0% found this document useful (0 votes)
113 views12 pages

Perilaku Batang Tekan Profil Siku Tunggal Dengan Sambungan Baut Di Kedua Ujung Tumpuan

This document discusses an experimental study on the compressive behavior of single angle steel profiles with bolt connections at both support ends. The study was limited to L30x30x3 angle profiles with a slenderness ratio of 139. Axial loads were applied until buckling occurred, and compressive capacity was recorded. The maximum capacity was 2.96 tons on average 2.75 tons. Experimental capacity was compared to Euler theory and Indonesian standards SNI-03-1729-2002 and SNI-1729-2015. The experimental buckling length factor was 0.54 based on SNI-03-1729-2002 and 0.76 based on SNI-1729-2015.

Uploaded by

ahmadfaathir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
113 views12 pages

Perilaku Batang Tekan Profil Siku Tunggal Dengan Sambungan Baut Di Kedua Ujung Tumpuan

This document discusses an experimental study on the compressive behavior of single angle steel profiles with bolt connections at both support ends. The study was limited to L30x30x3 angle profiles with a slenderness ratio of 139. Axial loads were applied until buckling occurred, and compressive capacity was recorded. The maximum capacity was 2.96 tons on average 2.75 tons. Experimental capacity was compared to Euler theory and Indonesian standards SNI-03-1729-2002 and SNI-1729-2015. The experimental buckling length factor was 0.54 based on SNI-03-1729-2002 and 0.76 based on SNI-1729-2015.

Uploaded by

ahmadfaathir
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

JurnalTeknikSipil ISSN 2088-9321

UniversitasSyiah Kuala pp. 261 - 272

PERILAKU BATANG TEKAN PROFIL SIKU TUNGGAL


DENGAN SAMBUNGAN BAUT DI KEDUA UJUNG
TUMPUAN

Purwandy Hasibuan1, Rudiansyah Putra2,Arjur Ridha3


1,2)
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh23111, email:
[email protected],
3)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syeh Abdul Rauf No. 7, Darussalam Banda Aceh23111,

Abstract:Bridge structures, transmission towers and truss which usually use single angle steel
profiles and bolt connection will lead to eccentricity. Euler's formula and SNI-03-1729-2002
mention the compression angled profile works only axial load. In contrast to SNI-1729-2015
which has accommodated axial load-bending although limited to the condition of the hinges
and flops. The purpose of this study was to determine the capacity of the compression angled
profile with bolt connections at both ends of the pedestal. This study is limited to the single
angle steel profile L.30.30.3 with slenderness ratioof 139. The method is done by providing
axial load to the rod buckle and compression capacity reduction at reading data logger. The
results showed maximum compression capacity was 2.96 tons with an average of 2.75 tons.
Comparison experiments compression capacity to Euler's theory suggests approaches on the
condition of the hinge-flops with a ratio of 0.66, while the ratio of the SNI-03-1729-2002 with
ratios of 1.05 and 0.42 for the SNI-1729-2015 show approaches on condition flops.
Experimental buckling length factor of 0.54 based on SNI-03-1729-2002 and 0.76 based on
ISO-1729-2015.
Keywords : Single anglesteel, axial load, eccentricity, buckling failure

Abstrak:Struktur jembatan, menara transmisi dan trussyang biasanya menggunakan profil


