen karena: (a) Tempatnya yang jauh
dari pusat konsumsi sehingga diperlukan transportasi untuk membawanya
atau memindahkannya ke tempat yang memerlukannya, (b) Komoditas
pertanian bersifat musiman sementara konsumsi berlangsung sepanjang waktu
atau sepanjang tahun, sehingga proses penyimpanan diperlukan untuk
menyesuaikan permintaan dan penawaran, (c) Komoditas pertanian jarang dalam
kondisi yang langsung dapat dikonsumsi, sehingga diperlukan proses sortasi,
pencucian dan pemrosesan dengan berbagai cara dan harus diberikan kepada
konsumen dalam jumlah yang cukup, dan (d) Petani mengharapkan pembayaran
secara langsung saat produknya berpindah kepemilikannya, sehingga pengaturan
keuangan diperlukan untuk menangani seluruh tahap pemasaran sampai pengecer
menjual produk tersebut kepada konsumen.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

3.1. Tempat dan Waktu


Kegiatan praktik lapangan ini dilaksanakan di Lahan Klinik Agribisnis
Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Adapun waktu pelaksanaan
praktik lapangan dimulai pada Bulan Februari – Mei 20520 tersajikan pada Tabel
3.1. Kegiatan praktik lapangan selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Praktik Lapangan


Jadwal Juli Agustus September Oktober
No
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan x
judul PL
2 Studi Literatur x x
3 Pelaksanaan x x X X x x
Praktek x
Lapangan
4 Peyusunan x x x
Laporan dan
Konsultasi
Keterangan :
x : Menyatakan dalam 1 minggu
1,2,3,4 : Minggu ke-

7
Universitas Sriwijaya
8

3.2. Alat dan Bahan Praktik Lapangan Tanaman Caisim


3.2.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam Praktik Lapangan ini adalah :
1) Cangkul, digunakan saat pembersihan lahan (membersihkan sersa-sersa
kotoran di tanah dan membalikkan tanah bagian bawah ke atas) hingga
penanaman benih (menggemburkan tanah dan membuat bedengan) dengan
jumlah 1 unit.
2) Pacul kecil, merupakan alat yang sangat penting untuk para petani ladang tanah
kering. Karena alat ini merupakan bagian tak terpisahkan bagi para petani
terutama pada daerah ladang. Selain itu pacul kecil juga berfungsi untuk
mencabuti rumput-rumput liar yang bisa menggaggu tumbuhnya tanaman
petani atau kita sering mengenalnya dengan istilah duduh (HTN Alat
Pertanian,2010). Jumlah yang digunakan yaitu 1 unit.
3) Hand Tractor, digunakan untuk membersihkan lahan dari gulma yang susah
dicabut dengan alat manual dan membantu menggemburkan lahan atau
membalikkan tanah yang sebelumnya telah digunakan untuk menanam
komoditi lain.
4) Sekop kecil, digunakan untuk membuat lubang sebelum benih ditanam.
5) Gembor Plastik, digunakan untuk menyirami tanaman caisim agar tetap
menjaga kelembapan media tanam dan mengurangi penguapan akibat
kekurangan air.
6) Mulsa, digunakan sebagai alat penutup tanah pada bedengan untuk menekan
atau menghambat pertumbuhan gulma dan membantu mempercepat proses
penyerapan sinar matahari ke tanaman. Menggunakan ukuran 60/8 meter untuk
setiap bedengan
7) Gunting Tanaman, digunakan untuk menggunting mulsa (membuat bolongan),
menggunting tanaman caisim yang rusak atau terdapat hama dan penyakit serta
dapat digunakan saat panen caisim
8) Meteran, digunakan untuk mengukur lahan pada saat pembagian lahan dan
pembuatan bedengan.
9) Sarung Tangan, digunakan sebagai perlindungan tangan agar tidak terlukan
akibat alat-alat pertanian yang tajam dan agar tangan tidak mudah kotor.

Universitas Sriwijaya
9

10) Sepatu Boot, digunakan sebagai perlindungan kaki dari benda-benda tajam
disekitar lahan saat melakukan kegiatan dan agar kaki tidak mudah kotor.
11) Handphone, digunakan sebagai media untuk mengabadikan setiap kegiatan
yang dilakukan.

3.2.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam Praktik Lapangan ini adalah:
1) Tanah, merupakan media tanam pada praktik lapangan. Media tanam
merupakan media atau tempat dimana tanaman atau biji dapat tumbuh dan
berkembang didalamnya, seperti tanah, air, kapas dan sejenis lainya (Hayon
dkk, 2019). Luas lahan yang digunakan yaitu 5 x 8 meter.
2) Air Bersih, digunakan untuk menjaga kelembapan tanah dan kesuburan
tanaman agar tidak layu atau mati. Sumber air terdapat di sepanjang pigiran
lahan Klinik Agribisnis dengan media keran.
3) Pupuk Kandang, merupakan hasil samping yang cukup penting, terdiri dari
kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan,
dapat menambah unsur hara dalam tanah (Sarief, 1989). Selain dapat
menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki sifat fisik
tanah. Jumlah pupuk yang digunakan untuk kegiatan praktik ini adalah 1
karung yang beratnya 10 kilogram.
4) Benih Caisim, merupakan bahan utama dalam pratikum lapangan tanaman
caisim untuk menghasilkan tanaman yang sehat berkualitas sesuai dengan sifat
induknya.

