0% found this document useful (0 votes)
99 views10 pages

Pengembangan Media Video Animasi Untuk Materi Pembelajaran Karakter Bersaksi Di Sekolah Minggu

1. This document discusses the development of animated video media for teaching character witnessing materials in Sunday school. 2. Sunday school is a form of non-formal Christian education in Indonesia, including in Maluku, under the Maluku Protestant Church. The goal is to shape children's characters according to the Bible. 3. For children, understanding some Bible materials can be difficult. Animated videos were developed using the ASSURE model to help children understand lessons, particularly on character witnessing. Field tests found the videos helped children learn the materials taught by teachers.

Uploaded by

krisda
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
99 views10 pages

Pengembangan Media Video Animasi Untuk Materi Pembelajaran Karakter Bersaksi Di Sekolah Minggu

1. This document discusses the development of animated video media for teaching character witnessing materials in Sunday school. 2. Sunday school is a form of non-formal Christian education in Indonesia, including in Maluku, under the Maluku Protestant Church. The goal is to shape children's characters according to the Bible. 3. For children, understanding some Bible materials can be difficult. Animated videos were developed using the ASSURE model to help children understand lessons, particularly on character witnessing. Field tests found the videos helped children learn the materials taught by teachers.

Uploaded by

krisda
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK MATERI

PEMBELAJARAN KARAKTER BERSAKSI DI SEKOLAH MINGGU

Denissa Alfiany Luhulima


Institut Agama Kristen Negeri Ambon
[email protected]

Abstract: Sunday school is one of the non-formal education for children aged 1-15 years who are Christians
in Indonesia, one of them in Maluku. The Sunday School in Maluku is one of them, under the Maluku
Protestant Church (GPM) in the form of Sunday Schools and Tunas Pekabaran Injil (SM-TPI), and also
Catechisms. The aim of the GPM Sunday School is to shape the character of GPM children in accordance
with the character as written in the Bible; but to understand the Bible for children sometimes it is still
difficult, because there are several styles of language and thoughts that are quite difficult for children to
understand. Therefore, one way to ask children to understand Bible is by applying interesting medial. One of
the media that can be used is videos. The types of videos made in this development are animated videos, and the
material that is adapted to the Sunday school teaching materials of GPM level 3(9 Years Old), namely
testifying character materials. This animated video was developed using the ASSURE research model. The
result of the validation tests from material experts, media experts, design experts shows that animated videos
are very useful and suitable to be used in the learning process in Sunday school. Based on the results of field
tests of this animated video as well, it can help Sunday school children in understanding the material taught
by the teacher, particularly the material of testifying characters.
Keywords: Sunday school, video, animation

