0% found this document useful (0 votes)
58 views13 pages

ID Analisis Sumber Sumber Pendapatan Petani

This document analyzes the income sources of farmers in Kepenghuluan Mumugo Village, Tanah Putih Sub-District, Rokan Hilir District. It finds that: 1) Pineapple farming contributes more to income than oil palm farming, accounting for Rp. 38,850,000/ha/year or 74.04% of total net income compared to Rp. 13,620,000/ha/year or 25.96% from oil palm. 2) Most of the village is located on peat land, affecting oil palm productivity and price stability, while pineapple farming is suitable for peat land and demand is increasing pineapple prices. 3)

Uploaded by

hrd dinamiaas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views13 pages

ID Analisis Sumber Sumber Pendapatan Petani

This document analyzes the income sources of farmers in Kepenghuluan Mumugo Village, Tanah Putih Sub-District, Rokan Hilir District. It finds that: 1) Pineapple farming contributes more to income than oil palm farming, accounting for Rp. 38,850,000/ha/year or 74.04% of total net income compared to Rp. 13,620,000/ha/year or 25.96% from oil palm. 2) Most of the village is located on peat land, affecting oil palm productivity and price stability, while pineapple farming is suitable for peat land and demand is increasing pineapple prices. 3)

Uploaded by

hrd dinamiaas
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

ANALISIS SUMBER-SUMBER PENDAPATAN PETANI DI

DESA KEPENGHULUAN MUMUGO KECAMATAN


TANAH PUTIH KABUPATEN
ROKAN HILIR

Oleh :
Novita Sari
Pembimbing : Syapsan dan Ando Fahda Aulia

Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email : [email protected]
An Analysis of Farmers’ Income Sources in Kepenghuluan
Mumugo Village Tanah Putih Sub District
Rokan Hilir District

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine farmers’ income sources in


Kepenghuluan Mumugo Village Tanah Putih Sub District Rokan Hilir District. The
sample in this study was 67 farmers who grew pineapples and oil palm either in joining
or separate systems. The technique in collecting data used questionnaire then the data
were analyzed using descriptive quantitative analysis, analysis of farming business and
percentage contribution of farming analysis. Based on the results of data processing, it
can be concluded that (1) pineapple farming has a greater level of contribution income,
accounted for Rp. 38.850.000,- /1 Ha/ Year or 74,04% compared to oil palm farming,
generated income of Rp. 13.620.000,-/1 Ha/ Year or 25,96% of the total net income. (2)
Kepenghuluan Mumugo Village Tanah Putih Sub District Rokan Hilir District mostly
located on peat land structure, thus affecting the productivity of oil palm, in addition to
the value of the selling price of palm oil which tends to be unstable. Instead, pineapple
farming was suitable on peat land, and also the demanded of pineapple fruits continued
to increase which made an increasing tendency in the value of the selling price of
pineapple fruits.

Keywords : Area of land, Financial capital, Workers, Prices

PENDAHULUAN menjadi kenaikan sebanyak 70%


kepala keluarga.
Desa Kepenghuluan Mumugo Desa Kepenghuluan Mumugo
merupakan salah satu desa yang ada Perkebunan Kelapa sawit yang
di Kecamatan Tanah Putih paling mendominasi luas areal
Kabupaten Rokan Hilir. Data yang perkebunan di Profil Desa
diperoleh dari Profil Desa Kepenghuluan Mumugo. Data tahun
Kepenghuluan Mumugo pada tahun 2015 menunjukkan bahwa luas
2011-2015 menunjukan peningkatan kebun kelapa sawit mencapai 1.800
keluarga yang tinggal didesa Ha.
tersebut, yaitu dari sejumlah Disamping itu, penduduk di
sebanyak 342 KK meningkat Desa Kepenghuluan Mumugo juga
bertani yang mulai berkembang sejak

JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 701


tahun 2009 tanaman budidaya nanas. Berdasarkan data di atas dapat
Ditahun 2015, kebun nanas di Desa diketahui bahwa jumlah petani nanas
Kepenghuluan Mumugo mencapai tiap tahunnya mengalami
100 ha. Selain kelapa sawit, nanas peningkatan, sedangkan petani sawit
juga merupakan salah satu komoditas cenderung relatif tetap, bahkan
holtikultura yang telah lama terjadi penurunan pada tahun 2014
dibudidayakan. dari 120 petani menjadi 112 petani.
Tanaman nanas hampir merata Jumlah luas lahan pertanian nanas
terdapat di seluruh Desa tahun mencapai 100 Ha dengan hasil
Kepenghuluan Mumugo, karena produksinya mencapai 1.000.000
tanaman nanas mempunyai potensi buah. Sedangkan luas lahan
yang cerah dalam pengembangannya perkebunan sawit pada tahun 2015
antara lain, lahan, agroklimat mencapai 1.800 Ha dengan jumlah
(pengaruh cuaca/iklim) dan produksi mencapai 900 ton.
topografinya (yang mendukung), Berdasarkan uraian yang
tanaman nanas dapat tumbuh pada dikemukakan pada latar belakang,
segala jenis tanah yang digunakan maka penulis mengemukakan
dalam pertanian. Nilai ekonominya, rumusan masalah yaitu; 1) Apa saja
dapat menyerap tenaga kerja serta sumber-sumber pendapatan Petani di
dapat juga digunakan sebagai unsur Desa Kepenghuluan Mumugo
pendukung konservasi lahan. Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
Luas lahan pertanian nanas Rokan Hilir? 2) Seberapa besar
semakin lama semakin meningkat kontribusi masing-masing sumber
setiap tahunnya, ini disebabkan pendapatan Petani di Desa
jumlah penduduk di Desa Kepenghuluan Mumugo Kecamatan
Kepenghuluan Mumugo yang Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir?
semakin lama bertambah jumlahnya. Adapun tujuan yang ingin
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dicapai dalam peneliti ini adalah; 1)
pada tabel jumlah petani, luas lahan Untuk mengetahui sumber-sumber
dan pendapatan yang ada di Desa pendapatan petani di Desa
Kepenghuluan Mumugo yaitu: Kepenghuluan Mumugo Kecamatan
Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.
Tabel 1 2) Untuk mengetahui kontribusi
Data Perkembangan Luas areal masing-masing sumber pendapatan
Panen, Serta Produksi Desa petani di Desa Kepenghuluan
Kepenghuluan Mumugo Mumugo Kecamatan Tanah Putih
Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.
2011-2015
Jumlah petani Jumlah Luas lahan Jumlah Produksi
Tahun Nanas Sawit Nanas Sawit Nanas Sawit TINJAUAN PUSTAKA
(per Orang) (Per Orang) (Ha) (Ha) (buah) (ton)
2011 45 54 10 320 100.000 450 Tanaman Nanas
2012 55 87 25 800 250.000 560 Nanas berasal dari daerah
2013 68 120 40 1.600 400.000 640 Brazil. Di Indonesia, nanas ditanam
2014 79 112 85 1.750 850.000 750 di kebun-kebun, pekarangan, dan
2015 90 112 100 1.800 1.000.000 900 tempat-tempat lain yang cukup
mendapat sinar matahari pada
ketinggian 1-1300 m. Nanas
Sumber : Desa Kepenghuluan Mumugo
Kecamatan Tanah Putih (2015) merupakan tanaman buah yang

JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 702


selalu tersedia sepanjang tahun. adanya upaya peningkatan produksi
Nanas merupakan herba tahunan atau tanaman kelapa sawit. Peningkatan
dua tahunan, tinggi 50-150 cm, produksi dapat dilakukan dengan
terdapat tunas menyerap pada bagian perluasan areal penanaman,
pangkalnya berkumpul dalam akar rehabilitasi kebun yang sudah ada
dan pada bagian pangkalnya melebar dan intensufukasi.
menjadi pelepah. Daun nanas Menurut Setyamidjaja
merupakan daun majemuk. Helaian (2006:46) kelapa sawit dapat dipanen
daun berbentuk pedang, tebal, mulai umur ± 5 tahun, dan memiliki
panjang 80-120 cm, lebar 2-6 cm, umur yang produktif 25 tahundan
ujung lancip menyerupai duri, tepi bisa mencapai tinggi 24 meter dapat
berduri tempel yang bengkok ke atas, hidup dengan baik didaerah tropis
sisi bawah bersisik putih, berwarna (15oLU-15oLS). Tanaman ini tumbuh
hijau atau hijau kemerahan (Sugeng sempurna di ketinggian 0-500 m dari
2010:112). permukaan laut dengan kelembaban
Buah nanas mengandung 80-90%. Sawit tumbuh iklim dengan
vitamin (A dan C), kalsium, fosfor, curah hujan yang stabil, 2000-2500
magnesium, besi, natrium, kalium, mm setahun, yaitu daerah yang tidak
dekstrosa, sukrosa (gula tebu), dan tergenang air saat hujan dan tidak
enzim bromelain. Daun, buah dan kekeringan saat kemarau. Kelapa
akar nanas mengandung saponin, sawit merupakan salah satu
flavonoida dan polifenol.Panen buah perkebunan yang memiliki nilai
nanas dilakukan tergantung dari jenis ekonomis yang cukup tinggi, karena
bibit yang digunakan, tapi biasanya merupakan penghasilan minyak
dapat dilakukan 2 kali dalam nabati.
sebulan. Bibit yang berasal dari
mahkota berbuah pada umur 24 Pendapatan
bulan. Tanaman yang berasal dari Menurut Putong (2002:34)
tunas batang dipanen setelah umur pendapatan adalah semua jenis
18 bulan, sedangkan tanaman yang pendapatan, termasuk pendapatan
berasal dari tunas akar dapat berbuah yang diperoleh tanpa memberikan
setelah berumur 12 bulan. Menurut sesuatu kegiatan apapun yang
Prihatman (2000:16), ciri-ciri buah diterima oleh penduduk suatu negara.
nanas yang siap dipanen adalah Sedangkan menurut Bambang
mahkota buah terbuka, tangkai buah (1994:62) pendapatan atau perolehan
mengkerut, mata buah lebih merupakan suatu kesempatan
mendatar, besar dan bentuknya bulat, mendapatkan hasil dari setiap usaha
warna bagian dasar buah kuning, dan yang dilakukan, baik secara langsung
timbul aroma nanas yang harum dan maupun tidak langsung. Pendapatan
khas. secara langsung diterima oleh setiap
orangyang berhubungan langsung
Kelapa Sawit dengan pekerjaan, sedangkan
Kelapa sawit (elaeis pendapatan tidak langsung
guineensis) merupakan tanaman merupakan tingkat pendapatan yang
penghasilan utama minyak nabati diterima melalui perantara.
dan biofuel. Kebutuhanan akan Menurut Smith dan Ricardo
minyak kelapa sawit cenderung (2010:15), distribusi pendapatan
mengalami peningkatan, untuk digolongkan kedalam tiga kelas
mengantisipasi kebutuhan itu perlu sosial utama yaitu pekerja, pemilik
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 703
modal dan tuan tanah. Ketiganya
menentukan 3 faktor produksi yaitu Gambar 1
tenaga kerja, modal dan tanah. Kerangka Penelitian
Penghasilan yang diterima setiap
faktor dianggap sebagai pendapatan
untuk masing-masing kelas sosial PETANI
tersebut. Smith dan Ricardo
(2010:72) meneliti faktor-faktor apa
saja yang menentukan pendapatan
Pendapatan Petani Pendapatan Petani
masing-masing kelompok relatif
Kelapa Sawit Nanas
terhadap pendapatan nasional. Teori
mereka meramalkan bahwa begitu
masyarakat makin maju, para tuan
tanah akan relatif lebih baik dan para
Faktor mempengaruhi Faktor mempengaruhi
pemilik modal menjadi relatif lebih pendapatan petani kelapa pendapatan petani nanas:
buruk keadaannya. sawit: 1. Luas lahan
1. Luas lahan 2. Modal
Lipsey (1999:30) meneliti 2. Modal 3. Tenaga kerja
faktor-faktor apa saja yang 3. Tenaga kerja 4. Harga
4. Harga
menentukan pendapatan masing-
masing kelompok relatif terhadap Sumber : Data Olahan (2016).
pendapatan yaitu luas lahan, modal
dan biaya produksi, faktor tenaga Hipotesis
kerja, dan harga. Berdasarkan latar belakang
masalah, rumus masalah dan
Kerangka Penelitian kerangka berpikir di atas, maka
Lipsey (1999:39) dalam hipotesis dalam penelitian ini
melakukan kegiatan usaha tani, adalah:
petani berharap dapat meningkatkan 1. Diduga pendapatan petani sawit
pendapatannya sehingga kebutuhan dan pendapatan petani nanas
hidup sehari-hari dapat terpenuhi. berpengaruh terhadap pendapatan
Luas lahan, modal, tenaga kerja. petani di Desa Kepenghuluan
Harga dan produktivitas merupakan Mumugo Kecamatan Tanah Putih
sumber dari faktor ketidak pastian, Kabupaten Rokan Hilir.
sehingga bila harga dan produksi 2. Diduga kelapa sawit dan tanaman
berubah maka pendapatan yang nanas memiliki kontribusi
diterima petani juga berubah. terhadap pendapatan petani di
Besarnya pendapatan yang akan Desa Kepenghuluan Mumugo
diperoleh dari suatu kegiatan usaha Kecamatan Tanah Putih
tani tergantung dari beberapa faktor Kabupaten Rokan Hilir.
yang mempengaruhinya seperti luas
lahan, modal, tenaga kerja dan METODE PENELITIAN
harga.
Berdasarkan penjelasan dari Penelitian ini dilakukan di
konsep tersebut, maka dapat Desa Kepenghuluan Mumugo
digambarkan kerangka pemikiran Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
dalam penelitian ini adalah sebagai Rokan Hilir. Di pilihnya lokasi ini
berikut. karena Desa Mumugo Kecamatan
Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 704
merupakan desa dengan produksi oleh suatu hal terhadap hal lain.
sawit dan produksi nanas yang Data yang diperoleh dianalisis tanpa
paling besar dibandingkan desa lain uji statistik dengan menghitung
di kecamatan Tanah Putih. jumlah uang yang diperoleh dari
Sesuai dengan tema dari suatu kegiatan pendpaatan petani
penelitian ini, maka populasi dalam nanas dan petani sawit petani dikali
penelitian ini adalah seluruh petani seratus persen. Untuk mengetahui
nanas dan seluruh petani kelapa kontribusi masing-masing sumber
sawit yang berdomisili di Desa pendapatan petani digunakan rumus
Kepenghuluan Mumugo Kecamatan persentase sebagai berikut:
Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir
terhitung sejak tahun 2015
berjumlah 90 orang petani nanas dan
112 petani kelapa sawit dengan total
berjumlah 202 orang. Dengan
menggunakan rumus slovin didapat
jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 67 orang responden petani
HASIL PENELITIAN DAN
nanas dan kelapa sawit.
PEMBAHASAN
Metode Analisis Data Sebelum penulis membahas
1. Analisis Usaha Tani penelitian ini lebih lanjut guna untuk
Analisis usaha tani mengetahui analisis sumber-sumber
dilakukan untuk mengetahui pendapatan petani di desa Mumugo
seberapa besar penerimaan atau Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
pendapatan kotor dan biaya-biaya Rokan Hilir, maka perlu kiranya
yang dikeluarkan petani untuk diketahui identitas responden yang
usaha tani nanas dan sawit serta dijadikan sampel dalam penelitian
keuntungan yang diperoleh petani ini.
dari hasil usaha tani nanas dan
sawit: Identitas Responden

I = TR – TC 1. Umur Responden

Keterangan: Tabel 2
I = Pendapatan/ Income (Rp) Distribusi Umur Responden
TR = Total Penerimaan/ Total No. Umur Frekuensi (Orang) Persentase (%)
revenue (Rp) 1 25 – 30 12 18%
2 31 – 35 18 27%
TC = Total Biaya/ Total Cost 3 36 – 40 21 31%
4 > 40 16 24%
(Rp) Jumlah 67 100%

