0% found this document useful (0 votes)
74 views15 pages

Jurnal Kepercayaan Kesehatan Dan Dukungan Sosial

This document is a journal article that examines hypertension prevention behaviors among people in Desa Baruh Jaya, South Kalimantan, Indonesia based on the Health Belief Model and social support concepts. It provides background on the increasing prevalence of hypertension in Indonesia and South Kalimantan. The study aims to analyze hypertension prevention behaviors based on perceptions of susceptibility, severity, benefits, and barriers according to the Health Belief Model and the role of social support. A sample of 128 respondents were surveyed using questionnaires and data was analyzed using statistical tests to identify relationships between variables.

Uploaded by

Zaenatasiah Eka
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
74 views15 pages

Jurnal Kepercayaan Kesehatan Dan Dukungan Sosial

This document is a journal article that examines hypertension prevention behaviors among people in Desa Baruh Jaya, South Kalimantan, Indonesia based on the Health Belief Model and social support concepts. It provides background on the increasing prevalence of hypertension in Indonesia and South Kalimantan. The study aims to analyze hypertension prevention behaviors based on perceptions of susceptibility, severity, benefits, and barriers according to the Health Belief Model and the role of social support. A sample of 128 respondents were surveyed using questionnaires and data was analyzed using statistical tests to identify relationships between variables.

Uploaded by

Zaenatasiah Eka
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 15

JURNAL ILMIAH

KEPERCAYAAN KESEHATAN (HEALTH BELIEF MODEL) DAN DUKUNGAN


SOSIAL TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA
MASYARAKAT DESA BARUH JAYA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2015

ZAENATASIAH EKA WAHYUNI ABDI

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2015

1
JURNAL ILMIAH

KEPERCAYAAN KESEHATAN (HEALTH BELIEF MODEL) DAN DUKUNGAN


SOSIAL TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA
MASYARAKAT DESA BARUH JAYA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2015

ZAENATASIAH EKA WAHYUNI ABDI


NIM. 101314153066

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2015

2
KEPERCAYAAN KESEHATAN (HEALTH BELIEF MODEL) DAN DUKUNGAN
SOSIAL TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA
MASYARAKAT DESA BARUH JAYA PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2015

Zaenatasiah Eka Wahyuni Abdi


Universitas Airlangga Surabaya
[email protected]

Abstract : Hypertension is an increase in blood pressure more than normal. in Indonesia,


the prevalence increased annually. Based on the 2013 Riskesdas (Basic Health research)
data, the prevalence of hypertension for population of over l8 years and above was
31.7%. South Kalimantan is a province that ranks second highest prevalence of
hypertension in Indonesia. The highest number of cases of hypertension was found in the
age group of over 40 years. Preventive measures should be performed prior to the
occurrence of hypertension. Knowledge of the effects of hypertension prevention
behaviors based on the concepts of Health Belief Model (HBM) and Social Support
among the people of Desa Baruh Jaya is expected to contribute to describing
hypertension prevention behaviors among the people. Purposes. The purpose of the
present study was to analyze hypertension prevention behaviors based on the concepts of
HBM and social support. Methods. The study was a quantitative research using a cross-
sectional approach. It was conducted in Desa Baruh Jaya of South Kalimantan Province.
A sample of 128 respondents was taken by using the Simple Random Sampling
technique. Data were collected using questionnaires. Data were analyzed using the
multivariate chi-square correlation tests using ordinal logistic regression. Results.
Bivariate analysis showed a correlation of individual characteristics (knowledge and
education) and individual belief (susceptibility and barriers). There a correlation of the
perceived severity and perceived severity of threats. There was correlations among the
perceived benefits, barriers, self-efficacy and social support with a p of  < = 0.05.
Analysis of the effects showed an effect of education on the perceived vulnerability (OR
= 0.483), an effect of knowledge on barriers (OR = l.434), an effect of barriers on
hypertension prevention behaviors (OR = 0.111) an effect of social support on
hypertension prevention behaviors (OR = l, 142).