1. Pengantar Corporation for Public Broadcasting tentang


Penggunaan media sebagai salah satu alat bantu penggunaan video dan televisi di North American
dalam proses pembelajaran sudah-lah sangat schools 92 % dari guru yang diwawancarai
disadari oleh banyak praktisi pendidikan. Munadi mengang-gap bahwa televisi dan video mem-bantu
(2013) menyatakan bahwa media pembela-jaran mereka untuk pembelajaran yang lebih efektif,
adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan sedangkan 88 % menjawab bahwa teknologi me-
dan menyalur-kan pesan dari sumber secara teren- mungkinkan mereka lebih kreatif. Selain itu hasil
cana sehingga tercipta lingkungan belajar yang belajar dari 80 % menunjukan hasil yang sangat
kondusif di mana pe-nerimaannya dapat melakukan posi-tif, akibat dari penggunaan teknologi video di
pro-ses belajar secara efisien dan efektif. Media dalam kelas.
Video salah satu media yang sudah digunakan untuk
Media video bukan saja dapat digunakan dalam
membantu dalam pembelajaran. Ada berbagai
proses pembelajaran pada pendidikan formal seperti
macam jenis video salah satunya yaiu video animasi.
sekolah dasar hingga perguruan tinggi, tetapi media
Animasi sendiri merupakan suatu sequence gambar
video juga dapat digunakan dalam proses pembela-
yang ditampilkan pada tenggang waktu tertentu
jaran pada pendidikan non formal. Salah satu contoh
sehingga terciptalah sebuah ilusi gambar bergerak.
pendidikan non formal yaitu pendidikan sekolah
Secara sederhana animasi pada dasar-nya yaitu
minggu. Media video digunaan pada sekolah
menggerakan objek agar tampak lebih dinamis dan
minggu untuk membantu dalam pendalaman materi
menarik. Penggunaan animasi di dalam se-buah
kepada anak sekolah minggu.
video pembelajaran mampu menarik perhatian, serta
merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Sekolah Minggu merupakan salah satu
Semuanya ini akan membantu dalam proses pendidikan non formal untuk anak usia 1 – 15 tahun
mengurangi beban kognitif pebelajar dalam yang beragama kristen di Indonesia. Se-kolah
menerima suatu materi pelajaran atau pesan yang minggu pertama kali di didirikan oleh Robert
ingin disampaikan oleh pem-belajar. Raikes, seorang wartawan dan anak pemilik peru-
sahaan koran di Inggris yang pri-hatin dengan
Greenberg dan Zanetis (2012) mengatakan
keadaan kaum muda gelandangan di kotanya
bahwa menurut survei yang dilakukan oleh
INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I
2
Denissa Alfiany Luhulima
Gloucester. Di Indonesia, Sekolah Minggu pun dalam proses pembe-lajaran di sekolah minggu
akhirnya berkembang dan masuk di wilayah karena media video dapat menarik perhatian anak
Maluku.Wadah Sekolah Minggu di Maluku salah karena penyajiannya dalam bentuk gambar dan
satunya berada di bawah Gereja Protestan Maluku suara, serta video dapat diputar berulang-ulang kali
(GPM) dalam bentuk Sekolah Minggu dan Tunas sehingga anak-anak dapat lebih memahami apa
Peka-baran Injil (SM-TPI) dan Katekisasi. yang di sampaikan pengajar sekolah minggu. Selain
Pelaksanaan pendidikan dan pembi-naan bagi anak, itu gaya belajar anak di zaman sekarang ini yang
remaja dan kate-kisasi GPM dikelompokkan sebagai lebih menyukai format audio-visual, maka
berikut, 1) Jenjangb Anak batita usia 1-3 tahun, 2) penggunaan media video dapat dicobakan kepa-da
Jenjang anak indria usia 4-6 tahun, 3) Jenjang anak anak-anak dalam membantu pro-ses pembelajaran.
kecil, usia 7-9 tahun, 4) Jenjang anak tanggung, 10-
Berdasarkan pada hal tersebut, maka peneliti
12 tahun, 5) Jen-jang anak remaja berusia 13 sampai
ingin mengembang-kan salah satu media audio
15 tahun, dan 6) Katekisan GPM berusia 16 tahun
visual yaitu pengembangan media video animasi
ke atas.Tujuan SM-TPI dan Ketekisasi GPM adalah
untuk materi pembelajaran karakter bersaksi di
pembentukan karakter anak-anak GPM yang sesuai
sekolah minggu yang materinya bersumber dari
dengan karakter Yesus Kristus Tuhan yang tertulis
firman. Materi yang diajarkan pada video ini yaitu
di dalam Firman (Ulangan 6 : 4 – 9).
materi tentang pembelajaran karakter yang sesuai
Jenjang Anak kecil merupakan salah satu dengan bahan ajar yang digunakan di sekolah
jenjang pada sekolah minggu yang berisikan anak- minggu khususnya pada jenjang anak kecil 3 yaitu
anak yang berusia antara 7 - 9 tahun. Pada jenjang bersaksi. Melalui materi ini anak dari kecil diajarkan
anak kecil, anak dibagi lagi menjadi 3 sub jenjang untuk menjadi saksi Yesus Kristus Tuhan.
yaitu anak umur 7 tahun berada pada sub jenjang
anak kecil 1, anak umur 8 tahun berada pada sub
2. Tinjauan Literatur
jenjang anak kecil 2, dan anak yang berumur 9 tahun
Media Video Animasi
berada pada sub jenjang anak kecil 3. Di sekolah
Arsyad dalam Rusman dkk (2012) mengatakan
minggu Materi yang di ajarkan adalah materi yang
bahwa video merupakan serangkaian gambar gerak
bersumber dari Alkitab dan menurut Laheba (2007)
yang disertai suara yang mem-bentuk satu kesatuan
memahami alkitab bagi anak-anak lebih sulit sebab
yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-
ada beberapa gaya bahasa, pilihan kata yang cukup
pesan didalamnya untuk ketercapaian tujuan
sulit dimengerti anak, untuk itulah cara terbaik
pembelajaran yang disimpan dengan proses penyim-
untuk mengajak anak membaca dan me-mahami
panan pada media pita atau disk. Pesan yang
alkitab yaitu mengadakan kegiatan yang menarik
disajikan melalui video ini bisa bersifat fakta (keja-
bagi anak dengan memberikan bantuan visual
dian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif, bisa
dengan warna-warni yang menarik. Selain itu
juga bersifat informatif, edukatif maupun
jenjang anak kecil sekarang ini, mereka tergolog
instruksional.
dalam anak-anak Generasi Z. Menurut Miccrendel
(2016) anak-anak Ge-nerasi Z adalah anak-anak Seiring dengan perkembangan zaman, media
yang lahir pada tahun 1995-2009 selain itu video ini pun akhir-nya mulai digunakan dalam
merupakan generasi global, sosial, visual, dan dunia pendidikan pada proses pembe-lajaran.
teknologi. Gaith (2010) dalam Mardina (n.d) Menurut Riyana (2007) media video pembelajaran
mengemuka-kan bahwa gaya belajar untuk generasi merupa-kan media yang menyajikan audio dan
Z juga bisa terpengaruh dengan adanya tenologi visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik
yang semakin modern, sehingga muncul anggapan yang berisi kon-sep, prinsip, prosedur, teori aplikasi
bahwa cara belajar anak generasi Z sudah terbiasa pengetahuan untuk membantu pe-mahaman terhadap
dengan cepat, menciptakan koneksi secara acak, suatu materi pembelajaran. Maka dari pengertian
memprosesi infomasi visual secara dinamis, dan diatas maka dapat disimpulkan bahwa video
informasi yang diper-oleh bisa akurat dan merupakan suatu media audiovisual yang terdiri dari
bermanfaat. Dilihat dari faktor-faktor yang telah sekumpulan objek yang bergerak dengan memiliki
dijelaskan maka penggunaan video dapat dicoba audio yang sesuai.
sebagai salah satu me-dia pembelajaran di sekolah
minggu. Penggunaan media video dapat diggunakan

