Pengaruh Car, Bopo, NPL Dan LDR Terhadap Profitabilitas
Pengaruh Car, Bopo, NPL Dan LDR Terhadap Profitabilitas
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: [email protected]/ telp: +62 82 146 572 115
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio, BOPO, Non
Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Teknik penentuan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling, berdasarkan kriteria penentuan sampel maka sampel yang
didapatkan adalah 27 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2011-2013. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa: 1) Capital Adequacy Ratio
berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan
di Bursa Efek Indonesia, 2) BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Profitabilitas
pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia, 3) Non Performing Loan berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia, 4) Loan to Deposit Ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
Profitabilitas pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci: Capital Adequacy Ratio, BOPO, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio,
Proftabilitas
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the Capital Adequacy Ratio, ROA, Non-Performing
Loans and Loan to Deposit Ratio to Profitability perbanka companies in Indonesia Stock
Exchange. The population in this study are all banking companies listed in Indonesia Stock
Exchange 2011-2013. Sampling technique used was purposive sampling, sample selection
criteria based on the samples obtained are 27 banking companies listed in Indonesia Stock
Exchange 2011-2013. Based on the results of the analysis show that: 1) Capital Adequacy Ratio
negative effect but not significant to the profitability of the banking company in the Indonesia
Stock Exchange, 2) BOPO a significant negative effect on the profitability of the banking
company in the Indonesia Stock Exchange, 3) Non-Performing Loans positive effect but no
significant effect on profitability of the banking company in the Indonesia Stock Exchange, 4)
Loan to Deposit Ratio is positive but not significant effect on the profitability of the banking
company in the Indonesia Stock Exchange.
Keywords: Capital Adequacy Ratio, ROA, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio,
Proftabilitas
2137
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
PENDAHULUAN
Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan
tersebut. Begitu pula dengan perusahaan perbankan, bank juga memiliki tujuan
jangka panjang yaitu memperoleh laba. Disamping tujuan jangka pendek bank yaitu
Bank merupakan badan usaha yang memiliki peranan yang sangat penting dan
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan, usahanya. Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
bagi masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
perantara dari pihak-pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan
dana. Bank juga memiliki peran sebagai lembaga yang melaksanakan kebijakan
moneter dan pencapaian stabilitas keuangan. Karena itu kegiatan dari perbankan
2138
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
banyak diatur oleh pemerintah agar bank dan pemerintah dapat bersama-sama
kepercayaan dari masyarakat itu sendiri terhadap bank. Bank dapat membangun
umum tingkat kesehatan bank di lihat dari penilaian kinerja bank tersebut. Menurut
Adnyani (2011), kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank
pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya.
Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang
strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang menaruh
kepercayaan kepada bank yang bersangkutan sangat tidak menguntungkan bagi bank
yang bersangkutan karena para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya
apakah kinerja di bank bersangkutan sudah berjalan dengan baik atau belum.
Penilaian kinerja keuangan juga bisa digunakan untuk mengetahui seberapa besar
tertentu. Pada umumnya kinerja keuangan suatu bank bisa dilihat dari laporan
Kinerja keuangan yang secara umum menunjukan tingkat kesehatan bank adalah
2139
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
kegiatan operasi nya. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset
juga lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan ROA
karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang
dikukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat
(Dendawijaya, 2001). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran
kinerja perbankan.
kelangsungan dari perbankan tersebut, maka perlu diketahui mengenai faktor yang
dari penilaian kinerja keuangan perbankan yang umumnya digunakan lima aspek
capital meliputi Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek aset meliputi Non Performing
2140
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Loan (NPL), aspek earning meliputi Net Interest Margin (NIM), dan BOPO,
sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib
perbankan di Indonesia saat itu secara drastis. Pada Januari 1998 kantor cabang bank
Krisis yang terjadi pada tahun 1997 juga menimbulkan krisis sosial yaitu tingkat
kriminalitas meningkat.
