0% found this document useful (0 votes)
42 views13 pages

Oleh: Randy Ismaeri: JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli - Desember 2020

This document discusses scientific evidence in criminal cases of forest and land fires in Riau Province, Indonesia. It notes that while forests provide important ecological, social, cultural and economic benefits, they are threatened by fires. One case saw a company acquitted despite scientific evidence showing it intentionally caused environmental damage through fires. The author analyzes the legal considerations of judges in dropping criminal cases against companies involved in fires. The convictions handed down to defendants by lower courts were considered too light, as the defendants' actions did not align with environmentally friendly business practices promoted by the government. The document examines theories of evidence and the criminal justice system's aim of ensuring justice.

Uploaded by

andini14damasari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
42 views13 pages

Oleh: Randy Ismaeri: JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli - Desember 2020

This document discusses scientific evidence in criminal cases of forest and land fires in Riau Province, Indonesia. It notes that while forests provide important ecological, social, cultural and economic benefits, they are threatened by fires. One case saw a company acquitted despite scientific evidence showing it intentionally caused environmental damage through fires. The author analyzes the legal considerations of judges in dropping criminal cases against companies involved in fires. The convictions handed down to defendants by lower courts were considered too light, as the defendants' actions did not align with environmentally friendly business practices promoted by the government. The document examines theories of evidence and the criminal justice system's aim of ensuring justice.

Uploaded by

andini14damasari
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

KEKUATAN BUKTI ILMIAH PADA TINDAK PIDANA KEBAKARAN

HUTAN DAN LAHAN DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM


PIDANA LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI RIAU

Oleh: Randy Ismaeri


Pembimbing I: Dr. Zulfikar Jayakusuma, SH., MH
Pembimbing II: Dr. Mukhlis R, SH., M.H
Alamat: Jl. Ronggowarsito/ WR. Supratman Ujung Gang Buntu Pekanbaru
Email / Telepon : [email protected] / 0822-8383-9460

ABSTRACT

Forests as one of the natural resources with great potential to be used to


improve community welfare. Because of the importance of the function of forests
for human life so that the preservation of the forest needs to be maintained so that
the forest needs to be maintained so that the forest does not lose its function.
Things that can cause disruption of forest functions include forest fires. One of the
cases of forest fires which was acquitted with the defendant PT. Adei Plantation
and Industry, while scientific evidence presented in court shows that PT. Adei
Plantation and Industry intentionally committed acts resulting in exceedance of
ambient air quality books, water quality standards, sea water quality standards or
environmental damage and human safety hazards and resulting in significant
injury or death to people who could be convicted and receive strict sanctions.
This type of research is normative legal research that is the principles of
law. The legal principle that is the object of the problem in research is the
principle contained in the criminal justice system, that a judge must be able to
consider the facts of the trial to create a sense of justice. While judging from the
nature of this research, it is descriptive. This study uses secondary data that is
ready-made data.
The results of this study are an analysis of judges' legal considerations in
dropping criminal case decisions No. 228 / Pid.Sus / 2013 / PN.Plw is a
consideration of the Decision of the First Level Judge, then Article 99 paragraph
(1) jo article 116 paragraph (1) letter (a) ) RI Law. Number 32 of 2009
concerning Environmental Protection and Management in conjunction with Law
Number 14 of 1970 in conjunction with Law Number 48 of 2009 concerning
Judicial Power, Law Number 8 of 1981 concerning KUHAP and other regulations
relating to this case. . The criminal conviction of the defendant by the Pelalawan
District Court at the first instance and the Pekanbaru High Court at the appeal
level were too mild. The defendant's actions are not in line with the government's
program which must run environmentally friendly business activities.

Keywords: Law Enforcement, Pharmaceutical Supply Dealers, No Licens

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 1
BAB I Hutan sebagai salah satu sumber daya
PENDAHULUAN alam yang sangat potensial untuk
digunakan bagi meningkatkan
A. Latar Belakang Masalah kesejahteraan masyarakat daerah menjadi
Bangsa Indonesia dikaruniai dan objek yang sangat menjanjikan pada pola
mendapatkan amanah dari Tuhan yang pikir yang berorientasi pada unsur
Maha Esa kekayaan alam berupa hutan ekonomis.4Hutan memiliki fungsi
yang tidak ternilai harganya,oleh karna itu diantaranya sebagai penghasil kayu,
hutan harus diurus dan dimanfaatkan sumbaer plasma nutfah, dapat mencegah
sebaik-baiknya berdasarkan akhlak mulia, terjadinya erosi tanah dan banjir, sebagai
sebagai ibadah dan perwujudan rasa syukur penghasil gas oksigen (O2), sebagai
kepada Tuhan yang Maha Esa. 1 Hutan penyerap bahan-bahan pencemar udara
Indonesia merupakan salah satu hutan ekosistem hutan, habitat flora dan fauna
tropis terluas didunia sehinggah keberadaan serta sebagai pengatur tata air dan
menjadi tumpuan keberlangsungan pengawetan tanah. Karena pentingnya
kehidupan bangsa-bangsa didunia, fungsi hutan bagi kehidupan manusia
khususnya dalam mengurangi dampak sehingga kelestarian hutan tersebut perlu
perubahan iklim global. Oleh karna itu, dijaga agar hutan tersebut perlu dijaga agar
pemanfaatan dan penggunaannya harus hutan tidak kehilangan fungsinya.
dilakukan secara terencana, rasional, Hal yang dapat mengakibatkan
optimal, dan bertanggung jawab sesuai terganggunya fungsi hutan diantaranya
kemampuan daya dukung serta adalah kebakaran hutan. 5 Badan
memperhatikan kelestarian fungsi dan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
keseimbangan lingkungan hidup guna menyatakan, sedikitnya 1.052 hektar lahan
mendukung pengelolahan hutan dan dan hutan di Provinsi Riau ludes terbakar.
pembangunan kehutanan yang Jumlah luas lahan yang terbakar ini
berkelanjutan bagi kemakmuran rakyat. merupakan kalkulasi dari Januari hingga
Dalam pelaksanaan pembangunan, bulan ini. Kebakaran lahan dan hutan
penggalian sumber kekayaan alam tersebut terparah berada diwilayah pesisir Riau
harus diusahakan tanpa merusak tata yakni Kabupaten Kepulauan Meranti dan
lingkungan hidup manusia, dilaksanakan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Rincinya di
dengan kebijakan dan dengan perhitungan Rohil 281 hektar dan Meranti 200 hektar. 6
generasi yang akan datang. 2 Hutan sebagai Pemerintah mempunyai peranan
modal pembangunan nasional memiliki sangat penting dalam menyusun strategi
manfaat yang nyata bagi kehidupan dan pengurusan hutan karena semua hutan
penghidupan bangsa Indonesia, baik didalam wilayah Republik Indonesia
manfaat ekologi, sosial budaya maupun dikuasai oleh negara. Hak menguasai
ekonomi, secara seimbang dan dinamis, negara ini memberikan kewenangan kepada
untuk itu hutan harus diurus dan dikelola, pemerintah untuk menyelenggarakan
dilindungi dan dimanfaatkan secara kegiatan pengurusan hutan, antara lain
berkesinambungan bagi kesejahtraan meliputi: perencanaan,pengelolaan,
masyarakat Indonesia, baik generasi penelitian dan pengembangan, pendidikan
sekarang maupun yang akan datang. 3 dan pelatihan, penyuluhan serta