3.3. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer akan diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapaangan seperti,
data tinggi tanaman, banyak daun, masalah beberapa hama penyakit tanaman
tersebut,dan konsultasi langsung kepada penjaga Klinik Agribisnis terkait
penjualanan hasil panen . Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai
literatur dan studi pustaka yang mendukung dan membantu penulis dalam
pelaksanaan praktik lapangan.

Universitas Sriwijaya
10

3.4. Metode Pelaksanaan Praktik Lapangan


Metode pelaksanaan praktik lapangan ini dilakukan dengan metode
partisipasi aktif dan observasi secara langsung. Metode partisipasi aktif, dilakukan
dengan cara mempraktikan sendiri dengan menanam langsung benih Tanaman
Caisim (Brassica sinensis L) di Lahan Klinik Agribisnis. Sedangkan untuk
metode observasi langsung, dilakukan dengan mengamati pertumbuhan dan
perkembangan Tanaman Caisim (Brassica sinensis L) secara langsung.
Dengan waktu yang diberikan yaitu 3 bulan, kegiatan yang akan dilakukan
yaitu dimulai dari persiapan lahan yang dilakukan secara berkelompok
menggunakan alat seperti traktot, cangkul, dan pacul kecil. Lahan kelompok
dengan luas 30 m x 8 m di bagi dengan 6 orang maka menjadi 5 m x 8 m untuk
setiap orang. Lahan sudah siap maka benih atau bibit dapat di tanam dengan jarak
tanam 25 - 30 cm. Perawatan adalah kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan
budidaya dengan menyiram rutin tanaman caisim, membersihkan gulma di sekitar
lahan agar tidak merusak perkembangan tanaman utama, memerika keadaan
tanaman apakah terdapat hama atau penyakit pada tanaman caisim agar dapat
dilakukan penanganan cepat untuk membasmi hama atau penyakit tersebut.
Pemanenan munjukkan persentase keberhasilan kegiatan budidaya tanaman
caisim. Dengan mengemas hasil panen dengan baik dan menarik agar dapat
menarik minat konsumen untuk membeli.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
KEADAAN UMUM DAERAH

4.1. Lokasi dan Batas Wilayah Administrasi


Praktik Lapangan mengenai Budidaya Tanaman Caisim (Brassica sinensis
L) di Lahan Praktik Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Memiliki luas 712 hektar yang jaraknya terletak 32 kilometer kearah selatan kota
Palembang. Universitas Sriwijaya juga secara administratif terletak di Kelurahan
Timbangan yang termasuk dalam wilayah kecamatan Indralaya Utara. Lahan
Fakultas Pertanian memiliki luas sebesar 712 hektar dimana Fakultas Pertanian
terletak 38 kilometer dari arah selatan ke Kota Palembang. Adapun Batasan-
batasan wilayah Universitas Sriwijaya secara administratif yaitu sebagai berikut:
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Indralaya
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sungai Rambutan.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara Penimbung.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Pering.
Selain itu, Universitas Sriwijaya juga memiliki delapan fakultas yang diatur
tata letaknya dalam delapan zona kedekatan fakultas (Dekanat) dengan ruang
kuliahnya. Berikut fakultas yang ada di Universitas Sriwijaya berdasarkan urutan
zona, yaitu:
Zona A : FE (Fakultas Ekonomi)
Zona B : FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan)
Zona C : FP (Fakultas Pertanian)
Zona D : FMIPA dan FASILKOM
Zona E : FT (Fakultas Teknik)
Zona F : FK (Fakultas Kedokteran)
Zona G : FH (Fakultas Hukum)
Zona H : FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
Fakultas Pertanian terletak di Zona C dimana FP berdekatan dengan
Fakultas FKIP di Zona B dan MIPA di Zona D, Fakultas Pertanian memiliki
beberapa jurusan dan program studi yaitu sebagai berikut: Jurusan

11
Universitas Sriwijaya
12

Agroekoteknologi (Program Studi Ilmu Tanah, Program Studi Budidaya Pertanian


atau Agronomi, dan Program Studi Proteksi Tanaman), Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian (Program Studi Agribisnis), Program Studi Peternakan, Program Studi
Budidaya Perairan , Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Jurusan Teknologi
Pertanian (Program Studi TP (Teknik Pertanian) dan Program Studi THP
(Teknologi Hasil Pertanian).
Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis) memiliki kantor dengan batas-batas
sebagai berikut: (Terlampirkan pada Lampiran 1. Denah Klinik Agribisnis)
1. Sebelah Selatan berbatasan dengan kantor Jurusan Ilmu Tanah.
2. Sebelah Utara berbatasan dengan Lahan Praktik Klinik Agribisnis.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan FKIP.
4. Sebelah Barat berbatsan dengan Dekanat Fakultas Pertanian.

4.2. Geografi dan Topografi


Keadaan Tanah pada klinik Agribisnis Memiliki keasaman tanah (pH)
rendah sehingga sangat baik untuk lahan pertanian. Klinik Agribisnis terletak
pada ketinggian rata-rata lima meter sampai delapan meter diatas permukaan laut
dengan topografi datar dan kemiringan tanah 0-2 %.
Lahan klinik Agribisnis beriklim tropis, dimana kisaran suhu udara ratarata
setiap harinya antara 28-34°C dengan rata-rata 10 hari hujan perbulan dan 188
hari hujan pertahun. Curah hujan terbanyak anatara bulan November sampai
April, sedangkan curah hujan paling sedikit antara bulan Mei sampai dengan
bulan Oktober.