Dilihat dari fenomena yang terjadi akibat kegagalan usaha bank maka
maka risiko kegagalan bank akan bisa diatasi sedini mungkin karena bank sudah bisa
mengetahui strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan profitabilitas. Dari
penelitian ini. Faktor-faktor tersebut antara lain yang pertama adalah rasio kecukupan
modal yang dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yang menunjukan
2141
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
ROA terdapat hasil penelitian yang berbeda-beda seperti CAR yang diteliti oleh
pengaruh yang signifikan positif antara CAR terhadap ROA. Studi Lloyd et al. (1994)
menemukan bahwa ukuran bank dan CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas bank. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Usman (2003) yang menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh negatif
terhadap ROA.
Faktor kedua adalah risiko operasional yang dihitung dengan BOPO (Biaya
pengaruh BOPO terhadap ROA terdapat hasil penelitian yang berbeda-beda seperti
BOPO yang diteliti oleh Usman (2003) dan Sudarini (2005) memperlihatkan bahwa
BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Demirgue & Huizinga
(2000) BOPO yang merupakan faktor internal bank,menemukan hubungan positif dan
signifikan antara ukuran dan profitabilitas bank. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Mawardi (2005) dan Mintarti (2007) menunjukkan hasil yang sebaliknya, yaitu
2142
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Faktor selanjutnya adalah risiko kredit yang dihitung dengan Non Performing
Loan (NPL) yaitu rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam mengelola kredit.
Dalam beberapa penelitian tentang pengaruh NPL terhadap ROA terdapat hasil
penelitian yang berbeda-beda seperti NPL yang diteliti oleh Mawardi (2005)
memperlihatkan hasil bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA. Hasil studi
oleh Miller & Noulas (1997), menyatakan bahwa NPL berpengaruh secara negatif
dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas ROA perbankan nasional. Hal ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Usman (2003) yang menunjukkan
Faktor terakhir adalah risiko likuiditas yang dihitung dengan Loan to Deposit
Ratio (LDR) yaitu rasio yang menunjukan kemampuan bank untuk menyediakan
dana kepada debiturnya, baik dana dari modal sendiri maupun dana dari masyarakat.
Dalam beberapa penelitian tentang pengaruh LDR terhadap ROA terdapat hasil
penelitian yang berbeda-beda seperti penelitian yang dilakukan Usman (2003) dan
Ariyanti (2010) menunjukan bahwa hasil LDR berpengaruh positif dan signifikan
menunjukkan hasil bahwa LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
ROA.
2143
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
fenomena yang menarik untuk diteliti yang di aplikasikan pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI. Dipilihnya perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI sebagai
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut sebagai rasio kecukupan
modal, yang berarti jumlah modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko
kerugian yang timbul dari penanaman aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta
membiayai seluruh benda tetap dan inventaris bank. Seluruh bank yang ada di
Semakin besar CAR maka keuntungan bank juga semakin besar. Dengan kata lain,
semakin kecil risiko suatu bank maka semakin besar keuntungan yang diperoleh bank
seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
pinjaman (utang), dan lain-lain. . CAR menunjukkan sejauh mana penurunan asset
bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR
maka semakin baik kondisi bank (Tarmidzi, 2003). Dengan kata lain, CAR adalah
rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Capital
2144
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Adequacy Ratio, BOPO, Non Performing Loan dan Loan to Deposit Ratio terhadap
dan Merkusiwati (2007) menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan
capital/modal merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran kinerja bank, yang tercermin dalam komponen CAMEL rating (Capital,
Asset, Management, Earning, Liquidity). Oleh karena itu besarnya modal suatu bank
utilization (Koch, 2000) maka modal harus bertambah besar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin besar CAR, maka ROA juga akan semakin besar, dalam
hal ini kinerja keuangan bank menjadi semakin meningkat atau membaik. Dari
berikut:
yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya
(seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya).
yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi
2145
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
lainnya. Bank yang efisien dalam menekan biaya operasionalnya dapat mengurangi
kerugian akibat ketidakefisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang
diperoleh juga akan meningkat. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien
bank dalam menjalankan aktivitas usahanya sehingga semakin sehat bank tersebu
(Herdiningtyas, 2005).
biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau yang sering disebut BOPO. Rasio
operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam
mengelola usahanya(SE. Intern BI, 2004). Bank Indonesia menetapkan angka terbaik
untuk rasio BOPO adalah dibawah 90%, karen jika rasio BOPO melebihi 90% hingga
mendekati angka 100% maka bank tersebut dapat dikategorikan tidak efisien dalam
menjalankan operasinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005) dan
H2: Rasio BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset
(ROA)
Risiko, menurut Peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003 adalah potensi
terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian bank. Risiko
akan selalu melekat pada dunia perbankan, hal ini disebabkan karena faktor situasi
2146
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
semakin pesat. Salah satu risiko usaha bank menurut Peraturan Bank Indonesia
adalah risiko kredit, yang didefinisikan : risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan
kredit merupakan risiko yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya dalam
bentuk pinjaman kepada masyarakat. Karena berbagai hal, debitur mungkin saja
yang sangat penting bagi perusahaan yang operasinya memberikan kredit, karena
makin besar piutang akan semakin besar resikonya (Riyanto, 1997). Penelitian yang
dilakukan oleh Usman (2003) menunujukan pengaruh negatif Non Performing Loan
(NPL) terhadap perubahan laba, semakin tinggi NPL maka semakin besar risiko yang
disalurkan bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga laba yang diproksikan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawardi, (2005),
Sehingga jika semakin besar NPL, akan mengakibatkan menurunnya ROA, yang juga
berarti kinerja keuangan bank yang menurun. Begitu pula sebaliknya, jika NPL
turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat
2147
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
dikatakan semakin baik. Dari beberapa argumentasi diatas, secara umum dapat
H3 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return
On Asset (ROA)
dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank
maupun dana yang dapat dikumpulkan oleh masyarakat (Kusuno, 2003). LDR
likuiditasnya, dengan kata lain seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit
yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi
bermasalah akan semakin besar (Adyani, 2011), sebaliknya semakin rendah rasio
hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. Jika rasio berada pada standar
yang ditetapkan bank Indonesia, maka laba akan meningkat (dengan asumsi bank
Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang
membentuk ROA.
2148
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Penelitian yang dilakukan oleh Suyono, (2005), yang menyatakan bahwa LDR
berpengaruh signifikan positif terhadap ROA. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Usman, (2003), dimana LDR berpengaruh positif terhadap laba bank.
Karena laba merupakan komponen yang membentuk ROA, maka dapat disimpulkan
bahwa secara tidak langsung LDR juga berpengaruh positif terhadap ROA. Kemudian
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Penelitian yang dilakukan
oleh Deyoung & Nolle (1996), dengan menggunakan studi deskriptif diperoleh hasil
bahwa Loan berpengaruh positif terhadap ROA dan ROA berpengaruh positif
terhadap karakter lain yang dimiliki oleh bank. Dan menurut Sugianto, et, al, (2002),
LDR dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
Dari beberapa argumentasi diatas, secara umum dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
METODE PENELITIAN
bertujuan mengetahui hubungan antara tiga variabel atau lebih.Terdapat 3 bentuk dari
55) dan dalam penelitian ini menggunakan hubungan kausal,yaitu hubungan yang
bersifat sebab akibat. Berdasarkan hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, maka
2149
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
dapat dibuat hubungan antara variabel dependen dan variabel independen seperti
berikut:
Capital Adequacy
Ratio H1
(X1)
BOPO H2
(X2)
Profitabilitas
H3 (Y)
Non Performing Loan
(X3)
H4
peran yang sangat penting dalam perekonomian di Indonesia. Alasan lainnya adalah
karena peneliti ingin berfokus pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
Objek penelitian adalah suatu hal atau apa saja yang meliputi perhatian dan apa
saja yang diteliti (kamus bahasa indonesia, 2008). Objek penelitian yang digunakan
periode 2011-2013.