siku dan sambungan bautakan menyebabkan terjadinya eksentrisitas. Rumus Euler dan SNI-
03-1729-2002 menyebutkan pada batang tekan profil siku hanya bekerja beban aksial. Berbeda
dengan SNI-1729-2015 yang telah mengakomodir beban aksial-lenturwalaupunterbatas pada
kondisisendi dan jepit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas tekan profil
siku dengan sambungan baut di kedua ujung tumpuan. Penelitian ini dibatasi pada profil siku
L.30.30.3 dengan angka kelangsingan 139. Metode penelitian dilakukan dengan pemberian
beban aksial sampai batang mengalami tekuk dan penurunankapasitas tekan pada pembacaan
data logger. Hasilpenelitian menunjukkan kapasitas tekan maksimum adalah 2,96ton dengan
rata-rata 2,75 ton. Perbandingan kapasitas tekan eksperimen terhadap teori Euler menunjukkan
pendekatan pada kondisi sendi-jepit dengan rasio 0,66, sedangkan perbandingan terhadap SNI-
03-1729-2002 dengan rasio 1,05 dan0,42untukSNI-1729-2015 menunjukan pendekatan pada
kondisi jepit-jepit.Faktor panjang tekuk eksperimen sebesar 0,54 berdasarkan SNI-03-1729-
2002 dan 0,76 berdasarkan SNI-1729-2015.

Kata kunci : profil baja siku sama kaki, beban aksial, eksentrisitas, kegagalan tekuk

Penggunaan baja profil khususnya jenis profil terjadinya eksentrisitas. Eksentrisitas terjadi
siku sudah sangat sering kita jumpai pada akibat gaya yang bekerja tidak tepat berada
struktur bangunan sipil seperti struktur pada pusat penampang yang menyebabkan
jembatan, menara transmisi dan truss yang batang mengalami tekuk (buckling). Namun
biasanya menggunakan sambungan baut pada dalam perencanaan, eksentrisitas sering
salah satu sisi penampang. Struktur dengan diabaikan dengan asumsi batang menerima
sambungan baut seperti ini akan menyebabkan beban aksial murni. Dasar acuan yang selama

Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 261


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

ini digunakan di Indonesia belum memper- (K)eksperimen berdasarkan analisa SNI 2002
timbangkan adanya eksentrisitas gaya yang dan SNI 2015.
bekerja pada salah satu sisi penampang batang
KAJIAN PUSTAKA
tekan profil siku seperti dalam rumus Euler
Hasibuan (2013) menguji batang tekan
dan SNI-03-1729-2002. Sedangkan dalam
SNI 1729–2015 telah memberikan asumsi baja profil siku dengan sambungan baut

beban aksial-lentur pada batang tekan dengan melalui metode vibrasi. Hasil pengujian

sambungan baut sebagai efek dari eksentrisitas menunjukkan kekakuan tumpuan yang

meskipun hanyaterbatas pada tumpuan jepit diberikan pada sambungan baut merupakan

dan sendi sempurna. Hal ini tidak kondisi kekakuan diantara sendi dan jepit.
sepenuhnyatepat dikarenakan sambungan baut Secara umum nilai kekakuan tumpuan parsial
merupakan jenis tumpuan parsial. Sambungan meningkat terhadap beban aksial yang
baut memberikan tingkat kekakuan berbeda diberikan.
dengan asumsi dasar perencanaan yang selama Liu (2007) pada pengujian profil siku
ini menggolongkannya dalam kondisi L51x51x6,4 dengan variasi angka kelangsin-
tumpuan sendi-sendi. gan (Kl/r) sebesar 94, 125 dan 155 dengan
Pengujian dilakukan dengan cara variasi eksentrisitas aksial tekan pada sumbu
memberikan beban aksial tekan dengan inter- kuat dan lemah menunjukkan bahwa eksentri-
val tertentu terhadap benda uji. Pembebanan sitas yang diberikan memberikan pengaruh
dilakukan sampai batang mencapai kekuatan penurunan yang signifikan pada kemampuan
maksimum yang ditandai dengan terjadinya layanan gaya tekan aksial. Namun pada nilai
tekuk pada benda uji serta penurunan nilai angka kelangsingan λ = 155, eksentrisitas ak-
kuat tekan. Penelitian ini dibatasi pada benda sial tekan pada pusat penampang sumbu kuat
uji profil siku L.30.30.3 dengan angka tidak mempengaruhi kuat tekan layanan, se-
kelangsingan 139. Angka kelangsingan 139 mentara pada sumbu lemah memberi penga-
dipilih untuk mengkonsidikan keadaan ruh yang relatif tidak besar.
pengujian di laboratorium seperti penempatan Timoshenko (1965) mengungkapkan
alat pembebanan dan alat pengujian. Selain itu bahwa dari beberapa pengujian batang tekan
juga merupakan syarat untuk angka pada nilai E = 30.000.000 psi atau sekitar
kelangsingan < 200 berdasarkan SNI. 206.842 Mpa, kesesuaian nilai beban kritis
Adapuntujuanpenelitianiniadalah(1)meng dengan teori euler beam, yang mengasumsi-
etahui kapasitas beban tekan maksimum yang kan hanya beban aksial tekan saja yang beker-
dapat dipikul oleh profil siku tunggal dengan ja, terjadi pada elemen yang memiliki
sambungan baut di kedua ujung tumpuan, (2) angkakelangsingan λ = l/r > 100.
membandingkannilai kapasitas tekan
Perencanaan Batang Tekan Profil Siku
eksperimen terhadap acuan perencanaan, dan
Euler (1744) dikutip dari Setiawan
(3) memprediksinilaifaktor panjang tekuk
262 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