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


3
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK
MATERI PEMBELAJARAN KARAKTER BERSAKSI DI SEKOLAH MINGGU
Nugent dalam Smaldino,dkk (2008) mengatakan pergerakan objek yang digerakkan sedikit demi
sudah banyak guru dalam pendidikan forrmal sedikit. Cara kerja jenis animasi ini yaitu objek akan
maupun non formal telah menggu-nakan video diatur untuk memperlihatkan pose tertentu dan
untuk memperkenalkan sebuah topik, untuk kamera akan merekam pose objek tersebut. 3)
menyajikan konten, untuk memberikan perbaik-an, Computer Grap-hic Animation, adalah jenis animasi
dan untuk membantu dalam pengayaan. Segmen yang keseluruhan prosesnya diker-jakan dengan
video dapat digunakan dalam semua lingkungan pe- media komputer. Ani-masi ini dapat berupa animasi
ngajaran dengan kelas, kelompok-kelompok kecil 2D maupun animasi 3D. Sebagai media, animasi
dan individual pebelajar. memiliki kemampuan untuk dapat memaparkan
sesuatu yang rumit atau komplek untuk dijelaskan
Penggunaan video sebagai media pembelajar
dengan hanya gambar dan kata-kata saja. Dengan
semakin meluas seiring dengan kemajuan teknologi,
kemampuan ini maka animasi dapat digunakan
hal ini dapat dilihat dari penyampaiannya dapat
untuk menjelaskan suatu materi yang secara nyata
melalui Video Compact Disc (VCD) atau Digital
tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara
Versatile Disc (DVD), disampaikan melalui tele-
melakukan visua-lisasi maka materi yang dijelaskan
visi, bahkan sekarang disampaikan melalui internet
dapat tergambarkan.
yaitu video internet atau youtube. Menurut Isminiati
(2012), sebagai sebuah media pembelajaran, maka Pembelajaran Karakter
karakteristik video yaitu (1) terdapat rumusan tujuan
Mengajarkan karakter atau nilai merupakan
pembelajaran yang jelas, operasio-nal, dan terukur,
fungsi pendidikan yang harus dijalankan oleh
(2) terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke
pendidikan formal, non-formal serta terintegrasi
da-lam unit-unit atau kegiatan spesifik, (3) tersedia
dalam setiap bagian dari kurikulum pendidikan
contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
(Watz, 2011). Lickona (2012) Dalam mengajarkan
pemaparan materi, (4) video pembelajaran
tentang karakter ada 3 bagian yang saling
menggunakan penuturan (voice over) dengan bahasa
berhubungan yaitu moral knowing, moral feeeling,
yang sederhana dan mudah untuk dipahami, (5)
dan moral action. Karakter yang baik terdiri dari
bahasa yang digunakan lebih bersifat komunikatif,
mengetahui hal yang baik, menginginkan hal yang
berusaha mengajak penonton lebih terlibat dalam
baik, dan melakukan hal yang baik dalam cara
materi yang disajikan, (6) kontekstual, yaitu materi
berpikir, kebiasaan dalam hati dan kebiasaan dalam
yang disajikan terkait suasana atau konteks tugas
tindakan.
dan lingkungan pebelajar, (7) terdapat instrument
penilaian yang memung-kinkan pebelajar untuk Karakter yang baik diperoleh melalui sebuah
melakukan self assesment, (8) terdapat instrument pembiasaan dan keteladan, sehingga karakter bukan
yang dapat digunakan menetapkan tingkat saja hanya sebuah konsep tetapi perlu dikerjakan.
penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan Pebelajar membu-tuhkan panduan yang dapat mem-
belajar selanjutnya, (9) tersedia rujukan atau bantu mereka agar dapar mempraktekkan karakter
pengayaan atau referensi yang mendukung materi baik. Mengajarkan karakter akan berhasil bila
yang diajarkan. disertai dengan media pembelajaran yang tepat dan
diberikan sejak anak berusia dini, oleh karena itu
Animasi berasal dari bahasa latin yaitu “anima”
dalam pengembangan video animasi untuk materi
yang berarti menghidupkan atau memberi nafas
pembelajaran karakter ber-saksi ini penting untuk
(Wright, 2005). Animasi merupakan salah satu
diperhatikan bahwa video pembelajaran ini dapat
media pembelajaran yang ber-basis komputer yang
mengarahkan para pebelajar untuk mendapatkan
bertujuan untuk memaksimalkan efek visual dan
informasi, serta motivasi untuk mendorong pebelajar
memberikan interaksi berke-lanjutan sehingga
mencapai tujuan pembelajaran khususnya untuk
pemahaman ten-tang pembelajaran dapat meningkat.
pembentukan karakter.
Secara umum animasi dapat dibagi kedalam 3
kategori, yaitu 1). Traditional Animation, animasi
Karakteristik Jenjang Anak Kecil 3
tra-disional adalah kategori animasi yang sudah
berumur sangat tua atau sangat lama. 2) Stop Motion Jenjang anak kecil 3 sekolah minggu merupakan
Animation, adalah animasi yang menggunakan kelas yang berisikan anak-anak berumur 9 tahun.
media perekam, mi-salnya kamera untuk menangkap Karakteristik anak pada jenjang anak kecil 3 sekolah