2. Analisis Deskriptif Kontribusi Sumber : Data Olahan Penelitian (2016).


Persentase Usaha Tani
Analisis ini digunakan untuk Berdasarkan tabel di atas,
mengetahui kontribusi masing- dapat disimpulkan bahwa sebagian
masing pendapatan petani dalam besar responden dengan persentase
satuan persen. Kontribusi adalah dengan jumlah 21 orang (31%)
sumbangan yang dapat diberikan berusia 36 - 40 tahun. Hal ini
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 705
menunjukan sebagian besar Berdasarkan tabel di atas,
responden masih berada pada usia dapat disimpulkan bahwa sebagian
produktif dan masih memiliki besar responden dengan jumlah 46
kondisi fisik prima dan kemampuan orang (69%) memiliki tingkat
motorik yang baik untuk bekerja pendidikan tamatan SD. Hal ini
sebagai petani. dikarenakan keadaan perekonomian
keluarga yang tidak mencukupi
2. Jenis Kelamin Responden untuk melanjutkan pendidikan, dan
juga keinginan responden untuk
Tabel 3 bekerja dan bertani lebih besar
Distribusi Jenis Kelamin daripada keinginan untuk
Responden melanjutkan pendidikan setelah
No. Jenis Kelamin Frekuensi (Orang) Persentase (%)
tamat SD.
1 Pria 42 63%
2 Wanita 25 37% 4. Agama Responden
Jumlah 67 100%

Sumber : Data Olahan (2016). Tabel 5


Distribusi Agama Responden
Berdasarkan tabel di atas, No. Agama Frekuensi (Orang) Persentase (%)
dapat disimpulkan bahwa sebagian 1 Islam 65 97%
2 Kristen protestan 2 3%
besar responden dengan jumlah 42 3 Katolik 0 0%
orang (63%) berjenis kelamin laki- 4 Hindu 0 0%
5 Budha 0 0%
laki. Banyaknya responden laki-laki Jumlah 67 100%
menunjukkan responden sebagai
petani umumnya merupakan seorang Sumber : Data Olahan (2016).
kepala keluarga. Selain itu juga
terdapat responden wanita dengan Berdasarkan tabel di atas,
jumlah 25 orang (37%) hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagian
disebabkan saat pengumpulan data besar responden dengan jumlah 65
dilakukan secara langsung di rumah orang (97%) beragama Islam. Hal
warga, sehingga saat kepala keluarga ini disebabkan demografi masya-
sedang di kebun atau tidak ditempat rakat di desa Kepenghuluan
pihak istri yang juga sering Mumugo sebagian besar adalah
membantu suaminya dalam usaha beragama Islam.
tani mewakili menjadi responden.
5. Masa Domisili Responden
3. Pendidikan Responden
Tabel 6
Tabel 4 Distribusi Masa Domisili
Distribusi Pendidikan Responden Responden
No. Masa Frekuensi (Orang) Persentase (%)
No. Pendidikan Frekuensi (Orang) Persentase (%) 1 ≤ 5 tahun 23 34%
1 SD 46 69% 2 6 – 10 tahun 26 39%
2 SMP 17 25% 3 11 – 15 tahun 16 24%
3 SMA 2 3% 4 ≥ 16 tahun 2 3%
4 Akademisi 2 3% Jumlah 67 100%
Jumlah 67 100 %
Sumber : Data Olahan (2016).
Sumber : Data Olahan (2016).
Berdasarkan tabel di atas,
dapat disimpulkan bahwa sebagian
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 706
besar responden dengan jumlah 26 2. Modal Usaha
orang (39%) telah berdomisili
Tabel 9
selama 6 – 10 tahun. Hal ini
Tanggapan Responden Terhadap
disebabkan demografi masyarakat di
Peralatan
desa Kepenghuluan Mumugo
sebagian besar adalah pendatang Peralatan
Nanas
F %
Kelapa Sawit
Peralatan F %
dari berbagai wilayah di Riau pada Lading dan racun 67 100% Lading dan racun 0 0
Cangkul 0 0% Cangkul 67 100%
tahun 2006. Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%

Sumber : Data Olahan (2016).


6. Masa Domisili Responden
Tabel 10
Tabel 7 Tanggapan Responden Terhadap
Distribusi Masa Domisili Pupuk
Responden
Nanas Kelapa Sawit
No. Jumlah Frekuensi (Orang) Persentase (%) Jenis pupuk F % Jenis pupuk F %
1 1 – 3 orang 23 34% MPK 0 0 MPK, urea, delomit, kcl 67 100%
Urea 67 100%
2 4 – 6 orang 43 64% Delomit 0 0
3 ≥ 7 orang 1 1% KCL 0 0
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%

Sumber : Data Olahan (2016).


Sumber : Data Olahan (2016).