Keywords: Hypertension prevention behaviors, HBM, social support

3
PENDAHULUAN menyebutkan prevalensi hipertensi pada

Salah satu PTM yang menjadi penduduk umur 18 tahun ke atas di

masalah kesehatan yang sangat serius Indonesia sebesar 31,7%.

saat ini adalah hipertensi yang disebut Prevalensi tertinggi di Sulawesi

sebagai the silent killer. Menurut WHO Utara (15,2%), Kalimantan Selatan

dan the International Society of (13,1%), DI Yogyakarta (12,8%) dan

Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 Sulawesi Tengah (11,6%) dan Gorontalo

juta penderita hipertensi di seluruh (10,9%). Kalimantan Selatan merupakan

dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal provinsi yang menduduki urutan ke dua

setiap tahunnya. Di Amerika, yang mempunyai prevalensi hipertensi

diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa terbanyak di Indonesia. Perilaku berisiko

menderita hipertensi. yang bisa mengakibatkan hipertensi di

Sejak bergesernya penyebab Provinsi Kalimantan Selatan adalah

kematian utama di Indonesia, penyakit perilaku aktivitas fisik sedentary ≥ 6 jam

hipertensi menjadi masalah penting peringkat ke 6 (enam) se-Indonesia,

dalam kesehatan masyarakat. Penyakit perilaku kurang konsumsi sayur dan

yang lebih dikenal masyarakat dengan buah sebesar 97%. Pola konsumsi

sebutan darah tinggi ini merupakan makanan berisiko menduduki urutan

faktor risiko utama penyakit-penyakit pertama 70,4%, seperti suka makanan

kardiovaskular yang menyebabkan 30% yang manis (70,4%), asin (16,6%),

kematian di dunia dan penyebab berlemak (35,8%), hewan berpengawet

kematian tertinggi di Indonesia. Di (5,8%), penyedap (82,6%) kafein selain

Indonesia, data Riskesdas 2013 kopi (14,55).


4
Kasus hipertensi di Kabupaten Hipertensi merupakan masalah

Hulu Sungai Selatan mengalami kesehatan masyarakat yang sebenarnya

peningkatan kasus dari tahun ke tahun. dapat dicegah dengan modifikasi gaya

Jumlah kasus hipertensi terbanyak 3 hidup, namun tidak cukup banyak orang

besar puskesmas tahun 2014 tertinggi di mengetahui akan hal ini. Berbagai

Puskesmas Kaliring sebanyak 2642 penelitian memaparkan beberapa faktor

kasus, Puskesmas Baruh Jaya sebanyak risiko hipertensi diantaranya umur, jenis

2497 kasus dan Puskesmas Negara kelamin, ras, obesitas, riwayat hipertensi

sebanyak 2031 kasus (Profil Dinkes di keluarga, stress psikologis, kolesterol

HSS, 2014). Puskesmas Baruh Jaya darah yang tinggi, perilaku merokok

merupakan puskesmas yang mempunyai aktivitas fisik yang kurang (sedentary

kasus prevalensi tertinggi di Kabupaten lifestyle), pola makan siap saji (tinggi

Hulu Sungai Selatan. di Puskesmas lemak, protein, garam namun rendah

Baruh Jaya Hipertensi menempati urutan serat), dan konsumsi kopi lebih dari 4

ketiga dari sepuluh besar penyakit. gelas sehari (Andryani 2009).