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


4
Denissa Alfiany Luhulima
minggu sama dengan karakteristik anak berumur 9 menerima). Anak juga mulai mengembangkan
tahun pada umumnya. kesada-ran mengenai keadilan. Anak tertarik pada
kisah-kisah atau cerita sederhana yang dapat
Menurut Piaget (Suparno, 2001) dalam Suparno,
dipahami. Pemahaman atau pengertian mereka
anak pada umur 9 tahun merupakan anak yang
masih bersifat harafiah (literal) dan sering kali,
perkembangan kognitif-nya masuk dalam tahap
operasional konkret. Tahap ini dicirikan dengan pandangannya terhadap yang baik dan yang jahat
perkembangan perkembangan sistem pemikiran sangat sempit. Demikian juga pandangan-nya
yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang tentang keadilan. Imannya sering diekspresikan
logis. Pada tahap ini anak sudah mulai dalam ungka-pan : orang yang baik menerima berkat
meninggkalan egosentrisnya dan dapat bermain Tuhan, sementara orang yang jahat dihukum oleh
dalam kelompok dengan aturan kelompok atau Tuhan.
kerjasama. Anak dapat dimotivasi dengan mengerti Karakteristik jenjang anak kecil 3 sekolah
hal-hal yang sistematis. minggu di Gereja Protestan Maluku ini tidak jauh
Menurut Sumiyatiningsih (Sumiyatiningsih,D. berbeda dengan karakter anak usia 9 tahun pada
2006) perkembangan moral/etika, perkembangan umumnya. Tetapi Sekolah Minggu di Greja
ego, dan perkembangan iman anak pada usia 9 tahun Protestan Maluku memiliki sebuah tantangan besar,
ini sebagai berikut : 1) Perkembangan moral/etika, yaitu memperkenalkan nilai-nilai kristiani yang
anak mulai memperha-tikan kelompok dan membentuk karakter dan perilaku yang baik dan
menyesuaikan dengan norma-norma kelompok. benar sesuai ajaran firman Tuhan dengan melihat
Mereka mulai melakukakan relasi timbal balik karakteristik anak zaman sekarang yang juga telah
dengan orang lain (we are good to each other). di-pengaruhi oleh teknologi dan media. Menurut
Motifnya adalah menjadi “anak lelaki yang baik dan Kristianto (2006), se-cara spiritual, anak-anak pada
anak perempuan yang manis” (to be a nice guy/girl) jenjang anak kecil 3 ini, mereka siap diajari ajaran
agar diterima oleh orang lain, menarik perhatian keselamatan dengan lebih lengkap. Dengan
orang lain, dan mempunyai peran yang penting. bimbingan yang benar, mereka mampu menyelidiki
Dalam dirinya mulai muncul kesanggupan menilai dan mencari sendiri kebenaran-kebenaran yang
perbuatan dari motivasinya. 2) Perkembangan Ego, dinyatakan oleh Alkitab. Mereka dapat membe-
pada tahap ini anak mulai bergumul. Di satu sisi, dia dakan antara yang benar dengan salah dan memiliki
ingin bersikap rajin, berkelakuan baik, dan nurani yang lem-but. Mereka dapat mengambil
berinisiatif. Namun, disisi lain, dia ingin menga- keputusan untuk menerima Yesus Kristus Tuhan dan
lahkan rasa rendah diri. Anak mulai menyadari melayani Yesus Kristus Tuhan. Pengembangan
kompetensi, kemampuan, bakat, atau talentanya. video animasi untuk materi pembe-lajaran karakter
Pada saatu ini, mereka sangat bersemangat untuk bersaksi di sekolah minggu ini, memperhatian
mengembangkan keterampilan, ingin mencapai karak-teristik jenjang anak kecil 3 sekolah minggu
sesuatu, dan bekerja dengan rajin sebagai suatu tersebut..
kesenangan atau untuk mendapatkan pengakuan. 3. Metode
Mereka mulai senang mengerjakan hal-hal yang Jenis penelitian yang dugunakan adalah R & D
kom-pleks, senang membantu orang lain dan (Research and Development), sedangkan model pe-
berminat untuk mengerjakan segala sesuatu yang ngembangan yang digunakan dalam penelitian ini
berkaitan dengan belajar. Meskipun demikian, yaitu menggunakan model ASSURE. Ada enam
kadang-kadang mereka harus beru-saha melawan langkah dalam model pengembangan ini yaitu (1)
keinginan untu bersi-fat pasif, kehilangan ambisi, Analyze Learners (Analisis Pebelajar), (2) States
melawan keterlambatan, dan sulit ber-konsentrasi.3) Objectives (Menyatakan Tujuan), (3) Select
Perkembangan Iman. Anak mengawali suatu taraf Methods, Media, and Materials (Memilih strategi,
saat saat ia mengambil alih cerita atau kisah, media, teknologi dan materi), (4)Utilize Media and
kepercayaan, dan tradisi per-sekutuan tempat ia Materials (Penggunakan media, teknologi, dan
menjadi anggotanya, atau ambil bagian di dalam- materi), (5) Require Learner Participation
nya. Pada usia ini, anak mulai me-nempatkan diri (Mengharus-kan partisipasi pebelajar), (6) Evaluate
dalam presepektif orang lain. Ia mulai memiliki and Revise (Evaluasi dan perbaikan).
world of view (pandangang dunia) yang didasarkan
pada aspek resiprositas (asas memberi dan

