Tanggung Jawab Apoteker Pengelolaapotek Terhadap Tindakan Wanprestasi Dalam Perjanjian Kerjasama Dengan Pemilik Sarana Apotek "Musuk Farma" Boyolali
Tanggung Jawab Apoteker Pengelolaapotek Terhadap Tindakan Wanprestasi Dalam Perjanjian Kerjasama Dengan Pemilik Sarana Apotek "Musuk Farma" Boyolali
Kata kunci: Usaha Apotik atau bidang Farmasi dalam manusia memiliki peran penting
(apotek, untuk penuhi kebutuhannya tentang pentingnya obat dan alat-alat kesehatan, maka
perjanjiantanggungjawab, penguasa atau pemerintah selalu awasi usaha pembukaan apotek karena merupakan
salah satu usaha yang menyalurkan obat ke pasien. Hubungan antara Apoteker sebagai
wanprestasi)
pengelola dengan pemilik modal apotek bukan merupakan hubungan antara bos dengan
anak buah, tapi hubungan kerja sama yang seimbang. Perjanjian kerjasama apoteker
dengan pemilik sarana, memiliki hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban para
pihak tata umumnya terlaksana dengan baik. Pelaksanaan hak dan kewajiban semua
pihak akan menimbulkan tanggung jawab para dua belah pihak.
Penelitian ini penelitian yuridis dan empiris dengan objek yang diteliti adalah
kaidah hukum yang masih berlaku dengan didukung data yang ada. Semua data yang
diperoleh berasal dari studi kepustakaan serta penelitian di lapangan. Hasil penelitian
yang diperoleh, adalah bentuk perjanjian kerjasama dengan Apoteker Pengelola Apotek
(APA) dan Pemilik Sarana Apotek (PSA) di Apotek Musuk Farma adalah wujud bentuk
Akta Notaris, dan penyelesaian serta tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek (APA)
dalam tindakan wanprestasi perjanjian kerjasama antara Apoteker Pengelola Apotek
(APA) dan Pemilik Sarana Apotek (PSA) di Musuk Farma dari hasil mediasi keduanya
didapati penyelesaian kedua belah pihak bahwa sepakat tidak saling mempermasalahkan
31
Jurnal Bedah Hukum
Fakultas Hukum Universitas Boyolali
P-ISSN: 2579-5228 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
E-ISSN: 2686-5327
lan tidak melakukan tuntutan lagi, ini sesuai dengan Pancasila, Sila Kedua serta Sila
Ketiga, pihak apoteker mengakui kesalahan wanprestasi yang dilakukan dan meminta
maaf, Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) diberikan kepada apoteker, apotek terima
salinan, Surat Izin Apotek (SIA) tetap berada di Apotek Musuk Farma, Apotek Musuk
Farma segera mengurus izin baru dan akhirnya terbitlah izin atas nama Endah
Zulyantiningsih S.Si.,Apt sebagai apoteker pengelola yang baru.
Corresponding Author:
[email protected]
1. PENDAHULUAN
Apotek seperti yang telah banyak diketahui, yaitu suatu usaha pedagang eceran
dalam hal farmasi, alat-alat kesehatan, serta peralatan medis lainnya yang mendukung
dalam hal kefarmasian serta bidang kesehatan dan makanan1. Didalam menjalankan
usahanya tersebut ada tenaga ahli atau di sini tenaga teknik kefarmasian di bidangnya
yang berkompeten dan dalam bidang keilmuannya di sekolah khusus akademi atau
Fakultas Farmasi. Apoteker pengelola yang bertanggung jawab penuh dalam apotek ini,
apoteker pendamping bertugas mendampingi apoteker pengelola untuk pelayanan 2 dan
asisten apoteker yang bertugas untuk membantu apoteker dalam menjalankan tugas di
apotek tersebut yang pada dasarnya melayani masyarakat yang memerlukan obat-obatan
dan berbagai alat kesehatan pendukung serta konsultasi dalam bidang kefarmasian
sehingga mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan pelayanan3 tersebut dan
melakukan tugasnya di usaha apotek.