Tahun 2000-2002/Kasus Mr c. gobi)”, Skripsi.


1
Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Program sarjana Hukum Universitas Riau,
Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pekanbaru: 2008, hlm. 1.
4
Tata Hutan Dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Deni Bram, Hukum Lingkungan Hidup,
Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan Gramata Publishing, Bekasi:2014, hlm. 67.
2 5
Rachmadi Usman, Pokok-Pokok Hukum Bambang Purbowaseso, Pengedalian
Lingkungan Nasional, Akademik Pressindo, Kebakaran Hutan, Rineka Cipta, Jakarta. 2004,
Jakarta, 1993, hlm. 6 hlm. 6
3 6
Olivia Anggi Johar, “Pertanggung Jawaban https://regional.kompas.com/read/2017/09/18
Pidana Pencemaran dan Perusakan Lingkungan /23030061/1.052-hektar-lahan-dan-hutan-di-riau-
Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Studi ludes-terbakar, diakses pada tanggal 20 Desembar
Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan Bangkinang 2018.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 2
pengawasan7. Penyidik Polri sebagai salah D. Kerangka Teori
satu unsur penegak hukum tindak pidana Kerangka teori adalah konsep-konsep
lingkungan hidup memerlukan teknik yang sebenarnya merupakan abstrak dari
penyelidikan dan penyidikan untuk pemikiran atau kerangka acuan pada
mengungkap tindak pidana lingkungan dasarnya yang berguna untuk mengadakan
hidup. Hal ini dikarenakan, adanya identifikasi terhadap dimensi sosial yang
perbedaan teknik dalam melakukan dianggap relevan oleh peneliti. 8
penyelidikan dan penyidikan antara tindak 1. Teori Pembuktian
pidana umum (Pidum) dengan tindak Sistem pembuktian adalah
pidana khusus (Pid.Sus). Tindak pidana pengaturan tentang macam-macam
lingkungan hidup masuk kedalam ranah alat bukti yang boleh dipergunakan,
tindak pidana khusus, sehingga penguraian alat bukti, dan dengan
penyelidikan dan penyidikan yang cara-cara bagaimana alat-alat bukti
dilakukan harus secara khusus pula.
itu dipergunakan serta dengan cara
B. Rumusan Masalah bagaimana hakim harus membentuk
Berdasarlan latar belakang masalah keyakinannya di depan sidang
serta pembatasan masalah yang telah pengadilan.9 Pembuktian juga
diuraikan di atas maka untuk memudahkan berkaitan dengan keadilan, dimana
menyusun skripsi ini, penulis merumuskan dalam bidang hukum pada umumnya
permasalahan sebagai berikut: keadilan dipandang sebagai tujuan
1. Apa yang menjadi dasar pertimbangan yang harus dicapai dalam hubungan-
hukum hakim dalam menjatuhkan hubungan hukum antara
putusan perkara pidana Nomor perseorangan dengan perseorangan,
228/Pid.Sus/2013/PN.Plw? perseorangan dengan pemerintah,
2. Bagaimana kekuatan bukti ilmiah pada
dan antar negara-negara yang
tindak pidana kebakaran hutan dan
lahan dalam rangka penegakan hukum berdaulat.10 Sistem pembuktian
pidana lingkungan hidup di Provinsi merupakan suatu kebulatan atau
Riau? keseluruhan dari berbagai ketentuan
perihal kegiatan pembuktian yang
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan saling berkaitan dan berhubungan
1. Tujuan Penelitian satu dengan yang lain yang tidak
a. Untuk mengetahui dasar pertimbangan terpisahkan dan menjadi satu
hukum hakim dalam menjatuhkan kesatuan yang utuh.11
putusan perkara pidana Nomor 2. Teori Penemuan Hukum
228/Pid.Sus/2013/PN.Plw. Penemuan hukum lazimnya
b. Untuk mengetahui kekuatan bukti adalah proses pembentukan hukum
ilmiah pada tindak pidana kebakaran
oleh hakim, atau aparat hukum
hutan dan lahan dalam rangka
penegakan hukum pidana lingkungan lainnya yang ditugaskan untuk
hidup di Provinsi Riau. penerapan peraturan hukum umum
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi penulis yaitu sebagai syarat 8
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara
untuk mendapatkan gelar Strata 1 dan Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
syarat lulus dari Fakultas Hukum Yayasan Al-Hikmah, jakarta, 2000, hlm.17.
9
Universitas Riau Alfitra, Hukum Pembuktian dalam beracara
b. Bagi dunia akademik dapat menjadi Pidana, Perdata dan Korupsi di Indonesia, Jakarta
positif bagi pengembangan ilmu : Raih Asa Sukses, 2011, hlm 28.
10
hukum khususnya mengenai hukum Erdiansyah, Kekerasan dalam Penyidikan
pidana dalam lingkungan hidup. dalam Perspektif Hukum dan Keadilan, Jurnal
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau,
Edisi I, Nomor 1 Agustus 2010, hlm. 94.
7 11
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Adhami Chazawi, Hukum Pembuktian
Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni, 2008,
2011, hlm. 166. hlm 24.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 3
pada peristiwa hukum konkret. J.A. F. Metode Penelitian
Pontier mendefinisikan penemuan Mengadakan suatu penelitian ilmiah
hukum sebagai sebuah reaksi mutlak menggunakan metode, karena
terhadap situasi-situasi problematikal dengan metode tersebut berarti
yang dipaparkan orang dalam penyelidikan yang berlangsung menurut
suatu rencana tertentu. Menempuh suatu