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


5
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK
MATERI PEMBELAJARAN KARAKTER BERSAKSI DI SEKOLAH MINGGU
Setelah video dikembangkan maka video ini akan Keterangan :
diujikan melalui 2 tahap yaitu (1) uji validasi, (2) uji P = Presentase (%)
produk. Uji validasi melibat 3 para ahli yaitu ahli ∑X = Jumlah keseluruhan skor jawaban
media, ahli desain, dan ahli materi. Uji coba produk responden
terdiri dari 3 tahap yaitu uji perorangan, uji ∑X1 = Jumlah keseluruhan skor ideal
kelompok kecil, dan uji lapangan. Uji coba produk Setelah didapatkan hasil dari data yang diolah diatas
dilakukan kepada jenjang anak kecil 3 pada sekolah hasil tersebut di konversikan dengan kriteria
minggu Jemaat GPM Klasis Kota Jemaat Bethania, kelayakan sebagai berikut :
dan Jemaat GPM Kota Jemaat Ebenhaezer. Uji coba Tabel 1 Kriteria Kelayakan Pengembangan
perorangan terdiri dari 5 orang anak di jenjang anak Video Pembelajaran Karakter Berbasis Animasi
kecil 3 Jemaat GPM Bethania, Uji coba kelompok untuk Anak Sekolah Minggu
kecil terdiri dari 12 orang anak di jenjang anak kecil
3 Jemaat GPM Bethania, dan uji coba lapangan No Rentangan Kriteria Kualifikasi
terdiri dari 26 orang anak di jenjang anak kecil 3 1 81%-100% Sangat Baik Sangat Layak
Jemaat GPM Ebenhaezer.
2 61%-80% Baik Layak
Instrumen untuk mengumpulkan data dalam
penelitian dan pengembangan ini berupa lembaran 3 41%-60% Cukup Cukup Layak
validasi, angket penilaian dan catatan lapangan. 4 21%-40% Kurang Kurang Layak
Lembaran validasi digu-nakan untuk mengumpulkan
data dari ahli media, ahli desain, dan ahli materi. 5 0%-20% Sangat Tidak Layak
Angket penilaian digunakan untuk mengumpulkan Kurang
data anak pada jenjang anak kecil 3 Selanjutnya, Sumber : (Riduwan, 2012)
catatan lapangan digunakan untuk mencatat situasi
lapangan saat uji coba penggunaan video animasi 4. Hasil dan Pembahasan
pembelajaran pada sekolah minggu. Teknik Analisis Hasil Penelitian dan pengem-bangan video
dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan animasi untuk materi pembelajaran karakter bersaksi
kuantitatif. Teknik kualitatif dengan cara di sekolah minggu yaitu :
menganalisis data kualitatif berupa data verbal yang
diperoleh dengan wawancara, catatan tertulis berupa 1. Analisis Pebelajar
komentar, saran, dan masukan yang tertulis pada A. Karakteristik Umum
angket penilaian. Teknik kuantitatif diguna-kan Karakteristik anak-anak se-kolah minggu
untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh jenjang anak kecil 3, anak-anak sudah bisa
dari hasil vali-dasi ahli dan hasil test uji coba membedakan mana yang baik dan mana yang
lapangan. Hasil uji coba produk ditabulasikan untuk salah. Tetapi mereka masih cenderung memi-
mengklasifikasikan bagaimana video animasi liki sifat yang kurang baik, seperti kurang taat,
pembelajaran dapat layak digunakan sebagai salah suka membalas kejahatan dengan keja-hatan,
satu media pembelajaran di sekolah minggu. suka bertengkar, suka mengucapkan kata-kata
kotor atau makian, berbohong. Hal ini di
Rumus data per item : pengaruhi juga oleh ling-kungan sekitar,
dimana kehi-dupan orang Maluku cenderung
keras dan kasar, terkadang se-buah masalah
Keterangan : diselesaikan de-ngan cara pertengkaran yang
P = Presentase (%) akhirnya sikap ini juga berdam-pak pada anak-
X = jumlah skor jawaban seluruh responden anak. Sedangkan dalam proses pembelajaran
dalam satu item anak-anak pada jenjang anak kecil 3, mereka
X1 = jumlah skor ideal dalam satu item cenderung tidak bisa diam, tetapi masih takut
Rumus untuk mengelola data secara menjawab ketika ditanya atau takut ketika
keseluruhan item adalah : diminta untuk berbicara di depan, dan ter-
kadang mereka masih sulit un-tuk
berkonsentrasi.

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


6
Denissa Alfiany Luhulima
B. Kemampuan Awal
Anak-anak sekolah minggu jenjang anak 3. Memilih strategi, media, teknologi dan
kecil 3, mereka sudah mampu menyelediki dan materi
mencari tentang kebenaran- kebenaran yang A. Strategi
dinyatakan oleh Alkitab. Pengajaran untuk bisa Strategi yang digunakan dalam
menjadi saksi Yesus Kristus Tuhan, pembelajaran dengan menggunakan media
menyatakan kebenaran ditengah tantangan dan video animasi ini yaitu cooperative learning.
anca-man telah diajarkan, tidak ber-bohong Strategi ini digunakan agar anak-anak sekolah
sudah diajarkan di sekolah minggu melalui minggu dapat berkerja sama di dalam
materi Kuasa Injil yang bersaksi . Karakter kelompok dan saling men-dorong untuk
bersaksi merupakan karakter yang Yesus belajar.
Kristus Tuhan berikan bagi setiap Anak yang Dalam pembelajaran dengan menggunakan
memintanya. media video ini, anak-anak sekolah minggu
setelah menonton video yang ditayangkan
C. Gaya Belajar maka anak-anak secara berkelompok akan
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya belajar melakukan aktifitas-aktfitas sesuai dengan
anak zaman sekarang dipengaruhi oleh kema- petunjuk yang diberikan. Hal ini digunakan
juan teknologi. Hal ini pun terlihat pada gaya agar mendorong setiap individu anak-anak
belajar anak – anak sekolah minggu. Jika para sekolah minggu agar saling membantu, saling
pengajar sekolah minggu mengajar tanpa menghargai memberikan kontribusi, dan saling
menggunakan me-dia dan metodenya hanya memoti-vasi untuk keberhasilan kelompok,
sekedar ceramah, maka anak-anak sekolah karena sifat-sifat seperti itu merupakan salah
minggu cenderung tidak fokus, bosan, dan satu sifat yang dibutuhkan untuk dapat me-
akhirnya tidak memperhatikan pengajar sekolah ngerti tentang materi karakter bersaksi
minggu. Tetapi jika para pengajar sekolah
mengajar dengan menggunakan media, serta B. Media
metode mengajar yang digunakan bukan hanya Media yang di pilih dalam pembelajaran ini
sekedar ceramah, seperti contoh adanya yaitu media audio-visual berupa video ani-
permainan anak – anak akan cenderung fokus, masi. Media ini dipilih karena melihat
tertarik, dan mudah memahami. karakteristik dan gaya belajar anak sekolah
minggu GPM khususnya jenjang anak kecil 3
2. Menyatakan Tujuan atau anak yang berusia 9 tahun. Mereka adalah
Materi ajar tentang bersaksi merupakan anak-anak yang berkembang dengan teknologi
materi ajar sekolah minggu jenjang anak kecil yang sudah semakin canggih sehingga juga
3 yang terdapat di dalam pokok sajian firman, mem-pengaruhi gaya belajar mereka, tetapi di
dan ada di dalam 1 pokok bahasan yaitu po-kok lain sisi mereka juga anak-anak yang terkadang
bahasan kedua tentang kuasa injil Yesus masih sulit untuk berkonsentra-si, sehingga di
Kristus Tuhan, dengan sub pokok bahasan yang perlukan sebuah media dalam membantu
terdapat pada poin 2.3. Kuasa injil yang ber- pembe-lajaran untuk membuat mereka dapat
saksi. Sehingga tujuan umum dan tujuan tertarik memperhatikan dan mengikuti
khusus materi bersaksi yaitu dapat dirumuskan pembelajaran. Selain media utama yaitu video
sebagai berikut : animas yang digunakan ada juga beberapa
Tabel 2 Tujuan Umum dan Tujuan khusus media permainan yang digunakan untuk mere-
Materi Karakter Bersaksi fleksikan materi yang telah diajarkan melalui
video tersebut.
C. Materi
Materi yang dipilih dalam video
pembelajaran ini yaitu materi yang sesuai
dengan bahan ajar yang digunakan di sekolah
minggu khususnya materi jenjang anak kecil 3
yaitu materi tentang karakter khususnya
karakter bersaksi. Materi ini dipilih juga