4.3. Keadaan Lahan Praktik Klinik Agribisnis


Lahan Praktik ini memiliki luas ± 3,5 hektar dan terletak di sebelah Utara
Kantor Jurusan Agribisnis. Pada lahan praktik klinik agribisnis mahasiswa
diperbolehkan untuk melakukan praktek lapangan apapun, baik itu mulai dari
pembibitan, pembudidayaan tanaman sampai pada peternakan bisa dilakukan di
lahan ini. Bentuk topografi lokasi klinik agribisnis ini relatif datar sampai dengan
bergelombang. Tekstur tanah di Klinik Agribisnis umumnya liat berpasir dengan
rata-rata kandungan liatnya adalah 48,12 %, kandungan pasir rata-rata 38,05 %.

Universitas Sriwijaya
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pembudidayaan Tanaman Caisim


Proses pembudidayaan tanaman Caisim pada praktek lapangan, dilakukan
sesuai dengan tahap-tahap pada literatur yang telah dibaca, mulai dari persiapan
lahan sampai dengan proses pemanenan. Tidak hanya menyesuaikan dengan
literatur, praktikan juga menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang ada di
tempat praktik.
Tanaman Caisim merupakan sayuran yang memiliki banyak manfaat pada
manusia,sehingga diperlukan teknik budidaya tanaman yang baik sehingga
mempengaruhi hasil panen. Berikut tahap-tahap proses budidaya:

5.1.1. Persiapan Media Tanam


Sebelum melakukan penanaman benih, mempersiapan media tanam (lahan)
sangatlah penting. Dikarenakan lahan yang digunakan merupakan tempat praktik
lapangan yang sering digunakan untuk menanam tanaman lain sehingga zat hara
pada media tanam pasti akan berkurang. Persiapan ini diawali dengan membajak
lahan dengan menggunakan alat hand tractor sebagai kegunaan untuk
mempermudah membersihkan lahan dari rumput yang sudah tua hingga sersah-
sersahan lainnya yang ada di lahan (kegiatan ini terlampirkan pada Lampiran 2.
Persiapan lahan). Selanjutnya yaitu menggemburkan tanah menggunakan cangkul,
hal ini dilakukan untuk menaikkan tanah bagian bawah yang masih subur.
Kegiatan selanjutnya yaitu mengukur lahan untuk membagi gundukan sebagai
media tanam. Akhirnya di dapatlah 4 gundukan yang setiap satu gundukan itu
berukuran 1m x 8m dengan jarak setiap gundukan 30cm sebagai jalan untuk
masuk ke lahan. Setelahnya dapat dilihat pada Lampiran 3. Pembuatan gundukan.
Terlampirkan juga kunjungan dosen pembimbing ke lahan Klinik Agribisnis pada
Lampiran 3. Kunjungan Dosen ke Lahan.
Kegunaan bebagai media tanam itu berbeda-beda, tidak hanya kegunaanya
saja tapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Pengaruh tersebut dapat disebabkan
karena setiap media tanam mengandung unsur-unsur dan struktur yang berbeda.

13
Universitas Sriwijaya
14

Sesuai dengan undang-undang budidaya pertanian No.12 tahun 1992 bahwa


untuk meningkatkan produksi tanaman dapat dilakukan dengan melaksanakan
intensifikasi berkelanjutan agar tidak merusak lingkungan, perlu diupayakan
meminimalisir penggunaan pupuk anorganik atau sintetik yang dapat merusak
kondisi atau kesehatan tanah dan dianjurkan memperbanyak pupuk organik yang
dapat memeperbaiki kondisitanaman serta dapat menekan laju perkembangan
hama maupun penyakit yang akan menyerang tanaman.
Kegiatan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran 5. Pemberian pupuk,
pupuk yang digunakan yaitu pupuk organik (kotoran hewan), pemberian pupuk
dilakukan dengan cara menaburkan di atas tanah kemudian di benamkan dengan
menggunakan cangkul. Hal ini dilakukan agar zat hara yang hilang dalam tanah
dapat bertambah.
Menurut Hayon, dkk. 2019. Dampak fositif pengunaan pupuk kandang
antara lain terjadi apabila pupuk tersebut telah mengalami dekomposisi sempurna,
sehingga dapat memperbaiki sifat kimia maupun fisik tanah dan dapat
menambahkan beberapa unsur hara yang diperlukan tanaman serta menekan
populasi organisme penggangu tanaman (OPT) tular tanah. Kegiatan selanjutnya
yaitu memasang mulsa untuk setiap gundukan. Mulsa yang dipakai yaitu ukuran
60/8 m. Setelah mulsa dipasang, media tanam siap dipakai untuk tanaman caisim.

