Vol. 4 No. 1 Juni 2020: Abstract
Vol. 4 No. 1 Juni 2020: Abstract
PENGELOLAAN SAMPAH
DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PATOMMO SIDRAP
(Tinjauan Yuridis Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2016 Tentang
Pengelolaan Persampahan)
Muthmainnah1, Adris2
Fakultas Hukum1
Universitas Muhammadiyah Parepare, Jalan Jendral Ahmad Yani KM 6 Kota Parepare
Kode Pos91113, Telpon: 0421-22757/Fax 0421-2554 Sulawesi Selatan Indonesia
Email : [email protected]
Fakultas Hukum2
Universitas Muhammadiyah Parepare, Jalan Jendral Ahmad Yani KM 6 Kota Parepare
Kode Pos91113, Telpon: 0421-22757/Fax 0421-2554 Sulawesi Selatan Indonesia
Email :[email protected]
Abstract:The development of rapid development in Sidrap district has not been matched by serious
awareness of environmental impacts. Especially rubbish It is usually present as a risk for a city that
moves into a big city. A large population with high growth rates results in increased volume of waste.
In addition, the consumption pattern of the community contributes to creating increasingly diverse
types of waste, including packaging waste that is dangerous and / or difficult to decompose by natural
processes and can damage the surrounding environment. Management and handling of waste is
absolutely necessary, with special attention because it involves a very vital environment. Many cities
in Indonesia in developing Final Disposal Sites (TPAs) do not pay attention to the standards for
making landfill and pay attention to Environmental Impact Assessment (EIA). Inevitably, many cases
in big cities arise due to garbage, both household and industrial waste because they are not properly
processed and managed. The waste produced by the residents of Sidrap was dumped at Patommo Kep
concern's Final Disposal Site (TPA), which is currently being raised by many residents living in the
area around the TPA. A pungent odor occurs during the day and night or when the garbage is
flattened. Environmental pollution caused by garbage lately is growing rapidly. We have realized that
the problem of waste is very disturbing to the health and balance of the environment. To handle it, it
needs the active role of the community and the government, especially the respective regional
governments. Based on this, this study seeks to examine whether waste management in Patommo
landfill meets the applicable regulations in Perda No.7 of 2016.
(TPA) Patommo Keprihatinan yang muncul saat ini banyak dilontarkan warga yang mendiami wilayah
sekitar TPA.Bau menyengat muncul pada siang dan malam hari atau saat sampah
diratakan.Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah akhir-akhir ini berkembang dengan
cepat.Telah kita sadari masalah sampah sangat mengganggu kesehatan dan keseimbangan lingkungan
hidup.Untuk menanganinya perlu peran aktif masyarakat dan pemerintah khususnya pemerintah
daerah masing-masing.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini berusaha untuk mengkaji apakah
pengelolaan sampah di TPA Patommo sudah memenuhi aturan yang berlaku dalam Perda No 7 Tahun
2016.
Kata Kunci : Pengelolaan sampah, TPA
Patommo.LATAR BELAKANG pengelolaan sampah yang menjadi suatu
Pengaturan mengenai pengelolaan permasalahan dasar juga selalu menjadi
sampah perkotaan diatur dalam Undang– kendala.Salah satu alasannya karena masih
Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang rendahnya investasi swasta dalam
Pengelolaan Sampah dan Perda No 7 tahun pengelolaan sampah.Masalah sampah juga
2016 Tentang pengelolaan persampahan. diperparah oleh paradigma bahwa sampah
Mungkin salah manusia juga jika sampah merupakan limbah domestik rumah tangga
mengganggu.Manusia kurang arif dalam atau industri yang tidak bermanfaat.
mengenali sampah.Sampah hanya Sampah sebagai hasil samping dari
didefinisikan sebagai sesuatu yang harus berbagai aktifitas/kegiatan dalam
dibuang karena tidak mempunyai manfaat kehidupan manusia maupun sebagai hasil
lagi.Tempat pembuangan bisa dimana saja. dari suatu proses alamiah, yang sering
Bisa di selokan, di jalanan, sungai, menimbulkan permasalahan serius
halaman, kantor, tempat parkir, diberbagai Kabupaten/Kota di indonesia,
bertebangan tidak teratur dan sangat khususnya bagi Kabupaten Sidrap.