(2008:50) menyebutkan bahwa komponen Faktor tekuk pada elemen batang tekan
struktur yang dibebani secara konsentris, di dapat diperhitungkan sebagaiberikut :
mana seluruh serat bahan masih dalam kondisi Untukλc<0,25 maka ω = 1
Untuk 0,25<λc<1,2 makaω=1,43/(1,6-0,67 λc)
elastik hingga terjadinya tekuk, perlahan-lahan
Untuk λc> 1,2 maka ω = 1,25 λc2
melengkung.Pendekatan Euler pada umumnya
Parameter kelangsingan yang
diabaikan dalam desain karena hasil dari
diperhitungkan untuk menentukan jenis tekuk
percobaan-percobaan yang dilakukan tak
yang terjadi pada elemen tekan adalah :
sesuai dengannya. Pendekatan Euler hanya
l fy
mungkin terjadi bila nilai l yang cukup besar (l lc =
p E (3)
> 110). Untuk nilai l yang lebih kecil, akan
terjadi tekuk inelastis. Dan bila nilai l <20 akan Deanganλc adalah tegangan kritis tekuk

terjadi leleh pada seluruh penampang. lentur λ adalah KL/r (< 200).

Timoshenko dan Gere (1963) mem-


Perencanaan dengan beban eksentris
berikan kondisi batas pada tiap-tiap kombinasi
Kekuatan tekan nominal Pn, ditentukan
tumpuan ideal, sehingga nilai beban kritis (Pcr)
pada keadaan batas tekuk torsi dan tekuk torsi-
dapat diketahui dengan persamaan yang pada
lentur dengan persamaan sebagai berikut :
Tabel 1sebagai berikut :

Tabel 1. Nilai beban kritis (Pcr) Pn = Fcr.Ag (4)


Beban Kritis
Jenis Tumpuan Fcr ditentukan sebagai berikut :
(Pcr)
4p EI
2
Jepit-jepit
L2 Bila,
p 2 EI QFy
Jepit-sendi KL E
(0.699 L) 2 £ 4, 71 (atau £ 2, 25)
r QFy Fe
p 2 EI
Sendi-sendi
L2 maka,
é QFy
ù
Perencanaan dengan beban aksial tekan Fcr = Q ê0, 658 Fe ú Fy
êë úû
Menurut SNI 03 – 1729 – 2002, (5)
Bila,
komponen struktur yang mengalami gaya
KL E QFy
tekan konsenstris akibat beban terfaktor Nu > 4, 71 (atau > 2, 25)
r QFy Fe
harus memenuhi persyaratan berikut : maka,
Fcr = 0,877.Fe (6)
Nu < f c . Nn dengan fc . = 0,85 (1)