5.1.2. Penanaman Benih


Menanam benih terlebih dahulu mulsa dilubangi dengan ukuran sebesar
lingkaran kaleng susu besar dengan jarak setiap lubang yaitu 30 cm. Setelah
dilubangi, siapkan benih dalam wadah. Lalu gali sedikit permukaan tanah dan
masukkan benih sebanyak 3-5 butir kedalam tanah. Kemudian tutup kembali
permukaan tanah.
Penelitian Yulia dan Muniarti,2010. Dilakukan persemaian benih terlebih
dahulu. Benih disemai dalam seed bed yang telah diisi dengan medium
campuran pasir dan top soil setebal 3 cm. Semaian yang telah berumur 7 hari,
dipindahkan ke pembibitan dengan menggunakan baby poly bag yang telah
diisi dengan top soil dengan berat 250 gram. Kegiatan ini dilakukan di
rumah kaca dan kondisi medium dijaga tetap lembab dengan melakukan

Universitas Sriwijaya
15

penyiraman sampai bibit berumur 21 hari (14 hari di pembibitan). Persemaian


dan pembibitan ini dilakukan 2 kali untuk 2 kali penanaman. Penanaman
dilakukan dengan menggunakan bibit yang pertumbuhannya seragam dengan
jarak tanam 30 cm x 30 cm.
Kegiatan persemaian, praktikan telah mencoba hal tersebut (Terlampir pada
Lampiran 6. Bibit Persemaian), akan tetapi bibit yang sudah berumur 2 minggu
ketika di pindahkan ke lahan klinik agribisnis tidak dapat hidup atau mati. Hal ini
dikarenakan tanah yang digunakan untuk persemaian dengan tanah yang ada di
lahan,serta pengadaan tempat persemaian yang kurang memadai. Sehingga
praktikkan memutuskan untuk menanam benih langsung ke media tanam dengan
resiko kondisi pertumbuhan tanaman yang tidak serentak.

5.1.3. Perawatan
Benih yang telah ditanam, proses perawatan tanaman caisim dilakukan
penyiraman setiap satu kali sehari pada sore hari, kegiatan ini terlampirkan pada
Lampiran 7. Kegiatan lain yang dilakukan yaitu membersihkan gulma disekitar
lahan setiap seminggu sekali agar lahan tetap terlihat bersih,rapi dan tanaman
tumbuh dengan subur, kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran 8. Perawatan
Lahan. Sehingga dapat dilihat perkembangan keadaan atau kondisi lahan pada
Lampiran 9. Keadaan Lahan pada minggu ke 4 dan 5.

5.1.4. Pemanenan
Saat umur tanaman caisim memasuki 40 hari, tanaman sudah bisa dipanen.
Proses pemanenan dilakukan pada sore hari. Sebelum dipanen tanaman di siram
terlebih dahulu, dikarenakan cuaca yang sangat terik dan membuat tanaman
caisim lebih segar. Setelah satu jam, tanaman caisim siap dipanen. Mula-mula
lihat dan pegang bagian pangkal batang tanaman caisim, kemudian gunting
pangkal batang dimulai dari 5cm diatas permukaan tanah. Setelah itu kumpulkan
tanaman caisim di kardus kering, kegiatan ini dapat dilihat pada Lampiran 10.
Proses Pemanenan.
Menurut Subartha dan Martha,2017. Caisim merupakan sayuran yang dijual
dalam keadaan segar, maka parameter bobot segar menjadi parameter penting

Universitas Sriwijaya
16

dalam hasil penelitian. Bobot segar tanaman adalah produk kumulatif


pertumbuhan vegetatif tanaman caisim yang terdiri dari daun, batang dan akar.
Bobot tanaman dipengaruhi oleh kondisi fisik tanaman tersebut, seperti tinggi
tanaman,jumlah dan luas daun.

5.1.5. Pengemasan
Setelah tanaman caisim di panen, proses pengemasan dilakukan.
Pengemasan tanaman caisim menggunakan plastik sayuran yang bening. Langkah
yang dilakukan yaitu masukkan caisim yang dipanen sesuai ukuran kedalam
plastik dengan rapi, kemudian kemudian tutup plastik menggunakan isolasi
bening agar tetap menjaga kesegaran sayuran. Berikut terlampirkan proses
pengemasan tanaman caisim pada Lampiran 11. Proses Pengemasan. Menurut
Widodo (2010) bahwa pengemasan memiliki peranan penting dalam
mempertahankan mutu suatu bahan dan proses pengemasan telah dianggap
sebagai bagian integral dari proses produksi.

5.2. Pemasaran dan Analisis Usahatani


5.2.1. Pemasaran
Proses terakhir dari suatu kegiatan baik usahatani, maupun industri adalah
penjualan produk. Pada proses pemasaran caisim yang praktikan lakukan
mencakupi fungsi-fungsi yang ada yaitu:

5.2.1.1. Fungsi Penukaran


Fungsi pertukaran ini mencakup 2 fungsi yaitu fungsi penjualan dan fungsi
pembelian. Fungsi penjualan yang dilakukan pada pemasaran Caisim yaitu
tempat penjualan yang strategis dan yang memiliki peluang pasar yang tinggi.
Disini saya memilih memasarkan langsung dilahan ketika habis panen agar
terjamin kesegaran sayuran,mengurangi biaya angkut atau modal pasar lainnya.
Praktikkan memilih untuk menjual secara online dengan menshare hasil panen
kesosial media yang ada. Untuk lebih jelas mengenai fungsi penjualan yaitu
sebagai berikut:

Universitas Sriwijaya
17

1. Price (Harga)
Strategi harga dilakukan melalui penentuan harga yang disesuaikan dengan
keadaan fisik produk dimana harga tergantung dari kualitas produk sehingga
konsumen memperoleh harga yang sesuai. Harga yang ditetapkan yaitu
Rp.6000,00,- per satu bungkusnya.
2. Product (Barang)
Caisim yang dihasilkan dijual menjadi suatu produk yaitu sayuran segar yang
dibungkus dengan plastik mika tebal dan di press yang gunanya untuk menjaga
kesegaran sayur Caisim hingga sampai ketangan konsumen dan membantu
konsumen bila ingin menyimpan sayur Caisim karena ada sebagian masyarakat
yang membeli Caisim akan tetapi belum langsung untuk diolah.
3. Promotion (Pengenalan Produk)
Pengenalan Caisim dilakukan dengan cara pemberitahuan langsung kepada
konsumen (mulut ke mulut) mengenai khasiat serta penggunaan sayuran ini
bisa untuk diolah apa saja. Sehingga praktikan dapat melihat seberapa besar
respon konsumen terhadap Caisim. Adapun promosi dengan menggunakan
media sosial seperti melalui Instagram dan Whatsapp sehingga lebih banyak
orang mengetahui adanya penjualan Caisim organik yang sehat dan bermanfaat
karena di zaman sekarang penjualan apa saja bisa dilakukan di media sosial
jadi proses penjualannya pun lebih mudah dan jangkauannya lebih luas.
4. Place (Tempat)
Caisim dijual ditempat yang banyak pembelinya dan diyakini mereka tertarik
untuk membeli caisim. Tempat yang praktikan pilih untuk menjualkan produk
caisim tersebut adalah di klinik Agribisnis, terlampirkan pada Lampiran 6.
Proses Penjualanan (Secara Langsung dan Online).

5.2.1.2. Fungsi Fisik


Adapun fungsi fisik yang diterapkan dalam pembudidayaan tanaman caisim
adalah sebagai berikut:
1) Fungsi pengangkutan dilakukan pada awal kegiatan, yaitu pada saat akan
menanam tanaman Caisim. Pada saat panen dipacking langsung di Lahan
Klinik Agribisnis dan pada saat akan dipasarkan secara online menuju

Universitas Sriwijaya
18

kediaman penulis, menggunakan mobil karena jumlah sayuran yang dijual


lumayan banyak.
2) Fungsi penyimpanan dalam hal ini diperlukan dengan baik dikarenakan
sayuran harus dijual dalam keadaan segar hingga sampai ketangan konsumen.
caisim disimpan semalam di kulkas agar terjaga kesegarannya.

5.2.1.3. Fungsi Fasilitas


Fungsi informasi pasar penting bagi pemasaran Caisim. Praktikan mencari
konsumen dengan promosi Caisim yang dilakukan di media sosial dan promosi
langsung dari mulut ke mulut melalui calon konsumen yang ada di tempat.

5.2.2. Analisis Usahatani


Analisis usahatani merupakan gambaran terhadap keuangan suatu kegiatan
usahatani, sampai sejauh mana keberhasilan yang dicapai, masalah yang timbul,
peluang apa saja yang ada, dan alternatif yang dapat dilakukan. Perhitungan
analisis usahatani merupakan salah satu tolak ukur untuk menghitung keuntungan
suatu kegiatan usahatani. Keuntungan dapat dihitung dari data pengeluarkan dan
penerimaan atas usahatani tersebut.

5.2.2.1. Biaya Produksi


Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk. Biaya produksi terdiri dari biaya tetap
(Fixed Cost), biaya variabel (Variable Cost), dan biaya total (Total Cost).
(1) Biaya Tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam keadaan
konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami
peningkatan maupun penurunan jumlah produk yang dihasilkan
(Harmony,2020). Biaya tetap tersebut mencakup alat-alat yang digunakan
untuk melakukan usahatani, tersajikan pada Tabel 5.1.

Universitas Sriwijaya
19

Tabel 5.1. Biaya Tetap Budidaya Caisim


Lama
Nama Umur Alat
Jumlah Satuan Pakai Harga Total
Produk (Tahun)
(Bulan)
Cangkul 1 Unit 2 2 45.000 45.000
Pacul 1 Unit 2 2 30.000 30.000
Kecil
Sekop 1 Unit 5 2 25.000 25.000
Kecil
Gembor 1 Unit 2 2 35.000 35.000
Meteran 1 Unit 3 2 20.000 20.000
Gunting 1 Unit 5 2 15.000 15.000
Tanaman
Total 165.000

Biaya penyusutan adalah pembebanan bertahap dan sistematis terhadap


biaya aset berwujud (seperti peralatan produksi) selama umur manfaatnya
(Harmony,2020). Tapi bukan berarti tidak memiliki nilai jual, karena barang yang
sudah habis disusutkan masih bisa dipakai atau memiliki nilai jual kembali.
Menurut Wadiyo,2020, menghitung nilai penyusutan dengan menggunakan
metode garis lurus adalah metode yang tepat digunakan, dapat dilihat pada Tabel
5.2. Penyusutan Biaya Investigasi atau Biaya Tetap Peralatan Budidaya Caisim.
Metode garis lurus (Straight line method) adalah salah satu dari 4 metode yang
paling sering digunakan untuk menghitung nilai penyusutan aset tetap, misalnya
peralatan dan bangunan, yakni perhitungan dengan menggunakan nilai residu.