perselisihan hukum.12 Penemuan jalan tertentu untuk mencapai suatu tujuan,
hukum diarahkan pada pemberian artinya peneliti tidak bekerja secara acak-
jawaban terhadap pertanyaan- acakan melainkan setiap langkah yang
pertanyaan tentang hukum dan hal diambil harus jelas serta harus ada
pencarian penyelesaian-penyelesaian pembatas-pembatas tertentu untuk
terhadap sengketa-sengketa konkret. menghindari jalan yang menyesatkan dan
Terkait padanya antara lain diajukan tidak terkendalikan. 17
pertanyaan-pertanyaan tentang 1. Jenis Penelitian
penjelasan (tafsiran) dan penerapan Metode penelitian yang digunakan
aturan-aturan hukum, dan dalam penulisan ini yaitu penelitian
pertanyaan-pertanyaan tentang hukum normatif. Dalam hal ini penulis
memilih penelitian tentang asas-asas
makna dari fakta-fakta yang hukum. Asas hukum yang dijadikan
terhadapnya hukum harus objek masalah dalam penelitian ialah
diterapkan.13 asas yang termuat dalam sistem
peradilan pidana, bahwa seorang hakim
E. Kerangka Konseptual harus dapat mempertimbangkan fakta
1. Bukti ilmiah adalah yang dihasilkan dari persidangan untuk menciptakan rasa
hasil analisa laboratorium, perhiyungan keadilan.
ganti rugi akibat pencemaran dan atau 2. Teknik Pengumpulan Data
kerusakan dari ahli, bukti ilmiah Dalam teknik pengumpulan data ada
bertujuan untuk menambah keyakinan dua cara yang ditempuh oelh peneliti
hakim dan memberikan panduan bagi untuk menumpulkan data penelitian
hakim dalam menilai keotentikan suatu yaitu berupa kajian kepustakaan, metode
alat bukti.14 pengumpulan data melalui ini
2. Tindak Pidana adalah perbuatan yang dibutuhkan peran aktif peneliti untuk
dilarang dan diancam dengan membaca literatur-literatur kepustakaan
pidana,terhadap baranhg-barang siapa yang memiliki korelasi dengan
yang melanggar larangan tersebut.15 permasalahan yang sedang ditelitinya.
3. Kebakaran Hutan adalah peristiwa 3. Analisis Data
dimana wilayah yang terdapat banyak Dalam penelitian ini, penulis akan
pohon, semak, paku-pakuan, dan rumput melakukan analisis data secara kualitatif
mengalami perubahan bentuk yang yaitu dengan tidak menggunakan
disebabkan pembakaran yang besar- statistik atau matematika ataupun
besaran16 sejenisnya, namun cukup dengan
menguraikan data secara deskriktif,
yang kemudian dalam kalimat yang
jelas dan bahasa yang mudah
12
J.A.Pontier, Rechtsvinding, (Terjemahan B. dimengerti.
Arief Sidharta), Fakultas Hukum Universitas Dalam menarik kesimpulan, penulis
Katolik Parahyangan , Bandung, 2001, hlm. 95. akan menggunakan metode berpikir
13
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum, dedikatif yaitu cara berpikir untuk
Liberty, Yogyakarta, 2001, hlm. 37. menarik kesimpulan dari suatu
14
Putusan Mahkamah Agung, No. pertnyataan atau dalil yang bersifat
36/KMA/SK/II/2013.
15
Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia,
Refika Aditama, Bandung,2011, hlm.98.
16 17
https://www.kompasiana.com/Musafi-Yetti- Johnny Ibrahim, Teori dan Metode
Kebakaran-Hutan, diakses pada tanggal 20 Juni Penelitian Hukum Normatif, Banyumedia
2019. Publishing, Malang, 2006, hlm. 294.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 4
umum menjadi suatu pernyataan atas hukum sangat kompleks. Beberapa ahli
dalil-dalil yang bersifat khusus. berpendapat kompleksitas tersebut
terjadi karena tujuan yang melekat pada
keduanya. Hukum dan sains kadang-
BAB II
kadang memiliki tujuan yang saling
TINJAUAN PUSTAKA
bertentangan, karena masing-masing
telah berkembang sebagai reaksi
A. Tinjauan Umum Tentang Bukti Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa terhadap kebutuhan sosial dan
Indonesia (KBBI) pengertian bukti intelektual yang berbeda. Tujuan
adalah sesuatu yang menyatakan hukum di satu sisi dianggap sebagai
kebenaran, keterangan nyata, tanda, hal sarana untuk menyelesaikan konflik
yang menjadi tanda perbuatan jahat. manusia secara adil, sementara tujuan
Ilmiah adalah bersifat ilmu, secara ilmu sains di sisi lain, dipahami sebagai
pengetahuan.18 upaya untuk mencari kebenaran. Oleh
Bukti adalah informasi seperti karena itu, tujuan untuk mencapai
fakta, digabungkan dengan prinsip- keadilan dari sudut pandang hukum
prinsip inferensi (tindakan atau proses tidak sama dengan menemukan
yang berasal dari kesimpulam, yang kebenaran hasil yang valid secara
membuat informasi yang relevan untuk ilmiah dari sudut pandang sains.21
mendukung suatu hipotesis. Bukti Di dalam proses penanganan
ilmiah adalah bukti yang mana perkara di pengadilan, ketidakcocokan
ketergantungan bukti pada prinsip- antara sains dan hukum ini seringkali
prinsip penyimpulan tidak mengakui, terjadi. Para ahli di satu sisi mempunyai
memungkinkan orang lain untuk kebutuhan untuk menjelaskan adanya
memeriksa latar belakang kepercayaan suatu ketidakpastian (uncertainty),
atau asumsi-asumsi yang digunakan sedangkan pengacara di sisi lainnya
untuk menentukan apakah fakta-fakta melihat proses pemeriksaan tersebut
yang relevan untuk mendukung atau sebagai kesempatan untuk melemahkan