Jumlah kasus baru hipertensi tertinggi Sebuah penelitian yang

pada golongan umur 40-54 tahun. berhubungan dengan perilaku seseorang

Sehingga untuk melakukan upaya dalam melakukan tindakan pencegahan

preventif sebaiknya dilakukan sebelum hipertensi seperti yang dilakukan oleh

terjadinya penyakit, terutama pada Maxine (2009) tentang Health Belief

kelompok yang berisiko terkena and the prevention of hypertension

hipertensi. menggunakan konsep Health Belief

Model pada penduduk yang berisiko di

5
Kota London. Dalam penelitiannya awetkan, jarang mengkonsumsi buah

menyatakan persepsi kerentanan dan dan sayur. Ditambah lagi mereka

persepsi hambtana tidak mempunyai mempunyai kebiasaan menggunakan

hubungan yang bermakna, tetapi penyedap masakan serta perilaku

persepsi keparahan satu-satunya variable merokok. Perilaku masyarakat dalam

yang secara bermakna terkait dengan mengkonsumsi makanan yang berlemak

peningkatan tekanan darah. Selain itu terutama dalam memasak yang suka

penelitian Gorman et al, (2011) menggunakan santan, seperti setiap pagi

pentingnya dukungan sosial pada makan lontong/ketupat yang kuahnya

kelompok penderita hipertensi menggunakan santan, sayur-sayuran

menyatakan bahwa dukungan social yang kuahnya juga selalu mengguakan

yang tinggi mempunyai hubungan yang santan. Secara keseluruhan, perilaku

bermakna terhadap perilaku pencegahan berisiko inilah yang menempatkan

hipertensi dibandingankan dengan masyarakat Desa Baruh Jaya berisiko

dukungan social yang rendah. lebih besar terkena hipertensi. Sehingga

Berdasarkan studi pendahuluan yang menjadi masalah dalam penelitian

yang dilakukan bahwa pengetahuan ini adalah bagaimana masyarakat Desa

masyarakat tentang hipertensi masih Baruh Jaya dalam melakukan perilaku

kurang, perilaku masyarakat Desa Baruh tindakan pencegahan hipertensi. Maka

Jaya yang mempunyai kebiasaan yang konsep yang dapat digunakan dalam

kurang baik tentang kebiasaan makan penelitian ini adalah konsep Health

yang asin, manis, diawetkan, berlemak, Belief Model dan dukungan sosial

makanan yang dipanggang dan di (Social Support).

6
METODE kerentanan, persepsi keparahan, persepsi

Jenis penelitian ini adalah ancaman, persepsi manfaat, persepsi

Observasional dengan rancangan belah hambatan, self efficacy) dan dukungan

lintang (cross sectional). Populasi dalam social. Sedangkan variabel terikatnya

penelitian ini adalah kelompok umur 18- adalah perilaku pencegahan hipertesi

40 tahun di Desa Baruh Jaya yang belum (timbang berat badan, pola makan,

menderita hipertensi. Teknik melakukan olahraga, merokok dan

pengambilan sampel dilakukan stress). Cara pengukuran untuk persepsi

menggunakan Simple Random menggunakan skala likert .

Sampling. Perhitungan besar sampel Instrument pengumpulan data

dihitung berdasarkan rumus besar menggunakan kuesioner. Pengisian

sampel minimal dengan tingkat kuesioner dilakukan oleh responden

kelonggaran atau ketidaktelitian sebesar sendiri. Kuesioner digunakan untuk

5% maka diperoleh sampel sebesar 128. mendapatkan data tentang karakteristik

Lokasi penelitian di Desa Baruh Jaya individu, individual belief dan dukungan

Kabupaten Hulu Sungai selatan, social.

dikarenakan Desa Baruh Jaya Pengolahan data menggunakan

mempunyai prevalensi tertinggi statistic kuantitatif. Analisis bivariabel

dibandingkan dengan desa lainnya. menggunakan uji Chi-Square dan

Waktu penelitian dilakukan pada bulan analisis multivariable menggunakan uji

Mei-Juli 2015. Regresi Logistik Ordinal.

Variabel bebas yang akan diteliti

adalah individual belief (persepsi

7
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik pada
Masyarakat Desa Baruh Jaya Tahun 2015
Karakteristik Responden f Persentase
Jenis Kelamin
Laki-laki 48 37,5
Perempuan 40 62,5
128 100
Usia
18-25 tahun 28 21,9
26-30 tahun 37 28,9
31-35 tahun 30 23,4
36-40 tahun 33 25,8
128 100
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SD 6 4,7
SD 84 65,6
SMP 20 15,6
SMA 12 9,4
PT 6 4,7
128 100