Universitas Sriwijaya
20

Tabel 5.2. Penyusutan Biaya Investigasi / Biaya Tetap Peralatan Budidaya Caisim
Jumlah Umur Penyusutan
Nama
Jumlah Satuan Nilai Sisa Harga Ekonomis (Rp/2
Produk
(Rp) (Bulan) Bulan)
Cangkul 1 Unit 3.750 45.000 24 4.000
Pacul
1 Unit 2.500 30.000 24 2.500
Kecil
Sekop 1 Unit 333,33 25.000 60 3.333
Kecil
Gembor 1 Unit 2.916,67 35.000 24 2.917
Meteran 1 Unit 111,111 20.000 36 11.111
Gunting 1 Unit 500 15.000 60 500
Tanaman
Total 24.361
Keterangan: lama pemakaian alat selama 2 bulan

Tabel 5.2. diatas menunjukan nilai penyusutan yang dikeluarkan selama 2


bulan proses budidaya caisim adalah sebesar Rp24.361. Proses budidaya ini
dilakukan mulai dari persiapan hingga panen adalah selama 2 bulan.
(2) Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara proporsional dengan
aktivitas bisnis. Biaya Variabel (Variable Cost) adalah biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi yang habis dipakai dalam satu kali
produksi. Berikut perhitungannya:

Tabel 5.3. Biaya Variabel Bahan Budidaya Caisim tahun 2020


No. Kebutuhan Jumlah Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1. Benih Caisim 1 unit 18.000 18.000
2. Mulsa 32 meter 2.500 80.000
3. Pupuk Kandang 1 karung 25.000 25.000
4. Kemasan Plastik 30 bungkus 500 15.000
Total Biaya Variabel (variable cost) 138.000

Total biaya variabel budidaya caisim dalam satu tahun mencapai Rp


145.000. Biaya variabel ini merupakan biaya yang habis satu kali pakai dalam
proses produksi.

Universitas Sriwijaya
21

Tabel 5.4. Biaya Produksi Usahatani Caisim tahun 2020


No. Biaya Jumlah (Rp)
1 Biaya Tetap 24.361
2 Biaya Variabel 138.000
Total Biaya Produksi 162.361

Tabel 5.4 menunjukkan perhitungan biaya seluruh biaya total produksi


adalah Rp162.361 yang didapatkan dari hasil Rp24.361 (biaya tetap) ditambahkan
dengan Rp138.000 (Biaya Variabel).

5.2.3. Penerimaan dan Keuntungan Usaha Tani


Dapat dilihat pada Tabel 5.5. Penerimaan usahatani pada praktik lapangan
budidaya caisim ini yang diperoleh adalah sebanyak 7 kg dengan harga jual
sebesar Rp6.000 per bungkus dengan biaya total penerimaan sebesar Rp360.000.

Tabel 5.5. Penerimaan Usahatani Caisim Tahun 2020


Harga Jual
Jumlah Produk Penerimaan
No Produk (Bungkus) Per Ons
(bungkus) (Rp)
(Rp/Bungkus)
1 Caisim 1 6.000 2 12.000
2 Caisim 2 6.000 2 12.000
3 Caisim 3 6.000 1 6.000
4 Caisim 4 6.000 1 6.000
5 Caisim 5 6.000 1 6.000
6 Caisim 6 6.000 1 6.000
7 Caisim 7 6.000 1 6.000
8 Caisim 8 6.000 1 6.000
9 Caisim 9 6.000 1 6.000
10 Caisim 10 6.000 1 6.000
11 Caisim 11 6.000 1 6.000
12 Caisim 12 6.000 1 6.000
13 Caisim 13 6.000 1 6.000
14 Caisim 14 6.000 1 6.000
15 Caisim 15 6.000 2 12.000
16 Caisim 16 6.000 2 12.000
17 Caisim 17 6.000 1 6.000
18 Caisim 18 6.000 1 6.000
19 Caisim 19 6.000 1 6.000
20 Caisim 20 6.000 1 6.000
21 Caisim 21 6.000 1 6.000

Universitas Sriwijaya
22

Tabel 5.5. Penerimaan Usahatani Caisim Tahun 2020


Harga Jual
Jumlah Produk Penerimaan
No Produk (Bungkus) Per Ons
(bungkus) (Rp)
(Rp/Bungkus)
22 Caisim 22 6.000 1 6.000
23 Caisim 23 6.000 1 6.000
24 Caisim 24 6.000 1 6.000
25 Caisim 25 6.000 1 6.000
26 Caisim 26 6.000 1 6.000
27 Caisim 27 6.000 1 6.000
28 Caisim 28 6.000 1 6.000
29 Caisim 29 6.000 2 12.000
30 Caisim 30 6.000 2 12.000
Total Penerimaan 36 216.000

Tabel 5.5 menunjukkan penerimaan usaha tani caisim sebesar Rp216.000


Penerimaan yang diperoleh berasal dari hasil penjualan caisim tahun 2020.
Penerimaan (TR) = Total Produksi (Y) x Harga Jual (Py)
= 36 bungkus x Rp6.000
= Rp216.000
Pendapatan (Pd) = Total Revenue (Penerimaan) – Total Cost (Total Biaya)
= TR – TC
= Rp216.000 – Rp162.361
= Rp53.639
Perhitungan diatas menunjukkan keuntungan yang diterima adalah sebesar
Rp53.639. Artinya, usaha ini layak dan dapat diteruskan karena usaha ini
mendapatkan keuntungan.