Berdasarkan tabel di atas, Berdasarkan tabel di atas,


dapat disimpulkan bahwa sebagian diketahui bahwa seluruh responden
besar responden dengan jumlah 43 usaha tani nanas dengan jumlah 67
orang (64%) memiliki jumlah orang (100%) menggunakan urea
tanggungan hingga 4 – 6 orang sebagai pupuk, begitu juga dengan
anggota keluarga. usaha tani kelapa sawit dengan
jumlah 67 orang (100%)
Analisis Deskriptif Data menggunakan MPK, Urea, Delomit
dan KCL sebagai pupuk.
1. Luas Lahan
Tabel 8 Tabel 11
Tanggapan Responden Terhadap Tanggapan Responden Terhadap
Luas Lahan Kepemilikan Lahan
Nanas Kelapa Sawit
Nanas Kelapa Sawit
Kepemilikan lahan F % Kepemilikan lahan F %
Luas Lahan (Ha) F % Luas Lahan (Ha) F % Pribadi 59 88% Pribadi 61 91%
0 – 1 Ha 61 91% 0 – 1 Ha 58 87% Kerjasama 8 12% Kerjasama 6 9%
2 – 3 Ha 6 9% 2 – 3 Ha 7 10% Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%
4 – 5 Ha 0 0% 4 – 5 Ha 2 3%
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100% Sumber : Data Olahan (2016).
Sumber : Data Olahan (2016).
Berdasarkan tabel di atas,
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa usaha tani nanas
diketahui bahwa sebagian besar dengan jumlah 59 orang (88%)
responden memiliki lahan nanas memiliki status kepemilikan lahan
seluas 0-1 Ha dengan jumlah 61 pribadi dan juga 8 orang (12%)
petani (91%) selanjutnya sebagian merupakan kerjasama. Selanjutnya
besar responden memiliki lahan usaha tani kelapa sawit dengan
sawit seluas 0-1 Ha dengan jumlah jumlah 61 orang (91%) memiliki
58 petani (87%). kepemilikan lahan pribadi dan juga 6
orang (9%) merupakan kerjasama.
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 707
Tabel 12 3. Tenaga Kerja
Tanggapan Responden Terhadap
Tabel 14
Perolehan Bibit
Tanggapan Responden Terhadap
Nanas Kelapa Sawit Tenaga Kerja
Perolehan bibit F % Perolehan bibit F %
Pembibitan sendiri 42 63% Pembibitan sendiri 26 39%
Membeli dari petani 10 15% Membeli dari petani 10 15% Nanas Kelapa Sawit
lain lain Jumlah tenaga kerja F % Jumlah tenaga kerja F %
0 – 2 orang 40 60% 0 – 2 orang 19 28%
Mengambil bibit liar 15 22% Mengambil bibit liar 0 0%
3 – 4 orang 24 36% 3 – 4 orang 24 36%
Membeli bibit PT 0 0% Membeli bibit PT 31 46%
5 – 6 orang 3 4% 5 – 6 orang 21 31%
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%
≥ 7 orang 0 0% ≥ 7 orang 3 4%
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%
Sumber : Data Olahan (2016).
Berdasarkan tabel di atas, Sumber : Data Olahan (2016).
diketahui bahwa sebagian besar
Berdasarkan tabel di atas,
usaha tani nanas dengan jumlah 42
diketahui bahwa sebagian besar
orang (63%) petani nanas
responden dengan jumlah 40 petani
melakukan pembibitan sendiri, 10
(60%) menggunakan tenaga kerja
orang (15%) membeli bibit dari
sebanyak 0 – 2 orang, 24 petani
petani lain, 15 orang (22%).
(36%) menggunakan tenaga kerja
Selanjutnya usaha tani kelapa sawit
sebanyak 3 – 4 orang dan 3 petani
dengan jumlah 26 orang (39%)
(4%) menggunakan tenaga kerja
melakukan pembibitan sendiri, 10
sebanyak 5 – 6 orang. Selanjutnya
orang (15%) membeli bibit dari
pada usaha tani kelapa sawit
petani lain, dan 31 orang (46%)
sebagian besar responden dengan
membeli bibit dari PT.
jumlah 24 petani (36%)
Tabel 13 menggunakan tenaga kerja sebanyak
Tanggapan Responden Terhadap 3 – 4 orang, 21 petani (31%)
Besar Modal menggunakan tenaga kerja sebanyak
5 – 6 orang, 19 petani (28%)
Besar modal
Nanas
F %
Kelapa Sawit
Besar modal F % menggunakan tenaga kerja 0 – 2
0 – 5 juta 48 72% 0 – 5 juta 0 0%
6 – 10 juta 19 28% 6 – 10 juta 3 4% orang dan 3 petani (4%)
11 – 15 juta 0 0% 11 – 15 juta 11 16%
16 – 20 juta 0 0% 16 – 20 juta 16 24% menggunakan tenaga kerja sebanyak
≥ 7 orang.
≥ 21 juta 0 0% ≥ 21 juta 37 55%
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%

Sumber : Data Olahan (2016).