Nilai Fe untuk profil siku tunggal dengan


Daya dukung nominal Nn struktur tekan
b/t £ 20 adalah :
dihitung sebagai berikut :
Fe = F = p E , dan
2
(7)
e 2
! æ KL ö
Nn = f cr . Ag = Ag. #" (2) ç ÷
è r ø
Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 263
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Q = Qa.Qs (8) tersebut sebagai berikut :

1. Leleh,
Dengan Q = faktor reduksi netto untuk
Mn = 1,5My (9)
semua elemen tekan langsing, Qa bernilai 1
dan Qs ditentukan sebagai berikut : 2. Tekuk Torsi-Lateral
Me£My, maka
b E maka,Qs = 1 æ
§ Bila £ 0, 45 0, 017 M e ö
t Fy M n = ç 0,92 - ÷ Me
ç M y ÷ø
è (10)
§ Bila 0, 45 E b E
< < 0,91 Me>My, maka
Fy t Fy
æ My ö
b Fy
maka, Qs = 1,34 - 0, 76 æç ö÷ M n = ç1,92 - 1,17 ÷ M y £ 1,5M y
ç M e ÷ø
ètø E è (11)
§ Bila b ³ 0,91 E maka, 0,53E
t Fy Qs = 2 Dimana untuk sumbu kuat dari profil
æ ö
b
Fy ç ÷
ètø baja siku sama kaki;

Pemberian beban yang tidak terletak 0, 46 Eb 2t 2Cb


Me =
pada sumbu pusat penampang, mengakibatkan Lb (12)
eksentrisitas memberikan perilaku tekuk-
lentur dengan kombinasi gaya dan torsi yang Dimana Lbadalah panjang batang
diatur pada bab H1 pasal 1 peraturan SNI tanpapengaku lateral dan Cb bernilai 1.
2015. Ketentuan tersebut mengatur :
METODE PENELITIAN
Bahanpenelitian
a. Bila Pr ³ 0, 2
Pc Benda uji yang digunakan pada

æ M ö penelitian ini adalah profil baja siku sama kaki


maka, Pr + 8 ç M rx + ry ÷ £ 1
Pc 9 çè M cx M cy ÷ø L. 28,4x 28,4x2,35 dengan BJ 37. Data detail
dimensi penampang profil disajikan dalam
b. Bila Pr £ 0, 2
Pc Tabel 2.

æ M ö
maka, Pr + ç M rx + ry ÷ £ 1 Peralatan penelitian
2 Pc çè M cx M cy ÷ø
Peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi 3 yaitu : (1) peralatan
Dimana Pr = Kekuatan tekan aksial perlu
pembebanan meliputi plat baja tumpuan, plat
(N) Pc = Kekuatan aksial tersedia (N) Mr =
Kekuatan lentur perlu (Nmm). Kekuatan buhul, plat pengaku, baja penyangga dan baut;

lentur nominal (Mn) harus diambil nilai (2) Peralatan pembuatan benda uji

terendah yang diperoleh dari keadaan batas meliputimesin gergaji (bar bending) untuk

leleh (momen plastik), tekuk torsi lateral, dan memotong benda uji, meteran, penggaris,
tekuk lokal kaki siku. Penjelasan kondisi batas kapur besi, siku-siku besi dan mesin bor; (3)
264 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Peralatan pengujianmeliputi loading frame, tekan dilakukan dengan memberikan jacking