5.3. Analisis Saluran Pemasaran


Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk di gunakan
atau dikonsumsi (Kotler,2005). Adapun alur dari saluran pemasaran Menurut
Swastha dan Irawan (2001) :
(1) Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana
karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang

Universitas Sriwijaya
23

dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen. Oleh


karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
(2) Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani
oleh pedagang besar dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
(3) Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen dan dinamakan saluran
distribusi tradisional. Disini produsen hanya melayani penjualan dalam
jumlah besar kepada pedagang besar saja tidak menjual kepada pengecer.
Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar dan pembelian oleh
konsumen dilayani pengecer saja. Pada saluran pemasaran di Klinik Agribinis
Unsri Indralaya terdapat 2 saluran pemasaran yaitu :

5.3.1. Saluran Pemasaran I Komoditi Caisim


Saluran pemasaran pertama di Klinik Agribisnis, dapat dilihat pada
Lampiran 12. Saluran Pemasaran. Praktikan dapat langsung menjual hasil panen
ke konsumen (mahasiswa) yang sedang berada di lokasi Klinik Agribisnis.
Sebagian besar konsumen membeli langsung caisim ini ke praktikkan yang
mejual, dengan alasan harga yang murah dan praktis. Selain itu praktikkan
menjual hasil panen secara online seperti yang telah dijelaskan pada fungsi
pertukaran.

Produsen Konsumen

Gambar 5.1. Saluran Pemasaran I

Universitas Sriwijaya
5.3.2. Saluran Pemasaran III Komoditi Caisim
Saluran pemasaran tiga di Klinik Agribisnis, dapat dilihat pada Lampiran
11. Saluran Pemasaran. Praktikan dapat menjual hasil panennya ke klinik
agribinis yang berperan sebagai pengepul yang kemudian pengurus klinik
agribisnis menjual ke pedagang di pasar Indralaya maupun penjual makanan
(seperti mie ayam atau bakso) yang berperan sebagai pedagang pengecer, dan
terakhir dari pihak tersebut atau pedagang pengecer barulah dijual ke konsumen
dalam bentuk belum atau sudah diolah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Fitrianawati,2017. Dalam memasarkan sayuran organik, FAM Organic
menggunakan sistem pemasaran direct selling karena diharapkan mitra yang
tergabung dengan FAM Organic semakin aktif untuk memasarkan sayuran
organik dan membuka pasar lebih luas. Sistem pemasaran FAM Organic
bekerjasama dengan Dinas Pertanian untuk mempermudah pemasaran produk.
FAM Organic mempromosikan produknya pada konsumen melalui pameran,
media elektronik dan web. Produk dan jasa FAM Organic merupakan produk
dengan kreasi terdepan yang mempunyai nilai tambah tinggi bagi konsumen,
outlet maupun FAM organic sendiri. Produk FAM Organic memberi nilai
sehat bagi konsumen maupun nilai sehat bagi lingkunga baik bagi lingkungan
perkotaan maupun lingkungan pedesaan. FAM Organic tidak saja menjual
produk kepada konsumen tetapi juga membuka kemitraan kepada konsumen.
Saluran pemasaran yang digunakan FAM Organic dalam memasarkan produknya
kepada konsumen adalah dengan menjual sayuran organik ke restoran yang
berada di Jakarta. Selain itu FAM Organic menjalin kerjasama dengan Setibudhi
dalam mendistribusikan sayuran organik kepada konsumen.

Pengepul di
Produsen Klinik Agribisnis Pedagang pengecer Konsumen

Gambar 5.2. Saluran Pemasaran III

Universitas Sriwijaya
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:
1. Hasil praktik lapangan yang telah dilakukan ini menunjukkan bahwa komoditi
caisim sangat mudah untuk di budidayakan dengan lahan yang hanya 8m x 5m
saja dapat menghasilkan cukup banyak dengan pola budidaya yang baik dan
benar.
2. Adapun pendapatan yang di dapat dari perhitungan TR – TC= Rp216.000 –
Rp162.361= Rp53.639. Artinya, usaha ini layak dan dapat diteruskan karena
usaha ini mendapatkan keuntungan.
3. Terdapat dua saluran pemasaran di Klinik Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sriwijaya yaitu saluran pemasaran 1 (praktikkan - konsumen) dan
saluran pemasaran 3 (Praktikkan - pengepul di Klinik Agribisnis -
Pasar/pedagang di Indralaya - konsumen).

6.2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu:
1. Pada bagian pemasaran di Klinik Agribisnis perlu di tingkatkan dengan cara
membuat sistem yang baik, seperti ketika praktikkan telah panen, pengurus
klinik dapat membeli langsung hasil panen tersebut dengan harga yang sesuai,
kemudian pengurus klinik dapat menjual di luar Unsri agar Klinik Agribisnis
mendapatkan pemasukkan, hal ini memang sudah beberapa terjadi, tapi rata-
rata tingkat kepercayaan praktikkan dengan pengurus Klinik Agribisnis masih
sedikit.
2. Perlunya membangun rasa kepercayaan tersebut. Informasi pasar dan ramalan
mengenai harga pasar juga sangat penting dalam kegiatan budidaya, agar apa
yang kita budidayakan tidak mengalami kerugian saat menjelang panen karena
tidak mengetahui keadaan pasar dan minat dari konsumen.