pemalsuan hipotesis.19 nilai bukti ilmiah, terutama jika hal itu
Mahkamah Agung telah menyusun dianggap menguntungkan mereka.22
pedoman penanganan perkara Terdapat dua aspek penting dalam
lingkungan yang memuat ketentuan membahas bukti ilmiah dan kesaksian
tentang bukti ilmiah dan ahli. Namun ahli yang relevan dengan Indonesia.
demikian, pada banyak kasus, hakim Pertama, keberadaan metode ilmiah
memberikan bobot yang lebih berat yang valid. Artinya, bukti ilmiah harus
kepada bukti selain bukti ilmiah dalam diperoleh berdasarkan metode sains.
membuktikan pencemaran/perusakan Kedua, aspek pengetahuan khusus.
lingkungan. Hakim yang berlatar Aspek ini memastikan bahwa opini
belakang hukum masih kesulitan yang disampaikan didasarkan oleh
memahami data-data ilmiah yang keahlian yang dimiliki. Artinya, setelah
disampaikan oleh ahli untuk dikonversi suatu opini atau bukti ilmiah diterima
menjadi fakta hukum.20 sebagai suatu pengetahuan ilmiah
Menurut Keum J Park bahwa di (scientific knowledge), tahapan
dalam praktek pembuktian di selanjutnya adalah memastikan apakah
pengadilan, hubungan antara sains dan pendapat ahli tersebut didasarkan pada
keahlian yang diperoleh berdasarkan
18
https://kkbi.web.id>bukti>ilmiah, Diakses pendidikan, pelatihan dan pengalaman
pada Tanggal 19 April 2020.
19
https://id.sribd.com>doc>buktiilmiah,
21
Diakses pada Tanggal 19 April 2020. Ibid. hlm 30.
20 22
Ibid, hlm. 27. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 5
di bidang yang terkait dengan masalah penyebab utama deforestasi di berbagai
yang dibahas dalam kasus.23 negara. Banyak penelitian yang
menelaah faktor faktor yang
B. Tinjauan Umum Tentang Kebakaran berpengaruh dalam proses kebakaran
Hutan dan Lahan hutan.26
Menurut Kamus Besar Bahasa Kebakaran hutan dan lahan
Indonesia (KKBI) bahwa hutan adalah (Karhutla) telah menjadi penyakit
tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon menahun di Indonesia. Kerap
(biasanya tidak diperliharan orang),
penyelesaian persoalan ini tidak
tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang
luas (biasanya di wilayah pegunungan), didasarkan pada bukti ilimiah. Karena
yang tidak dipelihara orang, yang liar itu, pembuktian kebakaran hutan
(tentang binatang dan sebagainya). Lahan berdasarkan bukti ilmiah atau scientic
adalah tanah terbuka, tanah garapan. evidece perlu dipertimbangkan agar
Kebakaran adalah pertanggung jawaban memberikan rasa keadilan bagi semua
(tentang rumah dan sebagainya yang pihak. Scientic evidence sangat penting
terbakar).24 sebagai dasar penyelesaian sengketa
Menurut Marpaung bahwa hutan kahutla agar putusan hukumnya punya
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa rasa keadilan. pentingnya pembuktian
hamparan lahan berisi sumber daya alam ilmiah menjadi dasar dan bukti hukum
hayati yang didominasi pepohonan dan
dalam konteks beracara di pengadilan
persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan yang lainnya tidak dapat agar menjadi solusi dalam penyelesaian
dipisahkan. Menurut Kartasapoetra bahwa karhutla di Indonesia. Karena itu, peran
hutan adalah suatu areal tang yang dari para saksi ahli yakni para
permukaannya ditumbuhi oleh berbagai akademisi menjadi sangat penting.
jenis tumbuhan yang tumbuh secara alami. Berdasarkan sampel hasil uji
Berbagai kehidupan dan lingkungan tempat laboratorium, saksi ahli akan
hidup, bersama-sama membentuk menetapkan scientic evidence menjadi
ekosistem hutan. Suatu ekosistem yang legal evidence melalui surat keterangan
terdiri dari semua yang hidup (biotik) dan saksi ahli. Hal ini akan menjamin
yang tidak hidup (abiotik) pada daerah kepastian hukum.
tertentu dan terjadi interaksi di dalamnya.25
Hutan hujan Indonesia terbakar
C. Tinjauan Umum Tentang Hukum
karena beberapa faktor yang saling Pidana Lingkungan Hidup
berhubungan yang berkaitan dengan Tindak pidana yang diatur dalam
manusia dan alam. Kemungkinan UULH terdapat dalam ketentuan Pasal
terbakarnya suatu hutan bergantung 41 s/d 44. Secara kategoris tindak
pada tingkat bahaya dan resiko api. pidana lingkungan hidup yang diatur
Bahaya api adalah ukuran tentang dalam UULH initerdiri dari perbuatan
jumlah, jenis dan kekeringan bahan pencemaran lingkungan hidup;
bakar potensial yang ada di hutan. perbuatan perusakan lingkungan hidup;
Tingkat resiko api umumnya dan perbuatan lain yang melanggar
berhubungan dengan tindakan manusia, ketentuan perundang-undangan yang
seperti melakukan pembakaran di dekat berlaku.27
hutan saat bahaya kebakaran tinggi. Hukum lingkungan, baik di tingkat
Kebakaran hutan merupakan salah satu nasional maupun internasional,
merupakan bidang hukum yang sangat
23
Ibid, hlm. 39.
24 26
https://kkbi.web.id>hutan>lahan>kebakaran, Ibid, hlm 46.
27
Diakses pada Tanggal 19 April 2020. M. Hamdan, Tindak Pidana Pencemaran
25
https://www.strukturvegetasi.com, Diakses Lingkungan Hidup, CV. Mandar Maju, Bandung,
pada Tanggal 19 April 2020. 2000, hlm. 39