load cell, hydraulic jack, displacement pada hydraulic Jacksecara sentris terhadap as
transducer, data logger dan Universal Testing plat buhul. Jacking yang diberikan akan
Machine (UTM). mendorong loadcell sekaligus plat buhul
sambungan untuk memberikan beban tekan
Pelaksanaan pengujian
eksentris pada penampangprofil baja siku.
Benda uji dibuat dengan angka
Beban tekan diberikan sampai bendaujimen-
kelangsingan 139 (L-780) yang selanjutnya
galamitekuk (buckling) yang ditandaidengan-
diikat pada plat buhul dengan sambungan baut
penurunannilai beban aksialtekan pada pem-
sebanyak 2 baut pada masing-masing ujung.
bacaandata logger. Print out pembacaan data
Kemudian benda uji dipasangidisplacement
loggerdilakukan dengan interval setiap 5
transducerdengan perletakan di tengah
detik.Setting up dan detail pengujian dapat
bentang dan di kedua ujung. Tahapan
dilihat pada Gambar 1, Gambar 2 dan
selanjutnya adalah pemberian beban aksial
Gambar 3.
tekan secara bertahap. Pembebanan aksial

Tabel2. Data detail dimensi penampang profil


B(mm) 28,4 Cx=Cy(mm) 5,619
t1 = t2(mm) 2,35 J(mm4) 235,548
2
F (mm ) 127,958 Cw(mm6) 16515,286
W (kg/mm) 0,0010045 G(N/mm2) 79603,462
Ix = Iy (mm4) 9930,889 Io(mm4) 19861,799
rx = ry (mm) 8,810 Ixy(mm4) 5905,574
x1 (mm) 1,175 R 5905,574
y1 (mm) 14,2 Imin(mm4) 4025,325
x2 (mm) 15,375 Imaks(mm4) 15836,473
y2 (mm) 1,175 rmin(mm) 5,609
ex = ey (mm) 7,969 rmaks(mm) 11,125

Gambar 1. Setting up pengujian

Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 265


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Displacment Tranducer
Profil siku L 30.30.3
Baut diameter 7 mm
Besi As Dia. 28 mm
Plat Buhul
Plat Pembebanan
Load Cell

Hydraulic Jack

Gambar 2. Detail tumpuan bawah

Loading Frame

Plat Buhul

Baut diameter 7 mm

Profil siku L 30.30.3

Displacment Tranducer
Gambar 3. Detail tumpuan atas

HASIL DAN PEMBAHASAN tetapi terjadi perbedaan signifikan pada benda


Sifat mekanis bendauji uji L-780-07. Perbedaan ini terjadi disebabkan
Berdasarkan hasil pengujian tarik baja karena kondisi alat pengujian merupakan hasil
diperoleh data sifat mekanis profil sikudengan modifikasi dengan menggunakan dongkrak
tegangan leleh (Fy) 324 MPa, tegangan (hydraulic jack). Selain itu, kesalahan juga
ultimate (Fu) 684 MPa, modulus elastisitas (E) terjadi dalam pengeboran jarak antar baut
194488 MPa dan reganganmaksimum (emaks) sehingga mengharuskan peneliti untuk
36,62%. melakukan seleksi data terhadap benda uji L-
780-07. Nilai rata-rata kapasitas tekan benda
Kapasitas tekan benda uji
uji sebelum dan setelah seleksi data disajikan
Hasil penelitian menunjukkan nilai
dalam Tabel 3.
kapasitas tekan yang hampir seragam. Akan
266 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Tabel 3. Kapasitas tekan benda uji Deformasi terhadap beban tekan


Beba
Benda Beban
Benda Uji n Rekapitulasi deformasi benda uji
Uji (ton)
(ton)
L-780-01 2,82 L-780-01 2,82 disajikan menurut letak displacement
L-780-02 2,82 L-780-02 2,82 transducer yaitu pada bagian ujung awal (E),
L-780-03 2,96 L-780-03 2,96
bagian tengah (M), bagian ujung akhir (E’).
L-780-04 2,87 L-780-04 2,87
L-780-05 2,61 L-780-05 2,61 Rekapitulasi deformasi benda uji dapat dilihat
L-780-06 2,66 L-780-06 2,66
L-780-07 2,48 Rata-rata 2,79 pada Gambar 3 sampai dengan Gambar 8.