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


7
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK
MATERI PEMBELAJARAN KARAKTER BERSAKSI DI SEKOLAH MINGGU
dengan melihat karakteristik anak-anak di Ma-
luku yang kurang taat, terkadang suka C. Menyiapkan Lingkungan
membalas kejahatan dengan kejahatan, dan Proses pembelajaran untuk setiap materi
suka bertengkar, suka berbohong, dan suka akan berlangsung di dalam kelas atau pada jen-
mengucapkan kata-kata kotor atau makian. jang anak kecil 3. Di dalam kelas sudah tersedia
Melalui materi ini maka anak dari kecil LCD Proyektor, Layar LCD, laptop, dan
diajarkan tentang bagaimana menjadi saksi speaker, sebagai alat pendukung untuk
Yesus Kristus Tuhan. pemutaran video.

4. Penggunakan media, teknologi, dan materi D. Mempersiapkan Para Pebelajar


A. Tinjauan Teknologi, media, dan material. Hal-hal yang dilakukan pada bagian ini
Hal – Hal yang dilakukan pada bagian ini yaitu (1) Para penga-jar sekolah minggu
yaitu meliputi (1) membuat storyboard untuk memper-kenalkan materi dan menyam-paikan
alur cerita yang akan disampaikan pada video tujuan pembelajaran yang akan di ajarkan pada
animas agar isi pada video sesuai dengan tujuan saat itu. (2) Para pengajar sekolah minggu
umum dan tujuan khusus yang telah dibuat. (2) membentuk anak-anak menjadi beberapa
Mendesain gambar animasi, dan narasi yang kelompok dan membagikan buku lembar kerja
mudah untuk dimengerti oleh anak – anak dan anak yang akan digunakan ketika proses
menarik untuk ditampilkan di dalam video pembelajaran berlangsung pada awal.
E. Menyediakan Pengalaman Belajar
Tabel 3
Hal-hal yang dilakukan pada bagian ini
Sistematika isi video pembelajaran yaitu (1) Para pengajar sekolah minggu
karakter bersaksi berbasis animasi untuk memberi-kan kegiatan apresepsi atau kegiatan
anak sekolah Minggu awal (2) Pemberian aktifitas untuk anak-anak
seko-lah minggu disetiap materi pe-ngajaran
setelah menonton video (3) Anak-Anak
berdiskusi dan menuliskan hasil refleksi untuk
setiap akitiftas yang dila-kukan pada setiap
materi penga-jaran (4) Pemberian umpan ba-lik
dari pengajar sekolah ming-gu.
5. Mengharuskan partisipasi pebelajar
Hal yang dilakukan pada tahap ini yaitu,
mengajak anak-anak sekolah untuk berpartisipasi
melalui aktifitas secara berkelompok mau-pun
individu. Aktifitas berkelompok yaitu (1) anak
sekolah minggu dibagi menjadi beberapa kelompok
(2) anak sekolah minggu sama- sama berdiskusi
B. Menyiapkan, teknologi, media, dan tentang makna per-mainan yang telah mereka
material mainkan dan dikaitkan dengan materi yang baru
Hal-Hal yang dilakukan pada bagian ini
diajarkan dan video yang telah ditonton (3) anak
yaitu (1) Mengga-bungkan semua gambar ani-
sekolah minggu menuliskan hasil diskusi mereka
masi, dan narasi sesuai story-board yang telah
kedalam lembar kerja anak (4) anak sekolah minggu
dibuat, sehing-ga menjadi sebuah video ani-
menyampaikan hasil diskusi yang telah ditulis pada
masi (2) Membuat sebuah buku petunjuk
pemanfaatan video animasi yang dapat dapat lembar kerja anak. Aktifitas individu yaitu anak-
digu-nakan oleh para pengajar seko-lah minggu anak diajak untuk sama- sama melakukan kegiatan
untuk mengetahui cara penggunaan media, dan awal atau apersepi yang diberikan oleh penga-suh
apa saja langkah-langkah yang dilakukan ketika yang berkaitan dengan materi yang akan di ajarkan.
menyampai-kan materi (3) Membuat sebuah Selain itu juga anak-anak pun diminta untuk mengisi
buku lembar kerja anak, agar anak dapat soal-soal latihan pada setiap materi yang diberikan
menulis hasil refleksi terhadap aktifitas yang oleh para pengajar sekolah minggu.
dibuat disetiap materi.