menggangu lingkungan. Terlebih lagi pada Permasalahan 1 sampah di berbagai
tempat pembuangan sampah sementara, perkotaan tidak saja mengancam aspek
sampah meluap karena selain terbatasnya keindahan dan kebersihan kota tersebut,
volume, juga armada truk pengangkut namun lebih jauh akan memberikan
sampah yang tidak biasa dimanfaatkan dampak negative bagi kelestarian
secara maksimal dalam kenyataanya tidak lingkungan dan kesehatan masyarakat
semua truk yang siap operasional bisa apabila tidak ditangani secara baik. Pada
ditingkatkan semaksimal mungkin, suatu perubahan pembangunan suatu kota
sehingga wajar apabila pemerintah yang tentu akan menimbulkan dampak bagi kota
menangani sampah tidak mengangkut tersebut. Dengan bertambahnya populasi
semuanya ke tempat pembuangan akhir. penduduk kota maka, sudah tentu akan
Selama ini pengelolaan sampah
1
Ricky rabowo, “pengelolaan sampah di tempat
masih diserahkan kepada pemerintah pembuangan sampah akhir” skripsi ilmu hukum,
program sarjana ilmu hukum, (Purwokerto:
daerah.Selain itu terbatasnya anggaran
UNSOED,2011) Tidak dipublikasikan , hlm 8
25
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
menghasilkan produk-produk sampah yang sudah tidak layak lagi, karena akhir dari
memang harus dihadapi oleh kota tersebut. pembuangan sampah ke TPA akan
Khususnya untuk Kabupaten Sidrap. menghasilkan masalah dan bukan
Peningkatan populasi dan 2 pertumbuhan menyelesaikan masalah. Sehingga
ekonomi di Kabupaten Sidrap juga diperlukan TPA yang layak dan dapat
mempengaruhi kondisi lingkungan dipergunakan diseluruh
terutama sampah di wilayah ini.Sebanding Kabupaten/Kota.Dalam hal ini adalah
dengan peningkatan pertumbuhan jumlah kabupaten sidrap yang pertumbuhan
penduduk, sampah di wilayah ini penduduknya semakin pesat. Sehingga
jumlahnya semakin meningkat dari waktu mau tidak mau konsumsi masyarakat
ke waktu.Kegiatan konsumsi masyarakat semakin tinggi dan ini menimbulkan
memiliki korelasi yang positif terhadap banyak sampah yang akan terbuang. Salah
jumlah sampah yang terbagi menjadi satu tempat pembuangan sampah di
sampah organik dan anorganik.Sampah Kabupaten Sidrap adalah TPA Patommo.
organik masih menjadi komponen terbesar
METODE PENELITIAN
yaitu sebesar 65 % diikuti oleh sampah
1.Pendekatan Penelitian
kertas dan plastik.Sampah yang dihasilkan
Metode pendekatan yang dipakai
hanya dibuang dari sumbernya tanpa
dalam penelitian ini adalah menggunakan
diolah. Disisi lain, pengelolaan sampah
pendekatan normatif-empiris yaitu
oleh dinas terkait hanya fokus pada
pendekatan yang menggunakan konsepsi
pengumpulan dan pengangkutan ke
legisme positivis yang memandang hukum
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
identik dengan norma-norma tertulis yang
Untuk mengatasi masalah produk
dibuat dan diundangkan oleh lembaga atau
sampah sudah tentu dibutuhkan TPS (
pejabat berwenang.selain konsepsi ini
Tempat Pembuangan Sampah ) sementara
juga meninjau hukum sebagai suatu
dan selanjutnya akan diangkut dan dibuang
system normatif mandiri, bersifat tertutup
ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
dan terlepas dari kehidupan masyarakat
sampah. Yang biasa dan yang akan
yang nyata. Sedangkan empiris
menjadi masalah dalam pembuangan
memandang hukum sebagai nilai yang
sampah ke TPA adalah tempat TPA yang
hidup di masyarakat.