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 6
kompleks. Pada saat yang sama, ilmu kepidanaan hukum lingkungan
pengetahuan, ekonomi dan teknologi (Strafrechtelijke milieurectht) segi-segi
terus berubah dengan cepat, mendahului keperdataan hukum lingkungan
perkembangan hukum lingkungan itu (privaatrechttelich milieurcht), dan
sendiri. Oleh karena itu, hanya segi-segi administratif hukum
mengikuti perkembangan hukum lingkungan (administratiefrichatelitske
lingkungan tanpa disertai pemahaman milieurecht). Ini sama dengan yang
sains tidaklah cukup bagi penegak ditulis oleh Th. G. Drupsteen dalam
hukum. Hal ini terutama berlaku bagi buku miliurecht.
hakim dalam menangani perkara Mereka pun memasukan peraturan
lingkungan di pengadilan, khususnya perundang undangan linkungannya
dalam proses pembuktian. Para hakim kedalam Wet Op De Ekonomische
perlu memiliki pengetahuan yang Delincten (WEDE 1950) yang
memadai tentang sains dan metodologi memudahkan penegakan hukum
lingkungan disana. karna undang undang
ilmiah untuk menghasilkan keputusan
delik ekonomi indonesia, berisi ketentuan
yang tepat.28 acara yang bersifat khusus, sanksi-sanksi
Hukum pidana yang berlaku di administratif yang luas serta wewenang
Indonesia sekarang ini ialah hukum penyidik dan penuntut umum yang lebih
pidana yang telah dikodifikasi, yaitu luas dari pada wewenang dalam hukum
sebagian terbesar dan aturan – pidana komun (umum).
aturannya telah di susun dalam satu Oleh karna itu, banyak orang
kitab undang – undang (wetboek), yang indonesia menginginkan agar undang-
dinamakan Klitab Undang – Undang undang lingkungan hidup juga dimasukan
Hukum Pidana, menurut sutau sistem kedalam UUTPE 1955, agar memudahkan
yang tertentu. penegakan hukum lingkungan khususnya
dari segi kepidanaannya..beberapa orang
Selain daripada hukum pidana kita pakar hukum lingkungan dikantor Mentri
telah dikodifikasi maka bagian hukum Lingkugan Hidup keliatannya tidak
ini juga telah diunifikasi, yaitu berlaku menyutujui gagasan ini yang alasannya
bagi semua golongan rakyat sehingga belum jelas. Adapula golongan yang atas
tidak ada dualisme lagi seperti dalam alasan yang kurang rasional yaitu segala
hukum perdata, di mana bagi golongan yang berbau belanda jangan ditiru. Begitu
rakyat Bumiputera berlaku hukum yang pula mereka yang berpikir jika undang-
lain dari pada yang berlaku bagi undang lingkungan hidup dimasukan
golongan Eropa. kedalam UUTPE berarti jaksa menyidik
Setelah pengadilan adat dan deling lingkungan karna termasuk hukum
pengadilan suapraja berdasarkan pidana khusus.
Undang-Undang darurat 1951 secara BAB III
berangsur angsur dihapus. 29 Dalam HASIL PENELITIAN DAN
seminar hukum lingkungan yang PEMBAHASAN
diadakan Departemen Kehakiman tahun
1991, Loebby Luqman seorang dosen A. Analisis Pertimbangan Hukum Hakim
Universitas Indonesia, menyebut dalam Menjatuhkan Putusan Perkara
hukum pidana lingkungan, langsung Pidana Nomor 228/Pid.Sus/2013/PN.Plw
saja salah seorang pakar hukum Penemuan hukum diarahkan pada
Koesnadi Hardjasoemantri menegur, pemberian jawaban terhadap pertanyaan-
bahwa tidak ada hukum pidana pertanyaan tentang hukum dan hal
lingkungan. Yang ada adalah segi-segi pencarian penyelesaian-penyelesaian
terhadap sengketa-sengketa konkret.
28
Windu Kisworo, op.cit, hlm. 25. Terkait padanya antara lain diajukan
29
Prof. Moeljanto, S.H. Asas-Asas Hukum pertanyaan-pertanyaan tentang penjelasan
Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, 2015, hlm, 17. (tafsiran) dan penerapan aturan-aturan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 7
hukum, dan pertanyaan-pertanyaan tentang Wilayah Studi AMDAL terdakwa PT. Adei
makna dari fakta-fakta yang terhadapnya Plantation & Industry di Desa Batang Nilo
hukum harus diterapkan.30 Penemuan Kecil, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten
hukum berkenaan dengan hal menemukan Pelalawan Propinsi Riau dengan sengaja
penyelesaian dan jawaban berdasarkan membuka dan/atau mengolah lahan dengan
kaidah-kaidah hukum, yang lebih atau cara pembakaran yang berakibat terjadinya
kurang, secara cermat dan teliti pencemaran dan kerusakan fungsi
mengemukakan bagaimana terhadap lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
situasi-situasi problematik tertentu dalam Pasal 26.
seyogyanya harus diberikan reaksi.31 Pada saat itu masih ada titik api dan
Salah satu kasus atau situasi kepulan asap. Terdakwa PT Adei Plantation
problematik yang memerlukan & Industry tidak melakukan upaya
penyelesaian dan jawaban berdasarkan pemadaman kebakaran yang terjadi di
kaidah-kaidah hukum adalah kebakaran lahan areal KKPA blok 19, blok 20 dan
hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan blok 21, sehingga api terus merambat. Api
lahan merupakan salah satu bencana yang mulai membakar tanaman kelapa sawit
merugikan, kebakaran banyak membawa produktif yang tumbuh yang berlokasi di
dampak bagi kehidupan manusia, adanya seberang parit kanal sejajar dengan Sungai
asap yang dihasilkan dari kebakaran ini Jiat yang menimbulkan kabut asap
akan menyebabkan meningkatnya jumlah sebagaimana terpantau juga oleh Peta
penderita penyakit infeksi saluran Hotspot MODIS (NASA).
pernapasan (ISPA) karena kualitas udara Dasar pertimbangan mejelis hakim di
yang tidak sehat, banyak sekolah yang dalam memutuskan perkara ini adalah
diliburkan pada saat kabut asap berada di pertimbangan Putusan Majelis Hakim
tingkat yang berbahaya, selain itu gangguan Tingkat Pertama bahwa telah
asap juga terjadi pada sarana dipertimbangkan dengan tepat dan benar
perhubungan/transportasi yaitu oleh Pengadilan Tingkat Pertama dalam
berkurangnya batas pandang serta bencana putusannya demikian pula sebelum
lainnya. menjatuhkan pidana, peradilan tingkat
Salah satu kebakaran hutan yang pertama telah mempertimbangkan tentang
terjadi di Provinsi Riau adalah kasus keadaan atau hal-hal yang memberatkan
dengan Nomor : dan meringankan terdakwa, serta
286/PID.SUS/2014/PT.PBR dengan Pengadilan Tingkat Pertama memandang
terdakwa adalah PT. Adei Plantation & bahwa pidana yang dijatuhkan terhadap
Industry yang beralamat di Jl. T. Tambusai terdakwa telah memenuhi rasa
Komp. Pertokoan Taman Anggrek Blok kemanusiaan dan keadilan di dalam
B2-B5 RT.007 RW.001 Labuh Baru Kec. masyarakat.
Tampan, Kota Pekanbaru. Kegiatan usaha Selanjutnya pertimbangan mengenai
perusahaan ini adalah perkebunan, pembuktian tentang unsur-unsur delik dari
perdagangan dan industri. Terdakwa pasal yang didkawakan dalam dakwaan
diwakili oleh Tan Kei Yoong selaku ketiga subsidair kepada terdakwa dan
direksi/managing director PT. Adei kesimpulan tentang telah terbuktinya
Plantation & Industry. Terdakwa tersebut perbuatan dan kesalahan terdakwa telah
tidak ditahan.32 diuraikan secara tepat dan benar dalam
Pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013 pertimbangan hukum Putusan Pengadilan
sampai dengan hari Rabu tanggal 19 Juni Tingkat Pertama. Apabila dicermati
2013, bertempat di lahan areal KKPA Memori Banding baik dari pihak Penuntut
(Kredit Koperasi Primer Anggota) Desa Umum maupun dari Penasihat Hukum
Batang Nilo Kecil, pada areal sejajar Blok Terdakwa, apa yang diuraikan dalam
19, Blok 20 dan Blok 21 di sekitar aliran memori banding tersebut pada dasarnya
Sungai Jiat yang masuk di dalam Batas telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim
di Tingkat Pertama, dan hal itu hanyalah
30
Sudikno Mertokusumo, Op.cit, hlm. 37. merupakan pengulangan saja dari apa yang
31
J.A.Pontier, Op.cit, hlm. 1. telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim
32 Tingkat Pertama.
Putusan Nomor : 286/PID.SUS/2014/PT.PBR