Gambar 3. Displacement transducer 1

Gambar 4. Displacement transducer 2

Gambar 5. Displacement transducer 3

Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 267


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Gambar 6. Displacement transducer 4

Gambar 7. Displacement transducer 5

Gambar 8. Displacement transducer 6

Deformasi terbesar benda uji terjadi di ketujuh benda uji menunjukkan hasil yang
bagian tengah yaitu pada displacement hampir seragam.
transducer 3 dan 4. Hal ini sesuai dengan teori
Kapasitas tekan menurut Euler
euler beam-columnyang menyebutkan bahwa
Analisa perhitungan menurut Euler
benda uji yang dibebani secara aksial akan
dibuat berdasarkan persamaan-persamaan
mengalami tekuk pada bagian tengah. Perilaku
untuk menentukan nilai beban kritis (Pcr)
deformasi kolom dengan beban aksial ini
dengan 3 kondisi berbeda yaitu kondisi sendi-
menunjukkan perilaku yang sama dengan
sendi, sendi-jepit, dan jepit-jepit.Analisa
balok lentur. Dengan demikian, perilaku ini
perhitungan menurut Euler dapat dilihat pada
disebut dengan perilaku beam-column.
Tabel 4 dan Gambar 5. Berdasarkan Tabel 4
Sebaliknya, pola deformasi yang terjadi pada
268 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015
JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

dan Gambar 5 dapat dilihat kapasitas tekan asumsi sendi-sendi menunjukkan kondisi yang
menurut Euler yang paling mendekati hasil sangat aman dengan persentase reduksi 63%
eksperimen adalah pada kondisi sendi-jepit dibandingkan dengan kondisi aktual di
dengan rasio 0,66. Hal ini menunjukkan lapangan.
bahwa hasil pengujian kapasitas teakan
dengan sambungan baut berada dalam kondisi Perbandingan kapasitas tekan SNI 2015

diantara sendi dan jepit atau dengan kata lain terhadap eksperimen
merupakan kondisi tumpuan parsial. Rasio perbandingan kapasitas tekan
analisa SNI 2015 terhadap eksperimen
Perbandingan kapasitas tekan SNI 2002 disajikan dalam Tabel 6 dan Gambar 7.
terhadap eksperimen Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 7,
Rasio perbandingan kapasitas tekan dapat dilihat bahwa hasil analisa perhitungan
analisa SNI 2002 terhadap eksperimen SNI 2015 yang mendekati hasil eksperimen
disajikan dalam Tabel 5 dan Gambar 6. adalah kondisi jepit-jepit dengan rasio 0,42.
Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 6, dapat Dengan demikian, sambungan baut yang
dilihat bahwa dari ketiga analisa perhitungan digunakan juga mengarah pada kondisi jepit-
SNI 2002 yang paling mendekati hasil jepit menurut SNI 2015. Berdasarkan rasio
eksperimen adalah kondisi jepit-jepit dengan juga dapat dilihat bahwa SNI 2015 mem-
rasio 1,05. Dengan demikian, sambungan baut berikan dasar perencanaan yang jauh lebih
yang digunakan mengarah pada kondisi jepit- aman dibandingkan keadaan aktual lapangan
jepit menurut SNI 2002. Selain itu, untuk kondisi sendi-sendi dengan persentase
perencanaan yang selama ini menggunakan reduksi 78%.