kurang baik yang biasa dilakukan di
berbagai kabupaten/kota yaitu dengan
metode open dumping dan sea dumping
2
Kementrian Lingkungan Hidup. Status
Lingkungan HidupIndonesia.(Jakarta:KNLH. 2009)
26
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
serta dokumen resmi dan referensi.dan waktu tempuhnya (time trip) dan biaya
penelitian ini bertujuan untuk menyusun transportasi yang dibutuhkan lebih besar
gambaran atau potret suatu permasalahan akibat jauhnya jarak tersebut seperti yang
tentang pola problematika. Selanjutnya terjadi di TPA Patommo merupakan TPA
peneliti memaparkan data yang di peroleh open dumping. sistemopen dumping
dari studi kepustakaan maupun wawancara dilarang digunakan oleh hukum
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam internasional.Tempat pembuangan akhir
pemecahan permasalahan. (TPA) Patommo mempunyai luas kurang
lebih 4 hektar.TPA Patommo berdiri pada
PEMBAHASAN
tahun 2010 dan.TPA ini dahulu dikelola
1. Pengelolaan Sampah Di TPA
oleh Dinas Lingkungan Hidup sampai
Patommo Berdasarkan Peraturan
sekarang. Tinjauan operasional menelaah
Daerah No 7 Tahun 2016 Tentang
Peraturan yang menjadi acuan yaitu
Pengelolaan Persampahan
keputusan Dirjen Pemberantasan Penyakit
Adapun system pengelolaan Sampah Menular Dan Penyehatan Pemukiman
TPA Patommo masih menggunakan tehnik Departemen Kesehatan No. 281 Tahun
open dumping. open dumping ialah tehnik 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan
pengolahan sampah dengan meratakan Pengelolaan Sampah yaitu;
sampah di tempat terbuka dan luas. TPA Pertama,Pengelolaan sampah yang baik
Patommo ini dikelola oleh dinas dan memenuhi syarat kesehatan
lingkungan hidup Kabupaten Sidrap. Luas merupakan salah satu upaya untuk
TPA Patommo ialah 4 hektar.Sistem mencapai derajat kesehatan yang
sanitary landfill merupakan metode yang mendasar.
paling efektif untuk meminimalkan efek
Kedua,Masyarakat perlu dilindungi
buruk TPA terhadap lingkungan
dari kemungkinan gangguan kesehatan
sekitar.Peningkatan volume sampah
akibat pengelolaan sampah sejak awal
menyebabkan kebutuhan lahan
hingga tempat pembuangan akhir.
penimbunan di TPA semakin
Kondisi TPA Patommo menejemen
meningkat.cukup sulit memperoleh lahan
tentang dampak bagi kesehatan manusia
yang luas dan memenuhi syarat-syarat
kurang diperhatikan.berdasarkan
untuk TPA di kota, sehingga TPA terpaksa
wawancara, responden memaparkan
ditempatkan di pinggiran kota atau bahkan
di luar kota. hal tersebut mengakibatkan
jarak TPS yang umumnya dekat dengan
sumber timbulan terhadap TPA cukup jauh
28
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
3
bahwa tidak berjalannya pemeriksaan yang berlebihan, dan kerusakan organ
kesehatan bagi para pemulung dan petugas tubuh lainnya seperti: ginjal dan saluran
pada tahun 2018 ini. Dalam lampiran pencernaan. Dampak penyakit yang
keputusan dirjen tersebut dijelaskan pula mengancam manusia di lingkungan tempat
persyaratan kesehatan pengelolaan sampah pembuangan akhir yaitu:
untuk pembuangan akhir sampah yang
a. Penyakit diare, kolera, tifus
dinyatakan antara lain dalam hal lokasi
menyebar dengan cepat karena virus
untuk TPA harus memenuhi ketentuan
yang berasal dari sampah dengan
sebagai berikut; Pertama,Tidak merupakan
pengelolaan tidak tepat dapat
sumber bau, asap, debu, bising, lalat, dan
bercampur air minum. penyakit
binatang pengerat bagi pemukiman
demam berdarah (haemorhagic
terdekat minimal 3 km. perbandingan
fever) dapat juga meningkat dengan
kondisi yang ada pada TPA Patommo
cepat didaerah yang pengelolaan
yaitu menimbulkan bauyang sangat tajam
sampahnya kurang memadai.