1.2 Hubungan Individual Belief dengan Perilaku Pencegahan Hipertensi pada


Masyarakat Desa Baruh Jaya Tahun 2015
Individual Belief Perilaku Pencegahan Hipertensi Total p
Kurang % Cukup % Baik % f %
1. Ancaman :
Kurang terancam 4 6,3 7 14 1 6,6 12 9,3 p= 0,576
Cukup terancam 46 73,1 31 62 9 60,1 86 67,1
Terancam 13 20,6 12 24 5 33,3 30 23,4
Jumlah 63 49,2 50 39 15 11,7 128 100
2. Persepsi hambatan :
Besarnya hambatan 58 92,1 38 76 2 13,3 98 76,6 p=0,000
Cukupnya hambatan 5 7,9 9 18 3 20 17 13,2
Kurangnya hambatan 0 0 3 0 10 56,8 13 10,1
Jumlah 63 49,2 50 39,1 15 11,7 128 100
3. Persepsi manfaat
Kurang bermanfaat 7 11,1 6 15,3 2 13,3 15 11,7 p=0,237
Cukup bermanfaat 39 61,9 27 54 6 40 72 56,2
Merasa bermanfaat 17 13,3 17 34 7 46,6 41 32,1
Jumlah 63 49,2 50 39,1 15 11,7 128 100
4. Self Efficacy
Kurang yakin 1 1,58 5 10 3 20 9 7 p=0,524
Cukup yakin 52 82,5 40 80 9 60 101 78,9
Merasa yakin 10 15,8 5 10 3 20 18 14
Jumlah 63 49,2 50 39 15 11,7 128 100
5. Dukungan Sosial
Rendah 57 90,4 28 56 8 53,3 93 72,1 p=0,000

8
Cukup 5 7,9 17 34 2 13,3 24 18,7
Tinggi 1 1 5 10 5 33,3 11 8,5
Jumlah 63 63 50 39 15 11,7 128 100
HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan untuk dukungan social

Berdasarkan tabel 1.1 dapat adalah responden dengan dukungan

diketahui bahwa responden lebih banyak social yang rendah terhadap perilaku

berjenis kelamin perempuan (62,5%), pencegahan hipertensi memiliki

rata-rata usia 26-30 tahun (28,9%), kecenderungan risiko lebih besar 0,277

berpendidikan tamatan SD (65,6%). kali dibandingan dengan responden yang

Hasil analisis bivariabel antara memiliki dukungan social yang tinggi.

individual belief dengan perilaku PEMBAHASAN

pencegahan hipertensi pada tabel 1.2 Kombinasi antara kerentanan dan

dapat disimpulkan bahwa responden keparahan yang dirasakan individu

dengan persepsi hambatan yang tinggi membuat individu merasakan sebagai

dan dukungan sosial yang rendah ancaman (perceived threat), sehingga

cenderung memiliki perilaku terjadi perubahan perilaku individu.

pencegahan hipertensi yang kurang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Hasil analisis multivariable pada persepsi ancaman tidak berpengaruh

tabel 3 menyatakan bahwa responden terhadap perilaku pencegahan hipertensi.

yang memiliki hambatan yang tinggi Tingginya ancaman yang dirasakan

kecenderungan mempunyai risiko 0,044 individu tidak serta merta dapat

lebih tinggi terhadap perilaku mempengaruhi perilaku untuk

pencegahan hipertensi dibandingankan melakukan pencegahan. Hal ini mungkin

dengan responden yang memiliki karena responden bukan yang menderita

persepsi hambatan yang rendah. penyakit hipertensi, karena itu ancaman

9
terhadap hipertensi tidak berpengaruh tentu juga menjadi sesuatu yang

terhadap perilaku pencegahan. Hal ini menghambat untuk terjadinya perilaku.

sesuai dengan paradigma Suchman, Seseorang dapat saja rentan terhadap

tentang perilaku sakit dilihat dari hipertensi, hipertensi adalah penyakit

sekuensinya dapat dibagi atas 5 tingkat, yang parah, tahu manfaat dari perilaku

yaitu : (1) pengalaman dengan gejala yang baik, tetapi karena hambatan yang

penyakit, (2) penelitian terhadap peran dirasakan sangat kuat akhirnya

sakit, (3) kontak dengan perawatan mempengaruhi rendahnya perilaku

medis, (4) jadi pasien, dan (5) sembuh pencegahan hipertensi. Hasil penelitian

atau masa rehabilitasi. yang dilakukan oleh Coverson (2006)