4. Harga
Berdasarkan tabel di atas,
diketahui bahwa sebagian besar Tabel 15
responden dengan jumlah 48 orang Tanggapan Responden Terhadap
(72%) menghabiskan modal 0 – 5 Harga Jual
juta, 19 orang (28%) menghabiskan
modal 6 – 10 juta. Selanjutnya pada Nanas
Harga Jual F %
Kelapa Sawit
Harga Jual F %
kelapa sawit sebagian besar petani Rp. 2.000 sampai Rp.
5 7%
Rp. 500 sampai Rp.
67 100%
Rp. 2.500 @buah Rp. 1.000 @kg
dengan jumlah 37 orang (55%) Rp. 2.600 sampai Rp. Rp. 1.000 sampai
menghabiskan modal ≥ 21 juta, 16
62 93% 0 0%
Rp. 3.000 @buah Rp. Rp. 1.500 @kg
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100%
orang (24%) menghabiskan modal
16 – 20 juta, 11 orang (16%) Sumber : Data Olahan (2016).
menghabiskan modal 11 – 15 juta, 3
orang (4%) menghabiskan modal 6 – Berdasarkan tabel di atas,
10 juta. diketahui bahwa pada usaha tani
nanas sebagian besar responden
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 708
dengan jumlah 62 orang (93%) dapat 0 – 1,5 juta rupiah dalam satu kali
menjual nanas dengan harga jual Rp. panen. Selanjutnya pada usaha tani
2.600 sampai Rp. Rp. 3.000 @buah, kelapa sawit, sebagian besar
selanjutnya 5 orang (7%) dapat responden dengan jumlah 51 orang
menjual nanas dengan harga jual Rp. (76%) mendapatkan pendapatan
2.000 sampai Rp. Rp. 2.500 @buah. mulai dari 0 – 1,5 juta rupiah dalam
Selanjutnya pada usaha tani kelapa satu kali panen, 12 orang (18%)
sawit sebanyak 67 orang (100%) mendapatkan pendapatan mulai dari
dapat menjual sawit dengan harga 1,6 – 2 juta rupiah dalam satu kali
jual Rp. 500 sampai Rp. Rp. 1.000 panen, selanjutnya 4 orang (6%)
@kg. mendapatkan pendapatan > 2 juta
rupiah dalam satu kali panen.
Tabel 16
Tanggapan Responden Terhadap Uji Hipotesis
Sistem Penjualan
Analisis usaha tani dilakukan
Nanas Kelapa Sawit
Sistem Penjualan F % Sistem Penjualan F % untuk mengetahui seberapa besar
Dijual sendiri 0 0% Dijual sendiri 0 0% penerimaan atau pendapatan kotor
Toke/ penampung 67 100% Toke/ penampung 67 100%
Pabrik 0 0% Pabrik 0 0% dan biaya-biaya yang dikeluarkan
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100% petani untuk usaha tani nanas dan
sawit serta keuntungan yang
Sumber : Data Olahan (2016). diperoleh petani dari hasil usaha tani
nanas dan sawit dapat dilihat pada
Berdasarkan tabel di atas, tabel berikut:
diketahui bahwa pada usaha tani
nanas seluruh responden dengan 1. Analisis Rata-Rata Hasil Usaha
jumlah 67 orang (100%) menjual Tani
nanas kepada toke/ penampung,
begitu juga dengan usaha tani kelapa Tabel 18
sawit dengan jumlah 67 orang (10%) Analisis Rata-Rata Hasil
menjual kelapa sawit kepada toke/ Usaha Tani Nanas
penampung. No Rata-Rata Sumber Pendapatan
Usaha Tani Nanas
1 2 kali Panen dalam satu bulan
Tabel 17 2 Luas 1 Ha dengan jumlah ± 1.000 batang
Tanggapan Responden Terhadap 3 1 kali panen 300 gandeng
4 2 kali panen 600 gandeng
Pendapatan 5 1 gandeng = 2 buah nanas
6 600 gandeng x 2 = 1.200 buah
7 1 buah seharga Rp. 3.000,-
Nanas Kelapa Sawit 8 1 bulan (Rp. 3.000,- x 1.200 buah) adalah Rp. 3.600.000,-
Pendapatan F % Pendapatan F % 9 1 tahun (Rp. 3.600.000,- x 12 bulan) = Rp. 43.200.000,-