terutama pada tempat timbunan sampah
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar
dan berbahaya bagi orang yang sangat
(misalnya jamur kulit)
sensitive dengan bau yang tajam karena
c. Penyakit yang dapat menyebar
dapat menimbulkan rasa pusing, mual
melalui rantai makanan. salah satu
hingga muntah. kondisi ini dapat
contohnya adalah suatu penyakit
mengganggu kesehatan para pekerja,
yang dijangkitkan oleh cacing pita
pengunjung (dalam jangka pendek), dan
(taenia). cacing ini sebelumnya
masyarakat yang bertempat tinggal di
masuk ke dalam pencernaaan
dekat TPA Patommo. Kegiatan
binatang ternak melalui makanannya
pembakaran sampah dapat berakibat buruk
yang berupa sisa makanan atau
karena adanya kandungan dioxin.dioxin
sampah.
adalah salah satu zat beracun,zat kimia
Kedua,Tidak merupakan
yang terbentuk dari hasil pembakaran
pencemaran bagi sumber air baku untuk
sampah komersial atau sampah dari
minum dan jarak sedikitnya 200 meter dan
perkotaan. Terjadi terutama pada wajah
perlu memperhatikan struktur geologi
dan tubuh bagian atas, pada kulit lainnya,
setempat. keadaan di TPA Patommo
perubahan warna kulit, bulu pada tubuh
berada pada kurang dari 5 meter dari lahan
3
perpustakaan departemen kesehatan RI. tata persawahan, maka dari itu tidak dapat
ruang tempat pembuangan akhir. (2009) diakses
dinyatakan TPA Patommo sebagai tempat
pada tanggal 02 juli 2019.
yang baik sesuai standar.
29
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
dalam rumah tangga, tidak sampah yang hanya dikelola namun tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik. ada pengolahan lebih lanjut terhadap
sampah organik maupun non
(3) Sampah sejenis sampah rumah
organik.Pengelolaan hanya dilakukan pada
tangga sebagaimana dimaksud pada
sampah yang masih mempunyai nilai
Pasal 1 ayat (8) berasal dari
ekonomi dan bagi sampah yang sudah
kawasan komersial, kawasan
tidak mempunyai nilai ekonomi seperti
industri, kawasan khusus, fasilitas
sampah organik seperti sayur dan buah
sosial, fasilitas umum, dan/atau
tidak dilakukan pengolahan lanjut.
fasilitas lainnya.
Dalam Undang-Undang No 18
(4) Sampah spesifik sebagaimana
tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
dimaksud pada ayat (1) huruf c
pasal 19 huruf a telah dikatakan bahwa
meliputi:
pengelolaan sampah rumah tangga dan
a. Sampah yang mengandung
sampah sejenis sampah rumah tangga
bahan berbahaya dan beracun;
terdiri atas pengurangan sampah dan
b. Sampah yang mengandung
penanganan sampah.ini diperjelas kembali
limbah bahan berbahaya dan
di Pasal 11 Perda Peraturan Daerah No 7
beracun;
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
c. Sampah yang timbul akibat
Persampahan yang berbunyi sebagai
bencana;
berikut: pengurangan sampah sebagaimana
d. Puing bongkaran bangunan;
dimaksud dalam pasal 11 huruf ( a )
e. Sampah yang secara
meliputi kegiatan:
teknologi belum dapat
a. Pembatasan timbunan sampah;
diolah;dan/atau
b. Pendauran ulang sampah; dan/atau
f. Sampah yang timbul secara
c. Pemanfaatan kembali sampah.``
tidak periodik.
Teknik yang digunakan untuk
Ketentuan lebih lanjut mengenai
mengelola TPA adalah menggunakan
jenis sampah spesifik di luar ketentuan
teknik open dumping. teknik tersebut
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur
merupakan teknik menampung sampah di
dengan peraturan menteri yang
tempat terbuka, luas dan diratakan.