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


8
Denissa Alfiany Luhulima
sesuai dengan yang sudah ditulis pada bagian
metode penelitan pada jurnal ini.
6. Evaluasi dan perbaikan. Dilihat dari hasil yang diperoleh maka
A. Evaluasi Media dan Metode dapat disimpulkan bahwa video animasi untuk
Berdasarkan angket yang telah diisi oleh materi pembelajaran karakter bersaksi di
para ahli yang terdiri dari ahli materi, ahli sekolah minggu baik dan layak digunakan pada
desain, dan ahli media, serta angket yang telah pro-ses pembelajaran di sekolah minggu
diisi oleh jenjang anak kecil 3 pada saatu uji khususnya jenjang anak kecil 3
perorangan, uji kelompok kecil, dan uji
lapangan terkait video animasi untuk materi
B. Evaluasi Penilaian penca-paian belajar
karakter bersaksi di sekolah minggu maka
jenjang anak kecil 3
diperoleh hasil yaitu : Pada proses pembelajaran di sekolah
minggu Klasis Kota Ambon, tidak terdapat
Tabel 4 sebuah ketentuan nilai KKM untuk me-nilai
Evaluasi Para Ahli hasil belajar anak apakah tuntas ataukah tidak
seperti yang terdapat pada proses pembelajaran
di sekolah formal. Karena pada dasarnya proses
pembelajaran yang terjadi di sekolah minggu
bertujuan untuk mendidik dan mendewasakan
anak dan remaja GPM untuk memiliki karakter
seperti yang diinginkan oleh Yesus Kristus
Tabel 5 Tuhan dan menanamkan ke-mampuan
Jenjang anak kecil 3 intelektual sesuai kebenaran firman Tuhan. Se-
hingga untuk mengukur hasil belajar anak
dilihat melalui ke-tercapaian-ketercapaian
tujuan khusus pada setiap pembe-lajaran
melalui aktifitas-aktiftas yang diberikan oleh
penga-jar sekolah minggu, seperti diskusi
bersama, hasil tes lisan dan hasil tes tertulis
yang dibuat oleh pengajar sekolah minggu, dan
juga catatan orang tua anak-anak. Dari hal-hal
Selain angket diberikan kepada jenjang anak tersebut ma-ka diperoleh hasil yaitu anak-anak
kecil 3, peneliti juga memberikan angket memiliki nilai kognitif yang baik untuk setiap
kepada para pengajar sekolah minggu untuk materi yang diajarkan dan anak mem-
menilai video pembelajaran yang dikembang- praktekkan karakter bersaksi yang diajarkan di
kan. Angket ini diberikan kepada para pengajar sekolah ming-gu, meskipun masih ada bebe-
sekolah minggu dilihat dari intensitas kehadi- rapa kenakalan-kenakalan yang mereka buat,
ran pengasuh pada saat proses pembelajaran di mereka berusaha untuk selalu taat kepada orang
sekolah ming-gu dengan menggunakan video tua, menghargai saudara bahkan orang lain,
pembelajaran yang dikembang-kan ini. tidak bersungut-bersungut, mau menolong,
Tabel 6 beru-saha untuk tidak bertengkar dengan orang
Para Pengajar Sekolah Minggu lain, berusaha untuk tidak mengucapkan kata-
kata kotor atau makian, dan berusaha untuk
jujur. Berdasarkan hasil-hasil tersebut peng-
gunaan media video animasi untuk materi
pembelajaran karakter bersaksi dapat disim-
Hasil Presentasi pada setiap tabel diperoleh pulkan bahwa layak digunakan untuk
dari hasil pengisian angket dan kemudian di membantu dalam proses pembelajaran di
hitung menggunakan rumus untuk mengelola sekolah khu-susnya kepada jenjang anak kecil
data secara keseluruhan item angket, setelah itu 3.
hasil presentasi di konversikan dengan kriteria
kela-yakan. Rumus dan kriteria kela-yakan
C. Perbaikan