Mengacu dalam hal ini ada pihak yang telah di rugikan adalah Pemilik Sarana ning
Apotek Musuk Farma di Boyolali yang menjadikan usaha yang telah direncana menjadi
terhambat, serta banyak menimbulkan kendala dalam roda usaha tersebut. Hal itu
menunjukkan bila perjanjian telah dilanggar oleh satu pihak sehingga mengakibatkan
munculnya permasalahan yang diselesaikan dengan melibatkan pihak-pihak terkait.
Seharusnya semua itu tidak perlu terjadi apabila semua saling menyadari akan hak dan
kewajibannya masing-masing yang telah tercantum dalam akte perjanjian yang telah
dilaksanakan sebelum kerjasama dua belah pihak .
1
http://docplayer.info/55178654-Universitas Indonesia
2
http://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114626/permenkes-no-73
3
http://www.persi.or.id/image/regu
Jurnal Bedah Hukum
P-ISSN: 2579-5228 Fakultas Hukum Universitas Boyolali
E-ISSN: 2686-5327 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
Dengan begitu apa yang akan di bahas dalam penulisan ini berkaitan dengan
kerjasama dengan melalui perjanjian yang pada dasarnya harus dilandasi tanggung jawab
dengan itikat baik dan niat baik pula agar semua bisa berjalan sesuai dengan apa yang
direncanakan semula. Ada beberapa faktor mengapa tema mengenai kerjasama dalam
usaha apotek antara pengelola dan pemilik di angkat sebagai bahan materi penulisan,
karena banyaknya kejadian dan kasus serupa telah banyak terjadi dan pada akhirnya
hanya diam ditempat tanpa ada penyelesaian yang adil dan selalu ada pihak yang
dirugikan. Jadi penulis menganggap sebagai hal yang sangat Urgent atau penting untuk
di ulas agar tidak terjadi hal serupa serta ada jalan keluar untuk kedua belah pihak, supaya
lebih mengerti akan hak dan kewajiban dalam melakukan profesi pekerjaannya.
2. ME TODE PENELI TIAN
Metode sing digunakan disini yaitu metode pendekatan yuridis dan pendekatan sosiologis
atau empiris, yaitu bidang penelitian yang menekankan pada hukum, serta menelaah
kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat. Pengertian pendekatan yuridis
empiris yaitu hukum berlakuan lan implementasi ketentuan hukum secara terus pada
peristiwa lan hukum tertentu yang terjadi di masyarakat, kata laine satu penelitian yang
dilakukan pada keadaan sebenarnya atau keadaan riil yang terjadi di rakyat. Untuk
mengetahui dan menemukan fakta dan data yang dibutuhkan. Dari segi yuridis untuk
penelitian ini yaitu penggunaan undang-undang tentang farmasi dan beberapa peraturan
lainnya, dengan narasumber dari Dinas Kesehatan terkait serta Organisasi Ikatan
Apoteker Indonesia yang berada di Kota Boyolali. Sedangkan dari segi sosiologis pada
penelitian ini yaitu bagaimana undang-undang ini digunakan dan diterapkan dalam
lingkup farmasi dalam menyelesaikan suatu permasalahan ning perjanjian antara
Apoteker Pengelola Apotek dan Pemilik Sarana Apotek. Observasi ini gunakan penelitian
bersifat deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan memberikan data-data seteliti
mungkin di manusia atau gejala-gejala laine.4 Metode diskriptif itu metode dalam
meneliti status orang banyak, obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, suatu set
peristiwa pada masa sekarang, bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau
lukisan secara sistematis, terjadi dan akurat mengenai kenyataan, sifat dan hubungan pada
fenomena yang diteliti.5 Penelitian ini bersifat deskriptif karena untuk mengetahui tentang
4
Khuzdaifah Dimyanti, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: UMS-Pers, 2004, hal 3
5
Nasir,Contoh Metode Penelitian, 1988, hal.63
33
Jurnal Bedah Hukum
Fakultas Hukum Universitas Boyolali
P-ISSN: 2579-5228 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
E-ISSN: 2686-5327
deskriptif. Data sekunder yang telah tersedia menjadi pangkal penelitian dihubungkan
dengan data primer yang meliputi hasil observasi dan wawancara kemudian dianalisa
secara kualitatif.