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pertama kali diresmikan, TPA tersebut
bidang lingkungan hidup.
memiliki tempat atau gedung yang
TPA Patommo merupakan tempat
digunakan untuk pengolahan sampah
yang digunakan untuk menampung
organik menjadi pupuk kompos akan tetapi
31
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
hal tersebut hanya berjalan dalam waktu 4. Sampah yang dapat didaur ulang; dan
yang tidak lama dan berhenti di tengah 5. Sampah lainnya.
jalan karena tidak ada pihak terkait, baik Kedua, Sampah yang mengandung
dari petugas maupun masyarakat untuk bahan berbahaya dan beracun serta limbah
berpartisipasi dalam program tersebut. bahan berbahaya dan beracun sebagaimana
selain itu juga digunakan teknik dimaksud pada Ayat (1) huruf a, antara
pengurukan (penimbunan), dimana teknik lain: kemasan obat serangga, kemasan oli,
ini digunakan untuk menimbun sampah kemasan obat-obatan, obat-obatan
yang tingginya sudah mencapai lebih dari kadaluarsa, peralatan listrik, dan peralatan
1 meter dengan menggunakan tanah. elektronik rumah tangga.
tujuan dari pengurukan tanah ini ialah Ketiga, Sampah yang mudah terurai
untuk mengurangi kepadatan lalat serta sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
bau yang tidak sedap yang muncul dari huruf b, antara lain: sampah yang berasal
sampah, sedangkan untuk pengolahan air dari tumbuhan, hewan, dan/atau bagian-
lindi tidak dilakukan oleh TPA tersebut. bagiannya yang dapat terurai oleh makhluk
teknikopen dumping ini sudah tidak layak hidup lainnya dan/atau mikroorganisme
dipakai oleh TPA-TPA, dalam hukum seperti sampah makanan dan serasah.
internasional pun sudah tidak Keempat, Sampah yang dapat
diperbolehkan digunakannya teknik ini. digunakan kembali sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 Peraturan Daerah No 7 pada ayat (1) huruf c, merupakan sampah
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan yang dapat dimanfaatkan kembali tanpa
Persampahan telah disebutkan bahwa TPA melalui proses pengolahan antara lain
di Patommo sebaiknya melakukan ; kertas kardus, botol minuman, dan kaleng.
Pertama, Pemilahan sampah sebagaimana Kelima, Sampah yang dapat didaur
dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, ulang sebagaimana dimaksud pada Ayat
dilakukan melalui kegiatan (1) huruf d, merupakan sampah yang dapat
pengelompokan sampah menjadi paling dimanfaatkan kembali setelah melalui
sedikit 5 (lima) jenis sampah yang terdiri proses pengolahan antara lain: sisa kain,
atas: plastik, kertas, dan kaca.
Keenam, Sampah lainnya
1. Sampah yang mengandung bahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
berbahaya dan beracun serta limbah
e, merupakan residu.
bahan berbahaya dan beracun;
Pengelolaan sampah juga dilakukan
2. Sampah yang mudah terurai;
oleh masyarakat sekitar dan sewaktu-
3. Sampah yang dapatdigunakan
waktu masyarakat dari bukan warga sekitar
kembali;
32
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
lingkungan TPA diperlukan dalam rangka sesuai dengan ketentuan yang aman.
