Perilaku Batang Tekan Profil Siku Tunggal Dengan Sambungan Baut Di Kedua Ujung Tumpuan
Perilaku Batang Tekan Profil Siku Tunggal Dengan Sambungan Baut Di Kedua Ujung Tumpuan
Abstract:Bridge structures, transmission towers and truss which usually use single angle steel
profiles and bolt connection will lead to eccentricity. Euler's formula and SNI-03-1729-2002
mention the compression angled profile works only axial load. In contrast to SNI-1729-2015
which has accommodated axial load-bending although limited to the condition of the hinges
and flops. The purpose of this study was to determine the capacity of the compression angled
profile with bolt connections at both ends of the pedestal. This study is limited to the single
angle steel profile L.30.30.3 with slenderness ratioof 139. The method is done by providing
axial load to the rod buckle and compression capacity reduction at reading data logger. The
results showed maximum compression capacity was 2.96 tons with an average of 2.75 tons.
Comparison experiments compression capacity to Euler's theory suggests approaches on the
condition of the hinge-flops with a ratio of 0.66, while the ratio of the SNI-03-1729-2002 with
ratios of 1.05 and 0.42 for the SNI-1729-2015 show approaches on condition flops.
Experimental buckling length factor of 0.54 based on SNI-03-1729-2002 and 0.76 based on
ISO-1729-2015.
Keywords : Single anglesteel, axial load, eccentricity, buckling failure
Kata kunci : profil baja siku sama kaki, beban aksial, eksentrisitas, kegagalan tekuk
Penggunaan baja profil khususnya jenis profil terjadinya eksentrisitas. Eksentrisitas terjadi
siku sudah sangat sering kita jumpai pada akibat gaya yang bekerja tidak tepat berada
struktur bangunan sipil seperti struktur pada pusat penampang yang menyebabkan
jembatan, menara transmisi dan truss yang batang mengalami tekuk (buckling). Namun
biasanya menggunakan sambungan baut pada dalam perencanaan, eksentrisitas sering
salah satu sisi penampang. Struktur dengan diabaikan dengan asumsi batang menerima
sambungan baut seperti ini akan menyebabkan beban aksial murni. Dasar acuan yang selama
ini digunakan di Indonesia belum memper- (K)eksperimen berdasarkan analisa SNI 2002
timbangkan adanya eksentrisitas gaya yang dan SNI 2015.
bekerja pada salah satu sisi penampang batang
KAJIAN PUSTAKA
tekan profil siku seperti dalam rumus Euler
Hasibuan (2013) menguji batang tekan
dan SNI-03-1729-2002. Sedangkan dalam
SNI 1729–2015 telah memberikan asumsi baja profil siku dengan sambungan baut
beban aksial-lentur pada batang tekan dengan melalui metode vibrasi. Hasil pengujian
sambungan baut sebagai efek dari eksentrisitas menunjukkan kekakuan tumpuan yang
meskipun hanyaterbatas pada tumpuan jepit diberikan pada sambungan baut merupakan
dan sendi sempurna. Hal ini tidak kondisi kekakuan diantara sendi dan jepit.
sepenuhnyatepat dikarenakan sambungan baut Secara umum nilai kekakuan tumpuan parsial
merupakan jenis tumpuan parsial. Sambungan meningkat terhadap beban aksial yang
baut memberikan tingkat kekakuan berbeda diberikan.
dengan asumsi dasar perencanaan yang selama Liu (2007) pada pengujian profil siku
ini menggolongkannya dalam kondisi L51x51x6,4 dengan variasi angka kelangsin-
tumpuan sendi-sendi. gan (Kl/r) sebesar 94, 125 dan 155 dengan
Pengujian dilakukan dengan cara variasi eksentrisitas aksial tekan pada sumbu
memberikan beban aksial tekan dengan inter- kuat dan lemah menunjukkan bahwa eksentri-
val tertentu terhadap benda uji. Pembebanan sitas yang diberikan memberikan pengaruh
dilakukan sampai batang mencapai kekuatan penurunan yang signifikan pada kemampuan
maksimum yang ditandai dengan terjadinya layanan gaya tekan aksial. Namun pada nilai
tekuk pada benda uji serta penurunan nilai angka kelangsingan λ = 155, eksentrisitas ak-
kuat tekan. Penelitian ini dibatasi pada benda sial tekan pada pusat penampang sumbu kuat
uji profil siku L.30.30.3 dengan angka tidak mempengaruhi kuat tekan layanan, se-
kelangsingan 139. Angka kelangsingan 139 mentara pada sumbu lemah memberi penga-
dipilih untuk mengkonsidikan keadaan ruh yang relatif tidak besar.