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 8
Berdasarkan pertimbangan itu, maka bagaimana hakim harus membentuk
Majelis Hakim Banding sependapat dengan keyakinannya di depan sidang
apa yang telah dipertimbangkan dalam 33
pengadilan. Pembuktian juga berkaitan
Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, dengan keadilan, dimana dalam bidang
oleh karenanya pertimbangan hukum dalam hukum pada umumnya keadilan
Putusan tersebut sudah tepat dan benar dipandang sebagai tujuan yang harus
dengan mempertimbangkan alat-alat bukti
dicapai dalam hubungan-hubungan
dan fakta yang terungkap dipersidangan.
Pertimbangan hukumnya sudah tepat dan hukum antara perseorangan dengan
benar, maka segala pertimbangan hukum perseorangan, perseorangan dengan
Majelis Hakim Tingkat Pertama tersebut pemerintah, dan antar negara-negara
akan diambil oleh Majelis Hakim Banding yang berdaulat.34
untuk memutus perkara ini dalam Tingkat Bukti ilmiah memiliki peranan
Banding. yang sangat penting dalam penanganan
Kemudian pertimbangan hakim kasus lingkungan. Bukti ilmiah
menurut Pasal 99 ayat (1) jo pasal 116 ayat diperlukan untuk membuktikan adanya
(1) huruf (a) UU RI. Nomor 32 Tahun hubungan kausalitas (sebab akibat)
2009, Tentang Perlindungan dan antara perbuatan yang melanggar
Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Undang-
hukum dengan dampak yang
Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang ditimbulkan. Tingkat kesuksesan
Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang penanganan perkara-perkara lingkungan
Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP di pengadilan seringkali bergantung
serta peraturan-peraturan lain yang pada adanya bukti ilmiah dan bukti
berkaitan dengan perkara ini. teknis lainnya.35
Penjatuhan pidana kepada terdakwa Kebakaran hutan merupakan
oleh Pengadilan Negeri Pelalawan pada permasalahan yang terjadi hampir
tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi setiap tahun di Indonesia. Salah satunya
Pekanbaru pada tingkat banding terlalu adalah peristiwa kebakaran hutan di
ringan. Perbuatan terdakwa tidak sejalan Kabupaten Kampar Provinsi Riau
dengan program pemerintah yang harus
dengan terdakwa PT. Adei Plantaion
menjalankan kegiatan usaha yang ramah
lingkungan. Sedangkan PT. Adei Plantaion and Industry pada perkara Nomor :
and Industry dapat dijatuhkan sanksi pidana 286/PID.SUS/2014/PT.PBR. Majelis
dengan menggunakan Pasal 187 dan Pasal hakim memutuskan bahwa terdakwa
188 KUHP, Pasal 15 dan Pasal 52 ayat (1) tidak bersalah.
UU No. 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Berdasarkan Surat Keputusan
Dasar Pokok-Pokok Agraria, Pasal 21 dan Ketua Mahkamah Agung No.
Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 36/KMA/SK/II/2013 tentang
1984 tentang Perindustrian, Pasal 50 dan Pemberlakuan Pedoman Penanganan
Pasal 78 Undang-Undang Nomor 41 Tahun Perkara Lingkungan Hidup menentukan
1999 tentang Kehutanan. bahwa bukti ilmiah dapat digunakan
dalam perkara lingkungan. Tujuan bukti
B. Kekuatan Bukti Ilmiah pada Tindak
Pidana Kebakaran Hutan dan Lahan ilmiah dalam kasus lingkungan adalah
dalam Rangka Penegakan Hukum untuk menambah keyakinan hakim
Pidana Lingkungan Hidup di Provinsi serta memberikan panduan bagi hakim
Riau untuk menilai keotentikan suatu alat
Sistem pembuktian adalah bukti.
pengaturan tentang macam-macam alat
bukti yang boleh dipergunakan,
penguraian alat bukti, dan dengan cara- 33
Alfitra,Op.cit, hlm 28.
cara bagaimana alat-alat bukti itu 34
Erdiansyah, Op.cit, hlm. 94.
dipergunakan serta dengan cara
35
Windu Kisworo, op.cit, hlm. 25.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 9
Pedoman Surat Keputusan Ketua hadirnya tiang panjang yang tampak
Mahkamah Agung No. jaraknya beraturan yang menandakan
36/KMA/SK/II/2013 tentang kegiatan tersebut terencana sebelum
Pemberlakuan Pedoman Penanganan pembakaran.
Perkara Lingkungan Hidup tersebut
memberikan contoh-contoh bukti BAB IV
ilmiah, antara lain hasil analisis PENUTUP
laboratorium, penghitungan ganti rugi
akibat pencemaran dan/atau kerusakan A. Kesimpulan
yang disampaikan oleh ahli. Pedoman 1. Analisis pertimbangan hukum hakim
tersebut juga menyatakan bahwa untuk dalam menjatuhkan putusan perkara
dapat menjadi bukti hukum, bukti pidana Nomor
ilmiah tersebut harus didukung dengan 228/Pid.Sus/2013/PN.Plw adalah
pertimbangan Putusan Majelis Hakim
keterangan ahli di persidangan. Tingkat Pertama, kemudian Pasal 99
Berdasarkan ketentuan tersebut, hakim ayat (1) jo pasal 116 ayat (1) huruf (a)
menilai bukti-bukti yang dihadirkan UU RI. Nomor 32 Tahun 2009, Tentang
oleh para pihak secara keseluruhan. Perlindungan dan Pengelolaan
Hakim menentukan validitas dengan Lingkungan Hidup jo Undang-Undang
melihat kesesuaian suatu bukti dengan Nomor 14 Tahun 1970 jo Undang-
bukti lain dalam rangka menemukan Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang
peristiwa hukum serta membuat Kekuasaan Kehakiman, Undang-
kesimpulan. Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Pada perkara Nomor : KUHAP serta peraturan-peraturan lain
286/PID.SUS/2014/PT.PBR ini hakim yang berkaitan dengan perkara ini.
Penjatuhan pidana kepada terdakwa oleh
membuat kesimpulan bahwa terdakwa Pengadilan Negeri Pelalawan pada
PT. Adei Plantaion and Industry tidak tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi
terbukti secara sah bersalah atas Pekanbaru pada tingkat banding terlalu
kebakaran hutan dan lahan yang berada ringan. Perbuatan terdakwa tidak sejalan
di sekitar area perusahaan di Kabupaten dengan program pemerintah yang harus
Kampar Provinsi Riau. Bukti ilmiah menjalankan kegiatan usaha yang ramah
dalam kasus lingkungan PT. Adei lingkungan. Sedangkan PT. Adei
Plantaion and Industry telah diberikan Plantaion and Industry dapat dijatuhkan
beserta dengan keterangan ahli untuk sanksi pidana dengan menggunakan
menambah keyakinan hakim serta Pasal 187 dan Pasal 188 KUHP, Pasal
memberikan panduan bagi hakim untuk 15 dan Pasal 52 ayat (1) UU No. 5
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar
menilai keotentikan alat bukti, tetapi Pokok-Pokok Agraria, Pasal 21 dan
hakim lebih memberikan bobot yang Pasal 27 Undang-Undang Nomor 5
lebih berat kepada bukti selain bukti Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal
ilmiah dalam membuktikan 50 dan Pasal 78 Undang-Undang Nomor
pencemaran/perusakan lingkungan ini. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Bukti ilmiah yang dihadirkan oleh 2. Kekuatan bukti ilmiah pada tindak
Jaksa Penuntut Umum adalah Surat pidana kebakaran hutan dan lahan dalam
Keterangan Ahli Kebakaran Hutan dan rangka penegakan hukum pidana
Lahan Prof. DR. Ir. Bambang Hero lingkungan hidup di Provinsi Riau
Saharjo, M.AGR dengan hasil verifikasi adalah hakim lebih memberikan bobot
menunjukan bahwa kegiatan yang lebih berat kepada bukti selain
bukti ilmiah dalam membuktikan
pembakaran di lahan bekas terbakar pencemaran/perusakan lingkungan ini.
tersebut sengaja dibiarkan tanpa ada
upaya pemadaman atau pencegahan. hal
tersebut dipertegas lagi dengan B. Saran