2150
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Variabel terikat atau dependent yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Profitabilitas yang di proksikan dengan ROA pada
2011-2013. Pada penelitian ini digunkan ROA digunakan sebagai proksi menghitung
Variabel bebas atau independent yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
2013:59). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah CAR, BOPO, NPL, LDR. CAR
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut
dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber diluar
bank pada perusahaan perbankan periode 2011-2013. Mengacu pada Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, secara matematis CAR
2151
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
Rasio yang sering disebut rasio efesiensi ini digunakan untuk mengukur
penjumlahan dari total pendapatan dan total pendapatan operasional lainnya. BOPO
BOPO = x 100%........................................(3)
total kredit bermasalah terhadap total kredit yang diberikan pada perusahaan
NPL = x 100%........................................................(4)
Rasio likuiditas diproksikan dengan LDR, yang merupakan rasio kredit yang
diberikan terhadap dana pihak ketiga (Giro, Tabungan, Sertifikatt Deposito, dan
yang telah jatuh tempo kepada deposannya serta dapat memenuhi permohonan kredit
LDR = x 100%..........................................................(5)
2152
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu data penelitian yang berupa
periode 2011–2013. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari lokasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu, dimana anggota sampel akan dipilih sedemikian rupa
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013. Total
sampel dalam penelitian ini yang telah lulus kriteria berjumlah 27 perusahaan
2153
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
Tabel 1.
Prosedur Pemilihan Sampel
NO Distribusi Sampel Total
Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-
1 38
2013
2 Perusahaan yang tidak menyediakan laporan keuangan periode 2011-2013 (2)
Perusahaan yang tidak memiliki data keuangan standar sesuai kebutuhan
3 (9)
penelitian ini selama periode 2011-2013
Jumlah 27
Sumber: Data sekunder diolah, (2015)
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
non partisipan, yaitu metode teknik pengumpulan data dengan melakukan pencatatan
terhadap data-data yang diperlukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
dimana peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan dan hanya sebagai
terikat (dependen) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (independen)
yaitu :
Keterangan :
2154
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
sampel. Deskripsi sampel berupa nilai tertinggi dari ROA, CAR, BOPO, NPL, dan
LDR nilai terendah dari ROA, CAR, BOPO, NPL, dan LDR serta nilai rata-rata dari
ROA, CAR, BOPO, NPL, dan LDR dalam setiap tahun selama periode 2011-2013.
Tabel 2.
Stastistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 81 -7,635 4,457 1,71156 1,468861
CAR 81 9,410 23,191 15,45723 2,796481
BOPO 81 59,930 173,800 82,79428 14,582216
NPL 81 ,216 4,460 1,83440 1,009354
LDR 81 44,240 104,420 81,70852 11,474466
Valid N (listwise) 81
Sumber : data sekunder diolah, (2015)
penelitian ini berjumlah 81 data yang di dapat dari 27 sampel laporan keuangan
pengamatan yaitu periode 2011-2013 terlihat bahwa rata-rata ROA bernilai positif
yaitu sebesar 1,71156 persen . Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap tahunnya
ROA dari sebesar 1,468861 persen,artinya terjadi penyimpangan nilai ROA terhadap
2155
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
nilai rata-rata ROA sebesar 1,46881 persen. Nilai ROA terendah adalah -7,635 dan
Nilai rata-rata CAR sebesar 15,45723 persen yang memiliki arti bahwa
dalam satu periode. Nilai standar deviasi sebesar 2,796481 persen, artinya terjadi
penyimpangan nilai CAR terhadap nilai rata-rata CAR sebesar 2,796481 persen. Nilai
CAR terendah adalah 9,410 persen, sedangkan CAR tertinggi adalah 23,191.