pengujian di laboratorium seperti penempatan Timoshenko (1965) mengungkapkan
alat pembebanan dan alat pengujian. Selain itu bahwa dari beberapa pengujian batang tekan
juga merupakan syarat untuk angka pada nilai E = 30.000.000 psi atau sekitar
kelangsingan < 200 berdasarkan SNI. 206.842 Mpa, kesesuaian nilai beban kritis
Adapuntujuanpenelitianiniadalah(1)meng dengan teori euler beam, yang mengasumsi-
etahui kapasitas beban tekan maksimum yang kan hanya beban aksial tekan saja yang beker-
dapat dipikul oleh profil siku tunggal dengan ja, terjadi pada elemen yang memiliki
sambungan baut di kedua ujung tumpuan, (2) angkakelangsingan λ = l/r > 100.
membandingkannilai kapasitas tekan
Perencanaan Batang Tekan Profil Siku
eksperimen terhadap acuan perencanaan, dan
Euler (1744) dikutip dari Setiawan
(3) memprediksinilaifaktor panjang tekuk
262 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
(2008:50) menyebutkan bahwa komponen Faktor tekuk pada elemen batang tekan
struktur yang dibebani secara konsentris, di dapat diperhitungkan sebagaiberikut :
mana seluruh serat bahan masih dalam kondisi Untukλc<0,25 maka ω = 1
Untuk 0,25<λc<1,2 makaω=1,43/(1,6-0,67 λc)
elastik hingga terjadinya tekuk, perlahan-lahan
Untuk λc> 1,2 maka ω = 1,25 λc2
melengkung.Pendekatan Euler pada umumnya
Parameter kelangsingan yang
diabaikan dalam desain karena hasil dari
diperhitungkan untuk menentukan jenis tekuk
percobaan-percobaan yang dilakukan tak
yang terjadi pada elemen tekan adalah :
sesuai dengannya. Pendekatan Euler hanya
l fy
mungkin terjadi bila nilai l yang cukup besar (l lc =
p E (3)
> 110). Untuk nilai l yang lebih kecil, akan
terjadi tekuk inelastis. Dan bila nilai l <20 akan Deanganλc adalah tegangan kritis tekuk
terjadi leleh pada seluruh penampang. lentur λ adalah KL/r (< 200).
1. Leleh,
Dengan Q = faktor reduksi netto untuk
Mn = 1,5My (9)
semua elemen tekan langsing, Qa bernilai 1
dan Qs ditentukan sebagai berikut : 2. Tekuk Torsi-Lateral
Me£My, maka
b E maka,Qs = 1 æ
§ Bila £ 0, 45 0, 017 M e ö
t Fy M n = ç 0,92 - ÷ Me
ç M y ÷ø
è (10)
§ Bila 0, 45 E b E
< < 0,91 Me>My, maka
Fy t Fy
æ My ö
b Fy
maka, Qs = 1,34 - 0, 76 æç ö÷ M n = ç1,92 - 1,17 ÷ M y £ 1,5M y
ç M e ÷ø
ètø E è (11)
§ Bila b ³ 0,91 E maka, 0,53E
t Fy Qs = 2 Dimana untuk sumbu kuat dari profil
æ ö
b
Fy ç ÷
ètø baja siku sama kaki;
æ M ö
maka, Pr + ç M rx + ry ÷ £ 1 Peralatan penelitian
2 Pc çè M cx M cy ÷ø
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi 3 yaitu : (1) peralatan
Dimana Pr = Kekuatan tekan aksial perlu
pembebanan meliputi plat baja tumpuan, plat
(N) Pc = Kekuatan aksial tersedia (N) Mr =
Kekuatan lentur perlu (Nmm). Kekuatan buhul, plat pengaku, baja penyangga dan baut;
lentur nominal (Mn) harus diambil nilai (2) Peralatan pembuatan benda uji
terendah yang diperoleh dari keadaan batas meliputimesin gergaji (bar bending) untuk
leleh (momen plastik), tekuk torsi lateral, dan memotong benda uji, meteran, penggaris,
tekuk lokal kaki siku. Penjelasan kondisi batas kapur besi, siku-siku besi dan mesin bor; (3)
264 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
Displacment Tranducer
Profil siku L 30.30.3
Baut diameter 7 mm
Besi As Dia. 28 mm
Plat Buhul
Plat Pembebanan
Load Cell
Hydraulic Jack
Loading Frame
Plat Buhul
Baut diameter 7 mm
Displacment Tranducer
Gambar 3. Detail tumpuan atas
Deformasi terbesar benda uji terjadi di ketujuh benda uji menunjukkan hasil yang
bagian tengah yaitu pada displacement hampir seragam.