Persepsi hambatan atau kepercayaan kesehatan pada wanita

perceived barrier adalah aspek negative Afrika-Amerika yang berisiko

pada suatu tindakan tertentu yang menyatakan bahwa persepsi hambatan

mungkin menjadi hambatan untuk yang paling berpengaruh terhadap

melakukan perilaku pencegahan perilaku pencegahan hipertensi adalah

hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktifitas fisik dan nutrisi

bahwa ada pengaruh antara persepsi yang terkait dengan manajemen berat

hambatan dengan perilaku pencegahan badan dan kontol berat badan.

hipertensi. Berdasarkan teori HBM Studi oleh Delmond dalam

(Glanz, 2007) meskipun dikatakan Newell menyatakan bahwa hambatan

bahwa manfaat tindakan lebih yang signifikan untuk kulit hitam dalam

menentukan daripada rintangan, namun menyukai makanan yanga asin, baik

jika rintangan tersebut sangatlah besar

10
terhadap responden remaja maupun sesuai dengan penelitian Aroian Karen

responden yang lebih tua. (2012), menyatakan bahwa penduduk

Hasil penelitian menunjukkan Hispanik merasakan manfaat yang tinggi

bahwa tidak ada pengaruh antara dalam mengelola stress dan diet

persepsi manfaat terhadap perilaku diidentifikasi sebagai dua hal yang

pencegahan hipertensi. Hal ini penting dalam mencegah hipertensi.

disebabkan karena kurangnya motivasi Self efficacy tidak berpengaruh

dari responden untuk melakukan terhadap perilaku pencegahan hipertensi.

perilaku pencegahan hipertensi. Tidak adanya pengaruh self efficacy

responden merasakan besarnya manfaat terhadap perilaku pencegahan hipertensi

jika melakukan gaya hidup sehat tapi kemungkinan karena responden

karena responden belum sakit/belum memiliki keyakinan diri yang tinggi

terkena hipertensi sehingga keinginan dalam hal memeriksakan tekanan

untuk melakuana tindakan preventif jadi darah/timbang berat badan secara

disepelekan. Manfaat tindakan lebih teratur, yakin dalam melakukan olahraga

menentukan daripada rintangan yang teratur, tetapi karena tidak ada dukungan

mungkin ditemukan dalam melakukan social yang tinggi pada responden

tindakan tersebut. Persepsi non sehingga ini akan mempengaruhi

kesehatan lainnya yang terkait, seperti responden dalam perilaku pencegahan

penghematan keuangan yang berkaitan hipertensi. Selain itu, tingginya

dengan berhenti merokok juga dapat hambatan yang dirasakan responden juga

mempengaruhi individu dalam akan mempengaruhi self efficacy,

melakukan sebuah perilaku. Hal ini tidak hambatan dalam berhenti meorkok,

11
kebiasaan makan penduduk dan tradisi dengan responden menyatakan bahwa

budaya yang suka makanan asin, manis, responden tidak pernah/jarang

akan mempengaruhi individu dalam self mendapatkan dukungan informasi baik

efficacy. dari teman, keluarga atau dari petugas

Dukungan social sebagai kesehatan yang memberikan penyuluhan

perasaan dasar yang dibutuhkan individu tentang hipertensi. Kurangnya dukungan

secara terus menerus yang dipuaskan dalam memberikan motivasi dari

melalui interaksi dengan orang lain. Dari lingkungan sekitar dalam mendorong

interaksi ini individu menjadi tahu responden melakukan pemeriksaan

bahwa orang lain memperhatikan kesehatan, karena mereka menganggap

,menghargai dan mencintai dirinya. responden belum sakit.