Tabel 4. Kapasitas tekan menurut Euler


Rasio
Tumpuan Pcr Pcr (Ton) Peks
(Pcr/Peks)
Sendi-sendi 12700 1,30 2,79 0,46
Sendi-Jepit 18168,8 1,85 2,79 0,66
Jepit-Jepit 50800,1 5,18 2,79 1,86

Gambar 5. Kapasitas tekan menurut Euler

Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 269


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Tabel 5. Perbandingan kapasitas tekan SNI 2002 terhadap eksperimen


Pengujian/Analisa Pn (ton) Rasio (Pn/Peks)
Eksperimen 2,79 1
Sendi-sendi (SNI 2002) 1,04 0,37
Sendi-jepit (SNI 2002) 2,11 0,76
Jepit-jepit (SNI 2002) 2,94 1,05

Gambar 6. Perbandingan kapasitas tekan SNI 2002 terhadap eksperimen

Tabel 6. Perbandingan kapasitas tekan SNI 2015 terhadap eksperimen


Pengujian/Analisa Pcr (ton) Rasio (Pcr/Peks)
Eksperimen 2,79 1
Sendi-sendi (SNI 2015) 0,63 0,22
Sendi-jepit (SNI 2015) 0,94 0,34
Jepit-jepit (SNI 2015) 1,16 0,42

Gambar 7. Perbandingan kapasitas tekan SNI 2015 terhadap eksperimen

Faktor panjang tekuk (K) Tabel 7. Nilai K eksperimen menurut SNI 2002
Nilai K eksperimen dapat diketahui Kuat Tekuk
Pengujian/Analisa Nilai K
Pcr (ton)
berdasarkan analisa SNI 2002 dan SNI 2015 Eksperimen 2,79 0,54
menggunakan cara trial and error yang dapat Sendi-sendi (SNI 2002) 1,04 1,00

dlihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Sendi-jepit (SNI 2002) 2,11 0,70
Jepit-jepit (SNI 2002) 2,94 0,50

270 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

Tabel 7 menunjukan bahwa faktor KESIMPULAN DAN SARAN

panjang tekuk eksperimen yang dianalisa Kesimpulan


berdasarkan SNI 2002 adalah sebesar 0,54. Beberapa kesimpulan yang dapat diambil
Dengan demikian, faktor panjang tekuk terkait penelitan tentang kapasitas batang tekan
eksperimen tersebut berada diantara tumpuan profil siku tunggal dengan sambungan baut
jepit-jepit dan sendi-jepit. dikedua ujung tumpuan pada angka kelang-
singan 139 antara lain :
Tabel 8. Nilai K eksperimen menurut SNI 2015
Kuat Tekuk 1. Hasil eksperimen menunjukkan nilai
Pengujian/Analisa Nilai K
Pcr (ton)
kapasitas tekan maksimum adalah sebesar
Eksperimen 2,79 0,76
Sendi-sendi (SNI 2015) 0,63 1,00 2,96ton. Rata-rata kapasitas tekan adalah
Sendi-jepit (SNI 2015) 0,94 0,70 sebesar 2,79 ton.
Jepit-jepit (SNI 2015) 1,16 0,50 2. Deformasi terbesar di bagian ujung awal
(E) adalah sebesar 7,44 mm, sedangkan
Tabel 8 menunjukan bahwa faktor deformasi terkecil di bagian ujung awal (E)
panjang tekuk eksperimen yang dianalisa adalah sebesar 1,73 mm.Deformasi ter-
berdasarkan SNI 2015 adalah sebesar 0,76. besar di bagian tengah (M) adalah sebesar
Dengan demikian, faktor panjang tekuk 26,51 mm, sedangkan deformasi terkecil di
eksperimen tersebut juga berada diantara bagian tengah (M) adalah sebesar 0,2 mm.
tumpuan sendi-jepit dan sendi-sendi. Deformasi terbesar di bagian ujung akhir
Berdasarkan nilai K eksperimen sebesar (E’) adalah sebesar 7,93 mm, sedangkan
0,54 menurut SNI 2002 dan 0,76 menurut SNI deformasi terkecil di bagian ujung akhir
2015 dapat disimpulan bahwa sambungan (E’) adalah sebesar 0,27 mm.
baut yang digunakan dalam penelitian ini 3. Perbandingan kapasitas tekan ekseperimen
merupakan sambungan yang tidak sepenuhnya terhadap teori Euler menunjukkan pende-
tumpuan sendi maupun jepit. Sambungan baut katan pada kondisi sendi-jepit dengan rasio
ini berada diantara kondisi tumpuan sendi dan 0,66, sedangkan perban-dingan terhadap
jepit atau dengan kata lain merupakan kondisi SNI 2002 dan SNI 2015 menunjukkan
tumpuan parsial. Dengan demikian, asumsi pendekatan terhadap kondisi tumpuan
perencanaan yang selama ini menyebutkan jepit-jepit dengan rasio sebesar 1,05untuk
bahwa sambungan baut disamakan dengan SNI 2002 dan 0,42untuk SNI 2015.
sendi merupakan hal yang kurang tepat. Dengan demikian, perencanaan yang
Walaupun demikian, asumsi menurut SNI ini selama ini menggunakan asumsi sendi-
tetap digunakan sebagai faktor keamanan sendi menunjukkan kondisi yang sangat
terhadap sambungan baut. aman dengan persentase reduksi 60-80%
dibandingkan dengan kondisi aktual di
lapangan.