0 – 1,5 juta rupiah 67 100% 0 – 1,5 juta rupiah 51 76% TR = Rp. 43.200.000,-/1 Ha/Th
1,6 – 2 juta rupiah 0 0% 1,6 – 2 juta rupiah 12 18% 10 Jenis pupuk urea
11 Intensitas rata-rata pemupukan 2 kali/ tahun
> 2 juta rupiah 0 0% > 2 juta rupiah 4 6% 12 1 kali pemupukan 100 kg urea/ha
Jumlah 67 100% Jumlah 67 100% 13 2 kali pupuk urea = 200 kg/ tahun
14 Harga urea = Rp. 3.750,-/kg
15 Biaya pupuk Rp.750.000,-/tahun
Sumber : Data Olahan (2016). 16 Tenaga kerja = Rp. 300.000,-/bulan
17 Biaya tenaga kerja = Rp. 3.600.000,-/ tahun
18 Total Biaya pupuk + biaya tenaga kerja
Berdasarkan tabel di atas, Rp. 750.000,- + Rp. 3.600.000,- = Rp. 4.350.000,-
diketahui bahwa pada usaha tani TC = Rp. 4.350.000,-/1 Ha/Th

nanas seluruh responden dengan Sumber : Data Survei dan Olahan Peneliti
jumlah 67 orang (100%) (2016)
mendapatkan pendapatan mulai dari
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 709
Berdasarkan rata-rata sumber Inanas = Pendapatan/ Income Nanas
pendapatan usaha tani nanas pada (Rp)
tabel di atas, maka rata-rata hasil TR = Total Penerimaan/ Total
usaha tani nanas adalah: Revenue Nanas (Rp)
Inanas = TR – TC TC = Total Biaya/ Total Cost
Inanas = Rp.43.200.000–Rp.4.350.000 Nanas (Rp)
Inanas = Rp. 38.850.000,- /1 Ha/Th
2. Analisis Kontribusi Persentase
Keterangan: Usaha Tani
Inanas = Pendapatan/ Income Nanas
(Rp)
TR = Total Penerimaan/ Total Tabel 20
Revenue Nanas (Rp) Tanggapan Responden Terhadap
TC = Total Biaya/ Total Cost Pilihan Kontribusi Pendapatan
Nanas (Rp) Kontribusi F %
Nanas 44 66%
Tabel 19 Kelapa sawit 23 34%
Analisis Rata-Rata Hasil Jumlah 67 100%
Usaha Tani Kelapa Sawit Sumber : Data Olahan (2016).
No Rata-Rata Sumber Pendapatan Untuk mengetahui kontribusi
Usaha Tani Kelapa Sawit
1 2 kali Panen dalam 1 bulan masing-masing sumber pendapatan
2 Luas 1 Ha dengan jumlah ± 115 pokok
3 1 kali panen 800 kg atau 8 kuintal petani secara deskriptif juga dapat
4 800 kg x 2 = 1.600 kg
5 1 kg seharga Rp. 900,- menggunakan rumus persentase
6 1 bulan (Rp. 900,- x 1.600 kg) adalah Rp. 1.440.000,-
7 1 tahun (Rp. 1.440.000,- x 12 bulan) = Rp. 17.280.000,- sebagai berikut:
TR = Rp. 17.280.000,-/1 Ha/Th
10 Jenis pupuk NPK, Urea, Delomit, KCL
11 Intensitas rata-rata pemupukan 2 kali/ tahun
1. NPK (6 sak/Ha) = 6 x Rp. 115.000,- menjadi Rp. 690.000,-
2. KCL (4 sak/Ha) = 4 x Rp. 150.000,- menjadi Rp. 600.000,-
Rp. 1.290.000,-
12 Perawatan dan tenaga kerja/ tahun
1. Pembersihan lahan (terbas mesin) 1 kali/ tahun (Rp. 250.000,-/ Ha)
2. Perawatan pelepah 1 kali/ tahun (Rp. 200.000,-/ Ha)
3. Tenaga kerja panen 24 kali/setahun (1 ton = Rp. 100.000,-) maka 1
kali panen 800 kg = Rp. 80.000,-
Maka didapatkan perhitungan:
1. Pembersihan lahan = 1 x Rp. 250.000,- menjadi Rp. 250.000,-
2. Perawatan pelepah = 1 x Rp. 200.000,- menjadi Rp. 200.000,-
3. Tenaga kerja panen = 24 x Rp. 80.000,- menjadi Rp. 1.920.000,-
Rp. 2.370.000,-
13 Biaya pupuk + Biaya pembersihan, perawatan dan tenaga kerja Selanjutnya juga diketahui
(Rp. 1.290.000,- + Rp. 2.370.000,- = Rp. 3.660.000,-)
TC = Rp. 3.660.000,-/ Th/Ha kontribusi usaha tani kelapa sawit
sebagai berikut:
Sumber : Data Survei dan Olahan Peneliti
(2016)