35
Jurnal Bedah Hukum
Fakultas Hukum Universitas Boyolali
P-ISSN: 2579-5228 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
E-ISSN: 2686-5327
kerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek diikat oleh sebuah perjanjian kerja sama yang
legal. Bentuk perjanjian kerjasama tersebut Apoteker Pengelola Apotek ( APA) dan
Pemilik Sarana Apotek (PSA)6 di Musuk Farma menggunakan bentuk yang ketiga yaitu
: Perjanjian dihadapan notaris dalam bentuk dengan akta. Akta notaris adalah akta dibuat
dihadapan dan dimuka pejabat yang berwenang. Apotek Musuk Farma ber alamatkan di
Tampir Utara NO. 25 RT.06 / RW. 003 Musuk Boyolali. Apoteker Pengelola Apotek atau
(APA) Musuk Farma pada periode tahun 2016 sampai 2019 adalah saudari Sholichah
Listianingrum Sarjana Farmasi Apoteker, lahir di Kabupaten Semarang, pada tanggal 22-
02-1992, Warga negara Indonesia, Pekerjaan Apoteker, Kartu Tanda Penduduk Nomor
3322016202920004, bertempat tinggal di Dusun Getasan, Rukun tetangga 007, Rukun
Warga 001,Desa Getasan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang dengan Pemilik
Sarana Apoteknya adalah Saudara Bambang Surono. Lahir di Semarang pada tanggal 16-
01-1977, warga Negara Indonesia, Pekerjaan staf Swasta, Kartu Tanda Penduduk nomor
3309181601770002,bertempat tinggal di Dukuh Ketoyan , Rukun Tetangga 001, Desa
Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Kerja sama ini diikat oleh
perjanjian akta notaris dengan nomor :04 tanggal 23 Oktober 2015 sebagai notaris adalah
Bapak Muhammad Fauzan Hidayat, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan yang
beralamatkan di Jl. Randusari-Kopen Km.03, Ds. Butuh, Mojosonggo, Boyolali, akta
notaris terlampir. Jadi melalui dokumen tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk
Perjanjian Kerjasama antara Apoteker Pengelola dan Pemilik di Musuk Farma berbentuk
AKTA NOTARIS sesuai dengan KUHPPerdata pasal 1313 tentang perjanjian dan pasal
1320 mengenai sarat sahnya perjanjian.
Bentuk Penyelesaian dan (Tanggung Jawab Apoteker Pengelola Apotek) ter hadap
tindakan wanprestasi dalam Perjanjian Kerja sama antara Apoteker Pengelola
Apotek dan (Pemilik Sarana Apotek) di Musuk Farma
Pada awal kontrak, apoteker bekerja dalam melakukan pelayanan sekitar 2 (dua)
bulan lalu tidak pernah lagi hadir dalam melakukan praktek serta absensi sampai kontrak
tersebut berakhir pada 2018. Selama itu pula apotek tidak bisa berjalan dengan baik
karena tidak adanya apoteker yang berpraktek sebagaimana mestinya saat jam apotek
buka atau beroperasional. Hal ini disanggupi olehnya dengan minta waktu beberapa bulan
6
http://docplayer.info/55178654-Universitas Indonesia
Jurnal Bedah Hukum
P-ISSN: 2579-5228 Fakultas Hukum Universitas Boyolali
E-ISSN: 2686-5327 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
untuk bisa memenuhi tanggung jawabnya. Kesanggupan dan janji tersebut ternyata hanya
ucapan belaka sampai berjalan berminggu-minggu dan berbulan –bulan lamanya sampai
pada akhirnya pada kontrak kerja minimal selama 3 (tiga) tahun di depan notaris yang
ditunjuk yang berakhir pada 23 Oktober 2018 tetap belum bisa memenuhi janji tersebut
bahkan tidak ada lagi kabar dan beritanya. Hal ini mengakibatkan semua perbuatan
wanprestasi yang dilakukan jelas dan benar-benar ada unsur kesengajaan untuk
mengingkari perjanjian yang telah dibuat dan disepakati bersama. Pada akta notaris
perjanjian kerjasama antara (Apoteker Pengelola) dan (Pemilik Sarana), tercantum pasal
yang jelas mengatur ini apabila tidak bisa penuhi tanggungjawabnya sebagai (Apoteker
Pengelola) yaitu pada pasal 8 dan pasal 9 dari perjanjian Notaris.