transducer 3 dan 4. Hal ini sesuai dengan teori
Kapasitas tekan menurut Euler
euler beam-columnyang menyebutkan bahwa
Analisa perhitungan menurut Euler
benda uji yang dibebani secara aksial akan
dibuat berdasarkan persamaan-persamaan
mengalami tekuk pada bagian tengah. Perilaku
untuk menentukan nilai beban kritis (Pcr)
deformasi kolom dengan beban aksial ini
dengan 3 kondisi berbeda yaitu kondisi sendi-
menunjukkan perilaku yang sama dengan
sendi, sendi-jepit, dan jepit-jepit.Analisa
balok lentur. Dengan demikian, perilaku ini
perhitungan menurut Euler dapat dilihat pada
disebut dengan perilaku beam-column.
Tabel 4 dan Gambar 5. Berdasarkan Tabel 4
Sebaliknya, pola deformasi yang terjadi pada
268 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala
dan Gambar 5 dapat dilihat kapasitas tekan asumsi sendi-sendi menunjukkan kondisi yang
menurut Euler yang paling mendekati hasil sangat aman dengan persentase reduksi 63%
eksperimen adalah pada kondisi sendi-jepit dibandingkan dengan kondisi aktual di
dengan rasio 0,66. Hal ini menunjukkan lapangan.
bahwa hasil pengujian kapasitas teakan
dengan sambungan baut berada dalam kondisi Perbandingan kapasitas tekan SNI 2015
diantara sendi dan jepit atau dengan kata lain terhadap eksperimen
merupakan kondisi tumpuan parsial. Rasio perbandingan kapasitas tekan
analisa SNI 2015 terhadap eksperimen
Perbandingan kapasitas tekan SNI 2002 disajikan dalam Tabel 6 dan Gambar 7.
terhadap eksperimen Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 7,
Rasio perbandingan kapasitas tekan dapat dilihat bahwa hasil analisa perhitungan
analisa SNI 2002 terhadap eksperimen SNI 2015 yang mendekati hasil eksperimen
disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 6. adalah kondisi jepit-jepit dengan rasio 0,42.
Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 6, dapat Dengan demikian, sambungan baut yang
dilihat bahwa dari ketiga analisa perhitungan digunakan juga mengarah pada kondisi jepit-
SNI 2002 yang paling mendekati hasil jepit menurut SNI 2015. Berdasarkan rasio
eksperimen adalah kondisi jepit-jepit dengan juga dapat dilihat bahwa SNI 2015 mem-
rasio 1,05. Dengan demikian, sambungan baut berikan dasar perencanaan yang jauh lebih
yang digunakan mengarah pada kondisi jepit- aman dibandingkan keadaan aktual lapangan
jepit menurut SNI 2002. Selain itu, untuk kondisi sendi-sendi dengan persentase
perencanaan yang selama ini menggunakan reduksi 78%.
Faktor panjang tekuk (K) Tabel 7. Nilai K eksperimen menurut SNI 2002
Nilai K eksperimen dapat diketahui Kuat Tekuk
Pengujian/Analisa Nilai K
Pcr (ton)
berdasarkan analisa SNI 2002 dan SNI 2015 Eksperimen 2,79 0,54
menggunakan cara trial and error yang dapat Sendi-sendi (SNI 2002) 1,04 1,00
dlihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Sendi-jepit (SNI 2002) 2,11 0,70
Jepit-jepit (SNI 2002) 2,94 0,50