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 10
1. Di dalam pertimbangan hukum hakim
dalam menjatuhkan putusan perkara Purbowaseso, Bambang, 2004,
pidana lingkungan sebaiknya juga Pengedalian Kebakaran Hutan,
mengacu pada beberapa peraturan Rineka Cipta, Jakarta.
perundang-undangan lainnya yang dapat
menguatkan putusan hakim di dalam Rahmadi, Takdir, 2011, Hukum
memutuskan perkara tindak pidana Lingkungan di Indonesia, PT Raja
lingkungan. Grafindo Persada, Jakarta.
2. Bukti ilmiah dapat digunakan dalam
perkara lingkungan. Tujuan bukti ilmiah
dalam kasus lingkungan adalah untuk Rosita, Sasongko, Hari dan Lili, 2003,
menambah keyakinan hakim serta Hukum Pembuktian dalam
memberikan panduan bagi hakim untuk Perkara Pidana Untuk
menilai keotentikan suatu alat bukti. Mahasiswa dan Praktisi, Mandar
Hakim tidak diharapkan untuk mampu Maju, Bandung.
merumuskan pertanyaan-pertanyaan
penting dalam menilai validitas bukti
Salam, Moc Faisal, 2001, Hukum
ilmiah dan kualifikasi saksi ahli, agar
dapat memberikan pendapat ilmiah yang Acara Pidana Teori dan Praktek,
relevan dengan perkara. CV. Mandar Maju, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA Soekanto, Soerjono, 1998, Pengantar