Pada tanggal 16 September 2019 pukul 16.00 WIB semuanya telah berkumpul, hadir
pihak Kepala Bidang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali beserta para stafnya
, pihak Ketua Organisasi Ikatan Apoteker Indonesa (IAI) dan perwakilan pengurusnya
untuk melakukan mediasi dan rekonsiliasi dalam upaya penyelesaian masalah ini. Ada
yang menjadi moderator membuka mediasi ini serta masing-masing pihak diberi
kesempatan untuk mengklarifikasi dengan memberikan keterangan yang diperlukan
untuk proses mediasi tersebut. Secara lisan pihak Apoteker Pengelola Apotek atau (APA)
yang melakukan wanprestasi mengakui akan kesalahan yang dilakukannya yaitu ingkar
dalam perjanjian kerja sama tersebut dikarenakan tertarik dengan pekerjaan ditempat lain
dengan penghasilan yang lebih tinggi. Sehingga ingin segera mengundurkan diri dari
Apotek Musuk Farma walaupun jangka waktu kontrak belum selesai. Pada akhirnya
semua bisa diterima dan dibuatlah surat pernyataan kesepakatan bersama disaksikan oleh
pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali dan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
Cabang Boyolali dengan isi kesepakatan sebagai berikut:
a. Ada kesepakatan antara kedua belah pihak telah diselesaikan secara kekeluargaan.
Kedua belah pihak tanpa ada tuntutan dengan dimediasi oleh dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali dan Organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) untuk mediasi.
Apoteker Pengelola Apotek (APA)7 maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal mediasi. Surat
pernyataan yang berisikan hal diatas merupakan langkah penyelesaian dan akhir dari
perselisihan yang ada antara Pemilik Sarana Apotek (PSA) dan Apoteker Pengelola
7
http://docplayer.info/55178654-Universitas Indonesia
37
Jurnal Bedah Hukum
Fakultas Hukum Universitas Boyolali
P-ISSN: 2579-5228 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
E-ISSN: 2686-5327
Apotek (APA). Kemudian 17 September 2019, hari Selasa pihak PSA memenuhi
undangan klarifikasi tersebut ke Polres Kabupaten Boyolali dengan menghadap Bripka
Anang Murdiyono, S.H diruang Unit II (tindak pidana khusus) Sat-Reskrim Polres
Boyolali dengan alamat Jl. Solo Semarang Km. 24 Mojosongo 57322. Ditempat tersebut
terlapor diperiksa secara verbal dan dimintai keterangan oleh penyidik tentang hal yang
telah diadukan oleh pihak pengadu sejelas-jelasnya dengan menunjukkan surat
pernyataan kesepakatan bersama yang telah dibuat kedua belah pihak dan disaksikan
pihak dinas kesehatan kabupaten Boyolali dan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia
cabang Boyolali. Dibuatkan surat Berita Acara Pemeriksaan yang menyatakan bahwa hal
ini tidak dalam ranah perkara pidana tetapi masuk dalam ranah perdata yaitu ingkar dalam
perjanjian atau wanprestasi yang dilakukan pengadu, regulasinya terdapat pada
KUHPerdata pasal 1243. Pihak penyidik Polres Boyolali dengan hal itu menyarankan
permasalahan diselesaikan diluar wewenang aparat kepolisian dengan kata lain
diselesaikan secara kekeluargaan dan mediasi. Melalui kejadian demi kejadian itu dapat
disimpulkan bahwa pengaduan dari pihak APA melalui kuasanya tidak tepat dan tidak
mempunyai alasan yang kuat dalam tuduhannya terhadap Pemilik Sarana Apotek Musuk
Farma yang diduga telah menggelapkan surat berharga yang telah dipermasahkan itu.