Nilai rata-rata BOPO sebesar 82,79428 persen yang memiliki arti bahwa
pendapatan operasional rata-rata sebesar 82,79428 persen dalam satu periode. Nilai
standar deviasi BOPO sebesar 14,582216 persen, artinya terjadi penyimpangan nilai
BOPO terhadap nilai rata-rata BOPO sebesar 82,79428. Nilai BOPO terendah adalah
Nilai rata-rata NPL sebesar 1,83440 persen yang memiliki arti bahwa
dalam satu periode. Nilai standar deviasi NPL sebesar 1,009354 persen, artinya
terjadi penyimpangan nilai NPL terhadap nilai rata-rata NPL sebesar 1,009354. Nilai
NPL terendah adalah 0,216, dan nilai NPL tertinggi sebesar 4,460 persen.
Nilai rata-rata LDR sebesar 81,70852 persen yang memiliki arti bahwa
81,70852 persen dalam satu periode. Nilai standar deviasi LDR sebesar 11,474466
persen, artinya terjadi penyimpangan nilai LDR terhadap nilai rata-rata LDR sebesar
2156
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
11,474466. Nilai LDR terendah adalah 44,240 persen, dan nilai LDR tertinggi
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linear
berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel bebas yaitu CAR, BOPO, NPL, LDR terhadap variabel terikat yaitu
Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013. Untuk mempermudah pengolahan data, maka
digunakan program SPSS. Adapun rangkuman hasil analisis regresi dapat dilihat pada
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients Coefficients
Std. t Sig.
B Error Beta
1 (Constant) 9,983 ,375 26,609 ,000
CAR -,017 ,012 -,032 -1,427 ,158
BOPO -,100 ,002 -,992 -44,048 ,000
NPL ,055 ,033 ,038 1,645 ,104
LDR ,002 ,003 ,015 ,663 ,509
Constanta = 9,983 F Hitung = 508,595
R Square = 0,964 Probabilitas / sig = 0,000
Adj R Square = 0,962
Sumber : data sekunder diolah, (2015)
Keterangan :
Y = Profitabilitas (ROA)
X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2 = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
X3 = Non Performing Loan (NPL)
X4 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
2157
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
Nilai konstanta α sebesar 9,983 artinya jika variabel CAR, BOPO, NPL dan
LDR dianggap konstan (tetap atau tidak ada perubahan), maka ROA akan meningkat
sebesar 9,983 %. Nilai koefisien β1 sebesar -0,017 artinya jika nilai variabel CAR
meningkat sebesar satu persen maka ROA perusahaan perbankan menurun sebesar
0,017% dengan asumsi variabel BOPO,NPL dan LDR tetap konstan. Nilai koefisien
β2 sebesar -0,100 artinya jika BOPO meningkat sebesar satu persen maka ROA
CAR,NPL dan LDR tetap konstan. Nilai koefisien β3 sebesar 0,055 artinya jika nilai
variabel NPL meningkat sebesar satu persen maka ROA perusahaan perbankan
meningkat sebesar 0,055% dengan asumsi variabel CAR,BOPO dan LDR tetap
konstan. Nilai koefisien β4 sebesar 0,002 artinya jika nilai variabel LDR meningkat
sebesar satu persen maka ROA perusahaan perbankan meningkat sebesar 0,002%
Berdasarkan Tabel 3 terdapat nilai R2 sebesar 0,964 , ini berarti sebesar 96,4
persen (%) variabel CAR, BOPO, NPL, dan LDR, mempengaruhi ROA, sedangkan
sisanya sebesar 3,6 persen (%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam penelitian. Uji kelayakan model (uji F) dalam hasil analisis regresi linier
terhadap variabel terikat.Dalam uji F diperoleh nilai dari signifikansi 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini layak digunakan dalam
2158
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
penelitian. Ini berarti bahwa ada pengaruh antara variabel bebas yaitu tingkat CAR,
BOPO, NPL dan LDR, secara simultan terhadap variabel terikat ROA.
berpengaruh dominan dengan taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian hipotesis (uji t)
Tabel 4.