Volume 4, Nomor 3, Mei 2015 - 271


JurnalTeknikSipil
UniversitasSyiah Kuala

4. Faktor panjang tekuk (K) eksperimen Metode Vibrasi, Universitas Gadjah


menunjukkan kondisi tumpuan berada Mada, Yogyakarta, 2013.
diantara tumpuan sendi dan jepit. Nilai K Hayward, A., dkk, Steel Detailers’ Manual
eksperimen sebesar 0,54 berdasarkan SNI Third Edition, Vivar Printing,
2002 dan 0,76 berdasarkan SNI 2015. Malaysia, 2011.
Dengan demikian, sambungan baut yang Liu, Y. dan Hui, L., Experimental Study of
digunakan dalam penelitian ini merupakan Beam-Column Behaviour of Steel
sambungan yang berada diantara kondisi Single Angle, Journal of
tumpuan sendi dan jepit atau dengan kata Constructional Steel Research,
lain merupakan kondisi tumpuan parsial. 64:505-514. Dalhousie University,
Canada, 2008.
Saran
McCormac, J. C. dan Csernak, S. F.,
Adapun saran yang disampaikan dari
Structural Steel Design Fifth Edition,
penelitian ini adalah :
Pearson Education, England, 2012.
1. Perlu dilakukan penelitian dengan variasi
Setiawan, A., Perencanaan Struktur Baja
panjang benda uji yang lebih banyak.
Dengan Metode LRFD, Erlangga,
2. Perlu dilakukan penelitian dengan model
Jakarta, 2008.
tumpuan yang lebih bervariasi agar nilai
Susilo, G. A., Uji Sambungan Baut Pada
perbandingan kuat tekan terhadap hasil
Sayap Batang Tekan Menggunakan
analitis lebih akurat.
Profil Double Canal ‘UNP’,
3. Perlu dibuat suatu alat pengujian yang
Universitas Sebelas Maret,
sesuai dengan standar untuk menghindari
Surakarta, 2010.
terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapat
Timoshenko, S.P. dan Gere, J.M., Theory
mempengaruhi hasil penelitian.
of Elastic Stability, Second

DAFTAR PUSTAKA Edition,Page 51-59, McGraw-Hill,

Anonim, RSNI2 03-1729.1-2012, Singapore, 1963.

Spesifikasi untuk Gedung Baja


Struktural, Bandan Standarisasi
Nasional, 2012.
Anonim, SNI 03-1729-2002, Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk
Bangunan Gedung, Departemen
Pekerjaan Umum, 2002.
Hasibuan, P., Identifikasi Identifikasi Gaya
Batang Tekan Baja Profil Siku untuk
Berbagai Macam Tumpuan melalui

272 - Volume 4, Nomor 3, Mei 2015

You might also like