Dukungan social dapat berupa dukungan

emosional, penghargaan, instrumental,

informasi, dan jaringan sosial.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dukungan sosial berpengaruh KESIMPULAN DAN SARAN

langsung terhadap perilaku pencegahan Hasil penelitian sebagai berikut :

hipertensi. Hasil dari kuesioner 1. Ancaman (perceived threat)

didapatkan bahwa mayoritas responden tidak mempengaruhi perilaku

mendapatkan dukungan social yang pencegahan hipertensi.

rendah, baik berupa dukungan informasi, 2. Persepsi hambatan (perceived

emosional, penghargaan dan instrument. barrier) yang tinggi

Berdasarkan wawancara mendalam

12
mempengaruhi perilaku memberikan penyuluhan dengan

pencegahan hipertensi. cara petugas kesehatan

3. Persepsi manfaat (perceived mengidentifikasi dan mengurangi

benefit) tidak mempengaruhi hambatan dengan meyakinkan

perilaku pencegahan hipertensi. kembali tentang pencegahan

4. Keyakinan diri (self efficacy) perilaku hipertensi.

tidak mempengaruhi perilaku 2. Kepada para petugas kesehatan,

pencegahan hipertensi. pamong desa, tokoh masyarakat

5. Dukungan sosial (social sebagai “Role Model”, dengan

support) mempengaruhi memberikan contoh dalam

perilaku pencegahan hipertensi. merubah perilaku masyarakat.

3. Untuk masyarakat Desa Baruh

Saran Jaya terutama berumur 18-40

1. Untuk menurunkan prevalensi tahun perlu melakukan upaya

hipertensi pada masyarakat Desa pencegahan hipertensi terutama

Baruh Jaya maka Dinas kontrol tekanan darah teratur,

Kesehatan Kabupaten Hulu pola makan dengan membatasi

Sungai Selatan melalui makanan asin, berlemak,

Puskesmas Baruh Jaya perlu mengurangi kebiasaan merokok

meningkatkan keyakinan serta meningkatkan aktifitas fisik

individu untuk melakukan upaya atau olahraga secara teratur.

pencegahan hipertensi melalui

program promosi kesehatan guna

13
Kemenkes RI,. (2013). Pedoman Reknis
Penemuan dan Tatalaksana
Hipertensi. Dirjen Pengendalian
PTM Subdit Pengendalian
Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah, Jakarta.

Newell M,.Modeste N,.Marshak Helen


H,. Wilson C,. (2009). Health
DAFTAR PUSTAKA Beliefs And The Prevention Of
Hypertension In A Black
Aroian Karen, Rosalind, Peters, Rudner,. Population Living In London,
(2012) Hypertension Prevention Journal Ethicity & Disease,
Beliefs Of Hispanics, Juornal of Volume 19, Winter 2009.
Transcultural Nursing 23 (2)
134-42. Rahajeng Ekowati, Tuminah
Sulistyowati,.(2009). Prevalensi
Coverson, Dorothy Lee, “Health Beliefs, Hipertensi dan determinannya Di
Health Behavior and Indonesia, Majalah Kedokteran
Hypertension Risk in African- Indonesia, Volume:59,
American, Disertase, M.S.N., Nomor:12, Desember 2009.
Troy State University, 1997
Eka, Zaenatasiah., (2015) Analisis
Depkes RI, 2010,. Riset Kesehatan perilaku Pencegahan Hipertensi
Dasar : Jakarta : Litbangkes berdasarkan konsep HBM dan
Dukungan Sosial pada
Depkes, 2013, Pedoman Teknis
Masyarakat Desa Baruh Jaya
Penemuan dan Tatalaksana
Propinsi Kalimantan Selatan
Hipertensi. Kemenkes.Direktorat
Tahun 2015, Tesis. Airlangga
Pengendalian Penyakit Tidak
Surabaya.
Menular, Jakarta

Dinkes HSS,. (2012) Profil Dinas


Kesehatan kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kandangan :
Dinkes

Glanz Karen, Barbara K, Rimer, K.


Viswanath,. (2008)
HealthBehavior and Health
Education, 4 Th Edition, San
Fransisco; 989 Marker Street

14
15

You might also like