25
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Abot,J.C dan J.P. Makeham. 1990. Agricultural Economic and Marketing in The
Tropics. Longman. Essex
Angipora. 2002. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Basu, Swastha, & Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.
Yogyakarta.
Fitrianawati,D. 2017. Studi Biaya Produksi dan Pemasaran Sayuran Organik di
FAM Organic Kecamatan Prongpong Kabupaten Bandung Barat Jawa
Barat. Jurnal Vol.9, No.2. Program Studi Agribisnis Universitas
Mulawarman. Jawa Barat.
Fransisca,S. 2009. Respon Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L)
Terhadap Penggunaan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair. [Skripsi].
Medan. Universitas Sumatera Utara.
Harmony. 2020. Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Yang Harus Anda
Tahu. https://www.harmony.co.id/blog/perbedaan-biaya-tetap-dan-biaya-
variabel-yang-harus-anda-tahu . (diakses pada 17 september 2020,pukul
21:27)
Haryanto, E., Suhartini, T., Rahayu, E., dan Sunarjono,. 2003. Sawi dan Selada.
Edisi baru. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hayon,G,H M., Muchtar, R., dan Banu, L S. 2019. Pengaruh Volume Media
Tanamterhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terung. Vol.10, No.1.
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati
Indonesia Jakarta. Jakarta.
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/1173/5/098210018_file5.pdf
(diakses pada tanggal 9 Juni 2020, pukul 18:52)
https://htn-alatpertanian.blogspot.com/2010/11/alat-pertanian-gathul.html (diakses
pada tanggal 19 septembe 2020,pukul 21:10)
Jumiati, E., Darwanto,D,H., Hartono,S. dan Masyhuri.2013. Analisis Saluran
Pemasaran dan Marjin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan
Kalimantan Timur. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Borneo.
Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Jakarta : PT
IndeksKelompok Gramedia.
Mandalputa,H. 2015 .Budidaya Caisim Organik. http://alamtani.com/budidaya-
caisim-organisk.thml. (Diakses 6 Juni 2020,pukul 20:49)

26
Universitas Sriwijaya
27

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.


Nirwana, A.C. 2009. Faktor Kimia yang Mempengaruhi Kualitas Produk
Hortikultura. http://www.Usahamandiri.co.id. 6 Juni 2020. (diakses pukul
20:20)
Priyowidodo,T.2014.Budidaya Caisim Organik.http://alamtani.com/budidaya-
caisim-organisk.thml. (diakses 6 Juni 2020,pukul 20:55).
Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Raja
Grafindo Persada. Bogor.
Subrata, B.A.G., dan Martha, B.E. 2017. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tiga
Varietas Caisim Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair Biomethagreen.
Vol.12(2),Hal.90-100. Program Studi Agroteknologi STIPER Petra Baliem
Wamena. Papua.
Susila, A. 2006. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bagian Produksi Tanaman
Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB.
Wadiyo, SE. 2020. Metode Garis Lurus: Cara Sederhana dan Powerful Menghitung
Nilai Penyusutan Aktiva Tetap. https://manajemenkeuangan.net/metode-garis-
lurus/. dilihat 17 september 2020,pukul 22:00
Winarsih, D.,Erna, P., dan Endang, S. 2012. Kadar Serat dan Kadar Air serta
Penampakan Fisik Produk Pasca Panen Daun Caisim (Brassica juncea L)
yang Ditanam pada Media dengan Penambahan Pupuk Organik Hayati Cair
dan Pupuk Anorganik. Vol.14,No1,Hal:25-32. Laboratorium Biologi
Struktur dan Fungsi Tumbuhan. Jurusan Biologi FSM. Universitas
Dipononegoro.
Widodo, dkk. 2010. Perbaikan Teknik Pengemasan Buah –Buahan Segar
Untuk Mengurangi Tingkat Kerusakan Mekanis Studi Kasus Di Profinsi
Jawa Tengah. Agritech17(1) : 14 –17.
Yulia, A E., dan Muniarti. 2010. Aplikasi Pupuk Organik pada Tanaman Caisim
untuk Dua Kali Penanaman. Vol.1 No.2,Hal :19-26. Program Studi
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Riau, Pekanbaru. Riau.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
29

Lampiran 1. Denah Klinik Agribisnis

Lapangan
Dekanat
Futsal

Fakultas
Lapangan
Pertanian
Futsal

Fakultas

Keguruan

Dan

Ilmu

Pendidikan
Lapangan
Program Parkir
Studi

Agribisnis

Klinik

Agribisnis

Universitas Sriwijaya
30

Lampiran 2. Persiapan Lahan

Universitas Sriwijaya
31

Lampiran 3. Pembuatan Gundukan

Universitas Sriwijaya
32

Lampiran 4. Kunjungan Dosen ke Lahan

Universitas Sriwijaya
33

Lampiran 5. Pemberian Pupuk

Universitas Sriwijaya
34

Lampiran 6. Bibit Persemaian

Universitas Sriwijaya
35

Lampiran 7. Penyiraman Tanaman

Universitas Sriwijaya
36

Lampiran 8. Perawatan Tanaman

Universitas Sriwijaya
37

Lampiran 9. Keadaan Lahan minggu ke 4 dan ke 5

Universitas Sriwijaya
38

Lampiran 10. Proses Pemanenan

Universitas Sriwijaya
39

Lampiran 11. Proses Pengemasan

Universitas Sriwijaya
40

Lampiran 12. Proses Penjualanan Tanaman Caisim Secara Langsung (di Lahan
Klinik Agribisnis) dan Online

Universitas Sriwijaya

You might also like