mengurangi terjadinya dampak potensial ketentuan yang baik dan yang
yang mungkin terjadi selama kegiatan seharusnya ada yaitu lapisan dasar
pembuangan akhir berlangsung. upaya kedap air berfungsi untuk mencegah
tersebut meliputi ; Pertama,Penentuan terjadinya pencemaran lindi terhadap air
lokasi TPA yang memenuhi syarat (SNI tanah. untuk itu maka konstruksi dasar
NO. 03-3241-1997 tentang tata cara TPA harus cukup kedap, baik dengan
pemilihan lokasi TPA). pembangunan menggunakan lapisan dasar
fasilitas TPA yang memadai, geomembrane/geotextile maupun
pengoperasian TPA sesuai dengan lapisan tanah lempung dengan
persyaratan dan reklamasi lahan bekas kepadatan dan permeabilitas yang
TPA sesuai dengan peruntukan lahan dan memadai (<1-6 cm/det), proses serta
tata ruang. sarana dan prasarana ini terdapat pada
TPA Patommo. lapisan tanah lempung
Kedua, Penanganan sampah harus
sebaiknya terdiri dari 2 lapis masing-
sesuai dengan Undang – Undang No 18
masing setebal 30 cm. hal tersebut
Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
dilakukan untuk mencegah terjadinya
yang tercantum pada bab 2 Pasal 3 tentang
keretakan akibat kerusakan lapisan
asas dan tujuan pengelolaan sampah yaitu
pertama karena terpapar cukup lama.
``pengelolaan sampah diselenggarakan
alternatif lain dapat dilakukan dengan
berdasarkan asas tanggung jawab, asas
menghindari terjadinya keretakan
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan,
lapisan dasar tanah lempung, maka
asas kesadaran, asas kebersamaan, asas
sebelum dilakukan penimbunan
keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai
sebaiknya lapisan dasar
ekonomi``dan Peraturan Daerah No 7
terlindung.implikasi sebagai contoh
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
yaitu dapat dilakukan penanaman
Persampahan Pasal 16 tentang pemilahan,
rumput atau upaya lain yang cukup
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan
memadai.
dan pemrosesan akhir sampah.
Kedua, Jaringan pengumpul
Syarat pembangunan fasilitas
lindiPipa jaringan pengumpul lindi di dasar
perlindungan lingkungan pada
TPA berfungsi untuk mengalirkan lindi
pengolahan TPA meliputi:Pertama,
yang terbentuk dari timbunan sampah ke
Lapisan dasar kedap airTempat
kolam penampung lindi.jaringan
pembuangan akhir TPA Patommo
pengumpul lindi dapat berupa pipa pvc
mempunyai cara pengolahan yang baik
berlubang yang dilindungi oleh gravel. tipe
34
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
sulitnya ruang yang pantas untuk dengan manajemen sampah yang baik akan
pembuangan merupakan masalah dapat menyebabkan banyaknya turis lokal
selanjutnya. adapun permasalahan yang yang berkunjung ke daerah tersebut guna
lain karena manajemen sampah yang sekedar memandangi alam sekitarnya
tidak tertangani, seperti ; Pertama, Aspek yang bersih, terlebih lagi bila daerah
kesehatanSampah yang tidak terkendali tersebut terdapat area wisata, pastinya akan
dengan jumlahnya yang menggunung atau semakin banyak wisatawan lokal ataupun
menimbulkan bau yang tak sedap, akan mancanegara yang berkunjung dan
menyebabkan berbagai jenis vektor menyebabkan semakin tingginya nilai
penyakit (serangga, tikus,cacing) ekonomi daerah tersebut.
berdatangan dan menjadikannya sebagai
Sistem pengelolaan sampah yang
rumah serta ladang hidupnya.
masih menggunakan model lama, dimana
Kedua,Aspek lingkunganSejumlah model ini sudah tidak sesuai aturan yang
sampah yang dibuang di sembarang tempat ada.Dimana timbunan sampah yang makin
atau di pembuangan sampah yang menumpuk, tidak adanya kesadaran
terkolektif namun tidak terjaga masyarakat untuk meminimalisasi sampah,
kerapihannya, maka hal ini akan tidak adanya pemilahan sampah-sampah
menyebabkan gangguan dalam hal estetika anorganik dan organik.Dan masih
lingkungan. selain halestetika, kualitas kurangnya lahan tempat pembuangan
udara di sekitarnyapun akan mengalami sampah akhir di Patommo sehingga terjadi
penurunan, udara menjadi tidak sehat penumpukan yang melebih batas tinggi
akibat hasil pembusukan sampah oleh tumpukan sampah.
mikroorganisme dan bakteri-bakteri
Berdasarkan hasil wawancara
pembusukan.