Pada hal di sini sebenarnya pengadu dan kuasa hukumnya belum mengetahui dasar
hukum, etika yang baik dan letak permasalahan yang ada yaitu merasa menganggap
bahwa surat itu harus ada ditangan Apoteker Pengelola Apotek, padahal surat tersebut
tetap harus berada di Apotek Musuk Farma Boyolali atau tempat dimana Apoteker
Pengelola Apotek tersebut berpraktek. Surat tersebut mempunyai fungsi legalitas yang
sangat penting untuk Apotek Musuk Farma. Pemilik sarana apotek Musuk Farma segera
memproses segala keperluan administrasi yang ada untuk pergantian apoteker yang baru.
Akhirnya Apotek Musuk Farma mempunyai Apoteker Pengelola Apotek baru yaitu
Endah Zulyantiningsih S.Si.,Apt dengan nomor SIPA : 19800701/SIPA-33.09/02-
1/1289/X/2019, dengan Surat Izin Apotek nomor : 4496/ 487/II/4.14/2020 sebagai
gantinya.
4. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Bentuk pada perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dan dengan Pemilik
Sarana Apotek Apotek Musuk Farma berbentuk AKTA NOTARIS yang sudah
Jurnal Bedah Hukum
P-ISSN: 2579-5228 Fakultas Hukum Universitas Boyolali
E-ISSN: 2686-5327 Vol. 4, No. 2, 2020, hlm. 31-39.
sesuai KUHPerdata pasal 1313 tentang perjanjian dan pasal 1320 mengenai sarat
sahnya perjanjian.
2. Bentuk untuk penyelesaian serta tanggung jawab Apoteker Pengelola Apotek
terhadap tindakan wanprestasi yang dilakukan dalam perjanjian kerjasama pada
Apoteker Pengelola Apotek dan Pemilik Sarana Apotek di Musuk Farma dari
hasil mediasi keduanya diperoleh penyelesaian pidana dan perdata kedua belah
pihak sepakat tidak saling mempermasalahkan dan tidak melakukan tuntutan
apapun, pihak apoteker mengakui kesalahan wanprestasi yang dilakukan dan
meminta maaf, Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA) diserahkan kepada apoteker,
apotek terima salinannya, Surat Izin Apotek tetap berada di Apotek Musuk Farma,
Apotek Musuk Farma mengurus izin baru dan akhirnya terbitlah izin atas nama
Endah Zulyantiningsih S.Si.,Apt sebagai apoteker pengelola yang baru.
B. SARAN
1. Sebaiknya setiap kita melakukan perjanjian kerjasama kita harus otentik dengan
melibatkan notaris dan terlebih dahulu melihat latar belakang kedewasaan
personal atau mengetahui karakter dari pihak yang akan kita ajak bekerjasama.
2. Hendaknya permasalahan perjanjian kerjasama dan wanprestasi yang telah terjadi
di Apotek Musuk Farma dapat menjadi pelajaran. Semua pihak harus mempunyai
itikad baik dan amanah. Menjadikan kita sebagai pelaku usaha dan pekerja untuk
menjadi manusia yang bersumber daya unggul, memahami konsekuensi serta
mengerti akibat hukum yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku dan Kamus Hukum
Hartono.2001, Manajemen Apotek, Depot Informasi Obat, Jakarta.
Leli Joko Suryono. 2014, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian Indonesia, P3M UMY,
Yogyakarta.
Nasir,Contoh Metode Penelitian, 1988
2. Website
http://docplayer.info/55178654-Universitas Indonesia
http://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114626/permenkes-no-73
39