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


9
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO ANIMASI UNTUK
MATERI PEMBELAJARAN KARAKTER BERSAKSI DI SEKOLAH MINGGU
Perbaikan video ini dila-kukan satu persatu-satu, hanya doa semoga kita semua
berdasarkan masukan dari ahli materi, ahli dapat senantiasa dalam lindungan Tuhan.
desain, dan ahli media. Berdasarkan uji coba
para ahli, uji produk perorangan, kelompok
Pustaka Acuan
kecil, dan uji lapangan dapat dikata-kan bahwa
video animasi layak digunakan untuk Degeng, I N. S. 2013. Ilmu Pembelajaran :
membantu proses pembelajaran di sekolah Klasisfikasi Variabel Untuk Pengembangan
minggu khususnya untuk jenjang anak kecil 3 Teori dan Penelitian. Bandung: Kalam
pada materi karakter bersaksi. Hidup.
Pada uji lapangan pendapat dari para pengajar Isminiati, C. 2010. Pengembangan dan
sekolah minggu yaitu, video ini juga la-yak Pemanfaatan Media Video Instruksional
digunakan, baik dan mena-rik untuk anak-anak Untuk Meningkatkan Kualitas
dalam belajar, membantu anak mema-hami Pembelajaran. Majalah Ilmiah
materi, dan membantu pengajar sekolah Pembelajaran Edisi Khusus 2012, (online),
minggu dalam memberikan materi.Pada bagian (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pene
ini juga diuraikan apakah hipotesis yang litian/Dr.%20Christina%20Ismaniati,%20M.
diajukan telah terjawab sesuai hasil tabulasi Pd./Pengembangan%20dan%20pemanfaatan
data penelitian atau tidak sehingga dapat %20media%20video%20instruksional%20u
menjawab tujuan penelitian. ntuk%20meningkatkan%20kualitas%20pem
belajaran.pdf), diakses 26 Oktober 2016.
5. Simpulan
Laheba, N. 2007. Guruku Sahabatku : Panduan
Berdasarkan pada pada hasil penelitian yang
Mengajar Kreatif Untuk Guru Sekolah
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Minggu. Yogyakarta: Andi.
video animasi untuk materi pembelajaran karakter
Lickona, T. 1991. Education For Character.
bersaksi di sekolah minggu sangat baik dan layak
Terjemahan J. A. Wamaungo. 2012. Jakarta:
untuk membantu jenjang anak kecil 3 dalam
Bumi Aksara.
memahami materi yang diajarkan. Tetapi ada
Lickona, T. 1993. The Return Of Character
beberapa aspek yang perlu dilihat lagi pada
Education. Education Leadership Journal;
pengembangan video ini yaitu pertama video ini
November 1993. Volume 51(3): 8-11.
hendaknya dikembangkan lebih baik dan teliti lagi
Lickona, T. 1999. Religion and Character
sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik
Education. Phi Delta Kappan Journal;
lagi serta mengkaji lebih dalam pada saat pemilihan
September 1999.Volume 81(1): 21-27.
materi dan pemilihan software yang digunakan.
Lickona, T. 2004. Character Matters. Terjemahan J.
Kedua, menambah gambar-gambar animasi yang
A. Wamaungo, J. A. Virtues. 2012. Jakarta:
lebih menarik lagi, serta musik pengiring ditambah
Bumi Aksara.
dengan lagu – lagu sekolah minggu dan ketiga daya
Marliani, R. 2016. Psikologi Perkembangan Anak &
tarik dan kekonkritan dapat ditingkatkan dengan
Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
menggunakan foto asli atau gambar asli.
Mccrindle.2016. Generation Z, (online),
(http://generationz.com.au/), diakses 12
6. Ucapan Terima Kasih
September 2016
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima
Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta:
kasih kepada SMTPI Jemaat GPM Ebenhaizer di
Referensi.
SKIP dan SMTPI Jemaat GPM Bethania di Batu
Riduwan, M. 2012. Dasar – Dasar Statistik.
Gajah yang telah bersedia menjadi objek penelitian
Bandung: Alfabeta.
bagi penulis. Terima kasih juga kepada Redaktur
yang telah memberikan masukan yang berharga Riyana, C. 2007. Pedoman Pengembangan Media
sehingga tulisan ini dapat disajikan di Jurnal Video. Bandung: Univeristas Pendidikan
Institutio, Terima kasih yang sama juga kami Indonesia.
ucapkan kepada pengurus Jurnal Institutio yang Rusman, K.D. & Riyana, C. 2012. Pembelajaran
telah memberi ruang diskusi Berbasisi Teknologi Informasi dan
Semua bantuan dalam bentuk apapun yang Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
diberikan kepada penulis, tidak dapat penulis balas Persada.

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I


10
Denissa Alfiany Luhulima
Schmeck, R. R. 1988. Learning Strategies and
Learning Style. New York: Springer.
Semiawan, C. R. 2008. Belajar dan Pembelajaran
Prasekolah dan Sekolah Dasar. Indeks.
Seels, B.B. & Richey, R.C. 1994. Teknologi
Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya.
Jakarta. Kerjasama IPTPI LPTK UNJ.
Setyosari, P., & Sihkabuden. 2005. Media
Pembelajaran. Ma-lang: Elang Mas.
Sidjabat, B. 2011. Membangun Pribadi Unggul :
Suatu Pen-dekatan Teologis terhadap
pendidikan karakter. Yogya-karta: Andi.
Smaldino, S. E., Lowther, D. L., & Russel, J. D.
2008. Instructional Technologi & Media
For Learning ( Kesembilan ed.). Terjema-
han A. Rahman. 2011. Jakarta: Kencana.
Sumiyatiningsih, D. 2006. Mengajar Dengan
Kreatif & Menarik : Buku Pegangan Untuk
Me-ngajar Pendidikan Agama Kristen.
Yogyakarta: Andi.
Suparno, P. 2001. Teori Perkem-bangan Kognitif
Jean Pia-get. Yogyakarta: Kanisius.
Susilana, R., & Riyana, C.2009. Media
Pembelajaran: Haki-kat, Pengembangan,
Peman-faatan, dan Penilaian. Ban-dung:
Wacana Prima.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelaja-ran Pendidikan
Karakter. Bandung: Remaja Rosdakar-ya.
Watz. M. 2011. An Historical Analysis of Character
Edu-cation. Journal of Inquiry & Action in
Education. Volume 4 (2): 34 – 53.
Wright, J. A. 2005. Animation Wri-ting and
Development : From Script Development to
Pitch. USA: Focal Press.
Alkitab Terjemahan Baru. 2009. Jakarta: Lembaga
Alkitab Indonesia
GPM, Tata Pelayanan Anak – Remaja dan
Katekisasi Gereja Protestan Maluku tahun
2010 – 2015

INSTITUTIO: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN VOL IV NO I

You might also like