dengan bapak rehan salah satu masyarakat
Pembuangan sampah yang sekitar mengungkapkan bahwa 4 “tentang
sembarangan menyebabkan berbagai tempat pembuangan sampah akhir pada
macam gangguan lingkungan, sebut saja dasarnya mereka tidak menyetujui kalau
pembuangan sampah di areal perairan. hal lokasi tempat pembuangan sampah akhir
ini akan menyebabkan pencemaran air dan berada di dekat pemukiman warga, karena
menyebabkan kebanjiran menebar bau busuk, banyak lalat dan
sampah yang beterbangan dari bak truk
Ketiga,Aspek sosial masyarakatHal
pengangkut sampah tersebut, dan itu akan
ini begitu sangat penting bagi kemajuan
menganggu kesehatan bagi masyarakat
suatu daerah yakni menyangkut
4
pengembangan sosial ekonomi masyarakat. Wawancara dengan Bapak Rehan pada tanggal 7
maret 2019
37
Vol. 4 No. 1 Juni 2020
yang berada di sepanjang jalan menuju yang sering dipakai di negara berkembang.
TPA”. Hal yang lain di ungkapkan bapak Metode ini pada prinsipnya hanya
5
rojali salah satu pemulung bahwa “ tempat membuang sampah dan menumpuk begitu
pembuangan sampah akhir pada dasarnya saja tanpa ada penutupan dan pengelolaan
mereka sangat terbantu adanya tempat lebih lanjut.Metode penumpukan ini
pembuangan sampah akhir, karena sangat menimbulkan banyak masalah pencemaran
membantu prekonomian mereka ,akan diantaranya bau, kotor, mencemari air dan
tetapi kadang-kadang mereka takut sumber penyakit karena dapat menjadi
sewaktu-waktu timbunan sampah, akan tempat berkembangnya vektor penyakit
menimbung mereka yang sedang seperti lalat dan tikus.sehingga daerah
melakukan pemulungan sampah-sampah sekitar TPA Patommo sangat bau seperti
plastik sebab timbunan sampah yang yang dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.
makin hari makin membumbung tinggi”. Dalam Pasal 11 Peraturan Daerah No 7
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
KESIMPULAN
Persampahan, tempat pembuangan akhir
Berdasarkan hasil penelitian dan
sampah ( TPA ) Patommo sudah tidak
pembahasan mengenai pengelolaan
layak dikarenakan timbunan sampah di
sampah di tempat pembuangan akhir (
TPA patommo sudah melebihi batas atau
TPA ) Patommo (Peraturan Daerah No 7
over capacity dan perlu perluasan lahan
Tahun 2016 Tentang Pengelolaan
agar tidak membahayakan masyarakat
Persampahan), maka dapat disimpulkan
sekitar, khususnya para pemulung yang
sebagai berikut :Pertama, Tempat
mencari nafkah dari sampah yang ada di
pembuangan akhir sampah ( TPA )
TPA tersebut disebabkan menumpuknya
Patommo belum dapat memenuhi prosedur
timbunan sampah yang menggunung. Dan
kelayakkan yang sesuai dengan Peraturan
tidak adanya pendaur-ulang sampah
Daerah No 7 Tahun 2016 Tentang
plastik.
Pengelolaan Persampahan Pasal 10 sampai
Kedua, Aspek lingkungan TPA
15, karena dalam hal ini masih banyak
Patommo, Sejumlah sampah yang dibuang
kekurangan yang perlu lagi dibenahi.
di sembarang tempat atau di pembuangan
seperti terutama truk pengankut sampah
sampah yang terkolektif namun tidak
yang sudah tua, pola teknik pengelolaan
terjaga kerapihannya, maka hal ini akan
sampah yang masih menggunakan teknik
menyebabkan gangguan dalam hal estetika
open dumping yaitu teknik pembuangan
lingkungan. selain halestetika, kualitas
sampah yang tertua dan paling sederhana
udara di sekitarnyapun akan mengalami
5
Wawancara dengan Bapak Rojali pada 7 maret
2019 penurunan, udara menjadi tidak sehat
38
Vol. 4 No. 1 Juni 2020