Penelitian Hukum, UI-Press,
A. Buku Jakarta.

Assafa, Burhan, 2010, Metode Penelitian Subekti, 2015, Hukum Pembuktian, PT


Hukum, Rineka Cipta, Jakarta. Balai Pustaka, Jakarta Timur.

Bram, Deni, 2014, Hukum Lingkungan Suemitro, Ronny Hanitij, 1998,


Hidup, Gramata Publishing, Bekasi. Metode Penelitian Hukum dan
Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Hamdan, M., 2000, Tindak Pidana Jakarta.
Pencemaran Lingkungan Hidup,
Surakhmad, Winarno, 1990, Pengantar
CV. Mandar Maju, Bandung. Penelitian Ilmiah, Dasar Metode
dan Teknik, Mizan, Bandung.
Ibrahim, Johnny, 2006, Teori dan
Metode Penelitian Hukum Usman, Rachmadi, 1993, Pokok-Pokok
Normatif, Banyumedia Hukum Lingkungan Nasional,
Publishing, Malang. Akademik Pressindo, Jakarta.

Mertokusumo, Sudikno , 2001, B. Jurnal/Kamus/Skripsi


Penemuan Hukum, Liberty,
Yogyakarta Gregoire Charles N Weber, ”Legal
Lawlessness and The Rule of Law :
A Critique of Section 25. 1 of The
Pontier, J.A, 2001, Rechtsvinding, Criminal Code”, Queen’s Journal
(Terjemahan B. Arief Sidharta), Law, 2005.
Fakultas Hukum Universitas
Katolik Parahyangan , Bandung
Ferawati, “Urgensi Revhtsvinding dan
Prodjohamidjojo, Martiman, 1983, Rechtverfijning Sebelum Hakim
Sistem Pembuktian dan Alat-Alat Menjatuhkan Pidana dalam
Bukto,, Ghalia, Jakarta. Rangka Mewujudkan Keadilan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 11
Terhadap Perempuan Pengedar Rusdi Marzuki, “Penggunaan
Narkotika”, Jurnal Ilmu Hukum, Scientific Evidence Dalam
Fakultas Hukum Universitas Penyelidikan dan Penyidikan
Riau, Vol. 6, No. 1 Agustus Sebagai Upaya Penegakan
2015- Januari 2016 Hukum Lingkungan Hidup di
Wilayah Polda Sumut”, Usu Law
Freddy Markus, “Analisis Yuridis Journal, Fakultas Hukum
Pengaturan Jangka Waktu Universitas Sumatera Utara, Vol
Pelimpahan Berkas Perkara dari 5 No. 3 Oktober 2017.
Penyidik kepada Penuntut Umun
dikaitkan dengan Penetapan Windu Kisworo, Aplikasi Prinsip-
Status Tersangka berdasarkan Prinsip Terkait Bukti Ilmiah
Kitab Undang-Undang Hukum (Scientific Evidence) di Amerika
Acara Pidana”, Skripsi, Fakultas Serikat dalam Pembuktian
Hukum Universitas Riau, Perkara Perdata Lingkungan Di
Pekanbaru, 2017 Indonesia, Jurnal Hukum
Lingkungan Indonesia, Vol. 5
John Joseph, Thomas J, “The Basis Of No.1, 2008.
Judges’ Consideration Of The
District Court”, Journal West Yusriyadi, Paradigma Positivisme dan
Law, 10 Agustus 2016 Implikasinya terhadap
Penegakan Hukum di Indonesia,
John N Gallo, “Effective Law- Makalah pada diskusi panel
Enforcement Technique for kerjasama Asean Foundation dan
Reducing Crime”, Journal of Undip dalam rangka Peringatan
Criminal Law and Criminology, Dies Natalis yang ke 46, 2004
Summer, 1998
Zulkarnain Koto, “Terobosan Hukum
Mukhsin Asyrof, “Asas-Asas dalam Penyederhanaan Proses
Penemuan Hukum dan Peradilan Pidana”, Jurnal Studi
Penciptaan Hukum oleh Hakim Kepolisian, Sekolah Tinggi Ilmu
dalam Proses Peradilan,” Artikel Kepolisian, 2011.
Varia Peradilan tahun ke XXI
No. 252, 2006 C. Peraturan Perundang-Undangan

Olivia Anggi Johar, “Pertanggung Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960


Jawaban Pidana Pencemaran dan tentang Peraturan Dasar Pokok-
Perusakan Lingkungan Hidup Pokok Agraria
Akibat Kebakaran Hutan dan
Lahan (Studi Kasus Kebakaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
Hutan dan Lahan Bangkinang Tentang Hukum Acara Pidana
Tahun 2000-2002/Kasus Mr c. (KUHAP)
gobi)”, Skripsi. Program sarjana
Hukum Universitas Riau, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984
Pekanbaru, 2008. tentang Perindustrian

Refs and Annos, Thomas J, Undang-Undang Nomor 41 Tahun


“Eviddence”, Journal West Law, 1999 tentang Kehutanan
15 juli 2012.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 12
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004
tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009


Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Keputusan Ketua Mahkamah Agung


Republik Indonesia Nomor
36/KMA/SK/II/2013 Tentang
Pemberlakuan Pedoman Penanganan
Perkara Lingkungan Hidup

D. Putusan Pengadilan

Putusan Perkara Pidana Nomor


228/Pid.Sus/2013/PN.Plw

Putusan Perkara Pidana Nomor


286/PID.SUS/2014/PT. PB

E. Website

https://regional.kompas.com/read/2017
/09/18/23030061/1.052-hektar-
lahan-dan-hutan-di-riau-ludes-
terbakar, diakses pada tanggal 20
Desembar 2018

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VII No 2 Juli – Desember 2020 Page 13

You might also like