Berdasarkan rata-rata sumber


pendapatan usaha tani nanas pada
tabel di atas, maka rata-rata hasil
usaha tani kelapa sawit adalah:
Ikelapa sawit = TR – TC
Ikelapa sawit = Rp.17.280.000 – Rp.
3.660.000
Berdasarkan perhitungan di
Ikelapa sawit = Rp.13.620.000,-/1Ha/
atas, diketahui bahwa usaha tani
Th
nanas memiliki kontribusi
Keterangan: pendapatan petani sebesar 74,04%
sedangkan usaha tani sawit
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 710
memberikan kontribusi pendapatan intensitas pemupukan rata-rata 2 kali
sebesar 25,96% dengan demikian dalam setahun, dapat memperoleh
dapat diketahui bahwa usaha tani bibit dengan cara membeli bibit dari
nanas memiliki kontribusi PT dan menghabiskan modal sebesar
pendapatan paling besar. ≥ 21 juta. Petani kelapa sawit dapat
menggunakan tenaga kerja sebanyak
3 – 4 orang. Petani kelapa sawit
Pembahasan menjual buah tandan kelapa sawit
Penelitian ini tentang usaha dengan harga Rp. 500,- sampai
tani nanas dan kelapa sawit yang ada dengan Rp. 1.000,-/kg oleh toke/
di Desa Kepenghuluan Mumugo penampung dan dalam satu kali
Kecamatan Tanah Putih Kabupaten panen bisa mendapatkan pendapatan
Rokan Hilir. Diketahui bahwa secara sebanyak 0 - 1,5 juta rupiah. Secara
rata-rata, sebagian besar responden rinci, diketahui bahwa usaha tani
memiliki lahan nanas seluas 0-1 Ha sawit dalam 1 bulan bisa 2 kali panen
dengan jumlah ± 1000 batang bibit sehingga mendapatkan penghasilan ±
nanas dan status kepemilikan tanah Rp. 1.440.000,- dengan income Rp.
pribadi. Petani nanas menggunakan 13.620.000,- /1 Ha/Th.
peralatan lading dan cangkul dan Perbedaan sumber pendapatan
hanya menggunakan jenis pupuk ekonomi petani nanas dan sawit yang
urea dengan intensitas pemupukan 2 ada di Desa Kepenghuluan Mumugo
kali dalam setahun, dapat Kecamatan Tanah Putih Kabupaten
memperoleh bibit dengan cara Rokan Hilir secara ringkas dapat
pembibitan sendiri dan dilihat pada tabel berikut:
menghabiskan modal sebesar 0 – 5
juta. Petani nanas rata-rata Tabel 20
menggunakan tenaga kerja sebanyak Tanggapan Responden Terhadap
0 – 2 orang, dapat menjual nanas Pilihan Kontribusi Pendapatan
dengan harga Rp. 2600,- sampai Nanas Kelapa Sawit
dengan Rp. 3000,- per buah, TR Rp. 43.200.000,-/1 Ha/Th TR Rp. 17.280.000,-/1 Ha/Th
TC Rp. 4.350.000,-/1 Ha/Th TC Rp. 3.660.000,-/ Th/Ha
selanjutnya dijual kepada toke/ I Rp. 38.850.000,- /1 Ha/Th I Rp. 13.620.000,- /1 Ha/Th
penampung dan dalam satu kali % 74,04% % 25,96%
panen bisa mendapatkan pendapatan Sumber : Data Olahan (2016).
sebanyak 0 - 1,5 juta rupiah. Secara
rinci, diketahui bahwa usaha tani Berdasarkan tabel di atas,
nanas dalam 1 bulan bisa 2 kali diketahui bahwa usaha tani nanas
panen sehingga mendapatkan memiliki tingkat kontribusi yang
penghasilan ± Rp. 3.600.000,- lebih besar yaitu dapat menghasilkan
dengan income Rp. 38.850.000,- /1 income sebesar Rp. 38.850.000,- /1
Ha/Th. Ha/Th dari pada usaha tani sawit
Petani sawit secara rata-rata yang hanya dapat menghasilkan
memiliki lahan sawit rata-rata seluas income sebesar Rp. 13.620.000,- /1
0-1 Ha dengan jumlah ± 115 pokok Ha/Th. Hal ini disebabkan karena
kelapa sawit dan status kepemilikan rendahnya harga jual sawit dan
tanah pribadi dan hanya cenderung tidak menentu tiap
menggunakan peralatan cangkul, minggunya, selain itu kondisi tanah
menggunakan jenis pupuk MPK, yang sebagian besar berlahan
urea, delomit dan KCL dengan gambut, kondisi musim trek, curah
hujan dan suhu yang berubah
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 711
sehingga mempengaruhi proses Kepenghuluan Mumugo Kecamatan
kematangan TBS, umur tanaman Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.
yang semakin tua juga turut
mempengaruhi tingkat produktivitas KESIMPULAN DAN SARAN
buah dalam satu kali panennya,
sehingga hanya mendapatkan buah Kesimpulan