Nilai t-test Pada Taraf Signifikansi 5%
Variabel t- test Sig Keterangan
CAR → ROA (H1) -1,427 0,158 Tidak Signifikan
BOPO → ROA (H2) -44,048 0,000 Signifikan
NPL → ROA (H3) 1,645 0,104 Tidak Signifikan
LDR → ROA (H4) 0,663 0,509 Tidak Signifikan
Sumber: data sekunder diolah, (2015)
Oleh karena hasil statistik uji t menunjukan bahwa variabel CAR memiliki tingkat
signifikan sebesar 0,158 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung = -1,427 < ttabel = 1,993.
Dimana H0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti CAR berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA. Oleh karena hasil statistik uji t menunjukan bahwa variabel BOPO
memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung = -
44,048 < ttabel = 1,993. Dimana H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Oleh karena hasil statistik uji t
menunjukan bahwa variabel NPL memiliki tingkat signifikan sebesar 0,104 lebih
besar dari 0,05 dan nilai t hitung = 1,645 < ttabel = 1,993. Dimana H0 diterima dan H1
ditolak. Tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan NPL berpengaruh
tidak signifikan terhadap ROA, yang memiliki arti NPL memiliki pengaruh yang
kecil terhadap ROA. Oleh karena hasil statistik uji t menunjukan bahwa variabel LDR
2159
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
memiliki tingkat signifikan sebesar 0,509 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung = 0,663
< ttabel = 1,993. Dimana H0 diterima dan H1 ditolak. Tingkat signifikan yang lebih
besar dari 0,05 menunjukkan LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA, yang
kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Kecukupan modal bank
maka semakin besar ROA, karena dengan modal yang besar, manajemen bank sangat
dengan teori. Hasil menunjukkan bahwa CAR memiliki pengaruh yang kecil
terhadap ROA perusahaan perbankan. Hal ini bisa saja terjadi karena peraturan Bank
berusaha menjaga CAR yang dimilikinya sesuai dengan peraturan. Selain itu, hal ini
juga dapat terjadi dikarenakan pada penelitian ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi nilai CAR perusahaan perbankan. Faktor itu antara lain faktor ekstern
dan faktor intern. Faktor ekstern seperti halnya keadaan perekonomian yang tidak
menentu.
variabel ini bernilai negatif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan
oleh variabel CAR terhadap ROA adalah negatif yang artinya bila nilai CAR
2160
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
meningkat maka nilai ROA akan menurun. Dan begitu pula sebaliknya jika nilai
CAR menurun maka nilai ROA akan meningkat. Hasil penelitian ini didukung oleh
Wisnu Mawardi (2005), Valentina (2008), Alhaq (2011), dan Alpera et al (2011)
menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap ROA yang merupakan proksi
operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam
menunjukkan bahwa efisiensi berpengaruh terhadap ROA. Sesuai dengan logika teori
yang menyatakan bahwa efisiensi bank dapat tercapai dengan beberapa cara salah
atau dengan biaya operasi yang sama akan dapat meningkatkan pendapatan operasi
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan bank yang pada akhirnya
dapat meningkatkan ROA. Teori diatas sejalan dengan hasil penelitian ini yang
menunjukkan BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA.
Artinya, jika Rasio biaya operasional meningkat maka profitabilitas yang pada
penelitian ini di proksikan dengan ROA akan menurun, dan begitu pula sebaliknya.