dengan jumlah ± 800 kg atau 8 Berdasarkan hasil penelitian
kuintal. yang telah dijabarkan, maka dapat
Sebaliknya, kondisi lahan yang disimpulkan hasil penelitian ini
sebagian besar berlahan gambut adalah sebagai berikut:
dinilai sangat cocok untuk usaha tani 1) Usaha tani nanas memiliki tingkat
nanas dari pada tanaman kelapa kontribusi yang lebih besar yaitu
sawit. Karena tanaman nanas dapat menghasilkan income bersih
membutuhkan tanah yang gembur sebesar Rp. 38.850.000,- /1 Ha/
dan kaya bahan organik, seperti yang Tahun atau persentase sebesar
terkandung dalam tanah gambut 74,04% dibandingkan usaha tani
(Maulidi dan Mustamir, 2012:33). sawit yang hanya dapat
Disamping itu, tanaman nanas juga menghasilkan income bersih
membutuhkan curah hujan yang sebesar Rp. 13.620.000,-/1
merata sepanjang tahun dengan suhu Ha/Tahun sebesar 25,96%.
optimum 32oC, sesuai dengan 2) Desa Kepenghuluan Mumugo
kondisi geografis Desa Kecamatan Tanah Putih sebagian
Kepenghuluan Mumugo. Kondisi besar lahan gambut sehingga
lainya yang tidak kalah penting mempengaruhi produktivitas buah
adalah permintaan jumlah buah kelapa sawit, selain itu nilai harga
nanas yang terus meningkat sehingga jual kelapa sawit yang cenderung
nilai harga jual buah nanas cukup tidak stabil. Sebaliknya, usaha
tinggi sejalan dengan meningkatnya tani nanas cocok dilahan gambut,
permintaan. dan juga permintaan jumlah buah
Dalam beberapa tahun terakhir nanas yang terus meningkat
hingga tahun 2015, di Desa sehingga nilai harga jual buah
Kepenghuluan Mumugo Kecamatan nanas cukup tinggi.
Tanah Putih luas lahan tanaman
nanas mencapai 100 Ha, dengan Saran
hasil produksinya 1.000.000 buah. Berdasarkan hasil kesimpulan,
Peningkatan produksi usaha tani juga diberikan saran atas temuan dari
nanas, serta banyaknya petani yang hasil penelitian sebagai berikut:
beralih dari tanaman sawit menjadi 1) Disarankan kepada Pemerintah
tanaman nanas. Hal ini dapat Kabupaten Rokan Hilir agar
dibuktikan dari jumlah petani nanas semakin mengembangkan potensi
tiap tahunnya mengalami usaha tani nanas serta
peningkatan sedangkan petani sawit memberikan penyuluhan kepada
cenderung relatif tetap, bahkan para petani untuk dapat lebih
terjadi penurunan pada tahun 2014 memaksimalkan usaha tani di
dari 120 petani menjadi 112 petani wilayahnya masing-masing.
Artinya usaha tani nanas terbukti 2) Petani disarankan untuk tidak
lebih berkontribusi sebagai sumber hanya menjual nanas kepada toke/
pendapatan petani di Desa penampung saja melainkan dapat
menjadikan nanas sebagai bahan
JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 712
baku untuk usaha industri Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa
rumahan sehingga dapat Sawit. Yogyakarta:
meningkatkan pendapatan dan Kanisius.
menciptakan lapangan pekerjaan
secara mandiri. Smith, W., dan Ricardo, N. 2010.
3) Pemerintah disarankan lebih Elements of Regional
mengembangkan usaha tani Economics, California:
petani, dengan tidak hanya Penguin Education.
menjual nanas mentah, melainkan
Sugeng H.S., B. Sinaga, B. Winarso,
dapat menjadi nanas sebagai
E. Handayani, I. Karim,
bahan olahan untuk industri
Purwanto, Suparno, dan
seperti: selai nanas, kripik nanas,
Triyanto, 2008.
dodol nanas.
Pembibitan dan
Penanaman Nanas.
DAFTAR PUSTAKA Lampung: PT Geat
Giant Pineapple
Bambang, C. 1994. Budidaya Nanas Terbangi Besar
Secara Komersil. Lampung Tengah Press.
Jakarta: Sinar Grafika.
.
Lipsey, M. 1999. Pengantar Ilmu
Ekonomi. Jakarta:
Erlangga
Maulidi., dan Mustamir, E. 2012.
Upaya Peningkatan
Hasil Tanaman Nenas
di Lahan Gambut.
Jurnal Perkebunan &
Lahan Tropika Vol. 2,
No. 2, 32 – 38.
Prihatman, K. 2000. Nanas (Ananas
comosus). Jakarta: TTG
Budidaya.
Putong, Iskandar. 2002. Ekonomi
Mikro dan Makro Edisi
2. Jakarta: Ghalia
Indonesia.

JOM Fekon, Vol 4 No. 1 (Februari) 2017 713

You might also like