Hal ini di dukung dengan penelitian Wisnu Mawardi (2005) hasil penelitiannya
pendapatan operasi akan berakibat turunnya ROA. Dengan demikian efisiensi operasi
yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja bank yang
2161
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
kredit bermasalah untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Jadi semakin baik
semakin meningkat. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori, dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa NPL tidak berpengaruh secara signifikan atau memiliki
pengaruh yang kecil terhadap ROA. Kecilnya pengaruh NPL terhadap ROA diduga
karena NPL yang terjadi pada sebagian besar bank-bank di Bursa Efek Indonesia
kurang dari 5 persen yang menunjukkan bahwa bank-bank tersebut mengalami risiko
profitabilitas.
variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan
oleh variabel NPL terhadap ROA adalah positif yang artinya bila nilai NPL
meningkat maka nilai ROA akan meningkat pula. Hasil penelitian ini di dukung
dengan penelitian Atmaja & Sujana (2014) bahwa variabel rasio NPL tidak
LDR, yaitu rasio antara jumlah seluruh kredit yang diberikan bank dengan
dana yang diterima oleh bank. LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rasio LDR ini
merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Semakin tinggi
2162
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
LDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan
penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka bank akan pendapatan bank (ROA)
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori, hasil penelitian menunjukkan
bahwa LDR tidak berpengaruh secara signifikan atau memiliki pengaruh yang kecil
terhadap ROA. Kecilnya pengaruh LDR terhadap ROA bisa terjadi karena besarnya
pemberian kredit tidak didukung dengan kualitas kredit. Kualitas kredit yang buruk
akan meningkatkan risiko terutama bila pemberian kredit dilakukan dengan tidak
menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam pemberian kredit yang kurang
terkendali sehingga bank akan menanggung risiko yang lebih besar pula. Selain itu,
LDR tidak signifikan karena adanya pergerakan data atau rasio LDR yang fluktuatif
perbankan yang mempunyai nilai LDR rendah dan ada perusahaan perbankan yang
mempunyai nilai LDR tinggi sehingga terjadi kesenjangan yang cukup tinggi antar
terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan
bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel LDR terhadap ROA adalah positif yang
artinya bila nilai LDR meningkat maka nilai ROA akan meningkat pula. Hasil
2163
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
signifikan terhadap Return on Asset (ROA), ini berarti bahwa kecukupan modal pada
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset (ROA). Hal ini
pada penelitian ini di proksikan dengan ROA akan menurun, dan begitu pula
sebaliknya. Net Performing Loan (NPL) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
Return on Asset (ROA), hal ini menunjukkan bahwa NPL pada perusahaan perbankan
Kecilnya pengaruh LDR terhadap ROA bisa terjadi karena besarnya pemberian kredit
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dan simpulan yang telah diperoleh,
maka dapat dikemukakan saran yaitu dalam penelitian ini terbukti hanya BOPO yang
penggunaan variabel lain, seperti Loan to Asset Ratio (LAR), Reserve Requirement
2164
E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 4, 2015: 2137-2166
(RR), Debt to Equity Ratio (DER) dan rasio-rasio lain sebagai determinasi
profitabilitas bank. Oleh karena BOPO memiliki pengaruh yang paling besar dalam
REFERENSI
Alhaq, Muhammad, dkk. 2011. Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Kualitas Aktiva
Produktif, Non Performing Loan Dan Loan To Deposit RatiobTerhadap
Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2008-2010.
DeYoung, Robert, Nolle 1996, Foreign-owned Banks In The United States : Earning
Market Share or Buying It ?, Journal of Money, Credit and Banking, Vol.28,
No.4, pp. 622-636.
Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, BPFE
Yogyakarta.
2165
Luh Putu Sukma Wahyuni Pratiwi, Pengaruh CAR, BOPO…
Koch, MacDonald, 2000, Bank Management. The Dryden Press, Harcourt College
Publishers. Edisi 4.
Miller, S.M. & Noulas, A.G. 1997. Portofolio Mix and Large-bank Profitability in
USA.Applied Economics, 29(4): 505-512.
Suyono, Agus, 2005, Analisis Rasio-rasio Bank yang Berpengaruh terhadap Return
on Asset (ROA), Tesis Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Diponegoro
Valentina Erista Ika. D. 2008. Analisis Pengaruh Car, Kap, Nim, Bopo, Ldr, Dan
Sensitivity To Market Risk Terhadap Tingkat Profitabilitas Perbankan. Jurnal
ekonomi bisnis dan perbankan
2166